Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Intervensi (Perencanaan)

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
mengulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhnya kebutuhan klien (Maryam,2008).

Intervensi keperawatan menurut Dochterman & Bulechek adalah “ semua treatment yang didasarkan
pada penilaian klinik dan pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcome pasien/klien”.

Berdasarkan prioritas keperawatan contoh intervensi dari suatu kasus yaitu bersihan jalan nafas efektif
berhubungan dengan akumulasi secret. Penulis melakukan rencana tindakan perawatan selama 1x24
jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif dengan criteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih,
pernafasan bersih, suara paru fasekuler (Wilkinson,2011). Intervensi atau rencana yang akan dilakukan
monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui status kesehatan klien (suparman,2012). Pemeriksaan
tanda-tanda vital meliputi: tekanan darah, nadi, perifri, dan nadi apical (HR), pernafasan (RR), dan suhu
tubuh. Berikan fisioterapi dada untuk mengeluarkan secret, kolaborasi dengan dokter untuk
mempercepat proses penyembuhan (Riksani,2012).

Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab perencanaan
merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan,
termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan
secara maksimal.

B. Tujuan Intervensi

Tujuannya yaitu untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kembali masalah dengan menganalisis
kondisi lingkungan internal maupun eksternal yang mengacu pada upaya pencapaian tujuan (Mc
Namara,2010).

C. Tipe-Tipe Intervensi Keperawatan

Menurut Walkinson (2007) intervensi keperawatan terdiri dari tiga tipe :

1. Intervensi mandiri ( independent intervention )


Tipe intervensi ini adalah tipe dimana perawat diijinkan untuk meresepkan, melakukan atau
mendelegasikan intervensi berdasarkan pada pengetahuan dan keterampilan perawat.

2. Intervensi ketergantungan ( dependent intervation)

Tipe intervensi ini adalah tipe dimana intervensi diresepkan oleh dokter dan dilakukan oleh perawat.
Medical order biasanya meliputi order untuk pengobatan, terapi IV, tes diagnostic, penanganan, diet
dan aktifitas. Perawat bertanggungjawab untuk menjelaskan, mengkaji, kebutuhan untuk intervensi ini,
dan melaksanakan medical orders.

3. Intervensi saling ketergantungan ( interdependent intervention )

Tipe intervensi ini juga disebut dengan collaborative yang dilakukan secara berkolaborasi dengan
anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya phsycal therapy, pekerja social, ahli gizi dan dokter.Intervensi
disini menggambarkan tanggung jawab yang overlapping.

D. Tahapan dalam Intervensi

Tahapan dalam intervensi (perencanaan) menurut (Flores,2009) adalah:

1. Harus melakukan pengkajian terlebih dahulu

2. Memprioritaskan masalah

3. Menetapkan tujuan

4. Menganalisis hambatan dan keterbatasan

5. Membuat jadwal kegiatan (menetapkan kegiatan,personil yanga terlibat, sarana dan


prasarana,dukungan financial, dan tahapan-tahapan).

E. Penulisan Intervensi Dalam Keperawatan

NO. Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriterian Hasil Intervensi

1. 21 Nov 2011 Gangguan mobilitas

Fisik berhubungan

dengan inflamasi

pada lutut : tidak

mampu berdiri
seimbang dengan kaki kiri. Untuk dapat

Menyeimbangkan

fisik : berdiri seimbang dengan kaki kiri 1. Dapat menggunakan alat bantu selama seminggu

2. Berdiri tanpa ada bantuan asisten selama sebulan. 1. Mengajarkan klien bagaimana menggunakan
alat bantu

2. Membimbing klien agar terlepas dari ketergantungan terhadap alat bantu.

F. Standar Intervensi Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengetahui masalah dan meningkatkan
kesehatan klien. Standar perencanaan terdiri dari kriteria stuktur, kriteria proses, dan kriteria hasil.

1. Kriteria stuktur:

a. Tatanan praktek menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan.

b. Adanya mekanisme pencatatan sehingga dapat dikomunikasikan.

2. Kriteria proses:

a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan.

b. Bekerjasama dengan klient dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.

d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

3. Kriteria hasil:

a. Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien.

b. Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan.

c. Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah di dapat

d. Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.

Anda mungkin juga menyukai