Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kristin Imanuel

NIM : 1710111210011
Kelas : A2
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Heri Susanto, M.Pd.

Kompetensi Dasar : 3.5.Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk


dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia.
Materi : - Latar belakang masuknya agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia
- Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
- Kerajaan – kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Indikator : - Menjelaskan berbagai Teori tentang proses masuk
dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia.
- Menganalisis Kerajaan – Kerajaan Hindu-Buddha
di Indonesia.

Aspek
No Indikator Total
C1 C2 C3 C4 C5
Menjelaskan berbagai Teori
tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan 4
1 4 6 3,10
kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia.

Menganalisis Kerajaan – Kerajaan 6


2 1 2,5 9 8 7
Hindu-Buddha di Indonesia.
SOAL

1. Sebutkan masing-masing 2 Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia?


2. Jelaskan bukti bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Bercorak Hindu
Siwa?
3. Teori masuknya Hindu-Buddha di Indonesia, Yaitu:
a. Teori Brahmana.
b. Teori Ksatria.
c. Teori Waisya.
d. Teori Arus Balik.
Dari keempat Teori diatas, menurut pendapat kamu teori mana yang
paling kuat terkait dengan masuknya Hindu-Buddha di Indonesia? Jelaskan.
4. Sebutkan Teori masuknya Hindu-Buddha di Indonesia?
5. Uraiakanlah tentang kronologi perang paregreg dan dampaknya bagi Kerajaan
Majapahit?
6. Apa perbedaan antara Hindu dan Buddha?
7. Tuliskan isi dari Sumpah Palapa dan jelaskan bagaimana pendapat anda terkait
isi sumpah palapa tersebut?
8. Dalam pemerintahan suatu kerajaan pasti akan mengalami ancaman dari
kerajaan lain yang ingin menguasai wilayah kerajaan lainnya. Jelaskan Salah
satu sebab utama yang menyebabkan Raja Airlangga memindahkan pusat
kerajaannya?
9. Raja Airlangga merupakan Raja Mataram dan Kahuripan yang berhasil
menyatukan kembali wilayah-wilayah kekuasaan mataram yang terpecah.
Menjelang akhir pemerintahannya, Raja Airlangga membagikan kekuasaan
menjadi 2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pembagian kekuasaan oleh
Raja Airlangga?
10. Deskripsikan mengapa bangsa Indonesia dengan mudah menerima Ajaran
Hindu-Buddha?
Kunci Jawaban

1. 1). Kerajaan Kutai. 2). Kerajaan Tarumanegara. 3). Kerajaan Sriwijaya. 4).
Majapahit.
2. Kerajaan Kutai bercorak Hindu Siwa, hal ini dibuktikan dengan adanya
tempat Suci Waprakeswara yang merupakan tempat pemujaan dewa Siwa.
3. Teori arus balik, inilah yang paling mendekati. Dengan menitikberatkan
keaktifan orang Indonesia dalam masuknya pengaruh Hindu-Buddha di
Indonesia. Teori ini didukung oleh F.D.K Bosch. Saat pertama kali India
menjalin hubungan dengan Indonesia, bukan hanya para pedagang yang
pertama kali datang, melainkan para intelektual yang ikut menumpang kapal
pedagang. Mereka mengajarkan budaya-budaya India, (Bukan agama, karena
hanya kasta Brahmanalah yang boleh mengajarkan agama). Penduduk
pribumipun akhirnya tertarik, hal ini dikarenakan adanya kesamaan budaya.
Misalnya saja; candi dengan punden berundak, kepercayaan, dan sebagainya.
Dan orang-orang pribumipun akhirnya mendalami kebudayaan tersebut,
mereka turut menumpang kapal pedagang untuk pergi ke India. Di sana ia
pasti bertemu dengan para brahmana, dan akhirnya mendalami agama Hindu-
Buddha. Setelah itu mereka pulang dan menyampaikan ilmu yang
diperolehnya. Dengan kemampuannya, penduduk pribumi mencoba
menyesuaikan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia. Akhirnya
terjadilah akulturasi kebudayaan. Itulah sebabnya mengapa kebudayaan
Hindu-Buddha India berbeda tetapi sama dengan kebudayaan Hindu-Buddha
Indonesia. Karena 2 kebudayaan tersebut melebur menjadi satu tanpa
menghilangkan kekhasan tiap kebudayaan (Pendapat).
4. 1) Teori Brahmana
2) Teori Ksatria
3) Teori Waisya
4) Teori Arus Balik.
5. Perang Paregreg adalah perang antara Majapahit istana barat yang
dipimpin Wikramawardhana, melawan istana timur yang dipimpin Bhre
Wirabhumi. Perang ini terjadi tahun 1404-1406 dan menjadi penyebab atau
menjadi dampak utama kemunduran Majapahit. Pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk dan Wijayarajasa, hubungan
antara Majapahit istana barat dan timur masih diliputi perasaan segan,
mengingat Wijayarajasa adalah mertua Hayam Wuruk. Wijayarajasa
meninggal tahun 1398. Ia digantikan anak angkat sekaligus suami cucunya,
yaitu Bhre Wirabhumi sebagai raja istana timur. Sementara itu Hayam
Wuruk meninggal tahun 1389. Ia digantikan keponakan sekaligus
menantunya, yaitu Wikramawardhana. Ketika Indudewi meninggal dunia,
jabatan Bhre Lasem diserahkan pada putrinya, yaitu
Nagarawardhani.Tapi Wikramawardhana jugamengangkat Kusumawardhani s
ebagai Bhre Lasem. Itulah sebabnya, dalam  Pararaton terdapat dua orang
Bhre Lasem, yaitu Bhre Lasem Sang Halemu istri Bhre Wirabhumi, dan Bhre
Lasem Sang Ahayu istri Wikramawardhana.Sengketa jabatan Bhre Lasem ini
menciptakan perang dingin antara istana barat dan timur, sampai akhirnya
Nagarawardhani dan Kusumawardhani sama-sama meninggal tahun 1400. 
Wikramawardhana segera mengangkat menantunya sebagai Bhre Lasem yang
baru, yaitu istri Bhre Tumapel. Setelah kekalahan Bhre Wirabhumi, kerajaan
timur kembali bersatu dengan kerajaan barat. Akan tetapi, daerah-daerah
bawahan di luar Jawa banyak yang lepas tanpa bisa dicegah. Misalnya, tahun
1405 daerah Kalimantan Barat direbut kerajaan Tiongkok. Lalu disusul
lepasnya Palembang, Melayu, dan Malaka yang tumbuh sebagai bandar-
bandar perdagangan ramai, yang merdeka dari Majapahit.
6. Seperti yang diketahui bersama sebenarnya Agama Hindu dan Budha adalah
dua agama besar dan muncul hampir bersamaan pada abad ke – 6 SM. Dan
pertama kali kedua agama ini muncul di India. Jika dilihat dari banyak aspek,
sebenarnya ada beberapa perbedaan antara agama Hindu dan Budha. Beberapa
perbedaannya bisa dilihat dari bentuk pengakuannya, asal usulnya, keyakinan
akan dewa, kepercayaannya pada reinkarmasi, sistem kasta dan juga proses
dalam pelaksanaan kurbannya yang juga cukup berbeda.
1) Perbedaan Hindu dan Budha Dalam Penggunaan Kasta
Perbedaan Hindu dan Budha yang paling utama adalah dalam hal
menggunakan kasta. Dimana dalam agama Hindu setidaknya ada lima
kasta yang menjadi tingkatnnya. Diantaranya adalah Brahmana yang
ditujukan untuk Pandita / pedanda, Kstaria untuk para bangsawan dan raja,
Waisya untuk para perternak, pedagang dan petani, Sudra untuk kaum
pelayan dan paria untuk kaum pengemis dan juga gelandangan. Sedangkan
untuk agama budha tidak ada kasta atau non kasta. Dimana dalam Agama
Budha bisa menerima siapapun apapun golongannya. Mereka tidak
mengenal sama sekali pembagian golongan kasta dalam lingkup
masyarakat.
2) Perbedaan Hindu dan Budha Dalam Tradisi Lokal
Dalam hal tradisi lokal. Dengan masuknya hindu dan budha sebenarnya
tidak membuat tradisi para leluhur dari masyarakat hancur. Salah satu
contoh di Indonesia seperti Bali dan Jawa, dengan masukkan agam hindu
bisa membuat mereka bersatu dengan baik dan sempurna tanpa mengubah
ketentuan dari pada leluhur yang ada di masyarakat lokal itu sendiri.
Sedangkan untuk contoh Budha adalah dari Tibet, dimana masukkanya
budha sebenarnya tidak membuat hancur atau meruntuhkan agama asli
dari tempat tersebut, tapi justru kedua agama ini bisa menyatu dengan
sempurna.
3) Perbedaan Hindu dan Budha  Dalam Menggunakan Istilah
Perbedaan Hindu dan Budha juga dilihat dari aspek istilah yang mereka
gunakan walaupun sebenarnya memiliki arti dan tujuan yang sama. Dalam
agama hindu dikenal sebuah istilah ahamkara yang artinya ego, sedangkan
dalam agama budha juga dikenal istilah kemelekatan yang artinya
keinginan. Sebenarnya artinya hampir sama. Dalam kitabnya budha
menggunakan bahasa prakrit yang merupakan bahasa rakyat. Sedangkan
dalam agama hindu dalam kitabnya menggunakan bahasa sansekerta yang
memang sudah dikenal sangat lama sebagai bahasa paling tua didunia.
4) Perbedaan Hindu dan Budha Untuk Kitab
Perbedaan Hindu dan Budha memang sudah sangat jelas jika berbeda dari
kitab yang digunakannya sebagai salah satu pedomana untuk menjalani
kehidupannya. Untuk Hindu terdapat beberapa kitab yang cukup dikenal.
Beberapa diantaranya adalah Reg Veda, Yajur Veda, Sama Veda dan
Atharva Veda. Semua kitab ini biasanya menjadi pedoman untuk umat
hindu dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan dalam Budha dikenal
dengan nama kitab Tripitaka. Kitab ini sendiri sebenarnya terbagi dengan
nama Sutta Pitaka, Vinaya Pitaka dan Abhidharma Pitaka.
5) Perbedaan Hindu dan Budha Dalam Keyakinan
Untuk agama Hindu biasanya lebih memuja para dewa yang mereka
sangat percaya dan memiliki kekuasaan dalam hal tertentu dalam mengatur
semua makhluk hidup dimuka bumi ini. Hindu sering kali disebut sebagai
salah satu agama politeisme yang memuja banyak dewa. Tapi tidak
semuanya benar, karena dalam agama hindu sebenarnya dewa bukan
Tuhan. Menurut umat hindu sendiri, Tuhan Maha Esa hanya satu.
Sedangkan untuk Budha, dalam mencapai kesempurnaan mereka tidak
bisa melakukannya tanpa ada bantuan dari kaum Brahmana atau pada
pendeta yang mereka percaya.
7. Sumpah Palapa
Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti Palapa, amun kalah ring gurun,
ring seran, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, Saman isun Amukti Palapa.
Menurut saya ini adalah tonggak awal dalam proses penyatuan seluruh
wilayah yang pada saat itu berbentuk Kerajaan, dan dari Sumpah Palapa ini
dan cita-cita gajah mada untuk menyatukan Nusantara menjadi suatu acuan
untuk mencapai suatu kesatuan Nasional (Pendapat).
8. Karena adanya serangan dari kerajaan lain dan menghancurkan pusat kerajaan
di daha.
9. Karena penolakan Sangrama Wijaya Tungga Dewi menjadi raja dan memilih
menjadi petapa dan terjadinya perang saudara yang dilakukan oleh Garasakan
(Jayengrana) dan Samarawijaya (Jayawarsa) putra Raja Airlangga dari selir.
10. Rakyat indonesia mudah menerima ajaran Hindu-Budha karena Budaya India
di dukung oleh para raja dan penguasa di Indonesia yang mengadaptasi
budaya ini. Budaya India bisa membaur atau berasimilasi dengan budaya lokal
di Indonesia. Sifat rakyat Indonesia yang terbuka menerima budaya luar
Seiring dengan masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia, dimulai dari
sekitar abad ke 4 Masehi, budaya India pun masuk ke Indonesia. Masuknya
budaya ini sangat berpengaruh besar terhadap peradaban di Indonesia. Budaya
yang masuk ini bisa dilihat dari penggunaan bahasa Sansekerta, tulisan
Pallawa, arsitektur candi dan istana, cerita epik Mahabarata dan Ramayana
serta sistem politik kerajaan. Budaya India ini bisa masuk dan diterima oleh
masyarakat Indonesia. Ini tak lepas dari dukungan para penguasa di Indonesia
pada masa itu. Para penguasa seperti di Kutai, Kalinga dan Tarumanegara
mengadaptasikan budaya India sebagai salah satu cara untuk memperkuat
wibawa kerajaan. Para penguasa ini mengadaptasikan konsep kerajaan dari
India, dimana raja dianggap sebagai titisan dari dewa di muka bumi.
Pembangunan candi dengan arsitektur India dan penggunaan gelar dalam
bahasa Sansekerta juga merupakan salah satu upaya memperkuat wibawa
kerajaan. Selain itu Rakyat Indonesia mudah menerima ajaran Hindu-Buddha
karena tidak ada unsur pemaksaan untuk menganut agama Hindu-Buddha dan
juga kebudayaan awal Indonesia hampir sama dengan kebudayaan Hindu-
Buddha. Tidak ada unsur pemaksaan untuk menganut agama Hindu-Buddha
adalah anggapan bahwa seseorang  tidak dapat menjadi Hindu, tetapi
seseorang itu lahir sebagai Hindu.  Anggapan inilah yang membuat para
Brahmana agama Hindu tidak terbebani dalam menyebarkan agama Hindu di
Indonesia. Jadi, orang-orang  Indonesia yang pasti pada mulanya tidak
dilahirkan sebagai  Hindu dapat beragama Hindu. Alasan yang kedua adalah
sistem pemerintahan dalam masyarakat. Orang Indonesia telah memilih salah
seorang anggota masyarakat sebagai kepala suku, yang dianggap sebagai
wakil dari nenek moyang. Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia, meski
sistem pemerintahan berubah dengan dipimpin suatu kelompok masyarakat
oleh seorang raja, perubahan ini dapat diterima dengan baik oleh orang-orang
Indonesia. Karena dengan adanya raja, rakyat merasa terlindungi dan
kesejahteraannya tercukupi. Begitu pula dengan sistem kepercayaan. Orang-
orang Indonesia jaman dahulu masih memuja roh nenek moyang dan
mempercayai benda-benda yang keramat (animisme dan dinamisme), yaitu
berupa menyembah benda-benda dianggap nenek moyang mereka berada dan
juga melakukan upacara pemujaan roh nenek moyang. Hal ini hampir mirip
dengan kepercayaan agama Hindu, dengan adanya arca dan upacara-upacara
yang dilaksanakan oleh Hindu.

Anda mungkin juga menyukai