Anda di halaman 1dari 5

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian


di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
periode Juni 2015 - Juli 2016

1
Astrid C. Awaloei
2
Nola T. S. Mallo
2
Djemi Tomuka

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: goldenbun90@gmail.com

Abstract: Traumatology is a study about wound or trauma and also its relation with violence.
One of the many causes of death is head trauma that can cause trauma of either outer layer or
inner layer of the head. In USA, there are around 1.7 million people that head injuries every
year. More than 52,000 people were reported dead, 275,000 people were hospitalized, and
almost 80% were treated and referred to emergency departments. Based on gender, males were
more often had head injury than females. This study was aimed to obtain the profile of head
injury that caused death at the Department of Forensic and Medicolegal Prof Dr. R. D. Kandou
Hospital Manado from June 2015 to July 2016. Samples were obtained by using total
sampling method. The results showed that there were 4 cases in 2015 and 5 cases in 2016. The
description of head injuries were skull base fracture, diffuse brain injury, intracerebral
hematoma, and subdural hematoma. Males had a higher prevalence than females, most were
aged 20-40 years.
Keywords: head injury, death

Abstrak: Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan kekerasaan. Salah satu dari banyak penyebab kematian ialah cedera
kepala, yang dapat menyebabkan trauma pada kepala baik lapisan luar maupun dalam.
Diperkirakan 1,7 juta orang di Amerika Serikat mengalami cedera kepala setiap tahunnya.
Lebih dari 52.000 orang meninggal dunia, 275.000 dirawat di rumah sakit, dan hampir 80%
dirawat dan dirujuk ke instalasi gawat darurat. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami
cedera kepala dibandingkan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
cedera kepala yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof
Dr. R. D. Kandou periode Juni 2015 - Juli 2016. Pada penelitian ini sampel diperoleh dengan
metode total sampling. Hasil penelitian mendapatkan tercatat 4 kasus pada tahun 2015 dan 5
kasus pada tahun 2016. Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian yaitu fraktur
basis krani, cedera otak difus, hematoma intraserebral, dan hematoma subdural. Laki-laki
memiliki prevalensi yang paling banyak terhadap kejadian kematian akibat cedera kepala
dengan usia terbanyak 20-40 tahun.
Kata kunci: cedera kepala, kematian

Menurut Undang-Undang Republik jantung, sirkulasi dan sistem pernapasan


Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang terbukti telah berhenti secara permanen,
kesehatan, pasal 117: “Seseorang atau apabila kematian batang otak telah
dinyatakan mati apabila fungsi sistem dapat dibuktikan.”1 Traumatologi adalah

1
Awaloei, Mallo, Tomuka: Gambaran cedera kepala...

ilmu yang mempelajari tentang luka dan Penggunaan darah oleh otak sangat
cedera serta hubungannya dengan besar jika dibandingkan dengan organ lain
kekerasan. Cedera termasuk dalam ruang dalam tubuh. Tidak kurang dari 15-20%
lingkup pembelajaran dalam traumatologi. darah dari jantung menuju ke otak.
Cedera kepala atau trauma kepala Konsumsi oksigen oleh otak ialah antara
merupakan salah satu kasus kematian 20-25% sehingga menyebabkan otak sangat
terbanyak sampai saat ini karena kepala peka jika mengalami kekurangan oksigen.6
merupakan bagian terpenting pada Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
manusia. Ringan parahnya cedera dapat kematian akibat cedera kepala antara lain
memengaruhi kesadaran atau fungsi faktor usia, jenis kelamin, hipotensi, dan
kognitif dari pasien tersebut.2 hipoksia.
Salah satu risiko akibat cedera kepala Etiologi cedera kepala dapat berasal
ialah kematian. Diperkirakan 1,7 juta orang dari berbagai sumber yaitu kekerasan
di Amerika Serikat mengalami cedera tumpul; kasus paling sering dalam etiologi
kepala setiap tahunnya; 50.000 meninggal ini ialah karena kecelakaan, pembunuhan,
dunia, 235.000 dirawat di rumah sakit, dan atau dapat juga bunuh diri.7 Selain itu
1.111.000, atau hampir 80% dirawat dan kekerasan tajam merupakan jenis kekerasan
dirujuk ke Departemen Instalasi Gawat yang cukup banyak terjadi. Benda
Darurat.2 Menurut laporan World Health penyebab tersering ialah batang besi atu
Organization (WHO), setiap tahunnya kayu runcing, pecahan kaca, atau benda-
sekitar 1,2 juta orang meninggal dengan benda lain yang tajam. Cedera akibat
diagnosis cedera kepala yaitu akibat tembakan juga dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas (KLL) dan jutaan kematian dimana dilihat dari kerusakan
lainnya terluka atau cacat. Sebagian besar yang ditimbulkan, kaliber peluru dan jenis
kematian dapat dicegah. di negara-negara peluru yang digunakan, jarak tembakan,
dengan penghasilan rendah dan menengah, deformitas yang terjadi pada tulang dan
banyak pengguna kendaraan roda dua, peluru, jalannya peuru yang masuk pada
terutama pengguna sepeda motor, dan lebih otak.8 Cedera kepala akibat gerakan
dari 50% terluka atau meninggal akibat mendadak juga dapat dimasukan kedalam
KLL.3 Persentase jenis kelamin laki-laki etiologi yang dapat meyebabkan kematian
lebih tinggi mengalami cedera kepala meskipun tidak terdapat kekerasan yang
dibanding dengan perempuan.4 nampak langsung pada kepala cedera dapat
Cedera kepala atau traumatic brain terjadi oleh karena gerakan yang mendadak
injury didefinisikan sebagai cedera kepala misalnya suatu percepatan, perlambatan,
secara umum diartikan sebagai cedera yang atau perputaran. Kerusakan yang terjadi
melibatkan scalp atau kulit kepala, tulang terutama pada pembuluh darah otak dan
tengkorak, dan tulang-tulang yang jaringan sekitarnya.9
5
membentuk wajah atau otak. Berdasarkan Menurut patomekanisme cedera kepala
anatomi kepala, lapisan terluar yaitu kulit dapat terbagi atas cedera primer yang
kepala yang memiliki jaringan yang lunak merupakan cedera kepala sebagai akibat
tetapi memiliki daya lindung yang besar. langsung dari suatu ruda paksa, dapat
Bila tengkorak tidak terlindung oleh kulit berupa benturan langsung ataupun proses
kepala maka hanya mampu menahan akselerasi-deselerasi gerakan kepala. Pada
pukulan sebesar 40 pound/inch tetapi bila cedera primer dapat diakibatkan oleh
terlindung dari kulit kepala dapat menahan adanya peristiwa coup dan countrecoup.
pukulan 425-900 pound/inch.6 Setelah kulit Cedera sekunder merupakan cedera yang
kepala, juga terdapat tulang tengkorak yang terjadi akibat berbagai proses patologik
melindungi isi dalamnya yaitu otak. Bagian yang timbul sebagai tahap lanjutan dari
yang paling penting dari kesemuanya ialah kerusakan otak primer berupa perdarahan,
otak yang merupakan pusat dari semua edema otak, kerusakan neuron yang
bagian tubuh. berkelanjutan, iskemia. dan perubahan

2
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

neurokimiawi. Pada cedera sekunder terjadi peneliti juga membagi jenis pemeriksaan,
gangguan proses metabolisme dan menjadi 2 jenis yaitu pemeriksaan autopsi
homeostatis ion-ion sel otak, hemodina- yang meliputi pemeriksaan luar untuk
mika intracranial, dan kompartemen cairan melihat adanya trauma, memar, cedera atau
serebrospinalis (CSS) yang dimulai setelah deformitas dan lainnya yang tampak pada
terjadinya trauma namun tidak tampak permukaan tubuh. Selain itu pada
secara klinis segera setelah trauma.9 pemeriksaan autopsy juga dilakukan
pemeriksaan dalam yang bertujuan untuk
METODE PENELITIAN melihat trauma, memar atau cedera yang
Jenis penelitian ini ialah deskriptif terjadi di organ dalam tubuh. Dari hasil
retrospektif dengan metode total sampling, yang didapatkan dalam rentang waktu 1
dan menggunakan data sekunder dari tahun jumlah kasus yang dilakukan
visum et repertum periode Juni 2015-Juli pemeriksaan lengkap berjumlah 9 kasus
2016 mengenai kasus cedera kepala yang sedangkan pemeriksaan luar tidak
menyebabkan kematian di RSUP Prof. Dr. dilakukan dalam 1 tahun periode.
R. D. Kandou, Manado. Tabel 1 memperlihatkan kategori jenis
kekerasan yang mengakibatkan kematian
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN pada kasus cedera. Di dapatkan kekerasan
Hasil penelitian mendapatkan tumpul berjumlah 6 kasus, kekerasan tajam
keseluruhan data dari kejadian cedera berjumlah 2 kasus, kekerasan akibat
kepala yang menyebabkan kematian pada tembak berjumlah 1 kasus. Jumlah tersebut
periode Juni 2015- Juli 2016 sebesar 9 merupakan jumlah seluruh dari kasus
kasus. Tercatat 4 kasus pada tahun 2015 cedera kepala yang menyebabkan kematian
dan 5 kasus pada tahun 2016. Jumlah pada periode Juni 2015-Juli 2016, hasil
tersebut merupakan murni dari kasus tersebut juga ditentukan berdasarkan
cedera kepala yang menyebabkan kematian pemeriksaan baik luar dan dalam yang
baik kasus kecelakaan, penganiayaan, terdapat pada masing-masing kasus. Hasil
pembunuhan, dan lainnya. Dibandingkan ini sejalan dengan penelitian yang
dengan hasil penelitian lain yang juga dilakukan oleh Nugroho11 yang menyebut-
mengambil tempat di Manado ternyata kan bahwa jenis kekerasan terbanyak pada
angka kejadian akibat cedera kepala cedera kepala ialah kekerasan tumpul
mengalami penurunan dalam jangka waktu dengan jumlah 196 kasus.
6 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2011-
2012 terdapat jumlah 188 kasus yang Tabel 1. Pembagian jenis kekerasan
diperiksa sesuai dengan kasus cedera berdasarkan kasus kematian akibat cedera
kepala.10 kepala
Berdasarkan jumlah kasus keseluruhan Jenis kekerasan Jumlah
terdapat 4 orang laki-laki yang mengalami Kekerasan tumpul 6
kematian akibat cedera kepala pada tahun Kekerasan tajam 2
2015; tidak terdapat jenis kelamin
Tembak 1
perempuan yang mengalami kematian
akibat cedera kepala. Laki-laki yang
mengalami kematian akibat cedera kepala Tabel 2 memperlihatkan diagnosis
berjumlah 5 orang pada tahun 2016; tidak sebab kematian terbagi ke dalam beberapa
terdapat jenis kelamin perempuan yang kategori yaitu hematoma intraserebral,
mengalami kematian akibat cedera kepala. fraktur basis krani, hematoma subdural, dan
Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin cedera otak difus. Kategori tersebut diambil
laki-laki yang tersering mengalami cedera berdasarkan atas pemeriksaan autopsi yang
kepala dibandingkan dengan perempuan. dilakukan pada setiap kasus. Didapatkan
Pada jumlah yang didapatkan oleh jumlah kasus hematoma intraserebral
peneliti selama melakukan penelitian, maka sebanyak 2 kasus, fraktur basis krani 4

3
Awaloei, Mallo, Tomuka: Gambaran cedera kepala...

kasus, hematoma subdural 1 kasus, dan merupakan terbanyak ke 2; hal ini


cedera otak difus 2 kasus. Dengan berhubungan dengan usia tua berisiko
demikian penyebab kematian akibat cedera terjadi lesi fokal karena atrofi otak dan
kepala yang terbanyak ialah fraktur basis mudah robeknya bridging vein.
krani dalam periode Juni 2015-Juli 2016.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa fraktur SIMPULAN
basis krani merupakan fraktur akibat Berdasarkan penelitian yang dilakukan
benturan langsung pada daerah-daerah terhadap kejadian kematian akibat cedera
dasar tulang tengkorak; transmisi energi kepala dapat disimpulkan bahwa pada
yang berasal dari benturan pada wajah atau cedera kepala ditemukan fraktur basis
mandibula atau efek "remote" dari benturan krani, cedera otak difus, hematoma
kepala (gelombang tekanan yang dipropa- intraserebral, dan hematoma subdural.
gasi dari titik benturan atau perubahan Prevalensi tertinggi didapatkan pada jenis
bentuk tengkorak.9 kelamin laki-laki, usia 20-40 tahun,
diagnosis sebab kematian fraktur basis
Tabel 2. Diagnosis sebab kematian akibat krani, dengan etiologi kekerasan tumpul.
cedera kepala.
Diagnosis sebab kematian Jumlah SARAN
Diharapkan masyarakat selalu waspada
Hematoma intraserebral 2
dan memperhatikan keselamatan kerja
Fraktur basis kranii 4 maupun beraktivitas khususnya mengenai
Hematoma subdural 1 kesehatan kepala. Untuk pejalan kaki
Cedera otak difus 2 maupun pengemudi agar menggunakan
jalur pejalan kaki yang ada dan memakai
Pada Tabel 3 terlihat bahwa dari alat pelindung diri agar dapat terlindung dai
jumlah keseluruhan 9 kasus dapat resiko cedera kepala.
digolongkan sesuai usia yaitu 41-60 tahun Kepolisian dan Pemerintah setempat
3 kasus, 20-40 tahun 5 kasus, dan 13-19 dapat memberlakukan sanksi berat kepada
tahun 1 kasus. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat jika tidak menggunakan alat
kasus terbanyak pada usia 20-40 tahun. pelindung diri atau tidak berjalan di tempat
yang sudah di sediakan untuk pejalan kaki
Tabel 3. jumlah kasus cedera kepala yang serta diperlukan penyuluhan terhadap
digolongkan berdasarkan umur. pencegahan mengenai bahaya cedera
kepala.
USIA (tahun) Jumlah kejadian
41-60 3 kasus DAFTAR PUSTAKA
20-40 5 kasus 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13-19 1 kasus 36 tahun 2009 halaman 28. [cited 23
Agustus 2016]. Available from:
http://sireka.pom.go.id/requirement/UU
Hal ini didukung oleh penelitian
-36-2009-Kesehatan.pdf.
Lumandung10 terhadap kasus cedera kepala 2. Langlois J, Rutland-Brown W, Wald M.
khususnya di Manado terbanyak pada usia The epidemiology and impact of
20-40 tahun. Penelitian lainnya oleh traumatic brain injury. Lippincott
Suparnadi (2002) di Jakarta juga mendapat- Williams and Willkins J Head Trauma
kan usia terbanyak terjadinya cedera kepala Rehab. 2006; 2(5):376.
ialah 20-40 tahun. Diperkirakan bahwa usia 3. Safrizal, Syaiful H, Bachtiar H. Hubungan
20-40 tahun merupakan usia produktif nilai oxygen delivery dengan outcome
dengan mobilitas yang tinggi serta kurang- rawatan pasien cedera kepala sedang.
nya kesadaran memakai alat pelindung diri Japardi. 2013I. Hal 1-3.2013.
atau keselamatan berkendara. Lumandung10 4. Lahdimawan I, Suhendar A, Wasilah S.
Hubungan penggunaan helm dengan
juga mendapatkan bahwa usia 41-60 tahun

4
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

beratnya cedera kepala akibat gunshot wounds: a single institution's


kecelakaan lalu lintas darat di RSUD experience with 442 consecutive
Ulin bulan Mei-Juli 2013. Berkala patients. Turkish Neurosurgery.
Kedokteran. 2014;10:51-63. 2009;19:217.
5. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical 9. Weisberg LA, Garcia CA, Strub RL. Head
Student (6th ed). Sugiharto L, Hartanto truma. In: Essentials of Clinical
H, Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Neurology. Aspen Publishers, 1989; p.
Mahatmi T, et al, penerjemah. Anatomi 3-4, 10.
Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran 10. Lumandung F, Siwu J, Mallo J. Gambaran
(6th ed). Jakarta: EGC, 2006; p. 59. korban meninggal dengan cedera
6. Irianto K. Anatomi dan Fisiologi. Bandung; kepala pada kecelakaan lalu lintas
Alfabeta, 2012; p. 330-46. dibagian Forensik BLU Prof. Dr. R.D.
7. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Kandou Manado periode tahun 2011-
Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et 2012. eCl. 2014;2(1):6-8.
al. Ilmu Kedokteran Forensik. 11. Nugroho A, Yulianti K. Karakterisitik luka
Universitas Indonesia. Jakarta: Bagian pada korban kecelakaan lalu lintas di
Kedokteran Forensik FKUI, 1997; p. Instalasi Kedokteran Forensik RSUP
37-41. Sanglah pada tahun 2012. Denpasar:
8. Solmaz I, Kural C, Temiz C, Temiz C, Secer Universitas Udayana; 2016.
H. Traumatic brain injury due to

Anda mungkin juga menyukai