Anda di halaman 1dari 3

NAMA : M.

PRAYOGA RENGKUH PRANTARA


NIM : 170200506

1. Jelaskan mengenai esensi hukum perbankan


Jawaban :

Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum


yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perbankan.
Munir Fuady mendefinisikan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah
hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin dan
lain-lain yang mengatur masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek
kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank,
perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawabpara pihak
yang tersangkutn dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh bank, dan lain-lain yang berkenan dengan dunia perbankan,
Hukum perbankan (banking law) adalah sebagai sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala
aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan
bidang kehidupan lain. Pembangunan di bidang ekonomi sangat banyak
dilakukan, namun sering tidak diiringi dengan pembangunan di bidang hukum.
Liberalisasi perdagangan semakin mengembangkan globalisasi ekonomi.
Implikasi globalisasi ekonomi terhadap hukum suatu negara tidak dapat
dihindarkan. Globalisasi ekonomi telah menimbulkan akibat yang besar di bidang
hukum suatu negara. Negara yang terlibat terpaksa harus membuat standardisasi
hukum dalam kegiatan ekonominya.

2. Apa beda bank umum dan bank perkreditan rakyat


? Jawaban :
Definisi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 :
 Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha bank umum salah
satunya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, tabungan deposito, tabungan berjangka, sertifikat deposito, tabungan
biasa, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha
BPR menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
Perbedaan Bank umum dan BPR menurut UU No.
10 Tahun 1998 Pasal 1 :
Dari dua definisi atau arti dari UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ini maka
bisa didapatkan perbedaan kedua jenis bank ini dalam kegiatannya. Bank umum
sendiri kegiatannya adalah memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti
kliring dan jual beli valuta asing sedangkan pada kegiatan BPR tidak. Karena
kegiatan BPR ini tidak melayani pemberian jasa dalam lalu lintas pembayaran
maka BPR tidak terlibat dalam kliring dan kegiatan usaha valuta asing.

Perbedaan berikutnya dari kedua jenis bank ini bisa ditinjau dari bentuk
simpanan dana yang dihimpun dari masyarakat. Jika Bank umum menghimpun
dananya dalam bentuk giro dan sertifikat deposito, maka BPR tidak menghimpun
dananya dalam bentuk giro dan sertifikat deposito, namun BPR hanya menerima
dalam bentuk tabungan dan deposito. Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa
BPR tidak dapat melakukan transaksi giral, namun bank umum dapat melakukan
transaksi giral. Adapun kesamaan dari kedua jenis bank ini adalah adanya
larangan untuk melakukan penyertaan modal dan melakukan usaha perasuransian.

Tugas bank umum

 Menghimpun dana yang berasal dari masyarakat berbentuk


simpanan,menerbitkan surat atas pengakuan hutang
 Melakukan utang piutang
 Melakukan kegiatan valuta asing
 Melakukan kegiatan dalam hal penyertaan modal bank maupun perusahaan
lain
 Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga dan barang
 Melayani lalu lintas giral

Tugas bank perkreditan rakyat

 Tidak terdapat produk giro


 Tidak melayani valas
 tidak boleh penyertaan modal
 memberikan kredit
 menghimpun dana masyarakat berupa tabungan,deposito berjangka
3. Jelaskan sejarah Bank di indonesia ?
Jawaban :
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal
23D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Sebelum dinasionalisasi
sesuai Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada 1 Juli 1953, bank ini
bernama De Javasche Bank (DJB) yang didirikan bank Indonesia
berdasarkan Oktroi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.Sebagai bank
sentral, BI mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua dimensi,
yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa domestik (inflasi), serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain (kurs).
Pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia
Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang.
Pada tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian
Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank
sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem
pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam
hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang
dilakukan oleh DJB sebelumnya.
Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur
kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-
bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral,
Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan
kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan
UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamendemen dengan fokus
pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank
Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.
Amendemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional
dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap
Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai