Belajar Dan Pembelajaran
Belajar Dan Pembelajaran
Kata Pengantar....................................................................................................................
Dafatar Isi.............................................................................................................................
Pendahuluan
Latar Belakang...................................................................................................
Rumusan Masalah...............................................................................................
Tujuan.................................................................................................................
Pembahasan
Pengaplikasi Teori Kognitif Dalam Proses Belajar Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Anak
Didik..................................................................................................
Penutup
Kesimpulan.............................................................................................................
DaftarPustaka..........................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik.
Negara sebagai lembaga yang menguayakan kecerdaskan kehidupan bangsa merupakan tugas
negara yang amat penting. Namun, di negara-negara berkembang adopsi system pendidikan sering
mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan system pendidikannya sering menjadi kritik dan
kecaman. Adanya perubahan sistem pendidikan setiap adanya perubahan mentri pendidikan juga
turut mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
Pada makalah ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam kegiatan pembelajaran. Teori
Kognitif lebih menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena adanya usaha dari setiap
individu dalam upaya menggali ilmu pengetahuan melalui dunia pendidikan. Penataan kondisi
tersebut bukan sebagai penyebab terjadinnya proses belajar bagi anak didik, tetapi melalui
penggalian ilmu pengetahuan secara pribadi ini diarahkan untuk memudahkan anak didik dalam
proses belajar. Keaktifan siswa menjadi unsur yang amat penting dalam menentukan kesuksesan
belajar. Aktivitas mandiri merupakan salah satu faktor untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
proses belajar dan pembelajaran. Para pendidik (Guru) dan para perancang pendidikan serta
pengembang program-program pembelajaran perlu menyadari akan pentingnya pemahaman
terhadap hakikat belajar dan pembelajaran. Teori belajar dan pembelajaran seperti teori kognitif
penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang
dihadapi.
Pada bagian ini dikaji tentang pandangan kognitif terhadap proses belajar dan aplikasi teori
kognitif dalam rangka meningkatkan prestasi anak didik. Masing-masing teori pendidikan memilki
kelemahan dan kelebihan. Pendidik/pengajar yang professional akan dapat memilih teori mana yang
tepat untuk tujuan tertentu, karakteristik materi pelajaran tertentu, dengan ciri-ciri siswa yang
dihadapi, dan dengan kondisi lingkungan serta sarana dan prasarana yang tersedia.
a. tahap sensory-motor, perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2
tahun. Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motoric dan persepsi yang masih
sederhana. Berikut ciri-ciri tahap sensory-motor:
b. tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia
2-7 tahun. Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya simbol atau bahasa
tanda dan telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak
abstrak.
c. tahap concrete- operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap ini
dicirikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan
logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif.
d. tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada
usia 11-15 tahun. Ciri pokok tahap yang terakhir ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir “kemungkinan”.
1. enaktif : usaha atau kegiatan untuk mengenali dan memahmi lingkungan dengan
observasi, pengalaman terhadap suatu realita.
Pembelajaran bagi aliran kognitif dipandang bukan hanya sekedar mendapat stimulus dan
menghasilkan respons yang mekanistik, tetapi pembelajaran juga melibatkan kondisi mental
didalam individu pembelajar yang berhubungan dengan persepsi, perhatian, motivasi dan
lain-lain. Sehingga belajar dipahami sebagai suatu proses mental yang aktif dalam
memperoleh, mengingat dan menunjukkan kedalam perilaku. Perilaku yang nampak tidak
dapat diamati dan diukur apabila tidak melibatkan proses mental seperti kesadaran, motivasi,
keyakinan dan proses mental lainnya.
Teori belajar kognitif adalah teori yang menjelaskan proses pemikiran dan perbedaan kondisi
mental serta pengaruh faktor internal dan eksternal dalam menghasilkan belajarnya seorang
individu. Apabila proses kognitif bekerja normal, maka perolehan informasi dan
penyimpanan pengetahuan akan bekerja dengan baik pula. Namun apabila proses kognitif
bekerja tidak sebagaimana mestinya, maka terjadilah masalah dalam belajar.
Pandangan Teori Kognitif Tentang Belajar
Menurut teori kognitif, belajar ialah proses internal yanh tidak dapat diamatilangsung. Perubahan terj
adi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuatdalam situasi tertentu. Perubahan
dalam tingkah laku adalah refleksi dari perubahan internal.Seperti halnya teori behavioristik, teori kog
nitif berpendapat bahwa reinforcementdalam sangat penting. Hanya saja reinforcement dalam teori be
havioristik berfungsimemperkuat respon atau tingkah laku, sementara dalam teori kognitif berfungsi s
ebagaisumber umpan balik. Umpan balik ini memberi tahu tentang apa yang mungkin terjadi kalautin
gkah laku diulang-ulang. Dalam teori ini reinforcement juga berfungsi untuk mengurangi
ketidakpastian yang mengarah ke pemahaman dan penguasaan.
Teori kognitif merupakan salah satu teori yang paling mendasari penggunaanya dalam proses
pembelajaran dari pada teori seperti Behavioristik dan Konstruktifistik. Teori kognitif lebih
mementingkan proses belajarnya atau proses menuju pemahaman mengenai sesuatu hal.
Berbeda jauh dengan teori Behavioristik yang lebih mementingkan hasilnya.
Para pakar teori kognitif seperti Piaget, Bruner, dan Ausubel memberikan makna tersendiri
tentang teori kognitif. Menurut Piaget kegiatan belajar terjadi seturut dengan pola tahap-
tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalu proses asimilasi, akomodasi
dan equilibrasi.
1.
1. Teori ini dianggap dekat dengan psikologi belajar daripada teori belajar, sehingga dalam
proses belajar menjadi tidak mudah
2. Teori ini dianggap sulit dipraktekkan secara murni karena seringkali merasa bingung untuk
memahami unsur-unsur kognitif menjadi bagian-bagian yang jelas
3. Teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan
4. Teori ini sulit dipraktekkan khususnya ditingkat lanjut
5. Beberapa dari teori ini sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
Kesimpulan
Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan
dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir,
bersambung-sambung, dan menyeluruh. Ibarat sesesorang yang memainkan musik, tidak hanya
memahami not-not balok pada partitur sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi
sebagai suatu kesatuan yang secara utuh masuk ke dalam pikiran dan perasaannya. Teori belajar
kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal
pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam
konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang kompleks dan
mementingkan proses belajar. Dari belajar teori ini terdapat Kelebihan dan Kelemahan yaitu :
Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.