LAPORAN PENDAHULUAN Sinusitis
LAPORAN PENDAHULUAN Sinusitis
1. Pengertian
kuman atau virus. Sinusitis adalah suatu keradangan yang terjadi pada sinus.
Sinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang
atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis, bila mengenai
dkk, 2012).
Menurut Parag & Julian (2012), istilah rinosinusitis saat ini lebih akurat
peradangan hidung dan sinus paranasal yang ditandai oleh dua gejala atau
dan bila lebih dari waktu itu dinamakan kronik, penyebab utamanya adalah
sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.
bahkan bertahun-tahun.
2. Etiologi
mungkin ada adalah jika potsnasal drip menjadi keluhan utama. Jika
pada sebagian kasus efeknya lebih ringan. Gejala yang timbul secara
perlahan dan kurang mencolok, sampai ke tahap dimana orang tidak lagi
gandum, telur, udang, kepiting, ikan laut, kacang tanah, coklat, kiwi,
jeruk.
b. Faktor alkohol
bisa mengalir dan terbuang dari dalam saluran sinus. Tidak jarang orang
terletak pada alkohol itu sendiri, tetapi pada zat pencemar yang dikenal
penuaan.
memiliki sifat histamin. Serupa apa yang terjadi dengan apa yang terjadi
pada reaksi alergi terhadap serbuk sari atau debu, orang yang peka
alergi hal ini di sebabkan karena semakin banyak jumlah rokok yang di
paranasal, akibat dari hawa panas rokok saat terjadi penghisapan kedalam
hidung.
Setelah terjadi kerusakan oleh hawa panas dari rokok yang mengenai
rambut halus (silia) di saluran hidung dan sinus yang mengatur bekerja
menyapu keluar lendir dan kotoran. Jika silia tidak berfungsi dengan
d. Tempat Kerja/linkungan
dari peningkatan ini masih belum jelas, teori menyatakan bahwa hal
polutan dalam ruang, misalnya : jamur kapang dan spora serat dari karpet
dan sofa, serta bahan kimia dalam insulasi dan mesin fotocopy, sistem
biasanya berupa napas berbau, ada ingus kental yang berwarna hijau, ada
kepala dan hidung merasa tersumbat. Hal ini juga dapat terjadi akibat
e. Faktor pewangi
Parfum yang berbau menyengat atau kolanye adalah bahaya lain yang
dan ini disebut sebagai sick cubicle syndrom, ini biasanya terjadi jika
a. Penyebab Spesifik
b. Penyebab Nonspesifik
macam jamur.
3. Patofisiologi
terjadi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia
bacterial, dan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan. Bila
kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam sinus media baik untuk
antibiotik.
Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang terus
kronik aitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip atau kista. Pada
Inflamasi
rasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali turun ke
tenggorok (post nasal drip). Dapat disertai gejala sistemik seperti demam
dan lesu. Keluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena
merupakan ciri khas sinusitis akut, serta kadang-kadang nyeri juga terasa di
tempat lain (referred pain). Nyeri pipi menandakan sinusitis maksila, nyeri
dan daerah mastoid. Pada sinusitis maksila kadang-kadang ada nyeri alih ke
drip yang menyebabkan batuk dan sesak pada anak. Keluhan sinusitis
dari gejala-gejala dibawah ini yaitu sakit kepala kronik, post nasal drip,
meningkat dan sulit diobati. Pada anak, mukopus yang tertelan dapat
Keluhan biasanya berupa napas berbau, ada ingus kental yang berwarna
hijau, ada kerak (krusta) hijau, ada gangguan penghidung, sakit kepala dan
hidung merasa tersumbat. Pada pemeriksaan hidung didapatkan rongga
hidungsangat lapang, konka inferior dan media menjadi hiprotofi atau atrofi,
ada sekret parulen dan krusta yang berwarna hijau. Pemeriksaan penunjang
yang berasal dari biopsi konka media, pemeriksaan mikrobilogi dan uji
6. Pemeriksaan Penunjang
endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini.
Tanda khas ialah adanya pus meatus medius ( pada sinusitis maksila dan
etmoid anterior dan frontal). Pada rinosinusitis akut, mukosa edema dan
kantus medius.
Foto polos posisi Waters, PA dan lateral, umumnya hanya mampu menilai
kondisi sinus-sinus besar seperti sinus maksila dan frontal. Kelainan akan
karena mampu menilai anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam
Pada pemeriksaan siluminasi sinus yang sakit akan menjadi suram atau
antibiotik yang tepat guna. Lebih baik lagi bila diambil sekret yang keluar
dinding medial sinus maksila melalui meatus inferior, dengan alat endoskop
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
negara tropis seperti Indonesia adalah tungau debu rumah, serpihan kulit
binatang, dan alergen kecoa. Untuk tungau debu, menutupi matras dan
mengurangi paparan. Sprei harus dicuci setiap dua minggu sekali di air
berbulu.
Sedangkan untuk alergen di luar rumah seperti serbuk sari, pasien
b. Penatalaksanaan Medik
atau ipratropium.
1) Antihistamin
kompetitif pada reseptor H-1 yang terdapat di ujung saraf dan epitel
2) Dekongestan
3) Kortikosteroid
pada gejala hidung buntu yang berat. Yang sering dipakai adalah
4) Imunoterapi
5) Pembedahan
( Ilavarase, 2011).
8. Komplikasi
subdural, abses otak dan trombosis sinus kavernosus. Komplikasi dapat juga
disembuhkan.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
tenggorokan.
trauma
c. Riwayat spikososial
hidung
Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering
pilek
konsepdiri menurun
5) Pola sensorik
e. Pemeriksaan fisik
1) Sirkulasi
thrombus)
2) Integritas Ego
praoperasi).
4) Pernapasan
5) Keamanan
6) Penyuluhan/Pembelajaran
napas
makan
3. Intervensi
o
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pastikan kebutuhan
berlebihan dehidrasi
2. Tidak ada
gangguan
berkeringat saat
panas
3. Menunjukan
untuk mengukur
suhu
4. Melaporkan tanda
Mampu dikonsumsi
nutrisi konstipasi
malnutrisi dikonsultasikan
tentang kebutuhan
nutrisi
10.Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
5. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur klin
batas normal
Perasaan segar
tidur/istirahat
Batasan
karakteristik :
Subjektif :
1. Ketidakpuasan
dengan tidur
2. Menyatakan
terbangun
3. Menyatakan
tidak istirahat
yang cukup
Objektif
1. Perubahan pola
tidur normal
2. Sering menguap
3. Lesu
4. Lingkar hitam
dibawah mata
6. Ansietas Setelah dialkukan 1. Kaji pennyebab
Faktor yang tindakan ansietas
berhubungan : keperawtan… jam 2. Libatkan keluarga
1. Ancaman kematian pasien akan untuk mendampingi
2. Ancaman pada status memperlihatkan : pasien
terkini Pengendalian diri 3. Identifikasi tingkat
3. Hubungan terhadap kecemasan
keluarga/hereditas kecemasan 4. Jelaskan semua
4. Kebutuhan yang Tindakan personal prosedur, termasuk
tidak dipenuhi untuk mengatasi sensasi yabg biasa
5. Konflik tentang stressor yang dirasakan selama
tujuan hidup membebenai prosedur
6. Krisis maturasi dan sumber-sumber 5. Bantu pasien
krisis situasi individu mengenal situasi
7. Pajanan pada toksin Dengan kriteria yang menimbulkan
8. Transmisi dan hasil : kecemasan
penularan 1. Klien mampu 6. Dorong pasien untuk
interpersonal mengidentifi kasi mengungkapkan
9. Ancaman atau dan perasaan, ketakutan,
perubahan pada stats mengungkapkan persepsi
pean (mis.,status gejala cemas 7. Sediakan iforamasi
ekonomi, 2. Mengidentifikasi, factual terkait
lingkungan, status mengungkapkan diagnosis, terapi dan
kesehatan, fungsi dan menunjukan prognosis
peran, status peran) teknik untuk 8. Caba tehnik
10. Stres mengontrol cemas imajinasi terbimbing
3. Vital sign dalam dan relaksai progresif
batas normal 9. Kolaborasi
4. Postur tubuh, pemberian obat anti
ekspresi wajah, cemas
bahasa tubuh dan
tingkat aktifitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
Batasan
karakteristik
Perilaku
1. Gelisah
2. Gerakan ekstra
3. Insomnia
4. Kontak mata yang
buruk
Afektif
1. Berfokus pada
sendiri
2. Distres
3. Gelisah
4. Gugup
Fisiologi
1. Gemetar
2. Peningkatan
keringat
3. Peningkatan
ketegangan
4. Wajah tegang
Kognitif
1. Bloking pikiran
2. Cenderung
menyalahkan
orang lain
3. Gangguan
konsentrasi
4. Gangguan
perhatian
5. Konfusi
6. Lupa, melamun
C. Contoh Kasus
Amerika Serikat, 1 dari 7 orang dewasa terkena sinusitis dengan lebih dari 30
pada awal musim gugur hingga awal musim semi. Berdasarkan data National
Sedangkan di Indonesia penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-25
dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat
laki, kelompok umur tertentu (21-30 tahun), infeksi, alergi, iklim, factor
tersumbat dan disertai dengan nyeri tekan pada pipi dan ingus purulen, bisa
diertai dengan gejala sistemik seperti demam. Pada sinusitis maksilaris kronis
terdapat rasa penuh pada pipi dan nyeri ketok pada gigi. Dan gejala lainnya
mengalami sinusitis maksilaris kronis adalah yang berusia 26-35 tahun dengan
hidung tersumbat, nyeri tekan pada pipi, bisa disertai gejala sistemik seperti
pemberian antibiotik dan terapi tambahan) dan jika ada perubahan maka
pemberian antibiotik dapat diteruskan selama 7-14 hari, namun jika masih
tidak ada perbaikan maka harus dievaluasi faktor penyebab yang mendasari
operasi.