Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR

ega nur fadillah


AKUN DIBLOKIR

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.


Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui tur bantuan.

NULIS
EDU KASI

Pancasila dalam Konteks Sejarah

20 November 2018   13:58 | Diperbarui: 20 November 2018   13:58


23476 | 0 | 0 |

1. BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia, sebelum pancasila
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada
pada masyarakat bangsa Indonesia, seperti nilai-nilai adat-istiadat,
kebudayaan serta nila-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada sejak
zaman dahulu sebelum Indonesia merdeka dan telah masyarakat amalkan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga nilai-nilai
pancasila sendiri berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang
ada pada masyarakat tersebut diangkat dan dirumuskan secara formal oleh
para pejuang kemerdekaan menjadi dasar negara republik Indonesia. Proses
perumusuan dasar negara tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI.
Sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, dilanjutkan dengan sidang kedua
serta disahkannya pancasila sebagai dasar lsafat negara Indonesia.
Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit
politik yang digunakan para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita
memahami nilai-nilai Pancasila secara utuh terutama Pancasila sebagai jati
diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman dari sejarah perjuangan
bangsa indonesia membentuk suatu negara yang erat kaitannya dengan
perumusan Pancasila sebagai dasar Negara. Selain sebagai dasar negara

NULIS
Pancasila juga sebagai ruh bangsa negara, pandangan hidup Bangsa, jiwa dan
kepribadian hidup bangsa serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
pada waktu para pejuang mendirikan negara.

Rumusan Masalah
Bagaimana nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan ?
Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan ?
Bagaimana proses terjadinya Proklamasi Kemerdekaan 1945 ?
Tujuan
Dapat memahami nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan.
Dapat memahami perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan.
Dapat memahami pproses terjadinya Proklamsi Kemerdekaan 1945.

BAB II
ISI

Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional


Menurut sejarah, kira-kira pada abad ke VII-XII bangsa Indonesia
mendirikan kerajaan telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera
Selatan dan kemudian pada abad ke XIII-XVI didirikan pula kerajaan
Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu merupakan tonggak sejarah
bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada masa itu telah memenuhi
syarat-syarat suatu bangsa yang mempunyai negara. Kedua kerajaan itu
merupakan negara-negara berdaulat bersatu serta mempunyai wilayah
merupakan negara negara berdaulat, bersatu, serta mempunyai wilayah

yang meliputiseluruh nusantara ini. Pada zaman tersebut, kedua kerajaan itu
mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Menurut Mr.Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaa Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan
warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia
terbentuk melalui tiga tahap. Pertama, zaman Sriwijaya dibawah wangsa
Syailendra (600-1400). Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-
1525). Kedua tahap negara kebangsaan tersebut adalah negara kebangsaan
lama. Ketiga, negara kebangsaan modern, yaitu negara Indonesia merdeka 17
Agustus 1945.
Masa Kerajaan Sriwijaya
Pada abad ke VII berdirilah kerjaan Sriwijaya di bawah kekuasaan wangsa

NULIS
Syailendra. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dengan menggunakan
huruf pallawa tersebuut dikenal juga sebagai kerajaan maritime yang
mengandalkan jalur perhubungan laut. Kerjaan Sriwijaya menguasai Selan
Sunda, kemudian Selat Malaka. System perdagangan telah diatur dengan
baik, dimana pemerintahan memlalui pegawai raja membentuk suatu badan
yang dapat mengumpulkan hasil kerajinan rakyat sehingga rakyat
mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Dalam system pemerintahan
sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerjaan, rohaniawan
yang menjadi pengawas teknis pembangunan Gedung-gedung dan patung-
patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan system negaranya
dengan nilai-nilai ketuhanan.
Pada zaman sriwijaya telah dibuat universitas agama Budha yang sudah
dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini bias melanjutkan studinya ke
negara India, seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan Bersama dalam
suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya, sebagaimana tersebut
dalam perkataan "marvuat vannua Criwijaya Siddhayatra Subhiksa" (suatu
ckita-cita negara yang adil dan makmur).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, tata pemerintahan atasa dasar musyawarah dan
keadilan social telah telah terdapat sebgai asas-asas yang menjiwai bangsa
Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum
dirumuskan secara konkret. Dokumen tertulis yang membuktikan
terdapatnya unsur-unsur tersebut adalah prasasti-prasasti di Talang Batu,
Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur.
Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah
menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut.
Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu
hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dan India (Dinasti
Harsha). Pengiriman para pelajar untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-
nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Nilai sila ketiga, sebagai negara maritime, Sriwijaya telah menerapkan
konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara.
Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
Niai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan,
sehingga kehidupan rakyatnya sangan makmur.
Masa Kerajaan Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerjaan-kerjaan di Jawa

NULIS
Tengan dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu kerajaan Kalingga (abad
ke-VII) dan Sanjaya (abad ke-VIII), sebagai re eksi punjak budaya dari
kerajaan tersebut adalah dibangunnya Candi Borobudur (candi agama Budha
pada abad ke-IX) dan Candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-
X).
Di Jawa Timur muncul juga kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke-IX),
Dharmawangsa (abad ke-X), dan Airlangga (abad ke-XI). Agama yang diakui
kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu, dan agama Syiwa yang telah
hidup berdampingan secara dami. Nilai-nilai kemanusiaan telah tercermin
dalam kerjaan ini, terbukti menrut prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga
telah mengadakan hubungan dangan dan bekerjasama dengan Benggala,
Chola, dan Champa. Nilai-nilai sila keempat telah terwujud yaitu dengan
diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut
Airlangga dengan rakyat dan kaum Bramhana. Sedangkan nilai-nilai keadilan
social terwujud pada saat Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat
tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat.
Bahkan, pafda masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali yang terdapat
dalam buku Negarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Empu Tantular. Dalam buku tersebur istilah Pancasila disampung
mempunyai arti "berbatu sendi lima" (dalam Bahasa Sansekerta), juga
mempunyai arti "pelaksana kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama).
Tidak boleh melakukan kekerasan.
 Tidak boleh mencuri.
Tidak boleh berjiwa dengki.
Tidak boleh berbohong.
Tidak boleh mabuk minuman keras.
Pada abad ke-XIII, berdiri kerajaan Singasari di Kedi, Jawa Timur, yang ada
hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemas an
kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengsan
Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang
dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.

Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah tebukti pada waktu Hindu dan Budha
hidup berdampingan secara damai. Empi Prapanca menulis Negarakertagama (1365)
yang didalamnya telah terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku
Sutasoma di mana dalam buku itu terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi
"Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua", artinya walaupun berbeda-beda,
namun satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan berbeda. Hal ini

NULIS
menunjukan realitas beragama pada saat itu. Seloka toleransi ini juga diterima
kerajaan oleh Kerajaan Pasai di Sumatera sebagai bagian Kerjaan Majapahit yang telah
memeluk agam Islam.

Sila kemanusiaan telah terjwujud, yaitu hubungab Raja Hayam Wuruk dengan baik
dengan kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu, juga
mengadakan persahabatan dengan negara-negara atas dasar Mitreka Satuta,

Perwujudan nilai-nilai perstauan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan kerajaan,


khususnya Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada yang diucapkannya pada siding
Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331, yang berisi tentang cita-cita
mempersatukan nusantara raya yang berbunya "Saya baru akan berhenti puasa makan
palapa, jika seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasan negara, jika gurun, Seram,
Tanjung, Haru, Pahang, Dhampo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik telah
dikalahkan.

Sila kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga telah
dilakukan oleh system pemerintahan Kerajaan Majapahit. Menurut Pasasti Brungbung
(1329) dalam tata pemerintahan Majapahit terdapat semacam penasehat kepada
kerajaan, seperti Rakyaan I Hino, I Shirikan dan I Halu yang berarti memmberi nasehat
kepada raja. Kerukunan gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah
menambuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan maslah
Bersama. Sedangkan perwujudan sila keadilan social adalah sebagai wujud dan
berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya ditopang dengan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya.

B d k i i di t d t kit h ib h S i ij d Mj hit
Berdasarkan uraiain di atas dapat kita pahami bahwa zaman Sriwijaya dan Mjapahit
adalah sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam menggapai cita-

citanya.

Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan


Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama
tempeh-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar
Indonesia, menyebabkan bangsa asing (Eropa) masuk ke Indonesia. Bangsa
Eropa yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia
yaitu, Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Masuknya Bangsa Eropa
seiring dengan kemundurannya Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari
persilihan dan perang saudara, yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah
ditinggalkan, walaupun pada abad ke-XVI agama Islam berkembang dengan
pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Samudera Pasai,

NULIS
dan Demak, tampaknya tidak mampu membendung tekanan bangsa Eropa
 memasuki Indonesia.
Bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi
Indonesia ini. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan
penjajahan Eropa pada khsususnya Belanda. Masa penjajahan Belanda itu
dijadikan  tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapi cita-
citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang telah dicapai bangsa
Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan
negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah diinjak-
injak penjajah.
Perjuangan sebelum abad ke-XX
Kita mengenal nama-nama pahlawan bagsa yang berjuang dengan gigih
melawan pejajah. Pada abad ke-XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah
digerakkan oleh Sultan Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan
Ki Tapa di Banten (1650), Hasanuddin di Makasar (1660), Iskandar Muda di
Aceh (1635), Untung Surapati dan Trunojoyo di Jawa Timur (1670), Ibnu
Iskandar di Minangkabau (1680), dll.
Pada permulaan abad ke-XIX, dalam memperkuat kolonialismenya, penjajah
Belanda mengubah system yang semula berbentuk persoalan dagang
partikelier yang bernama VOC berganti dengan badan pemerintahan resmi,
yaitu pemerintahan Hindia Belanda. Kemudian Belanda mendapat
perlawanan dari bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817), Imam
Bonjol di Minangkabau (1822-1837), Diponegoro di Mataram (1825-1830),
Badaruddin di Palembang (1817). Pangeran Antasari di Kalimantan (1860),
Jelantik di Bali (1850), Anang Agung Made di Lombok (1895), Teuku Umar,
Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nya'Din di Aceh (1873-1904), si Singamangaraja di
g g

Batak (1900). Hal ini membuktikan betapa pentingnya persatuan dalam


menghadapi penjajah.
Kebangkitan Nasional 1908
Pada awal abad ke 20 adalah awal dari kebangkitan Indonesia yang dimulai
dengan berdirinya organisasi-organisasi seperti Budi Utomo pada tanggal 20
mei 1908 dengan tokohnya yang terkenal adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Kemudian muncul organisasi Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909,
dan berubah nama menjadi Serikat Islam (SI) pada tahun 1911, dibawah
pimpinan H.O.S.Tjokro Aminoto. Berikutnya muncul pila Inddiche Partij pada
tahun 1913 yang dipimpim oleh Douwes Dekker, Cipto Mangun Kusumo, dan
Ki Hajar Dewantara. Dan pada tahun 1927 berdirilah sebuah partai politik
yang di pelopori Ir.Soekarno dan kawan-kawan yaitu PNI (Partai Nasional

NULIS
Indonesia).
Sumpah Pemuda 1928
Pada tanggal 28 oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah
perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda
Indonesia yang di pelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto dan
lain-lain mengumandangka sumpah pemuda yang berisi pengakuan akan
adanya bangsa, tanah air, dan bahasa satu yaitu Indonesia.
Melalui sumpah ini makin tegaslah apa yang diinginkan bangsa Indonesia,
yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya
persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat mutlak . sebagai tali
pengikat persatuan ini adalah Bahasa Indonesia.
Sebagai realisasi perjuangan bangsa Indonesia, pada tahun 1930 berdirilah
Partai Indonesia yang disingkat dengan Partindo sebagai pengganti dari PNI
yang dibubarkan. Kemudian golongan Demokrat yang terdiri atasa Moh.
Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI baru, dengan semboyan
kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
 Perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang
Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasi k, dengan di bomnya
Pearl Harbour oleh Jepang. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang
masuk ke Indonesia menghalau penjajah Belanda. Peristiwa penyarahan
Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati Jawa Tengah tanggal
8 Maret 1942.
Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan
Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh karena itu, Jepang
memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Akan tetapi, hal itu hanya tipu muslihat agar rakyat
Indonesia Raya. Akan tetapi, hal itu hanya tipu muslihat agar rakyat
Indonesia mau membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda.

Kemudia Indonesia mendapatkan penderitaan dan penindasan yang luar


biasa. Kemerdekaan Indonesia semakin merasa menjauh, bahkan tidak ada
tanda-tandanya sama sekali. Kekecewaan rakyat Indonesia ini menyebabkan
adanya perlawanan-perlawanan terhadap Jepang, seperti pemberontakan
Peta di Blitsr.
Kemudian Jepang membujuk bangsa Indonesia agar mendapat bantuan dari
rakyat Indonesia. Mereka mengumumkan janji keduanberupa kemerdekaan
tanpa syarat yang disampaika seminggu sebelum Jepang menyerah. Bangsa
Indonesia diperkenankan memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan
menganjurkan agar berani mendirikan negara Indonesia meredeka di
hadapan musuh Jepang.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945

NULIS
Pembahasan pada subbagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan
UUD 1945, proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan
Pancasila dasar negara dan UUD 1945.
Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945
Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang
menumumkan akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Tyosakai). Badan Penyelidik ini
kemudian dibentuk pada tanggal 29 April 1945. yang beranggotakan 60 orang
dan anggota tambahan 6 orang, yang diketuai oleh Dr.K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat.
Dengan adanya Badan Penyelidik ini Bangsa Indonesia telah dapat secara
legal mempersiapkan kemerdekaannya, merumuskan syarat-syarat yang
harus dipenuhi Negara merdeka.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Badan Penyelidik mengadakan sidang pertama.
Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut.
 
Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Beliau mendapatkan kesempatan pertama mengemukakan pidatonya.
Pidatonya berisikan lima asas dasar utnuk Negara yaitu:
Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat

Setalah berpidato beliau menyampaikan usulan tertulis mengenai Rancangan UUD


Setalah berpidato beliau menyampaikan usulan tertulis mengenai Rancangan UUD
Republik Indonesia yang berbunyi:

Ketuhanan Yang Maha Esa.


Kebangsaan persatuan Indonesia.
Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

SELANJUTNYA

HALAMAN : 1 2

LIHAT SEMUA

NULIS
VIDEO PILIHAN

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB PENULIS.

LABEL pancasila sejarah sejarahpancasila pkn pendidikankewarganegaraan

pancasiladalamkontekssejarah makalah makalahpkn humaniora edukasi

POWERED BY GENIEE
Saya menghasilkan 225 juta Gadis pelajar ciptakan diet Dokter telah menemukan
rupiah sebulan dengan trik untuk orang malas. -32 kg penyebab bau busuk dari
ini! selamanya! mulut! Baca disini

NULIS
Bagaimana cara Alis yang indah bukanlah Nyeri lutut sembuh dan
mengembalikan penglihatan mitos kembali remaja seperti 18
100% tanpa operasi? tahun!

REKOMENDASI

Disponsori

[Humor] Saking Sudah Kebelet, Ibu How can We Make a Better World Today,
Mertuapun Dikira Istri Sendiri Together?
Hitachi Social Innovation
Disponsori

Tantangan Penggunaan E-Rekap di US China Trade War: latest news &


Pilkada 2020 coverage
CNA
Recommended by

NULIS
KOMENTAR

Tulis Tanggapan Anda

KIRIM

LIHAT SEMUA KOMENTAR

TERBARU

Review web UNS fakultas hukum


Imam Asidiki
0

Rekomendasi Jalan-Jalan Seru di Seminyak Bali


Alvionita Nur
0

Merubah hobi menjadi bisnis


Zikri
0
Kurang Diperhatikan, UMKM Dusun Macan Ireng Desa Dadapan Kabupaten Rembang
Perlukan Fasilitator
Isna Farhatina
0

HEADLINE

Sepertinya Saya Tidak akan Membeli Baju Baru Selama Setahun


Ire Rosana Ullail
65

Tips untuk Anda yang Sering Lupa Tempat Meletakkan Kunci


Sahyul Pahmi

NULIS
63

"Sarri(ball) Out" Saja?


S Aji
240

Model Kemitraan Perusahaan "Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka"


Yupiter Gulo
139

TENTANG KOMPASIANA

SYARAT DAN KETENTUAN

FAQ KOMPASIANA

KONTAK KAMI

JARINGAN

© 2018 KOMPASIANA.COM. A SUBSIDIARY OF KG MEDIA.


ALL RIGHTS RESERVED

Anda mungkin juga menyukai