Anda di halaman 1dari 7

Tatalaksana Gangguan Elektrolit Fokus pada Hipokalemia dan Hiperkalemia

(Christine Natalina Elysabeth, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta)


(christinatalina@gmail.com)

Pendahuluan
Kalium memiliki peranan penting terhadap fungsi metabolisme sel tubuh, 98% kalium
ditemukan pada cairan intraseluler, 2% terdapat pada cairan ekstraseluler. Gangguan
keseimbangan kalium merupakan gangguan elektrolit yang biasa terjadi. Hal ini disebabkan
karena adanya perubahan asupan kalium, gangguan ekskresi atau pergeseran transeluler.
Gangguan ini dapat menyebabkan gangguan transmisi impuls saraf, otot, kontraksi otot
jantung dan ketidakseimbangan asam-basa pada tubuh.

Definisi dan Epidemiologi


Kadar kalium normal dalam darah yaitu 3.5-5.0 mEq/L. Hipokalemia merupakan keadaan
dimana kalium dalam darah <3.5mEq/L, sedangkan hiperkalemia merupakan keadaan dimana
kadar kalium dalam darah >5.0 mEq/L.
Sebagian besar kasus hipokalemia disebabkan oleh konsumsi obat-obatan; sekitar 20-50%
pasien yang diobati dengan diuretik hemat kalium dapat menyebabkan tingkat kalium dalam
serum rendah. Gagal ginjal kronis merupakan penyebab terjadinya hyperkalemia.
Randomized Aldactone Evaluation Study mempublikasi bahwa tingginya penggunaan
Spironolactone (obat antagonis aldosterone diuretik) meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas dari hiperkalemia.

Fisiologi
Kebutuhan harian kalium pada orang dewasa sekitar 40-50mEq. Kalium diekskresikan 80%
oleh ginjal, 15% dalam feses, dan 5% dalam keringat. Ketika ada gangguan pada ginjal,
saluran pencernaan mampu mengeliminasi kalium sekitar 30% dari pemasukan asupan
kalium. Pengaturan kalium ditentukan oleh keseimbangan asam-basa, kadar insulin plasma,
kadar katekolamin plasma dan aktivitas aldosteron.
Penyebab Hipokalemia dan Hiperkalemia
Hipokalemia dapat disebabkan karena konsumsi kehilangan kalium yang abnormal,
pergeseran transeluler, dan tidak cukupnya asupan kalium. Namun penyebab tersering
terjadinya hipokalemia adalah kehilangan kalium abnormal yang disebabkan karena
penggunaan obat-obatan seperti diuretik, kortikosteroid; gangguan saluran pencernaan,
seperti diare; kehilangan kalium karena gangguan ginjal, hipomagnesemia, dan dialisis.
Sedangkan penyebab terjadinya hiperkalemia adalah asupan kalium yang berlebih, gangguan
ekskresi kalium, dan pergeseran transeluler. Penyebab hiperkalemia sering disebabkan karena
multifaktor, dengan gangguan fungsi ginjal, penggunaan obat-obatan, dan hiperglikemia
sebagai kontributor utama.

Klasifikasi Hipokalemia dan Hiperkalemia

Hipokalemia

Kategori Skor
Ringan >3.0-3.5 mEq/L
Sedang 2.5-3.0 mEq/L
Berat <2.5 mEq/L

Hiperkalemia

Kategori Skor
Ringan 5.1-6.0 mEq/L
Sedang 6.1-7.0 mEq/L
Berat >7 mEq/L

Gejala Hipokalemia dan Hiperkalemia


Gejala dan tanda hipokalemia ringan biasanya asimptomatik dan dapat ditemukan dengan
pemeriksaan darah rutin. Gejala hipokalemia sedang yaitu kram, kelemahan, dan mialgia,
sedangkan pada hipokalemia berat dapat ditemukan perubahan pada EKG
(elektrokardiogram) berupa depresi segmen ST atau ST segmen merata, gelombang T inversi
dan atau gelombang U elevasi; aritmia dan paralisis.
Gejala dan tanda pada hiperkalemia ringan biasanya asimptomatik, efek terhadap jantung
cenderung kecil. Gejala pada hiperkalemia sedang sudah dapat membuat perubahan pada
EKG, sedangkan pada hiperkalemia berat dapat menimbulkan supresi terhadap aktivitas
kelistrikan jantung sehingga dapat menyebabkan kematian. Tetapi gejala yang sering timbul
pada hiperkalemia adalah mual, lemas, lemah otot dan kesemutan.

Tatalaksana pada Hipokalemia dan Hiperkalemia


Penanganan utama pada hipokalemia dan hiperkalemia bertujuan untuk mencegah terjadinya
kematian karena konduksi jantung dan disfungsi neuromuskular. Hipokalemia yang
disebabkan karena penggunaan diuretik dianjurkan untuk penghentian dalam penggunaannya
atau pengurangan dosis obat tersebut.
Penggunaan kalium secara intravena dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia dan
dapat menyebabkan sakit serta flebitis. Hipokalemia berat dengan gejala dan tanda serta
perubahan pada EKG dikoreksi dengan kalium intravena dengan penggunaan 20-40 mmol
dalam 1 L normal saline. Koreksi kalium tersebut tidak melebihi 20 mmol dalam 1 jam. Pada
anak-anak dosis kalium yang diberikan 0.5-1.0 mmol/L/kgBB dalam satu jam (dosis
maksimal 40 mmol). (Lih. Algoritma 1)
Pasien dengan keadaan hiperkalemia dianjurkan untuk melakukan diet kalium dengan
pemantauan ketat, hingga gangguan yang mendasarinya teratasi dan kalium dapat
tereliminasi. (Lih. Algoritme 2; Tabel 1)

Algoritma 1. Evaluasi pada Hipokalemia

Kalium <3.6 mEq/L (3.6 mmol per L)


Periksa magnesium dan berikan bila rendah

Gejala khas?*

Pseudohipokalemia

Etiologi: intake rendah atau


Pergeseran transelular

Tidak Ya

Kalium dalam urin:


kreatinin perbaiki berdasarkan etiologi
Algoritma 2. Evaluasi pada Hiperkalemia

ya
Terapi cepat
tidak
ya
Tida ada
tindakan
tidak lanjut

ya
Evaluasi untuk kondisi
terkait

tidak
Kalium >5 mEq/L(5 mmol per L)
Evaluasi penyebab
yang berpotensi
Pertimbangkan
Kalium 5-5.9 mEq/L (5-5.9 mmol/L) Ya modifikasi diet
dan tidak ada factor risiko?* Pertimbangkan
pengaturan
medikamentosa
Pertimbangkan
Kalium >6 mEq/L dengan
(6 mmol per L) atau factor risiko?* polystyrene
sulfonate
(Kayezalate) +
Perubahan pada EKG?

Tidak Ya

A Berikan insulin dan glukosa, A Berikan kalsium (IV)


dengan atau tanpa nebulasi albuterol sebagai tambahan
Pertimbangkan dialisa
EKG secara serial dan monitor jantung

Monitor kalium serum, glukosa

Kalium <6 mEq/L?

Tidak Ya
A
Kembali ke A Lanjutkan monitor kalium
Monitor jantung lebih lanjut
Evaluasi penyebab yang berpotensi
Pertimbangkan modifikasi diet
Pertimbangkan pengaturan medikamentosa
Pertimbangkan dengan polystyrene sulfonate +

*Simptom hiperkalemia, hiperkalemia akut, penyakit jantung yang mendasarinya, sirosis, atau
penyakit ginjal.
+Hindari pada pasien dengan atau berisiko dengan fungsi usus abnormal.

Tabel 1. Medikamentosa Untuk Pengobatan


Hiperkalemia
Pengobatan Dosis Onset Durasi
Akut      
Kalsium Kalsium klorida,10 ml dengan segera 30-60 menit
  larutan IV 5-10 menit, atau    
  kalsium glukonat, 30 ml dengan    
  10% larutan IV 5-10 menit    

Insulin Insulin reguler, 10 unit IV diikuti 15 menit  2 jam


segera 50 ml dengan 50%
  glukosa    
  (25 g) IV    

Albuterol 10-20 mg 30 menit  2 jam


  nebulasi    

Subakut      
Sodium Oral: 15 g, 1 sampai 4 kali sehari 2-24 jam variasi
Polystyrene      
Sulfonate Rectal: 30-50 g tiap 6 jam    
(Kayexalate)      

Daftar Pustaka
1. Keith TV, Carly M. Medication-Induced Hypokalemia. PT. 2015; 40(3):185-190
[PubMed]
2. Jane CM. Hypokalemia and Hyperkalemia. Available at
http://www.netce.com/coursecontent.php?courseid=1199#chap.2. Last accessed
October, 21 2016.
3. William CS Jr. Hyperkalemia (High Blood Potassium). Available at
http://www.medicinenet.com/hyperkalemia/article.htm#what_is_hyperkalemia. Last
Accessed October, 18 2016.
4. Anthony JV, Noah W. Potassium Disorders: Hypokalemia and Hyperkalemia.
Available at http://www.aafp.org/afp/2015/0915/p487.pdf. Last Accessed October, 21
2016.

Anda mungkin juga menyukai