MAKALAH
disusun untuk Memenuhi Tugas : Matakuliah Psikologi Pendidikan
diampuh oleh : Bpk Suwahono, P.Hd dan Bpk Agus Prayitno, M.Pd
Oleh:
Kelompok 1
Kelas Pendidikan Kimia 6A
a. Citra Nur Fatikhah (1708076020)
b. R Krisna Dara A. Z (1708076029)
A. Latar Belakang
Dalam pribadi manusia baik yang jasmaniah maupun yang rohania terdapat
dua bagian yang berbeda, sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berupa
menuju ke arah kesempurnaan. Adapun bagian conditional pribadi manusia yang
meliputi
1. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif
2. Bagian pribadi fungsional yang kualitatif
kenyataan itulah yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan
Bagian pribadi materiil yang kuantitatif mengalami pertumbuhan, sedangkan
bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan. Uraian ini
kiranya cukup memberikan bayangan tentang perbedaan pengertian antara
pertumbuhan dan perkembangan terlebih dahulu uraian berikut ini adalah mengenai
pertumbuhan pribadi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan pertumbuhan?
2. Apa yang dimaksut dengan perkem bangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tenteng konsep pertumbuhan
2. Untuk mengetahui tenteng konsep perkembangan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan
Dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada sesuatu sebagai akibat dari
adanya pengarug lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran
atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit
menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Namun hal ini tidak
berarti bahwa pertumbuhan hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif,
Karena tidak selamanya materiil itu kuantitatif. Materiil bisa terdiri dari bahan-
bahan kuantitas seperti atom, sel, kromosom, rambut, molekul dan lainnya, materiil
juga bisa terdiri dari bahan-bahan kualitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan,
pengetahuan, nilai, dan lain-lain. Kenyataan ini yang sering membuat orang
mengalami kesulitan dalam membedakan anatara pertumbuhan dan perkembangan,
salah satu hal yang salah namun sering dibenarkan oleh orang adalah menyebutkan
pertumbuhan materi kualitatif sebagai perkembangan.
Uraian diatas dapat kita ketahui bahwa pertumbuhan pribadi adalah
perubahan kuantitatif pada suatu materi pribadi sebagai akibat dari adanya
pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk perubahan yang
terjadi pada bagian-bagian materi, akan tetapi pertumbuhan sendiri mempunyai
sifat kesatuan dan keumuman. (Dalyono.2010)
1. Hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan
a. Pertumbuhan adalah kuantitatif serta kualitatif
Pertumbuhan mencakup 2 aspek perubahan yaitu perubahan kuantitatif
dan perubahan kualitatif, perubahan kuantitatif mencakup division dan
perbanyakan kromosom sel sel seperti penambahan jumlah gigi, rambut,
pembesaran materiil jasmaniah, hal yang demikian kejadiannya dapat kita
sebut sebagai tumbuh. Disamping itu ada perubahan kualitatif yang
mencakup penyempurnaan struktur fisiologi dan fungsi-fungsi pada setiap
bagian tubuh, dan sebagainya. Kejadian semacam ini dapat kita sebut
pertumbuhan.
2
Mengenai hal tumbuh sudah jelas konteksnya yaitu jasmaniah,
sedangkan hal bertumbuh disamping menyangkut aspek jasmaniah juga dapat
dihubungkan dengan aspek rohaniah seperti bertambahnya ide pengetahuan
sebagai akibat dari belajar. Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan
peristiwa namun keduanya terjadi secara sambung-menyambung dan saling
menunjang, dengan demikian dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang
hampir berbarengan yaitu proses pertumbuhan sendiri dan proses
pematangan. Pertumbuhan dapat diamati misalnya dengan adanya
penambahan besar tubuh, sedangkan pematangan ditandai dengan adanya
perubahan dalam struktur tubuh beserta fungsi fungsinyanya, disinilah batas
perkembangan aspek jasmaniah yaitu dalam hal struktur dan fungsi.
Perubahan struktur fisiologis dapat menyebabkan adanya perubahan
emosional, perubahan emosional ini menumbuhkan perangai pribadi manusia.
Deferensiasi struktur dan akumulasi pengalaman menghasilkan reaksi reaksi
emosional yang lebih kompleks. Perubahan fungsi-fungsi fisiologi seperti
otak dan sistem saraf menghasilkan pertumbuhan kapasitas intelektual atau
kecakapan untuk melakukan sesuatu, inilah kenyataan pertumbuhan kualitatif
diri manusia yang prosesnya menuju ke arah kematangan. (Dalyono.2010)
b. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur
pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan, mulai dari
keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks. Kesinambungan
pertumbuhan ini pada manusia dapat kita renungkan, bagaimana bayi yang
lemah tergantung, tidak berkecakapan secara berangsur-angsur dapat menjadi
orang yang kuat, berdiri sendiri dan berkecakapan dalam menghadapi ujian
hidup. Hal ini disebabkan karena manusia tumbuh terus-menerus melalui
urutan-urutan yang teratur di dalam organismenya.
Waktu dilahirkan bayi dalam keadaan lemah hanya dapat berbaring dan
bergerak, lama-kelamaan bayi dapat memiringkan badan menelungkup,
merayap dan seterusnya. Kita tidak dapat menjumpai seorang anak yang bisa
berjalan sebelum ia dapat merangkak dan belajar berdiri. Ini semua
menunjukkan bahwa pertumbuhan merupakan suatu proses yang
3
berkesinambungan dan teratur dan tentu pertumbuhan perlu dibantu dengan
kegiatan latihan atau belajar
c. Tempo pertumbuhan adalah tidak sama
Urutan pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu konstan, kadang ada
saat dimana pertumbuhan berlangsung cepat ada pula di mana ia berlangsung
lambat. Selama masa bayi dan prasekolah anak mengalami pertumbuhan
pesat dan indikator indikator kematangan muncul silih berganti secara cepat,
pada masa sesudah prasekolah hingga pada usia sekolah, pertumbuhan anak
menjadi lambat. Ini tidak berarti, bahwa perubahan-perubahan penting tidak
berlangsung pada masa remaja. Pertumbuhan anak berlangsung secara pesat
menuju tingkat kedewasaan jasmani
d. Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-beda
Tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa, dan
kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang
sama, pada suatu ketika perkembangan bahasa anak mengalami kelambatan
akibat adanya perkembangan pesat pada fungsi-fungsi jasmaniah.
Perkembangan pesat pada fungsi-fungsi jasmani memerlukan banyak energi
akibatnya energi untuk perkembangan bahasa menjadi berkurang
e. Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di
dalam dan diluar badan
Kondisi-kondisi lingkunganan seperti gizi, aktivitas, istirahat, tekanan
kejiwaan, kesehatan jasmani, dan sebagainya sangat menentukan kecepatan
pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu.
Lingkungan dimana individu hidup jelek dan kurang bersih akan
mengganggu kesehatan, lingkungan sosial yang kacau dan kurang toleran
akan mengganggu ketenangan jiwa. Keadaan lingkungan eksternal semacam
itu sangat mempengaruhi kecepatan dan keterlibatan potensi-potensi
pertumbuhan pada individu, apabila lingkungan hidupnya memberikan efek
positif maka pertumbuhan akan lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi
pertumbuhan akan lebih luas.
f. Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik
4
Tidak semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama,
ini terbukti bahwa beberapa ada yang tinggi, beberapa yang lain ada pendek,
ada yang gemuk, dan ada pula yang kurus, ada yang hitam dan ada yang
putih, ada yang tampan dan ada pula yang kurang tampan, dan sebagainya.
Keunikan pertumbuhan pada masing-masing individu itu antara lain
disebabkan oleh:
1) Perbedaan kondisi lingkungan internal
2) Perbedaan kondisi lingkungan eksternal
3) Perbedaan materi hereditas
4) Perbedaan aktivitas
5) Perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat fisik
6) Perbedaan usia
7) Perbedaan jenis kelamin, dan
8) Perbedaan hasil belajar
g. Pertumbuhan adalah kompleks dan semua aspek nya saling berhubungan
Berbagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu saling berhubungan,
kita tak akan mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi dengan
pengenalan tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh anak, sama halnya
kita takkan mungkin mengenal perkembangan mental anak tanpa mengenal
jasmani dan kebutuhan anak. Sebagai gambaran, terdapat hubungan yang
sangat erat antara penyesuaian anak di sekolah dengan perangai atau
emosinya kesehatan jasmani nya dan kapasitas mental nya. (Dalyono.2010)
2. Aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan
a. Anak sebagai keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap
aspek kepribadian yang ia miliki, intelek anak berhubungan dengan kesehatan
jasmani nya, kesehatan jasmani nya sangat dipengaruhi oleh emosi-emosinya,
sedangkan emosi-emosi nya dipengaruhi oleh keberhasilannya di sekolah,
kesehatan jasmaninya, dan kapasitas mentalnya. Pertumbuhan anak baik fisik,
intelektual, maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya,
latar belakang pribadinya, dan aktivitas sehari-harinya.
b. Umur mental anaj mempengaruhi pertumbuhan nya
5
Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya, kapasitas mental
anak menentukan prestasi belajarnya. Penelitian tentang hubungan antara
prestasi belajar dengan pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan dan
hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi
belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
c. Permasalahan tingkat laku sering berhubungan dengan pola-pola
pertumbuhan
kita harus menyadari bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan situasi
situasi tertentu yang menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak
yang pertumbuhannya cepat, lambat atau tidak teratur sering menimbulkan
problem-problem pengajaran. Anak memiliki energi yang diperoleh dari
makanan dan energi anak digunakan untuk
1) Aktivitas aktivitas
2) Pertumbuhan
Tatkala energi banyak digunakan untuk pertumbuhan maka aktivitas
anak menjadi berkurang, tatkala energi banyak digunakan untuk aktivitas
maka pertumbuhan anak menjadi lambat dan bahkan seolah-olah istirahat.
d. Penyesuaian pribadi dan sosial mencerminkan dinamika pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan
ketika dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat terutama harapan
harapan orang tua, guru, dan teman-teman sebayanya, tercermin di dalam
penyesuaian sosial nya. Anak yang tidak menunjukkan kelainan dalam
pergaulan nya maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan nya normal.
(Dalyono.2010)
3. Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal
hereditas. Manusia terbentuk dari materiil yang lemah, materiil yang dimaksud
adalah materiil genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan
pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan organisme dan
setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal
menjadi banyak sel dan membentuk organisme yang tersusun sangat kompleks.
Pertumbuhan pada masing-masing individu dalam segi proses terdapat hal
6
umum yang sama, tetapi dalam hal yang khusus belum tentu sama. Berikut ini
ilustrasi singkat tentang peristiwa pertumbuhan genetis manusia.
Manusia secara genetis mula-mula terjadi dari satu sperma dan satu sel
telur, satu sperma memasuki sebuah telur dan satu individu baru mulai
membentuk diri. Kehidupan awal dari individu sangat dipengaruhi oleh kondisi
ibu yaitu wanita yang mengandung nya, sedangkan peranan ayah dalam
pertumbuhan individu baru hanyalah memberikan kemungkinan yang tepat agar
individu itu terkonsep. Apapun yang akan diturunkan oleh seorang ayah kepada
anaknya adalah berupa sifat-sifat yang terkandung di dalam satu sperma yang
berbuah kan.
Ketika berjuta-juta sel sperma berenang memasuki rahim ibu, maka hanya
ada satu di antaranya yang dapat sampai ke sasaran yaitu telur. Ketika sperma
menembus dan memasuki telur, kepalanya mulai membuka dan menyebarkan 24
kromosom yang tadinya terbungkus itu.
Berat sebuah telur manusia diperkirakan sekitar seperjuta gram, di dalam
telur berisikan bahan-bahan makanan dengan 1 bulatan kecil yang ringan yang
disebut nucleus, isi telur itu baru dapat dilihat dengan mikroskop ketika sperma
memasuki telur dan melepaskan ke-24 kromosomnya. Dalam waktu yang
hampir bersamaan nukleus dalam telur pecah dan melepaskan pula ke-24
kromosomnya sebagai sumbangan dari pihak ibu untuk membentuk seorang
anak.
Dengan demikian individu baru mulai terbentuk dari 48 kromosom, setiap
kromosom mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda-beda. 24 kromosom dari
ayah dan 24 kromosom dari ibu masing-masing berpasangan di dalam indung
telur, 24 kromosom inilah menentukan turunan fisik dan kehidupan pribadi
manusia. Pertumbuhan berlanjut terus dengan adanya proses division dan efisien
( pembagian sel dan pembagian/pembelahan kembali pada sel-sel). Pembelahan
dan perpasangan kromosom-kromosom menyerupai rangkaian mata rantai
membentuk seperti halnya “per” yang semakin lama semakin merapat. Pada
saat-saat tertentu rapatan kromosom ini tumbuh lagi dan semakin banyak
membentuk butiran-butiran yang menyerupai embun yang disebut "beads"
7
Beads berisikan "genes", dan sejauh jangkauan ilmu pengetahuan "genes"
tersebut merupakan faktor penentu hereditas. Setiap "gene" mempunyai fungsi
tertentu dalam pertumbuhan manusia.
Setelah terjadi itu semua, telur menjadi masak dan masuklah saraf dari
pihak ibu, sel-sel tidak lagi tinggal bersama-sama. Kemudian sel-sel tersebut
mengalami "specializing" yaitu beberapa menjadi sel-sel tulang, sebagai menjadi
sel-sel kulit, sebagian menjadi sel-sel daging, sebagian menjadi sel-sel otak,
sebagian menajdi sel-sel otot dan sebagainya. Semua sel telah terspesialisasi ini
tumbuh terus dan membentuk berbagai bagian tubuh Manusia.
Diantara semua sel tersebut ada sejumlah sel tertentu dicadangkan untuk
fungsi lain, sel-sel itu adalah sel-sel "germ" yang terambil dari sperma dan telur
yang akan berfungsi sebagai bahan pembenihan. Apabila proses ini terjadi pada
anak laki-laki maka bahan inilah yang memproduksi sperma, apabila proses ini
terjadi pada anak perempuan maka bahan inilah yang memproduksi telur.
Tidak semua aspek pribadi manusia adalah diwarisi dari orang tuanya.
Hal-hal yang tidak diwariskan meliputi beberapa aspek, materiil pertumbuhan
fisik, maupun mental. Dari sifat-sifat genetis yang dimiliki, individu dapat saja
menjadi orang yang pemurung, periang, pendiam, lamban, ataupun cerdas. Akan
tetapi, keadaan-keadaan fisik dan mental seperti penyakit, kelelahan,
kemiskinan, kegagalan, dan kemalasan tidak diwariskan melainkan diperoleh
dari pendidikan. Perlengkapan mental setiap individu sejak lahir adalah sama
seperti halnya pada orang dewasa begitu pula perlengkapan fisik.
Kesamaan materiil hereditas dapat melahirkan individu-individu yang
berbeda dalam penampakan fisik, hal ini pun belum tentu disebabkan oleh faktor
hereditas tetapi karena perbedaan kondisi pertumbuhan dalam tubuh ibu-ibu
yang melahirkannya, dengan demikian pertumbuhan itu dipengaruhi baik oleh
hereditas maupun lingkungan.
Demikianlah telah dikemukakan peristiwa pertumbuhan awal dari individu
secara global, dengan uraian di atas kita dapat memperoleh gambaran tentang
apa dan bagaimana pertumbuhan itu terjadi. (Dalyono.2010)
4. Pertumbuhan fisik yang normal
8
Pertumbuhan fisik berhubungan dengan perubahan tubuh yang menjadi
lebih besar, lebih berat, atau lebih banyak. Secara kuantitatif pertumbuhan fisik
dapat diukur dengan inci, cm, gram, ons, kg, dan sebagainya. Jantung semakin
besar, tulang semakin Panjang, keras dan berat.
Pertumbuhan manusia dimulai dari kandungan ketika pertemuan dua sel
masing-masing adalah sperma dari pria dan ovum dari wanita. selama proses
pertumbuhan awal yang disebut konsepsi, calon bayi disebut embrio tumbuh
dengan pesat terutama dalam separuh masa kandungan, kemudian selama
separuh masa kandungan berikutnya calon bayi mengalami pertumbuhan berat 6
kali lipat dari masa sebelumnya.
Selama 9 bulan bayi mengalami pertumbuhan sehingga memiliki bentuk
dan struktur tubuh yang lengkap meliputi jari, kaki, lengan, genital, sistem saraf,
organ-organ indra, kelenjar-kelenjar endokrin, tulang, kulit, otot, dan lain-
lainnya.
Setelah dilahirkan pertumbuhan fisik anak terjadi secara pesat pada tahun
pertama. Pada tahun kedua anak tumbuh secara pelan-pelan tetapi konstan
selama 10 tahunan. Ketika anak menuju ke puncak masa remaja,
pertumbuhannya terjadi secara pesat. Setelah itu untuk menuju ke taraf dewasa
jasmani kecepatan pertumbuhan semakin menurun, setelah usia 21 tahun badan
semakin kekar progresif menuju ketuaan dan akhirnya mati.
Dalam pertumbuhan meliputi pertumbuhan kelenjar, pertumbuhan badan
pada umumnya, pertumbuhan sistem saraf, dan pertumbuhan seksual.
a. Pertumbuhan kelenjar terjadi secara pesat sejak lahir sampai umur 10 tahun,
dan pada umur 12 tahun kecepatannya menurun sampai umur 20 tahun,
b. Pertumbuhan badan terjadi secara besar pada tahun pertama, kemudian pada
tahun kedua tumbuh konstan hingga umur 12 tahun, dan setelah itu sejak
masa pubertas tumbuh secara pesat hingga umur 20 tahun
c. Pertumbuhan sistem saraf terjadi sejak lahir secara besar sampai umur 4
tahun, setelah itu kecepatannya berkurang sampai umur 12 tahun. Dari umur
12 sampai umur 20 tahun pertumbuhan sistem saraf kecepatannya tetap
d. Pertumbuhan seksual terjadi secara mencolok mulai pada masa pubertas, pada
anak laki-laki pubertas umumnya dimulai pada umur 12 atau 13 tahun
9
sedangkan pada anak perempuan lebih awal yaitu sejak menstruasi yang
pertama pada sekitar 10 sampai 16 tahun sehingga rata-rata menjelang umur
12 tahun, pada masa pubertas ini pada tubuh baik laki-laki maupun
perempuan, pada anak laki-laki mulai terjadi perubahan suara yang menjadi
besar, badan semakin tegap. Pertumbuhan seksual secara pesat dimulai dari
masa pubertas berlangsung terus cara besar hingga umur 20 tahun.
Dengan demikian pertumbuhan jasmani seumur 21 tahun sampai tua
terjadi secara konstan tetapi pasti. Mengenai pertumbuhan yang berhubungan
dengan tinggi dan berat badan hal ini sangat dipengaruhi oleh
1) Kondisi lingkungan internal misalnya makanan, gizi, dan lain-lain.
2) Kondisi lingkungan eksternal misalnya suhu udara, aktivitas social, dan
lain-lain
3) Material hereditas.
Dapat kita simpulkan bahwa tumbuhan adalah berbeda dengan
berkembang pribadi yang bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan
pribadi yang berkembang karena itu dibedakan antara pertumbuhan dan
perkembangan. (Dalyono.2010)
B. Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis progresif,
dan berkesinambungan dalam diri seseorang sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Pengertian sistematis dalam pengertian di atas adalah bahwa perubahan dalam
perkembangan itu bersifat saling bergantung dan mempengaruhi antara satu bagian
dan bagian lainnya-baik fisik maupun psikis-dan merupakan satu kesatuan yang
harmonis. Sebagai contoh, kemampuan jalan seseorang terjadi seiring dengan
kesiapan otot kaki. Contoh lain adalah kemampuan berbicara. Kemampuan ini
sejalan dengan tingkat perkembangan intelektual ataupun kognitifnya.
Adapun pengertian progresif adalah perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat, dan meluas, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sebagai contoh,
perubahan proporsi dan ukuran fisik seseorang dari pendek menjadi tinggi dan dari
kecil menjadi besar. Contoh lain adalah perubahan pengetahuan dan keterampilan
seseorang dari sederhana sampai kepada yang rumit.
10
Pengertian berkesinambungan adalah perubahan pada bagian atau fungsi
organisme seseorang berlangsung secara beraturan atau berurutan. Sebagai contoh
kemampuan berdiri di dahului oleh tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu
kemampuan duduk dan merangkak (Mahmud;2010).
1. Ciri-Ciri Perkembangan
Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
No Fisik Psikis
1 Terjadinya Berat dan tinggi badan Berbicara dan berpikir
perubahan dalam
aspek
2 Terjadinya Proporsi tubuh anak berubah Perubahan imajinasi dari
perubahan dalam sesuai dengan fase fantasi ke realistis
proporsi perkembangannya
3 Lenyapnya tanda- Rambut-rambut halus dan gigi Banyaknya massa
tanda yang lama susu, kelenjar thymus dan mengoceh, perilaku
kelenjar pineal. impulsif.
4 Diperolehnya Pergantian gigi dan Berkembangnya rasa
tanda-tanda baru karakteristik seks pada usia ingin tahu, terutama yang
remaja, seperti kumis dan berkaitan dengan
jakun pada anak laki-laki dan seks,ilmu pengetahuan,
tumbuh payudara dan nilai-nilai moral, dan
menstruasi pada anak keyakinan beragama.
perempuan, tumbuh uban pada
masa tua.
2. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan terdiri dari berikut ini
a. Belajar
Melalui belajar, tumbuhlah kemampuan untuk memahami titik
perkembangan terjadi jika suatu pemahaman atau kemampuan memiliki
kaitan dengan kegiatan yang lebih kompleks. Contohnya, kemampuan peserta
didik telah berkembang jika telah memiliki keterampilan bertanya di dalam
kelas dan dapat menerapkannya dalam situasi yang berbeda di luar kelas.
b. Pengalaman
11
Anak yang memperoleh pelajaran membaca dari orang tua di rumah akan
memiliki kemampuan membaca yang cepat di sekolah, demikian juga halnya
dengan anak yang mendapat pelatihan bermain piano, gitar, atau vokal akan
lebih cepat menguasai dan memiliki keterampilan musik tersebut
dibandingkan anak yang hanya membaca dan mempelajari teori bermain
piano. Melalui pengalaman, anak mengalami secara langsung kesulitan,
upaya perbaikan jika ada kesalahan, maupun kegembiraan jika berhasil
mengerjakannya.
c. Interaksi Sosial
Melalui interaksi sosial, anak saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan baru tentang nilai, aturan norma kebiasaan dan tata krama yang
semestinya dilakukan dalam kehidupan bersama sebagai anggota masyarakat.
d. Penguasaan Bahasa
Bahasa adalah media untuk menyampaikan pesan,ide, pendapat,
pengalaman, dan berbagai pengalaman sehingga dapat dipahami oleh orang
lain. Bahasa juga menunjukkan kemampuan penalaran anak dan aspek aspek
afektif lainnya.
e. Berlangsung Secara Berkelanjutan dan Bersifat Relatif Teratur
Kematangan, belajar, dan pengalaman membeli pengasuh yang berarti
terhadap perkembangan titik tidak mungkin seorang anak dapat melompat
sebelum dapat berjalan.
f. Irama dan Tempo Perkembangan
Anak yang duduk di kelas 1 sekolah dasar pasti memiliki perbedaan
dalam berbagai hal. Ada anak yang dapat menguasai matematika dengan
cepat, ada anak yang dapat menguasai dua bahasa, ada anak yang memiliki
keterampilan menggunakan komputer, ada anak yang peka terhadap perasaan
orang lain, dll.
g. Kematangan, Faktor Genetik Dan Usia
Anak yang berusia 10 tahun pasti memiliki kemampuan berlari lebih
cepat dibandingkan dengan anak yang berusia 5 tahun. Juga demikian halnya
dengan kemampuan anak dalam upaya memecahkan masalah. Terkecuali
adalah bagi anak berkebutuhan khusus. (Surya, Nyoman dan Olga D.; 2014)
12
3. Tahapan-Tahapan Perkembangan
Dalam berbagai literatur didapati berbagai pendekatan dalam menentukan
tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah
a. Masa Usia Prasekolah
1) Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis
untuk menentukan berbagai hal dalam dunianya. Masa belajar pada tahun
pertama dalam kehidupan individu, disebut Freud sebagai masa oral
(mulut) karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan an-naml
merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun
kedua, anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang,
mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun
kedua, terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. melalui latihan
kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan
dorongan yang datang dari dalam dirinya.
2) Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan.
Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya detik. Pada masa
ini panca indra masih sangat peka.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah. pada umur 6 - 7 tahun anak dianggap sudah matang untuk
memasuki sekolah. Masa usia sekolah dasar terbagi 2, yaitu masa kelas
rendah dan masa kelas tinggi.
1) Ciri-ciri pada masa kelas kelas rendah (6/7-9/10 tahun):
a) Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dan
prestasi.
b) Sikap tunduk pada peraturan peraturan permainan tradisional.
c) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
d) Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, anak menganggap
bahwa hal itu tidak penting.
13
f) Pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun), anak menghendaki nilai
angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi nilai baik atau tidak.
2) Ciri-ciri masa kelas kelas tinggi (9/10-12/13 tahun):
a) Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b) Amat realistic, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata
pelajaran khusus sebagai pertanda mulai menonjolnya bakat bakat
khusus.
d) Sampai usia 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
e) Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran
tepat mengenai prestasi sekolahnya.
f) Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu, mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan
tradisional (yang sudah ada). Mereka membuat peraturan sendiri.
c. Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagi
kedalam tiga bagian.
1) Masa remaja awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam
jasmani dan mental, prestasi, serta sifat sosial.
2) Masa remaja madya, pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya.
Masa ini merupakan masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas
dijunjung dan dipuja.
3) Masa remaja akhir, setelah dapat menentukan pendirian hidupnya, pada
dasarnya, seorang remaja telah mencapai masa remaja akhir dan telah
memenuhi tugas tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan
memberikan dasar baginya untuk memasuki masa berikutnya, yaitu masa
dewasa.
d. Masa Usia Kemahasiswaan (18-25 Tahun)
14
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa
awal atau dewasa madya. Pada intinya, masa ini merupakan pemantapan
pendirian hidup. (Mahmud;2010).
4. Tugas Perkembangan Pada Setiap Tahapan
a. Tugas Perkembangan Pada Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0-6 tahun)
Tugas yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal adalah
sebagai berikut:
1) Belajar berjalan pada usia 9-15 bulan.
2) Belajar memakan makanan padat
3) Belajar berbicara.
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7) Membentuk konsep konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8) Pelajaran mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara
dan orang lain.
9) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata
hati.
b. Tugas Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6-
12 tahun)
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak-kanak akhir dan
anak sekolah adalah sebagai berikut:
1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis.
3) Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5) Belajar keterampilan dasar dalam membaca menulis dan berhitung.
6) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
7) Belajar mengembangkan kata hati.
8) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
15
c. Fungsi Perkembangan Pada Masa Remaja (12-21 tahun)
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja adalah sebagai
berikut:
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6) Memilih dan mempersiapkan karir.
7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan bagi warga negara.
9) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10) Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau
pembimbing dalam berperilaku.
d. Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal (21 Tahun- Dst)
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal adalah
sebagai berikut
1) Memilih pasangan.
2) Belajar hidup dengan pasangan.
3) Memulai hidup dengan pasangan.
4) Memelihara anak.
5) Mengelola rumah tangga.
6) Memulai bekerja.
7) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8) Menemukan suatu kelompok yang serasi.
5. Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, dalam kenyataannya sering
ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama
dipengaruhi oleh faktor lingkungan daripada faktor fisik.
16
a. Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust-mistrust. Perilaku
bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-
orang di sekitarnya. Ia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, sedangkan
terhadap orang yang dianggap asing, ia tidak akan mempercayainya. Oleh
karena itu, kadang-kadang bayi menangis bila dipakai oleh orang yang tidak
dikenalnya. Iabukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing,
Tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing,
dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi situasi tersebut, bayi sering
menangis.
b. Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya kecenderungan
autonomy-shame, doubt. Pada masa ini, sampai batas-batas tertentu, anak
sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain,
minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak
lain dia mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
sering meminta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
c. Masa prasekolah (preschool age) ditandai adanya kecenderungan initiative-
guilty. Pada masa ini, anak telah memiliki beberapa kecakapan, dan dengan
kecakapan-kecakapan tersebut ia terdorong untuk melakukan beberapa
kegiatan. Akan tetapi, karena kemampuan anak tersebut masih terbatas, ada
kalanya ia mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut menyebabkan ia
memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu iya tidak mau
berinisiatif atau berbuat.
d. Masa sekolah (school age) ditandai adanya kecenderungan industry-
inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada
masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.
Dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat
besar. Akan tetapi, karena keterbatasan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuannya kadang-kadang ia menghadapi kesukaran, hambatan, bahkan
kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa
rendah diri.
e. Masa remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity-identity
confusion. Persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan
17
dan kecakapan yang dimilikinya. Ia berusaha h&m untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering
sekali sangat ekstrem dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan titik dorongan
membentuk identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa
setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara
kelompok sebaya, mereka mengadakan pembagian peran, dan mereka sangat
patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
f. Masa dewasa awal (young adult hood) ditandai adanya kecenderungan
intimacy-isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan
yang kuat dengan kelompok sebaya, pada masa ini ikatan kelompok sudah
mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, membina hubungan yang intim
hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul
dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang
tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainya.
g. Masa dewasa (adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity-
stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu
telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya.
Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak sehingga
perkembangannya sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan
individu sangat luas ia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu
dan kecakapan sehingga pengetahuan dan kecakapannya tetap terbatas. Untuk
mengerjakan atau mencapai hal-hal tertentu, ia mengalami hambatan.
h. Masa hari tua (senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity-
despair. Pada masa ini, individu telah memiliki kesatuan dan integritas
pribadi semua yang telah dikaji dan di dalamnya telah menjadi milik
pribadinya titik pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh
usianya yang mendekati akhir titik mungkin ia masih memiliki beberapa
keinginan atau tujuan yang akan dicapai nya, tetapi karena faktor usia hal itu
sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini, individu
merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi
18
pengikisan kemampuan karena usia sering mematahkan dorongan tersebut
sehingga keputusan pun menghantuinya. (Mahmud;2010)
C. Pertumbuhan Dan Perkembangan
Allah menjelaskan bagaimana proses individu tumbuh dan berkembang menjalani
masa demi masa dalam kehidupanya terdapat dalam firmanya QS Al-Mu’mi ayat
67
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah
itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkan kamu sebagi seorang anak, kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, diantara kamu yang diwafatkan sebelum
itu, (kami berbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan
supaya kamu memahaminya”
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengarug lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.
2. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis progresif, dan
berkesinambungan dalam diri seseorang sejak lahir hingga akhir hayatnya. Ciri-
ciri perkembangan dapat dilihat dari segi fisik maupun psikis. Adapun prinsip
perkembangan yaitu Belajar, Pengalaman, Interaksi Sosial, Penguasaan Bahasa,
Berlangsung Secara Berkelanjutan dan Bersifat Relatif Teratur, Irama dan
Tempo Perkembangan, dan Kematangan, Faktor Genetik dan Usia. Tahapan
perkembangan yang dilalui oleh manusia yaitu masa usia prasekolah, masa usia
sekolah dasar, masa usia sekolah menengah, dan masa usia kemahasiswaan.
Setiap tahapan pekembangan yang dilalui manusia memiliki tugas masing-
masing dan memiliki perkembangan kepribadian yang berbeda-beda.
20
DAFTAR RUJUKAN
Surya, Nyoman dan Olga D. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
21