Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FARMAKOLOGI DASAR

PROSES METABOLISMEE DAN EKSKRESI OBAT


DI DALAM TUBUH

OLEH :
NUR NATASHA (1900080)

DOSEN PENGAMPU :
NOVIA SINATA,M.SI,Apt

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kita sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul”Proses
Metabolismee dan Ekskresi Obat di dalam Tubuh” tepat pada waktunya.Tanpa berkat dan
rahmat nya ustahil makalah ini dapat terselesaikan.Pada kesempatan ini saya juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen Farmakologi Dasar,Novia Sinata,M.Si,Apt
yang telah memberikan bimbingan dan tunjuk ajar dalam kelancaran pembuatan tugas
makalah ini.

Makalah ini disusun secara sistematis dalam memaparkan proses metabolisme dan
ekskresi obat.Tentu,isi makalah ini sudah saya kaji dari sumber-sumber yang
terpecaya.Makalah ini dibuat dengan tujuan agar nantinya bermanfaat bagi mahasiswa
program studi Farmasi pada khususnya untuk lebih mudah memahami mata kuliah
Farmakologi dasar dan bagi pembaca pada umunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat


kekurangan.untuk itu,besar harapan penulis kepada pembaca untuk dapat memberikan saran
dan kritik yang membangun mengenai makalah ini.Akhir kata,penulis berharap makalah ini
dapat berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan bisa bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru,30 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...................... iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………................... 1

1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………….....1
1.2.Perumusan Masalah…………………………...…………………………………… 2
1.3.Tujuan…………………………………………………………….......………….......2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 4

2.1 Pengertian Proses Metabolismee obat dalam Farmakologi……………………....... 4


2.2 Reaksi Metabolismee Obat…………………………………………………….......... 5
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Metabolismee Obat………………………...... 11
2.4 Penghambat, dan Penginduksi Enzim dalam Metabolismee………………………. 18
2.5 Pengertian Proses Ekskresi dalam Farmakokinetika…………………………......... 23
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Proses Ekskresi Obat…………………………........... 25

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….................. 32

3.1 Kesimpulan………………………………………………………........................... 32
3.2 saran……………………………………………………………………………...... 32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………............... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jika senyawa makanan atau senyawa asing lainnya memasuki tubuh,maka di dalam
tubuh akan terjadi reaksi metabolismee yang mengikat senyawa tersebut dan selanjutnya
ikatan tersebut akan dilepas dengan berbagai proses alami.Prinsip yang sama juga berlaku
bagi senyawa obat.Penolakan obat dengan cara perniadaan terjadi pada molekul dengan sifat
fisika-kimia yang spesifik.Molekul yang akan dikeluarkan melalui paru-paru harus berbentuk
gas,sedangkan untuk dibuang melalui air kemih,maka senyawa harys larut-air.Jika molekul
tidak mempunya gugus yang sesuai untuk ditiadakan maka molekul tersebut akan mengalami
transformasi terlebih dahulu untuk selanjutnya dapat ditiadakan (Anonimus, 1993).
Botransformasi adalah peristiwa detoksikasi dimana terjadi terutama dalam hati dan
hanya dalam jumlah yang sangat rendah terjadi dalam organ lain.Enzim yang terlibat dalam
biotransformasi terdapat terikat pada struktur dan di samping itu tak terikat pada
struktur.nzim yang terikat pada struktur,terlokalisasi,terutama dalam membrane reticulum
endoplasma dan sebagian juga dalam mitokondria.Enzim yang tak terikat pada struktur
sebagai sebagai enzim yang larut.Enzim-enzim ini sebagian besar tak spesifk trhadap
substrat.Ini berarti bahwa enzim mampu mengubah substrat dengan struktur kimia yang
sangat berbeda (Mutschler, 1991).
Ekskersi obat adalah perpindahan obat dari sirkulasi sistemik (darah) menuju ke organ
ekskresi.Dan ekskresi juaga merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa oleh hasil
metabolismee obat.Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal dalam bentuk utuh
maupun bentuk metabolitnya.Ekskresi dalam brntuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara
eliminasi obat melalui ginjal.Ekskresi melalui ginjal akan berkurang jika terdapat gangguan
fungsi ginjal.Ekskresi obat kedua adalah melalui empedu kedalam usus dan keluar bersama
feses.Dan ekskresi melalui paru-paru terutama untuk eliminasi gas anestetik umum
(Farmakologi dan Terapi, 2013).
Pada umumnya molekul-molekul yang lebih mudah di eliminasi,sebaliknya senyawa
larut lemak diubah menjadi bentuk yang kurang larut lemak.Metabolit yang larut lemak in
lebih mudah dikeluarkan melalui ginjal yang merupakan jalur eliminasi obat-obat yang
terpenting.Fenomena pasif dari difusi transmembran merupakan proses penting dalam
eliminasi obat ,tergantung jalur pengeluaran
dan gradient konsentrasi.Proses eliminasi tergantung pada penyebaran senyawa yang di
pengaruhi oleh cara pemberian dan fenomena penyerapan.Misalnya bentuk bebas yang
berdifusi peran gradient konsentrasi serta ikatan pada protein plasma.Adanya fiksasi pada
tempat penimbunan (jaringan lemak) akan memperlambat eliminasi total.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa pengertian metabolismee dan eliminasi obat ?


2. Bagaimana proses metabolismee dan eliminasi obat dalam tubuh ?
3. Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi metabolisme dan ekskresi obat?
4. Apa-apa saja reaksi pada metabolismee obat ?
5. Apa sajakah penghambat dan penginduksi enzim dalam metabolisme?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian metabolisme obat dan eliminasi obat dalam tubuh


2. Menjelaskan proses-proses metabolisme obat dalam tubuh
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme dan ekskresi obat
4. Memahami apa saja reaksi pada metabolismee obat
5. Memahami dan mengetahui apa saja penghambat dan penginduksi enzim dalam
metabolismee
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Metabolismee Obat Dalam Farmakologi

Metabolismee obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh organisme
hidup,pada umumnya dilakukan melalui proses ezimatik.Dan metabolisme merupakan
perubahan suatu senyawa menjadi senyawa lainnya yang disebut metabolit yang terjadi pada
sistem biologis.Obat sebagian besar mengalami metablisme bertujuan untuk mempersiapkan
proses ekskresi obat dari tubuh .Organ utama proses metabolismee obat adalah hati.Dan
tempat metabolisme lainnya adalah dinding usus,ginjal,paru-paru,darah,otak,dan kulit.

Tujuan metabolismee obat adalah mengubah obat yang non polar (larut lemak) menjadi
polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu.Dengan perubahan ini obat
aktif umumnya diubah menjadi inaktif,tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif,kurang
aktif,atau menjadi toksik.

Reaksi biotransformasi obat diklasifikasi menjadi reaksi fungsionalisasi fase I dan


reaksi biosintesis (konjugasi) fase II.Reaksi fase I merupakan pemasukan gugus fungsi pada
molekul induk,reaksi fase ini biasanya berakibat pada hilangnya aktivitas farmakologis
obat,namun ada juga yang tetap memperlihatkan berlangsungannya aktivitas atau
peningkatan aktivitas.Dan reaksi kongjugasi fase II menyebabkan pembentukan ikatan
kovalen antara gigus fungsi pada senyawa induk atau metabolit fase I dengan turunan
endogen asam glukoronat,sulfat,glutation,asam-asam amiono,atau asetat.

Interaksi dalam metabolisme obat berupa induksi atau inhibisi enzim


metabolisme,terutama enzim CYP induksi berarti peningkatan sintesis enzim metabolismee
pada tingkat transkripsi sehingga terjadi peningkatan kecepatan metabolisme obat yang
menjadi substrat enzim yang bersangkutan akibatnya diperlukan peningkatan dosis obat
tersebut,berarti terjadi toleransi Farmakokinetik.Inhibisi enzim metabolisme adalah hambatan
terjadi secara langsung,dengan akibat peningkkatan kadar obat yang menjadi substrat dari
enzim yang dihambat juga terjadi secara langsung.

Enzim-enzim metabolisme fase I dan fase II mencapai kematangan setelah tahun


pertama kehidupan,kecuali enzim UGT untuk bilirubin mencapai nilai dewasa pada decade
kedua kehidupan.Enzim ini nasih sangat defisien pada bayi prematur dan bayi baru
lahir,sehingga dapat menyebabkan hiperbilirubinemia dan kernicterus atau gray syndrome
jika mendapakan kloramfenikol.

2.2 Reaksi Metabolime Obat

Ada 2 reaksi dalam proses metabolisme obat,yaitu:

1. Reaksi Perombakan

Oksidasi : Alkohol, aldehid, asam dan zat hidrat arang dioksidasi menjadi CO2 dan
air.Sistem enzim oksidatif terpenting di dalam hati adalah cytochrome P
450,yang bertanggungjawab terhadap banyaknya reaksi perombakan
oksidatif.

Reduksi : Misalnya kloralhidrat direduksi menjadi trikloretanol,vitamin c menjadi


dehidroaskorbat.

Hidrolisa : Molekul obat mengikat suatu molekul air dan pecah menjadi dua bagian
misalnya : penyabunan ester oleh esterase,gula oleh karbohidrase,dan asam
karboamida oleh amilase.

2. Reaksi Penggabungan (kongjugasi)molekul obat bergabung dengan suatu molekul yang


terdapat didalam tubuh,sambil mengeluarkan air,misalnya:

Asetilasi : asam cuka mengikat gugus fungsi amoino yang tak dapat diokdidasi

Sulfatasi : asam sulfat mengikat gugus OH fenolik menjadi ester.

glukuronidasi : asam glukuronat membentuk glukuronidasi dengan cara mengikat gugus


OH.

metilasi : molkul obat bergabung dengan gugus CH3, misalnya nikotinamid dan
adrenalin menjadi derivate metilnya.

Adapun fungsi obat dimetabolisme yaitu :

Mengubah obat (senyawa asing) menjadi lebih polar,larut air dan terionisasi sehingga
lebih mudah di ekskresikan di dalam tubuh.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Obat

1. Konsentrasi

Kecepatan biotrasformasi/metabolisme akan bertambah bila konsentrasi obat


meningkat.Hal ini berlaku sampai titik dimana konsentrasi menjadi demikian tinggi seluruh
molekul enzim melakukan pengubahan ditempat terus menerus oleh molekul obat,sehingga
tercapai kecepatan biotransformasi/metabolisme yang konstan.

2. Fungsi Hati

Pada gangguan fungsi hati,metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih
lambat,sehingga efek obat akan lebih lemah atau lebih kuat.

3. Usia

Pada bayi yang baru lahirkan semua enzim hati belum terbentuk lengkap,sehingga
reaksi metabolismeenya lebih lambat.Untuk menghindarkan overdosis obat perlu diturunkan
dosisnya.Sebaliknya ada obat-obatan yang metabolismeenya pada anak-anak berlangsung
lebh cepat,seperti obat antiepilepsi fenitoin,fenobarbital,karbamazepin.

4. Manula

Mengalami kemunduran pada banyak proses fisiologis misalnya : fungsi ginjal,enzim-


enzim hati berkurang yang dapat menyebabkan terhambatnya biotransformasi yang sering
berefek keracunan.

5. Faktor genetis

Ada orang yang tidak memiliki faktor genetis tertentu,misalnya : Enzim untuk
asetilasi sulfadiazine,akibatnya perombakan obat ini menjadi lambat.

6. Penggunaan obat lain

Banyak obat yang bersifat lipofil dapat menstimulir pembentukan dan aktivasi enzim
hati.Hal ini disebut induksi enzim dan yang menghambat enzim disebut inhibitor enzim

2.4 Penghambat Dan Penginduksi Enzim Dalam Metabolisme Obat

1. Penghambatan enzim metabolisme

Kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama suatu senyawa


yang menghambat kerja enzim metabolismee dapat meningkatkan intensitas efek obat
memperpanjang masa kerja obat dan memungkinkan juga meningkatkan efek samping
toksisitas.
2. Induksi enzim metabolisme

Kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama suatu senyawa


dapat meningkatkan kecepatan metabolisme obat dan memperpendek masa kerja obat.Hal ini
disebabkan senyawa tersebut dapat meningkatkan aktivitas atau jumlah enzim metabolisme
dan bukan karena perubahan permeabilitas mikrosom atau oleh adanya reaksi
penghambatan.Peningkatan aktivitas enzim metabolisme obat-obat tertentu atau proses
metabolismee dan menurunkan kadar obat bebas dalam plasma sehingga efek famakologis
obat menurun dan masa kerjanya menjadi lebih singkat.Induksi enzim juga mempengaruhi
toksisitas beberapa obat kaena dapat meningkatkan metabolisme dan pembentukan metabolit
reaktif. Tujuan obat di metabolisme yaitu mengubah obat yang non polar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat di ekskresikan melalui ginjal atau empedu. Adapun
enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme obat berdasarkan letaknya dalam sel yaitu :

Enzim Mikrosom yang terdapat dalam retikulim endoplasma halus dan enzim non
mikrososm.Kedua enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati,tetapi juga terdapat
dalam sel jarngan lain,misalnya : ginjal,paru-paru,epitel saluran cerna dan plasma.Di lumen
saluran cerna juga terdapat enzim non mikrosom yang di hasilkan flora usus.Enzim
mikrososm mengkatalisis reaksi oksidasi obat,serta reaksi reduksi dan hidrolisis.Sedangkan
enzim non mikrososm mengkatalisis reaksi konjugasi lainnya,beberapa reaksi oksidai,reaksi
reduksi dan hdrolisis.

2.5 Pengertian Proses Ekskresi Dalam Farmakokinetika

Ekskresi obat dan metabolitnya adalah menyebabkan penurunan konsentrasi bahan


berkhsiat dalam tubuh.Ekskresi dapat terjadi bergantung pada sifat fisikokimia adalah bobot
molekul ,harga pKa,kelarutan,dan tekanan uap.

Ekskresi dapat berlangsung melalui :

1. Kulit : bersamaan dengan keringat ,misalnya paradelhid dan bromide.


2. Asi : obat dan metabolitnya dapat diekskresi melalui asi dan dapat membahayakan
pada bayi (keracunan) misalnya obat
tudur,nikotn,penicillin,kloramfenikol.INH,ergotamine.
3. Empedu dan usus (feses)
4. Paru-paru (dengan udara ekspirasi)
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh.Sehingga eliminas tidak
dapat dipisahkan dari ekskresi obat.Eliminasi juga merupakan proses pengeluaran
zat/metabolit dengan tujuan menurunkan kadar zat/metabolit dalam tubuh agar tidak
menyebabkan akumulasi.Organ yang paling penting untuk ekskres obat adalah ginjal.Obat
diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau sebagai metabolit.Jalan lain yang utama
adalah eliminasi obat melalui sistem empedu masuk ke dalam usus kecil,obat atau
metabolitnya dapat mengalami reabsorbsi dan eliminasi dalam feses .Jalur ekskresi yang
jumlah obat sedikit adalah melalui air ludah dan air susu merupakan suatu rute yang
menimbulkan masalah bagi bayi yang disusui.zat yang menguap seperti gas anestasi berjalan
melalui epitel paru-paru.

Ekskresi obat melalui paru hanya terjadi pada obat-obat berupa gas atau cairan yang
mudah menguap.Sebagian obat keluar dari tubuh melalui urine.Beberapa obat dikeluarkan
tubuh melalui hepar masuk ke dalam empedu,tetapi kebanyakan di antaranya direabsorbsi
kembali melalui usus.Hanya beberapa macam obat saja yang dikeluarkan melalui hepar atau
empedu Dalam jumlah yang berarti,yaitu rifampisin dan kromoglikat.Sebagian obat juga
disekresikan ke dalam kelenjar sekresi seperti air susu ibu atau kelenjar kerngat,tetapi secara
kuantitatif tidak begitu bila dibandingkan dengan ekskresi obat melalui ginjal,kecuali obat-
obatan yang mempengaruhi bayi yang sedang menyusui.

Sebelum obat diekskresikan umumnya obat mengalami perubahan dengan adanya


metabolisme di hepar.Perubahan-perubahan molekul obat yang terjadi oleh pengaruh enzim
biasanya akan menghilangkan aktivitas farmakologis obat tersebut,walaupun terdapat
beberapa pengecualian yang akan dibicarakan belakangan,misalnya azatioprin yang diubah
oleh hepar menjadi merkaptopurin yang aktif.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Ekskresi Obat

1. sifat fisikokimia :

o BM (bobot molekul)
o pKa
o Kelarutan
o Tekanan uap

2. pH urin
3. Kondisi patologi : Menyangkut jenis dan kondisi penyakit.Contohnya pada penderita
stroke,pemberian fenobarbital bersama dengan warfarin secara agonis
akan mengurangkan efek anti koagulasinya (sehingga sumbatan
pembuluh darah dapat di buka).Demikin pula simetidin (antagonis
reseptor H2) akan menghambat aktivitas sitokrom P-40 dalam
mengekskresikan obat-obat lain.

4. Aliran Darah

5. Usia

Adapun organ-organ yang berperan dalam ekskresi yaitu :

a. Ginjal (urin)

b. Kulit (keringat)

c. Paru-paru

d. Empedu

e. ASI

f. Usus

Obat kategori dalam keamanan pada ibu hamil :

Obat kategori A adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan
tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya.Obat dalam
kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.Contoh obat ini : vitamin
C,doxylamine,folic acid,hydroxocobalamine,liothyronine,pantothenic acid,potassium
chloride,thiamine,thyroglulin,dan vitamin E.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ekskresi obat adalah proses pengeluaran zat-zat sisa oleh hasil metabolisme obat yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.Ekskresi obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai
organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.Obat
atau metabolit polar diekskresikan lebih cepat daripada obat larut lemak,kecuali pada ekskresi
melalui paru.Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting.

3.2 Saran
Semoga dalam pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan
ekskresi obat dan metabolisme obat dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Ed.ke-2.
Jakarta:EGC:463-501

Departemen farmakologi dan terapuritik. 2007. Farmakologi dan Terapi.Edisi 5

Kumpulan kuliah farmakologi/Staf Pengajar. 2008. Departemen Farmakologi Fakultas


Kedokteran Universitas Sriwijaya-Ed.2 Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai