Anda di halaman 1dari 35

PENGOPERASIAN PESAWAT CT SCAN

PROSPEED S
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/041 8 Juli 2008 00 1-3
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mengoperasikan pesawat CT Scan (GE ProSpeed S).

TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Pengoperasian pesawat CT Scan dilakukan oleh Radiografer.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Pesawat CT Scan diruang 1039 meliputi :
a) Panel listrik
b) Satu set pesawat CT Scan ProSpeed S
c) Multi format
2. Cara menghidupkan pesawat :
a) PDU dan voltage stabiliser harus selalu hidup/on.
b) Tekan tombol hijau pada dinding untuk menghidupkan detektor
dan ini selalu pada posisi “ON”, bila terjadi gangguan PLN (PLN
mati) maka detektor akan ikut mati sehingga bila PLN hidup maka
segera hidupkan kembali, jika tidak dihidupkan maka diperlukan
waktu ± 2 jam untuk bisa mengoperasikan pesawat CT Scan
(pemanasan detektor).
c) Untuk menghidupkan CT Scan tekan power switch di OC ke “on”,
tunggu sebentar untuk “preparasi”, kemudian akan timbul kata
“date”, enter timbul “time” dan enter lagi timbul “ProSpeed S”
pada monitor dan pada “touch screen” akan timbul “new patient”
dan “warm up”.
d) Lakukan “warm up” hingga selesai dan akan tampak pada “touch
screen” yang berkedip hanya “new patient”.

PENGOPERASIAN PESAWAT CT SCAN


PROSPEED S
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/041 8 Juli 2008 00 2-3
PROSEDUR 3. Cara mengoperasionalkan pesawat CT Scan untuk pasien :
a) Setelah “warm up” selesai maka akan tampak pada “touch screen”
yang berkedip adalah “new patient”.
b) Tekan tombol “new patient” dan masukkan data pasien seperti
nomor CT Scan, nama pasien, jenis kelamin, umur, dokter
pengirim dan keterangan klinis.
c) Tekan pada “Touch Screen Patient Anatomy (pemeriksaan yang
diminta), kemudian tekan “END” pada “keyboard”.
d) Atur pasien pada meja pemeriksaan kemudian tekan “Posn light'
sehingga timbul “cross line”, atur cross line (yang merupakan
petunjuk “center point”) tepat pada pertengahan “Patient Anatomy,
selanjutnya tekan tombol bertuliskan “Zero” dan “Move to Scan”
sampai terlihat tombol “IN” berkedip dan kemudian tekan tombol
1 “IN” sampai habis.
e) Pada “touch screen” tekan tombol yang berkedip mulai dari
“confirm, table set, set dan start” hingga sinar-X terjadi, maka akan
timbul pada monitor “Patient Anatomy” atau “Scout Patient” yang
diinginkan.
f) Pada pasien anatomi akan timbul dua garis potong:
 Bila menggunakan CT manual maka untuk menentukan tebal
irisan dan intervalnya dengan cara menekan “shift” dan tekan
△ secara bersamaan sehingga hanya tinggal satu baris.
Selanjutnya tentukan tebal irisan, interval dan perlu penyudutan
atau tidak (pilihan tebal dan interval irisan adalah (1,3,5,10
mm) setelah itu tekan pada “keyboard” enter dan “END”.
 Bila menggunakan CT yang sudah diprogram maka setelah
timbul 2 garis (tebal dan interval sudah terprogram), atur
penyudutan dan pada “keyboard” tekan “enter” dan tekan
“END”.
g) Setelah tekan “END” pada “keyboard” maka akan timbul jenis
scan yang akan dipakai yaitu H-Helical, F-Fast dan C-Cluster,
selanjutnya tekan tombol yang berkedip pada “touch screen” yaitu
“CONFIRM” dan “TABLE SET”, kemudian atur sudut

PENGOPERASIAN PESAWAT CT SCAN


PROSPEED S
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/041 8 Juli 2008 00 3-3
PROSEDUR kemiringan ganti sesuai yang tertera pada “Touch Screen” dengan
cara menekan pada ganti FWD untuk sudut kedepan dan BWD
untuk kebelakang sampai berhenti, selanjutnya tekan “SET” dan
“START” maka sinar-X terjadi.
h) Pada saat sinar-X terjadi maka secara bersamaan akan timbul
gambar potongan organ yang dikehendaki pada layar monitor
secara berurutan sampai sejumlah garis potong.
i) Bila pemeriksaan memerlukan bahan kontras maka kemudian
tekan pada “touch screen” tombol bertanda spuit dan juga tekan
“NEW SERIES” selanjutnya masukkan pada “Description” kata
“Post Contrast” lalu lakukan Re Scan (scan ulang), secara
bersamaan akan timbul gambar potongan organ yang sudah
memakai bahan kontras sesuai gambar scan yang pertama.
j) Bila pemeriksaan telah selesai maka tekan “END” pada “touch
screen” dan posisi pesawat “stand by” untuk pasien berikutnya dan
akan terlihat “NEW PATIENT” berkedip.
k) Pemeriksaan telah selesai maka untuk mencetak gambar pada film
CT scan akan mempergunakan mesin pencetak film KCR.
4. Cara mematikan pesawat CT Scan “ProSpeed S” pada saat “NEW
PATIENT” berkedip tekan “PAT LIST” dan “END” pada “keyboard”
dan selanjutnya tekan tombol power pada posisi “OFF”.

UNIT TERKAIT ---

RADIOLOGI

PERATURAN DOKTER JAGA RADIOLOGI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


SOP/RAD/042 01 1-1
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara mengatur jaga ”ON CALL” dokter spesialis Radiologi.

TUJUAN Agar dapat memberi pelayanan radiologi yang cepat, tepat, menyenangkan
dan efisien untuk membantu menegakkan diagnosa oleh dokter spesialis
radiologi di luar jam praktek dan atau pada hari libur besar/libur nasional.
KEBIJAKAN Daftar jaga ”on call” dokter spesialis radiologi dibuat oleh Kepala Unit
Radiologi.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Petugas jaga radiologi akan memberitahu dokter jaga radiologi (jaga
“on call” yang sesuai dengan daftar jaga “on call” untuk dokter
spesialis radiologi dan atau dokter pengganti melalui telepon rumah
atau telpon genggam bahwa di Unit radiologi Mayapada Hospital ada
foto rontgen yang harus segera dibaca.
2. Bila dokter jaga spesialis radiologi berhalangan tugas dan atau cuti,
maka diharuskan memberitahu Kepala Unit Radiologi dan bila ada
pertukaran jaga “on call” maka diharuskan memberitahu petugas yang
sedang dinas di Unit radiologi.
3. Bila dokter jaga “on call” spesialis radiologi sulit dihubungi maka
ditunggu sampai 30 menit, setelah itu segera menghubungi dokter
spesialis radiologi yang lain.
4. Bila dokter jaga/dokter spesialis radiologi yang bisa dihubungi sampai
60 menit belum juga datang dan tidak ada berita, maka selanjutnya
melapor/menghubungi Kepala Unit Radiologi.
5. Semua prosedur pemberitahuan dokter jaga “on call” tersebut harus
ditulis dalam buku laporan jaga radiografer.
UNIT TERKAIT ---

MENYUSUN DOKUMEN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/043 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara menyusun dokumen di Unit radiologi.

TUJUAN Agar dokumen/arsip permintaan pemeriksaan radiologi tertata dengan baik


sehingga bila diperlukan akan diperoleh dengan cepat, tepat,
menyenangkan dan efisien.
KEBIJAKAN 1. Menyusun dokumen dilakukan oleh administrasi radiologi.
2. Di simpan di unit radiologi.
PROSEDUR Persiapan :
1. Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis
dari pasien tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.
2. Surat persetujuan tindakan radiologi (SPTR) diisi dan ditandatangani
oleh pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh dokter yang
menerangkan dan atau ditandatangani oleh dokter spesialis radiologi.
3. Formulir persiapan pemeriksaan khusus radiologi (FPPKR) harus diisi
oleh petugas radiologi (radiografer dan administrasi), ini untuk pasien
yang memerlukan kontras.
4. Formulir hasil pemeriksaan radiologi (FHPR) yang sudah ada jawaban
dokter spesialis radiologi (lembar ke-3 warna biru).
Pelaksanaan :
1. Untuk pemeriksaan radiologi non kontras maka dokumen yang
disimpan adalah formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR)
dan formulir hasil pemeriksaan radiologi.
2. Untuk pemeriksaan radiologi dengan kontras maka dokumen yang
disimpan adalah formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR),
formulir hasil pemeriksaan radiologi (FHPR), formulir surat
persetujuan tindakan radiologi (SPTR) dan formulir persiapan khusus
radiologi (FPKR).
3. Untuk pemeriksaan radiologi yang tidak ada jawaban dokter spesialis
radiologi maka dokumen yang disimpan adalah formulir permohonan
pemeriksaan radiologi (FPPR).

MENYUSUN DOKUMEN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/043 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR 4. Setiap dokumen akan dijadikan satu untuk setiap pasien kemudian
disusun secara urut berdasarkan nomor rontgen/nomor CT Scan dari
nomor kecil ke nomor besar dalam satu binder, satu binder akan
memuat 200 dokumen pasien.
5. Setiap binder yang telah penuh akan diberi label berisi :
 Jenis dokumen pemeriksaan :
 Pemeriksaan radiologi konvensional
 Pemeriksaan radiologi CT Scan
 Pemeriksaan radiologi dental
 Pemeriksaan radiologi MRI
 Pemeriksaan radiologi USG
 Nomor rontgen pemeriksaan
 Tanggal, bulan dan tahun pemeriksaan
6. Binder yang sudah penuh dan lengkap akan disusun di lemari
berdasarkan nomor urut rontgen dari yang kecil ke yang besar, juga
jenis dokumen pemeriksaan radiologi harus dipisahkan.
7. Binder yang sudah disimpan di radiologi selama 3 tahun bisa
dimusnahkan.
8. Pemusnahan dokumen harus dibuat berita acaranya.

UNIT TERKAIT MR, Marketing


PEMBERIAN LABEL IDENTITAS PASIEN PADA
FILM
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/044 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara pemberian label identitas pasien pada film.

TUJUAN Untuk memastikan bahwa setiap film hasil pemeriksaan radiologi tercetak
identitas pasien sehingga kwalitas hasil pemeriksaan radiologi dapat terjaga
dengan baik.
KEBIJAKAN 1. Pemberian label identitas pasien pada film dilakukan oleh radiografer
dan atau asisten kamar gelap.
2. Pemberian label identitas pasien pada film dilakukan di kamar gelap.
PROSEDUR Persiapan :
1. Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis
dari pasien tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.
2. Formulir tanda pengambilan hasil (FTPH) yang sudah diisi identitas
pasien (nama, umur, nomor rontgen, dan jenis pemeriksaan).
Pelaksanaan :
1. Pemberian label identitas pasien pada film mempergunakan alat
pencetak label pada film curix ID camera.
2. Cara mempergunakan curix ID camera :
 Hidupkan curix ID camera dengan menekan switch pada posisi
“on”, sebelumnya hubungkan dengan sumber arus, curix ID,
camera harus selalu dalam posisi hidup.
 Atur tanggal dan jam pada curix ID camera, selanjutnya akan
berubah secara otomatis.
 Meletakkan posisi formulir tanda pengambilan hasil (FTPH) pada
curix ID camera vertikal untuk pemeriksaan rediologi secara PA
(postero anterior) dan horizontal untuk pemeriksaan radiologi
secara AP (antero posterior).
 Setelah FTPH terpasang maka masukkan kaset berisi film yang
sudah di foto dengan posisi jendela kaset untuk L.I.P (label
identitas pasien) pada sebelah kiri atas.

PEMBERIAN LABEL IDENTITAS PASIEN PADA


FILM
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/044 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR  Setelah posisi kaset di dalam alat curix ID camera maka tunggu
sampai ada tanda bunyi jendela kaset terbuka dan menutup
kembali, setelah itu kaset tarik kembali dan film siap untuk
diproses dengan mesin prosesing film.
3. Setelah film keluar dari mesin prosesing film maka akan tercetak pada
daerah label film identitas pasien, posisi pemeriksaan PA atau AP,
tanggal dan jam pada saat pemberian label identitas pasien.
4. Formulir tanda pengambilan hasil (FTPH) yang sudah dipergunakan
akan disimpan, penyimpanan diatur berurutan dari nomor rontgen kecil
ke nomor rontgen besar dalam satu binder. Pada binder akan diberi
label berisikan nomor urut rontgen yang termuat didalamnya dan
disusun berurutan di dalam lemari.
5. Binder berisi FPTH yang sudah disimpan selama 6 bulan bisa
dimusnahkan.
6. Pemusnahan binder harus dibuat berita acaranya.

UNIT TERKAIT ---

RADIOLOGI

CARA MEMPERGUNAKAN FILM BADGE

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


SOP/RAD/045 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara mempergunakan film badge untuk petugas radiasi.

TUJUAN Untuk mendapatkan standarisasi pemakaian film badge bagi petugas


radiologi sehingga akan didapat data yang akurat tentang jumlah dosis
radiasi yang diterima petugas radiologi setiap bulannya.
KEBIJAKAN 1. Film badge dipergunakan sesuai nomor dan nama pada film badge
oleh petugas radiologi yang bersangkutan.
2. Film badge hanya digunakan di Unit radiologi mayapada hospital.
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Film badge yang terdiri dari film holder dan film monitoring personil
diperoleh dari bagian umum setiap 3 bulan sekali.
2. Film badge harus sudah ditukar pada setiap tanggal 1 bulan berjalan.
3. Cara menukar film badge :
 Buka film holder ambil filmnya dan tukar dengan yang baru.
 Memasang film jangan sampai terbalik posisinya, nomor pada film
harus terlihat pada jendela bagian depan film holder dan jangan
sampai tertukar milik petugas radiologi yang lain.
 Tutup kembali film holder dan kunci.
4. Cara memakai film badge adalah dengan menempatkan film badge
pada daerah sekitar panggul bagian depan sebelah kiri atau kanan
dengan cara menjepitkan pada baju.
5. Film badge hanya digunakan pada saat bertugas di Unit radiologi.
6. Bila sedang bekerja dengan pesawat fluoroscopi maka posisi film
badge harus dibelakang baju timbal.
7. Film badge yang sudah dipakai dikumpulkan dan dikirim ke bagian
umum untuk selanjutnya oleh bagian umum dikirim ke BAPENTEN
untuk diproses sehingga akan didapat dosis radiasi yang diterima setiap
bulannya.
8. Hasil penghitungan dosis yang diterima setiap petugas radiologi oleh
BAPENTEN akan dikirim ke bagian umum mayapada hospital. Dari
bagian umum hasil tersebut di kirim ke bagian radiologi.

CARA MEMPERGUNAKAN FILM BADGE

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/045 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR 9. Di bagian radiologi dosis perorangan akan dimasukkan kedalam kartu
dosis perorangan.
10. Bila dosis perorangan melebihi dosis yang ditetapkan, maka kepala
Unit radiologi akan melaporkan ke bagian SDM.
11. Bagian SDM akan membuat rekomendasi ke dokter karyawan agar
bisa dilakukan pemeriksaan kesehatan, berupa pemeriksaan fisik,
periksa laboratorium dan rontgen thorax.
12. Hasil pemeriksaan kesehatan bila normal maka selesai, sedang bila ada
kelainan maka petugas radiologi tersebut harus mendapat cuti radiasi.

UNIT TERKAIT Keuangan, HR & GA


RADIOLOGI

MEMPERSIAPKAN PASIEN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


SOP/RAD/046 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara mempersiapkan pasien di Unit radiologi.

TUJUAN Agar pelayanan di radiologi terasa nyaman dan pasien menjadi kooperatif
sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, menyenangkan
dan efisien untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Mempersiapkan pasien dilakukan oleh radiografer.
PROSEDUR Persiapan
1. Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis
dari pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
2. Formulir surat persetujuan tindakan radiologi (FSPTR) diisi dan
ditandatangani oleh pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh
dokter yang menerangkan dan atau ditandatangani oleh dokter spesialis
radiologi.
3. Formulir persiapan pemeriksaan khusus radiologi (FPPKR) harus diisi
oleh petugas radiologi (radiografer dan administrasi), ini untuk pasien
yang memerlukan kontras.
4. Formulir tanda pengambilan hasil (FTPH) diisi lengkap oleh
administrasi radiologi dan atau radiografer. Isinya adalah nama, umur,
nomor foto, jenis kelamin dan jenis pemeriksaan.

Pelaksanaan :
1. Untuk pasien yang tidak memerlukan ganti pakaian :
a) Panggil pasien sesuai dengan yang tertera pada formulir tanda
pengambilan hasil (FTPH).
b) Beri penjelasan kepada pasien tentang pemeriksaan radiologi yang
akan dilakukan.
c) Dimohon untuk melepas perhiasan bila pasien mengenakan
perhiasan.
d) Siap untuk dilakukan pemeriksaan radiologi

MEMPERSIAPKAN PASIEN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/046 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR 2. Untuk pasien yang memerlukan ganti pakaian :
a) Panggil pasien sesuai dengan yang tertera pada formulir tanda
pengambilan hasil (FTPH).
b) Beri penjelasan kepada pasien tentang pemeriksaan radiologi yang
akan dilakukan.
c) Untuk foto thorax maka dimohon untuk membuka baju bagian atas
(termasuk pakaian dalam untuk wanita) dan segera untuk memakai
baju milik rumah sakit (baju pasien) di ruang ganti dengan posisi
belahan baju di bagian belakang badan. Bila pasien
mempergunakan perhiasan (kalung) maka mohon untuk dibuka.
d) Untuk pemeriksaan traktus urinarius, traktus digestivus, tulang
belakang maka dimohon kepada pasien untuk membuka seluruh
pakaian kecuali pakaian dalam bawah dan untuk segera
mengenakan baju milik rumah sakit (baju pasien) di ruang ganti
dengan posisi belahan baju di bagian belakang badan.
e) Untuk pemeriksaan HSG maka dimohon kepada pasien untuk
membuka baju bagian bawah termasuk baju dalam dan segera
mengenakan baju milik rumah sakit (baju pasien) di ruang ganti
dengan posisi belahan baju di bagian depan badan.
f) Dimohon kepada pasien untuk terlebih dahulu buang air kecil
(BAK) dan buang air besar (BAB) pada pemeriksaan tertentu.
g) Dipersilahkan pada pasien untuk naik dan tiduran di meja
pemeriksaan.
h) Pasien siap dilakukan pemeriksaan radiologi.

UNIT TERKAIT ---


PEMERIKSAAN ULANG IDENTITAS PASIEN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/047 8 Juli 2008 00 1-1
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara untuk memeriksa ulang identitas pasien.

TUJUAN Untuk memastikan semua hasil pemeriksaan radiologi sudah memiliki


identitas pasien yang sesuai dengan identitas pasien yang diperiksa.
KEBIJAKAN Pemeriksaan ulang identitas pasien harus dilakukan oleh yang
menyerahkan hasil pemeriksaan tersebut.
PROSEDUR Persiapan :
1. Formulir pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan ditandatangani oleh
dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis pasien tersebut,
selanjutnya diterima di bagian radiologi.
2. Formulir hasil pemeriksaan radiologi (FHPR) yang sudah ada jawaban
expertise dari dokter spesialis radiologi.
3. Amplop foto rontgen.

Pelaksanaan :
1. Semua hasil pemeriksaan radiologi sebelum diserahkan pada pasien
harus diperiksa kembali identitas pasien yang tertera pada film rontgen,
FHPR, dan amplop rontgen harus sama dan sesuai dengan yang dibuat
di FTPH.
2. Bila jumlah film lebih dari satu lembar maka harus diperiksa lembar
demi lembar.

UNIT TERKAIT ---

PENGOPERASIAN PESAWAT RONTGEN


PANORAMIK
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/048 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital
Dr. S Chandra Rahardja
PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mengoperasikan pesawat rontgen di ruang 1022
(pesawat panoramik PC 1000).
TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Pengoperasian alat rontgen dilakukan oleh radiografer.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Pesawat rontgen di ruang 1022 meliputi :
a) Panel listrik
b) Stavol
c) Pesawat panoramik PC 100
2. Cara menghidupkan pesawat :
a) Menghidupkan panel utama dengan cara menekan tombol warna
hijau.
b) Menghidupkan stavol
c) Menghidupkan pesawat panoramik dengan menekan “main
switch”, pesawat siap dipergunakan untuk foto panoramik dan atau
cephalometri.
3. Cara membuat foto rontgen :
a) Foto rontgen panoramik.
 Tekan “switch” pada posisi PAN
 Atur film drum dikanan atau kiri pasien dengan menekan
“switch” kanan atau kiri, kemudian tekan “preset”.
 Pastikan sentrasi (sinar laser) tepat pada “center poin” pada film
drum.
 Pastikan jendela kolimator pada posisi PAN.

RADIOLOGI
PENGOPERASIAN PESAWAT RONTGEN
PANORAMIK
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
SOP/RAD/048 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR  Pasang kaset panoramik pada film drum, kemudian putarlah
film drum sehingga garis R2 pada film panoramik harus tepat
satu garis dengan tanda L untuk posisi film drum disebelah kiri
pasien dan sebaliknya garis L2 pada kaset panoramik harus
tepat satu garis dengan tanda R untuk posisi film drum di kanan
pasien.
 Atur faktor eksporsi untuk panoramik yaitu untuk anak-anak
70-75 KV dengan 6 mA dan 12 second dan dewasa 80-90 KV
dengan 6 mA dan 12 second.
 Atur posisi pasien.
 Lakukan eksposi dengan menekan “hans switch”, pertama
untuk pemanasan dan kedua untuk sinar-X.
b) Foto rontgen cephalometri :
 Tekan switch pada posisi CEPH.
 Pastikan jendela kolimator pada posisi lateral.
 Film drum pada posisi sebelah kanan pasien.
 Atur centrasi (sinar laser) pada “center poin”.
 Pasang film dan filter.
 Atur faktor eksposi untuk cephalometri dan atur pasien.
 Lakukan eksposi dengan menekan “hand switch” pertama untuk
pemanasan dan kedua untuk sinar-X.
c) Cara mematikan pesawat Panoramik PC 1000 turunkan semua
faktor eksposi, tekan “main switch” dan matikan stavol.

UNIT TERKAIT ---

PENGOPERASIAN PESAWAT RONTGEN GIGI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/049 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mengoperasikan pesawat rontgen di ruang 1024
(pesawat rontgen gigi MX 60S).
TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Pengoperasian alat rontgen dilakukan oleh radiografer.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Pesawat rontgen di ruang 1024 meliputi :
a) Panel listrik
b) Stavol
c) Pesawat rontgen gigi Asahi MX 60S

2. Cara menghidupkan pesawat :


a) Menghidupkan panel utama dengan cara menekan tombol warna
hijau.
b) Hubungkan dental unit dengan sumber arus.
c) Menghidupkan pesawat rontgen gigi dengan menekan “main
switch” pada posisi ON.
3. Cara membuat foto rontgen :
a) Tekan tombol ON pada meja kontrol.
b) Tekan tombol untuk pemeriksaan gigi anak-anak atau dewasa.
c) Tekan tombol gigi sesuai dengan gigi yang akan di foto (tombol ini
juga merupakan pengaturan faktor eksposi secara otomatis).
d) Letakkan film gigi pada posisi gigi yang akan difoto rontgen
dengan mempergunakan film “holder”.
e) Atur “x-ray tube” tegak lurus pada film.

PENGOPERASIAN PESAWAT RONTGEN GIGI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/049 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR f) Lakukan eksposi dengan menekan tombol warna kuning sampai
tanda lampu kuning menyala.
g) Setiap kali dilakukan pemotretan maka film dikirim kekamar gelap
dan oleh asisten kamar gelap akan diproses secara manual, yaitu
film dimasukkan kedalam developer selama ± 1 menit, kemudian
dibilas dengan air, selanjutnya dimasukkan kedalam fixer ± 5 menit
dan terakhir dibilas kembali dengan air dan film dikeringkan.
h) Radiografer dan dokter spesialis radiologi akan mengevaluasi
setiap foto.
i) Radiografer membuat identitas pasien pada kartu film gigi, dan film
akan dipasang pada kartu film gigi.
j) Pemeriksaan radiologi telah selesai :
 Untuk pasien rawat inap segera memberitahu perawat ruangan
dimana pasien dirawat agar segera menjemput pasien dan hasil
dalam amplop akan segera dikirim ± 60 menit.
 Untuk pasien rawat jalan film rontgen gigi dalam amplop akan
dikirim ke dokter pengirim melali pasien atau keluarganya ± 30
menit.
4. Cara mematikan pesawat :
a) Tombol untuk pemeriksaan gigi harus ditekan sehingga menjadi
netral.
b) Tekan “main switch” ke posisi OFF.
c) Putus hubungan pesawat dengan sumber arus.
d) Tekan tombol merah untuk mematikan panel utama.

UNIT TERKAIT ---

PEMERIKSAAN PANORAMIK

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/050 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Pemeriksaan secara radiodiagnostik dari organ gigi, mandibula dan
maxilla.
TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan dikerjakan oleh radiografer.
2. Pemeriksaan dilakukan di Unit Radiologi.
3. Ekspertise oleh dokter spesialis radiologi.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Prosedur administrasi dilakukan yaitu catat identitas pasien pada buku
pendaftaran pasien dan buku pemakaian film, beri nomor rontgen dan
buat label identitas pasien.
2. Radiografer mempersiapkan kaset panoramik.
3. Cara membuat foto rontgen :
a) Tekan “switch” pada posisi PAN.
b) Atur film drum dikanan atau kiri pasien dengan menekan “switch”
kanan atau kiri, kemudian tekan “preset”.
c) Pastikan sentrasi (sinar laser) tepat pada “center poin” pada film
drum.
d) Mengatur faktor eksposi.
e) Mengatur posisi pasien.
 Posisi pasien berdiri atau duduk dengan dagun ditempatkan
pada “Chinrest”.
 Kedua tangan memegang “hand grib”.
 Posisi garis tengah kepala ditengah “ForeheadS”, lihat kaca.
 Garis “frankfort plane” horisontal.
 Posisi leher pasien tegak.
 Kepala pasien harus dijepit dengan “temple sup”.

PEMERIKSAAN PANORAMIK

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/050 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR f) Radiografer melakukan eksposi.
g) Ambil kaset panoramik dan kirim ke kamar gelap, asisten kamar
gelap akan memproses dengan mesin pencuci film.
4. Radiografer membuat identitas pasien pada kertas label dan pada
amplop foto rontgen serta formulir hasil pemeriksaan radiologi
(FHPR).
5. Dokter spesialis radiologi dan radiografer akan menilai setiap hasil
foto.
6. Foto diserahkan ke dokter spesialis radiologi untuk dibaca dan
dibuatkan expertisenya.
7. Pemeriksaan radiologi selesai :
a) Untuk pasien rawat inap segera memberitahu perawat ruangan
dimana pasien dirawat untuk menjemput pasien, hasil foto rontgen
dan expertise dalam satu amplop akan dikirim ± 30 menit setelah
selesai pemeriksaan.
b) Untuk pasien rawat jalan foto rontgen dan expertise dalam satu
amplop akan dikirim kembali ke dokter pengirim melalui pasien
atau keluarganya ± 30 menit setalah selesai pemeriksaan.

UNIT TERKAIT RWI, RWJ, UGD


PEMERIKSAAN RONTGEN GIGI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/051 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Pemeriksaan secara radiodiagnostik dari organ gigi.

TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan dikerjakan oleh radiografer.
2. Pemeriksaan dilakukan di Unit Radiologi.
3. Ekspertise oleh dokter spesialis radiologi.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Prosedur administrasi dilakukan yaitu catat identitas pasien pada buku
pendaftaran pasien dan buku pemakaian film, beri nomor rontgen dan
buat label identitas pasien.
2. Radiografer mempersiapkan alat “film holder” dan film gigi.
3. Cara membuat foto rontgen gigi :
a) Tekan “switch” pada meja kontrol.
b) Tekan tombol untuk pemeriksaan gigi anak-anak atau dewasa.
c) Tekan tombol untuk gigi yang akan difoto rontgen, tombol ini
secara otomatis mengatur faktor eksposi.
d) Mengatur posisi pasien :
 Posisi pasien duduk dengan kepala bagian belakang menyandar.
 Letakkan film gigi pada posisi sebelah dalam dari gigi yang
akan difoto rontgen dengan mempergunakan “film holder”.
 Mengatur “tube” tegak lurus pada film gigi.
 Radiografer melakukan eksposi.
e) Film gigi yang sudah di eksposi segera dikirim kekamar gelap,
asisten kamar gelap akan memproses secara manual.

PEMERIKSAAN RONTGEN GIGI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/051 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR 4. Radiografer membuat identitas pasien pada kartu film gigi.
5. Dokter spesialis radiologi dan radiografer akan menilai setiap hasil foto
rontgen.
6. Foto diserahkan ke dokter spesialis radiologi untuk dibaca dan
expertisenya.
7. Pemeriksaan radiologi selesai :
a) Untuk pasien rawat inap segera memberitahu perawat ruangan
dimana pasien dirawat untuk menjemput pasien, hasil foto rontgen
dan expertise dalam satu amplop akan dikirim ± 30 menit setelah
selesai pemeriksaan.
b) Untuk pasien rawat jalan foto rontgen dan expertise dalam satu
amplop akan dikirim kembali ke dokter pengirim melalui pasien
atau keluarganya ± 15 menit setalah selesai pemeriksaan.

UNIT TERKAIT RWI, RWJ, UGD

PEMERIKSAAN CEPHALOMETRI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/052 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Pemeriksaan secara radiodiagnostik dari organ rahang atas, rahang bawah
dan kedudukan gigi.
TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan dikerjakan oleh radiografer.
2. Pemeriksaan dilakukan di Unit Radiologi.
3. Ekspertise oleh dokter spesialis radiologi.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Prosedur administrasi dilakukan yaitu catat identitas pasien pada buku
pendaftaran pasien dan buku pemakaian film, beri nomor rontgen dan
buat label identitas pasien.
2. Radiografer mempersiapkan kaset ukuran 24x30 cm.
3. Cara membuat foto rontgen :
a) Tekan “switch” pada posisi CEPH.
b) Atur film drum dikanan atau kiri pasien dengan menekan “switch”
kanan atau kiri, kemudian tekan “preset”.
c) Mengatur sentrasi (sinar laser) tepat pada “center point” pada
“EAR RINGS”.
d) Jendela kolimator diatur pada posisi lateral.
e) Kaset dipasang pada kaset “Holder” dengan jarak terdekat dengan
kepala, kemudian pasang “filter” pada kaset sehingga sejajar
dengan “facial bone”.
f) Atur faktor eksposi untuk cephalometri.
g) Mengatur posisi pasien :
 Posisi pasien berdiri tegak dan atau duduk dengan “Frankfort
plane” sejajar dengan lantai.

PEMERIKSAAN CEPHALOMETRI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/052 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR  Mengatur tinggi rendah pesawat dengan cara menekan
“UP/Down” sehingga “ear rods” tepat setinggi “MAE”.
 Hidung harus difiksasi dengan “nasion support” dan pasien
diberitahu supaya diam.
h) Radiografer melakukan eksposi.
i) Ambil kaset dan kirim ke bagian KCR sistem untuk proses
pembuatan gambar.
4. Radiografer membuat identitas pasien pada formulir hasil pemeriksaan
radiologi (FHPR) dan pada amplop foto rontgen.
5. Dokter spesialis radiologi dan radiografer akan menilai setiap hasil
foto.
6. Foto diserahkan ke dokter spesialis radiologi untuk dibaca dan
dibuatkan expertisenya.
7. Pemeriksaan radiologi selesai :
a) Untuk pasien rawat inap segera memberitahu perawat ruangan
dimana pasien dirawat untuk menjemput pasien, hasil foto rontgen
dan expertise dalam satu amplop akan dikirim ± 30 menit setelah
selesai pemeriksaan.
b) Untuk pasien rawat jalan foto rontgen dan expertise dalam satu
amplop akan dikirim kembali ke dokter pengirim melalui pasien
atau keluarganya ± 15 menit setalah selesai pemeriksaan.

UNIT TERKAIT RWI

RADIOLOGI
FAKTOR EKSPOSI PESAWAT RONTGEN
SIEMENS DI RUANG 1021
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
SOP/RAD/053 8 Juli 2008 00 1-3
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tabel faktor eksposi dari pesawat Siemens Sireskop CX.

TUJUAN Untuk melaksanakan pemeriksaan radiologi dengan cepat, tepat,


menyenangkan, dan efisien untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Setiap radiografer bila akan melakukan pemeriksaan radiologi dengan
pesawat Siemens Sireskop CX harus memperhatikan tabel faktor eksposi
sebagai parameter fator eksposi.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan SOP/RAD/038
2. Menentukan faktor eksposi sesuai dengan obyek yang akan di foto
rontgen dengan memperhatikan tabel faktor eksposi dibawah ini :
No Jenis Pemeriksaan KV mAs Keterangan
1. Kepala
a. Dewasa AP/PA 66 12 ½ Grid
Lateral 64 ½ 11 Grid
Waters 73 16 Grid
b. Anak AP 61 10 Grid
Lateral 60 9 Grid
Waters 68 14 Grid
c. Bayi AP 56 8 Grid
Lateral 54 7,1 Grid
d. TMJ Eisler 66 11 Grid
e. Mastoid Shuller 66 11 Grid
f. Nasale Lateral 40 2 Non Grid

FAKTOR EKSPOSI PESAWAT RONTGEN


SIEMENS DI RUANG 1021
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/053 8 Juli 2008 00 2-3
PROSEDUR No Jenis Pemeriksaan KV mAs Keterangan
2. Thorax
a. Dewasa AP 60 6,3-7,1 Grid
Lateral 70 16-18 Grid
AP/PA 45-56 5-5,6 Non Grid
b. Anak AP 45 4 Grid
Lateral 50 4 Grid
AP 43 2,8-3,6 Non Grid
c. Bayi AP 40 2,5-2,8 Non Grid
3. Vertebrae
a. Cervical AP 60 6,3-7,1 Grid
Lateral 64 6,3-7,1 Grid
Oblik 60 6,3-7,1 Grid
b. Thoracal AP 66 16 Grid
Lateral 73 18-22 Grid
c. Lumbal AP 68-73 18-20 Grid
Lateral 75-81 25-31 Grid
Oblik 73-75 22-25 Grid
4. Abdomen / Pelvis
a. Dewasa AP 66-70 16-20 Grid
LLD 68-70 20-22 Grid
b. Anak AP 60 8-10 Grid
5. Extrimitas Atas
a. Bahu AP/Axial 60 6,3 Grid
AP/Axial 52 5 Non Grid
b. Humerus AP/Lat 40 3,6 Non Grid
50 6,3 Grid
c. Antebrachi
AP/Lateral 40 3,6 Non Grid
d. Antebrahi (Gips)
AP/Lateral 45-56 5,3 Non Grid
e. Manus AP/Oblik 40 2 Non Grid
Lateral 42 3,1 Non Grid

FAKTOR EKSPOSI PESAWAT RONTGEN


SIEMENS DI RUANG 1021
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/053 8 Juli 2008 00 3-3
PROSEDUR No Jenis Pemeriksaan KV mAs Keterangan
6. Extrimitas Bawah
a. Femur AP/Lateral 60 6,3 Non Grid
AP/Lateral 64-66 12 ½ Grid
b. Genu AP/Lateral 45-50 4-5 Non Grid
c. Genu AP/Lateral
(Gips) 5,6 6,3 Non Grid
d. Cruris AP/Lateral 45-50 4-5 Non Grid
e. Cruris AP/Lateral
(Gips) 5,6 6,3 Non Grid
f. Ankle AP/Lateral 45 3,2-4 Non Grid
g. Calc aneus Axial 46 4,5 Non Grid
h. Pedis AP 42 2,8 Non Grid
Obli k 42 3 Non Grid
7. Pemeriksaan Fluoroskopi :
a. MD PA 64-70 14-20 Grid
Obli k 70-75 18-22 Grid
b. Barium Enema :
Kontras tunggal 64-70 16-20 Grid
Kontras ganda 63-68 14-16 Grid
Anak 56-60 12 ½ Grid
c. HSG PA 66-68 16-18 Grid
d. Plebografi 53-56 6,3 Grid
e. Myelografi:
Cervic al AP 66-68 14-16 Grid
Lateral 70 16-18 Grid
Lumbal AP 68-70 18-20 Grid
Lateral 75-81 25-32 Grid
Obli k 72-75 20-25 Grid

UNIT TERKAIT ---

FAKTOR EKSPOSI PESAWAT RONTGEN


LISTEM DI RUANG 1024
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/054 8 Juli 2008 00 1-3
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tabel faktor eksposi dari pesawat Listem DXG-525 R.

TUJUAN Untuk melaksanakan pemeriksaan radiologi dengan cepat, tepat,


menyenangkan, dan efisien untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Setiap radiografer bila akan melakukan pemeriksaan radiologi dengan
pesawat Listem DXG-525 harus memperhatikan tabel faktor eksposi
sebagai parameter fator eksposi.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan SOP/RAD/037
2. Menentukan faktor eksposi sesuai dengan obyek yang akan di foto
rontgen dengan memperhatikan tabel faktor eksposi dibawah ini :
No Jenis Pemeriksaan KV mAs Keterangan
1. Kepala
a. Dewasa AP/PA 70 16-18 Grid
Lateral 66-68 16 Grid
Waters 76 20 Grid
b. Anak AP 66 12 Grid
Lateral 64 10 Grid
Waters 68 14 Grid
c. Bayi AP 62 8 Grid
Lateral 60 8 Grid
d. TMJ Eisler 70 14 Grid
e. Mastoid Shuller 70 16 Grid
f. Nasale Lateral 40 4 Non Grid

FAKTOR EKSPOSI PESAWAT RONTGEN


LISTEM DI RUANG 1024
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/054 8 Juli 2008 00 2-3
PROSEDUR No Jenis Pemeriksaan KV mAs Keterangan
2. Thorax
a. Dewasa AP 60 10 Grid
Lateral 70 16 Grid
AP/PA 58 08/10/08 Non Grid
b. Anak AP 55 7 Grid
Lateral 60 10 Grid
AP 50 7 Non Grid
c. Bayi AP 42-44 4-6 Non Grid
3. Vertebrae
a. Cervical AP 60 10 Grid
Lateral 64 12 Grid
Oblik 64 12 Grid
b. Thoracal AP 70 18 Grid
Lateral 76 20-22 Grid
c. Lumbal AP 70-76 20-22 Grid
Lateral 80 25-30 Grid
Oblik 73-75 22-25 Grid
4. Abdomen / Pelvis
a. Dewasa AP 70-76 20—22 Grid
LLD 70-76 20-22 Grid
b. Anak AP 66 14-18 Grid
5. Extrimitas Atas
a. Bahu AP/Axial 60 10 Grid
AP/Axial 58 8 Non Grid
b. Humerus AP/Lat 44 4 Non Grid
50 6 Grid
c. Antebrachi
AP/Lateral 43 4 Non Grid
d. Antebrahi (Gips)
AP/Lateral 48 8 Non Grid
e. Manus AP/Oblik 40 4 Non Grid
Lateral 42 4 Non Grid
FAKTOR EKSPOSI PESAWAT RONTGEN
LISTEM DI RUANG 1024
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/054 8 Juli 2008 00 3-3
PROSEDUR
No Jenis Pemeriksaan KV mAs Keterangan
6. Extrimitas Bawah
a. Femur AP/Lateral 60 8-10 Non Grid
AP/Lateral 64-70 10 Grid
b. Genu AP/Lateral 45-50 6-8 Non Grid
c. Genu AP/Lateral
(Gips) 50 6-8 Non Grid
d. Cruris AP/Lateral 45-50 6-8 Non Grid
e. Cruris AP/Lateral
(Gips) 50-56 6-8 Non Grid
f. Ankle AP/Lateral 42-46 5 Non Grid
g. Calcaneus AP 42 4 Non Grid
Axial 46 4,5 Non Grid
h. Pedis AP 44 4 Non Grid
Oblik 44 6 Non Grid
Lateral 46 6 Non Grid

UNIT TERKAIT ---

RADIOLOGI
PARAMETER UNTUK PEMERIKSAAN CT SCAN
PRO SPEED S
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
SOP/RAD/055 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tabel untuk melakukan pemeriksaan CT Scan dengan pesawat CT
Scan Pro Speed S.
TUJUAN Untuk melaksanakan pemeriksaan radiologi dengan cepat, tepat,
menyenangkan dan efisien untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Setiap radiografer bila akan melakukan pemeriksaan CT Scan dengan
pesawat CT Scan Pro Speed S harus memperhatikan paremeter untuk
pemeriksaan CT Scan yang akan dilakukan.
PROSEDUR Persiapan :
Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
Pelaksanaan :
1. Melaksanakan SOP/RAD/041
2. Melakukan pemeriksaan CT Scan harus memperhatikan parameter
yang berlaku dengan memperhatikan tabel dibawah ini :

Ketebalan Kontras foto


No Obyek FOV Irisan Keterangan
Interval WW WL
1. Kepala :
Scout 100 75 Kontras :
Fossa 3/5 22 150 50 Axial IV. 20-55 cc
Hipofise 1/1 150 50 Axial
Koronal
Upper Brain 10/10 120 50 Axial
Sinus P 3/5 Axial/
5/5 Koronal
10/10 2500 800
Bone 1500 800

PARAMETER UNTUK PEMERIKSAAN CT SCAN


PRO SPEED S
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/055 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR
Ketebalan Kontras foto
No Obyek FOV Irisan Keterangan
Interval WW WL
2. Thorax : 10/10 33
Scout 100 50 Kontras :
Medias IV. 100 cc
Tinum 500 50 Axial
Paru 1500 -100 Axial
3. Abdomen :
Scout 10/10 33 200 100 Axial Kontras :
Soft Tissue 400 100 IV. 100 cc
Oral :
I. 100cc
II. 200cc
III. 200 cc
Anal :
500cc
4. Pelvis : 10/10 33
Scout 200 100 Axial
Soft Tissue 400 100 Axial
Bone 2000 800
5. Vertebrae : 3/3 14 Kontras :
Scout 400 300 Axial IV. 100 cc
Bone 750 100 Axial
Soft Tissue 400 60
6. Nasopharynx : 5/5 20
Scout 150 100 Axial/ Kontras :
Soft Tissue 250 100 Koronal IV. 50cc
7. Extrimitas : 5/5 14
Scout 100 50 Axial Kontras :
Soft Tissue 100 200 Axial IV. 50cc
Bone 2000 800

UNIT TERKAIT ---

PERMINTAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/056 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mengajukan permintaan obat dan alat kesehatan
(alkes) kepada Unit Farmasi dari Unit Radiologi.
TUJUAN Untuk memastikan semua permintaan obat dan alkes melaui prosedur yang
benar sehingga masuk dan keluar obat dan alkes di Unit Radiologi dapat
termonitor dengan baik.
KEBIJAKAN Menetapkan alur permintaan obat dan alkes dari Unit Radiologi.
Persiapan :
PROSEDUR Formulir permintaan obat dan alkes harus diisi lengkap dan ditandatangani
oleh petugas yang meminta dan atasan yang bersangkutan, selanjutnya
dikirim ke gudang Unit Farmasi.
Pelaksanaan :
1. Setiap pagi pada hari kerja petugas administrasi radiologi akan
memeriksa jumlah obat dan alkes di gudang radiologi. Komputer akan
mencetak data pemasukan, pengeluaran (pemakaian) dan jumlah akhir
dari obat dan alkes.
2. Petugas administrasi radiologi mengisi formulir permintaan obat dan
alkes, lalu formulir tersebut ditandatangani oleh petugas administrasi
radiologi dan atasannya.
3. Permintaan obat dan alkes diajukan dengan memperhatikan stok
minimum dan maksimum obat dan alkes di gudang Unit Radiologi.
4. Permintaan obat dan alkes ke gudang Unit Farmasi diajukan pada hari
Senin, Rabu dan Jumat kecuali bila sangat diperlukan.
5. Obat dan alkes yang diminta, diserahkan oleh petugas Unit Farmasi
dan diambil oleh petugas administrasi radiologi dengan disertai lembar
distribusi Unit Farmasi warna merah.
6. Petugas administrasi radiologi akan memeriksa dan memberi tanda
pada lembar distribusi apakah obat dan alkes yang diberikan sudah
sesuai.

PERMINTAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/056 8 Juli 2008 00 2-2
PROSEDUR 7. Petugas administrasi radiologi akan menempel label kadaluarsa pada
setiap kemasan obat dan alkes sebelum menyimpannya. Label
berwarna hijau untuk 3 tahun lebih, kuning untuk 2 tahun dan merah
untuk 1 tahun.
8. Petugas administrasi radiologi menyimpan kopi lembar permintaan dan
lembar distribusi Unit Farmasi dalam 1 blinder secara berurutan sesuai
tanggal permintaan.
9. Petugas administrasi dan kepala Unit Radiologi akan memusnahkan
file permintaan obat dan alkes yang sudah disimpan 3 tahun dan
membuat berita acara pemusnahannya.

UNIT TERKAIT Farmasi


PENGEMBALIAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN
DARI GUDANG RADIOLOGI KE GUDANG FARMASI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/057 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata cara untuk mengembalikan obat dan alat kesehatan (alkes) dari
gudang Unit Radiologi ke gudang Unit Farmasi.
TUJUAN Untuk memastikan obat dan alat kesehatan di Unit Radiologi tidak atau
akan kadaluarsa sehingga dapat mengurangi kerugian rumah sakit dan
mencegah bahaya yang mungkin timbul karena pemakaian obat tersebut.
KEBIJAKAN Pengembalian obat dan alat kesehatan yang akan kadaluarsa dari gudang
Unit Radiologi ke gudang Unit Farmasi dilakukan oleh administrasi
radiologi.
Persiapan :
PROSEDUR Formulir laporan obat/alat kesehatan (alkes) “Expired”.
Pelaksanaan :
1. Petugas gudang Unit Radiologi akan membuat dan menempel label
tanda kadaluarsa pada setiap kemasan obat dan alat kesehatan yaitu
warna merah untuk 1 tahun, kuning untuk 2 tahun dan hijau untuk
lebih 2 tahun.
2. Setiap 6 bulan petugas gudang Unit Radiologi akan memeriksa tanggal
dan tahun kadaluarsa obat dan alat kesehatan.
3. Bila ditemukan obat dan atau alat kesehatan yang hampir kadaluarsa (6
bulan lagi kadaluarsa) untuk segera mencatat pada formulir laporan
obat/alkes “Expired”.
4. Formulir obat/alat kesehatan “Expired” yang telah diisi dan
ditandatangani oleh petugas gudang segera diserahkan ke administrasi
radiologi.
5. Administrasi radiologi memeriksa kembali jenis obat/nama alat
kesehatan, tanggal kadaluarsa dan jumlah yang akan dikembalikan
sesuai dengan yang tertulis pada formulir obat/alat kesehatan
“Expired”.
6. Administrasi radiologi akan mendistribusikan obat/alat kesehatan yang
akan dikembalikan ke Gudang Unit Farmasi.

RADIOLOGI
PENGEMBALIAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN
DARI GUDANG RADIOLOGI KE GUDANG FARMASI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


SOP/RAD/057 8 Juli 2008 00 2-2

PROSEDUR 7. Administrasi radiologi menyerahkan obat/alat kesehatan “Expired” dan


harus dibuat tanda terima yang ditandatangani oleh administrasi
radiologi dan administrasi Unit Farmasi.
8. Bukti pengembalian obat/alat kesehatan “Expired” harus disimpan di
Unit Radiologi sebagai arsip.

UNIT TERKAIT Farmasi

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/058 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan :
8 Juli 2008

TUJUAN Agar kondisi pesawat selalu terjaga dengan baik sehingga pemeriksaan
radiologi dapat dilayani dengan cepat, tepat, menyenangkan dan efisien
untuk menunjang klinisi menegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Pengoperasian alat injector pump dilakukan oleh radiografer.
PROSEDUR Persiapan :
1. Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis
pasien tersebut, selanjutnya diterima di bagian radiologi.
2. Formulir surat persetujuan tindakan radiologi (SPTR) diisi dan
ditandatangani oleh pasien/keluarga terdekat dan diparaf oleh dokter
yang menerangkan dan atau ditandatangani oleh dokter spesialis
radiologi.
3. Hubungkan pesawat dengan sumber arus, tekan “power switch” ke
posisi “On” untuk menghidupkan.
4. Mengatur program yang akan dipergunakan yaitu “phase” I untuk
pemberian kontras dengan satu sistem “flow rate” atau “phase” II
untuk dua sistem “flow rate” dengan cara menekan “phase” sampai
terlihat “one” atau “two” menyala.
5. Tentukan volume kontras yang akan diberikan dan “phase” yang akan
dipergunakan, “phase” I atau kombinasi “phase” I dan II.
6. Tentukan “scan delay second” (waktu antara pemberian kontras dan
aktifnya CT Scan).
7. Pasang “disposible syringe” pada “injector head” (tempatkan pada
“adaftar plate” dan kemudian putar ke kanan), selanjutnya pasang “fill
tube” pada ujung “disposible syringe”.
8. Cara mengisi kontras ke dalam “disposible syringe”.
a) Tekan “enable” kemudian tekan “forward” sampai angka
memperlihatkan 0.
b) Masukkan “fill tube” kedalam botol kontras.

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/058 8 Juli 2008 00 2-2

PROSEDUR c) Tekan “enable” kemudian tekan “reverse” sampai angka


memperlihatkan jumlah kontras yang dikehendaki.
d) Pasang “syringe heater” (untuk menghangatkan kontras agar
mendekati suhu badan).
e) Selanjutnya lepaskan “fill tube” dan kemudian pasang “connecting
catheter”, pastikan tidak ada udara didalamnya dengan cara
memutar secara manual 'motor knob” ke kanan sampai keluar
cairan kontras pada ujung “connecting catheter”.
9. Pasang “wing needle” pada vena pasien dengan baik dan benar
kemudian hubungkan dengan “connecting catheter” selanjutnya atur
posisi “disposible syringe” dengan ujung yang ada “connecting
catheter” di sebelah bawah.
10. Lakukan test secara manual untuk memastikan kontras masuk dengan
baik ke dalam vena pasien dengan cara memutar “motor knob” secara
manual ke kanan.
11. Setelah semua persiapan berjalan baik maka selanjutnya tekan “ARM”
2 kali untuk “single” dan 3 kali untuk multi sampai “ARMED”
berkedip dan tekan “Start” , kemudian perhatikan sampai “scan delay
second” berbunyi dan tekan start yang sedang berkedip pada “Touch
Screen” untuk dimulainya CT Scan.
12. Monitor pasien dan jalannya kontras bila ada “emergency” tekan
“abort” atau “stop”, bila jumlah kontras yang diperlukan telah selesai
maka secara otomatis “injector pump” akan berhenti bekerja.
13. Bila semua berjalan lancar maka pemeriksaan CT Scan dengan
bantuan “injector pump” selesai.

UNIT TERKAIT ---

RADIOLOGI
ORIENTASI CALON KARYAWAN
BAGIAN RADIOLOGI
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
SOP/RAD/059 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu tata urutan pengenalan pekerjaan untuk calon pegawai di Unit
Radiologi.
TUJUAN Untuk memastikan bahwa evaluasi karyawan masa percobaan berjalan
obyektif sehingga cepat menyesuaikan diri.
KEBIJAKAN Evaluasi calon karyawan dilakukan oleh supervisor pelayanan dan kepala
Unit radiologi dengan mendapat masukan dari staf radiologi yang lain.
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Untuk Radiografer :
a) Minggu pertama orientasi secara keseluruhan di Unit radiologi.
b) Minggu kedua, ketiga dan keempat diberi tugas untuk orientasi/ikut
mengerjakan pemeriksaan tanpa kontras seperti thorax, extremitas,
vertebrae dan ikut mengerjakan “cyto bed”/ cito ruangan.
c) Minggu kelima, keenam dan ketujuh diberi tugas untuk
orientasi/ikut mengerjakan pemeriksaan dengan bahan kontras
seperti BNO-IVP, barium enema dan yang lain.
d) Minggu kedelapan, kesembilan dan kesepuluh diberi tugas diruang
CT Scan dan ikut membantu/mengerjakan pemeriksaan CT Scan.
e) Minggu kesebelas diberi tugas untuk orientasi secara acak, baik
pemeriksaan tanpa kontras, dengan kontras, atau CT Scan dan cito
ruangan.
f) Minggu keduabelas evaluasi calon radiografer masuk ke bagian
SDM.
2. Untuk asisten kamar gelap :
a) Pada hari pertama akan mendapat pengarahan dari kepala Unit
radiologi dan supervisor pelayanan tentang uraian tugas sebagai
asisten kamar gelap, dan pengenalan ruang Unit radiologi.

ORIENTASI CALON KARYAWAN


BAGIAN RADIOLOGI
No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :
RADIOLOGI SOP/RAD/059 8 Juli 2008 00 1-2
PROSEDUR b) Pada hari kedua akan mendapat pengarahan dari supervisor
pelayanan tentang cara kerja dikamar gelap, sifat-sifat dari cairan
pengolah film dll.
c) Pada hari ketiga sampai minggu keempat sudah ikut membantu
bekerja di kamar gelap dengan bimbingan asisten kamar gelap yang
sudah lama.
d) Minggu kelima sampai minggu kesebelas sudah bekerja di kamar
gelap secara bergiliran dengan yang lama dengan tetap mendapat
bimbinga dari radiografer yang bertugas.
e) Minggu keduabelas evaluasi calon karyawan masuk ke bagian
SDM.
3. Untuk administrasi radiologi :
a) Pada hari pertama akan mendapat pengarahan dari kepala Unit
radiologi dan supervisor pelayanan tentang uraian tugas sebagai
administrasi di Unit radiologi dan pengenalan di lingkungan
radiologi.
b) Pada hari kedua akan mendapat pengarahan dari supervisor
pelayanan tentang cara kerja sebagai administrasi di Unit radiologi.
c) Pada hari ketiga sampai minggu keempat sudah ikut membantu
pelayanan radiologi dengan bimbingan petugas administrasi yang
lama.
d) Minggu kelima sampai minggu kesebelas sudah bekerja sendiri
sebagai petugas administrasi Unit radiologi dengan tetap mendapat
bimbingan dari radiografer yang bertugas.
e) Minggu keduabelas evaluasi calon karyawan masuk ke bagian
SDM.

UNIT TERKAIT ---


ALAT PROTEKSI RADIASI

RADIOLOGI No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


SOP/RAD/060 8 Juli 2008 00 1-3
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : Ditetapkan
8 Juli 2008 CEO Mayapada Hospital

Dr. S Chandra Rahardja


PENGERTIAN Suatu alat yang dipergunakan untuk melindungi organ tubuh dari bahaya
radiasi.
TUJUAN Untuk memastikan pekerja radiasi, pasien dan lingkungan terhindar/dapat
diperkecil dosis radiasi yang diterima sehingga bahaya radiasi yang
mungkin timbul dapat dihindari.
KEBIJAKAN Pengawasan masalah proteksi radiasi dilakukan oleh Petugas Proteksi
Radiasi (P.P.R).
Persiapan :
PROSEDUR Formulir permohonan pemeriksaan radiologi (FPPR) diisi dan
ditandatangani oleh dokter pengirim disertai keterangan klinis pasien
tersebut, selanjutnya diterima di Unit Radiologi.
1. Kaca Mata Timbal
a) Fungsinya untuk melindungi organ mata dari bahaya radiasi.
b) Cara mempergunakannya, seperti mempergunakan kacamata,
selanjutnya tali pada kedua ujung tangkainya dilingkarkan ke
belakang kepala.
c) Cara menyimpannya buka kaca mata, bersihkan bila ada noda atau
keringat kemudian masukkan kedalam tempatnya dan simpan
jangan sampai menumpuk dengan benda lain.
2. Thyroid Collar
a) Fungsinya untuk melindungi organ thyroid dan sekitarnya dari
bahaya radiasi.
b) Cara mempergunakannya lingkarkan pada daerah leher dimana
bagian yang lebar pada sebelah depan, kemudian kencangkan dan
tekan perekat pada kedua ujungnya.
c) Cara menyimpannya, buka dan lipat talinya, bagian yang lebar
jangan dilipat dan letakkan jangan menumpuk dengan benda lain.
3. Baju Timbal (Apron)
a) Fungsinya untuk melindungi organ tubuh daerah dada, abdomen
(daerah gonad) dari bahaya radiasi.

ALAT PROTEKSI RADIASI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/060 8 Juli 2008 00 2-3
PROSEDUR b) Cara memakainya, gunakan seperti memakai baju tapi dibalik yang
tertutup di bagian depan kemudian ikatkan talinya dibelakang
badan, serta pada saat dipakai harus menghadap sumber radiasi.
c) Cara menyimpannya digantung dengan “hanger” dan jangan
dilipat, segera bersihkan bila terdapat noda sebelum mengering.
4. Perlindungan Gonad (Gonad Protector)
a) Fungsinya untuk melindungi organ tubuh daerah reproduksi
(genetalia) dari bahaya radiasa, lebih khusus dipergunakan pada
pasien anak/bayi.
b) Cara memakainya. Letakkan “gonad protektor” tepat pada daerah
“reproduksi”, sesuaikan ukurannya (S, M, L) dengan besarnya
tubuh pasien, kemudian rekatkan kedua ujungnya dibagian
belakang pasien.
c) Cara menyimpannya, buka ujungnya kemudian lipat, bagian yang
lebar jangan terlipat, bila ada noda atau terkena kencing segera
bersihkan, letakkan jangan bertumpuk dengan benda lain.
5. Tabir Timbal :
a) Fungsinya, untuk melindungi organ tubuh dari bahaya radiasi baik
primer maupun sekunder, alat ini berupa tabir yang dilapisi timbal.
b) Cara memakainya, tempatkan tabir ini tepat menghadap sumber
radiasi.
c) Cara menyimpannya, tempatkan pada daerah yang aman dan
hindari dari benturan benda keras lain, segera bersihkan bila ada
noda/kotorang.
6. Lampu kolimator :
a) Fungsinya, merupakan alat untuk membatasi luas lapangan
penyinaran.
b) Cara mempergunakannya, tekan tombol lampu kolimator sampai
menyala, kemudian putar kedua “regulator” untuk menentukan luas
lapangan penyinaran sesuai organ yang akan di foto rontgen, secara
otomatis lampu akan mati.
7. Lampu penunjuk radiasi :
a) Fungsinya, merupakan lampu warna merah yang akan dinyalakan
bila sedang ada pemeriksaan (sedang ada sinar-X), lampu ini
ditempatkan diatas pintu masuk ruang pemeriksaan radiologi.

ALAT PROTEKSI RADIASI

No. Dokumen : Tanggal & No Revisi : Jumlah Halaman :


RADIOLOGI SOP/RAD/060 8 Juli 2008 00 3-3
PROSEDUR b) Cara mempergunakannya, bila di dalam ruangan pemeriksaan
radiologi sedang ada tindakan/pemeriksaan radiologi maka lampu
tersebut harus dinyalakan sampai pemeriksaan selesai dan pada
saat lampu merah hidup pintu tidak boleh dibuka/masuk tanpa
pakai baju apron.
8. Alat pelindung radiasi permanen :
a) Tembok/dinding adalah alat pelindung radiasi permanen yang
merupakan pasangan batu bata diplester luar dalam dan dipasang
timbal/Pb. Diantara pasangan bata dan plesteran sebelah dalam
(sesuai berita acara pembuktian timbal pada dinding ruang
pemeriksaan radiologi tanggal 8 Januari 2005), semua ruang
pemeriksaan radiologi sudah berlapiskan timbal/Pb.
b) Pintu adalah alat pelindung radiasi permanen, semua pintu yang
berhubungan dengan sinar-X sudah dilapisi dengan timbal/Pb.
c) Kaca adalah alat pelindung radiasi permanen, semua kaca untuk
memonitor pasien merupakan kaca Pb.

UNIT TERKAIT ---

Anda mungkin juga menyukai