Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA ANORGANIK

PROSES PEMBUATAN GAS H2 DAN CO2

Disusun oleh :

PUTRI NATASIA BR SINGARIMBUN (40040118060001)


AZIZAH RAHMAYATI (40040118060002)
HARTINAH MELIYATI (40040118060003)
RIFDAH SEKAR SALSABILA (40040118060004)
NURUL DZAKIYYAH (40040118060005)

PRODI DIPLOMA III TEKNOLOGI KIMIA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
1. Bagaimana persiapan bahan baku gas alam yang akan digunakan pada industry gas H2
dan CO2.

2. Jelaskan cara kerja absorbansi pada pemisahan gas CO2 dan H2 secara lengkap desecara
lengkap dengan gambar
3. Apa beda cara kerja secondary reformer dan shit converter dalam mengubah CO mejadi
CO2,jelaskan secara lengkap.

Jawaban

1. Persiapan bahan baku gas alam yang akan digunakan pada industri gas h2 dan co2 :

Bahan baku pada industri gas h2 dan co2 diperoleh dari gas alam (natural gas). Natural
gas tersebut diperoleh dari salah satunya yaitu PGN (perusahaan gas negara) yang ada di
madura. Gas alam digunakan sebagai bahan baku produksi amoniak, metanol dan lain-
lain.Gas alam memiliki komponen utama yaitu metana (CH4) disamping juga ada
hidrokarbon ringan lainya yang terbentuk secara alami. Didalamnya tercampur juga beberapa
senyawa non-hidrokarbon. Karakter dari Gas alam murni yaitu tidak berwarna, tidak berbau,
tidak korosif, tidak beracun, dan ramah lingkungan Sumber Gas alam banyak terkandung
didalam sumur minyak, sumur gas bumi dan tambang batubara. Dari sumber gas alam yang
ada ada gas alam yang terdapat didalam minyak bumi atau batubara yang di sebut Associated
gas dan ada juga gas alam yang hanya mengandung gas alam itu sendiri disebut Non
Associated gas . Dari dua sumber asal gas alam yang lebih banyak yaitu di dalam golongan
non associated dibandingkan associated gas .

Rincian dari Desktripsi Proses

- Persiapan Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam pabrik ammonia adalah gas alam, udara, dan steam.
Gas alam diambil dari Industri pertambangan minyak dan gass seperti contoh PT. Petrokimia
Gersik memperoleh gas alam dari Petrocina dan Kangean, sedangkan udraa bebas diperolah dari
sekitar pabrik dan steam dari boiler utilitas.

- Penghilangan debu dan tetes cairan


Debu beserta cairan Hidrolarbon fraksi berat yang terkandung dalam gas alam dapat
mengganggu jalannya proses, maka perlu dihilangkan terlebih dahulu. Gas alam akan masuk ke
dalam pabrik dan dialirkan ke Feed Gas Knock Out Drum dengan tekanan 18,3 kg/cm2 dan
temperature 15,6ºC bertujuan agar partikel halus dan tetes cairan terpisah, seperti air dan
hidrokarbon fraksi berat dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenisnya dengan gas alam.
Sebagian dari gas alam yang berfraksi ringan akan digunakan sebagai bahan bakar (fuel gas)
dalam primary reformer. Sedangkan sebagian besar lainnya digunakan sebagai bahan baku
pembentukan gas H2 di primary reformer dan secondary reformer dimana sebelumnya
kandungan sulphur dalam gas umpan dihilangkan terlebih dahulu di desulfurizer.
Udara bebas diambil dari sekitar pabrik mula-mula dilewatkan pada air filter untuk memisahkan
debu kemudian keluar dari filter udara tersebut dikompresi dalam air kompresor.

- Kompresi gas alam dan udara


Gas umpan yang masuk ke dalam kompresor akan keluar dengan tekanan 45,7 kg/cm2
dan temperature 399ºC. Kompresor yang digunakan digerakan oleh turbin uap yang selanjutnya
di teruskan menuju desulfurizer untuk dihilangkan kandungan sulfurnya.
Udara setelah melewati air filter kemudian dinaikkan tekanannya di air kompresor yang terdiri
dari tiga tingkat sehingga tekanan akhirnya menjadi 39 kg/cm2 dan temperature 104ºC. Udara
selama dikompresi di dinginkan oleh air cooler. Udara kemudian dipanaskan lebih lanjut di
dalam primary reformer sebelum dikirim ke secondary reformer.

- Penghilangan senyawa Sulfur (S)


Senyawa sulphur sangat bersifat racun terhadap katalis di pabrik amoniak. Oleh karena itu
kandungan sulphur harus dihilangkan. Proses penghilangan senyawa sulphur terjadi dalam
desulfurizer. Senyawa sulphur di dalam gas dibagi menjadi dua tipe yaitu reaktif compound dan
non reaktif compound. Reaktif compound dapat ditangkap dengan mudah oleh katalis ZnO.
Sedangkan non reaktif harus di konversi dulu menjadi H2S oleh katalis Cobalt-Molybden yang
akan mengubahnya menjadi gas H2. Pada tahap ini reaksi berlangsung pada tahap 399ºC dan
tekanan 44,3 kg/cm2.

Bahan pembantu selain bahan baku yang digunakan untuk industri gas h2 dan co2
diantaranya yaitu :

a. Demineralized water

b. Cooling water

c. Nitrogen

2. Untuk memisahkan CO2 dari H2 dapat menggunakan proses absorbansi. Berikut keterangan
mengenai cara kerja dari absorber CO2 beserta gambar dari kolom absorbernya.
Gas sintesa yang keluar dari shift converter akan masuk melalui bagian dasar CO2
Absorber, gas CO2 diserap dengan larutan Benfield. CO2 Absorber dijalankan pada kondisi
tekanan 33kg/cm2 dan temperature 70OC. Dibagian tengah dari kolom absorber dimasukkan
semi-leansolution. Larutan ini berupa larutan Benfield yang masih mengandung CO2 dari
gas yang masuk ke absorber atau disebut juga semi-leansolution , sehingga akan
meningkatkan beban absorbsi dibawah kolom. Gas yang keluar dari bagian bawah kolom
absorber berupa larutan yang kaya akan CO2 akan masuk kedalam CO2 Stripper dalam suhu
107OC akibat pemanasan. Di dalam stripper gas CO2 akan dikontakkan dengan larutan
penyerap murni yang disebut lean-solution.

CO2 Stripper berfungsi untuk memisahkan gas CO2 dan meregenerasi larutan
penyerap yang digunakan. Disini CO2 pada fase cair dilucuti dengan steam bertekanan
rendah sehingga berpindah ke fase gas akibat dikontakkan dengan steam bertemperatur
tinggi. Stripper dioperasikan pada tekanan rendah 0,9 kg/cm2 dan temperature 107OC. Aliran
yang keluar dari bagaian bawah kolom stripper ada dua. Aliran yang pertama dialirkan
menuju absorber dengan temperature 70OC dan aliran yang lain dengan temperature 128 OC
menuju steam drum yang akan dilewatkan dengan steam panas untuk menguapkan CO2. Gas
CO2 sisa akan dialirkan kembali ke absorber dengan temperature 70OC . Disini sebagian air
dan larutan Benfield akan ikut terkondensasi. Gas sintesa tersebut akan dikirim ke metanator.
Kandungan CO2 yang tersisa dalam gas sintesa pada proses ini hanya tersisa di bawah 1000
ppm , dan sisa gas CO2 yang menguap dikirim ke pabrik urea dan pabrik CO2 untuk diolah
lebih lanjut.

3 Apa beda cara kerja secondary reformer dan shift converter dalam mengubah CO menjadi
CO2. Jelaskan secara lengkap.
- Secondary Reforming
Pada Secondary Reforming Udara yang telah mengalami pretreatment kemudian dinaikkan
tekanannya di dalam air compressor, kemudian ditambah sejumlah steam lalu dipanaskan secara
bertahap. Udara dan steam dengan temperature 610ºC dan tekanan 36,2 kg/cm2 selanjutnya
dikirim ke secondary reformer. Gas yang keluar dari primary reformer dengan temperature
810ºC dan tekanan 37,2 kg/cm2 direaksikan dengan udara proses dengan temperature 610ºC di
dalam secondary reformer. Proses ini bertujuan untuk mengontrol bahwa tidak ada O2 yang lolos
ke reaksi berikutnya. Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH4 yang
cukup tinggi, sehingga akan diubah menjadi H2 pada unit ini dengan perantara katalis nikel pada
temperature 1290ºC.
Karena reaksi yang terjadi di dalam secondary reformer bersifat eksotermis maka gas
meninggalkan secondary reformer pada suhu 1005ºC dan menghasilkan gas dengan kadar
metana dibawah 1%. Aliran gas kemudian mengalami pendinginan agar mencapai kondisi di
inlet High Temperature Shift Converter yaitu 371ºC.

Pengubahan gas CO dan H2O uap menjadi CO2 dan H2O


Pengubahan CO dan H2O menjadi CO2 dan H2O berlangsung dalam high temperature
CO shift converter, dimana CO direaksikan dengan excess steam berlebih sehingga
menghasilkan tambahan hydrogen dan karbondioksida. Reaksinya:
CO + H2O CO2 + H2 (reaksi eksotermik)
CO dikonversi menjadi CO2 pada temperature tinggi kecepatan reaksi bertambah tapi
konversinya rendah, untuk memaksimalkan konversi, maka:
1.Gas masuk ke CO shift converter pada suhu 3500C dengan tekanan 16,7 bar
2.Gas keluar reactor pada suhu 4200C dengan tekanan 16,4 bar (untuk meminimalkan kadar CO)
3.Panas hasil reaksi pada reactor digunakan untuk keperluan proses,yaitu :
a.Gas yang keluar dari reactor dialirkan dalam heat exchanger pertama (feed preheater),
panas hasil konversi digunakan untuk memanaskan natural gas dan aliran balik dari H2
bersuhu 200C-3900C
b.Heat exchanger kedua dilewati oleh panas gas digunakan sebagai recovery panas
(memanaskan awak air demineralized sebelum masuk ke boiler, dengan suhu 1050C-
2100C)
c.Heat exchanger ketiga dilewati oleh proses gas dalam Boiler Feed Water (BFW)
preheatrer, umpan boiler,demineralized water, dipanaskan pada suhu 380C-1000C
d.Tahap akhir yaitu proses pendinginan dari gas hasil konversi sampai suhu 380C pada
water cooler.
4.Selama proses pendinginan uap, gas hasil konversi dipisahkan dalam knock out drum
5.Kondensat dapat dicampur dengan demineralized water segar dari demineralize plant5
6.Steam masuk kedalam boiler sebagai feed boiler

- Shift Convertion
Seksi reforming menghasilkan gas yang masih mengandung karbon dalam bentuk CO,
CO2 dan CH4. Khusus untuk CO, gas ini tidak dikehendaki dalam proses reaksi di shift
converter sehingga akan diubah semua CO menjadi CO2 sambil menghasilkan H2. Reaksinya
adalah reaksi eksoterm yaitu melepaskan panas, sehingga panas dapat digunakan untuk
pembangkit steam. Shift converter dibagi menjadi dua bagian yang disebut High Temperature
Shift Converter pada bagian atas dan bagian bawah yang disebut Low Temperature Shift
Converter.
Pada shift convertor terdapat dua bagian yaitu:
a. HTS Converter
HTSC bertujuan untuk mereaksikan sebagian besar CO pada temperature tinggi. HTSC berisi
katalis Fe dan beroperasi pada temperature yang lebih tinggi yaitu 371-450ºC dengan tekanan
34,7 kg/cm2. Gas yang keluar dari HTSC bertemperature 439ºC dengan kadar CO dibawah 4%.
Panas dari HTSC akan dimanfaatkan untuk membangkitkan steam sehingga gas yang keluar dari
HTSC memiliki temperature 203ºC kemudian masuk ke dalam LTS Convertor.

b. LTS Converter
LTSC bertujuan untuk mereaksikan sisa CO sehingga dihasilkan kadar CO yang rendah
dan bisa diterima oleh metanator. LTSC berisi katalis Cu dan beroperasi pada temperature
rendah yaitu 203-245ºC dengan tekanan 34,2 kg/cm2. Temperature keluar dari LTSC sebesar
227ºC dengan kadar CO dibawah 0,5%. Panas dari gas pada LTSC digunakan untuk
pembentukan steam sehingga gas yang keluar memiliki temperature 213ºC kemudian masuk ke
proses pemurnian gas sintesa (CO2 removal dan Metanasi).
Produk gas dari LTSC masih mengandung CO2, CO, H2O, CH4, Argon, H2, dan N2. Untuk
membentuk NH3 hanya dibutuhkan H2 dan N2. Oleh Karena itu gas selain H2 dan N2 sedapat
mungkin harus dihilangkan atau diperkecil konsentrasinya. Gas metana dan argon tidak bisa
dihilangkan karena merupakan gas inert, tetapi kedua gas ini dapat dikurangi akumulasinya
dengan melakukan purging gas di loop. H2O dihilangkan atau dikurangi dengan cara kondensasi
kemudian dipisahkan sebagai process condensate. Gas CO2 dipisahkan dengan cara absorbs oleh
larutan Benfield, sedangkan sisa CO2 dan CO diubah menjadi metana di metanator. Selanjutnya
gas akan didinginkan sehngga mencapai suhu 70ºC yang kemudian setelah dipisahkan dari H2O
akan dialirkan menuju CO2 absorber.

Anda mungkin juga menyukai