Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
sumber ilmu pengetahuan kedua, hadits atau sunnah telah menjadi faktor
pendukung utama kemajuan ilmu pendidikan. Banyak hadits yang
berbicara tentang ilmu terutama ilmu pengetahuan. Landasan hadits
sebagai sumber ilmu adalah QS. An- Najm ayat 3-4 yang artinya “tiadalah
yang diucapkannya itu menurut kemauan dan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
2
pengetahuan yang sudah disusun secara sistematik dan memiliki sifat-sifat
sebagaimana disebutkan di atas.
Istilah ilmu pengetahuan, sebagaimana umumnya difahami para
ahli, terbatas pada ilmu kealaman atau yang dikenal dengan istilah science
(sains).
Pengetahuan dikategorikan kepada dua bagian
a. Ilmu abadi (perenial knowledge) yang berdasar pada wahyu ilahi
yang tertera dalam Al-qur’an dan sunnah dan segala yang dapat di
ambil dari keduanyadengan menekankan bahasa Arab sebagai anak
kunci untuk memahami keduanya.
b. Ilmu dicari (acuired knowledge) termasuk sains kealaman dan
terapan yang dapan berkembang secara kuantitatif dan penggandaan,
pariasi terbatas dan pinjaman antara budaya, selama tidak
bertentangan dengan syaria’at sebagai sumber nilai.
Kolerasi antara pernyataan-pernyataan ilmiah Al-qur’an dan
pengetahuan. Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu sifat ilmu
pengetahuan adalah dapat diterima oleh rasio dan akal. Al-qur’an
memberikan penghargaan yang amat tinggi terhadap akal. Tidak sedikit
ayat yang menganjurkan dan mendorong manusia agar mempergunakan
akal dan pikirannya. Dan manusia juga dianjurkan menuntut ilmu.
Kata-kata atau pernyataan yang dipakai dalam Al-qur’an untuk
menggambarkan perbuatan berfikir, bukan hanya kata ‘aqala ( )عقلtetapi
juga kata-kata sebagai berikut.
1. Nazara ( )نظرyaitu melihat secara abstrak, dalam arti, berfikir dan
merenung kata ini terdapat dalam 30 ayat lebih diantaranya: Q.S. Al-
Ghasyiyah ayat 17-20 :
Artinya : “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?”
3
Perintah untuk istihar terhadap alam semesta, baik makhluk hidup
seperti yang tercantum dalam ayat di atas, dan jaminan bahwa hukum-
hukum yang mengendalikan alam semesta ini tidak berubah.
4
Pandangan Islam Terhadap Islam dan Ilmu Pengetahuan
Agama islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu
pengetahuan baik secara nyata maupun secara tersamar,seperti yang
tersebut dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yaitu: Artinya : ”... Allah akan
mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu sekalian dan
berilmu pengetahuan beberapa derajat. Maksudnya sebagai berikut : sama-
sama dari kelompok orang yang beriman maka Allah masih akan
meninggikan derajat bagi mereka,ialah mereka yang berilmu pengetahuan.
Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-‘Alaq 1 sampai 5,
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan mu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pe-Murah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam. Dia mengajarkan kepadamu apa apa yang tidak
diketahui.” Sejak awal turunnya wahyu kepada Muhammad SAW.(Al
Qur’an) , masalah ilmu adalah merupakan pangkal perintah alllah kepada
manusia perintah membaca merupakn kunci mancari dan mengulas ilmu
pengetahuan. Orang ber-ilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan
memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskan nya.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain
adanya sarana tertentu ,yaitu yang disebut berpikir . Dalam al-Qur’an dan
al-hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang hubungan
antara ajaran islam dan ilmu pengetahuan serta pemanfaatanya yang kita
sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat terbentk semacam perintah yang
mewajibkan,mmenyuruh mempelajari pernyataan-pernyataan ,bahkan ada
yang berbentuk sidiran – sindiran dan sebagainya.
Kesemuaan itu tidak lain adalah menggabarakan betapa eratnya
hubungan antara Islam dan Iptek sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainya. Demikian juga tiap tindakan keilmuan atau
Iptek, mempunyai tujuan dan niatan (niat). Untuk melaksanakan perintah
islam seperti naik haji menguasai dan mengambil manfaat isi bumi untuk
kesejahateraan umat manusia, untuk menentukan saaat di mulanya puasa
5
ramdhan dan mengakhirinya dan lain sebagainya hanya dapat sempurna
apabila di topang oleh Iptek ,baik dari tingat rendah ataupun tinggi.
C. Al- Qur’an dan as-Sunnah Tentang Ilmu Pengetahuan
1. Pandangan Al Quran
Ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab
suci Alquran. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam Alquran
sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744
kali (Rahardjo, 2002). yang memang merupakan salah satu kebutuhan
agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melaksanakan
ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat,
umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,
pelaksanaan haji, semuanya punya waktu-waktu tertentu. Dalam
menentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam
Islam pada abad pertengahan dikenal istilah sains mengenai waktu-waktu
tertentu (Turner, 2004).
Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat
dengan sains dan teknologi, seperti menunaikan ibadah haji, berdakwah,
semua itu membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah
meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Alquran,
manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang
sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam QS. Ar-Rahman ayat
33.
Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah
memberikan isyarat secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia,
bahwasanya mereka telah dipersilakan oleh Allah untuk mejelajah di
angkasa luar asalkan saja mereka punya kemampuan dan kekuatan
(sulthan). Kekuatan yang dimaksud di sini sebagaimana di tafsirkan para
ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, hal ini telah
6
terbukti di era modern sekarang ini, dengan di temukannya alat
transportasi yang mampu menembus luar angkasa, bangsa-bangsa yang
telah mencapai kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang
kali melakukan pendaratan di Bulan, Pelanet Mars, Jupiter dan planet-
pelanet lainnya.
Sains dan teknologi baik itu yang ditemukan oleh ilmuan muslim
maupun oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang dan yang akan
datang, semua itu bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam
Alquran, karena jauh sebelum peristiwa penemuanpenemuan itu terjadi,
Alquran telah memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu dan ini termasuk
bagian dari kemukjizatan Alquran, dimana kebenaran yang terkandung di
dalamnya selalu terbuka untuk dikaji, didiskusikan, diteliti, diuji dan
dibuktikan secara ilmiah oleh siapa pun.
Alquran adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan,
sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan.
Alquran adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu
perkara apapun yang terlewatkan (Kartanegara, 2006), semuanya telah
diatur di dalamnya, baik yang berhubungan dengan Allah (hablum
minallah) sesama manusia (hablum minannas) alam, lingkungan, ilmu
akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan
sebagainya (dalam QS Al An’am: 38). Lebih lanjut Baiquni (1997)
mengatakan bahwa sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu
tersedia di dalam Alquran (p. 17). Salah satu kemukjizatan (keistimewaan)
Alquran yang paling utama adalah hubungannya dengan ilmu
pengetahuan, begitu pentingnya ilmu pengetahuan dalam Alquran
sehingga Allah menurunkan ayat yang pertama kali QS. Al-‘Alaq: 1-5
2. Pandangan As Sunnah
Hadits-hadits Nabi juga sangat banyak yang mendorong dan
menekankan, bahkan mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu
(Alavi, 2003). Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
7
طلب العلم فريضة على آل مسلم
Artinya: “Menuntut ilmu itu suatu kewajiban kepada setiap
muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Hadits di atas memberikan dorongan yang sangat kuat bagi kaum
muslimin untuk belajar mencari ilmu sebanyak-banyaknya, baik ilmu-ilmu
agama maupun ilmu-ilmu umum, karena suatu perintah kewajiban
tentunya harus dilaksanakan, dan berdosa hukumnya jika tidak dikerjakan.
8
tidak berkeluh kesah menghadapi malapetaka dan tantangan
hidup sambil mencari jalan keluar dengan penuh tantangan.
9
bumi untuk berputar pada porosnya adalah 1 hari (24 jam), sedangkan
waktu untuk mengelilingi matahari diprlukan waktu selama 1 tahun (365
hari), Allah berfirman dalam Q.S. Luqman ayat 29 yaitu:
Artinya: “Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam
malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan
sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
10
keduanya dengan kehidupan manusia dan binatang (Q.S. as- Sajadah ayat
27), dan masih banyak lagi ayat Al- Qur’an mengenai ilmu pengetahuan.
Berikut ini adalah beberapa contoh As- Sunnah sebagai sumber
pengetahuan:
a. Bintang – bintang di langit
Nabi bersabda:
ت النُّجُوْ ُم أَتَى ال َّس َما َء َما تُوْ َع ُدوْ نَ َو أَنَا أَ َمنَةٌ أِل َصْ َحابِى فَأ ِ َذا
ِ َالنُّجُوْ ُم أَ َمنَةٌ لِل َّس َما ِء فَأ ِ َذا َذهَب
َب أَصْ َحابِى أَتَى أُ َّمتِى َما َ ْت أَتَى أَصْ َحابِى َما يُوْ َع ُدوْ نَ َوأَصْ َحابِى أَ َمنَةٌ أِل ُ َّمتِى فَأ ِ َذا َذه ُ َذهَب
َيُوْ َع ُدوْ ن
Artinya:“Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika
bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang
mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika
aku mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang
mengancam mereka. Sahabatku.
b. Siklus Hujan
Nabi bersabda:
ٍ َام بِأَقَ َّل َمطَرًا ِم ْن ع
َام ٍ َما ِم ْن ع
Artinya: “Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya
daripada tahun yang lain.”
11
zakat, dan haji, mengakibatkan wajibnya menuntut ilmu tentang hal-
hal tersebut. Demikianlah nampaknya semangat pernyataan Syech
Zarnuji
2. Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan ilmu
dalam dua kelompok yaitu, 1) Ilmu Fardhu ain 2) Ilmu Fardu Kifayah,
kemudian beliau menyatakan pengertian ilmu-ilmu tersebut sebagai
berikut :
Ilmu fardu ain, ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, maka
orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya,
berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu ain. Ilmu fardu kifayah
ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam
menegakan urusan duniawi. Al Ghazali menjelaskan bahwa yang
termasuk ilmu fardu ain ialah ilmu agama dengan segala cabangnya,
seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara itu yang termasuk
dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu
kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu
politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang
dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakkan urusan
dunia.
3. Dr. Mahadi Ghulsyani memandang ilmu pengetahuan sebagai berikut :
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al –sunnah
mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan
kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada
derajat tinggi
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: Allah
meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman
diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu
pengetahuan). dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
Ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman
dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi.
12
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk
menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia
sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh
rasa kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal ini
sejalan dengan firman Allah: sesungguhnya yang takut kepada allah
diantara hamba –hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu).
Disamping ayat–ayat Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang
berilmu sangat istimewa, al-Qur’an juga mendorong umat Islam untuk
berdo’a agar ditambahi ilmu, dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah
kepadaku ilmu penggetahuan.
Dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu
wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak
awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari
firman Allah yang pertama diturunkan yaitu surat Al-Alaq yang
artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan kamu dari segummpal darah. Bacalah,dan
Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan
perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahui.
Ayat –ayat tersebut, jelas merupakan sumber motivasi bagi umat
Islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus
membaca, sehingga posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap
terjaga, yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai
seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh,
dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu
akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd menyebutkan
bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup
yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal.
4. Ibnu Khaldun mengklarifikasi kan ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :
1) Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia
bisa menemukannya karena kegiatan berpikir.
13
2) Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).
3) bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa
disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu
naqliyah.
Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :
Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmah dan falsafah.
Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam
berpikirnya, yang dengan indra—indra kemanusiaannya ia dapat
sampai kepada objek-objeknya, persoalannya, segi-segi
demonstrasinya dan aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian
dan penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang benar dan
yang salah, sesuai dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir.
Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli dan wadl’i. Ilmu itu secara
keseluruhannya disandarkan kepada berita dari pembuat konvensi
syara.
Dengan demikian bila melihat pengertian ilmu untuk kelompok
pertama nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas
sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan berpikir. Adapun untuk
kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu yang
sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al-Qur’an dan
Sunnah Rasul.
5. Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah,
beliau adalah ulama kelahiran India tahun 1703 M. Menurut
pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menurut
pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu : 1) al-
Manqulat, 2) al-Ma’qulat, dan 3) Al-Maksyufat.
Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut :
1) Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan
dari atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al
hadis.
14
2) Al ma’qulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang
peranan penting.
3) Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber
Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke
dalam dua kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan
yang bersifat indrawi, empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2).
Ilmu al huduri, yaitu ilmu pengetahuan yang suci dan abstrak yang
muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak langsung
dengan realitas ilahi .
15