Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Caring

Caring adalah sebuah kesatuan nilai kemanusiaan yang bersifat universal (kebaikan, kepeduliaan,
dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain). Caring digambarkan sebagai moral ideal
keperawatan, hal tersebut meliputi keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk merawat, dan
tindakan untuk merawat (caring). Tindakan caring meliputi komunikasi, tanggapan yang positif,
dukungan, atau intervensi fisik oleh perawat.

(Babara, 2010)

Barbara, K. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta:
EGC

Caring didefinisikan sebagai suatu cara pemeliharaan yang berhubungan dengan menghargai
orang lain, desertai perasaan memiliki tanggung jawab. Caring memberikan sebuah hubungan
dan mewakili sekelompok partisipan misalnya caring terhadap hubungan keluarga, hubungan
pertemanan, hubungan dengan pasien. Hal ini merupakan sentral yang akan menghasilkan
kemungkinan untuk beradaptasi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesame dan perhatian
terhadap sesame, serta mau memberi dan menerima bantuan. Perawat perlu mengetahui
kebutuhan individu, bagaimana responnya terhadap sesamanya, kekuatan serta keterbatasan
pasien dan keluarganya. Selain itu perawat membantu serta memberikan perhatian serta empati
kepada pasien dan keluarganya. Caring mewakili semua faktor yang digunakan perawat untuk
memberikan pelayanan kepada pasien.

(Potter&Perry, 2009)

Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berfikir, merasa, dan
mempunyai hubungan dengan sesama. Caring memfasilitasi kemampuan perawat untuk
mengenali klien, membuat perawat mengetahui maalah klien, dan mencari serta melaksanakan
solusinya, juga sebagai bentuk dasar dari praktek keperawatan dan juga sebagai struktur
mempunyai implikasi praktis untuk mengubah praktek keperawatan. Caring melibatkan
keterbukaan, komitmen, dan hubungan perawat dengan pasien.

(Potter&Perry, 2009)
Caring adalah memberikan perhatian kepada seorang manusia dan memberikan bantuan kepada
individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

(Nursalam, 2008)

Petunjuk Tentang Caring

Ada beberapa petunjuk tentang caring diantaranya yaitu:

a. Caring harus dilihat sebagai nilai puncak atau nilai tertinggi untuk membimbing tindakan
seseorang
b. Caring harus dipertimbangkan sebagai sesuatu yang bernilai universal.
c. Caring harus dipertimbangkan secara jelas karena perilaku tertentu (empati, dukungan,
simpati, perlindungan, dan lain-lain) diutamakan
d. Caring harus berkenaan dengan orang lain, harus berpikir untuk menyejahterakan orang
lain dan bukan menyejahterakan diri sendiri.
(Morisson&Burnard, 2009)

Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan


Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain, dan perasaan
cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan Karena caring
merupakan suatu pendekatan yang dinami, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
(Sartika, 2010)
Caring mempunyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya
tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, buakn dianggap sebagai sesuatu
yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan
manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan
membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.
(Priambodo, 2014)
Caring merupakan hasil dari kultur, nilai-nilai, pengalaman, dan hubungan mereka
dengan dengan orang lain. Individu yang tidak pernah mengalami perawatan dalam
kehidupannya sering mengalami kesulitan dalam mempraktikkan cara caring. Saat
perawat berurusan dengan kesehatan dan penyakit dalam praktiknya, kemampuan mereka
dalam pelayanan semakin berkemban. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan
caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, dan selalu mendengarkan klien. Perawat
melakukan caring dengan menggunakan pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuaan
dengan klien.
Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring, yaitu:
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk
lebih mendekatkan dan menyampaikan manfaat caring. Fredriksson (1999)
menjelaskan bahwa kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” tidak
hanya berarti kehadiran secara fisik, tetapi juga termasuk komunikasi dan pengertian.
Hubungan interpersonal dari istilah “ada di” sepertinya bergantung pada fakta kalau
perawat sangat memperhatikan klien (Cohen, et al., 1994). Jenis kehadiran
merupakan sesuatu yang ditawarkan perawat kepada klien dengan maksud untuk
mendapatkan dukungan, kenyamanan, atau dorongan, mengurangi intensitas perasaan
yang tidak diinginkan, atau untuk menenangkan hari (Fareed, 1996; Pederson, 1993).
“Ada dengan” juga merupakan hubungan interpersonal. Perawat memberikan dirinya,
yang berarti selalu bersedia da nada untuk klien (Pederson, 1993). Apabila klien
menerima perawat, mereka akan mengundang perawat untuk melihat, membagi, serta
menyentuh sisi kerapuhan dan penderitaan mereka. Kehadiran seseorang merupakan
sesuatu yang berarti (Watson, 2003). Perawat kemudian masuk ke dalam dunia klien.
Dengan kehadiran ini, klien dapat merasakan dan mengerti dirinya sendiri dengan
cara mengetahui solusi, mendapatkan petunjuk baru, dan membuat pilihan (Gilje,
1997).
Melalui kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan, serta
memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk
suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti. Pesan ini menyampaikan bahwa
pengalaman seseorang berarti untuk pelayanan orang tersebut (Swanson, 1991).
Kehadiran juga penting saat klien sedang berada dalam kejadian atau situasi tertekan.
Menunggu laporan hasil tes dari dokter, mempersiapkan terhadap prosedur yang tak
terduga, dan merencanakan pulang ke rumah setelah perawatan karena penyakit yang
seriu merupakan beberapa contoh kejadian dalam perjalanan penyakit seseorang yang
dapat menimbulkan hal yang tidak terduga dan ketergantungan kepada penyelenggara
pelayanan. Kehadiran perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut karena
situasi tertekan. Memberikan penentraman hati dan penjelsn yang saksama tentang
prosedur, tetap berada di samping klien, serta memberikan klien petunjuk selama
menjalani prosedur tersebut, semuanya menunjukkan bahwa kehadiran sangat berarti
untuk kesehatan klien.
2. Sentuhan
Klien menghadapi situasi yang memalukan, menakutkan, dan menyakitkan. Apapun
gejalanya atau yang dirasakan, klien akan melihat perawat untuk mendapatkan
bantuan. Menggunakan sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang
menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk
memberikan perhatian dan dukungan.
Sentuhan akan membawa perawat dan klien dalam suatu hubungan. Sentuhan dapat
berupa kontak mata dan non-kontak mata (Fredriksson,1999). Sentuh kontak seperti
kontak kulit dengan kulit, sedangkan sentuhan non-kontak adalah kontak mata. Sulit
untuk membedakan keduanya. Keduanya digambarkan dalam tiga kategori: sentuhan
berorientasi-tugas, sentuhan pelayanan, sentuhan perlindungan (Fredriksson, 1999).
Sentuhan caring adalah suatu bentuk berkomunikasi non-verbal, yang dapat
memengaruhi kenyamanan dan keamanan klien, meningkatkan harga diri, dan
memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Boyek dan Watson, 1994).
Sentuhan perlindungan adalah suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk
melindungi perawat dan atau klien (Fredriksson, 1999). Klien memandang hal itu dari
sisi positif dan negatif. Bentuk nyata dari sentuhan perlindungan adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien supaya terhindar
dari jatuh. Sentuhan perlindungan juga merupakan perawat secara emosional. Perawat
menarik diri atau menjaga jarak dari klien saat tidak sabra menghadapi penderitaan
atau harus pergi dari situasi yang menyebabkan ketegangan. Jika menggunakan cara
ini, sentuhan perlindungan bisa menimbulkan kesan negative bagi klien (Fredriksson,
1999).
Sentuhan dapat memberikan banyak pesan, oleh sebab itu harus digunakan secara
bijaksana. Sentuhan itu sendiri dapat menjadi masalah pada budaya tertentu yang
dianut oleh klien maupun perawat (Benner, 2004). Klien secara umum lebih
menyukai sentuhan berorientasi-tugas, karena sebagian besar individu memberikan
izin pada perawat dan dokter untuk masuk ke dalam kehidupan pribadi mereka untuk
memberikan pelayanan.
3. Mendengarkan
Mendengarkan merupakan kata kunci, karena hal itu menunjukkan perhatian penuh
dan ketertarikan perawat. Mendengarkan termasuk “mengerti” apa yang klien
katakan, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan respons
balik terhadap lawan bicaranya (Kemper, 1992). Mengerti maksud dari apa yang
klien bicarakan akan menciptakan suatu hubungan yang saling menguntungkan.
Mendengarkan sungguh-sungguh membuat anda akan mengetahui secara benar dan
merespons apa yang benar-benar berarti bagi klien dan keluarganya (Boykin, et al.,
2003). Supaya mendengarkan menjadi efektif, pendengar perlu menenangkan dirinya
untuk mendengarkan dengan ketebukaan (Fredriksson, 1999). Perawat harus
memberikan perhatian penuh pada klien saat klien menceritakan kisahnya.
Dengan aktif mendegarkan, anda mulai memahami klien anda den mengetahui apa
yang penting menurut mereka (Bernick, 2004). Belajar mendengarkan klien
terkadang memang sulit. Hal ini bisa membuat kita bingung saat sedang bertugas,
sejawat memberikan instruksi sambil bertindak, atau klien lain menanti untuk
mendapatkan kebutuhan mereka. Waktu yang anda habiskan secara efektif untuk
mendengarkan berguna dalam rangka mendapatkan informasi dan memperkuat
hubungan perawat-klien. Mendengarkan termasuk memberikan perhatian pada setiap
perkataan yang diucapkan individu dan nada suaranya lalu memasukkannya sebagai
referensi. Dengan melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh klien, anda akan
mendapatkan petunjuk untuk membantu menolong klien mencari cara untuk
mendapatkan kedamaian.

(Potter&Perry, 2009)
Hubungan antara Keperawatan dan Caring
Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses professional esensial yang
mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara
dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resipien. Aktivitas tersebut
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus.
Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien. Caring adalah
kekuatan pendorong utama yang memotivasi seseorang untuk masuk ke dalam profesi
keperawatan. Caring begitu sangat penting bagi keperawatan, kita harus tetap
mengeksplotasi secara sistematis proses secara detail dan harus mampu menggambarkan
peran caring perawat secara utuh.
(Morisson&Burnard, 2009)

Aspek-Aspek Keharusan Perawat Untuk Care


a. Aspek Kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai professional, kita berada di bawah kewajiban kontrak
untuk care. Radma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas professional untuk
memberikan care”. Dapat diperdebatkan bahwa menjadi perawat melibatkan ide
caring dan bahwa menawarkan klien sebuah pelayanan keperawatan adalah berarti
menawarkan care kepada mereka. Dilain pihak, tidak menawarkan care pada mereka
berarti tidak menawarkan perawatan pada mereka. Dalam hal ini, keperawatan
didefinisikan dalam kaitannya dengan care. Maka merawat adalah memberikan care.
Perawat professional membuat kontrak untuk care.
b. Aspek Etika
Kita perlu kembali ke pendekatan secular/ duniawi terkait dengan etika caring.
Dengan cara secular, kita menggunakan pendekatan yang tidak melibatkan kode
keagamaan dalam berperilaku-meskipun keduanya sering kali sesuai. Tidak beralasan
untuk menyangka bahwa pendekatan secular terhadap etika secara otomatis
menyingkirkan kode keagamaan tertentu. Caring , dalam hal ini, menjadi suatu
tindakan keyakinan yang memengaruhi setiap aspek kehidupan kita.
c. Aspek Spiritual
Keseluruhan isu tentang apa yang mungkin dimaksud dengan “spiritualitas” adalah
isu yang kompkes. Sementara kata spiritual mengandung kata lain, “Spirit”, istilah
spiritualitas telah digunakan secara lebih luas dari pada istilah yang semata-mata
berkonotasi suatu keyakinan dalam pewarisan spirit seseorang. Namun , spiritual
paling sering berhubungan dengan agama dan keyakinan keagamaan.
(Morisson&Burnard, 2009)
Konsep Teori Caring Swanson
Kristen Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam
usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktir keperawatan. Ada tiga
kelompok berbeda yang diwawancara: wanita yang pernah mengalami keguguran, orang
tua dan pelayanan kesehatan dalan ruang perawatan intensif neonates, serta ibu yang
berisiko tinggi secara social mengalami intervensi kesehatan jangka panjang. Semua
kelompok tadi berada dalam lingkungan perinatal (sebelum, selama, atau pascakelahiran
anak) atau konteks dan pernah mengalami fenomena caring. Peneliti bertanya pada setiap
kelompok pertanyaan tentang bagaimana mereka mengalami atau mengungkapkan caring
dalam situasi mereka. Setelah menganalisis cerita dan laporan dari ketiga kelompok
tersebut, swanson membuat teori mengenai caring. Teori tersebut menggambarkan caring
yang berisi lima kategori atau proses. Swanson (1991) mendefinisikan caring sebagai
suatu cara pemeliharaan berhubungan dengan menghargai orang lain, disertai perasaan
memiliki dan tanggung jawab. Teori ini mendukung pernyataan bahwa caring merupakan
inti dari fenomena keperawatan, tetapi tidak merupakan sesuatu yang unik terhadap
praktik keperawatan.
Teori Swanson (1991) berguna dalam memberikan petunjuk begaimana membangun
strategi caring yang berguna dan efektif. Setiap proses caring mempunyai definisi dan
subdimensi yang merupakan dasar untuk intervensi keperawatan. Pelayanan keperawatan
dan caring sangat penting dalam membuat hasil positif pada kesehatan dan kesejahteraan
klien (Swanson 1999a). Selanjutnya hasil penelitian ini digunakan dalam
mengembangkan teori untuk menuntun praktik klinis keperawatan. Sebagai contoh,
Swanson (1999b) menguji efek dari konseling berbasis caring pada keadaan emosional
wanita di tahun pertama setelah mengalami keguguran. Konseling berbasis caring secara
signifikan menunjukkan penurunan perasaan depresi dan amarah, terutama pada empat
bulan pertama setelah keguguran.
Teori Carin Swanson
1. Mengetahui: Berusaha mengerti kejadian yang berarti dalam kehidupan seseorang
2. Melakukan bersama: hadir secara emosional
3. Melakukan untuk: Sebisa mungkin melakukan kepada orang lain seperti
melakukannya terhadap diri sendiri
4. Kemampuan: Memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan
(seperti kelahiran, kematian) atau kejadian yang tidak terduga
5. Mengatasi kepercayaan: Menaruh kepercayaan terhadap kemampuan seseorang
dalam menjalani hidup atau transisi dan menghadapi masa depan.
(Potter&Perry, 2009)
Daftar Pustaka
Morisson, Paul, dan Philip Burnard. 2009. Caring dan Communicating: Hubungan
Interpersonal Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC
Proambodo, G. 2014. Caring Dalam Asuhan Keperawatan Kategori Caring Berdasarkan
Budaya, 1-37.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. J Jakarta:
Selemba Medika

Potter, P.A., & Perry, A.G. 2009. Fundamentals Of Nursing: Fundamental Keperawatan (Edisi
7). Jakarta: Selemba Medika (terjemahan)

Anda mungkin juga menyukai