Seorang ibu rumah tangga Ny. E, usia 60 tahun berobat ke RSHS dengan keluhan perut membesar
seperti orang hamil 7 bulan, mata kuning, dan nafsu makan kurang sejak 3 bulan yang lalu.
Kondisi tubuh sangat lemah, hanya berbaring atau duduk di kursi roda . Pasien 1 bulan lalu
dirawat di RSUD Ciamis karena penyakit hati . Saat ini dokter mendiagnosa pasien dengan
sirosis hepatis
Hasil laboratorium menunjukkan SGOT 240 u/L, SGPT 203 u/L, Bilirubin total 6,33 mg%,
Bilirubin direk 4,77 mg%, indirek 1,56 mg%, albumin 1,7 gr/dl.
Tekanan darah normal 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu normal.
Sejak 3 bulan yang lalu asupan makan menurun. Makin lama makin sulit makan, pasien hanya
bisa makan bubur atau lontong 1 suap tanpa lauk pauk , 1-2x sehari. Nafsu makan tidak ada dan
merasa cepat kenyang.
Berat badan terus menurun dari 65 kg saat sehat 3 bulan yang lalu jadi 50 kg (dengan acites).
LILA 22 cm, TB 150 cm.
Pengkajian Gizi
Nama = Ny. E
Umur = 60 Tahun
Jenis Kelamin = Perempuan
Mobilitas = Berbaring atau duduk di kursi roda
CH.2.1.4 Excretory
Kesimpulan = Klien seorang IRT usia 60 tahun menderita sirosis hepastis. Keluhan saat ini
adalah perut membesar seperti orang hamil 7 bulan, mata kuning, dan nafsu makan kurang
sejak 3 bulan yang lalu.
AD. Antropometri
TB :150 cm
Estimasi BB Kering : 50 – 6 = 54 kg
LILA : 22 cm
LILA diukur
Status gizi berdasarkan perhitungan % LILA = x 100% (WHO NCHS)
Nilai standar LILA
22
= x 100 % = 72% (Resiko Malnutrisi)
30,3
Kesimpulan = Penurunan BB yang tidak diharapkan dan Resiko Malnutrisi
SGOT 240 u/L (Tinggi) nilai normal 5 – 40 u/L Kerusakan sel hati
SGPT 203 u/L (Tinggi) nilai normal 5 – 41 u/L Kerusakan sel hati
Bilirubin Total 6,33 mg % (Tinggi) nilai normal 0.2 – 1 mg % Liver tidak dapat membuang
bilirubin atau kelebihan destruksi sel darah
Bil direk 4,77 mg % (Tinggi) nilai normal 0 – 0.2 mg % Conjugated bilirubin; jaundice
hyperbilirubinemia
Bil indirek 1,56 mg % (Normal) nilai normal 0.2 – 8 mg %
Albumin 1,7 gr/dl (Rendah) nilai normal 3,5 - 5 gr/dl Gagal Hati berat
Kesimpulan = Perubahan nilai lab terkait gizi dan utilisasi zat gizi terganggu
Kesimpulan = Tn. S terlihat lemah, jaundice , Asupan cairan berlebih , asupan natrium
berlebih.
- Sejak 3 bulan yang lalu asupan makan menurun dan makin lama makin sulit makan,
- Nafsu makan tidak ada
- Merasa cepat kenyang
-
FH 1.2.2.1 Jumlah Makanan
- Pasien hanya bisa makan bubur atau lontong 1 suap tanpa lauk pauk , 1-2x sehari
(@20gr/hari) hanya sekitar 10 kkal/hari
FH 1.3 Pengobatan
- Metformin 500 mg 3x1 tablet :obat untuk mengontrol gula darah tinggi biasanya digunakan
oleh penderita DM tipe 2. Cara kerjanya adalah dengan membantu mengendalikan respon
tubuh yang tepat terhadap insulin yang diproduksi secara natural. Efek samping : sakit
kepala , mual , muntah,diare,nyeri otot, lemah.
Cooperative Standar
Kebutuhan Energi :
Rekomendai BB/IMT
IMT : 18,5 – 22,9 kg/m2 (WHO Asia Pasific)
Kesimpulan ke-5 domain (keseluruhan) = Utilisasi zat gizi, asupan energi inadekuat , Asupan
cairan berlebih , asupan natrium berlebih , Resiko Malnutrisi
Diagnosa Gizi
- Perubahan lab terkait gizi berkaitan dengan gagal hati/fungsi menurun ditandai dengan
abnormal tes fungsi hati, perubahan BB ≥ 10% dalam 6 bulan, tampak sangat lemah
- Malnutrisi illness (NC 4.1) berkaitan dengan asupan oral inadekuat ditandai dengan
perubahan BB ≥ 10% dalam 6 bulan, nafsu makan menurun sejak 3 bulan yang lalu , asupan
kalori <25% dari kebutuhan,
Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi:
Prinsip Diet:
1. Kebutuhan Energi :
- 25-40 kal/kg BB (BB kering)
- 120-140 % BEE pd pasien dengan asites
- 150 – 175 % BEE pd pasien dengan asites, infeksi, malabsorbsi waspadai overfeeding
diberikan scr bertahap dgn frekuensi tertentu dan monitoring hemodinamik?
2. Kebutuhan Protein:
- 0,6 – 0,8 g/kg BB kompilkasi encephalopathy
- 0,8 – 1 g/kg BB pd pasien tanpa komplikasi encephalopaty
- 1,2 – 1,3 g/kg BB untuk positif balance nitrogen
- 1,5 g/kg BB untuk kondisi sepsis, perdarahan oesefagus, infeksi, asites berat (Mencegah
gluconeogenesis, katabolisme otot, penurunan penyerapan zat gizi, mencegah hilang /
mengembalikan massa otot)
3. Kebutuhan lemak : - 25-30% total kalori, termasuk asam lemak omega 3. - Bila ada gangguan
utilisasi lemak (jaundice/steatorrhea) * pembatasan lemak < 30 * kurangi LCT & gunakan
MCT (penggunaan hati-hati krn risiko diare). Mis minyak zaitun
4. Kebutuhan Karbohidrat : - sisa total kalori didistribusi dlm 1 hari dg porsi kecil tapi sering
(menghindari hipo & hiperglikemia) - Batasi gula sederhana
5. Kebutuhan Vitamin : - cukup sesuai tingkat defisiensi - suplemen vitamin diberikan pd
pasien dengan penurunan fungsi hati (ESLD) sesuai indikasi kadar vitamin dari data lab
6. Kebutuhan Mineral : - suplemen Fe, Zn, Mg, Ca, P sesuai kebutuhan - Na dibatasi bila ada
oedema/asites = 2 g/hr atau 5 g garam
7. Kebutuhan cairan : - dibatasi sesuai status hidrasi & bila ada hiponatremi * 500-750 + urinary
loss
8. Probiotik – mengembalikan komposisi mikroflora saluran cerna (akibat obat-obatan dan
motilitas usus abnormal
9. Cairan
Jika tidak ada kontraindikasi - Lebih dari biasa
Hipervolemik hiponatremia – dibatasi 1000 ml
10. Frekuensi – sering dan porsi disesuaikan dg kemampuan pasien
11. Bentuk Makan – sesuai daya terima pasien
12. Tinggi serat bila pasien mampu mencegah konstipasi & menyerap nitrogen (kurangi risiko
encephalopathy)
Preskripsi Diet
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein. Energi : 1100, Protein : 57,2 g, Lemak : 24,5 g, Karbohidrat:
165 g, cairan: 750 ml . Modifikasi makanan cair enteral. Rute oral. Frekuensi makan 3x Porsi kecil
tapi sering.
Strategi
Posisi makan : posisi makan semi fowler agar pasien tidak tersedak
Memberi ajaran untuk memperkirakan asupan garam dengan cara melihat informasi
kandungan gizi
Mengurangi pemberian garam meja pada makanan secara bertahap (selama 4-6
minggu) sehingga indra pengecap pasien bisa terbiasa dengan rasa yang sedikit
tambahan garam meja
Merekomendasikan pada pasien atau keluarga untuk mempergunakan aplikasi
handphone untuk memperkirakan asupan garam
Mengajari keluarga untuk memberikan makan pada pasien dengan kondisinya yang
lemah sehingga tidak tersedak
Mengajari keluarga untuk membantu memonitoring asupan pasien dengan
menggunakan list asupan.
C.2. Strategi
C.2.5. Dukungan social : Dukungan social dari keluarga dan tim kesehatan dapat membantu
pasien senang dan berpikir positif sehingga kondisi pasien bisa membaik.
C.2.6 Manajemen stress : Pasien mampu memanajemen stress dengan mengatasi gangguan
mental atau emosi sehingga pasien dapat memperbaiki kualitas hidupnya.
RC.1. Koordinasi kegiatan dengan asuhan lain yang berkaitan dengan asuhan gizi yang sedang
dilakukan
- Koordinasi dengan perawat : Berkoordinasi pada perawat terkait monitoring dan evaluasi
hasil nilai lab