Anda di halaman 1dari 161

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta


untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S1)

Oleh:

Senorita Prastika
NIM. 12505241012

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
MOTTO

Buatlah kesempatanmu! Hidup adalah sebuah kesempatan. Seseorang yang


melaju paling jauh pada umumnya adalah dia yang ingin dan berani melakukan
sesuatu.
–Dale Carnegie-

Kehidupanmu adalah buah dari tindakan yang kamu lakukan. Tidak ada yang bisa
disalahkan selain dirimu sendiri.
–Joseph Campbell-

Tuhan memberikan semuanya terjadi dengan satu alasan. Semua itu adalah sebuah
proses belajar dan kamu harus melewati setiap tingkatannya.
–Mike Tyson-

v
PERSEMBAHAN

Tugas akhir skripsi ini saya persembahkan kepada

 Allah SWT.

 (Alm) Ayah Tohidin dan Ibu Mamah Suryamah tercinta. Tiada kata yang

bisa menggantikan segala sayang, usaha, semangat, dan juga uang yang

telah dicurahkan untuk penyelesaian tugas akhir putri sulungnya ini.

 Adikku tersayang Rifky Kamal, terima kasih dukungannya.

 Seluruh keluarga besarku yang kusayangi dan kukasihi terima kasih atas

motivasinya selama ini.

 Sahabat dan teman seperjuangan kelas A PTSP 2012, terimakasih atas doa,

bantuan, serta dukunganya. Perkuliahan akan tidak ada rasa jika tanpa

kalian, pasti tidak ada yang bisa dikenang, tidak ada yang diceritakan pada

masa depan.

 Anak-anak kost Dhyastra dan kost Adelia, terima kasih telah selalu

memberikan masukan dan selalu mendengarkan keluh kesahku.

Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya Fakultas Teknik.

vi
EFEKTIVITAS PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

Oleh:

Senorita Prastika
NIM 12505241012

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengetahui efektivitas persiapan


prakerin, pelaksanaan prakerin, serta monitoring dan evaluasi prakerin kelas XII
Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan; (2)
mengungkapkan seberapa baik efektivitas persiapan prakerin, pelaksanaan
prakerin, serta monitoring dan evaluasi prakerin kelas XII Program Keahlian
Teknik Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data kuantitatif dan
kualitatif. Populasi penelitian adalah semua siswa Kelas XII Program Keahlian
Teknik Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan sebanyak 30 orang.
Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara. Analisis data
dilakukan dengan analisis deskriptif, distribusi frekuensi dan konversi skor kriteria
penilaian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) persiapan prakerin di SMK
Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
rerata (mean) sebesar 90,833 terletak pada rentang skor 88,334 s.d 94,168 yang
masuk dalam kategori baik. Data tersebut menunjukkan bahwa persiapan dari
pihak sekolah, pihak siswa, pihak orang tua dan pembekalan prakerin di SMK
Negeri 1 Seyegan sudah baik; (2) pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan
masuk kedalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata (mean)
sebesar 85,889 terletak pada rentang skor 85,834 s.d 92,919 yang masuk dalam
kategori baik. Pelaksanaan prakerin ini memiliki 4 sub variabel, dimana 2 dari 4
sub variabel masuk kategori baik sedangkan sisanya masuk kategori cukup baik.
Sub variabel yang masuk kategori baik adalah kesesuaian materi pelajaran
dengan materi prakerin dan monitoring pembimbing. Sedangkan sub variabel
yang masuk kategori cukup baik adalah kesesuaian penempatan dengan bidang
studi dan fasilitas prakerin; (3) monitoring dan evaluasi di SMK Negeri 1 Seyegan
masuk kedalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata (mean)
sebesar 87,417 terletak pada rentang skor 85 s.d 92,500 yang masuk dalam
kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa monitoring dan evaluasi dari
pihak industri dan pihak sekolah di SMK Negeri 1 Seyegan sudah baik.

Kata kunci: efektivitas dan praktik kerja industri

vii
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul

“Efektivitas Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 1 Seyegan” dapat disusun sesuai

dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari

bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Drs. Darmono, M.T., selaku Dosen Pembimbing TAS dan Ketua Program

Studi Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan yang telah banyak

memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan

Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Drs. Amat Jaedun, M.Pd. dan Faqih Ma‟arif, S.Pd.T, M.Eng., selaku

Validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan

perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Dr. Ir. Sunar Rochmadi, M.E.S. dan Drs. Amat Jaedun, M.Pd., selaku

Sekretasis Penguji dan Penguji Utama yang memberikan koreksi perbaikan

secara komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Staf Prodi Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan yang telah

memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal

sampai dengan penyelesaian TAS ini.

viii
5. Dr. Widarto, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir

Skripsi.

6. Drs. Cahyo Wibowo, M.M., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Seyegan

yang telah memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas

Akhir Skripsi ini.

7. Para guru dan staf SMK Negeri 1 Seyegan yang telah memberi bantuan

memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir

Skripsi.

8. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatianya selama penyusunan

Tugas Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di ats

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapat balasan dari Allah SWT dan

Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak

lain yang membutuhkanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Agustus 2018


Penulis,

Senorita Prastika
NIM. 12505241012

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .........................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 13

C. Batasan Masalah ................................................................................... 14

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 14

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 14

F. Manfaat Hasil Penelitian ......................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 17

A. Kajian Teori .......................................................................................... 17

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ........................................................ 17

2. Pendidikan Sistem Ganda (PSG).............................................................. 19

x
3. Prakerin................................................................................................ 21

4. Definisi Efektivitas ................................................................................. 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 34

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 36

D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 39

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 40

A. Desain/Jenis Penelitian .......................................................................... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 40

1. Populasi Penelitian................................................................................. 40

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 41

E. Instrumen Penelitian.............................................................................. 42

1. Kisi-Kisi Instrumen................................................................................. 42

2. Penetapan Skor ..................................................................................... 45

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......................................................... 46

1. Pengujian Validitas Instrumen ................................................................ 47

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ............................................................. 49

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 52

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 52

B. Hasil Penelitian...................................................................................... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 97

A. Kesimpulan ........................................................................................... 97

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 99

C. Saran ................................................................................................. 100

xi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 105

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Data Rekapitulasi daya Serap Tamatan SMKN 11 Bandung .................. 5
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persiapan, Pelaksanaan,
Monitoring dan Evaluasi Prakerin Ditujukan Kepada Siswa .................. 44
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persiapan, Pelaksanaan,
Monitoring dan Evaluasi Prakerin Ditujukan Kepada Guru ................... 45
Tabel 4. Skor butir soal ................................................................................ 46
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .......................................................... 48
Tabel 6. Koefisien Reliabilitas Instrumen ........................................................ 49
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ....................................................... 50
Tabel 8. Konversi Skor Kriteria Penilaian Penelitian ......................................... 51
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Efektivitas Persiapan Prakerin ............................. 54
Tabel 10. Konversi Skor Kriteria Penilaian Efektivitas Persiapan
Prakerin ......................................................................................... 55
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Persiapan Pihak Sekolah ................................... 56
Tabel 12. Konversi Skor Kriteria Penilaian Persiapan Prakerin
Pihak Sekolah ................................................................................. 58
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Persiapan Pihak Siswa ...................................... 61
Tabel 14. Konversi Skor Kriteria Penilaian Persiapan Prakerin
Pihak Siswa .................................................................................... 62
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Persiapan Pihak Orang Tua ............................... 64
Tabel 16.Konversi Skor Kriteria Penilaian Persiapan Prakerin
Pihak Orang Tua ............................................................................. 65
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Pembekalan Prakerin ........................................ 67
Tabel 18. Konversi Skor Kriteria Penilaian Pembekalan Prakerin ....................... 68
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Efektivitas Pelaksanaan Prakerin........................ 70
Tabel 20. Konversi Skor Kriteria Penilaian Efektivitas Pelaksanaan
Prakerin ......................................................................................... 72
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Penempatan dengan
Bidang Studi ................................................................................... 75

xiii
Tabel 22. Konversi Skor Kriteria Penilaian Kesesuaian Penempatan
dengan Bidang Studi ....................................................................... 76
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Materi Pelajaran dengan
Materi Prakerin ............................................................................... 77
Tabel 24. Konversi Skor Kriteria Penilaian Kesesuaian Materi
Pelajaran dengan Materi Prakerin ..................................................... 79
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Monitoring Pembimbing .................................... 80
Tabel 26. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring Pembimbing ................... 81
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Fasilitas Prakerin .............................................. 82
Tabel 28. Konversi Skor Kriteria Penilaian Fasilitas Prakerin ............................. 84
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Efektivitas Monitoring dan
Evaluasi Prakerin............................................................................. 85
Tabel 30. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Prakerin ......................................................................................... 86
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Monitoring dan Evaluasi Prakerin
Pihak Industri ................................................................................. 89
Tabel 32. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring dan Evaluasi
Pihak Industri ................................................................................. 90
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Monitoring dan Evaluasi Prakerin
Pihak Sekolah ................................................................................. 91
Tabel 34. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring dan
Evaluasi Pihak Sekolah .................................................................... 92

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir Efektivitas Prakerin SMK Negeri 1


Seyegan ..................................................................................... 38
Gambar 2. Histogram Persiapan Prakerin ....................................................... 54
Gambar 3. Histogram Persiapan Pihak Sekolah ............................................... 57
Gambar 4. Histogram Persiapan Pihak Siswa .................................................. 61
Gambar 5. Histogram Persiapan Pihak Orang Tua ........................................... 64
Gambar 6. Histogram Pembekalan Prakerin.................................................... 67
Gambar 7. Histogram Pelaksanaan Prakerin ................................................... 71
Gambar 8. Histogram Kesesuaian Penempatan dengan Bidang Studi ................ 75
Gambar 9. Histogram Kesesuaian Materi Pelajaran dengan Materi
Prakerin ..................................................................................... 78
Gambar 10. Histogram Monitoring Pembimbing .............................................. 80
Gambar 11. Histogram Fasilitas Prakerin ........................................................ 83
Gambar 12. Histogram Monitoring dan Evaluasi Prakerin ................................. 85
Gambar 13. Histogram Monitoring dan Evaluasi Prakerin Pihak Industri ............ 89
Gambar 14. Histogram Monitoring dan Evaluasi Prakerin Pihak Sekolah ............ 91

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Penelitian (Model Tertutup) ......................................... 122

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian (Angket Terbuka) ..................................... 126

Lampiran 3. Hasil Wawancara ................................................................... 129

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................... 132

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas................................................. 142

Lampiran 6. Data Tabulasi berdasarkan Aspek ........................................... 143

Lampiran 7. Hasil Uji Reliabillitas ............................................................... 151

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas .............................................. 161

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan kehidupan pada saat ini membutuhkan sumber daya manusia

(SDM) yang aktif dengan kualitas yang memadai. Indonesia tidak hanya

dikaruniai dengan sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi juga jumlah

SDM yang banyak. SDM yang melimpah ini diharapkan menjadi modal

pembangunan, bukan sebaliknya. Upaya untuk menjadikan SDM yang melimpah

sebagai modal pembangunan adalah melalui kegiatan pendidikan. Teori Human

Capital (Alirastra, 2015, http://m.kompasiana.com/risandaabe/pendidikan-

pembangunan-sdm-dan-peran-pendidikan-dalam- pembangunan_54f60204a333

11b8068b4746) berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi SDM

yang memberi banyak manfaat, antara lain: diperolehnya kondisi kerja yang lebih

baik, efisiensi produksi, peningkatan kesejahteraan dan tambahan pendapatan

seseorang apabila mampu menyelesaikan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya.

Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi masa depan

dunia secara global. Untuk itu, pendidikan harus dapat menyiapkan generasi

muda abad ke-21 yang ungggul, berdaya saing tinggi, dan mampu bekerjasama

guna mencapai kemakmuran bagi setiap negara dan dunia. Mengingat

pentingnya peran pendidikan tersebut, maka investasi modal manusia melalui

pendidikan di negara berkembang sangat diperlukan walaupun investasi di

bidang pendidikan merupakan investasi jangka panjang secara makro, manfaat

investasi ini baru dapat dirasakan setelah puluhan tahun.

1
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk melaksanakan

pendidikan yang sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 sistem

pendidikan nasional tentang tujuan pendidikan nasional maka, di Indonesia

mengelompokkan beberapa tingkat pendidikan mulai dari pendidikan dasar,

menengah dan perguruan tinggi. Khusus pada pendidikan menengah terdiri dari

dua jalur pendidikan yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK).

Dikutip dari artikel Suara.com (Hidayatullah & Hapsari, 2015,

http://m.suara.com/bisnis/2015/05/05/19 2409/bps-pekerja-di-indonesia-masih-

didominasi-lulusan-sd-dan-smp), struktur tenaga kerja berdasarkan pendidikan di

Indonesia pada bulan Februari 2015 yang dikemukakan Badan Pusat Statistik

(BPS) menunjukkan bahwa pekerja dengan latar belakang pendidikan SD tercatat

sebanyak 54,6 juta orang atau 45,19 % dari total pekerja. Sementara pekerja

dengan pendidikan SMP tercatat sebanyak 21,5 juta atau 17,77 %. Begitu juga

dengan lulusan Sekolah Menengah dan Universitas yang naik dari 17,95 juta

menjadi 18.91 juta orang. Namun begitu, lulusan Diploma I hingga III justru

tercatat menurun tipis dari 3,25 juta menjadi 3,13 juta orang. Sementara itu

ditambahkan, penduduk bekerja berpendidikan tinggi secara total hanya

sebanyak 13,1 juta orang. Angka ini mencakup 3,1 juta orang atau 2,60 %

2
berpendidikan diploma, serta sebanyak 10 juta orang atau 8,29 % berpendidikan

sarjana. Menurut peneliti jenis pendidikan dan jenjang pendidikan yang dijadikan

prioritas dalam upaya menyiapkan dan memenuhi permintaan pembukaan

lapangan kerja pada era industri adalah jenis pendidikan kejuruan pada jenjang

menengah. Alasannya bahwa pola proporsi tenaga kerja pada negara yang

sedang melakukan industrialisasi lebih mengutamakan tenaga kerja yang

berpendidikan menengah.

Minat siswa masuk ke SMK di Indonesia terus mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun, karena lulusan SMK dapat mengisi peluang kerja di dunia

usaha/industri sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh lulusan SMK melalui uji

kompetensi. Selain itu, lulusan SMK dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi sepanjang lulusan tersebut memenuhi persyaratan sesuai

dengan kriteria yang dipersyaratkan.

Salah satu usaha SMK dalam menyiapkan dan mengembangkan peserta

didik yang berkualitas adalah dilakukannya program praktik kerja industri

(prakerin). Prakerin merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan di luar

proses belajar mengajar disekolah dan dilaksanakan di industri/perusahaan agar

peserta didik bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang sebenarnya di

industri/perusahaan, juga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

siswa dibidang teknologi.

Prakerin merupakan wujud implementasi kebijakan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan dalam konsep ”link and match” , dimana adanya

kerjasama antara sekolah dan industri guna dapat menghasilkan lulusan SMK

yang memiliki keahlian profesional. Oleh karena itu, dukungan dan peran serta

3
dunia industri mempunyai andil yang sangat besar dalam meningkatkan

pengalaman dan sikap kerja, intergrasi fungsional antara pengetahuan, teknologi

dan pengetahuan, juga teknologi dan keterampilan guna menciptakan

keberhasilan terapan dalam bidang-bidang kejuruan tertentu. Dalam pelaksanaan

prakerin yang harus di pahami yang menjadi institusi pasangan SMK adalah

keterlibatan instruktur, ketersediaan fasilitas prasarana dan sarana praktik bagi

siswa yang melaksanakan prakerin.

Tujuan penyelenggaraan prakerin adalah untuk meningkatkan kualitas

lulusan SMK baik dalam segi pengetahuan, keterampilan, maupun etos kerja

yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja saat ini, sehingga lulusan SMK siap

masuk ke pasar kerja. Akan tetapi, jenis keahlian dan jumlah lulusan yang

dihasilkan oleh SMK belum semua sesuai dengan permintaan pasar kerja.

Permasalahan keterkaitan antara pendidikan dan ketenagakerjaan timbul

kemudian pada saat kemajuan semakin meningkat, sehingga diperlukan tenaga-

tenaga terampil untuk pelaksana pembangunan suatu negara. Jumlah

pengangguran di Indonesia per Februari 2016 adalah 7,02 juta orang berkurang

430.000 orang dibandingkan posisi Februari 2015. Pengangguran terbanyak

adalah lulusan SMK. Kepala BPS Suryamin mengatakan pada Februari 2016,

tingkat pengangguran terbuka tertinggi pada jenjang pendidikan SMK sebesar

9,84%. Angka tersebut meningkat 0,79% dibandingkan Februari 2015. Lewat

data ini, bisa diartikan pada setiap 100 angkatan kerja lulusan SMK, ada sekitar 9

hingga 10 orang yang masih menganggur (Suryamin, 2016, http://finance.

detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3203625/pengangguran-terbesar-ri- adalah-lulus

an-smk).

4
Pengertian pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-

sungguh tidak mempunyai pekerjaan yang penyebabnya karena tidak

tersedianya lapangan pekerjaan, lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan

latar belakang pendidikannya, dan tidak berusaha mencari pekerjaan secara

keras karena malas. Pengangguran merupakan masalah besar tidak hanya di

negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju, namun demikian tingkat

pengangguran di negara-negara berkembang pada umumnya lebih tinggi

(Fatoni, 2014, http://www.zonasiswa.com/2014/12/pengangguran-pengertian-

jenis-penye bab.html).

Banyaknya lulusan SMK yang tidak dapat diserap oleh dunia

usaha/industri dikarenakan tingkat kesiapan kerja lulusan masih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian yang disusun oleh Anggraeni (2013: 7), bahwa

lulusan SMKN 11 Bandung belum optimal dalam mewujudkan lulusannya dapat

mudah diserap oleh dunia usaha/industri. Berikut tabel data rekapitulasi daya

serap SMKN 11 Bandung tahun 2007 s.d 2012.

Tabel 1. Data Rekapitulasi daya Serap Tamatan SMKN 11 Bandung

Keterangan
Tahun Jumlah
Tidak Lain- Total
Lulusan Siswa Bekerja Kuliah Wirausaha
Bekerja lain
2007-2008 81 63% 16% 0% 21% 0% 100%

2008-2009 107 69% 18% 4% 0% 9% 100%


2009-2010 118 58% 14% 0% 28% 0% 100%
2010-2011 181 46% 18% 0% 36% 0% 100%
2011-2012 192 36% 16% 0% 48% 0% 100%

5
Berdasarkan penelitian Krisnamurti (2016: 5), kesiapan kerja siswa

merupakan suatu kondisi yang memungkinkan para siswa dapat langsung

bekerja setelah tamat sekolah tanpa memerlukan masa penyesuaian diri yang

memakan waktu. Tinggi rendahnya tingkat kesiapan kerja siswa SMK dapat

dilihat dari masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan dan kemampuannya

untuk bekerja sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan dunia kerja yang

dihadapinya.

Banyak faktor atau variabel-variabel yang bisa mempengaruhi kesiapan

kerja, baik yang berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar. Tinggi

rendahnya tingkat kesiapan kerja yang dimiliki oleh siswa sebenarnya ditentukan

oleh diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor lain yang ada di luar diri siswa hanyalah

bersifat sebagai pendukung. Meskipun hanya sebagai pendukung, tetapi tetap

harus diperhatikan. Siswa sebagai calon tenaga kerja yang dinyatakan siap untuk

bekerja biasanya sudah mengalami/melalui berbagai proses, baik secara teoritis

maupun secara praktis.

Selain karena tingkat kesiapan kerja lulusan SMK masih rendah,

kemampuan siswa SMK masih jauh dari apa yang diharapkan industri.

Kebanyakan peserta prakerin belum bisa dipercaya untuk menyelesaikan

pekerjaan di lapangan. Selain itu terjadi kesenjangan antara apa yang dipelajari

siswa di sekolah dengan apa yang harus dikerjakan di lapangan. Pembelajaran di

sekolah lebih banyak teori dari pada praktik. Pembelajaran praktik masih kurang

secara durasi, serta berbeda secara karakteristik dengan yang ada di lapangan.

Kemampuan siswa prakerin rata-rata dianggap nol oleh pihak industri. Kreativitas

siswa tidak berjalan, karena belum memiliki kemampuan dasar. Bahkan

6
terkadang siswa SMK hanya menjadi pesuruh untuk mengerjakan pekerjaan

teknis di luar kompetensi saat prakerin (Mulyadi, 2014: 78).

Hal di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharyadi

(2013: 113-114), bahwa kebutuhan siswa dalam program prakerin masih kurang.

Hal ini dikarenakan karena minimnya kesesuaian pekerjaan yang diperoleh siswa

saat prakerin. Demikian juga dengan pernyataan WKS Humas SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta saat di wawancarai oleh Suharyadi, menyatakan

bahwa kebanyakan pekerjaan yang ada di industri pada program prakerin

kebanyakan sudah sesuai dengan kompetensi keahlian siswa. Pernyataan ini

kalau ditelaah lebih dalam, beranggapan bahwa masih ada ketidaksesuaian

tempat prakerin dengan kompetensi keahlian siswa.

Kondisi nyata di lapangan menunjukkan bahwa terjadi ketidaksesuaian

antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sekolah dengan dunia

industri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar SMK memiliki

peralatan yang jauh tertinggal dibandingkan dengan peralatan dan teknologi

yang diterapkan di dunia industri, sehingga ilmu yang dipelajari oleh siswa SMK

di sekolah tidak sinkron dengan tuntutan dunia industri. Prakerin yang

dilaksanakan selama 3 s.d 6 bulan di dunia industri kadang menjadi sia-sia ketika

siswa magang pada perusahaan atau industri kecil akibat dari keterbatasan kuota

dari perusahaan besar dalam menerima siswa magang. Hal ini terjadi karena

jumlah yang belajar di SMK dengan jumlah industri yang bersedia menerima

siswa melaksanakan prakerin tidak seimbang dimana jumlah siswa lebih banyak

dibandingkan dengan kuota yang disediakan industri untuk siswa magang

7
(Saefudin, 2015, http://m.kompasiana.com/agussaefudin/smk-sekolah-mencetak-

kuli_55c818f 5187b6183048b4567).

Berdasarkan data Depdiknas tahun 2008 (Made, 2009, http://nasional.

kompas.com/read/2009/10/21/20121752/Sarana.Sekolah.Masih.Belum.Memadai)

, di SMK yang memiliki perpustakaan sudah mencapai 90%, yang punya

laboratorium multimedia 75%. Untuk peralatan praktik, baru 45% SMK yang

memakai sesuai standar nasional sekolah. Prasarana dan sarana praktik di SMK

juga banyak yang sudah ketinggalan jaman dan tidak sesuai lagi dengan

perkembangan teknologi yang diterapkan dunia industri. SMK yang kurang atau

tidak memiliki fasilitas praktik, membuat lulusannya tidak terampil. Lulusan

seperti itu kalah dalam persaingan masuk dunia kerja. Tes akademik kalah

dengan lulusan SMA, sementara tes keterampilan selalu gagal. Mereka juga sulit

memilih pekerjaan diluar jurusannya di SMK (Saefudin, 2015, http://m.kompasi

ana.com/agussaefudin/smk-sekolah-mencetak-kuli_55c818f5187b6183048b4567)

Kenyataan di atas, menyatakan dibutuhkan standar prasarana dan

sarana minimal yang harus dimiliki oleh setiap sekolah yang menjadi persyaratan

dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Mengingat SMK merupakan

wahana pembentukan tenaga kerja terampil untuk memenuhi tuntutan dan

pengembangan dunia usaha dan industri. Untuk memenuhi harapan tersebut

diperlukan kurikulum yang memiliki korelasi dengan dunia industri dan usaha,

dan norma masyarakat, sehingga kebutuhan fasilitas yang memadai dan biaya

investasi tentu tidak kecil. Oleh karena itu, keberadaan fasilitas menjadi sangat

penting di sekolah kejuruan dalam rangka menjamin kualitas lulusan (Widodo,

2014, http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menu utama/eduk

8
asi/989-upaya-pemenuhan-sarana-dan-prasarana-pendidikan-di-sekolah-meneng

ah-kejuruan-smk).

Melihat dari segi persiapan prakerin yang dilakukan oleh SMK yang ada di

Kota Yogyakarta, sudah terencana dengan baik. Tetapi masih perlu ditingkatkan

lagi pada teknis pelaksanaannya. Teknis pelaksanaan yang dimaksud yaitu pada

penyampaian materi pembekalan dan evaluasi pembekalan prakerin. Seperti

pada hasil angket siswa pada penelitian yang dilakukan oleh Suharyadi (2013:

115-116), penyampaian materi pembekalan yang dilakukan guru kurang

bervariasi sehingga siswa merasa kurang tertarik dengan materi pembekalan.

Pembekalan prakerin siswa terdiri dari dua macam materi yaitu masalah

administrasi prakerin dan pelaksanaan praktik di dunia usaha/industri.

Pembekalan prakerin juga mengundang beberapa pihak industri untuk mengisi

materi pembekalan prakerin. Minimnya materi pembekalan yang dipahami oleh

siswa prakerin tentu akan mengakibatkan terjadinya masalah pada saat siswa

prakerin.

Variasi di dalam kegiatan penyampaian materi dapat menghilangkan

kebosanan, meningkatkan minat, keingintahuan siswa serta meningkatkan kadar

keaktifan siswa. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-

perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik.

Misalnya dua model baju yang sama tetapi berbeda hiasannya akan

menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut. Tidak dapat

dipungkiri bahwa dalam proses penyampaian materi adakalanya siswa bahkan

guru mengalami kejenuhan. Hal ini tentu menjadi problem bagi tercapainya

tujuan pembelajaran.

9
Pelaksanaan prakerin juga belum sepenuhnya memenuhi tujuan yang

harus dicapai oleh siswa. Berdasarkan hasil pengamatan Iriani & Soeharto (2015:

276-277), permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan prakerin adalah

kegiatan pembimbingan yang dilakukan oleh pembimbing dunia usaha/industri

yang masih bersifat sekedarnya. Pembimbing belum bersikap tegas terhadap

peserta prakerin karena menganggap peserta sekedar latihan sehingga belum

tercipta suasana kerja yang sesungguhnya. Peserta prakerin masih menganggap

prakerin sebagai sarana latihan dan belum serius melaksanakan tugasnya.

Program prakerin diharapkan menjembatani antara sekolah dengan dunia

usaha. Namun ternyata apa yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Peserta prakerin hanya sekedar lulus mata pelajaran namun tidak

memiliki arti penting. Pada sisi yang lain, pembimbing tidak terlibat langsung

dalam proses prakerin. Dalam arti peserta prakerin tidak diberi pengarahan dan

bimbingan sebelum dan selama prakerin. Pembimbing hanya bertugas

mengoreksi laporan yang dikerjakan siswa. Sehingga kegiatan prakerin sendiri

tidak dapat dikontrol dengan baik pelaksanaannya. Sistem pelaksanaan program

prakerin yang sekarang masih belum efektif karena lemahnya koordinasi diantara

pihak-pihak yang terlibat, kurang terstruktur, dan kurang selektif, sehingga perlu

penyempurnaan (Muslih, 2014: 65-66).

Prakerin yang sudah dilakukan peserta didik juga perlu dievaluasi untuk

melihat kesesuaian antara program dan pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan

sebagai dasar untuk penyusunan program tindak lanjut yang harus dilakukan

baik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik maupun terhadap program

prakerin. Menurut Masaong (2010: 192), evaluasi sebagai suatu proses dimana

10
kita mempertimbangkan patokan-patokan tertentu. Evaluasi berkenaan dengan

proses menentukan seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu

untuk mencapai suatu tujuan.

Kegiatan prakerin dimonitor oleh kelompok kerja prakerin melalui guru-

guru pembimbing yang dilakukan setiap 1 bulan. Kegiatan monitoring dilakukan

untuk mengetahui pelaksanaan prakerin berjalan sesuai dengan harapan sekolah

dan dunia usaha/industri. Disamping itu agar dapat mengetahui permasalahan-

permasalahan apa saja yang terjadi selama pelaksanaan prakerin. Dari hasil

monitoring masih ada guru pembimbing yang belum melengkapi pengisian

format monitoring dengan lengkap sehingga kelompok kerja prakerin belum

memperoleh laporan secara lengkap mengenai pelaksanaan prakerin di dunia

usaha/industri (Iriani & Soeharto, 2015: 276).

Suharyadi (2013: 2-3) mengemukakan bahwa keberhasilan pelaksanaan

prakerin selain ditentukan oleh kesiapan siswa, kesiapan perencanaan program,

dan kesiapan panitia adalah kesiapan guru pembimbing. Guru pembimbing

merupakan ujung tombak pelaksanaan kegiatan prakerin, kesiapan guru

pembimbing akan berpengaruh pada pelaksanaan dan hasil akhir kegiatan

prakerin. Latar belakang pengalaman prakerin yang dimiliki oleh guru

pembimbing akan sangat memberikan kontribusi secara psikologis bagi siswa

dalam pelaksanaan prakerin. Penentuan guru pembimbing kurang didasarkan

kepada latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki terhadap

bimbingan yang akan dilakukan, karena dianggap semua guru mampu

membimbing prakerin siswa atas azas pemerataan tugas dan penghasilan.

11
Guru produktif sebagai instruktur yang mengajar mata pelajaran kejuruan

juga mempunyai peran dalam kesenjangan lulusan SMK dengan tuntutan dan

kebutuhan dunia industri. Hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar guru

produktif stagnan dalam keilmuan mutakhir sebagaimana yang diterapkan oleh

dunia industri. Guru produktif yang merupakan produk Lembaga Pendidikan

Tenaga Keguruan (LPTK) seringkali memiliki keterbatasan pengetahuan akan

teknologi mutakhir, banyak guru produktif yang tidak mampu mengimbangi

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disebabkan banyak keterbatasan dari

guru sendiri. Dengan demikian faktor guru produktif dan profesionalisme juga

merupakan variabel yang perlu diperhatikan ketika membahas link and match

lulusan SMK dengan dunia kerja.

Guru pengampu mata pelajaran kejuruan/produktif mempunyai peran

yang strategis dalam menghasilkan lulusan SMK yang kompeten dan siap kerja.

Lulusan SMK yang berkualitas hanya akan terwujud jika guru yang mengajar dan

memfasilitasi kegiatan pembelajaran termasuk praktik keterampilan kejuruan

sesuai dengan kompetensi keahlian adalah guru profesional yang kompeten.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru

kejuruan/produktif yang merupakan lulusan LPTK telah tertinggal dalam

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak ilmu pengetahuan dan

teknologi terbaru dan mutakhir yang tidak dikuasai oleh guru dikarenakan

keterbatasan guru dalam mengakses informasi dan tidak mendapat upgrading

keilmuan dan kompetensi dalam pendidikan dan pelatihan yang memadai. Hasil

penilaian uji kompetensi guru yang diumumkan oleh pemerintah menunjukkan

bahwa nilai kompetensi guru sebagian besar adalah rendah dan dilihat dari sisi

12
kualitasnya banyak keilmuan yang telah tertinggal dibandingkan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang secara pesat.

(Saefudin, 2015, http://m.kompasiana.com/agussaefudin/smk-sekolah-mencet

ak-kuli_55c818f5 187b6183048b4567).

Berdasarkan berbagai macam permasalahan yang ada dalam pelaksanaan

diketahui kegiatan prakerin yang dilakukan oleh seluruh siswa SMK terdapat

berbagai masalah yang sering timbul didalamnya. Oleh karena itu, peneliti

bermaksud untuk melakukan penelitian terkait sejauh mana tingkat efektivitas

prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan yang muncul antara lain sebagai berikut:

1. Jumlah pengangguran terbanyak adalah lulusan SMK.

2. Tingkat kesiapan kerja lulusan SMK masih rendah.

3. Minimnya kesesuaian pekerjaan yang diperoleh siswa saat pelaksanaan

prakerin.

4. Sebagian besar SMK memiliki peralatan yang jauh tertinggal dibandingkan

dengan peralatan dan teknologi yang diterapkan di dunia industri.

5. Persiapan prakerin yang kurang maksimal.

6. Pelaksanaan prakerin belum sepenuhnya memenuhi tujuan yang harus

dicapai oleh siswa

7. Masih ada guru pembimbing yang belum melengkapi pengisian format

monitoring dengan lengkap.

13
8. Banyak guru produktif yang tidak mampu mengimbangi kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi disebabkan banyak keterbatasan dari guru

sendiri.

C. Batasan Masalah

Untuk melakukan penelitian secara menyeluruh terhadap program

prakerin dibutuhkan waktu yang lama serta biaya yang besar. Oleh karena itu,

penelitian ini akan dibatasi pada efektivitas prakerin yang meliputi tiga hal, yaitu

persiapan prakerin, pelaksanaan prakerin, serta monitoring dan evaluasi

prakerin. Siswa dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XII Program

Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton, karena hanya siswa kelas XII yang telah

mengikuti pelaksanaan prakerin.

D. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang dan identifikasi masalah dan batasan masalah

maka dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana efektivitas persiapan prakerin, pelaksanaan prakerin, serta

monitoring dan evaluasi prakerin kelas XII Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan?

2. Seberapa baik efektivitas persiapan prakerin, pelaksanaan prakerin, serta

monitoring dan evaluasi prakerin kelas XII Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu:

14
1. Mengetahui efektivitas persiapan prakerin, pelaksanaan prakerin, serta

monitoring dan evaluasi prakerin kelas XII Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan.

2. Mengungkapkan seberapa baik efektivitas persiapan prakerin, pelaksanaan

prakerin, serta monitoring dan evaluasi prakerin kelas XII Program Keahlian

Teknik Konstruksi Batu Baton di SMK Negeri 1 Seyegan.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis penelitian ini, digunakan untuk mengetahui efektivitas

pelaksanaan prakerin untuk pencapaian standar kompetensi di SMK Negeri 1

Seyegan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelolaan prakerin yang

efektif di SMK pada umumnya dan di SMK Negeri 1 Seyegan pada

khususnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan akan memberi bahan

masukan untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan prakerin.

b. Bagi siswa, diharapkan dapat mempersiapkan diri lebih matang dalam hal

materi, fisik, mental, dan keterampilan sebelum atau ketika melaksanakan

prakerin. Sehingga mampu meningkatkan pencapaian kompetensi

pelaksanaan prakerin di SMK Negeri Seyegan.

c. Bagi guru, sebagai pendamping diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pengelolaan prakerin yang sesuai dengan peraturan.

15
d. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sebagai sarana untuk

mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan selama kuliah serta

menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti.

16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

a. Definisi SMK

SMK adalah bentuk dari satuan pendidikan kejuruan. Dinyatakan dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan menengah

diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta

mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan mengadakan hubungan timbal balik lingkungan serta dapat

mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau melanjutkan

pendidikan tinggi.

Pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang

untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini

meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang

dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan

pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah. Dapat dikatakan pendidikan kejuruan

(SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan

mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai

dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan

potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan

teknologi (Irwandi, 2016: 12).

Pendidikan Kejuruan pada dasarnya mempersiapkan peserta didik untuk

dapat bekerja kelak setelah mereka lulus. Untuk dapat bekerja secara

17
professional, maka peserta didik dibekali dengan keterampilan-keterampilan

sesuai bidang keahlian yang dipilih. Hal tersebut seperti yang dimuat dalam

artikel The Online Teacher Resource yang menyebutkan bahwa, “Vocational

education training provides career and technical education to interested students.

These students are prepared as trainees for jobs that are based upon manual or

practical fields. Jobs are related to specific trades, occupations, and vacations”

(McKee, http://www.teach-nology.com/teachers/vocational_ed/).

Pendidikan kejuruan adalah investasi tenaga kerja profesional yang

memiliki skill atau keahlian yang dibutuhkan oleh industri. Valerie mengatakan

bahwa “Many of the skills most needed to compete in the global market of the

21st century are technical skills that fall into the technical/vocational area”

(Strauss, 2012, http://www.washingtonpost.com/blogs/answer-sheet/post/why-

we-need-vocational-education/2012/06/04/gJQA8jHbEV_blog.html).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

SMK adalah sekolah menengah yang menyiapkan atau mengarahkan

kemampuan peserta didiknya memasuki dunia kerja yang sesuai dengan minat

dan bakatnya.

b. Tujuan SMK

SMK memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan

umum pendidikan menengah kejuruan adalah: (1) meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab; (3)

18
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,

memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; (4)

mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan

lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan

efisien.

Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah: (1) menyiapkan

peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi

lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga

kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang

dipilihnya; (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan

gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan

sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; (3) membekali

peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu

mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui

jenjang pendidikan yang lebih tinggi; (4) membekali peserta didik dengan

kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan keahlian yang dipilih (Depdiknas:

2004).

2. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Menurut Sidi (2009: 45), menjelaskan bahwa PSG merupakan

implementasi dari konsep link and match, yaitu perancangan kurikulum, proses

pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan dilaksanakan

bersama-sama oleh pihak sekolah dan industri. Sistem ini merupakan bentuk

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan

19
secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui praktik langsung dan dunia kerja.

Awal mula PSG (dual system), sudah berkembang lama di beberapa

negara. Menurut Muliati (2007: 9), kerjasama antara Republik Arab Mesir dan

Republik Federasi German berlangsung puluhan tahun yaitu sejak tahun 1950an

keduanya telah bekerjasama dibidang pendidikan teknik dan pelatihan kejuruan.

PSG berkaitan dengan sistem pendidikan yang menekankan pendidikan teori dan

praktek. Berabad-abad yang lalu, Jerman telah mengadopsi suatu sistem PSG

dengan beberapa modifikasi dijalankan untuk mengatasi perubahan dalam

masyarakat dan memenuhi permintaan masyarakat.

Awal mulanya untuk memperkenalkan langsung bagi siswa agar mampu

mengetahui tentang dunia kerja yang akan dihadapi setelah lulus dari sekolah,

PSG menyelenggarakan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara

sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan

keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada pekerjaan yang

relevan terarah untuk mencapai penguasaan keahlian kemampuan tertentu.

Muliati (2007: 9) mendefinisikan PSG menjadi beberapa poin: (1) PSG

terdiri dari gabungan subsistem pendidikan di sekolah dan subsistem pendidikan

di dunia industri; (2) PSG merupakan program yang secara khusus bergerak

dalam penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional; (3) penyelenggaraan

program pendidikan di sekolah dan dunia kerja dipadukan secara sistematis dan

sinkron, sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan; (4)

proses penyelenggaraan pendidikan di dunia kerja lebih ditekankan pada

kegiatan bekerja sambil belajar secara langsung pada keadaan yang nyata.

20
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sistem

ganda merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan

antara program pendidikan di sekolah dan di lapangan/industri agar peserta didik

dapat mencapai keahlian profesional tertentu dan bisa merasakan keadaan yang

nyata di lapangan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. PSG

terdiri dari pendidikan di dalam sekolah, yaitu melalui pembelajaran teori dan

praktik di sekolah dan pendidikan di luar sekolah atau di dunia kerja melalui

program Prakerin.

3. Prakerin

a. Definisi Prakerin

Implementasi dari konsep Pendidikan Sistem Ganda adalah dengan

diterapkannya Prakerin di SMK. Hamalik (2001: 21) mendefinisikan Prakerin

sebagai modal pelatihan yang diselenggarakan di lapangan, bertujuan untuk

memberikan kecakapan yang diperlukan dalam keahlian tertentu, sesuai tuntutan

kemampuan bagi pekerjaan. Oleh karena itu, program prakerin adalah bentuk

perpaduan antara proses mendapatkan kompetensi melalui kegiatan belajar

mengajar di sekolah dan kegiatan praktik secara langsung di dunia nyata tentang

kompetensi keahlian yang sedang digeluti.

Hamalik (2001: 91) mengutarakan bahwa prakerin merupakan suatu

komponen yang penting dalam sistem pelatihan manajemen untuk

mengembangkan wawasan dan keterampilan manjemen para pesertanya. Dalam

hal ini peserta didik atau siswa SMK dalam pelaksanaan prakerin diharapkan

memperoleh pengalaman pelatihan manajemen. Pelatihan manajemen yang

dimaksud adalah kemampuan peserta didik untuk mengembangkan dan

21
mengaplikasikan keahlian yang dimiliki oleh siswa tersebut. Pelaksanaan prakerin

juga dapat memberikan tambahan ilmu yang tidak diperoleh di sekolah yang

berupa teori ataupun praktik, di dalam industri persrta didik dapat lebih

memperhatikan sistem kerja yang ada di industri tersebut.

Berkaitan dengan kegiatan siswa dalam prakerin lebih lanjut dinyatakan

sebagai berikut. “Activity based working is based on the premise that no

employee „owns‟ or has an assigned workstation. Rather, the broader workspace

provides employees with a variety of predetermined activity areas that allow

them to donduct specific tasks including learning, focusing, collaborating and

socializing” (Malkoski, 2008, http://officesnapshots.com/2012/11/20/introduc

tion-to-activity-based-working-trend/). Pernyataan tersebut memungkinkan siswa

melakukan tugas-tugas tertentu termasuk belajar, fokus, bekerja sama dan

bersosialisasi di tempat kerja dalam hal ini adalah dunia industri.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prakerin

merupakan proses memadukan pendidikan yang diperoleh melalui kegiatan

belajar mengajar di sekolah dan pengalaman praktik di industri untuk

mendapatkan kompetensi keahlian sesuai dengan bidang pekerjaan yang

digeluti, serta meningkatkan kemandirian kerja, percaya diri, motivasi kerja dan

bersosialisasi dalam dunia kerja agar terjadi kecocokan (link and match) antara

apa yang dibutuhkan industri dengan yang seharusnya diberikan di sekolah.

b. Tujuan Prakerin

Tujuan diselenggarakannya prakerin menurut Direktorat Pembinaan SMK

(Dikmenjur, 2008) yaitu: (1) Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu

22
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang

sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan, (2) Memperoleh link and match

antara SMK dan dunia kerja, (3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas, (4) Memberi pengakuan dan

penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Menurut Neumark dan Allen (2003) dalam buku Hanafi (2014: 93),

program peralihan sekolah ke dunia kerja bertujuan untuk mengenal suasana

dan lingkungan pekerjaan sebelum memasuki dunia kerja yang sebenanya.

Program ini dapat memberi arah karier yang sesuai dengan cita-cita peserta

didik. Oleh karena itu, kerja sama dengan dunia kerja dan industri merupakan

hal penting dalam rangka membangun minat dan motivasi pekerja peserta didik.

Sementara itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal

26 Ayat 3 disebutkan bahwa “Standar kompetensi lulusan pada satuan

pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”. Secara umum

pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan dan membina tenaga kerja baik

secara struktural maupun fungsional yang memiliki kemampuan melaksanakan

loyalitas, dedikasi dan berdisiplin yang baik.

Hamalik (2001: 16) mengungkapkan bahwa secara umum pelatihan

bertujuan mempersiapkan dan membina tenaga kerja, baik struktural maupun

fungsional, yang memiliki kemampuan berdisiplin yang baik.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prakerin

bertujuan untuk membentuk mental para siswa agar mempunyai mental untuk

23
bekerja keras, menambah pengetahuan sesuai dengan kompetensi keahliannya,

memberikan wawasan tentang dunia kerja atau dunia industri, memberikan bekal

untuk menghadapi dunia kerja setelah lulus nanti dan menghasilkan lulusan yang

berkualitas yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang

sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.

c. Manfaat Prakerin

Program prakerin yang diadakan oleh SMK sangat penting karena siswa

akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman kerja secara

langsung. Adapun manfaat prakerin bagi siswa/peserta praktik menurut Hamalik

(2001: 93) adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan kesempatan kepada peserta untuk melatih keterampilan-

keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual, hal ini penting

dalam rangka belajar menerapkan teori atau konsep yang telah dipelajari

sebelumnya.

2) Memberikan pengalaman-pengalaman memecahkan berbagai praktis kepada

peserta sehingga hasil pelatihan bertambah kaya dan luas.

3) Peserta berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di

lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.

4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta untuk terjun ke bidang

tugasnya setelah menempuh program keahlian tersebut.

Komponen prakerin sebagai salah satu bentuk penyelanggaraan untuk

peserta didik belajar di dua tempat pendidikan (sekolah) dan pelatihan bidang

24
kejuruan didukung oleh faktor yang menjadi komponen utama. Komponen

tersebut adalah dunia usaha atau dunia industri; program pendidikan dan

pelatihan bersama yang terdiri atas standar kompetensi, standar pelatihan dan

pendidikan penilaian hasil dan sertifikasi, kelembagaan dan kerjasama (Arikunto,

2006: 58).

Menurut Depdiknas (2008: 7), prakerin memberikan manfaat bagi peserta

didik, yaitu:

1) Hasil peserta didik akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul-

betul memiliki bekal keahlian profesional untuk terjun ke lapangan kerja

sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupannya dan untuk beka

pengembangan dirinya secara berkelanjutan.

2) Rentang waktu (lead time) untuk mencapai keahlian professional menjadi

lebih singkat, karena setelah tamat prakerin tidak memerlukan waktu latihan

lanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai.

3) Keahlian profesional yang diperoleh melalui prakerin dapat meningkatkan

harga dan rasa percaya diri tamatan yang pada akhirnya akan dapat

mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian pada tingkat yang lebih

tinggi.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat

prakerin ialah memberikan pengalaman praktis untuk mendayagunakan

kemampuan peserta didik untuk menjembatani dirinya memasuki dunia kerja,

melatih keterampilan dalam kondisi sesungguhnya serta dapat belajar bersikap

profesional dalam bekerja dan mempunyai bekal dan sikap kerja untuk bekerja

setelah lulus.

25
d. Persiapan Prakerin

Dalam melaksanakan kegiatan prakerin maka harus dilakukan persiapan

terlebih dahulu supaya nantinya proses pelaksanaan prakerin dapat berjalan

lancar. Persiapan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen

karena tanpa persiapan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Persiapan

adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Pihak

sekolah mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan

dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan

untuk memenuhi tujuan.

Persiapan dilakukan untuk menentukan tujuan prakerin secara

keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. “Planning is preparing

a sequence of action steps to achieve some specific goal. If you do it effectively,

you can reduce much the necessary time and effort of achieving the goal”

(Anonim, 2002, http://www.time-management-guide.com/planning.html).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa apabila mempersiapkan rencana

secara efektif, maka dapat mengurangi lebih banyak waktu yang diperlukan

untuk mencapai tujuan.

Dalam mempersiapkan prakerin, melibatkan beberapa pihak yaitu pihak

sekolah, pihak siswa, pihak orang tua dan pihak dunia usaha/industri. Persiapan

yang harus dilakukan oleh siswa sebelum melaksanakan prakerin ialah

mengetahui dasar-dasar mata pelajaran produktif, memiliki keahlian dasar sesuai

dengan bidang keahlian, dan menyiapkan diri agar mampu beradaptasi dengan

lingkungan dan budaya kerja baru di tempat prakerin. Dalam upaya tersebut,

sekolah harus mampu memberikan orientasi kepada siswa mengenai prakerin

26
agar pada saat siswa melaksanakan prakerin dapat segera beradaptasi dengan

baik. Sekolah juga harus mempersiapkan guru pembimbing dan menjalin

hubungan yang baik dengan dunia usaha/industri sebagai tempat prakerin.

Selain itu, industri harus menyiapkan prasarana dan sarana yang mendukung

pelaksanaan prakerin bagi siswa sehingga siswa dapat belajar secara maksimal

saat melaksanakan prakerin (Kananto, 2015: 90).

Kegiatan prakerin agar berjalan dengan baik maka harus melakukan

persiapan. Disini dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap perencanaan dan

tahap persiapan prakerin. Pada tahap perencanaan yaitu wakil kepala sekolah

bagian humas dan panitia prakerin membuat program kerja yang berisi tentang

rencana-rencana kerja prakerin selama satu tahun, yang meliputi pencarian

dunia usaha/dunia industri yang akan ditempati siswa prakerin baik dilakukan

pihak sekolah maupun oleh siswa sendiri, pengaturan siswa di dunia usaha/dunia

industri, penyusunan rancangan program pelatihan, penunjukan guru

pembimbing, membuat jadwal pelaksanaan, membuat rencana anggaran belanja

dan pembekalan untuk peserta (Susana, 2016: 582).

Menurut Susana (2016: 582) pada tahap persiapan, panitia prakerin

melakukan persiapan yaitu meliputi penyiapan MoU dengan dunia usaha/industri,

pedoman pelaksanaan prakerin, jumlah guru pembimbing, daftar peserta didik

yang mengikuti prakerin, jadwal kegiatan prakerin, jadwal dan materi

pembekalan, pembiayaan, lembar penilaian prakerin, format laporan prakerin,

lembar monitoring pelaksanaan prakerin, penyampaian informasi kepada orang

tua/wali murid tentang prakerin serta jurnal kegiatan siswa yang berisi surat izin

27
orang tua, surat pernyataan siswa, tata tertib peserta prakerin, absensi dan

agenda kegiatan selama prakerin, lembar rekomendasi dunia usaha/industri.

Sebelum pelaksanaan prakerin panitia prakerin melaksanakan

pembekalan untuk peserta prakerin yang dilakukan untuk memberikan sosialisasi

kepada siswa mengenai pelaksanaan prakerin. Siswa dibekali informasi mengenai

dunia usaha/industri secara umum dan bagaimana menempatkan diri di dunia

usaha/industri yang merupakan lingkungan kerja baru bagi siswa. Termasuk

didalamnya pencatatan setiap aktivitas kedalam buku agenda prakerin,

kompetensi/sup kompetensi yang diharapkan dilaksanakan selama prakerin,

penilaian, pembuatan laporan, sertifikasi prakerin, etika, sopan santun dan cara

berpakaian (berpenampilan).

Persiapan yang dilakukan sebelum pembekalan adalah pengadaan buku

panduan prakerin, buku jurnal kegiatan siswa dan daftar hadir sehingga saat

pembekalan siswa sudah memilikinya serta mempersiapkan surat tugas untuk

guru pembimbing yang akan mengantarkan siswa ke dunia usaha/dunia industri.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

persiapan prakerin sangat berpengaruh terhadap para siswa apabila sistem

persiapan sekolah masih belum maksimal. Oleh karena itu, pihak sekolah harus

mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan

kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk

memenuhi tujuan.

28
e. Pelaksanaan Prakerin

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana

pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan

pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa

pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (Usman, 2002:

70).

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.

Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-

sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Tahap pelaksanaan prakerin merupakan tahap dimana siswa

melaksanakan pembelajaran di industri. Idealnya, lamanya pelaksanaan prakerin

dilaksanakan mengacu kepada pencapaian target kompetensi sesuai standar

keahlian. Agar proses pelaksanaan berjalan dengan baik diperlukan komunikasi

secara intensif antara sekolah dengan dunia usaha/industri. Tujuan komunikasi

tersebut ialah agar setiap permasalahan yang muncul dapat segera diatasi dan

diselesaikan secepat mungkin.

Pelaksanaan prakerin diawali dengan mengantar siswa ke dunia usaha/

industri yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing. Pada hari pertama siswa

prakerin guru pembimbing yang mengantar siswa dengan membawa surat

pengantar dari sekolah.

29
Pada saat pelaksanaan prakerin, setiap siswa harus mencatat setiap

aktivitas yang dilakukan di dunia usaha/industri. Dari catatan tersebut akan

diketahui berbagai jenis kompetensi yang telah dilakukan oleh siswa. Catatan

harian aktivitas siswa dapat mengungkap capaian program pembelajaran yang

ditentukan oleh sekolah. Kompetensi manakah yang sudah dilakukan dan mana

yang belum atau kompetensi yang mungkin tidak diberikan kepada siswa selama

melaksanakan prakerin (Susana, 2016: 583).

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

pelaksanaan prakerin di dunia usaha/industri memberikan suatu pengalaman

berharga bagi para siswa. Oleh karena itu, apabila proses persiapan prakerin dari

pihak sekolah masih belum maksimal, maka akan memberikan dampak kurang

baik untuk para siswa saat melakukan kegiatan ataupun setelah selesai

melakukan kegiatan prakerin.

f. Monitoring dan Evaluasi Prakerin

Para pembimbing juga bertugas untuk mentoring dan mengevaluasi para

siswa dalam melaksanakan Prakerin. Secara umum monitoring dan evaluasi

digunakan sebagai alat pengendalian/control terhadap suatu proses pelaksanan

kegiatan untuk mengetahui tingkat ketercapaian dari kegiatan yang telah

direncanakan dalam upaya mencapai tujuan program yang diharapkan.

Pengertian dari monitoring adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru

pembimbing untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Prakerin yang

disepakati antara sekolah dengan dunia usaha/industri. Kegiatan ini sangat

30
penting untuk memantau kinerja para siswa dalam menjalankan tugasnya,

sehingga guru pembimbing dapat membuat laporan kepada pihak sekolah.

Menurut Susana (2016: 584), monitoring yang dilaksanakan oleh guru

pembimbing meliputi monitoring kompetensi yang dilaksanakan siswa selama di

dunia usaha/industri, kemajuan belajar siswa, kehadiran dan kendala-kendala

yang ditemui selama pelaksanaan prakerin. Monitoring kompetensi dilakukan

untuk melihat kesesuaian materi yang telah diberikan pihak dunia usaha/industri

kepada siswa dengan pembelajaran yang diperoleh siswa di sekolah. Monitoring

kemajuan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang telah

diperoleh siswa selama di dunia usaha/dunia indutri. Monitoring kehadiran

dilakukan untuk melihat tingkat kehadiran siswa melalui absensi siswa,

kedisiplinan dan sikap kerja siswa selama prakerin. Monitoring kendala-kendala

dilakukan untuk menerima masukan-masukan dari pihak dunia usaha/dunia

industri terhadap permasalahan siswa selama melaksanakan prakerin.

Masalah yang timbul dalam pelaksanaan prakerin ini biasanya sering tidak

masuknya siswa di tempat prakerin, terjadi permasalahan ditempat prakerin,

pindah tempat prakerin, tidak sesuai pembelajaran ditempat pelaksanaan

prakerin. Jika menemukan permasalahan dan untuk menyelesaikan setiap

permasalahan tersebut guru pembimbing berkoordinasi dengan panitia prakerin

sehingga setiap permasalahan yang timbul dapat terselesaikan dengan baik dan

jika diperlukan diadakan musyawarah dengan orang tua/ wali siswa.

Sedangkan evaluasi itu sendiri yaitu kegiatan untuk mengetahui sejauh

mana siswa peserta mencapai tujuan Prakerin. Kegiatan evaluasi dilakukan

bersama antara guru pembimbing dan instruktur dari dunia kerja. Sasaran

31
kegiatan evaluasi adalah tingkat penguasaan pengetahuan keterampilan siswa

dalam menjelaskan pekerjaan dan sikap serta perilaku siswa selama menjalani

Prakerin.

Proses terakhir prakerin adalah proses dimana siswa menghadapi ujian

akhir yang menentukan apakah mereka memenuhi syarat praktik

keterampilannya sebagai profesional. Ujian prakerin dilakukan oleh pembimbing

lapangan masing-masing siswa, dengan pimpinan perusahaan, karyawan

perusahaan (misalnya tenaga kerja perserikatan), dan guru pembimbing siswa.

Berdasarkan peraturan, guru-guru dan pembimbing dari perusahaan yang

terlibat pada ujian prakerin tidak ikut serta proses ujian. Mengenai siswa yang

berhasil menyelesaikan ujian prakerin, siswa menerima sertifikat keterampilan

yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan atas persetujuan pemerintah pusat.

Ijin dari pemerintah pusat ini, menjamin standar pemeliharaan dan siswa atau

calon pekerja aktif dibawah Jerman (Stiftung, 2016: 6).

Menurut Hamalik (2001: 120-126) evaluasi atau penilaian hasil pelatihan

meliputi beberapa hal yaitu:

1) Evaluasi terhadap aspek pengetahuan, bertujuan untuk mengetahui

penguasan siswa tentang pengenalan fakta-fakta, tingkat pemahaman siswa

mengenai konsep-konsep dan teori, kemampuan siswa dalam penerapan

prinsip-prinsip dalam materi pelatihan, kemampuan siswa mengkaji (analisis)

suatu masalah dan upaya pemecahannya dan kemampuan peserta

mengenai kegiatan dan produk yang dihasilkan.

2) Evaluasi aspek keterampilan, evaluasi dilakukan pada akhir pelatihan yang

bertujuan untuk mengetahui perkembangan keterampilan siswa.

32
3) Evaluasi aspek sikap, sikap mengandung beberapa unsur yakni

penghargaan, minat, nilai, disiplin, kesadaran, dan watak.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa monitoring

dan evaluasi adalah kegiatan memantau kinerja siswa saat melaksanakan

prakerin diindustri yang dilakukan oleh guru pembimbing, dilanjutkan penilaian

oleh guru pembimbung dan instruktur dari industri sejauh mana tingkat

penguasaan pengetahuan siswa dalam menjelaskan pekerjaan dan bagaimana

sikap perilaku siswa selama menjalani prakerin.

4. Definisi Efektivitas

Kata efektif berasal dari Bahasa Inggris, yakni effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektivitas adalah

adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang

dituju dan bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan

sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional (Salim, 2002: 33).

Efektivitas merupakan usaha dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya sesuai dengan kebutuhan, rencana, dengan

menggunakan data, sarana, dan waktu yang tersedia untuk mencapai hasil yang

maksimal secara kuantitatif maupun kualitatif (Supardi, 2013: 164).

Jatmika (2014:12) mengemukakan efektivitas merupakan suatu usaha

yang dilakukan dengan cermat dan tepat sehingga tercapainya sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang makin mendekati sasaran berarti

semakin tinggi efektivitasnya. Menurut Handoko (2003: 7), efektivitas merupakan

33
kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat untuk pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Peterson dalam buku

Soewandi, dkk (2008: 44) menekankan efektivitas pada hasil, yaitu banyaknya

yang dapat dicapai, jangka waktu pencapaiannya, dan jangka waktu bertahannya

suatu perubahan.

Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah kemampuan berdaya

guna dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan sehingga menghasilkan hasil guna

(efisien) yang maksimal. Memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang

berbeda sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target

tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Susana (2016) dari Universitas

Bengkulu yang berjudul “Pengelolaan Praktik Kerja Industri”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) perencanaan prakerin merupakan tahap yang sangat

penting bagi keberhasilan pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Ketahun,

persiapan dan perlengkapan administrasi secara umum sudah ada, serta telah

melibatkan dan memberdayakan unsur-unsur yang terkait dengan kegiatan

prakerin yaitu kepala sekolah, guru, staf tata usaha, orang tua siswa, komite

sekolah dan dunia usaha/dunia industri, persiapan tersebut meliputi: (a) kerja

sama antara pihak sekolah dengan dunia usaha/industri, (b) pembekalan untuk

34
siswa peserta prakerin, (c) sosialisasi baik untuk guru, orang tua siswa dan dunia

usaha/industri, (d) persiapan seluruh administrasi untuk peserta prakerin; (2)

pelaksanaan prakerin sudah berdasarkan perencanaan yang telah dibuat yaitu

kegiatan siswa di dunia usaha/industri dengan diantar, dimonitoring dan

dijemput oleh guru pembimbing, menggunakan jurnal kegiatan harian dan daftar

hadir dengan lama pelaksanaan tiga bulan yaitu dari 16 Februari sampai dengan

15 Mei 2015; (3) evaluasi prakerin adalah bahwa waktu pelaksanaan sudah

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan proses pelaksanaannya sudah

sesuai dengan perencanaan.

Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Iriani dan Soeharto (2015) dari

Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja

Industri Siswa Kompetensi Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 3 Purwerejo”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara keseluruhan pelaksanaan prakerin

dalam komponen konteks yang ditinjau dari: a) tujuan program Prakerin, b)

kerjasama DU/DI dengan sekolah berdasarkan MoU, c) harapan agar

pelaksanaan Prakerin sesuai dengan kurikulum implementatif, data yang

diperoleh dari hasil angket, observasi, wawancara semuanya telah dilaksanakan

dan sesuai dengan tujuan program Prakerin SMK Negeri 3 Purworejo; (2) Secara

keseluruhan pelaksanaan Prakerin dalam komponen input yang diperoleh dari

hasil observasi, wawancara semuanya telah dilaksanakan dan sesuai dengan

program Prakerin, dan hasil yang diperoleh dari angket input ditinjau dari: (a)

peserta Prakerin, (b) kurikulum implementatif, (c) visi dan misi sekolah, dan (d)

tujuan kompetensi keahlian, telah sesuai dengan program kegiatan Prakerin SMK

Negeri 3 Purworejo; (3) Secara keseluruhan pelaksanaan Prakerin dalam

35
komponen proses yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara semuanya

telah dilaksanakan dan sesuai dengan program Prakerin, dan hasil yang diperoleh

dari angket ditinjau dari: (a) keterlibatan/partisipasi siswa pada proses kerja di

industri, (b) kerjasama siswa dengan karyawan di DU/DI, (c) pemanfaatan

waktu, (d) kemampuan memecahkan masalah, dan (e) pelaksanaan kegiatan,

telah sesuai dengan program kegiatan Prakerin SMK Negeri 3 Purworejo; (4)

Secara keseluruhan pelaksanaan Prakerin dalam komponen produk yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara semuanya telah dilaksanakan dan

sesuai dengan program Prakerin, dan hasil yang diperoleh dari angket ditinjau

dari: (a) kemampuan kompetensi siswa dan (b) sertifikasi siswa, telah sesuai

dengan program kegiatan Prakerin SMK Negeri 3 Purworejo.

C. Kerangka Berpikir

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai oleh manajemen, yang mana target

tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Semakin besar persentase target yang

dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Menurut Supardi (2013: 164),

efektivitas merupakan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya sesuai dengan kebutuhan, rencana, dengan menggunakan data,

sarana, dan waktu yang tersedia untuk mencapai hasil yang maksimal secara

kuantitatif maupun kualitatif.

Prakerin merupakan wujud implementasi dari pembelajaran link and

match yang diselenggarakan oleh kerjasama antara sekolah dan industri guna

dapat menghasilkan lulusan SMK yang memiliki keahlian profesional. Hamalik

(2007: 21) mendefinisikan prakerin sebagai modal pelatihan yang

36
diselenggarakan di lapangan, bertujuan untuk memberikan kecakapan yang

diperlukan dalam keahlian tertentu, sesuai tuntutan kemampuan bagi pekerjaan.

Dengan kata lain, program prakerin adalah bentuk perpaduan antara proses

mendapatkan kompetensi melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah dan

kegiatan praktik secara langsung di dunia nyata tentang kompetensi keahlian

yang sedang digeluti.

Kegiatan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan melalui tahap persiapan,

pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Persiapan prakerin melibatkan beberapa

pihak yaitu mulai dari pihak sekolah, pihak siswa, pihak orang tua dan pihak

industri. Persiapan prakerin harus dilakukan dengan baik sampai pada proses

evaluasi selama pelaksanaan prakerin. Hasil dari pelaksanaan prakerin

merupakan suatu kompetensi yang penilaiannya dilaksankan oleh pembimbing di

dunia usaha/industri, kompetensi ini merupakan hasil kerja siswa yang dapat

mewakili tingkat kemampuan secara kognitif, ketrampilan, dan sikap.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pelaksanaan prakerin adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kualitas, kuantitas dan waktu) yang telah dicapai oleh pihak sekolah,

yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

Dalam pelaksanaan prakerin akan terjadi beberapa pengaruh, pengaruh

tersebut ada yang bersifat baik maupun bersifat tidak baik. Hal ini tergantung

pada industri yang ditempati untuk prakerin. Apabila mendapatkan tempat

prakerin yang mempunyai intensitas pekerjaan yang kurang, maka

kecenderungan siswa akan mengikuti menjadi malas dalam bekerja, namun

apabila tempat prakerin mempunyai intensitas pekerjaan yang kreatif dalam

37
mempekerjakan pegawainya serta berdisiplin dalam bekerja, maka siswa

tersebut juga akan menjadi siswa yang giat bekerja.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk meneliti efektivitas

pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan. Untuk mengetahui sejauh mana

dukungan yang diberikan oleh sekolah baik kurikulum, fasilitas praktek dan

pendukung lainnya. Juga kepedulian pada dunia usaha/dunia industri sebagai

ujung tombak dalam pelaksanaan prakerin yang diharapkan dapat menyediakan

waktu, tenaga, dan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam prakerin. Selain

dukungan sekolah dan dari pihak dunia usaha/ industri, juga perlu diketahui

kesiapan siswa atau kompetensi yang dimiliki siswa dalam rangka pelaksanaan

program tersebut, sejauh mana kesiapan siswa dalam bentuk kompetensi yang

diharapkan, pembimbingan dari sekolah, serta dukungan lain yang dibutuhkan

dalam rangka pelaksanaan prakerin.

Kerangka pikir dalam penelitian dapat dijelaskan dalam suatu model

pendekatan yang tampak dalam Gambar 1 berikut:

Monitoring
Tujuan Persiapan Pelaksanaan & Evaluasi
Prakerin Prakerin Prakerin Prakerin

Umpan Balik

Gambar 1. Kerangka Berpikir Efektivitas Prakerin SMK Negeri 1 Seyegan

38
D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat ditegaskan

kembali permasalahan dalam penelitian ini menjadi pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas persiapan prakerin, pelaksanan prakerin, serta

monitoring dan evaluasi prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan?

2. Seberapa baik efektivitas persiapan prakerin, pelaksanan prakerin, serta

monitoring dan evaluasi prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan?

39
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain/Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas prakerin di SMK Negeri 1

Seyegan. Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, jenis penelitian yang

dilakukan yaitu penelitian deskriptif dengan data kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau

subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya dengan tujuan menggambarkan

secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti dengan tepat

(Sukardi, 2014: 17). Penelitian deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan suatu

peristiwa atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan

perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Seyegan yang beralamat di

Jalan Kebon Agung Km. 8, Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

November 2016 sampai dengan selesai.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian menurut Sugiyono (2013: 117) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa

40
kelas XII Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1

Seyegan yang berjumlah 30 siswa dan guru yang membimbing siswa Program

Keahlian TKBB saat pelaksanaan prakerin berjumlah 3 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang mencerminkan

karakteristik populasi. Menurut Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, alasannya karena anggota

populasi yang relative kecil.

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2005: 134), teknik pengumpulan data adalah cara-cara

yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner (questioners)

dan wawancara. Metode angket digunakan untuk menghasilkan data dari semua

variabel penelitian sedangkan wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit kecil (Sugiyono, 2013: 194). Angket atau kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,

2006: 194).

41
Berdasarkan uraian di atas maka sesuai dengan tujuan penelitian ini

peneliti menggunakan sistem angket dikarenakan sumber data dalam penelitian

ini memiliki jumlah yang banyak, sehingga dengan menggunakan angket

diharapkan proses pengambilan datanya bisa lebih efektif.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 147) instrumen penelitian adalah melakukan

pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Dalam penelitian ini angket

yang digunakan adalah angket tertutup, angket terbuka dan pedoman

wawancara. Berdasarkan metode pengumpulan data dengan menggunakan

angket dan hasil wawancara, maka instrumen yang dipergunakan adalah:

1. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen menurut Arikunto (2006: 205) adalah sebuah tabel

yang menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data,

darimana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang

disusun. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi adalah dengan menjabarkan

terlebih dahulu variabel yang akan diukur ke dalam sub variabel, untuk

selanjutnya dijabarkan kembali ke dalam sub-sub variabel dan kemudian

dijabarkan kedalam indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur

untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan.

a. Kisi-kisi instrumen angket tertutup

Angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom

atau tempat yang sesuai. Penelitian angket tertutup ini, menggunakan 2 jenis

42
pernyataan yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan

favorable adalah pernyataan yang mendukung atau memihak objek penelitian,

sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung

atau tidak memihak objek penelitian. Tujuan pembuatan item favorable dan

unfavorable ialah untuk menghindari bias berupa stereotip respon. Selain itu ada

kecenderungan responden memberi tanggapan secara mekanis yaitu cenderung

selalu setuju atau selalu tidak setuju (Anonim, 2014, https://tu.laporanpenelit

ian.com/2014/11/25.html?m=1). Penelitian angket tertutup ini ditujukan kepada

para siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Seyegan dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

43
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persiapan, Pelaksanaan, Monitoring dan
Evaluasi Prakerin Ditujukan Kepada Siswa

Indikator Nomor Item


Variabel Sub Variabel Jumlah
yang diukur Favorable Unfavorable
Efektivitas 1. Kualitas a. Persiapan
1, 2, 3, 4, -
persiapan Sekolah
prakerin di b. Persiapan
5, 6, 7, 8 -
SMK Negeri Siswa
1 Seyegan c. Persiapan 15
9, 10 -
Orang Tua
d. Pembekalan
11, 12, 13, 14,
Praktik -
15
Industri
2. Kualitas a. Kesesuaian
pelaksanaan Penempatan 16, 17, 18,
-
prakerin di dengan 19
SMK Negeri Bidang Studi
1 Seyegan b. Kesesuaian
Materi
Pelajaran
20, 21, 22,
dengan -
23 15
Materi
Prakerin

c. Monitoring
24, 25
Pembimbing
d. Fasilitas
26, 27, 28, 29,
Prakerin -
30

3. Kualitas a. Monitoring
monitoring dan evaluasi 31, 32, 33,
-
dan evaluasi Pihak 34, 35, 36
prakerin di Industri
10
SMK Negeri b. Monitoring
1 Seyegan dan evaluasi
- 37, 38, 39, 40
Pihak
Sekolah

Jumlah 40

44
b. Kisi-kisi instrumen angket terbuka

Angket terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan

keadaannya. Angket terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat

memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada

responden. Penelitian angket terbuka ini ialah untuk menggali persiapan

Prakerin, pelaksanaan prakerin, monitoring dan evaluasi Prakerin. Penelitian

angket terbuka ini ditujukan kepada guru di SMK Negeri 1 Seyegan.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persiapan, Pelaksanaan, Monitoring dan


Evaluasi Prakerin Ditujukan Kepada Guru

Variabel Indikator yang diukur Nomor Item Jumlah


1. Kualitas persiapan
prakerin di SMK 1, 2, 3, 4 4
Negeri 1 Seyegan
2. Kualitas pelaksanaan
prakerin di SMK 1, 2, 3, 4 4
Efektivitas Negeri 1 Seyegan
3. Kualitas monitoring
dan evaluasi prakerin
1, 2 2
di SMK Negeri 1
Seyegan
Jumlah 10

2. Penetapan Skor

Dalam pengukuruan butir instrumen dilakukan dengan menggunakan

skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007: 134). Dengan

skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan terlebih dahulu menjadi

indikator variabel kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

45
item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Adapun penetapan

skor pada penelitian ini Jawaban tiap-tiap butir pertanyaan ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Skor butir soal

Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable


Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui kelayakan instrumen penelitian diperlukan pengujian

terhadap validitas dan reliabilitasnya. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas

diambil dari uji coba instrumen. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk menguji

keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam

penelitian. Uji coba ini dilakukan oleh peneliti pada subyek yang akan diteliti.

Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, maka digunakan uji coba terpakai.

Uji coba terpakai adalah proses pengambilan data untuk penelitian dan untuk uji

coba dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu atau kesempatan. Kemudian

dari pengambilan hasil uji coba akan dihitung validitas dan reliabilitasnya,

sehingga dapat diketahui apakah instrumen layak atau tidak untuk digunakan. Uji

validitas dan reliabilitas merupakan ketentuan pokok untuk menilai suatu alat

ukur.

46
1. Pengujian Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013: 363) validitas merupakan derajad ketepatan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data valid adalah data yang tidak

berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dalam penelitian ini

menggunakan pengujian validitas isi dan validitas butir. Secara teknis pengujian

validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument, atau matriks

pengembangan istrumen. Dimana dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang

diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau

pernyataan yang telah duijabarkan dari indikator.

Selanjutnya dilakukan uji validitas butir, dimana validitas butir instrument

dapat dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan

informasi lain mengenai variabel penelitian tersebut. Validitas ini dilaksanakan

dengan menyeleksi butir-butir pertanyaan dalam rencana instrument terpakai

sehingga diketahui butir mana yang perlu dipertahankan, direvisi atau

dihilangkan.

Digunakan taraf signifikan 5 % dan N = 30 diperoleh harga rtabel sebesar

0,361. Harga rtabel tersebut digunakan sebagai patokan butir instrument yang

mempunyai harga rhitung ≥ 0,364 dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila rhitung ≤

0,364 butir soal dinyatakan gugur. Berdasarkan hasil uji instrument angket yang

telah dilakukan maka diketahui bahwa semua butir instrument valid, dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

47
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Indikator yang Item r tabel


Sub Variabel r hitung Ket.
Diukur Butir (syarat)
1. Kualitas Persiapan Sekolah P1 0,600 0,361 Valid
persiapan P2 0,538 0,361 Valid
prakerin di P3 0,893 0,361 Valid
SMK Negeri 1 P4 0,829 0,361 Valid
Seyegan Persiapan Siswa P5 0,743 0,361 Valid
P6 0,553 0,361 Valid
P7 0,553 0,361 Valid
P8 0,743 0,361 Valid
Persiapan Orang P9 0,846 0,361 Valid
Tua P10 0,881 0,361 Valid
Pembekalan P11 0,818 0,361 Valid
Prakerin P12 0,785 0,361 Valid
P13 0,741 0,361 Valid
P14 0,785 0,361 Valid
P15 0,956 0,361 Valid
2. Kualitas Kesesuaian P16 0,596 0,361 Valid
pelaksanaan Penempatan P17 0,759 0,361 Valid
prakerin di dengan Bidang P18 0,719 0,361 Valid
SMK Negeri 1 Studi P19 0,596 0,361 Valid
Seyegan Kesesuaian Materi P20 0,514 0,361 Valid
Pelajaran dengan P21 0,766 0,361 Valid
Materi Prakerin P22 0,778 0,361 Valid
P23 0,834 0,361 Valid
Monitoring P24 0,862 0,361 Valid
Pembimbing P25 0,809 0,361 Valid
Fasilitas Prakerin P26 0,857 0,361 Valid
P27 0,769 0,361 Valid
P28 0,870 0,361 Valid
P29 0,823 0,361 Valid
P30 0,833 0,361 Valid
3. Kualitas Pengawasan Pihak P31 0,712 0,361 Valid
monitoring Industri P32 0,805 0,361 Valid
dan evaluasi P33 0,612 0,361 Valid
prakerin di P34 0,840 0,361 Valid
SMK Negeri 1 P35 0,870 0,361 Valid
Seyegan P36 0,640 0,361 Valid
Pengawasan Pihak P37 0,735 0,361 Valid
Sekolah P38 0,913 0,361 Valid
P39 0,866 0,361 Valid
P40 0,841 0,361 Valid

48
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2003: 137). Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan

koefisien reliabilitas yang dimilikinya. Tingkat reliabilitas 49nstrument ditentukan

berdasarkan koefisien reliabilitas yang dimilikinya. Uji reliabilitas untuk

instrument penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha karena instrument

yang digunakan adalah angket dengan skala 1-4. Cara ini dipilih karena

menggunakan model skala Likert dengan 4 alternatif pilihan jawaban.

Perhitungan yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan

menggunakan bantuan komputer menggunakan program aplikasi SPSS version

16.0. Hasil dari perhitungan menggunakan komputer kemudian dicocokkan

dengan koefisien reliabilitas instrumen Arikunto (2010: 319) pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 6. Koefisien Reliabilitas Instrumen

Besarnya Nilai r Tingkat Keterandalan


0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tnggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
≤ 0,200 Sangat Rendah

Setelah diuji reliabilitas dengan teknik Cronbach‟s Alpha menggunakan

program aplikasi SPSS version 16.0 dapat diketahui hasil reliabilitas yang

ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

49
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Indikator
No. Sub Variabel Koefisien Ket.
yang diukur
1 Persiapan Persiapan Sekolah 0,790 Tinggi
Prakerin Persiapan Siswa 0,753 Tinggi
Persiapan Orang Tua 0,873 Sangat tinggi
Pembekalan Prakerin 0,803 Sangat tinggi
2 Pelaksanaan Kesesuaian Penempatan
0,763 Tinggi
Prakerin dengan Bidang Studi
Kesesuaian Materi Pelajaran
0,786 Tinggi
dengan Materi Prakerin
Monitoring Pembimbing 0,856 Sangat tinggi
Fasilitas Prakerin 0,813 Sangat tinggi
3 Pengawasan Pengawasan Pihak Industri 0,787 Tinggi
Prakerin Pengawasan Pihak Sekolah 0,823 Sangat tinggi

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengolah data

agar dihasilkan suatu kesimpulan yang tepat. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2007: 29) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yan diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Analisis deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian digunakan untuk

menentukan harga rata-rata (M), simpangan baku (SD), median (Me) dan modus

(Mo), skor tertinggi, skor terendah, rentang data, distribusi frekuensi data, dan

histogram dari frekuensi untuk setiap variabel/indikator yang akan dikategorikan

50
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Untuk menentukan jumlah kelas

interval digunakan rumus sturges 1+3,3 log n, dimana n adalah jumlah subyek

penelitian. Panjang kelas dihitung dengan cara membagi rentang data dengan

jumlah kelas interval. Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan

melalui tabel distribusi frekuensi dan histogram. Dengan harga rerata tersebut

dapat dikategorikan pada tabel di bawah yaitu:

Tabel 8. Konversi Skor Kriteria Penilaian Penelitian

Rentang Skor Kategori


≥ (Mi + 1,5 SDi) Sangat Baik
Mi ≤ x < (Mi + 1,5 SDi) Baik
(Mi – 1,5 SDi) ≤ x < Mi Cukup Baik
< (Mi – 1,5 SDi) Tidak Baik

(Azwar, 2008: 108)


Keterangan:
X = Skor akhir rata-rata
Mi = Mean ideal
SDi = Simpangan baku ideal
Rumus Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
Rumus SDi = ⁄ (skor tertinggi – skor terendah)

51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pembahasan pada bab berikut ini akan disajikan deskripsi data yang telah

diperoleh dalam penelitian. Pengambilan data dilakukan di SMK Negeri 1

Seyegan. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Program

Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB). Data hasil penelitian

diperoleh dari kuesioner (angket tertutup dan terbuka), dan wawancara. Angket

tertutup menggunakan 2 jenis pernyataan yaitu pernyataan favorable dan

pernyataan unfavorable yang diberikan kepada 30 siswa dengan memberi tanda

centang (√) pada kolom isi sesuai dengan pernyataan pada instrumen kuesioner

tersebut. Angket terbuka berisi 10 pertanyaan yang di berikan kepada 3 guru

dengan menulis jawaban sesuai dengan pertanyaan pada instrumen kuesioner

tersebut. Sedangkan wawancara dilakukan langsung dengan Wks. Humas SMK

Negeri 1 Seyegan dan Ketua Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan.

Data pada penelitian ini berupa data deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Untuk data deskriptif kualitatif menggunakan hasil wawancara yang telah

dilakukan. Sedangkan data kuantitatif menggunakan analisis statistik dengan

kecenderungan skor. Penilaian butir pernyataan menggunakan skala likert,

dengan membagi menjadi empat altenatif jawaban dan akan dikonversikan

dengan skala 1 sampai dengan 4. Penilaian untuk pernyataan favorable yaitu

STS (Sangat Tidak Setuju) mendapat nilai 1, TS (Tidak Setuju) mendapat nilai 2,

S (Setuju) mendapat nilai 3, SS (Sangat Setuju) mendapat nilai 4. Sebaliknya,

untuk pernyataan unfavorable yaitu STS (Sangat Tidak Setuju) mendapat nilai 4,

52
TS (Tidak Setuju) mendapat nilai 3, S (Setuju) mendapat nilai 2, dan SS (Sangat

Setuju) mendapat nilai 1. Efektivitas prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan pada

penelitian ini diukur dengan instrumen yang berjumlah 40 item yang valid pada

uji coba penelitian (uji validitas dan reabilitas).

Efektivitas prakerin dapat dikelompokkan berdasarkan indikator yang

diukur, yaitu: (1) Persiapan prakerin; (2) Pelaksanaan prakerin; dan (3) Evaluasi

dan monitoring prakerin. Dalam deskripsi akan disajikan berbagai besaran nilai

mean, median, modus, standar deviasi dari masing-masing variabel yang ada

dalam penelitian yang akan disajikan dalam sebuah skor dan histogram dari

masing-masing variabel. Selain menyajikan poin-poin tersebut, peneliti juga

menyajikan jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah dan

pertanyaan penelitian antara lain efektivitas persiapan prakerin, pelaksanaan

prakerin, serta monitoring dan evaluasi prakerin.

B. Hasil Penelitian

1. Persiapan Prakerin

Efektivitas persiapan prakerin diukur melalui angket yang bersifat tertutup

dengan jumlah butir soal sebanyak 15 butir pernyataan. Adapun penskoran yang

digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga berdasarkan skor

tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang skor antara 25

sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 7,667 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 90,833; median sebesar

91,667; dan modus sebesar 100; range 23,333; dan standar deviasi sebesar

53
7,984. Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk indikator

persiapan prakerin dibagi menjadi 6 dengan panjang interval kelas = 4.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Efektivitas Persiapan Prakerin

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 76 - 79 5 16,667 16,667
2 80 - 83 1 3,333 20
3 84 - 87 3 10 30
4 88 - 91 6 20 50
5 92 - 95 3 10 60
6 96 - 100 12 40 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk persiapan prakerin, maka

diperoleh histogram sebagai berikut:

14 12
12
10
Frekuensi

8 6
6 5
4 3 3
2 1
0
76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 - 95 96 - 100
Interval

Gambar 2. Histogram Persiapan Prakerin

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang baik dan tidak baiknya nilai skor pada indikator efektivitas persiapan

prakerin berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

54
a. Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 76,667) = 88,334

b. Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 - 76,667) = 3,889

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 10. Konversi Skor Kriteria Penilaian Efektivitas Persiapan Prakerin

Rentang Skor Kategori


≥ 94,168 Sangat Baik
88,334 – 94,168 Baik
82,501 – 88,334 Cukup Baik
< 82,501 Tidak Baik

Kecenderungan skor indikator persiapan prakerin dapat diketahui dengan

cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria mean ideal diatas.

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 90,833. Jika angka

tersebut dimasukkan pada Tabel 10, maka harga mean tersebut masuk kedalam

kriteria baik. Disimpulkan bahwa persiapan prakerin Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

baik.

55
a. Persiapan Pihak Sekolah

Persiapan pihak sekolah diukur melalui angket yang bersifat tertutup

dengan berjumlah butir soal sebanyak 4 butir pernyataan. Adapun penskoran

yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga berdasarkan

skor tersebut maka indikator persiapan prakerin dari pihak sekolah memiliki

rentang skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 81,250 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 94,375; median sebesar

100; dan modus sebesar 100; range 18,750; dan standar deviasi sebesar 7,404.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk sub variabel

persiapan prakerin dari pihak sekolah dibagi menjadi 5 dengan panjang interval

kelas = 4.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Persiapan Pihak Sekolah

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 81 - 84 6 20 20
2 85 - 88 1 3.,33 23,333
3 89 - 92 0 0 23,333
4 93 - 96 7 23,333 46,667
5 97 - 100 16 53,333 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk persiapan prakerin dari pihak

sekolah, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

56
20
16
15

Frekuensi
10 7
6
5
1 0
0
81 - 84 85 - 88 89 - 92 93 - 96 97 - 100
Interval

Gambar 3. Histogram Persiapan Pihak Sekolah

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel persiapan prakerin pihak

sekolah berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 81,250) = 90,625

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 81,250) = 3,125

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

57
Tabel 12. Konversi Skor Kriteria Penilaian Persiapan Prakerin Pihak Sekolah

Rentang Skor Kategori


≥ 95,313 Sangat Baik
90,625 – 95,313 Baik
85,938 – 90,625 Cukup Baik
< 85,938 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel persiapan prakerin pihak sekolah dapat

diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria

mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 94,375.

Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 12, maka harga mean tersebut

masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa persiapan prakerin pihak

sekolah Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1

Seyegan masuk kedalam kategori baik.

Penelitian ini melibatkan beberapa guru Program Keahlian TKBB di SMK

Negeri 1 Seyegan dengan cara memberikan angket terbuka yang ditujukan

kepada guru Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

Negeri 1 Seyegan guna untuk memperoleh data. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan Humas SMK Negeri 1 Seyegan dan Ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan untuk melengkapi data.

Persiapan prakerin yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai

hasil secara maksimal perlu adanya SDM yang handal dalam mengelola

manajemen pendidikan teori maupun praktik. Tahap persiapan merupakan tahap

merencanakan aspek-aspek yang berperan dalam pengelolaan dan keberhasilan

KBM di sekolah dan di industri pasangan. Persiapan oleh pihak SMK Negeri 1

Seyegan antara lain: (1) membentuk pokja yang dilakukan oleh para guru; (2)

58
mengajukan tim pokja; (3) menentukan industri dan menghubunginya; (4)

menyiapkan administrasi atau surat-surat untuk industri dan surat ijin orang tua

siswa; (5) melakukan pembekalan kepada siswa sebelum ditempatkan di dunia

usaha/industri baik pengetahuan, keterampilan, maupun tentang cara belajar di

dunia usaha/industri (bimbingan prakerin); dan (6) Pembuatan buku jurnal

prakerin.

Berdasarkan penjelasan dari hasil pengisian angket yang dilakukan oleh

guru, pembekalan prakerin dilaksanakan sebelum siswa berangkat prakerin

selama 1 hari. Materi yang diberikan kepada siswa saat pembekalan prakerin

yaitu: (1) tata tertib di lokasi prakerin; (2) waktu prakerin; (3) manfaat

prakerin/overview prakerin; (4) sinergi antara SMK, industri, dan pemerintah

kabupaten; (5) program prakerin; (6) pemanfaatan waktu luang; dan (7)

laporan.

Beberapa fasilitas prakerin yang diberikan kepada siswa oleh pihak

sekolah, adalah sebagai berikut:

1) Buku pedoman prakerin, berisi mekanisme pelaksanaan prakerin, yaitu

petunjuk tertulis yang menjadi buku pegangan siswa saat melaksanakan

prakerin agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sekolah.

2) Format laporan prakerin, berfungsi sebagai panduan untuk membantu siswa

dalam menyusun laporan selama melaksanakan prakerin di industri. Dengan

adanya format laporan, para siswa diharapkan dapat dengan teliti dan

cermat sebelum membuat laporan.

3) Presensi, berisi data untuk melihat kehadiran siswa selama prakerin di

industri.

59
4) Formulir penilaian, digunakan untuk meminta nilai siswa yang diberikan oleh

pihak industri, sehingga dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa

sekolah sangat memperhatikan dan mempertimbangkan aspek penilaian

prakerin dari pihak industri.

5) Surat-menyurat, terdiri dari surat yang berkaitan dengan kegiatan prakerin

ditujukan untuk siswa, orang tua siswa, dan industri.

6) Jurnal prakerin, berfungsi untuk merekam kegiatan yang dilakukan siswa

selama prakerin di industri.

b. Persiapan Pihak Siswa

Persiapan prakerin dari pihak siswa diukur melalui angket yang bersifat

tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 4 butir pernyataan. Adapun

penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga

berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang

skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 75 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 88,750; median sebesar

87,500; dan modus sebesar 81,250; range 25; dan standar deviasi sebesar

8,108. Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub

variabel persiapan prakerin dari pihak siswa dibagi menjadi 5 dengan panjang

interval kelas = 5.

60
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Persiapan Pihak Siswa

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 75 - 79 2 6,667 6,667
2 80 - 84 10 33,333 40
3 85 - 89 4 13,333 53,333
4 90 - 94 8 26,667 80
5 95 - 100 6 20 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk persiapan prakerin dari pihak

siswa, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

12
10
10
8
8
Frekuensi

6
6
4
4
2
2
0
75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 95 - 100
Interval

Gambar 4. Histogram Persiapan Pihak Siswa

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel persiapan prakerin pihak

siswa berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 75) = 87,500

61
2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 75) = 4,167

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 14. Konversi Skor Kriteria Penilaian Persiapan Prakerin Pihak Siswa

Rentang Skor Kategori


≥ 93,751 Sangat Baik
87,500 – 93,751 Baik
81,249 – 87,500 Cukup Baik
< 81,249 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel persiapan prakerin pihak siswa dapat

diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria

mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 88,750.

Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 14, maka harga mean tersebut

masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa persiapan prakerin pihak siswa

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan

masuk kedalam kategori baik.

Penelitian ini melibatkan beberapa guru Program Keahlian TKBB di SMK

Negeri 1 Seyegan dengan cara memberikan angket terbuka yang ditujukan

kepada guru Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

Negeri 1 Seyegan guna untuk memperoleh data. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan Humas SMK Negeri 1 Seyegan dan Ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan untuk melengkapi data.

62
Persiapan prakerin dilihat dari persiapan siswa berdasarkan informasi dari

ketua Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan, persiapan siswa sebelum

melaksanakan prakerin yaitu melakukan latihan-latihan saat praktik di sekolah

dan melakukan survei tempat untuk melaksanakan kegiatan prakerin nantinya.

Penempatan prakerin dilakukan pencarian sendiri oleh para siswanya, apabila

dalam jangka waktu 1 bulan belum mendapatkan tempat untuk prakerin, dari

pihak sekolah bisa membantu siswa untuk memberikan rekomendasi tempat

dunia industri yang bisa untuk dilakukan prakerin. Persiapan siswa sebelum

melaksanakan prakerin antara lain:

1) Kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di SMK, khususnya

dalam hal pencapaian mata pelajaran produktif atau bidang kompetensi

keahlian teknik konstruksi batu dan beton.

2) Kesiapan fisik yang dilakukan oleh siswa yaitu menjaga kondisi badan agar

selalu sehat dan bugar.

3) Kesiapan psikis misalnya ada keinginan untuk belajar, dapat berkonsentrasi,

dan ada motivasi instrinsik.

4) Kesiapan materil misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa

buku bacaan, catatan pelajaran, modul dan job sheet untuk pembelajaran

praktik.

c. Persiapan Pihak Orang Tua

Persiapan prakerin dari pihak orang tua diukur melalui angket yang bersifat

tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 2 butir pernyataan. Adapun

penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga

63
berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang

skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 75 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 90,833; median sebesar

93,750; dan modus sebesar 100; range 25; dan standar deviasi sebesar 10,346.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub variabel

persiapan prakerin dari pihak orang tua dibagi menjadi 5 dengan panjang

interval kelas = 5.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Persiapan Pihak Orang Tua

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 75 - 79 7 23,333 23,333
2 80 - 84 0 0 23,333
3 85 - 89 8 26,667 50
4 90 - 94 0 0 50
5 95 - 100 15 50 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk persiapan prakerin dari pihak

orang tua, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

20
15
15
Frekuensi

10 7 8

5
0 0
0
75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 95 - 100
Interval

Gambar 5. Histogram Persiapan Pihak Orang Tua

64
Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel persiapan prakerin pihak

orang tua berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 75) = 87,500

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 75) = 4,167

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 16.Konversi Skor Kriteria Penilaian Persiapan Prakerin Pihak Orang Tua

Rentang Skor Kategori


≥ 93,751 Sangat Baik
87,500 – 93,751 Baik
81,249 – 87,500 Cukup Baik
< 81,249 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel persiapan prakerin pihak orang tua

dapat diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan

kriteria mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar

90,833. Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 16, maka harga mean

65
tersebut masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa persiapan prakerin

pihak orang tua Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik.

Penelitian ini melibatkan beberapa guru Program Keahlian TKBB di SMK

Negeri 1 Seyegan dengan cara memberikan angket terbuka yang ditujukan

kepada guru Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

Negeri 1 Seyegan guna untuk memperoleh data. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan Humas SMK Negeri 1 Seyegan dan Ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan untuk melengkapi data.

Persiapan prakerin dilihat dari persiapan orang tua menurut ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan, persiapan orang tua kepada

siswa/seorang anak yaitu memberikan atau menunjukan pilihan tempat prakerin

untuk anaknya dan membantu mencarikan tempat prakerin bagi putranya yang

belum mendapatkan tempat prakerin. Pihak SMK Negeri 1 Seyegan dalam

persiapan menyambut prakerin telah mengundang orang tua siswa untuk

beramah tamah ataupun melakukan pembekalan sebelum dilaksanakannya

prakerin sekaligus memaparkan program kegiatan proses prakerin di SMK Negeri

1 Seyegan dalam perkembangan saat ini dan ke depannya agar bisa saling

bekerjasama untuk meningkatkan pencapaian siswa sesuai dengan yang

diharapkan oleh semua pihak.

d. Pembekalan Prakerin

Pembekalan prakerin diukur melalui angket yang bersifat tertutup dengan

berjumlah butir soal sebanyak 5 butir pernyataan. Adapun penskoran yang

digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga berdasarkan skor

66
tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang skor antara 25

sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 75 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 90, median sebesar 95,

dan modus sebesar 100, range 25, dan standar deviasi sebesar 11,137.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub variabel

pembekalan prakerin dibagi menjadi 5 dengan panjang interval kelas = 5.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Pembekalan Prakerin

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 75 - 79 7 23,333 23,333
2 80 - 84 5 16,667 40
3 85 - 89 1 3,333 43,333
4 90 - 94 2 6,667 50
5 95 - 100 15 50 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk pembekalan prakerin, maka

diperoleh histogram sebagai berikut:

20
15
15
Frekuensi

10
7
5
5
2
1
0
75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 95 - 100
Interval

Gambar 6. Histogram Pembekalan Prakerin

67
Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel pembekalan prakerin

berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal menggunakan

mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai perbandingan untuk

mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 75) = 87,500

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 75) = 4,167

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 18. Konversi Skor Kriteria Penilaian Pembekalan Prakerin

Rentang Skor Kategori


≥ 93,751 Sangat Baik
87,500 – 93,751 Baik
81,249 – 87,500 Cukup Baik
< 81,249 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel pembekalan prakerin dapat diketahui

dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria mean ideal

diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 90. Jika angka

tersebut dimasukkan pada Tabel 18, maka harga mean tersebut masuk kedalam

68
kriteria baik. Disimpulkan pembekalan prakerin Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

baik.

Penelitian ini melibatkan beberapa guru Program Keahlian TKBB di SMK

Negeri 1 Seyegan dengan cara memberikan angket terbuka yang ditujukan

kepada guru Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

Negeri 1 Seyegan guna untuk memperoleh data. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan Humas SMK Negeri 1 Seyegan dan Ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan untuk melengkapi data.

Kerjasama antara sekolah dengan industri sangat diperlukan terkait

dengan perkembangan teknologi yang terjadi di industri sangat pesat sehingga

sekolah akan jauh tertinggal jika tidak menjalin kerjasama dengan industri sebab

pihak sekolah tidak mungkin menyediakan semua peralatan yang sesuai dengan

kebutuhan industri dalam proses pembelajaran di sekolah. Di samping itu,

kerjasama dengan industri juga akan membantu pihak sekolah dalam

menyalurkan lulusannya sebab pihak industri telah mengetahui sejauh mana

kompetensi yang dimiliki para lulusan dari sekolah yang telah menjalin kerjasama

dengan industri yang bersangkutan. Sudah banyak SMK yang memanfaatkan

dunia kerja dan industri sebagai tempat praktik maupun sekedar difungsikan

sebagai menambah wawasan tentang dunia kerja kepada peserta didiknya.

Peran industri semakin penting bagi SMK karena perkembangan teori

pendidikan dan pembelajaran kejuruan lebih banyak menempatkan dunia

usaha/industri sebagai tempat belajar cara kerja yang efektif. Oleh karena itu,

pihak SMK Negeri 1 Seyegan berusaha menjalin kerjasama dengan perusahaan-

69
perusahaan konsultan perencana atau konsultan pengawas di daerah Yogyakarta

agar dapat menyalurkan siswa didiknya setelah lulus dari SMK atau menyalurkan

kegiatan prakerin saat siswa tersebut masih berstatus pelajar di SMK Negeri 1

Seyegan.

2. Pelaksanaan Prakerin

Efektivitas pelaksanaan prakerin diukur melalui angket yang bersifat

tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 15 butir pernyataan. Adapun

penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga

berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang

skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 71,667 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 85,889; median sebesar

85; dan modus sebesar 85; range 28,333; dan standar deviasi sebesar 7,984.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor indikator

pelaksanaan prakerin dibagi menjadi 6 dengan panjang interval kelas = 5.

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Efektivitas Pelaksanaan Prakerin

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 71 - 75 4 13,333 13,333
2 76 - 80 4 13,333 26,667
3 81 - 85 10 33,333 60
4 86 - 90 3 10 70
5 91 - 95 5 16,667 86,667
6 96 - 100 4 13,333 100
Jumlah 30 100

70
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk pelaksanaan prakerin, maka

diperoleh histogram sebagai berikut:

12
10
10
8
Frekuensi

6 5
4 4 4
4 3
2
0
71 - 75 76 - 80 81 - 85 86 - 90 91 - 95 96 - 100
Interval

Gambar 7. Histogram Pelaksanaan Prakerin

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada indikator pelaksanaan prakerin

berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal menggunakan

mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai perbandingan untuk

mengetahui skor.

a. Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 71,667) = 85,834

b. Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 71,667) = 4,723

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

71
Tabel 20. Konversi Skor Kriteria Penilaian Efektivitas Pelaksanaan Prakerin

Rentang Skor Kategori


≥ 92,919 Sangat Baik
85,834 – 92,919 Baik
78,749 – 85,834 Cukup Baik
< 78,749 Tidak Baik

Kecenderungan skor indikator pelaksanaan prakerin dapat diketahui

dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria mean ideal

diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 85,889. Jika angka

tersebut dimasukkan pada Tabel 20, maka harga mean tersebut masuk kedalam

kriteria baik. Disimpulkan bahwa pelaksanaan prakerin Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

baik.

Penelitian ini melibatkan beberapa guru Program Keahlian TKBB di SMK

Negeri 1 Seyegan dengan cara memberikan angket terbuka yang ditujukan

kepada guru Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

Negeri 1 Seyegan guna untuk memperoleh data. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan Humas SMK Negeri 1 Seyegan dan Ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan untuk melengkapi data.

Tahap pelaksanaan prakerin merupakan tahap dimana siswa

melaksanakan pembelajaran di industri. Agar proses pelaksanaan berjalan

dengan baik diperlukan komunikasi secara intensif antara sekolah dengan dunia

usaha/industri. Tujuan komunikasi tersebut ialah agar setiap permasalahan yang

muncul dapat segera diatasi dan diselesaikan secepat mungkin.

72
Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan, diawali dengan

penerjunan siswa ke dunia usaha/industri oleh guru pembimbing. Satu lokasi

prakerin, biasanya ditempati 2 sampai 4 orang siswa. Sedangkan masing-masing

guru pembimbing bertanggung jawab meninjau 3 atau 4 lokasi tempat siswa

prakerin. Waktu pelaksanaan prakerin program keahlian TKBB dilaksanakan

selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari s.d Maret. Pada saat pelaksanaan

prakerin berlangsung, setiap siswa harus mencatat setiap aktivitas yang

dilakukan saat di dunia usaha/industri. Dari catatan tersebut akan diketahui

berbagai jenis kompetensi yang telah dilakukan oleh siswa. Catatan harian

aktivitas siswa dapat mengungkap pencapaian program pembelajaran yang

ditawarkan oleh sekolah. Kompetensi mana sajakah yang sudah dilakukan dan

mana yang belum atau mungkin tidak diberikan kepada siswa selama prakerin.

Banyak hal dapat diketahui dari catatan siswa, termasuk di dalamnya intensitas

pembimbingan oleh instruktur, job deskripsi, jam kerja yang diberikan, waktu

untuk istirahat, suasana kerja dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Program Keahlian TKBB SMK

Negeri 1 Seyegan, diperoleh keterangan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan prakerin dilihat dari kesesuaian tempat kriteria yang dipilih

pastinya di proyek yang berskala cukup besar. Hal ini akan lebih

memudahkan para siswa untuk menimba ilmu di dunia industri dan akan

menambah pengalaman baru setelah selesai melaksanakan prakerin.

Pemilihan proyek yang dipilih para siswa bervariasi, ada yang memilih di

proyek negeri ataupun proyek swasta.

73
b. Kesesuaian materi pelajaran dengan materi di dunia industri, berdasarkan

informasi dari guru program keahlian TKBB, materi yang diajarkan di sekolah

kepada para siswanya sudah cukup jelas ditambah lagi dengan guru-guru

yang sudah berpengalaman di bidangnya, sehingga siswa nantinya saat

melaksanakan prakerin di dunia industri sudah mampu untuk bersaing

dengan beberapa pekerja yang ada di dunia industri.

c. Pelaksanaan prakerin dilihat dari monitoring dan pembimbing menurut surat

keputusan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Seyegan bahwa sudah tertulis

tentang tim yang bertanggung jawab atas prakerin bahwa, pihak sekolah

memberikan penugasan kepada para guru pembimbing mulai dari

memberikan pembekalan kepada peserta prakerin sampai wajib hadir dalam

evaluasi bulanan.

d. Pelaksanaan prakerin dilihat dari peralatan di dunia industri menurut para

guru dan siswa yang melaksanakan prakerin, kelengkapan peralatan di dunia

industri sudah cukup lengkap. Mulai dari alat pemotong besi tulangan (bar

cutter), pembengkok besi tulangan (bar bender), concrete pump, vibrator,

trafo las, theodolit dan waterpass, scafolding, dan lain sebagainya.

a. Kesesuaian Penempatan dengan Bidang Studi

Kesesuaian penempatan prakerin dengan bidang studi diukur melalui

angket yang bersifat tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 4 butir

pernyataan. Adapun penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1

sampai 4, sehingga berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin

memiliki rentang skor antara 25 sampai 100.

74
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 75 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 86,458; median sebesar

87,500; dan modus sebesar 87,500; range 25; dan standar deviasi sebesar

8,542. Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub

variabel kesesuaian penempatan dengan bidang studi dibagi menjadi 5 dengan

panjang interval kelas = 5.

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Penempatan dengan Bidang Studi

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 75 - 79 7 23,333 23,333
2 80 - 84 5 16,667 40
3 85 - 89 1 3,333 43,333
4 90 - 94 2 6,667 50
5 95 - 100 15 50 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk kesesuaian penempatan

dengan bidang studi, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

20
15
15
Frekuensi

10 7
5
5 2
1
0
75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 95 - 100
Interval
Gambar 8. Histogram Kesesuaian Penempatan dengan Bidang Studi

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel kesesuaian penempatan

75
dengan bidang studi berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor

ideal menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 75) = 87,500

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 75) = 4,167

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 22. Konversi Skor Kriteria Penilaian Kesesuaian Penempatan dengan


Bidang Studi

Rentang Skor Kategori


≥ 93,751 Sangat Baik
87,500 – 93,751 Baik
81,249 – 87,500 Cukup Baik
< 81,249 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel kesesuaian penempatan dengan bidang

studi dapat diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai

dengan kriteria mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean

sebesar 86,458. Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 22, maka harga

mean tersebut masuk kedalam kriteria cukup baik. Disimpulkan bahwa

kesesuaian penempatan dengan bidang studi Program Keahlian Teknik

76
Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

cukup baik.

b. Kesesuaian Materi Pelajaran dengan Materi Prakerin

Kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin diukur melalui angket

yang bersifat tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 4 butir pernyataan.

Adapun penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4,

sehingga berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki

rentang skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 75 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 88,333; median sebesar

87,500; dan modus sebesar 93,750; range 25; dan standar deviasi sebesar

8,798. Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub

variabel kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin dibagi menjadi 5

dengan panjang interval kelas = 5.

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Materi Pelajaran dengan Materi


Prakerin

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 75 - 79 5 16,667 16,667
2 80 - 84 6 20 36,667
3 85 - 89 5 16 53,333
4 90 - 94 8 26,667 80
5 95 - 100 6 20 100
Jumlah 30 100

77
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk kesesuaian materi pelajaran

dengan materi prakerin, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

10
8
8
6 6
Frekuensi
6 5 5

4
2
0
75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 95 - 100
Interval

Gambar 9. Histogram Kesesuaian Materi Pelajaran dengan Materi Prakerin

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel kesesuaian materi

pelajaran dengan materi prakerin berdasarkan pada kriteria skor ideal.

Penentuan kriteria skor ideal menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi

ideal (Sdi) sebagai perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 75) = 87,500

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 75) = 4,167

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

78
Tabel 24. Konversi Skor Kriteria Penilaian Kesesuaian Materi Pelajaran dengan
Materi Prakerin

Rentang Skor Kategori


≥ 93,751 Sangat Baik
87,500 – 93,751 Baik
81,249 – 87,500 Cukup Baik
< 81,249 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel kesesuaian materi pelajaran dengan

materi prakerin dapat diketahui dengan cara membandingkan harga mean data

nilai dengan kriteria mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh

mean sebesar 88,333. Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 24, maka

harga mean tersebut masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa

kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

baik.

c. Monitoring Pembimbing

Monitoring pembimbing diukur melalui angket yang bersifat tertutup

dengan berjumlah butir soal sebanyak 2 butir pernyataan. Adapun penskoran

yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga berdasarkan

skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang skor antara 25

sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 62,500 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 90; median sebesar

87,500; dan modus sebesar 100, range 37,500; dan standar deviasi sebesar

79
11,084. Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub

variabel monitoring prakerin dibagi menjadi 6 dengan panjang interval kelas =

6,500.

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Monitoring Pembimbing

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 62 - 67,5 1 3,333 3,333
2 67,5 - 73 0 0 3,333
3 73 - 78,5 6 20 23,333
4 78,5 - 84 0 0 23,333
5 84 - 89,5 9 30 53,333
6 89,5 - 95 0 0 53,333
7 95 - 100,5 14 46,667 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk persiapan prakerin, maka

diperoleh histogram sebagai berikut:

15 14

10 9
Frekuensi

6
5
1
0 0 0
0
62 - 67,5 67,5 - 73 73 - 78,5 78,5 - 84 84 - 89,5 89,5 - 95 95 - 100,5
Interval

Gambar 10. Histogram Monitoring Pembimbing

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel monitoring pembimbing

berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal menggunakan

80
mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai perbandingan untuk

mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 62,5) = 81,250

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 62,5) = 6,250

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 26. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring Pembimbing

Rentang Skor Kategori


≥ 90,625 Sangat Baik
81,250 – 90,625 Baik
71,875 – 81,250 Cukup Baik
< 71,875 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel monitoring pembimbing dapat diketahui

dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria mean ideal

diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 90. Jika angka

tersebut dimasukkan pada Tabel 26, maka harga mean tersebut masuk kedalam

kriteria baik. Disimpulkan bahwa monitoring pembimbing Program Keahlian

Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam

kategori baik.

81
d. Fasilitas Prakerin

Fasilitas prakerin diukur melalui angket yang bersifat tertutup dengan

berjumlah butir soal sebanyak 5 butir pernyataan. Adapun penskoran yang

digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4, sehingga berdasarkan skor

tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki rentang skor antara 25

sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 65 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 81,833; median sebesar

77,500; dan modus sebesar 75; range 35; dan standar deviasi sebesar 10,626.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub variabel

fasilitas prakerin dibagi menjadi 6 dengan panjang interval kelas = 6.

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Fasilitas Prakerin

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 65 - 70 4 13,333 13,333
2 71 - 76 11 36,667 50
3 77 - 82 4 13,333 63,333
4 83 - 88 3 10 73,333
5 89 - 94 0 0 73,333
6 95 - 100 8 26,667 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk fasilitas prakerin, maka

diperoleh histogram sebagai berikut:

82
12 11
10
8
8

Frekuensi
6
4 4
4 3
2
0
0
65 - 70 71 - 76 77 - 82 83 - 88 89 - 94 95 - 100
Interval

Gambar 11. Histogram Fasilitas Prakerin

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel fasilitas prakerin pihak

orang tua berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 65) = 82,500

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 65) = 5,834

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

83
Tabel 28. Konversi Skor Kriteria Penilaian Fasilitas Prakerin

Rentang Skor Kategori


≥ 91,251 Sangat Baik
82,500 – 91,251 Baik
73,749 – 82,500 Cukup Baik
< 73,749 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel fasilitas prakerin dapat diketahui

dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria mean ideal

diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 81,833. Jika angka

tersebut dimasukkan pada Tabel 28, maka harga mean tersebut masuk kedalam

kriteria cukup baik. Disimpulkan bahwa persiapan prakerin pihak orang tua

Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan

masuk kedalam kategori cukup baik.

3. Monitoring dan Evaluasi Prakerin

Efektivitas monitoring dan evaluasi prakerin diukur melalui angket yang

bersifat tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 10 butir pernyataan.

Adapun penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4,

sehingga berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki

rentang skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 70 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 87,417; median sebesar

88,750; dan modus sebesar 75; range 30; dan standar deviasi sebesar 9,593.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor indikator

84
monitoring dan evaluasi prakerin dibagi menjadi 6 dengan panjang interval kelas

yaitu 5.

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Efektivitas Monitoring dan Evaluasi Prakerin

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 69 - 73 1 3,333 3,333
2 74 - 78 7 23,333 26,667
3 79 - 83 3 10 36,667
4 84 - 88 4 13,333 50
5 89 - 93 6 20 70
6 94 - 98 4 13,333 83,333
7 99 - 103 5 16,667 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk monitoring dan evaluasi

prakerin, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

8 7
6
6 5
Frekuensi

4 4
4 3

2 1

0
69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 - 93 94 - 98 99 - 103
Interval

Gambar 12. Histogram Monitoring dan Evaluasi Prakerin

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada indikator monitoring dan evaluasi

prakerin berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

85
a. Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 70) = 85

b. Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 70) = 5

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 30. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring dan Evaluasi Prakerin

Rentang Skor Kategori


≥ 92,500 Sangat Baik
85 – 92,500 Baik
77,500 – 85 Cukup Baik
< 77,500 Tidak Baik

Kecenderungan skor indikator monitoring dan evaluasi prakerin dapat

diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan kriteria

mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar 87,417.

Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 30, maka harga mean tersebut

masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa monitoring dan evaluasi

prakerin Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1

Seyegan masuk kedalam kategori baik.

Penelitian ini melibatkan beberapa guru Program Keahlian TKBB di SMK

Negeri 1 Seyegan dengan cara memberikan angket terbuka yang ditujukan

kepada guru Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK

86
Negeri 1 Seyegan guna untuk memperoleh data. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan Humas SMK Negeri 1 Seyegan dan Ketua

Program Keahlian TKBB SMK Negeri 1 Seyegan untuk melengkapi data.

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan

pelaksanaan prakerin. Untuk mengetahui keberhasilan prakerin diperoleh dengan

cara melakukan penilaian terhadap pembelajaran siswa di dunia usaha/industri.

Penilaian siswa Program Keahlian TKBB di dunia usaha/industri dilakukan melalui

uji kompetensi oleh instruktur lapangan. Penilaian siswa di SMK Negeri 1

Seyegan diwujudkan dalam bentuk laporan tertulis yang berisi tentang kegiatan

selama prakerin. Bentuk pertanggungjawaban dari laporan tersebut ialah dengan

ujian lisan oleh guru pembimbing di sekolah.

Pelaksanaan prakerin tidak bisa terlepas dari monitoring pelaksanaan

prakerin itu sendiri, karena untuk menjamin mutu prakerin diperlukannya

pelaksanaan monitoring. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengawasan ini

meliputi kontrol keselamatan kerja, bimbingan dan monitoring dari pihak sekolah

dan penilaian hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil dari pengisian angket kepada guru tentang sistem

monitoring terhadap siswa selama prakerin maka pihak industri melakukan

pendampingan rutin setiap hari kepada siswa yang sedang melaksanakan

prakerin. Perlakuan bimbingan dari pihak industri kepada para siswa berbeda

beda. Ada yang membimbing secara rutin ada juga yang membimbing saat jam

istirahat, hal ini dikarenakan kesibukan para pekerja yang ada di proyek berbeda

beda. Sedangkan pelaksanaan monitoring dari pihak sekolah, sudah menunjuk

beberapa guru untuk menjadi pembimbing para siswanya saat melaksanakan

87
prakerin. Guru pembimbing dari pihak sekolah melakukan pendampingan rutin

kepada siswa yang sedang melaksanakan prakerin di dunia industri, setidaknya

seminggu sampai dua minggu sekali para guru pembimbing melakukan tinjauan

kepada para siswa nya di dunia industri dengan cara bertemu langsung atau

melalui telepon.

a. Monitoring dan Evaluasi Pihak Industri

Monitoring dan evaluasi prakerin pihak industri diukur melalui angket yang

bersifat tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 6 butir pernyataan.

Adapun penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4,

sehingga berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki

rentang skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 75 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 89,444; median sebesar

91,667; dan modus sebesar 100; range 25; dan standar deviasi sebesar 9,522.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub variabel

monitoring dan evaluasi pihak industri dibagi menjadi 5 dengan panjang interval

kelas = 5.

88
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Monitoring dan Evaluasi Prakerin Pihak Industri

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 75 - 79 9 30 30
2 80 - 84 2 6,667 36,667
3 85 - 89 4 13,333 50
4 90 - 94 0 0 50
5 95 - 100 15 50 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk monitoring dan evaluasi pihak

industri, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

20
15
15
Frekuensi

9
10
4
5 2
0
0
75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 - 94 95 - 100
Interval

Gambar 13. Histogram Monitoring dan Evaluasi Prakerin Pihak Industri

Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel monitoring dan evaluasi

pihak industri berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 75) = 87,500

89
2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 75) = 4,167

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 32. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring dan Evaluasi Pihak Industri

Rentang Skor Kategori


≥ 93,751 Sangat Baik
87,500 – 93,751 Baik
81,249 – 87,500 Cukup Baik
< 81,249 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel monitoring dan evaluasi pihak industri

dapat diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai dengan

kriteria mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean sebesar

89,444. Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 32, maka harga mean

tersebut masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa monitoring dan

evaluasi pihak industri Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di

SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik.

b. Monitoring dan Evaluasi Pihak Sekolah

Monitoring dan evaluasi prakerin pihak sekolah diukur melalui angket yang

bersifat tertutup dengan berjumlah butir soal sebanyak 4 butir pernyataan.

Adapun penskoran yang digunakan dalam angket tersebut adalah 1 sampai 4,

90
sehingga berdasarkan skor tersebut maka indikator persiapan prakerin memiliki

rentang skor antara 25 sampai 100.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini, skor

terendah adalah 50 dan skor tertinggi adalah 100. Dengan menggunakan

program bantu MS. Excel 2010 diperoleh mean sebesar 84,375; median sebesar

84,375; dan modus sebesar 75; range 50; dan standar deviasi sebesar 13,207.

Berdasarkan aturan Sturges (1+3,3 log n) data sebaran untuk skor sub variabel

monitoring dan evaluasi pihak sekolah dibagi menjadi 7 dengan panjang interval

kelas = 8,500.

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Monitoring dan Evaluasi Prakerin Pihak Sekolah

Frekuensi
No Skor
Absolut Relatif (%) Komulatif
1 50 - 57,5 1 3,333 3,333
2 57,5 - 65 0 0 3,333
3 65 - 72,5 3 10 13,333
4 72,5 -80 9 30 43,333
5 80 - 87,5 5 16,667 60
6 87,5 - 95 4 13,333 73,333
7 95 - 102,5 8 26,667 100
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk monitoring dan evaluasi pihak

sekolah, maka diperoleh histogram sebagai berikut:

10 9
8
8
Frekuensi

6 5
4
4 3
2 1
0
0
50 - 57,5 57,5 - 65 65 - 72,5 72,5 -80 80 - 87,5 87,5 - 95 95 - 102,5
Interval

Gambar 14. Histogram Monitoring dan Evaluasi Prakerin Pihak Sekolah

91
Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan

tentang tinggi rendahnya nilai skor pada sub variabel monitoring dan evaluasi

pihak sekolah berdasarkan pada kriteria skor ideal. Penentuan kriteria skor ideal

menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) sebagai

perbandingan untuk mengetahui skor.

1) Mean ideal dihitung menggunakan rumus:

Mi = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah)

Mi = ½ (100 + 50) = 75

2) Simpangan baku ideal dihitung menggunakan rumus:

Sdi = 1/6 (Skor Tertinggi – Skor Terendah)

Sdi = 1/6 (100 – 50) = 8,334

Apabila hasil perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal

dimasukkan kedalam ketentuan diatas, maka interpretasi kecenderungan skor

akan sebagai berikut:

Tabel 34. Konversi Skor Kriteria Penilaian Monitoring dan Evaluasi Pihak Sekolah

Rentang Skor Kategori


≥ 87,501 Sangat Baik
75 – 87,501 Baik
62,499 – 75 Cukup Baik
< 62,499 Tidak Baik

Kecenderungan skor sub variabel monitoring dan evaluasi prakerin pihak

sekolah dapat diketahui dengan cara membandingkan harga mean data nilai

dengan kriteria mean ideal diatas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh mean

sebesar 84,375. Jika angka tersebut dimasukkan pada Tabel 34, maka harga

92
mean tersebut masuk kedalam kriteria baik. Disimpulkan bahwa monitoring dan

evaluasi pihak sekolah Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di

SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Persiapan Prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa persiapan prakerin di SMK

Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik. Sejumlah sampel 12 siswa

(30%) yang dijadikan sampel, menyatakan persiapan prakerin di SMK Negeri 1

Seyegan berada pada kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa

persiapan dari pihak sekolah, pihak siswa, pihak orang tua dan pembekalan

prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan sudah baik.

Persiapan yang dilakukan oleh sekolah yaitu: (a) membentuk pokja yang

dilakukan oleh para guru; (b) mengajukan tim pokja; (c) menentukan industri

dan menghubunginya; (d) menyiapkan administrasi atau surat-surat untuk

industri dan surat ijin orang tua siswa; (e) melakukan pembekalan kepada siswa

sebelum ditempatkan di dunia usaha/industri baik pengetahuan, keterampilan,

maupun tentang cara belajar di dunia usaha/industri (bimbingan prakerin); dan

(f) Pembuatan buku jurnal prakerin.

Persiapan yang dilakukan soleh siswa yaitu: (a) kesiapan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran di SMK, khususnya dalam hal pencapaian mata

pelajaran produktif atau bidang kompetensi keahlian teknik konstruksi batu dan

beton; (b) kesiapan fisik yang dilakukan oleh siswa yaitu menjaga kondisi badan

agar selalu sehat dan bugar; (c) kesiapan psikis misalnya ada keinginan untuk

belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi instrinsik; dan (d) kesiapan

93
materil misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan,

catatan pelajaran, modul dan job sheet untuk pembelajaran praktik.

Persiapan yang dilakukan oleh orang tua siswa yaitu memberikan atau

menunjukan pilihan tempat prakerin untuk anaknya dan membantu mencarikan

tempat prakerin bagi putranya yang belum mendapatkan tempat prakerin. Dan

yang terakhir, pembekalan prakerin dilaksanakan sebelum siswa berangkat

prakerin selama 1 hari. Materi yang diberikan kepada siswa saat pembekalan

prakerin yaitu: (a) tata tertib di lokasi prakerin; (b) waktu prakerin; (c) manfaat

prakerin/overview prakerin; (d) sinergi antara SMK, industri, dan pemerintah

kabupaten; (e) program prakerin; (f) pemanfaatan waktu luang; dan (g) laporan.

Berdasarkan dari data-data, proses persiapan prakerin di sekolah sangat

berpengaruh sekali terhadap para siswa apabila sistem persiapan dari pihak

sekolah masih belum maksimal. Hal ini akan berpengaruh sekali terhadap siswa

apabila sistem persiapan prakerin dari pihak sekolah masih masuk pada tingkat

kategori cukup baik, sehingga nantinya akan terjadi kurangnya kontribusi guru

kepada para siswa saat siswa melaksanakan prakerin di dunia industri.

2. Pelaksanaan Prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pelaksanaan prakerin di

SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik. Pelaksanaan prakerin ini

memiliki 4 sub variabel, dimana 2 dari 4 sub variabel masuk kategori baik

sedangkan sisanya masuk kategori cukup baik. Sub variabel yang masuk kategori

baik adalah kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin dan monitoring

pembimbing. Sedangkan sub variabel yang masuk kategori cukup baik adalah

kesesuaian penempatan dengan bidang studi dan fasilitas prakerin. Hal tersebut

94
menunjukkan bahwa pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan sudah

cukup baik baik walaupun ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki.

Pelaksanaan prakerin dilihat dari kesesuaian tempat kriteria yang dipilih

pastinya di proyek yang berskala cukup besar. Hal ini akan lebih memudahkan

para siswa untuk menimba ilmu di dunia industri dan akan menambah

pengalaman baru setelah selesai melaksanakan prakerin. Pemilihan proyek yang

dipilih para siswa bervariasi, ada yang memilih di proyek negeri ataupun proyek

swasta.

Kesesuaian materi pelajaran dengan materi di dunia industri, berdasarkan

informasi dari guru program keahlian TKBB, materi yang diajarkan di sekolah

kepada para siswanya sudah cukup jelas ditambah lagi dengan guru-guru yang

sudah berpengalaman di bidangnya, sehingga siswa nantinya saat melaksanakan

prakerin di dunia industri sudah mampu untuk bersaing dengan beberapa pekerja

yang ada di dunia industri.

Pelaksanaan prakerin dilihat dari monitoring dan pembimbing menurut

surat keputusan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Seyegan bahwa sudah tertulis

tentang tim yang bertanggung jawab atas prakerin bahwa, pihak sekolah

memberikan penugasan kepada para guru pembimbing mulai dari memberikan

pembekalan kepada peserta prakerin sampai wajib hadir dalam evaluasi bulanan.

Pelaksanaan prakerin dilihat dari peralatan di dunia industri menurut para

guru dan siswa yang melaksanakan prakerin, kelengkapan peralatan di dunia

industri sudah cukup lengkap. Mulai dari alat pemotong besi tulangan (bar

cutter), pembengkok besi tulangan (bar bender), concrete pump, vibrator, trafo

las, theodolit dan waterpass, scafolding, dan lain sebagainya.

95
3. Monitoring dan Evaluasi Prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa monitoring dan evaluasi di

SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik. Sejumlah sampel 5 siswa

(16,667%) yang dijadikan sampel, menyatakan monitoring dan evaluasi prakerin

di SMK Negeri 1 Seyegan berada pada kategori sangat baik. Hal tersebut

menunjukkan bahwa monitoring dan evaluasi dari pihak industri dan pihak

sekolah di SMK Negeri 1 Seyegan sudah baik.

Berdasarkan hasil dari pengisian angket kepada guru tentang sistem

monitoring terhadap siswa selama prakerin maka pihak industri melakukan

pendampingan rutin setiap hari kepada siswa yang sedang melaksanakan

prakerin. Perlakuan bimbingan dari pihak industri kepada para siswa berbeda

beda. Ada yang membimbing secara rutin ada juga yang membimbing saat jam

istirahat, hal ini dikarenakan kesibukan para pekerja yang ada di proyek berbeda

beda. Sedangkan pelaksanaan monitoring dari pihak sekolah, sudah menunjuk

beberapa guru untuk menjadi pembimbing para siswanya saat melaksanakan

prakerin. Guru pembimbing dari pihak sekolah melakukan pendampingan rutin

kepada siswa yang sedang melaksanakan prakerin di dunia industri, setidaknya

seminggu sampai dua minggu sekali para guru pembimbing melakukan tinjauan

kepada para siswa nya di dunia industri dengan cara bertemu langsung atau

melalui telepon.

96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka secara garis besar

penelitian ini dapat menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan pada rumusan

masalah yaitu:

1. Persiapan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori baik.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata (mean) sebesar 90,833 terletak pada

rentang skor 88,334 s.d 94,168 yang masuk dalam kategori baik. Data

tersebut menunjukkan bahwa persiapan dari pihak sekolah, pihak siswa,

pihak orang tua dan pembekalan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan sudah

baik. Persiapan yang dilakukan oleh sekolah yaitu: (a) membentuk pokja; (b)

mengajukan tim pokja; (c) menentukan industri dan menghubunginya; (d)

menyiapkan administrasi atau surat-surat untuk industri dan surat ijin orang

tua siswa; (e) melakukan pembekalan kepada siswa; dan (f) Pembuatan

buku jurnal prakerin. Sedangkan persiapan yang dilakukan soleh siswa yaitu:

(a) kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di SMK; (b)

kesiapan fisik; (c) kesiapan psikis; dan (d) kesiapan materil. Persiapan yang

dilakukan oleh orang tua siswa yaitu memberikan atau menunjukan pilihan

tempat prakerin untuk anaknya dan membantu mencarikan tempat prakerin

bagi putranya yang belum mendapatkan tempat prakerin. Dan yang terakhir,

pembekalan prakerin dilaksanakan sebelum siswa berangkat prakerin selama

1 hari. Materi yang diberikan kepada siswa saat pembekalan prakerin yaitu:

(a) tata tertib di lokasi prakerin; (b) waktu prakerin; (c) manfaat

97
prakerin/overview prakerin; (d) sinergi antara SMK, industri, dan pemerintah

kabupaten; (e) program prakerin; (f) pemanfaatan waktu luang; dan (g)

laporan.

2. Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata (mean) sebesar 85,889 terletak

pada rentang skor 85,834 s.d 92,919 yang masuk dalam kategori baik.

Pelaksanaan prakerin ini memiliki 4 sub variabel, dimana 2 dari 4 sub

variabel masuk kategori baik sedangkan sisanya masuk kategori cukup baik.

Sub variabel yang masuk kategori baik adalah kesesuaian materi pelajaran

dengan materi prakerin dan monitoring pembimbing. Sedangkan sub

variabel yang masuk kategori cukup baik adalah kesesuaian penempatan

dengan bidang studi dan fasilitas prakerin. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Seyegan sudah cukup baik walaupun

ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki. Pelaksanaan prakerin dilihat

dari kesesuaian tempat kriteria yang dipilih pastinya di proyek yang berskala

cukup besar. Hal ini akan lebih memudahkan para siswa untuk menimba

ilmu di dunia industri dan akan menambah pengalaman baru setelah selesai

melaksanakan prakerin. Pemilihan proyek yang dipilih para siswa bervariasi,

ada yang memilih di proyek negeri ataupun proyek swasta. Kesesuaian

materi pelajaran dengan materi di dunia industri, berdasarkan informasi dari

guru program keahlian TKBB, materi yang diajarkan di sekolah kepada para

siswanya sudah cukup jelas. Pelaksanaan prakerin dilihat dari monitoring dan

pembimbing pihak sekolah memberikan penugasan kepada para guru

pembimbing mulai dari memberikan pembekalan kepada peserta prakerin

98
sampai wajib hadir dalam evaluasi bulanan. Pelaksanaan prakerin dilihat dari

peralatan di dunia industri menurut para guru dan siswa yang melaksanakan

prakerin, kelengkapan peralatan di dunia industri sudah cukup lengkap.

3. Monitoring dan evaluasi di SMK Negeri 1 Seyegan masuk kedalam kategori

baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata (mean) sebesar 87,417 terletak

pada rentang skor 85 s.d 92,500 yang masuk dalam kategori baik. Hal

tersebut menunjukkan bahwa monitoring dan evaluasi dari pihak industri

dan pihak sekolah di SMK Negeri 1 Seyegan sudah baik. Perlakuan

bimbingan dari pihak industri kepada para siswa berbeda beda. Ada yang

membimbing secara rutin ada juga yang membimbing saat jam istirahat, hal

ini dikarenakan kesibukan para pekerja yang ada di proyek berbeda beda.

Sedangkan guru pembimbing dari pihak sekolah melakukan pendampingan

rutin kepada siswa yang sedang melaksanakan prakerin di dunia industri,

setidaknya seminggu sampai dua minggu sekali.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentunya masih banyak kekurangan yang perlu dilengkapi.

Adapun keterbatasan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya melibatkan siswa kelas XII Program Keahlian Teknik

Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 1 Seyegan sebagai populasi

penelitian, sehinggga hasil penelitian belum dapat digeneralisasikan pada

responden yang lebih luas.

2. Penelitian ini tidak melibatkan industri yang dijadikan tempat pelaksanaan

penelitian karena keterbatasan waktu penelitian dan kesulitan proses

perolehan data.

99
C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disampaikan,

maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kesesuaian penempatan dengan bidang studi termasuk kedalam kategori

cukup baik, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya agar siswa

mendapatkan tempat prakerin sesuai dengan bidang studinya.

2. Fasilitas prakerin termasuk kedalam kategori cukup baik, oleh karena itu

perlu dilakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan fasilitas prakerin di

dunia industri.

3. Bagi peneliti, selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih luas dan

mendalam dengan meneliti faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan

prakerin.

100
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Lina. (2013). Pengaruh Program Praktek Kerja Industri (Prakerin)


Terhadap Kesiapan Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
Di SMK II Bandung. Tugas Akhir Skripsi. Bandung: UPI.

Anonim. (2002). What is Planning and Why You Need to Plan. Diakses dari
(http://www.time-management-guide.com/planning.html) pada Tanggal
2 Februari 2017 Pukul 14.50.

Anonim. (2014). Pernyataan Favorable dan Unfavorable. Diakses dari


(https://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/25.html?m=1) pada Tanggal
27 Juni 2018 Pukul 19.15.

Alirastra, Risanda. (2015). Pendidikan, Pembangunan SDM dan Peran Pendiikan


dalam Pembangunan. Diakses dari (http://m.kompasiana.com/risan
daabe/pendidikan-pembangunan-sdm-dan-peran-pendidikan-dalam-pem
bangunan_54f60204a33311b8068b4746) pada Tanggal 14 Maret 2017
Pukul 18.32.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya.

. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Depdiknas. (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdiknas.

Dikmenjur. (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

Fatiyah. (2015). Pengaruh Soft Skill terhadap Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Adiwerna
Kabupaten Tegal. Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Fatoni, Ahmad. (2014). Pengangguran: Pengertian, Jenis Penyebab. Diakses dari


http://www.zonasiswa.com/2014/12/pengangguran-pengertian-jenis-
penyebab.html pada Tanggal 19 Maret 2017 Pukul 12.05.

Hanafi, Ivan. (2014). Pendidikan Teknik dan Vokasional: Menggali Pengalaman


Sukses Institusi Bi-National di Negeri Jiran, dari Konsep hingga
Implementasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Handoko, Hani. (2003). Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. (2001). Pengembangan Sumberdaya Manusia, Manajemen


Pelatiahan Ketenaga Kerjaan: Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi
Aksara.

101
Hidayatullah, Arsito & Hapsari, Dian K. (2015). BPS: Pekerja di Indonesia Masih
Didominasi Lulusan SD dan SMP. Diakses dari (http://m.suara.com
/bisnis/2015/05/05/192409/bps-pekerja-di-indonesia -masih-didominasi-
lulusan-sd-dan-smp) pada Tanggal 5 Desember 2016 Pukul 13.38.

Iriani, Dwi Sapitri & Soeharto. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Siswa Kompetensi Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 3 Purwerejo. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 22 (3) . Hlm. 274-290.

Irwandi, Adi. (2016). Efektivitas Program Pendidikan Sistem ganda (PSG) pada
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) Bidang Keahlian Akuntansi SMK
Negeri 1 Klaten. Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Jatmika, Surya. (2014). Studi Efektivitas Program PSG (Pendidikan Sistem Ganda)
pada DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) Bidang Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 1 Depok dan SMK 7 Muhammadyah Yogyakarta. Tugas
Akhir Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Kananto, Ardi. (2015). Efektivitas Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Kelas XI.
Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Krisnamurti, Tira Fatma. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan


Kerja Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wates. Tugas Akhir Skripsi.
Yogyakarta: UNY.

Made. (2009). Sarana Sekolah Masih Belum Memadai. Diakses dari http://
nasional.kompas.com/read/2009/10/21/20121752/Sarana.Sekolah.Masih
.Belum.Memadai pada Tanggal 15 Februari 2017 Pukul 22.05.

Malkoski, Keti. (2008). An Introduction to A Growing Trend: Activity Based


Working. Diakses dari (http://officesnapshots.com/2012/11/20/introd
uction-to-activity-based- working-trend/) pada Tanggal 2 Februari 2017
Pukul 10.00.

Masaong, Abd Kadim. (2010). Supervisi Pendidikan. Bandung: MSQ Publishing.

McKee, Chris. What is Vocational Education?. Diakses dari (www.teach-


nology.com/teachers/vocational_ed/) pada Tanggal 2 Februari 2017
Pukul 10.30.

Muliati, Ahmad. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu


Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake‟s Countenance Model Mengenai
Program Pendidikan Sistem Ganda pada Sebuah SMK di Sulawesi
Selatan. Diakses dari http://www.damandiri.or.id/file/muliatyunj bab.pdf
pada Tanggal 17 Februari 2017 Pukul 23.15 WIB.

Mulyadi, Ade. (2014). Efektivitas Praktik Kerja Industri sesuai dengan Tuntutan
Dunia Kerja. Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: UNY.

102
Muslih. (2014). Analisis Efektivitas Program Magang untuk Sinkronisasi Link and
Match Perguruan Tinggi dan Dunia Industri. Jurnal Manajemen dan
Bisnis. 14 (01). Hlm. 64-76.

Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Nomor 54


Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar


Nasional Pendidikan.

Saefudin, Agus. (2015). SMK: Sekolah Mencetak Kuli?. Diakses dari


http://m.kompasiana.com/agussaefudin/smk-sekolah-mencetak-kuli_55c
818f5187b6183048b4567 pada Tanggal 15 Februari 2017 Pukul 22.20.

Salim, Peter. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:


Moderen English Press.

Sidi, Indra Djati dkk. (2009). Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional.
Jakarta: Grasindo.

Soewandi, Slamet dkk. (2008). Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi.


Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Stiftung, Bertelsmann. (2016). European Case Study Cooperation in Action: the


Dual Vocational Training System in Gemany. Paper. Jerman: JPMorgan
Chase & Co.

Strauss, Valerie. (2012). Why We Need Vocational Education. Diakses dari


http://www.washingtonpost.com/blogs/answer-sheet/post/why-weneed
vocational-education/2012/06/04/gJQA8jHbEV_blog.html pada Tanggal
2 Februari 2017 Pukul 11.45.

Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Suharyadi, Catur. (2013). Evaluasi Pelaksanaan Program Praktik Kerja Industri


Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan di Kota Yogyakarta.
Tugas Akhir Skripsi. Yoyakarta: UNY.

Sukardi. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara.

Supardi. (2013). Sekolah Efektif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

103
Suryadin, Ahmad. (2015). Efektivitas Praktik Kerja Industri Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 4 Bandung. Tugas Akhir Skripsi.
Bandung: UPI

Suryamin. (2016). Pengangguran Terbesar RI adalah Lulusan SMK. Diakses dari


http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3203625/pengangguran-
terbesar-ri-adalah-lulusan-smk pada Tanggal 13 Maret 2017 Jam 08.57.

Susana, Nanik. (2016). Pengelolaan Praktik Kerja Industri. Jurnal Manajer


Pendidikan. 10 (6). Hlm. 579-587.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 15 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Sekretariat Negara: Jakarta.

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada.

Yudha, Yustiawan Purna. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Industri Kelas XI


Program Keahlian Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Cokroaminoto
Pandak Tahun Ajaran 2011/2012. Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Widodo, Astu. (2014). Upaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sehubungan dengan Kegiatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Diakses dari http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php
/menuutama /edukasi/989-upaya-pemenuhan-sarana-dan-prasarana-
pendidikan-di-sekolah-menengah-kejuruan-smk pada Tanggal 15
Februari 2017 Pukul 23.35.

Widoyoko, Eko Putro. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

104
LAMPIRAN-LAMPIRAN

105
Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN (MODEL TERTUTUP)

A. Identitas Responden
Nama :
No :
B. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban sesuai dengan
tanggapan anda pada kolom disamping pernyataan.
2. Keterangan tentang jawaban:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Judul Penelitian:
“Efektivitas Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Kelas XII di SMK Negeri
1 Seyegan”
Jawaban
A. Perencanaan Praktik Kerja Industri
SS S TS STS
1 Guru selalu memberikan arahan sebelum
melaksanakan Praktik Kerja Industri
2 Pihak sekolah memberikan pembekalan
sebelum siswa diterjunkan di dunia industri
3 Guru memberikan penjelasan & pengenalan
tentang dunia industri
4 Pihak sekolah menjalin kerjasama dengan
dunia industri untuk memudahkan siswa dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri
5 Saya telah memikirkan dimana tempat untuk
melaksanakan Praktik Kerja Industri
6 Saya sudah melaksanakan Praktik Kerja
Industri di dunia industri sesuai bidang saya
7 Saya mempunyai semangat untuk Praktik Kerja

106
Industri
8 Saya akan mengaplikasikan ilmu yang saya
dapat di sekolah untuk digunakan di dunia
industri
9 Orang tua saya memberikan dukungan dan
motivasi kepada saya dan persiapan Praktik
Kerja Industri
10 Orang tua saya mencukupi segala administrasi
yang berhubungan dengan kegiatan Praktik
Kerja Industri
11 Guru tidak pernah peduli pada kegiatan Praktik
Kerja Industri
12 Guru tidak pernah memberikan penjelasan
pada semua siswa dalam mempersiapkan
Praktik Kerja Industri
13 Praktik Kerja Industri di tempat saya sekolah
tidak berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan sekolah
14 Pembekalan yang diberikan tidak bermanfaat
& tidak sesuai dengan apa yang ada di dunia
industri
15 Pembekalan Praktik Kerja Industri di sekolah
saya hanya sebagai formalitas semata.
Jawaban
B. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
SS S TS STS
16 Saya melaksanakan Praktik Kerja Industri di
tempat dengan bidang keahlian saya.
17 Mudah bagi saya untuk mencari tempat dunia
industri yang sesuai dengan keahlian bidang
saya.
18 Tempat dimana saya Praktik Kerja Industri

107
sudah sesuai dengan keinginan saya.
19 Banyak dunia industri yang menampung siswa
melaksanakan Praktik Kerja Industri sesuai
dengan bidangnya
20 Materi yang saya terima di sekolah sama
dengan materi di dunia industri.
21 Banyak hal baru yang saya terima pada saat
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
22 Saya telah mengaplikasikan ilmu yang saya
dapat pada pelaksanaan Praktik Kerja Industri
23 Ketika pelaksanaan Praktik Kerja Industri
pengetahuan saya bertambah karena
pengalaman di dunia industri.
24 Guru pembimbing selalu berkomunikasi kepada
pihak industri dalam memantau kegiatan
Praktik Kerja Industri yang dilakukan siswa.
25 Guru datang langsung ke dunia industri untuk
melihat perkembangan siswa dalam
melaksanakan Praktik Kerja Industri
26 Peralatan di dunia industri kurang memadai.
27 Peralatan yang digunakan masih banyak yang
manual.
28 Peralatan yang digunakan masih banyak yang
rusak.
29 Peralatan yang digunakan tidak sesuai
penggunaan semestinya.
30 Tempat untuk melakukan Praktik Kerja Industri
masih kurang nyaman/memadai.
Jawaban
C. Pengawasan Praktik Kerja Industri
SS S TS STS
31 Sebelum melakukan kegiatan selalu diadakan

108
pengarahan oleh kepala proyek.
32 Memberikan beberapa penjelasan tentang
peraturan & panduan dalam melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Industri..
33 Dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Industri siswa selalu diawasi oleh pengawas
pihak industri.
34 Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di
dunia industri selalu ada pendamping untuk
memberikan arahan kepada siswa.
35 Pihak industri memberikan masukan kepada
siswa apabila ada kesalahan dalam
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri.
36 Siswa selalu dikontrol oleh pembimbing dari
pihak industri dalam hal keselamatan.
37 Pihak sekolah tidak melakukan pengontrolan
terhadap siswa saat melakukan Praktik Kerja
Industri
38 Pihak sekolah tidak melakukan komunikasi
yang baik dengan pihak industri dalam
melakukan pengawasan terhadap siswa.
39 Pihak sekolah tidak membentuk tim pengawas
untuk diturunkan dalam kegitan Praktik Kerja
Industri.
40 Pihak sekolah tidak pernah peduli terhadap
siswa ketika siswa melaksanakan Praktik Kerja
Industri

109
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian (Angket Terbuka)

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)

A. Identitas Responden
Nama Responden :
Jabatan/Posisi :

B. Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara:
1. Memberi tanda check list (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.
2. Mengisi jawaban secara langsung pada pertanyaan essay yang telah
tersedia.

C. Pertanyaan
Perencanaan Prakerin
1. Materi apa saja yang diberikan kepada siswa saat pembekalan
Prakerin?
......................................................................................................
....................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
2. Kapan pembekalan dilaksanakan? Berapa lama proses pembekalan
Prakerin ini berlangsung?
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
....................................................................................................

110
....................................................................................................
3. Apa nama organisasi (unit) yang bertugas mempersiapkan dan
menyelenggarakan Prakerin?
......................................................................................................
......................................................................................................
....................................................................................................
......................................................................................................
....................................................................................................
4. Manakah Fasilitas Prakerin dibawah ini yang diberikan kepada siswa?
Buku Pedoman Prakerin Surat-menyurat
Format Laporan Prakerin Jurnal Prakerin
Presensi
Formulir Penilaian

Pelaksanaan Prakerin
1. Bagaimana proses penyerahan siswa ke dunia usaha/industri?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
2. Apakah bapak/ibu selalu berkomunikasi dengan pihak industri dalam
memantau siswa?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
3. Apakah bapak/ibu datang langsung ke dunia industri untuk melihat
perkembangan siswa dalam melaksanakan Prakerin?

111
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.....................................................................................................
4. Jika siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan Prakerin, apakah
bapak/ibu memberikan solusi kepada siswa?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.....................................................................................................

Pengawasan Prakerin

1. Bagaimana sistem pembimbingan yang dilakukan oleh bapak/ibu


selaku guru pembimbing pada saat pelaksanaan Prakerin?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.....................................................................................................
2. Apakah proses pembimbingan ini dilakukan setiap hari?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.....................................................................................................

112
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA

Narasumber : Wks. Humas SMK Negeri 1 Seyegan

Kode narasumber :N

Tempat : Bengkel Teknik Kendaraan Ringan (TKR)

Waktu : 15 November 2016

P : Siapa yang bertanggungjawab mengurus pelaksanaan


prakerin?
N : Wks. Humas.

P : Apa nama organisasi yang bertugas mempersiapkan prakerin?


N : Kelompok kerja (pokja).

P : Bagaimana susunan pokja di SMK Negeri 1 Seyegan?


N : Susunan meliputi penanggungjawab, koordinator, ketua, sekertaris,
bendahara, anggota, urusan sinkronisasi kurikulum, urusan pendaftaran
dan tempat, urusan jurnal, sertifikat dan tim penguji.

P : Kapan prakerin dilaksanakan?


N : Biasanya dilaksanakan pada bulan Januari s.d Maret.

P : Berapa lama prakerin dilaksanakan?


N : 3 bulan.

P : Bagaimana sistem pembimbingan yang dilakukan oleh guru


pembimbing saat pelaksanaan prakerin?
N : Melakukan kunjungan langsung ke tempat prakerin. Atau bisa
memantaunya lewat telepon jika waktu tidak memungkinkan.

P : Apakah proses pembimbingan ini dilakukan setiap hari?


N : Minimal 2 minggu sekali kunjungan guru ke tempat prakerin.

P : Berapa jumlah guru pembimbing dalam sebuah dunia


usaha/industri?

113
N : 1 orang guru pembimbing memantau 3 atau 4 lokasi prakerin.

P : Berapa jumlah siswa dalam sebuah dunia usaha/industri?


N : Satu lokasi prakerin biasanya ditempati 2 sampai 4 orang siswa.

P : Persiapan apa yang harus disiapkan oleh sekolah?


N : Membentuk pokja, mengajukan tim pokja, menentukan industri dan
menghubunginya, menyiapkan administrasi atau surat-surat untuk
industri dan surat ijin orang tua siswa, mengadakan pembekalan kepada
siswa sebelum prakerin, dan pembuatan buku jurnal prakerin.

P : Apakah pihak sekolah menjalin kerjasama dengan pihak


industri?
N : iya.

114
Narasumber : Ketua Program Keahlian TKBB

Kode narasumber :K

Tempat : Ruang Guru SMK Negeri 1 Seyegan

Waktu : 15 November 2016

P : Apakah materi yang diberikan di sekolah sudah sesuai dengan


materi di industri?
K : Materi yang diajarkan disekolah sudah cukup jelas, sehingga siswa
nantinya saat melaksanakan prakerin sudah mampu bersaing dengan
beberapa pekerja di industri.

P : Adakah kriteria khusus untuk menjadi guru pembimbing?


K : Tentu saja. Setidaknya guru pembimbing memiliki pengalaman di dunia
industri.

P : Persiapan apa saja yang dilakukan oleh siswa sebelum


prakerin?
N : Melakukan latihan-latihan saat praktik di sekolah dan survei tempat
prakerin. Juga kesiapan fisik, psikis, dan materiil (bahan ajar) harus siap.

P : Bagaimana dengan persiapan dari orang tua siswa?


N : Mengundang orang tua siswa ke sekolah sebelum dilaksanakannya
prakerin untuk menjelaskan tentang prakerin.

P : Apakah tempat prakerin yang dipilih siswa sudah sesuai?


K : Ya, sudah sesuai.

P : Apakah sejauh ini peralatan di industri sudah cukup lengkap?


K : Ya, sudah cukup lengkap.

P : Bagaimana dengan sistem penilaian prakerin?


K : Penilaian di industri, dilakukan melalui uji kompetensi oleh instruktur
lapangan. Sedangkan di sekolah, dilakukan dengan ujian lisan oleh guru
pembimbing.

115
Lampiran 4

Hasil Uji Validitas Instrumen

PERSIAPAN SEKOLAH
NO. NAMA TOTAL
P1 P2 P3 P4
1 AAN SUGIYANTO 4 4 4 3 15
2 AJI SAIFUL IKHSAN 4 4 4 3 15
3 ANDHINI KURNIAWATI 4 4 4 4 16
4 BIMA ARYANA DUTA 4 4 4 3 15
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 4 4 4 3 15
6 DIDIET ALFIANTO 4 4 4 4 16
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 4 4 16
8 EKO PUJI SUHARTONO 4 3 3 3 13
9 ELFAN FINDY FERDINAND 4 4 4 4 16
10 FALIH IVANSALAS 4 4 4 4 16
11 FANDI WIDIATMOKO 4 4 4 4 16
12 FANI MUZAKI 4 4 4 4 16
13 FARIS AULIA 4 4 4 4 16
14 FERSY PRATAMA 4 4 4 4 16
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 4 4 3 3 14
16 GUNTUR ANDRIYANTO 4 4 3 4 15
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 4 4 4 3 15
18 ILHAM PRIBADI 4 4 4 4 16
19 JADI PRASETYO 4 4 4 4 16
20 NOOR ROHMAN 4 3 3 3 13
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 4 3 3 13
22 PULUNG FEBRIANTO 4 3 4 4 15
23 REZY AJI PRIANTORO 4 4 4 4 16
24 ROMMY YULIUS 4 4 4 4 16
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 4 4 16
26 VIKY RAMADHAN 4 4 4 4 16
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 4 3 3 13
28 WAHYU RINOWO 4 3 3 3 13
29 YUNI CAHYANI 4 4 4 4 16
30 ALEX SUTIYOSO 3 4 3 3 13

r hitung 0,600 0,538 0,893 0,829


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan Valid Valid Valid Valid

116
PERSIAPAN SISWA
NO. NAMA TOTAL
P5 P6 P7 P8
1 AAN SUGIYANTO 4 3 3 3 13
2 AJI SAIFUL IKHSAN 3 4 3 3 13
3 ANDHINI KURNIAWATI 3 4 4 4 15
4 BIMA ARYANA DUTA 4 4 4 4 16
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 4 4 3 4 15
6 DIDIET ALFIANTO 4 4 3 4 15
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 4 4 16
8 EKO PUJI SUHARTONO 3 4 3 3 13
9 ELFAN FINDY FERDINAND 4 4 4 4 16
10 FALIH IVANSALAS 4 4 4 4 16
11 FANDI WIDIATMOKO 3 3 4 4 14
12 FANI MUZAKI 4 4 4 4 16
13 FARIS AULIA 3 3 4 4 14
14 FERSY PRATAMA 4 4 4 4 16
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 3 4 4 4 15
16 GUNTUR ANDRIYANTO 4 3 4 4 15
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 3 3 4 3 13
18 ILHAM PRIBADI 4 3 3 4 14
19 JADI PRASETYO 3 3 4 3 13
20 NOOR ROHMAN 3 3 3 3 12
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 4 3 3 13
22 PULUNG FEBRIANTO 3 3 4 3 13
23 REZY AJI PRIANTORO 3 4 4 3 14
24 ROMMY YULIUS 4 4 4 3 15
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 4 3 15
26 VIKY RAMADHAN 4 4 4 3 15
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 4 3 3 13
28 WAHYU RINOWO 3 3 3 3 12
29 YUNI CAHYANI 3 3 4 3 13
30 ALEX SUTIYOSO 3 4 3 3 13

r hitung 0,743 0,553 0,553 0,743


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan valid valid valid valid

117
PERSIAPAN ORANG TUA
NO. NAMA TOTAL
P9 P10
1 AAN SUGIYANTO 3 4 7
2 AJI SAIFUL IKHSAN 3 3 6
3 ANDHINI KURNIAWATI 4 4 8
4 BIMA ARYANA DUTA 4 4 8
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 4 4 8
6 DIDIET ALFIANTO 4 4 8
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 8
8 EKO PUJI SUHARTONO 4 3 7
9 ELFAN FINDY FERDINAND 4 4 8
10 FALIH IVANSALAS 4 4 8
11 FANDI WIDIATMOKO 4 3 7
12 FANI MUZAKI 4 4 8
13 FARIS AULIA 4 3 7
14 FERSY PRATAMA 4 4 8
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 4 3 7
16 GUNTUR ANDRIYANTO 3 3 6
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 4 4 8
18 ILHAM PRIBADI 4 4 8
19 JADI PRASETYO 4 4 8
20 NOOR ROHMAN 3 3 6
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 3 6
22 PULUNG FEBRIANTO 4 3 7
23 REZY AJI PRIANTORO 4 4 8
24 ROMMY YULIUS 4 3 7
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 8
26 VIKY RAMADHAN 4 3 7
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 3 6
28 WAHYU RINOWO 3 3 6
29 YUNI CAHYANI 4 4 8
30 ALEX SUTIYOSO 3 3 6

r hitung 0,846 0,881


r tabel 0,361 0,361
Keterangan valid Valid

118
PEMBEKALAN PRAKERIN
NO. NAMA TOTAL
P11 P12 P13 P14 P15
1 AAN SUGIYANTO 2 1 2 2 2 9
2 AJI SAIFUL IKHSAN 1 1 1 1 1 5
3 ANDHINI KURNIAWATI 1 1 1 1 1 5
4 BIMA ARYANA DUTA 1 1 1 1 1 5
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 1 1 1 1 1 5
6 DIDIET ALFIANTO 1 1 1 1 1 5
7 DIKI WAHYU NUGROHO 1 1 1 1 1 5
8 EKO PUJI SUHARTONO 2 2 2 2 2 10
9 ELFAN FINDY FERDINAND 1 1 1 1 1 5
10 FALIH IVANSALAS 1 1 1 1 1 5
11 FANDI WIDIATMOKO 1 1 1 1 1 5
12 FANI MUZAKI 1 1 1 1 1 5
13 FARIS AULIA 1 1 1 1 1 5
14 FERSY PRATAMA 1 1 1 1 1 5
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 1 2 2 1 1 7
16 GUNTUR ANDRIYANTO 1 2 2 2 2 9
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 2 2 2 1 2 9
18 ILHAM PRIBADI 1 1 1 1 1 5
19 JADI PRASETYO 1 1 4 1 2 9
20 NOOR ROHMAN 2 2 2 2 2 10
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 2 2 2 2 2 10
22 PULUNG FEBRIANTO 1 1 2 2 1 7
23 REZY AJI PRIANTORO 1 1 1 1 1 5
24 ROMMY YULIUS 2 2 2 2 2 10
25 SEPTIAN SAHAR 2 1 2 1 2 8
26 VIKY RAMADHAN 1 1 1 1 1 5
27 WAHYU FAJAR SIDIK 2 2 2 2 2 10
28 WAHYU RINOWO 2 2 2 2 2 10
29 YUNI CAHYANI 1 1 4 1 2 9
30 ALEX SUTIYOSO 2 2 2 2 2 10

r hitung 0,818 0,785 0,741 0,785 0,956


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan Valid valid valid valid valid

119
Kesesuaian Penempatan dengan Bidang Studi
NO. NAMA Total
P16 P17 P18 P19
1 AAN SUGIYANTO 4 3 4 3 14
2 AJI SAIFUL IKHSAN 3 3 3 3 12
3 ANDHINI KURNIAWATI 4 2 3 4 13
4 BIMA ARYANA DUTA 4 3 3 4 14
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 4 2 3 4 13
6 DIDIET ALFIANTO 4 4 4 4 16
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 4 4 16
8 EKO PUJI SUHARTONO 3 3 3 3 12
9 ELFAN FINDY FERDINAND 4 4 4 4 16
10 FALIH IVANSALAS 4 4 4 4 16
11 FANDI WIDIATMOKO 4 4 3 4 15
12 FANI MUZAKI 4 3 3 4 14
13 FARIS AULIA 4 4 4 4 16
14 FERSY PRATAMA 4 3 3 3 13
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 4 3 3 4 14
16 GUNTUR ANDRIYANTO 3 4 3 4 14
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 4 3 3 4 14
18 ILHAM PRIBADI 3 3 4 4 14
19 JADI PRASETYO 4 3 4 3 14
20 NOOR ROHMAN 3 3 3 4 13
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 3 3 3 12
22 PULUNG FEBRIANTO 4 2 3 3 12
23 REZY AJI PRIANTORO 3 3 3 4 13
24 ROMMY YULIUS 4 3 3 4 14
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 4 4 16
26 VIKY RAMADHAN 4 3 3 4 14
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 3 3 3 12
28 WAHYU RINOWO 3 3 3 4 13
29 YUNI CAHYANI 4 3 4 3 14
30 ALEX SUTIYOSO 3 3 3 3 12

r hitung 0,596 0,759 0,719 0,596


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan Valid valid valid valid

120
Kesesuaian Matpel dg Materi Prakerin
NO. NAMA Total
P20 P21 P22 P23
1 AAN SUGIYANTO 3 4 3 3 13
2 AJI SAIFUL IKHSAN 4 3 3 3 13
3 ANDHINI KURNIAWATI 3 4 3 4 14
4 BIMA ARYANA DUTA 4 4 4 4 16
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 3 4 4 4 15
6 DIDIET ALFIANTO 4 3 3 3 13
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 4 4 16
8 EKO PUJI SUHARTONO 3 4 3 4 14
9 ELFAN FINDY FERDINAND 4 4 4 4 16
10 FALIH IVANSALAS 4 4 4 4 16
11 FANDI WIDIATMOKO 3 4 3 4 14
12 FANI MUZAKI 4 4 4 4 16
13 FARIS AULIA 3 4 3 4 14
14 FERSY PRATAMA 3 4 4 4 15
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 3 4 4 4 15
16 GUNTUR ANDRIYANTO 2 4 4 3 13
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 3 4 4 4 15
18 ILHAM PRIBADI 3 4 4 4 15
19 JADI PRASETYO 3 4 4 4 15
20 NOOR ROHMAN 3 3 3 3 12
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 3 3 3 12
22 PULUNG FEBRIANTO 3 4 3 3 13
23 REZY AJI PRIANTORO 3 3 3 4 13
24 ROMMY YULIUS 3 4 3 4 14
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 3 4 15
26 VIKY RAMADHAN 4 4 4 4 16
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 3 3 3 12
28 WAHYU RINOWO 3 3 3 3 12
29 YUNI CAHYANI 3 4 4 4 15
30 ALEX SUTIYOSO 3 3 3 3 12

r hitung 0,514 0,766 0,778 0,834


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan valid valid valid valid

121
Monitoring Pembimbing
NO. NAMA Total
P24 P25
1 AAN SUGIYANTO 4 3 7
2 AJI SAIFUL IKHSAN 3 4 7
3 ANDHINI KURNIAWATI 4 4 8
4 BIMA ARYANA DUTA 4 4 8
CAHYO WIBOWO
5 WICAKSONO 4 4 8
6 DIDIET ALFIANTO 4 4 8
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 8
8 EKO PUJI SUHARTONO 3 3 6
9 ELFAN FINDY FERDINAND 4 4 8
10 FALIH IVANSALAS 4 4 8
11 FANDI WIDIATMOKO 4 4 8
12 FANI MUZAKI 4 3 7
13 FARIS AULIA 4 4 8
14 FERSY PRATAMA 3 4 7
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 3 3 6
16 GUNTUR ANDRIYANTO 4 3 7
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 3 3 6
18 ILHAM PRIBADI 4 4 8
19 JADI PRASETYO 4 4 8
20 NOOR ROHMAN 3 4 7
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 3 6
22 PULUNG FEBRIANTO 2 3 5
23 REZY AJI PRIANTORO 3 4 7
24 ROMMY YULIUS 4 4 8
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 8
26 VIKY RAMADHAN 4 3 7
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 3 6
28 WAHYU RINOWO 3 4 7
29 YUNI CAHYANI 4 4 8
30 ALEX SUTIYOSO 3 3 6

r hitung 0,862 0,809


r tabel 0,361 0,361
Keterangan Valid valid

122
Fasilitas Praktik Kerja Industri
NO. NAMA Total
P26 P27 P28 P29 P30
1 AAN SUGIYANTO 2 2 1 1 2 8
2 AJI SAIFUL IKHSAN 2 3 2 2 2 11
3 ANDHINI KURNIAWATI 2 3 2 1 2 10
4 BIMA ARYANA DUTA 1 1 1 1 1 5
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 2 2 2 2 2 10
6 DIDIET ALFIANTO 1 1 1 1 1 5
7 DIKI WAHYU NUGROHO 1 1 1 1 1 5
8 EKO PUJI SUHARTONO 2 2 1 2 2 9
9 ELFAN FINDY FERDINAND 1 2 1 1 1 6
10 FALIH IVANSALAS 1 1 1 1 1 5
11 FANDI WIDIATMOKO 2 2 2 2 2 10
12 FANI MUZAKI 1 2 2 2 1 8
13 FARIS AULIA 2 2 2 2 2 10
14 FERSY PRATAMA 2 2 2 2 2 10
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 2 3 2 2 2 11
16 GUNTUR ANDRIYANTO 2 2 2 2 1 9
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 2 2 2 2 1 9
18 ILHAM PRIBADI 2 3 2 2 2 11
19 JADI PRASETYO 1 2 1 1 1 6
20 NOOR ROHMAN 2 2 2 2 2 10
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 2 2 2 2 2 10
22 PULUNG FEBRIANTO 2 3 3 2 2 12
23 REZY AJI PRIANTORO 1 2 2 2 2 9
24 ROMMY YULIUS 2 2 2 2 2 10
25 SEPTIAN SAHAR 2 2 1 2 1 8
26 VIKY RAMADHAN 1 2 1 1 1 6
27 WAHYU FAJAR SIDIK 2 2 2 2 2 10
28 WAHYU RINOWO 2 2 2 2 2 10
29 YUNI CAHYANI 1 2 1 1 1 6
30 ALEX SUTIYOSO 2 2 2 2 2 10

r hitung 0,857 0,769 0,870 0,823 0,833


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan Valid Valid valid valid valid

123
Pengawasan Pihak Industri
NO. NAMA Total
P31 P32 P33 P34 P35 P36
1 AAN SUGIYANTO 4 4 4 3 4 4 23
2 AJI SAIFUL IKHSAN 3 3 3 3 4 4 20
3 ANDHINI KURNIAWATI 4 4 4 4 4 4 24
4 BIMA ARYANA DUTA 4 4 4 4 4 4 24
CAHYO WIBOWO
5 3 4 3 3 3 3 19
WICAKSONO
6 DIDIET ALFIANTO 4 4 4 4 4 4 24
7 DIKI WAHYU NUGROHO 4 4 4 4 4 4 24
8 EKO PUJI SUHARTONO 3 3 3 3 3 3 18
ELFAN FINDY
9 4 4 4 4 4 3 23
FERDINAND
10 FALIH IVANSALAS 4 4 4 4 4 3 23
11 FANDI WIDIATMOKO 4 4 3 4 4 4 23
12 FANI MUZAKI 3 3 4 4 3 4 21
13 FARIS AULIA 4 4 3 4 4 4 23
14 FERSY PRATAMA 4 4 3 3 3 3 20
GHEA YUNANDIESTA
15 4 3 2 3 3 3 18
PUTRA
16 GUNTUR ANDRIYANTO 3 4 4 3 3 4 21
HANANTO YUYUN
17 4 3 3 3 3 3 19
SAPUTRO
18 ILHAM PRIBADI 4 4 4 4 4 4 24
19 JADI PRASETYO 4 4 4 4 4 3 23
20 NOOR ROHMAN 3 3 3 3 3 3 18
NUURU SHALIH
21 3 3 4 3 3 3 19
MUJTOHID
22 PULUNG FEBRIANTO 4 3 3 4 3 4 21
23 REZY AJI PRIANTORO 3 3 3 4 4 4 21
24 ROMMY YULIUS 4 4 4 4 4 4 24
25 SEPTIAN SAHAR 4 4 4 4 4 4 24
26 VIKY RAMADHAN 4 4 4 4 4 4 24
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 3 4 3 3 3 19
28 WAHYU RINOWO 3 3 3 3 3 3 18
29 YUNI CAHYANI 4 4 4 4 4 3 23
30 ALEX SUTIYOSO 3 3 4 3 3 3 19

r hitung 0,712 0,805 0,612 0,840 0,870 0,640


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
keterangan Valid valid valid valid valid valid

124
Pengawasan Pihak Sekolah
NO. NAMA Total
P37 P38 P39 P40
1 AAN SUGIYANTO 2 1 1 2 6
2 AJI SAIFUL IKHSAN 3 3 3 3 12
3 ANDHINI KURNIAWATI 1 1 1 1 4
4 BIMA ARYANA DUTA 1 1 1 1 4
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO 1 1 1 1 4
6 DIDIET ALFIANTO 1 1 1 1 4
7 DIKI WAHYU NUGROHO 1 1 1 1 4
8 EKO PUJI SUHARTONO 2 2 2 2 8
9 ELFAN FINDY FERDINAND 2 1 1 1 5
10 FALIH IVANSALAS 2 2 2 2 8
11 FANDI WIDIATMOKO 1 2 2 1 6
12 FANI MUZAKI 1 1 1 1 4
13 FARIS AULIA 2 2 2 2 8
14 FERSY PRATAMA 1 1 1 1 4
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA 2 2 2 2 8
16 GUNTUR ANDRIYANTO 2 2 2 2 8
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO 2 2 2 1 7
18 ILHAM PRIBADI 4 1 1 1 7
19 JADI PRASETYO 2 1 1 1 5
20 NOOR ROHMAN 2 2 2 2 8
21 NUURU SHALIH MUJTOHID 3 2 2 2 9
22 PULUNG FEBRIANTO 2 2 3 1 8
23 REZY AJI PRIANTORO 1 1 2 2 6
24 ROMMY YULIUS 2 2 2 2 8
25 SEPTIAN SAHAR 2 1 1 1 5
26 VIKY RAMADHAN 1 1 1 1 4
27 WAHYU FAJAR SIDIK 3 2 2 2 9
28 WAHYU RINOWO 2 2 2 2 8
29 YUNI CAHYANI 2 1 1 1 5
30 ALEX SUTIYOSO 3 2 2 2 9

r hitung 0,735 0,913 0,866 0,841


r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361
Keterangan valid valid valid valid

125
Lampiran 5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Item r tabel
Sub Variabel r hitung Ket.
Butir (syarat)
Persiapan Sekolah P1 0,600 0,361 Valid
P2 0,538 0,361 Valid
P3 0,893 0,361 Valid
P4 0,829 0,361 Valid
Persiapan Siswa P5 0,743 0,361 Valid
P6 0,553 0,361 Valid
P7 0,553 0,361 Valid
P8 0,743 0,361 Valid
Persiapan Orang Tua P9 0,846 0,361 Valid
P10 0,881 0,361 Valid
Pembekalan Prakerin P11 0,818 0,361 Valid
P12 0,785 0,361 Valid
P13 0,741 0,361 Valid
P14 0,785 0,361 Valid
P15 0,956 0,361 Valid
Kesesuaian Penempatan P16 0,596 0,361 Valid
dengan Bidang Studi P17 0,759 0,361 Valid
P18 0,719 0,361 Valid
P19 0,596 0,361 Valid
Kesesuaian Materi Pelajaran P20 0,514 0,361 Valid
dengan Materi Prakerin P21 0,766 0,361 Valid
P22 0,778 0,361 Valid
P23 0,834 0,361 Valid
Monitoring Pembimbing P24 0,862 0,361 Valid
P25 0,809 0,361 Valid
Fasilitas Prakerin P26 0,857 0,361 Valid
P27 0,769 0,361 Valid
P28 0,870 0,361 Valid
P29 0,823 0,361 Valid
P30 0,833 0,361 Valid
Pengawasan Pihak Industri P31 0,712 0,361 Valid
P32 0,805 0,361 Valid
P33 0,612 0,361 Valid
P34 0,840 0,361 Valid
P35 0,870 0,361 Valid
P36 0,640 0,361 Valid
Pengawasan Pihak Sekolah P37 0,735 0,361 Valid
P38 0,913 0,361 Valid
P39 0,866 0,361 Valid
P40 0,841 0,361 Valid

126
Lampiran 6

Data Tabulasi berdasarkan Aspek

PERSIAPAN PRAKTIK PELAKSANAAN PRAKTIK PENGAWASAN PRAKTIK


NO. NAMA KELAS JURUSAN KERJA INDUSTRI KERJA INDUSTRI KERJA INDUSTRI
Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100)
1 AAN SUGIYANTO XII TKBB 51 85.00 51 85.00 37 92.50
2 AJI SAIFUL IKHSAN XII TKBB 54 90.00 46 76.67 28 70.00
3 ANDHINI KURNIAWATI XII TKBB 59 98.33 50 83.33 40 100.00
4 BIMA ARYANA DUTA XII TKBB 59 98.33 58 96.67 40 100.00
5 CAHYO WIBOWO WICAKSONO XII TKBB 58 96.67 51 85.00 35 87.50
6 DIDIET ALFIANTO XII TKBB 59 98.33 57 95.00 40 100.00
7 DIKI WAHYU NUGROHO XII TKBB 60 100.00 60 100.00 40 100.00
8 EKO PUJI SUHARTONO XII TKBB 48 80.00 48 80.00 30 75.00
9 ELFAN FINDY FERDINAND XII TKBB 60 100.00 59 98.33 38 95.00
10 FALIH IVANSALAS XII TKBB 60 100.00 60 100.00 35 87.50
11 FANDI WIDIATMOKO XII TKBB 57 95.00 52 86.67 37 92.50
12 FANI MUZAKI XII TKBB 60 100.00 54 90.00 37 92.50
13 FARIS AULIA XII TKBB 57 95.00 53 88.33 35 87.50
14 FERSY PRATAMA XII TKBB 60 100.00 50 83.33 36 90.00
15 GHEA YUNANDIESTA PUTRA XII TKBB 54 90.00 49 81.67 30 75.00
16 GUNTUR ANDRIYANTO XII TKBB 52 86.67 50 83.33 33 82.50
17 HANANTO YUYUN SAPUTRO XII TKBB 52 86.67 51 85.00 32 80.00
18 ILHAM PRIBADI XII TKBB 58 96.67 51 85.00 37 92.50
19 JADI PRASETYO XII TKBB 53 88.33 56 93.33 38 95.00
20 NOOR ROHMAN XII TKBB 46 76.67 47 78.33 30 75.00

127
21 NUURU SHALIH MUJTOHID XII TKBB 47 78.33 45 75.00 30 75.00
22 PULUNG FEBRIANTO XII TKBB 53 88.33 43 71.67 33 82.50
23 REZY AJI PRIANTORO XII TKBB 58 96.67 49 81.67 35 87.50
24 ROMMY YULIUS XII TKBB 53 88.33 51 85.00 36 90.00
25 SEPTIAN SAHAR XII TKBB 56 93.33 56 93.33 39 97.50
26 VIKY RAMADHAN XII TKBB 58 96.67 56 93.33 40 100.00
27 WAHYU FAJAR SIDIK XII TKBB 47 78.33 45 75.00 30 75.00
28 WAHYU RINOWO XII TKBB 46 76.67 47 78.33 30 75.00
29 YUNI CAHYANI XII TKBB 53 88.33 56 93.33 38 95.00
30 ALEX SUTIYOSO XII TKBB 47 78.33 45 75.00 30 75.00

Skor Tertinggi 60.00 100.00 60.00 100.00 40.00 100.00


Skor Terendah 46.00 76.67 43.00 71.67 28.00 70.00
Mean 90.83 85.89 87.42
Median 91.67 85.00 88.75
Modus 100.00 85.00 75.00
Standar
7.98 7.98 9.59
Deviasi

128
Data Tabulasi Persiapan Prakerin

PERSIAPAN ORANG PEMBEKALAN


PERSIAPAN SEKOLAH PERSIAPAN SISWA
NO. NAMA KLS JURUSAN TUA PRAKERIN
Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100)
1 AAN SUGIYANTO XII TKBB 15 93.75 13 81.25 7 87.50 16 80.00
2 AJI SAIFUL IKHSAN XII TKBB 15 93.75 13 81.25 6 75.00 20 100.00
3 ANDHINI K XII TKBB 16 100.00 15 93.75 8 100.00 20 100.00
4 BIMA ARYANA D XII TKBB 15 93.75 16 100.00 8 100.00 20 100.00
5 CAHYO WIBOWO W XII TKBB 15 93.75 15 93.75 8 100.00 20 100.00
6 DIDIET ALFIANTO XII TKBB 16 100.00 15 93.75 8 100.00 20 100.00
7 DIKI WAHYU N XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
8 EKO PUJI S XII TKBB 13 81.25 13 81.25 7 87.50 15 75.00
9 ELFAN FINDY F XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
10 FALIH IVANSALAS XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
11 FANDI W XII TKBB 16 100.00 14 87.50 7 87.50 20 100.00
12 FANI MUZAKI XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
13 FARIS AULIA XII TKBB 16 100.00 14 87.50 7 87.50 20 100.00
14 FERSY PRATAMA XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
15 GHEA Y.P XII TKBB 14 87.50 15 93.75 7 87.50 18 90.00
16 GUNTUR A XII TKBB 15 93.75 15 93.75 6 75.00 16 80.00
17 HANANTO Y.S XII TKBB 15 93.75 13 81.25 8 100.00 16 80.00
18 ILHAM PRIBADI XII TKBB 16 100.00 14 87.50 8 100.00 20 100.00
19 JADI PRASETYO XII TKBB 16 100.00 13 81.25 8 100.00 16 80.00
20 NOOR ROHMAN XII TKBB 13 81.25 12 75.00 6 75.00 15 75.00
21 NUURU SHALIH M XII TKBB 13 81.25 13 81.25 6 75.00 15 75.00

129
22 PULUNG F XII TKBB 15 93.75 13 81.25 7 87.50 18 90.00
23 REZY AJI P XII TKBB 16 100.00 14 87.50 8 100.00 20 100.00
24 ROMMY YULIUS XII TKBB 16 100.00 15 93.75 7 87.50 15 75.00
25 SEPTIAN SAHAR XII TKBB 16 100.00 15 93.75 8 100.00 17 85.00
26 VIKY RAMADHAN XII TKBB 16 100.00 15 93.75 7 87.50 20 100.00
27 WAHYU FAJAR S XII TKBB 13 81.25 13 81.25 6 75.00 15 75.00
28 WAHYU RINOWO XII TKBB 13 81.25 12 75.00 6 75.00 15 75.00
29 YUNI CAHYANI XII TKBB 16 100.00 13 81.25 8 100.00 16 80.00
30 ALEX SUTIYOSO XII TKBB 13 81.25 13 81.25 6 75.00 32 20.00

Skor
16.00 100.00 16.00 100.00 8.00 100.00 32.00 100.00
Tertinggi
Skor
13.00 81.25 12.00 75.00 6.00 75.00 15.00 20.00
Terendah
Mean 94.38 88.75 90.83 87.83
Median 100.00 87.50 93.75 95.00
Modus 100.00 81.25 100.00 100.00
Standar
7.40 8.11 10.35 16.75
Deviasi

130
Data Tabulasi Pelaksanaan Prakerin

KESESUAIAN KESESUAIAN MATPEL


MONITORING
PENEMPATAN DENGAN MATERI FASILITAS PRAKERIN
NO. NAMA KLS JURUSAN PEMIMBING
DENGANN B. STUDI PRAKERIN
Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100)
1 AAN SUGIYANTO XII TKBB 14 87.50 13 81.25 7 87.50 17 85.00
2 AJI SAIFUL IKHSAN XII TKBB 12 75.00 13 81.25 7 87.50 14 70.00
3 ANDHINI K XII TKBB 13 81.25 14 87.50 8 100.00 15 75.00
4 BIMA ARYANA D XII TKBB 14 87.50 16 100.00 8 100.00 20 100.00
5 CAHYO WIBOWO W XII TKBB 13 81.25 15 93.75 8 100.00 15 75.00
6 DIDIET ALFIANTO XII TKBB 16 100.00 13 81.25 8 100.00 20 100.00
7 DIKI WAHYU N XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
8 EKO PUJI S XII TKBB 12 75.00 14 87.50 6 75.00 16 80.00
9 ELFAN FINDY F XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 19 95.00
10 FALIH IVANSALAS XII TKBB 16 100.00 16 100.00 8 100.00 20 100.00
11 FANDI W XII TKBB 15 93.75 14 87.50 8 100.00 15 75.00
12 FANI MUZAKI XII TKBB 14 87.50 16 100.00 7 87.50 17 85.00
13 FARIS AULIA XII TKBB 16 100.00 14 87.50 8 100.00 15 75.00
14 FERSY PRATAMA XII TKBB 13 81.25 15 93.75 7 87.50 15 75.00
15 GHEA Y.P XII TKBB 14 87.50 15 93.75 6 75.00 14 70.00
16 GUNTUR A XII TKBB 14 87.50 13 81.25 7 87.50 16 80.00
17 HANANTO Y.S XII TKBB 14 87.50 15 93.75 6 75.00 16 80.00
18 ILHAM PRIBADI XII TKBB 14 87.50 15 93.75 8 100.00 14 70.00
19 JADI PRASETYO XII TKBB 14 87.50 15 93.75 8 100.00 19 95.00
20 NOOR ROHMAN XII TKBB 13 81.25 12 75.00 7 87.50 15 75.00

131
21 NUURU SHALIH M XII TKBB 12 75.00 12 75.00 6 75.00 15 75.00
22 PULUNG F XII TKBB 12 75.00 13 81.25 5 62.50 13 65.00
23 REZY AJI P XII TKBB 13 81.25 13 81.25 7 87.50 16 80.00
24 ROMMY YULIUS XII TKBB 14 87.50 14 87.50 8 100.00 15 75.00
25 SEPTIAN SAHAR XII TKBB 16 100.00 15 93.75 8 100.00 17 85.00
26 VIKY RAMADHAN XII TKBB 14 87.50 16 100.00 7 87.50 19 95.00
27 WAHYU FAJAR S XII TKBB 12 75.00 12 75.00 6 75.00 15 75.00
28 WAHYU RINOWO XII TKBB 13 81.25 12 75.00 7 87.50 15 75.00
29 YUNI CAHYANI XII TKBB 14 87.50 15 93.75 8 100.00 19 95.00
30 ALEX SUTIYOSO XII TKBB 12 75.00 12 75.00 6 75.00 30 75.00

Skor
Tertinggi 16.00 100.00 16.00 100.00 8.00 100.00 30.00 100.00
Skor
Terendah 12.00 75.00 12.00 75.00 5.00 62.50 13.00 65.00
Mean 86.46 88.33 90.00 81.83
Median 87.50 87.50 87.50 77.50
Modus 87.50 93.75 100.00 75.00
Standar
Deviasi 8.54 8.80 11.08 10.63

132
Data Tabulasi Monitoring dan Evaluasi Prakerin

PIHAK INDUSTRI PIHAK SEKOLAH


NO. NAMA KELAS JURUSAN
Nilai Asli Nilai (1-100) Nilai Asli Nilai (1-100)
1 AAN SUGIYANTO XII TKBB 23 95.83 14 87.50
2 AJI SAIFUL IKHSAN XII TKBB 20 83.33 8 50.00
3 ANDHINI K XII TKBB 24 100.00 16 100.00
4 BIMA ARYANA D XII TKBB 24 100.00 16 100.00
5 CAHYO WIBOWO W XII TKBB 19 79.17 16 100.00
6 DIDIET ALFIANTO XII TKBB 24 100.00 16 100.00
7 DIKI WAHYU N XII TKBB 24 100.00 16 100.00
8 EKO PUJI S XII TKBB 18 75.00 12 75.00
9 ELFAN FINDY F XII TKBB 23 95.83 15 93.75
10 FALIH IVANSALAS XII TKBB 23 95.83 12 75.00
11 FANDI W XII TKBB 23 95.83 14 87.50
12 FANI MUZAKI XII TKBB 21 87.50 16 100.00
13 FARIS AULIA XII TKBB 23 95.83 12 75.00
14 FERSY PRATAMA XII TKBB 20 83.33 16 100.00
15 GHEA Y.P XII TKBB 18 75.00 12 75.00
16 GUNTUR A XII TKBB 21 87.50 12 75.00
17 HANANTO Y.S XII TKBB 19 79.17 13 81.25
18 ILHAM PRIBADI XII TKBB 24 100.00 13 81.25
19 JADI PRASETYO XII TKBB 23 95.83 15 93.75
20 NOOR ROHMAN XII TKBB 18 75.00 12 75.00
21 NUURU SHALIH M XII TKBB 19 79.17 11 68.75

133
22 PULUNG F XII TKBB 21 87.50 12 75.00
23 REZY AJI P XII TKBB 21 87.50 14 87.50
24 ROMMY YULIUS XII TKBB 24 100.00 12 75.00
25 SEPTIAN SAHAR XII TKBB 24 100.00 15 93.75
26 VIKY RAMADHAN XII TKBB 24 100.00 16 100.00
27 WAHYU FAJAR S XII TKBB 19 79.17 11 68.75
28 WAHYU RINOWO XII TKBB 18 75.00 12 75.00
29 YUNI CAHYANI XII TKBB 23 95.83 15 93.75
30 ALEX SUTIYOSO XII TKBB 19 79.17 11 68.75

Skor 24.00 100.00 16.00 100.00


Tertinggi
Skor 18.00 75.00 8.00 50.00
Terendah
Mean 89.44 84.38
Median 91.67 84.38
Modus 100.00 75.00
Standar 9.52 13.21
Deviasi

134
Lampiran 7

Hasil Uji Reliabilitas

a. Persiapan Sekolah

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,790 5

Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach's
Corrected
Mean if Variance Alpha if
Item-Total
Item if Item Item
Correlation
Deleted Deleted Deleted
perta1 26,300 4,838 ,509 ,789
perta2 26,333 4,851 ,423 ,798
perta3 26,466 3,913 ,842 ,698
perta4 26,600 3,903 ,743 ,712
total 15,100 1,403 1,000 ,703

Keterangan:
perta1, dst... = pertanyaan no. 1, dst...

151
b. Persiapan Siswa

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,753 5

Item-Total Statistics
Scale Scale Cronbach's
Corrected
Mean if Variance Alpha if
Item-Total
Item if Item Item
Correlation
Deleted Deleted Deleted
perta5 24,933 5,030 ,634 ,692
perta6 24,766 5,564 ,401 ,749
perta7 24,766 5,564 ,401 ,749
perta8 24,933 5,030 ,634 ,692
total 14,200 1,683 1,000 ,545

Keterangan:
Perta5, dst... = pertanyaan no. 5, dst...

152
c. Persiapan Orang Tua

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,873 3

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
perta9 10,800 1,683 ,733 ,880
perta10 11,00 1,517 ,772 ,830
total 7,266 ,685 1,000 ,658

Keterangan:
Perta9, dst... = pertanyaan no. 9, dst...

153
d. Pembekalan Praktek Kerja Industri

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,803 6

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
perta11 12,800 16,579 ,777 ,773
perta12 12,800 16,717 ,739 ,777
perta13 12,500 15,155 ,641 ,763
perta14 12,800 16,717 ,739 ,777
perta15 12,700 15,803 ,945 ,751
total 7,066 4,961 1,000 ,847

Keterangan:
Perta11, dst... = pertanyaan no. 11, dst...

154
e. Kesesuaian Penempatan dengan Bidang Studi

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,763 5

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
perta16 24,000 6,138 ,464 ,752
perta17 24,500 5,362 ,641 ,697
perta18 24,333 5,816 ,616 ,719
perta19 24,000 6,138 ,464 ,752
total 13,833 1,868 1,000 ,591

Keterangan:
Perta16, dst... = pertanyaan no. 16, dst...

155
f. Kesesuaian Materi Pelajaran dengan Materi Praktik Kerja Industri

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,786 5

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
perta20 25,000 6,690 ,358 ,801
perta21 24,533 6,189 ,686 ,743
perta22 24,800 5,959 ,690 ,733
perta23 24,600 5,903 ,770 ,721
total 14,133 1,982 1,000 ,687

Keterangan:
Perta20, dst... = pertanyaan no. 20, dst...

156
g. Monitoring Pembimbing

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,856 3

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
perta24 10,833 1,730 ,730 ,813
perta25 10,767 1,978 ,672 ,879
total 7,200 ,786 1,000 ,567

Keterangan:
Perta24, dst... = pertanyaan no. 24, dst...

157
h. Fasilitas Praktik Kerja Industri

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,813 6

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
perta26 15,600 14,800 ,823 ,777
perta27 15,233 14,737 ,707 ,782
perta28 15,600 14,317 ,834 ,767
perta29 15,600 14,938 ,782 ,781
perta30 15,666 14,782 ,792 ,778
total 8,633 4,516 1,000 ,886

Keterangan:
Perta26, dst... = pertanyaan no. 26, dst...

158
i. Pengawasan Pihak Industri

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,787 7

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
perta31 39,300 17,941 ,653 ,761
perta32 39,333 17,471 ,762 ,750
perta33 39,366 18,033 ,525 ,769
perta34 39,366 17,275 ,803 ,745
perta35 39,366 17,137 ,839 ,742
perta36 39,400 18,179 ,567 ,768
total 21,466 5,223 1,000 ,838

Keterangan:
Perta31, dst... = pertanyaan no. 31, dst...

159
j. Pengawasan Pihak Sekolah

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,823 5

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if
Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted Correlation Deleted
perta37 11,133 13,637 ,632 ,795
perta38 11,466 13,775 ,887 ,774
perta39 11,400 13,697 ,822 ,776
perta40 11,500 14,121 ,794 ,788
total 6,500 4,466 1,000 ,843

Keterangan:
Perta37, dst... = pertanyaan no. 37, dst...

160
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Indikator
No. Sub Variabel Koefisien Ket.
yang diukur
1 Persiapan Persiapan Sekolah 0,790 Tinggi
Prakerin Persiapan Siswa 0,753 Tinggi
Persiapan Orang Tua 0,873 Sangat tinggi
Pembekalan Prakerin 0,803 Sangat tinggi
2 Pelaksanaan Kesesuaian Penempatan
0,763 Tinggi
Prakerin dengan Bidang Studi
Kesesuaian Materi Pelajaran
0,786 Tinggi
dengan Materi Prakerin
Monitoring Pembimbing 0,856 Sangat tinggi
Fasilitas Prakerin 0,813 Sangat tinggi
3 Pengawasan Pengawasan Pihak Industri 0,787 Tinggi
Prakerin Pengawasan Pihak Sekolah 0,823 Sangat tinggi

161

Anda mungkin juga menyukai