Anda di halaman 1dari 23

Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-
Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah
Walikota dan Wakil Walikota sudah tidak sesuai dengan beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan
diganti; Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi
Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan
Wakil Wali Kota; Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898);
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2015 tentang
5234); Keikutsertaan Perancang Peraturan Perundang-
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang undangan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undangan dan Pembinaannya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, MEMUTUSKAN:
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
Nomor 5729); TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN
5. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentang PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI
Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALI KOTA DAN WAKIL WALI
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan KOTA .
Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 181);
6. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor
2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan
Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);
BAB I 4. Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah
KETENTUAN UMUM 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang
terdaftar dalam Pemilihan.
Pasal 1 5. Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota secara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
langsung dan demokratis. Indonesia Tahun 1945.
Komisi
undang Pemilihan
penyelenggara
yang
diberikan Umum
pemilihan
mengatur
tugas dan yang
umum selanjutnya
mengenai
wewenang disingkat
sebagaimana
penyelenggara
dalam KPUPemilihan.
dimaksud adalah
dalam
pemilihan
penyelenggaraan lembaga
undang-
umum yang
2. Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur adalah peserta 7. KPU Provinsi adalah lembaga penyelenggara
Pemilihan yang diusulkan oleh partai politik, gabungan pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam
partai politik, atau perseorangan yang didaftarkan atau undang-undang yang mengatur mengenai
mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Provinsi. penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas
3. Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, Calon Wali Kota dan menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Calon Wakil Wali Kota adalah peserta Pemilihan yang Gubernur.
diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau 8. KPU Kabupaten/Kota adalah lembaga penyelenggara
perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar di Komisi pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. undang-undang yang mengatur mengenai
penyelenggara
pemilihan umum yang diberikan tugas menyelenggarakan oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan di tempat pemungutan suara.
Wakil Wali Kota . 13. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya
9. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya
Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum pemungutan suara untuk Pemilihan.
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan 14. Bawaslu Provinsi adalah lembaga penyelenggara
umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik pemilihan umum yang bertugas mengawasi
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah
yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum provinsi sebagaimana dimaksud dalam undang-
yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan undang yang mengatur mengenai penyelenggara
penyelenggaraan Pemilihan. pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang
10. Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disingkat dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan
PPK adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota Gubernur dan Wakil Gubernur.
untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Kecamatan 15. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota yang
atau nama lain. selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota adalah
11. Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat PPS panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan
untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat Desa atau Pemilihan di wilayah Kabupaten/Kota.
sebutan lain/Kelurahan. 16. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang
12. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut Panwas Kecamatan adalah panitia
selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dibentuk yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota yang
bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di b. penelitian kelengkapan persyaratan pasangan
wilayah Kecamatan. calon; dan
17. Pengawas Pemilihan Lapangan yang selanjutnya disingkat c. penetapan pasangan calon.
PPL adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan
(2a) Pengawas Pemilihan wajib menuangkan seluruh
untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di Desa atau
kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud
sebutan lain/Kelurahan. pada ayat (2) ke dalam formulir hasil
18. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya pengawasan sesuai dengan ketentuan
disebut Pengawas TPS adalah petugas yang dibentuk oleh Peraturan Bawaslu yang mengatur mengenai
Panwas Kecamatan untuk membantu PPL. pengawasan pemilihan umum.
19. Pengawas Pemilihan adalah Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
(2b) Formulir hasil pengawasan sebagaimana
Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL, dan dimaksud pada ayat (2a) disusun berdasarkan
Pengawas TPS. petunjuk teknis alat kerja pengawasan tahapan
pencalonan Pemilihan.
Pasal 2
(1) Pengawasan tahapan pencalonan Pemilihan menjadi (3) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana
tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan dimaksud pada ayat (1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Panwas Kabupaten/Kota. dan Panwas Kabupaten/Kota dibantu oleh Panwas
Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap tahapan yang meliputi:
a. pendaftaran pasangan calon;
BAB II dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU
PENGAWASAN PENDAFTARAN PASANGAN CALON Kabupaten/Kota;
PEMILIHAN c. pelaksanaan proses pendaftaran pasangan calon
Pemilihan yang dilakukan oleh Partai Politik,
Pasal 3 gabungan Partai Politik, dan pasangan calon
(1) Bawaslu berkoordinasi dengan menteri yang perseorangan; dan
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum d. terhentinya dan/atau terjadinya pengulangan dalam
dan hak asasi manusia untuk mendapatkan salinan tahapan pendaftaran pasangan calon Pemilihan.
keputusan terakhir tentang penetapan kepengurusan Partai
Politik. Pasal 5
(2) Bawaslu menyampaikan salinan daftar kepengurusan Partai (1) Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan
Politik sesuai dengan tingkatannya kepada Bawaslu Provinsi pendaftaran pasangan calon Pemilihan yang
dan Panwas Kabupaten/Kota secara berjenjang. dilaksanakan oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi atau Panwas
Pasal 4 Kabupaten/Kota memastikan:
Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota melakukan a. pengumuman pendaftaran pasangan calon
pengawasan pendaftaran pasangan calon Pemilihan, terhadap: dilaksanakan tepat waktu dan sesuai dengan
0 verifikasi faktual dukungan calon perseorangan gubernur, ketentuan mengenai tata cara pengumuman;
bupati atau wali kota; b. pelaksanaan penerimaan dan pemeriksaan
b. pelaksanaan pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan berkas pendaftaran calon sesuai dengan
Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, prosedur;
serta Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota yang
c. ketersediaan salinan dokumen persyaratan (3) Dalam melakukan pengawasan pendaftaran
pencalonan dan dokumen persyaratan calon; sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu
d. waktu pendaftaran pasangan calon sesuai dengan Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota melakukan
ketentuan peraturan perundang-undangan; pemeriksaan dan penilaian terhadap dokumen
e. pelaksanaan verifikasi administrasi dan verifikasi pendaftaran pencalonan.
faktual kebenaran persyaratan pendaftaran pasangan (4) Pemeriksaan dan penilaian sebagaimana dimaksud
calon sesuai dengan prosedur; pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan
f. petugas pendaftaran pasangan calon bersikap netral kelengkapan, keabsahan, dan kebenaran dokumen
dan tidak berpihak; pendaftaran pencalonan.
g. petugas memberikan tanda terima berkas
pendaftaran; Pasal 6
h. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan proses
menindaklanjuti masukan dan tanggapan masyarakat pendaftaran pasangan calon Pemilihan yang dilakukan oleh
atas pasangan calon; dan Partai Politik dan/atau gabungan Partai Politik, Bawaslu
i. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melaksanakan Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota memastikan:
putusan sengketa Pemilihan dan putusan pengadilan a. Partai Politik atau gabungan Partai Politik hanya
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. mendaftarkan 1 (satu) pasangan calon;
(2) Salinan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) b. pasangan calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau
huruf c wajib diserahkan kepada Bawaslu Provinsi atau gabungan partai politik tidak diusung dan/atau
Panwas Kabupaten/Kota oleh pasangan calon Pemilihan didaftarkan oleh partai politik/gabungan partai
dilakukan pada hari yang sama dengan penyerahan politik lain;
dokumen kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
c. Partai Politik atau gabungan Partai Politik mendaftarkan f. Partai Politik atau gabungan Partai Politik serta
pasangan calon harus memenuhi persyaratan perolehan pasangan calon yang diusulkan tidak memberi
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi imbalan kepada petugas pendaftaran pasangan calon;
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau 25% (dua puluh lima g. dokumen persyaratan pasangan calon yang
persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam diserahkan telah lengkap; dan
Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan h. dokumen persyaratan pasangan calon yang
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, diserahkan sah dan benar secara hukum.
di daerah yang bersangkutan;
d. dokumen administrasi pendaftaran pasangan calon Pasal 7

ditandatangani oleh ketua Partai Politik dan sekretaris (1) Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan proses

Partai Politik sesuai dengan tingkatannya, disertai surat pendaftaran pasangan calon Pemilihan yang

keputusan pengurus Partai Politik tingkat pusat tentang dilakukan bagi calon perseorangan, Bawaslu Provinsi

persetujuan atas calon yang diusulkan oleh pengurus Partai atau Panwas Kabupaten/Kota memastikan:

Politik sesuai dengan tingkatannya dan salinan surat a. penetapan jumlah syarat dukungan minimal

keputusan terakhir tentang penetapan kepengurusan partai calon perseorangan sesuai dengan ketentuan;

politik yang dikeluarkan oleh menteri yang b. pengumuman dan penyerahan syarat dukungan

menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum calon perseorangan;

dan hak asasi manusia; c. surat dukungan bagi pasangan calon

e. Partai Politik atau gabungan Partai Politik tidak menerima perseorangan disertai fotokopi kartu tanda

imbalan dari pasangan calon pada proses pencalonan untuk penduduk elektronik atau surat keterangan

mendapatkan dukungan; yang diterbitkan oleh dinas kependudukan dan


catatan sipil;
d. verifikasi administrasi dan faktual dilaksanakan sesuai dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, dilakukan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dengan cara memeriksa ketepatan waktu
dan pengumuman, isi, dan media pengumuman.
e. rekapitulasi syarat dan dukungan calon perseorangan (3) Pengawasan terhadap penyerahan syarat dukungan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
perundang-undangan. ayat
(2) Pengawasan penyerahan syarat dukungan calon (1) huruf c, dilakukan dengan cara:
perseorangan di tingkat desa atau nama lain/kelurahan a. mengawasi secara langsung;

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b b. mendapatkan salinan berkas penyerahan syarat

dilaksanakan oleh Panwas Kecamatan dan/atau PPL. dukungan; dan


c. mendapatkan fotokopi tanda terima.
Pasal 8 (4) Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota
(1) Pengawasan terhadap penetapan jumlah syarat dukungan melakukan pengawasan verifikasi administrasi yang
minimal calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU
Pasal 7 ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara: Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal
a. mendapatkan salinan Keputusan KPU tentang syarat 7 ayat (1) huruf d dilakukan dengan cara:
minimal dukungan dan sebaran untuk pasangan calon a. mengawasi secara langsung;
perseorangan; dan b. mendapatkan salinan berita acara hasil
b. memeriksa kebenaran perhitungan jumlah minimal verifikasi administrasi; dan
dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a. c. memberikan penilaian terhadap hasil verifikasi
(2) Pengawasan terhadap pengumuman penyerahan syarat administrasi yang dilakukan oleh KPU Provinsi
dukungan pasangan calon perseorangan sebagaimana atau KPU Kabupaten/Kota dengan
membandingkan hasil pemeriksaan berkas pencalonan b. mendapatkan salinan berita acara rekapitulasi
yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi atau Panwas syarat dukungan pasangan calon perseorangan;
Kabupaten/Kota. dan
(5) Pengawasan terhadap verifikasi faktual syarat dukungan c. memberikan penilaian terhadap rekapitulasi
pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam syarat dukungan pasangan calon perseorangan
Pasal 7 ayat (1) huruf d dilakukan dengan cara: yang dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU
a. mengawasi secara langsung; Kabupaten/Kota dengan membandingkan hasil
b. mendapatkan salinan berita acara hasil verifikasi pemeriksaan berkas pencalonan yang dilakukan
faktual; oleh Bawaslu Provinsi atau Panwas
c. memberikan penilaian terhadap hasil verifikasi faktual Kabupaten/Kota.
yang dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU Pasal 8A
(1) Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Badan
Kabupaten/Kota;
Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota melakukan
d. memastikan PPS melakukan verifikasi faktual sesuai
pengawasan terhadap pelaksanaan pendaftaran
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
pasangan calon Pemilihan melalui sistem
dan
informasi pencalonan.
e. memastikan PPS menggunakan teknologi informasi
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
terhadap Pemilih yang tidak dapat ditemui secara
(1) dilakukan dengan cara:
langsung.
a. mengakses sistem informasi pencalonan
(6) Pengawasan terhadap rekapitulasi syarat dukungan
dari KPU, KPU Provinsi, dan KPU
pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud dalam
Kabupaten/Kota;
Pasal 7 ayat (1) huruf e dilakukan dengan cara:
b. meneliti kesesuaian salinan dokumen
a. mengawasi secara langsung;
persyaratan pencalonan dan dokumen
persyaratan calon dengan dokumen persyaratan Dalam hal terdapat ketidaktepatan dan/atau kekurangan
pencalonan dan dokumen persyaratan calon dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan
yang dimasukkan pasangan calon Pemilihan pasangan calon, Bawaslu Provinsi atau Panwas
dalam sistem informasi pencalonan; dan Kabupaten/Kota memberikan saran perbaikan kepada KPU
c. memastikan pasangan calon Pemilihan Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
mendapatkan hak, kesempatan, dan pelayanan
yang setara dalam memasukkan dokumen Pasal 10
persyaratan pencalonan dan dokumen Dalam hal terdapat penggantian salah satu calon dari
persyaratan calon ke dalam sistem informasi pasangan calon perseorangan Pemilihan yang telah
pencalonan. didaftarkan, Bawaslu Provinsi atau Panwas
(3) Dalam hal terjadi permasalahan yang mengakibatkan Kabupaten/Kota melakukan pengawasan dokumen
pasangan calon Pemilihan tidak dapat memasukkan persyaratan calon pengganti.
dokumen persyaratan pencalonan dan dokumen
persyaratan calon ke dalam sistem informasi Pasal 11
pencalonan, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Badan Terhadap pendaftaran calon perseorangan, Bawaslu
Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota memastikan KPU, Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota memastikan KPU
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi
tingkatannya memberikan kesempatan dan pelayanan dukungan terhadap pasangan calon perseorangan
bagi setiap pasangan calon Pemilihan sesuai dengan Pemilihan.
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
Pasal 12
Sebelum KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota melakukan 2 calon perseorangan tidak memberikan imbalan
verifikasi dukungan pasangan calon perseorangan Pemilihan, petugas pendaftaran pasangan calon.
c. KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota mendapatkan
menindaklanjuti tanggapan dan masukan masyarakat;
daftar dan dokumen dukungan pasangan calon perseorangan
dan
Pemilihan.
d. calon perseorangan tidak memberikan imbalan

Pasal 13 petugas pendaftaran pasangan calon.

Dalam melakukan pengawasan verifikasi dan rekapitulasi


dukungan pasangan calon perseorangan Pemilihan, Bawaslu Pasal 14

Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota memastikan: Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota

a. petugas verifikasi bersikap netral dan tidak memihak; memberikan saran perbaikan atas indikasi kesalahan
b. Dalam melakukan pengawasan verifikasi dan rekapitulasi dan/atau kekeliruan pada pelaksanaan verifikasi dukungan
dukungan pasangan calon perseorangan Pemilihan, Bawaslu
Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota memastikan: pasangan calon perseorangan Pemilihan untuk mencegah
a. petugas verifikasi bersikap netral dan tidak memihak; terjadinya pelanggaran.
0 secara uji sampling terhadap penggunaan metode
sensus dalam pelaksanaan verifikasi dukungan dan Pasal 15

penelitian kelengkapan persyaratan calon (1) Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota
perseorangan; memastikan terhentinya dan/atau terjadinya

1 KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota pengulangan tahapan diakibatkan karena pendaftaran

menindaklanjuti tanggapan dan masukan masyarakat; pasangan calon Pemilihan kurang dari 2 (dua).
dan (2) Dalam hal sampai dengan batas akhir pendaftaran
pasangan calon Pemilihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya diikuti oleh 1 (satu) pasangan calon, BAB III
Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota PENELITIAN KELENGKAPAN PERSYARATAN
memberikan masukan kepada KPU Provinsi atau KPU PASANGAN CALON PEMILIHAN
Kabupaten/Kota untuk melakukan penundaan dan
membuka kembali pendaftaran pasangan calon. Pasal 17
Dalam melakukan pengawasan penelitian kelengkapan,
Pasal 16 keabsahan, dan kebenaran persyaratan pasangan calon
Dalam hal sampai dengan batas akhir pendaftaran kembali Pemilihan yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi dan KPU
pasangan calon Pemilihan hanya terdapat 1 (satu) pasangan calon Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi dan Panwas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) atau berdasarkan Kabupaten/Kota memastikan:
hasil verifikasi pasangan calon hanya terdapat 1 (satu) pasangan
calon yang memenuhi syarat, Bawaslu Provinsi atau Panwas a. tata cara Penelitian kelengkapan, keabsahan, dan
kebenaran persyaratan pasangan calon Pemilihan
Kabupaten/Kota memastikan KPU Provinsi atau KPU
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Kabupaten/Kota menetapkan 1 (satu) pasangan calon.
perundang-undangan;
b. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melakukan
klarifikasi kepada instansi yang berwenang dalam hal
ditemukan kejanggalan pada proses penelitian
kelengkapan, keabsahan dan kebenaran persyaratan
administrasi pasangan calon Pemilihan; dan
c. KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
memberitahukan hasil penelitian kelengkapan,
keabsahan dan kebenaran persyaratan administrasi Ḁ 挀 2℀∀⌀
＀⣿☀༄ሀĀ␀Ѐ─ Ȁ̀ Ȁ Ѐ ࠀ頀鸀鸀鸀鸀鸀鸀鸀鸀㘀㘀㘀㘀㘀
༁Ѐ☀
ꠀ㘀㘀᐀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀렀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀
pasangan calon Pemilihan secara tertulis kepada partai
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က㘀㘀㘀㘀  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀
politik, gabungan partai politik, atau pasangan calon က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀
perseorangan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
က  䀀倀怀瀀耀退⠀˿⠀‫؀‬一漀爀洀愀氀Ȁ 䐀䄀ꇿ䐀
ကᘀ䐀攀昀愀甀氀琀 倀愀爀愀最爀愀瀀栀 䘀漀渀琀㨀椀
Pasal 18  ఆ吀愀戀氀攀 一漀爀洀愀氀Ѐ 㨀ୖȀ ଀글글
Mendapatkan salinan berita acara hasil
0 Bawaslu Provinsi dan Badan Pengawas Pemilu penelitian dokumen persyaratan pencalonan.
Kabupaten/Kota melakukan pengawasan proses penelitian 1 Bawaslu Provinsi dan Badan Pengawas Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan cara: Kabupaten/Kota menindaklanjuti informasi awal
Ḁ 挀 0℀∀⌀
＀⣿☀༄ሀĀ␀Ѐ─༁Ѐ☀ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan
Ȁ̀ Ȁ Ѐ ࠀ頀鸀鸀鸀鸀鸀鸀鸀鸀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㸀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀
ꠀ㘀㘀᐀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀렀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀栀䠀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㰀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀
melakukan penelusuran dan investigasi berdasarkan
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က㘀㘀㘀㘀  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀 koordinasi dan masukan masyarakat.
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退⠀˿⠀‫؀‬一漀爀洀愀氀
Ȁ 䐀䄀ꇿ䐀ကᘀ䐀攀昀愀甀氀琀 倀愀爀愀最爀愀瀀栀 䘀漀渀琀㨀椀돿㨀
 ఆ吀愀戀氀攀 一漀爀洀愀氀Ѐ 㨀ୖȀ ଀글글
pengawasan secara langsung;
Ḁ 挀 1℀∀⌀
＀⣿☀༄ሀĀ␀Ѐ─ ༁Ѐ☀Ȁ̀ Ȁ Ѐ ࠀ頀鸀鸀鸀鸀鸀鸀鸀鸀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀瘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㸀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀
Pasal 19
ꠀ㘀㘀᐀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀렀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀栀䠀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㰀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀㘀
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က㘀㘀㘀㘀  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀 Dalam melakukan pengawasan penelitian kelengkapan
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀 persyaratan pasangan calon Pemilihan, Bawaslu Provinsi
က  䀀倀怀瀀耀退쀀퀀က  䀀倀怀瀀耀退⠀˿⠀‫؀‬一漀爀洀愀氀
Ȁ 䐀䄀ꇿ䐀ကᘀ䐀攀昀愀甀氀琀 倀愀爀愀最爀愀瀀栀 䘀漀渀琀㨀椀돿㨀 atau Panwas Kabupaten/Kota memastikan:
 ఆ吀愀戀氀攀 一漀爀洀愀氀Ѐ 㨀ୖȀ ଀글글 a. petugas penelitian bersikap netral dan tidak
Menerima masukan dan tanggapan dari masyarakat memihak;
terkait dengan dokumen persyaratan pencalonan
dan rekam jejak calon sebagai informasi awal; dan
b. jumlah serta kebenaran dukungan pasangan calon (1) Sebelum melakukan pengawasan penetapan pasangan
perseorangan, dengan cara melakukan uji sampling; dan calon Pemilihan, Bawaslu Provinsi atau Panwas
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota menindak lanjuti Kabupaten/Kota mendapatkan:
tanggapan dan masukan masyarakat. a. daftar dan dokumen hasil penelitian persyaratan
pencalonan dan persyaratan pasangan calon
Pasal 20
Pemilihan dari KPU Provinsi atau KPU
Pengawasan penelitian kelengkapan persyaratan pasangan calon
Kabupaten/Kota; dan
Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b
b. mendapatkan daftar dan dokumen hasil
dilakukan berdasarkan jumlah penduduk yang telah memiliki hak verifikasi faktual serta tanggapan dan masukan
pilih dan persebaran di setiap tingkatan sesuai dengan ketentuan masyarakat yang telah ditindaklanjuti oleh KPU
peraturan perundang-undangan. Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
(2) Terhadap dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 21
(1), merupakan dokumen yang telah dilakukan
Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota memberikan
pemeriksaan dokumen oleh KPU Provinsi atau KPU
saran perbaikan atas indikasi kesalahan dan/atau kekeliruan
Kabupaten/Kota.
pada penelitian kelengkapan persyaratan pasangan calon
Pemilihan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.

Pasal 23
BAB IV
Dalam melakukan pengawasan penetapan pasangan calon
PENGAWASAN PENETAPAN PASANGAN CALON PEMILIHAN
Pemilihan yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi dan Panwas
Pasal 22
Kabupaten/Kota memastikan:
a. penetapan pasangan calon Pemilihan dilakukan dalam rapat
pleno; Pasal 25
b. pengumuman hasil penetapan pasangan calon dilakukan Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota
dalam rapat pleno terbuka; memastikan penetapan pasangan calon Pemilihan dan
c. penetapan pasangan calon Pemilihan tidak melewati batas pengundian nomor urut pasangan calon secara terbuka.
waktu yang ditentukan; dan
d. pasangan calon Pemilihan yang ditetapkan telah memenuhi Pasal 26

seluruh persyaratan. Dalam hal melakukan pengawasan pengundian nomor urut

pasangan calon yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi dan


Pasal 24 KPU Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi, Panwas
(1) Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Kabupaten/Kota, memastikan:
atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang telah ditetapkan
a. dilaksanakan dalam rapat pleno terbuka;
sebagai pasangan calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal
b. dilakukan secara transparan; dan
23, Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota
c. dilakukan secara adil dan tidak memihak.
mengingatkan untuk menyampaikan surat izin cuti di luar
tanggungan Negara paling lama pada hari pertama masa
Pasal 27
Kampanye.
Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota
(2) Dalam hal pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat
memberikan saran perbaikan atas indikasi kesalahan
(1) tidak menyerahkan surat izin cuti, Bawaslu
dan/atau kekeliruan pada penelitian kelengkapan
Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota merekomendasikan
persyaratan pasangan calon Pemilihan untuk mencegah
kepada KPU Provinsi atau KPU kabupaten/Kota untuk
terjadinya pelanggaran.
memberikan sanksi administrasi pembatalan calon.
(1) Bawaslu menyusun dan menetapkan standar tata
Pasal 28 laksana pengawasan tahapan pencalonan.
Bawaslu Provinsi dan/atau Panwas Kabupaten/Kota melakukan (2) Bawaslu melaksanakan pembinaan dan supervisi
pengawasan terhadap larangan: pada pelaksanaan pengawasan tahapan Pencalonan
a. Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, oleh Pengawas Pemilihan di wilayah yang
dan Wali Kota atau Wakil Wali Kota tidak melakukan melaksanakan Pemilihan sesuai dengan ketentuan
penggantian pejabat 6 (enam) bulan sebelum tanggal
peraturan perundang-undangan.
penetapan pasangan calon sampai dengan akhir masa
Pasal 29A
jabatan tanpa mendapatkan izin dari menteri yang
Saran perbaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
membidangi urusan dalam negeri; dan
Pasal 14, Pasal 21, dan Pasal 27 disampaikan secara lisan
b. Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati,
atau tertulis dan dituangkan dalam formulir hasil
dan Wali Kota atau Wakil Wali Kota tidak menggunakan
pengawasan.
kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah
sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 (enam) bulan
sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan BAB VI

penetapan pasangan calon terpilih. TINDAK LANJUT DAN LAPORAN HASIL PENGAWASAN

BAB V Bagian Kesatu

PEMBINAAN DAN SUPERVISI Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Pasal 29 Pasal 30
0 Dalam hal saran perbaikan yang disampaikan oleh Pasal 31
Pengawas Pemilihan sesuai dengan tingkatannya tidak (1) Pengawas Pemilihan menyampaikan laporan
ditindaklanjuti oleh KPU Provinsi dan/atau KPU pengawasan tahapan pencalonan kepada Bawaslu
Kabupaten/Kota, PPK, atau PPS sesuai dengan secara berjenjang.
tingkatannya, Pengawas Pemilihan menuangkan (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dalam formulir laporan hasil pengawasan sesuai atas:
dengan Peraturan Bawaslu mengenai pengawasan a. laporan periodik atau insidentil; dan
pemilihan umum. b. laporan akhir tahapan,
1 Jika di dalam formulir laporan hasil pengawasan hasil pengawasan pencalonan Pemilihan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengandung (3) Laporan periodik atau insidentil sebagaimana
unsur: dimaksud pada ayat (2) huruf a memuat:
0 dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara a. laporan hasil kegiatan pengawasan; dan
Pemilihan; b. permasalahan dan analisa hasil pengawasan.
1 dugaan pelanggaran administrasi Pemilihan; (4) Laporan akhir tahapan sebagaimana dimaksud pada
2 dugaan tindak pidana Pemilihan; dan/atau ayat

3 sengketa Pemilihan, (2) huruf b memuat:


a. hasil kegiatan pengawasan tahapan pencalonan;
Pengawas Pemilihan menindaklanjuti sesuai dengan
b. permasalahan atau kendala kegiatan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
pengawasan tahapan pencalonan;
c. penilaian kegiatan pengawasan tahapan
Bagian Kedua
pencalonan; dan
Laporan Hasil Pengawasan
d. rekomendasi kegiatan pengawasan tahapan
pencalonan
BAB VII BAB VIII
KERJA SAMA PENGAWASAN KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32 Pasal 35
(1) Dalam rangka mengoptimalkan pengawasan tahapan (1) Penyebutan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
pencalonan Pemilihan, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwas dalam Peraturan Badan ini termasuk juga Komisi
Kabupaten/Kota dapat membentuk perjanjian kerja sama Independen Pemilihan Provinsi Aceh dan Komisi
dengan lembaga terkait. Independen Pemilihan Kabupaten/Kota
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan (2) Penyebutan Bawaslu Provinsi dan Panwas
dengan prinsip kemandirian, keterbukaan, Kabupaten/Kota dalam Peraturan Badan ini termasuk
keadilan, kepastian hukum, profesionalitas, akuntabilitas, juga Panitia Pengawas Pemilihan Aceh dan Panitia
efisiensi, dan efektivitas sesuai dengan ketentuan Peraturan Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota.
Bawaslu mengenai pedoman kerjasama pengawasan pemilihan
Pasal 35A
umum.
Panwas Kabupaten/Kota merupakan Badan Pengawas
Pasal 33 Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh
Pengawas Pemilihan dalam melaksanakan pengawasan pencalonan Bawaslu berdasarkan Undang-Undang yang mengatur
Pemilihan melibatkan partisipasi pihak terkait yang dilakukan mengenai pemilihan umum.
dengan:
a. koordinasi dengan instansi/lembaga terkait;
b. kerjasama dengan kelompok masyarakat; dan/atau
c. melakukan sosialisasi pengawasan pencalonan Pemilihan.
Pasal 36
Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku:
1. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun
2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta
Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 776);
2. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun
2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan
Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1587), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 37
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangka

Anda mungkin juga menyukai