Anda di halaman 1dari 33

Proposal Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3 –

Contoh Proposal yang baik dan benar tentang alarm anti maling yang pengoprasiannya
menggunakan sensir PIR dan berbasiskan arduino uno r3, proposal ini saya buat ketika
menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Otomasi yang tugasnya adalah membuat suatu alat
dengan menggunakan sensor.

Proposal Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3

PROPOSAL SISTEM OTOMASI

ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN

SENSOR PIR BERBASIS ARDUINO UNO R3

Dianjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Otomasi
Dosen : Andi Chairunnas, S.Kom., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Timoty 065114297
2. Agisa Gusti 065114317
3. Aziis Rasyiidin 065114332
4. Susanto 065114333

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah–Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal “Alarm
Anti Maling Dengan Sensor PIR”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Otomasi di program studi Ilmu
Komputer di lingkungan Fakultas MIPA pada Universitas Pakuan. Selanjutnya pada
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan dan dukungan
kepada berbagai pihak terutama kepada:

1. Andi Chairunnas, S.Kom. M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah Sistem
Otomasi
2. Teman – teman mahasiswa program studi Ilmu Komputer

Penulis menyadari bahwa proposal tentang Alarm Anti Maling dengan Sensor PIR ini jauh
dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun. Semoga proposal tentang Alarm Anti Maling dengan
Sensor PIR ini berguna bagi pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

Bogor, Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN 1
5.1 Latar Belakang 1
5.2 Ruang Lingkup 1
5.3 Manfaat 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Alarm 2
2.2 Sensor 2
2.3 Sensor PIR 2
2.4 Buzzer 3
2.5 Keypad 4
2.6 Arduino Uno R3 4
2.7 LED (Light Emitting Dioda) 5
2.8 PCB (Printed Circuit Board) 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8
3.1 Metode Penelitian 8
3.1.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning) 9
3.1.2 Penelitian (Research) 10
3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing) 10
3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design) 10
3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design) 10
3.1.6 Desain Software (Software Design) 11
3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test) 11
3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration) 11
3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing) 12
3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization) 12
3.1.11 Aplikasi (Application) 12
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 13
4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning) 13
4.1 Penelitian (Research) 14
4.2.1 Gambaran Umum Sistem 14
4.2.2 Prinsip Kerja Sistem 15
4.2.3 Pengetesan Komponen 15
4.2.4 Desain Sistem Elektronik (Electric Design) 15
4.2.5 Desain Software 16
4.2.6 Test Fungsional 16
4.2.7 Integrasi atau Perakitan 16
4.2.8 Material Collecting 16
4.2.9 Optimasi Sistem 16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 17
5.1 Langkah Kerja 17
BAB VI KESIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA 19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sensor PIR 3


Gambar 2. Buzzer 4
Gambar 3. Arduino Uno R3 4
Gambar 4. Keypad 4×4 4
Gambar 5. Tahapan Penelitian 8
Gambar 6. Skematik Sistem 10
Gambar 7. Flowchart Sistem 10
Gambar 8. Gambaran Umum Sistem 14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Estimasi anggaran 9


Tabel 2. Hasil pengujian komponen 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek keamanan saat ini dan dimasa yang akan mendatang sangat dibutuhkan dalam
berbagai bidang kehidupan saat ini. Faktor privasi juga turut mempengaruhi akan pentingnya
suatu sistem kemanan. Kemajuan teknologi seiring dengan berkembangnya zaman khususnya
dalam bidang elektronika ikut membantu dalam pengembangan sistem keamanan yang
mantap dan handal. Salah satu aplikasi sistem keamanan adalah untuk pengaman ruangan.
Kelebihan sistem keamanan yang berbasiskan elektronika dibanding sistem kemanan
konvensional seperti manusia adalah kemampuan beroperasi terus menerus dan dapat secara
otomatis terhubung dengan perangkat lain.
Perancangan sistem keamanan elektronik dapat menggabungkan berbagai kombinasi
teknologi seperti penggunaan sensor Passive Infra Red (PIR), Keypad, maupun Buzzer
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu unjuk kerja sistem yang mampu mengamankan
ruangan secara optimal.
1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang kami lakukan adalah sebagai berikut:


a. Bagaimana langkah kerja dari alarm anti maling dengan PIR sensor.
b. Apa saja alat dan bahan untuk membuat alarm anti maling dengan PIR sensor.
c. Manfaat dari alarm anti maling dengan PIR sensor.
d. Cara kerja dari alarm anti maling dengan PIR sensor.

1.3 Manfaat

Manfaat dengan adanya alarm anti maling dengan PIR sensor ini dapat membantu dalam hal
keamanan baik di rumah maupun pada tempat-tempat penyimpanan barang berharga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alarm

Alarm merupakan sebuah notifikasi untuk memberikan sebuah pesan pemberitahuan dengan
mengeluarkan bunyi peringatan. Banyak jenis pesan yang dapat diartikan dalam alarm salah
satunya yang kita bahas alarm untuk memperingatkan pemilik rumah akan adanya masalah
keamanan. Permasalahan yang paling sering ditemukan dilapangan jika pemilik rumah
meninggalkan rumahnya dalam keadaan sepi maka pemilik rumah akan merasa was – was
dengan keadaan rumahnya.

2.2 Sensor

Untuk pengertian sensor sobat bisa baca pada artikel Pengertian dan Contoh Penerapan
Sensor

2.3 Sensor PIR

Passive Infra Red merupakan sensor yang bekerja dengan menerima sinyal infrared yang
dipancarkan suatu objek (dalam hal ini tubuh manusia) untuk kemudian dibandingkan dengan
suhu ruangan. Sensor PIR dapat disebut sebagai Motion Sensor atau Pressense Detector.
Secara umum, sensor hanya sensitif terhadap suhu tubuh manusia. Jika keberadaan manusia
masuk dalam cakupan/coverage area sensor, maka suhu tubuh yang dipancarkan manusia
akan dideteksi dan selanjutnya sensor akan aktif. Sensor bersifat pasif atau bersifat menerima
sinyal infra red dari luar. Oleh karena itu, pada umumnya sensor PIR ini diperuntukkan
sebagai penggunaan di dalam ruangan karena apabila di luar ruangan (outdoor) perubahan
suhu yang terjadi tidak hanya disebabkan dari panas tubuh manusia, melainkan bisa dari
cuaca (sinar matahari). Contoh bentuk PIR dan cakupan area yang dapat dideteksi PIR seperti
pada Gambar 2.2.

Namun pada saat ini sudah ada jenis lain dari produk sensor yang dapat digunakan di luar
ruangan. Jenis PIR ini mempunyai setting yang berbeda dengan indoor type atau telah
dikombinasikan dengan sensor microwave (PIR dual Tech), selain mendeteksi perubahan
suhu ruang karena panas tubuh sensor ini juga mendeteksi gerakan.
Gambar 1. Sensor PIR (a) sensor passive infra red (b) cakupan area sensor PIR
Manusia yang berjalan di balik jendela kaca tidak dapat dideteksi oleh sensor PIR.

2.4 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik
menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker,
jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan yang tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar sesuai dengan fungsi yan digunakan dan tergantung dari arah
arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator
bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

 Gambar 2. Buzzer

2.5 Arduino Uno R3

Arduino Uno sebenarnya adalah salah satu kit mikrokontroler yang berbasis pada ATmega28.
Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mendukung
mikrokontroler untuk bekerja, tinggal colokkan ke power suply atau sambungkan melalui
kabel USB ke PCmu Arduino Uno ini sudah siap sedia. Arduino Uno ini memilki 14 pin
digital input/output, 6 analog input, sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan
power input, ICSP header, dan sebuah tombol reset.

Untuk keunggulan board Arduino Uno Revision 3 antara lain:


a. pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL di dekat pin AREF dan dua pin lainnya diletakkan
dekat tombol RESET, fungsi IOREF melindungi kelebihan tegangan pada papan rangkaian.
Keunggulan perlindungan ini akan kompatibel juga dengan dua jenis board yang
menggunakan jenis AVR yang beroperasi pada tegangan kerja 5V dan Arduino Due tegangan
operasi 3.3V.
b. Rangkaian RESET yang lebih mantap.
c. Penerapan ATmega 16U2 pengganti 8U2.
Bahasa “UNO” berasal dari bahasa Italia yang artinya SATU, ditandai dengan peluncuran
pertama Arduino 1.0, Uno pada versi 1.0 sebagai referensi untuk Arduino yang selanjutnya,
seri Uno versi terbaru dilengkapi USB.

2.6 Keypad

Keypad berarti Sebuah keyboard miniatur atau set tombol untuk operasi portabel perangkat
elektronik, telepon, atau peralatan lainnya. Keypad merupakan sebuah rangkaian tombol yang
tersusun atau dapat disebut “pad” yang biasanya terdiri dari huruf alfabet (A—Z) untuk
mengetikkan kalimat, juga terdapat angka serta simbol-simbol khusus lainnya. Keypad yang
tersusun dari angka – angka biasanya disebut sebagai keypad numerik. Keypad juga banyak
dijumpai pada alphanumeric keyboard dan alat lainnya seperti kalkulator, telepon, kunci
kombinasi, serta kunci pintu digital, di mana diperlukannya nomor untuk dimasukkan.
Dimana disini Keypad yang digunakan adalah tipe standar dengan 16 (4×4) tombol yang
terdiri dari “1,2,3,A 4,5,6, B 7,8,9,C *,0,#,D” seperti pada gambar dibawah.
Gambar 4. Keypad

2.7 LED (Light Emitting Dioda)

a. Pengertian
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang
dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.
LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang
sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik
lainnya.

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan
dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED
tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam
menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya
kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu
tube.

b. Cara Kerja
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari semikonduktor. Cara kerjanya pun
hampir sama dengan dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub positif (P) dan kutub negatif
(N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari
Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P
dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk
menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga
menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju
atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-
Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang
bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan
photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini
juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi
Energi Cahaya.

2.8 PCB (Printed Circuit Board)

PCB adalah papan dasar yang secara fisik mendukung dan menghubungkan komponen-
komponen pada hampir semua barang elektronik. “Printed circuit board” merupakan
kepanjangan dari PCB, atau “papan sirkuit cetak” dalam Bahasa Indonesia. Kebanyakan PCB
dibuat dengan fiberglass atau plastik yang diperkuat kaca, dengan jalur-jalur konduktor
(conductive trace) berbahan tembaga. Jalur konduktor tembaga menghubungkan komponen
komponen pada PCB, dengan membentuk suatu sirkuit.

PCB digunakan dalam komputer, baik laptop maupun desktop. PCB berperan sebagai fondasi
untuk berbagai macam komponen internal yang ada dalam komputer seperti graphics card,
controller card, network interface card, dan expansion card. Semua komponen ini terhubung
ke motherboard, yang juga merupakan PCB.

PCB dapat berupa satu lapisan saja (single-layer) untuk perangkat-perangkat elektronik
sederhana. Sedangkan, PCB untuk perangkat keras (hardware) yang kompleks seperti
motherboard, dapat memiliki sampai sebanyak 12 lapisan. PCB biasanya memiliki warna
hijau, akan tetapi PCB dapat dibuat dengan warna apapun.

Meski PCB biasa dikaitkan dengan komputer pribadi atau laptop, sebenarnya PCB juga
digunakan di banyak perangkat-perangkat elektronik lain. Kebanyakan televisi, kamera
digital, radio, ponsel, dan tablet memiliki satu atau lebih PCB. Meski PCB yang ditemukan di
perangkat-perangkat mobile terlihat mirip dengan yang ditemukan di perangkat elektronik
dengan ukuran yang lebih besar, PCB pada perangkat mobile biasanya lebih tipis dan
memiliki sirkuit yang lebih rapi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan
hardware dan software programming programming yang ditempuh melalui 11 tahapan.
Tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Gambar 5. Tahapan Penelitian

3.1.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)

Pada perencanaan proyek penelitian ini, menentukan topik penelitian yang akan
dilaksanakan:
a. Topik penelitian ini adalah perencanaan untuk membuat smart home yaitu membuat suatu
alat sistem keamanan dengan menggunakan sensor PIR.
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan:
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen hardware dan software,
diantaranya:
Hardware
1) Arduino Uno R3
2) PCB
3) Kabel Jumper
4) Solder
5) Buzzer
6) Sensor PIR
7) Keypad
8) LED 3 warna
9) Timah
Software
1) Windows 8
2) Arduino 1.6.5
Tabel 1. Estimasi anggaran

No Nama Komponen Harga


1 Arduino Uno R3 Rp86.000
2 PCB Rp5.000
3 Kabel Jumper Rp5.000
4 Solder Rp20.000
5 Buzzer Rp7.000
6 Sensor PIR Rp12.000
7 Keypad Rp9.000
8 LED 3 warna Rp2.000
9 Timah Rp5.000
Jumlah Rp151.000

3.1.2 Penelitian (Research)

Setelah Setelah perencanaan telah matang dilanjutkan dengan penelitian awal dari aplikasi
yang akan dibuat, mulai dari pemilihan dan pengetesan komponen (alat dan bahan),
kemungkinan rancangan awal dan akhir dalam merancang.

3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)

Dalam pengetesan komponen dilakukan pengetesan alat terhadap fungsi kerja komponen
berdasarkan kebutuhan sistem yang akan dibuat.

3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design)

Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan hal penting yang harus
dipertimbangkan. Pada umumnya kebutuhan sebuah aplikasi terhadap desain mekanik yang
akan digunakan antara lain:
a. Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit Board)
b. Dimensi dan massa keseluruhan sistem
c. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap lingkungan
d. Penempatan modul-modul elektronik
e. Pengetesan sistem mekanik yang telah dirancang.

3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design)

Dalam desain sistem listrik  atau electrical design terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatannya, antara lain:
a. Sumber daya
b. Catu daya yang akan digunakan pada rangkaian sebesar 5V
c. Kontroler yang akan digunakan
d. Pada aplikasi rangkaian i ni akan menggunakan Arduino 1.6.5
e. Desain sistem kontrol yang akan digunakan.
Sistem kontrol menggunakan bahasa basic untuk mengontrol nilai yang nantinya akan
dieksekusi sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Skematik Alarm Anti Malign Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno
Gambar 6. Skematik Sistem

Flowchart Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno
Gambar 7. Flowchart Sistem

3.1.6 Desain Software (Software Design)

Perangkat lunak yang pada umumnya dibutuhkan perancangan perangkat keras antara lain,
software untuk sistem kontrol alat (aplikasi) dan software interface pada computer PC. Pada
apikasi standalone (berdiri sendiri) yang tidak membutuhkan kontrol ataupun dengan PC,
hanya dibutuhkan software untuk kontrol dalam alat yang didesain.

3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test)

Tes fungsional dilakukan intregasi sistem listrik dan software yang telah di desain. Tes ini
dilakukan untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak yang digunakan untuk
pengontrolan desain dari listrik dan mengeliminasi eror (Bug) dari software tersebut.

3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration)

Modul listrik yang diintregrasi dengan software di dalam kontrollernya, diintregrasikan


dalam struktur mekanik yang telah dirancang. Lalu dilakukan tes fungsional keseluruhan
sistem.

3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)

Pada tahapan tes fungsional ini dilakukan pengetesan fungsi dari keseluruhan sistem, apakah
sistem dapat berfungsi dengan baik atau masih ada kekurangan dalam merakit, jika masih ada
kekurangan maka dilakukan pengecekan komponen elektronika dan rangkaian.

3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization)

Optimasi dilakukan untuk meningkatkan performa dari sistem yang dirancang, agar hasilnya
optimal

3.1.11 Aplikasi (Application)


Setelah proses optimasi sistem keseluruhan selesai tahap selanjutnya adalah penggunaan dari
alat yang dibut.

BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini akan membahas perancangan dan implementasi Sistem Alarm Anti Maling
Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3 berdasarkan metode penelitian yang
digunakan. Berdasarkan metode penelitian pada perancangan dan implementasi sistem,
tahapan yang digunakan dari perencanaan proyek penelitian sampai dengan integrasi sistem.

4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)

Dalam perencanaan proyek penelitian, terdapat beberapa hal penting yang ditemukan dan
dipertimbangkan, antara lain:
a. Penentuan Topik Penelitian
Dalam hal ini didasarkan pada permasalahan sistem keamanan yang kurang terintegrasi.
Maka dari itu dibutuhkan adanya pengembangan sistem yang dapat membuat kemanan
semakin kuat.
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen hardware dan software,
diantaranya:
Hardware
10) Arduino Uno R3
11) PCB
12) Kabel Jumper
13) Solder
14) Buzzer
15) Sensor PIR
16) Keypad
17) LED 3 warna
18) Timah
Software
3) Windows 8
4) Arduino 1.6.5
c. Kemungkinan penerapan aplikasi yang akan dirancang
Dalam penerapan sistem aplikasi ini menggunakan miniatur alat yang terdapat sensor PIR
untuk mendeteksi gerakan dan suhu.

4.1 Penelitian (Research)

Setelah perencanaan telah matang, dilanjutkan dengan penelitian awal dari alat yang akan
dibuat. Mulai dari pemilihan dan pengetesan komponen (alat dan bahan) yang akan
digunakan, kemungkinan rancangan awal dan akhir dengan melakukan survey pada tempat
penelitian.

4.2.1 Gambaran Umum Sistem

Alat yang telah dirancang dan iimplementasikan ini dapat menyalakan dan memadamkan
Buzzer sesuai dengan keadaan suhu yang berada pada jarak dan ukuran tertentu. Berikut
adalah gambaran umum dari sistem alarm anti maling menggunakan sensor pir berbasis
arduino uno r3:

Gambar 8. Gambaran Umum Sistem

Penjelasan Gambaran Umum Sistem:


1. Suhu tubuh memberikan inputan kepada Sensor PIR
2. PIR mendeteksi adanya suhu tubuh kemudian diteruskan ke arduino
3. Arduino Uno memberikan perintah kepada Lampu LED untuk menyala/padam dan Buzzer
berbunyi
4. Lampu LED menyala/padam dan Buzzer berbunyi sesusai perintah yang diberikan oleh
Arduino Uno R3.

4.2.2 Prinsip Kerja Sistem

Prinsip kerja sistem dari penelitian ini yaitu saat pertama terdeteksi adanya suhu maka akan
ada intruksi dari arduino ke LED untuk menyala secara flip-flop dan Buzzer menyala dengan
waktu atau cara yang telah ditentukan untuk mematikannya.

4.2.3 Pengetesan Komponen

Pada tahap ini ditentukan pengetesan komponen-komponen yang akan digunakan berfungsi
dengan baik atau sebaliknya. Pengetesan komponen dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu :
a. Pengetesan Mikrokontroler Arduino Uno
Pengetesan pada modul mikrokontroler Arduino Uno ini dilakukan dengan cara merangkai
atau membuat skematik sistem minimum mikrokontroler. Kemudian dilakukan proses
pembacaan dan penulisan program pada mikrokontroler dengan menggunakan kabel USB to
serial sekaligus berfungsi sebagai modul downloader.
b. Pengetesan komponen menggunakan multimeter :
1) Resistor dan LED
2) Modul Sensor Cahaya (LDR)
3) Modul Sensor PIR
4) Modul Arduino Uno

4.2.4 Desain Sistem Elektronik (Electric Design)

Dalam desain sistem listrik terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Mikrokontroller yang digunakan
Mikrokontroller yang akan digunakan dalam penelitian ini, mengunakan salah satu produk
Arduino yang memiliki pin analog, pin digital dan port serial.
b. Desain driver untuk mendukung aplikasi ini menggunakan beberapa software diantaranya :
1) Menggunakan IDE Arduino untuk menerjemahkan listing program dalam bentuk
pemograman basic kedalam bentuk bahasa (Serupa) C yang digunakan pada AVR. Hasil
konversi bahasa basic kemudian didownloadkan kedalam IC mikrokontroller.
4.2.5 Desain Software

Pembuatan perangkat lunak sistem harus mengutamakan cara kerja yang efisien berikut
flowchart :

4.2.6 Test Fungsional

Tes fungsional dilakukan terhadap intregrasi software yang telah didesain. Tes ini dilakukan
untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak untuk pengontrolan desain listrik dan
mengeliminasi error dari software tersebut.

4.2.7 Integrasi atau Perakitan

Pada proses ini dilakukan proses perakitan berdasarkan dari proses desain, baik desain
mekanis, elektronik maupun desain software.

4.2.8 Material Collecting

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan modul mikro berupa hardware yang meliputi komponen dasar. Dilakukan juga
pengumpulan software- software penunjangnya.

4.2.9 Optimasi Sistem

Tahap optimasi merupakan suatu tahap di mana dilakukan pencarian nilai – nilai variabel
yang terbaik tujuannya yaitu untuk meningkatkan performa dari aplikasi yang sudah
dirancang agar hasilnya dapat lebih memuaskan sesuai kebutuhan dan keinginan.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam tahap ini akan dibahas mengenai dimensi keseluruhan alat, pembahasan dan
pengujuan sistem sebagai hasil implementasi sistem yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

5.1 Keterangan Alat dan Dimensi Alat

Sistem yang telah dibuat dipasang ditempat yang keamanannya akan ditingkatkan, mungkin
bisa ditempat penyimpanan benda yang sangat penting. Misalnya dalam hal ini pada sebuah
rumah terdapat penyimpanan barang berharga dari salah satu anggota keluarga tersebut.

5.2 Pembahasan

Pada tahap pembahasan ini akan dibahas mengenai bagaimana sistem bekerja mulai dari
tahap awal pemberian catu daya 5 volt bekerja. Pada tahap awal kondisi sensor PIR, LED,
dan Buzzer dalam keadaan mati dan kemudian setelah dimasukan password melalui perantara
keypad dan ketika di verifikasi kemudian nilai validasinya benar maka sensor PIR akan aktif,
dan LED serta Buzzer akan bersiap untuk menerima intruksi yang selanjutnya.
Lampu akan menyala secara otomatis jika sensor PIR mendeteksi adanya perubaan suhu
tubuh manusia dan sekaligus akan mati secara otomatis bila sensor PIR tidak mendeteksi
adanya perubahan suhu tubuh manusia. Pancaran infra merah dari tubuh manusia difocuskan
oleh lensa fresnel kemudian disaring oleh penyaring sinar infra merah. Sinar infra merah
tersebut akan membangkitkan tegangan. Tegangan yang akan dibangkitkan oleh  suatu
pyroelectric sensor dikuatkan oleh suatu amplifier. Output amplifier kemudian akan
dibandingkan dengan tegangan pemicu.

5.2.1 Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja dalam pembuatan Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR
berbasis Arduino Uno:
1) Siapkan Seluruh Alat dan Bahan
2) Susun Hardware rangkaian sesuai dengan gambar
3) Tuliskan program pada software Arduino di PC
4) Hubungkan kabel USB ke Arduino
5) Compile program dari software ke Board Arduino
6) Jalankan program

5.2.2 Pengujian Fungsional

Pada tahap ini dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah uji coba yang
dilakukan sudah berjalan baik sesuai fungsinya per modul dan sesuai dengan sistem yang ada.
Pada pengujian perangkat keras Arduino Uno, LED, Buzzer, Projecboard, Kabel, Sensor PIR
dan Keypad setelah dimasukan kodingan kedalam Arduino Uno dan dilakukan pengujian
hasilnya sesuai dengan yang ada pada kodingan.
Setelah dilakukan pengisian program pada Arduino Uno yang meliputi setiap komponen pada
sistem ini maka didapat hasil seperti :
Tabel 2. Hasil pengujian komponen

Keadaan komponen
Modul Setelah diisi Porgram
sebelum diisi dan Keterangan
Komponen dan dijalankan
sebelum dijalankan
LED Tidak menyala Bekerja dengan baik selesai
Buzzer Tidak berbunyi Bekerja dengan baik selesai
Sensor PIR Tidak bekerja Bekerja dengan baik selesai
Keypad Tidak berfungsi Bekerja dengan baik selesai
Kabel – Berjalan dengan baik selesai
Arduino Uno – Berjalan dengan baik selesai
Projectboard – Berjalan dengan baik selesai

5.2.3 Pengujian Validasi

Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem yang dibuat sudah bekerja
dengan benar atau tidak pada saat integrasi. Dimana pengujiannya dilakukan dengan cara
melakukan pengetesan secara berulang-ulang dan dengan cara yang berbeda. Ketika sensor
PIR aktif dan tangan di dekatkan LED menyala dan Buzzer mengeluarkan bunyi sesuai
dengan intruksi dari kodingan, namun ketika benda seperti mouse didekatkan LED dan
Buzzer tidak ada respon.

5.3 Optimasi (Optimization)


Secara keseluruhan sistem berjalan dengan baik, namun dapat dilakukan optimasi untuk
meninikatkan performa dari alat yang telah dibuat.

BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil bahasan diatas dapat diambil kesimpulan menjadi beberapa poin, yaitu:

 Penggunaan sensor passive infrared (PIR) untuk mendeteksi dan membaca data dari
gerakan cukup efisien karena dapat mengirimkan sinyal seara cepat.
 Perpaduan antara sensor PIR dan Buzzer di rasakan cukup tepat, karena
pengaplikasiannya akan berguna dan tidak sukar untuk di buat.
 Pengaplikasian alarm anti maling ini dapat digunakan pada kehidupan sehari hari
sebagai alat sistem pengamanan.

DAFTAR PUSTAKA

 Edwin Zaunudin. 2010. Skripsi Sistem Keamanan Pada Kendaraan Bermotor


Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) Berbasis Mikrokontroler
Atmeda 8535. Bogor: Universitas Pakuan
 http://www.boarduino.web.id/2014/12/keypad-4×4-dan-indikator-led-di-
arduino.html?m=0
 http://elektronikanewbie.blogspot.co.id/2015/12/alarm-menggunakan-sensor-pir-
arduino.html
 http://beemanyufd.blogspot.co.id/2015/05/flowchart-sensor-pir.html

Itulah Proposal Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3
yang dapat saya share ke sobat sekalian, semoga bisa bermanfaat demi kemajuan bangsa ini
dan memudahkan dalam memenuhi tugas yang sedang sobat kerjakan. Silakan berikan
komentar dan respon yang positif jika memang artikel ini sobat anggap bermanfaat. Proposal
Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3 – Contoh
Proposal yang baik dan benar tentang alarm anti maling yang pengoprasiannya menggunakan
sensir PIR dan berbasiskan arduino uno r3, proposal ini saya buat ketika menyelesaikan tugas
mata kuliah Sistem Otomasi yang tugasnya adalah membuat suatu alat dengan menggunakan
sensor.

Proposal Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3

PROPOSAL SISTEM OTOMASI

ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN

SENSOR PIR BERBASIS ARDUINO UNO R3

Dianjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Otomasi
Dosen : Andi Chairunnas, S.Kom., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Timoty 065114297
2. Agisa Gusti 065114317
3. Aziis Rasyiidin 065114332
4. Susanto 065114333

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah–Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal “Alarm
Anti Maling Dengan Sensor PIR”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Otomasi di program studi Ilmu
Komputer di lingkungan Fakultas MIPA pada Universitas Pakuan. Selanjutnya pada
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan dan dukungan
kepada berbagai pihak terutama kepada:

1. Andi Chairunnas, S.Kom. M.Pd sebagai dosen pembimbing mata kuliah Sistem
Otomasi
2. Teman – teman mahasiswa program studi Ilmu Komputer

Penulis menyadari bahwa proposal tentang Alarm Anti Maling dengan Sensor PIR ini jauh
dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun. Semoga proposal tentang Alarm Anti Maling dengan
Sensor PIR ini berguna bagi pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

Bogor, Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN 1
5.1 Latar Belakang 1
5.2 Ruang Lingkup 1
5.3 Manfaat 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Alarm 2
2.2 Sensor 2
2.3 Sensor PIR 2
2.4 Buzzer 3
2.5 Keypad 4
2.6 Arduino Uno R3 4
2.7 LED (Light Emitting Dioda) 5
2.8 PCB (Printed Circuit Board) 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8
3.1 Metode Penelitian 8
3.1.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning) 9
3.1.2 Penelitian (Research) 10
3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing) 10
3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design) 10
3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design) 10
3.1.6 Desain Software (Software Design) 11
3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test) 11
3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration) 11
3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing) 12
3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization) 12
3.1.11 Aplikasi (Application) 12
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 13
4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning) 13
4.1 Penelitian (Research) 14
4.2.1 Gambaran Umum Sistem 14
4.2.2 Prinsip Kerja Sistem 15
4.2.3 Pengetesan Komponen 15
4.2.4 Desain Sistem Elektronik (Electric Design) 15
4.2.5 Desain Software 16
4.2.6 Test Fungsional 16
4.2.7 Integrasi atau Perakitan 16
4.2.8 Material Collecting 16
4.2.9 Optimasi Sistem 16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 17
5.1 Langkah Kerja 17
BAB VI KESIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA 19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sensor PIR 3


Gambar 2. Buzzer 4
Gambar 3. Arduino Uno R3 4
Gambar 4. Keypad 4×4 4
Gambar 5. Tahapan Penelitian 8
Gambar 6. Skematik Sistem 10
Gambar 7. Flowchart Sistem 10
Gambar 8. Gambaran Umum Sistem 14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Estimasi anggaran 9


Tabel 2. Hasil pengujian komponen 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek keamanan saat ini dan dimasa yang akan mendatang sangat dibutuhkan dalam
berbagai bidang kehidupan saat ini. Faktor privasi juga turut mempengaruhi akan pentingnya
suatu sistem kemanan. Kemajuan teknologi seiring dengan berkembangnya zaman khususnya
dalam bidang elektronika ikut membantu dalam pengembangan sistem keamanan yang
mantap dan handal. Salah satu aplikasi sistem keamanan adalah untuk pengaman ruangan.
Kelebihan sistem keamanan yang berbasiskan elektronika dibanding sistem kemanan
konvensional seperti manusia adalah kemampuan beroperasi terus menerus dan dapat secara
otomatis terhubung dengan perangkat lain.
Perancangan sistem keamanan elektronik dapat menggabungkan berbagai kombinasi
teknologi seperti penggunaan sensor Passive Infra Red (PIR), Keypad, maupun Buzzer
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu unjuk kerja sistem yang mampu mengamankan
ruangan secara optimal.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang kami lakukan adalah sebagai berikut:


a. Bagaimana langkah kerja dari alarm anti maling dengan PIR sensor.
b. Apa saja alat dan bahan untuk membuat alarm anti maling dengan PIR sensor.
c. Manfaat dari alarm anti maling dengan PIR sensor.
d. Cara kerja dari alarm anti maling dengan PIR sensor.

1.3 Manfaat

Manfaat dengan adanya alarm anti maling dengan PIR sensor ini dapat membantu dalam hal
keamanan baik di rumah maupun pada tempat-tempat penyimpanan barang berharga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alarm

Alarm merupakan sebuah notifikasi untuk memberikan sebuah pesan pemberitahuan dengan
mengeluarkan bunyi peringatan. Banyak jenis pesan yang dapat diartikan dalam alarm salah
satunya yang kita bahas alarm untuk memperingatkan pemilik rumah akan adanya masalah
keamanan. Permasalahan yang paling sering ditemukan dilapangan jika pemilik rumah
meninggalkan rumahnya dalam keadaan sepi maka pemilik rumah akan merasa was – was
dengan keadaan rumahnya.

2.2 Sensor

Untuk pengertian sensor sobat bisa baca pada artikel Pengertian dan Contoh Penerapan
Sensor

2.3 Sensor PIR

Passive Infra Red merupakan sensor yang bekerja dengan menerima sinyal infrared yang
dipancarkan suatu objek (dalam hal ini tubuh manusia) untuk kemudian dibandingkan dengan
suhu ruangan. Sensor PIR dapat disebut sebagai Motion Sensor atau Pressense Detector.
Secara umum, sensor hanya sensitif terhadap suhu tubuh manusia. Jika keberadaan manusia
masuk dalam cakupan/coverage area sensor, maka suhu tubuh yang dipancarkan manusia
akan dideteksi dan selanjutnya sensor akan aktif. Sensor bersifat pasif atau bersifat menerima
sinyal infra red dari luar. Oleh karena itu, pada umumnya sensor PIR ini diperuntukkan
sebagai penggunaan di dalam ruangan karena apabila di luar ruangan (outdoor) perubahan
suhu yang terjadi tidak hanya disebabkan dari panas tubuh manusia, melainkan bisa dari
cuaca (sinar matahari). Contoh bentuk PIR dan cakupan area yang dapat dideteksi PIR seperti
pada Gambar 2.2.

Namun pada saat ini sudah ada jenis lain dari produk sensor yang dapat digunakan di luar
ruangan. Jenis PIR ini mempunyai setting yang berbeda dengan indoor type atau telah
dikombinasikan dengan sensor microwave (PIR dual Tech), selain mendeteksi perubahan
suhu ruang karena panas tubuh sensor ini juga mendeteksi gerakan.

Gambar 1. Sensor PIR (a) sensor passive infra red (b) cakupan area sensor PIR
Manusia yang berjalan di balik jendela kaca tidak dapat dideteksi oleh sensor PIR.

2.4 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik
menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker,
jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan yang tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar sesuai dengan fungsi yan digunakan dan tergantung dari arah
arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator
bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

 Gambar 2. Buzzer

2.5 Arduino Uno R3

Arduino Uno sebenarnya adalah salah satu kit mikrokontroler yang berbasis pada ATmega28.
Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mendukung
mikrokontroler untuk bekerja, tinggal colokkan ke power suply atau sambungkan melalui
kabel USB ke PCmu Arduino Uno ini sudah siap sedia. Arduino Uno ini memilki 14 pin
digital input/output, 6 analog input, sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan
power input, ICSP header, dan sebuah tombol reset.

Untuk keunggulan board Arduino Uno Revision 3 antara lain:


a. pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL di dekat pin AREF dan dua pin lainnya diletakkan
dekat tombol RESET, fungsi IOREF melindungi kelebihan tegangan pada papan rangkaian.
Keunggulan perlindungan ini akan kompatibel juga dengan dua jenis board yang
menggunakan jenis AVR yang beroperasi pada tegangan kerja 5V dan Arduino Due tegangan
operasi 3.3V.
b. Rangkaian RESET yang lebih mantap.
c. Penerapan ATmega 16U2 pengganti 8U2.
Bahasa “UNO” berasal dari bahasa Italia yang artinya SATU, ditandai dengan peluncuran
pertama Arduino 1.0, Uno pada versi 1.0 sebagai referensi untuk Arduino yang selanjutnya,
seri Uno versi terbaru dilengkapi USB.

2.6 Keypad

Keypad berarti Sebuah keyboard miniatur atau set tombol untuk operasi portabel perangkat
elektronik, telepon, atau peralatan lainnya. Keypad merupakan sebuah rangkaian tombol yang
tersusun atau dapat disebut “pad” yang biasanya terdiri dari huruf alfabet (A—Z) untuk
mengetikkan kalimat, juga terdapat angka serta simbol-simbol khusus lainnya. Keypad yang
tersusun dari angka – angka biasanya disebut sebagai keypad numerik. Keypad juga banyak
dijumpai pada alphanumeric keyboard dan alat lainnya seperti kalkulator, telepon, kunci
kombinasi, serta kunci pintu digital, di mana diperlukannya nomor untuk dimasukkan.
Dimana disini Keypad yang digunakan adalah tipe standar dengan 16 (4×4) tombol yang
terdiri dari “1,2,3,A 4,5,6, B 7,8,9,C *,0,#,D” seperti pada gambar dibawah.

Gambar 4. Keypad

2.7 LED (Light Emitting Dioda)

a. Pengertian
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang
dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.
LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang
sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik
lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan
dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED
tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam
menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya
kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu
tube.

b. Cara Kerja
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari semikonduktor. Cara kerjanya pun
hampir sama dengan dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub positif (P) dan kutub negatif
(N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari
Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P
dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk
menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga
menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju
atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-
Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang
bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan
photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini
juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi
Energi Cahaya.

2.8 PCB (Printed Circuit Board)

PCB adalah papan dasar yang secara fisik mendukung dan menghubungkan komponen-
komponen pada hampir semua barang elektronik. “Printed circuit board” merupakan
kepanjangan dari PCB, atau “papan sirkuit cetak” dalam Bahasa Indonesia. Kebanyakan PCB
dibuat dengan fiberglass atau plastik yang diperkuat kaca, dengan jalur-jalur konduktor
(conductive trace) berbahan tembaga. Jalur konduktor tembaga menghubungkan komponen
komponen pada PCB, dengan membentuk suatu sirkuit.

PCB digunakan dalam komputer, baik laptop maupun desktop. PCB berperan sebagai fondasi
untuk berbagai macam komponen internal yang ada dalam komputer seperti graphics card,
controller card, network interface card, dan expansion card. Semua komponen ini terhubung
ke motherboard, yang juga merupakan PCB.

PCB dapat berupa satu lapisan saja (single-layer) untuk perangkat-perangkat elektronik
sederhana. Sedangkan, PCB untuk perangkat keras (hardware) yang kompleks seperti
motherboard, dapat memiliki sampai sebanyak 12 lapisan. PCB biasanya memiliki warna
hijau, akan tetapi PCB dapat dibuat dengan warna apapun.

Meski PCB biasa dikaitkan dengan komputer pribadi atau laptop, sebenarnya PCB juga
digunakan di banyak perangkat-perangkat elektronik lain. Kebanyakan televisi, kamera
digital, radio, ponsel, dan tablet memiliki satu atau lebih PCB. Meski PCB yang ditemukan di
perangkat-perangkat mobile terlihat mirip dengan yang ditemukan di perangkat elektronik
dengan ukuran yang lebih besar, PCB pada perangkat mobile biasanya lebih tipis dan
memiliki sirkuit yang lebih rapi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan
hardware dan software programming programming yang ditempuh melalui 11 tahapan.
Tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

Gambar 5. Tahapan Penelitian

3.1.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)

Pada perencanaan proyek penelitian ini, menentukan topik penelitian yang akan
dilaksanakan:
a. Topik penelitian ini adalah perencanaan untuk membuat smart home yaitu membuat suatu
alat sistem keamanan dengan menggunakan sensor PIR.
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan:
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen hardware dan software,
diantaranya:
Hardware
1) Arduino Uno R3
2) PCB
3) Kabel Jumper
4) Solder
5) Buzzer
6) Sensor PIR
7) Keypad
8) LED 3 warna
9) Timah
Software
1) Windows 8
2) Arduino 1.6.5
Tabel 1. Estimasi anggaran

No Nama Komponen Harga


1 Arduino Uno R3 Rp86.000
2 PCB Rp5.000
3 Kabel Jumper Rp5.000
4 Solder Rp20.000
5 Buzzer Rp7.000
6 Sensor PIR Rp12.000
7 Keypad Rp9.000
8 LED 3 warna Rp2.000
9 Timah Rp5.000
Jumlah Rp151.000

3.1.2 Penelitian (Research)

Setelah Setelah perencanaan telah matang dilanjutkan dengan penelitian awal dari aplikasi
yang akan dibuat, mulai dari pemilihan dan pengetesan komponen (alat dan bahan),
kemungkinan rancangan awal dan akhir dalam merancang.

3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)

Dalam pengetesan komponen dilakukan pengetesan alat terhadap fungsi kerja komponen
berdasarkan kebutuhan sistem yang akan dibuat.

3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design)

Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan hal penting yang harus
dipertimbangkan. Pada umumnya kebutuhan sebuah aplikasi terhadap desain mekanik yang
akan digunakan antara lain:
a. Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit Board)
b. Dimensi dan massa keseluruhan sistem
c. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap lingkungan
d. Penempatan modul-modul elektronik
e. Pengetesan sistem mekanik yang telah dirancang.

3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design)

Dalam desain sistem listrik  atau electrical design terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatannya, antara lain:
a. Sumber daya
b. Catu daya yang akan digunakan pada rangkaian sebesar 5V
c. Kontroler yang akan digunakan
d. Pada aplikasi rangkaian i ni akan menggunakan Arduino 1.6.5
e. Desain sistem kontrol yang akan digunakan.
Sistem kontrol menggunakan bahasa basic untuk mengontrol nilai yang nantinya akan
dieksekusi sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Skematik Alarm Anti Malign Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno

Gambar 6. Skematik Sistem

Flowchart Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno
Gambar 7. Flowchart Sistem

3.1.6 Desain Software (Software Design)

Perangkat lunak yang pada umumnya dibutuhkan perancangan perangkat keras antara lain,
software untuk sistem kontrol alat (aplikasi) dan software interface pada computer PC. Pada
apikasi standalone (berdiri sendiri) yang tidak membutuhkan kontrol ataupun dengan PC,
hanya dibutuhkan software untuk kontrol dalam alat yang didesain.

3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test)

Tes fungsional dilakukan intregasi sistem listrik dan software yang telah di desain. Tes ini
dilakukan untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak yang digunakan untuk
pengontrolan desain dari listrik dan mengeliminasi eror (Bug) dari software tersebut.

3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration)

Modul listrik yang diintregrasi dengan software di dalam kontrollernya, diintregrasikan


dalam struktur mekanik yang telah dirancang. Lalu dilakukan tes fungsional keseluruhan
sistem.

3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)

Pada tahapan tes fungsional ini dilakukan pengetesan fungsi dari keseluruhan sistem, apakah
sistem dapat berfungsi dengan baik atau masih ada kekurangan dalam merakit, jika masih ada
kekurangan maka dilakukan pengecekan komponen elektronika dan rangkaian.

3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization)

Optimasi dilakukan untuk meningkatkan performa dari sistem yang dirancang, agar hasilnya
optimal

3.1.11 Aplikasi (Application)


Setelah proses optimasi sistem keseluruhan selesai tahap selanjutnya adalah penggunaan dari
alat yang dibut.

BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini akan membahas perancangan dan implementasi Sistem Alarm Anti Maling
Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3 berdasarkan metode penelitian yang
digunakan. Berdasarkan metode penelitian pada perancangan dan implementasi sistem,
tahapan yang digunakan dari perencanaan proyek penelitian sampai dengan integrasi sistem.

4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)

Dalam perencanaan proyek penelitian, terdapat beberapa hal penting yang ditemukan dan
dipertimbangkan, antara lain:
a. Penentuan Topik Penelitian
Dalam hal ini didasarkan pada permasalahan sistem keamanan yang kurang terintegrasi.
Maka dari itu dibutuhkan adanya pengembangan sistem yang dapat membuat kemanan
semakin kuat.
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen hardware dan software,
diantaranya:
Hardware
10) Arduino Uno R3
11) PCB
12) Kabel Jumper
13) Solder
14) Buzzer
15) Sensor PIR
16) Keypad
17) LED 3 warna
18) Timah
Software
3) Windows 8
4) Arduino 1.6.5
c. Kemungkinan penerapan aplikasi yang akan dirancang
Dalam penerapan sistem aplikasi ini menggunakan miniatur alat yang terdapat sensor PIR
untuk mendeteksi gerakan dan suhu.

4.1 Penelitian (Research)

Setelah perencanaan telah matang, dilanjutkan dengan penelitian awal dari alat yang akan
dibuat. Mulai dari pemilihan dan pengetesan komponen (alat dan bahan) yang akan
digunakan, kemungkinan rancangan awal dan akhir dengan melakukan survey pada tempat
penelitian.

4.2.1 Gambaran Umum Sistem

Alat yang telah dirancang dan iimplementasikan ini dapat menyalakan dan memadamkan
Buzzer sesuai dengan keadaan suhu yang berada pada jarak dan ukuran tertentu. Berikut
adalah gambaran umum dari sistem alarm anti maling menggunakan sensor pir berbasis
arduino uno r3:

Gambar 8. Gambaran Umum Sistem

Penjelasan Gambaran Umum Sistem:


1. Suhu tubuh memberikan inputan kepada Sensor PIR
2. PIR mendeteksi adanya suhu tubuh kemudian diteruskan ke arduino
3. Arduino Uno memberikan perintah kepada Lampu LED untuk menyala/padam dan Buzzer
berbunyi
4. Lampu LED menyala/padam dan Buzzer berbunyi sesusai perintah yang diberikan oleh
Arduino Uno R3.

4.2.2 Prinsip Kerja Sistem

Prinsip kerja sistem dari penelitian ini yaitu saat pertama terdeteksi adanya suhu maka akan
ada intruksi dari arduino ke LED untuk menyala secara flip-flop dan Buzzer menyala dengan
waktu atau cara yang telah ditentukan untuk mematikannya.

4.2.3 Pengetesan Komponen

Pada tahap ini ditentukan pengetesan komponen-komponen yang akan digunakan berfungsi
dengan baik atau sebaliknya. Pengetesan komponen dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu :
a. Pengetesan Mikrokontroler Arduino Uno
Pengetesan pada modul mikrokontroler Arduino Uno ini dilakukan dengan cara merangkai
atau membuat skematik sistem minimum mikrokontroler. Kemudian dilakukan proses
pembacaan dan penulisan program pada mikrokontroler dengan menggunakan kabel USB to
serial sekaligus berfungsi sebagai modul downloader.
b. Pengetesan komponen menggunakan multimeter :
1) Resistor dan LED
2) Modul Sensor Cahaya (LDR)
3) Modul Sensor PIR
4) Modul Arduino Uno

4.2.4 Desain Sistem Elektronik (Electric Design)

Dalam desain sistem listrik terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Mikrokontroller yang digunakan
Mikrokontroller yang akan digunakan dalam penelitian ini, mengunakan salah satu produk
Arduino yang memiliki pin analog, pin digital dan port serial.
b. Desain driver untuk mendukung aplikasi ini menggunakan beberapa software diantaranya :
1) Menggunakan IDE Arduino untuk menerjemahkan listing program dalam bentuk
pemograman basic kedalam bentuk bahasa (Serupa) C yang digunakan pada AVR. Hasil
konversi bahasa basic kemudian didownloadkan kedalam IC mikrokontroller.
4.2.5 Desain Software

Pembuatan perangkat lunak sistem harus mengutamakan cara kerja yang efisien berikut
flowchart :

4.2.6 Test Fungsional

Tes fungsional dilakukan terhadap intregrasi software yang telah didesain. Tes ini dilakukan
untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak untuk pengontrolan desain listrik dan
mengeliminasi error dari software tersebut.

4.2.7 Integrasi atau Perakitan

Pada proses ini dilakukan proses perakitan berdasarkan dari proses desain, baik desain
mekanis, elektronik maupun desain software.

4.2.8 Material Collecting

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan modul mikro berupa hardware yang meliputi komponen dasar. Dilakukan juga
pengumpulan software- software penunjangnya.

4.2.9 Optimasi Sistem

Tahap optimasi merupakan suatu tahap di mana dilakukan pencarian nilai – nilai variabel
yang terbaik tujuannya yaitu untuk meningkatkan performa dari aplikasi yang sudah
dirancang agar hasilnya dapat lebih memuaskan sesuai kebutuhan dan keinginan.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam tahap ini akan dibahas mengenai dimensi keseluruhan alat, pembahasan dan
pengujuan sistem sebagai hasil implementasi sistem yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

5.1 Keterangan Alat dan Dimensi Alat

Sistem yang telah dibuat dipasang ditempat yang keamanannya akan ditingkatkan, mungkin
bisa ditempat penyimpanan benda yang sangat penting. Misalnya dalam hal ini pada sebuah
rumah terdapat penyimpanan barang berharga dari salah satu anggota keluarga tersebut.

5.2 Pembahasan

Pada tahap pembahasan ini akan dibahas mengenai bagaimana sistem bekerja mulai dari
tahap awal pemberian catu daya 5 volt bekerja. Pada tahap awal kondisi sensor PIR, LED,
dan Buzzer dalam keadaan mati dan kemudian setelah dimasukan password melalui perantara
keypad dan ketika di verifikasi kemudian nilai validasinya benar maka sensor PIR akan aktif,
dan LED serta Buzzer akan bersiap untuk menerima intruksi yang selanjutnya.
Lampu akan menyala secara otomatis jika sensor PIR mendeteksi adanya perubaan suhu
tubuh manusia dan sekaligus akan mati secara otomatis bila sensor PIR tidak mendeteksi
adanya perubahan suhu tubuh manusia. Pancaran infra merah dari tubuh manusia difocuskan
oleh lensa fresnel kemudian disaring oleh penyaring sinar infra merah. Sinar infra merah
tersebut akan membangkitkan tegangan. Tegangan yang akan dibangkitkan oleh  suatu
pyroelectric sensor dikuatkan oleh suatu amplifier. Output amplifier kemudian akan
dibandingkan dengan tegangan pemicu.

5.2.1 Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja dalam pembuatan Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR
berbasis Arduino Uno:
1) Siapkan Seluruh Alat dan Bahan
2) Susun Hardware rangkaian sesuai dengan gambar
3) Tuliskan program pada software Arduino di PC
4) Hubungkan kabel USB ke Arduino
5) Compile program dari software ke Board Arduino
6) Jalankan program

5.2.2 Pengujian Fungsional

Pada tahap ini dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah uji coba yang
dilakukan sudah berjalan baik sesuai fungsinya per modul dan sesuai dengan sistem yang ada.
Pada pengujian perangkat keras Arduino Uno, LED, Buzzer, Projecboard, Kabel, Sensor PIR
dan Keypad setelah dimasukan kodingan kedalam Arduino Uno dan dilakukan pengujian
hasilnya sesuai dengan yang ada pada kodingan.
Setelah dilakukan pengisian program pada Arduino Uno yang meliputi setiap komponen pada
sistem ini maka didapat hasil seperti :
Tabel 2. Hasil pengujian komponen

Keadaan komponen
Modul Setelah diisi Porgram
sebelum diisi dan Keterangan
Komponen dan dijalankan
sebelum dijalankan
LED Tidak menyala Bekerja dengan baik selesai
Buzzer Tidak berbunyi Bekerja dengan baik selesai
Sensor PIR Tidak bekerja Bekerja dengan baik selesai
Keypad Tidak berfungsi Bekerja dengan baik selesai
Kabel – Berjalan dengan baik selesai
Arduino Uno – Berjalan dengan baik selesai
Projectboard – Berjalan dengan baik selesai

5.2.3 Pengujian Validasi

Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem yang dibuat sudah bekerja
dengan benar atau tidak pada saat integrasi. Dimana pengujiannya dilakukan dengan cara
melakukan pengetesan secara berulang-ulang dan dengan cara yang berbeda. Ketika sensor
PIR aktif dan tangan di dekatkan LED menyala dan Buzzer mengeluarkan bunyi sesuai
dengan intruksi dari kodingan, namun ketika benda seperti mouse didekatkan LED dan
Buzzer tidak ada respon.

5.3 Optimasi (Optimization)


Secara keseluruhan sistem berjalan dengan baik, namun dapat dilakukan optimasi untuk
meninikatkan performa dari alat yang telah dibuat.

BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil bahasan diatas dapat diambil kesimpulan menjadi beberapa poin, yaitu:

 Penggunaan sensor passive infrared (PIR) untuk mendeteksi dan membaca data dari
gerakan cukup efisien karena dapat mengirimkan sinyal seara cepat.
 Perpaduan antara sensor PIR dan Buzzer di rasakan cukup tepat, karena
pengaplikasiannya akan berguna dan tidak sukar untuk di buat.
 Pengaplikasian alarm anti maling ini dapat digunakan pada kehidupan sehari hari
sebagai alat sistem pengamanan.

DAFTAR PUSTAKA

 Edwin Zaunudin. 2010. Skripsi Sistem Keamanan Pada Kendaraan Bermotor


Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) Berbasis Mikrokontroler
Atmeda 8535. Bogor: Universitas Pakuan
 http://www.boarduino.web.id/2014/12/keypad-4×4-dan-indikator-led-di-
arduino.html?m=0
 http://elektronikanewbie.blogspot.co.id/2015/12/alarm-menggunakan-sensor-pir-
arduino.html
 http://beemanyufd.blogspot.co.id/2015/05/flowchart-sensor-pir.html

Itulah Proposal Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3
yang dapat saya share ke sobat sekalian, semoga bisa bermanfaat demi kemajuan bangsa ini
dan memudahkan dalam memenuhi tugas yang sedang sobat kerjakan. Silakan berikan
komentar dan respon yang positif jika memang artikel ini sobat anggap bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai