Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nanda Ladepi

Nim : 15919038
Mata Kuliah : Audit Lanjutan
Kelas : MAKSI 12

Auditor Investigatif Layaknya Seorang Detektif


Audit investigatif merupakan audit yang dilakukan dalam upaya untuk mengungkapkan
adanya indikasi kuat terjadinya kecurangan yang berakibat kepada kerugian yang diderita
oleh pihak-pihak terkait baik berupa suatu institusi maupun terhadap perorangan. Adapun
proses yang dilalui memiliki target agar terselesaikannya berbagai indikasi kepada suatu
kejelasan dan ketetapan secara hukum atas tindak kecurangan.
Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang tidak
disentuh oleh opini audit. Audit investigatif diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak
adanya fraud dan perbuatan melawan hukum. Meskipun tujuan opini audit berbeda dari audit
investigatif, teknik auditnya sama. Hal yang berbeda hanyalah penerapan yang lebih intens
dalam audit investigatif. Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar,
dengan fokus pada pengumpulan bukti hukum untuk menentukan apakah seseorang
melakukan fraud atau tidak.
Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang
bukti sesuai dengan hukum acara atau pembuktian yang berlaku.
Jika auditor dalam audit investigatif memanfaatkan teknik observasi misalnya,
perhitungan persediaan barang untuk menentukan apakah persediaan barang tidak terlalu
banyak, dibandingkan dengan jumlah pesanan ekonomis. Ia melihat potensi fraud dalam
pengadaan barang yang berlebihan.
• Apa yang dilihat dalam audit investigasi?
1. Kecurangan (fraud)
Pengertian kecurangan (fraud) ialah serangkaian irregularities dan illegal acts yang
dilakukan untuk menipu atau memberikan gambaran kekeliruan terhadap pihak lain yang
dilakukan pihak intern dan atau ekstern suatu organisasi dengan tujuan menguntungkan
dirinya sendiri dan orang lain dengan merugikan orang lain.

1|Audit Investigasi
Standar Profesional Akuntan Publik (PSA Nomor 70 seksi 316.2 paragraf 4) kecurangan
(fraud) adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan.
Kecurangan (fraud) merupakan tindakan pidana yang menguntungkan diri sendiri atau
organisasi atau keduanya (Albrecht, W. Steve dan Chad O. Albrecht. 2003, 27). Ada tiga
motif seseorang melakukan kecurangan, yaitu :

- Perceived pressure,
- Perceived opportunities
- Rationalizations.
Menurut Karni (2000, 38) menyebutkan bahwa kecurangan (fraud) terjadi akibat tekanan
kebutuhan dari seseorang, dan lingkungan yang memungkinkan untuk bertindak GONE yaitu:
G: Greed →keserakahan, ketamakan, kerakusan
O: Opportunity → kesempatan
N: Need → kebutuhan.
E: Exposure → pengungkapan
2. Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio berarti penyuapan, dan coruptore berarti
merusak. Adapun arti harfiah korupsi diartikan sebagai kejahatan, kebusukan, dapat disuap,
tidak bermoral, kebejatan, dan ketidakjujuran (Hartanti, 2006, 8).
Unsur-unsur tindak pidana korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah :
a. Melakukan perbuatan melawan hukum
b. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
c. Menyalahgunakan kekuasaan, kesempatan atas sarana yang ada padanya karena
jabatan dan kedudukannya dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi.
Dalam tata cara pemeriksaan dan sifat pemeriksaannya atau mengikuti kaidah atau
metodologi audit internal, audit investigasi lebih dikenal dengan fraud audit atau pemeriksaan
kecurangan.
Fraud audit adalah kombinasi aspek audit forensik atau investigasi forensik atau uji
menyeluruh semua materi pemeriksaan dengan teknik internal kontrol dalam tata cara
internal audit.
METODOLOGI

2|Audit Investigasi
Menurut metodologi internal audit, seorang fraud auditor dapat melakukan pengujian
atau pemeriksaan beberapa hal yang berkaitan dengan subyek auditnya atau prosedur kerja
dan organisasi di mana kecurangan diduga terjadi dan orang yang bersangkutan.
Karena menyangkut beberapa hal, termasuk teori penunjang, aturan main, wawancara,
pengujian materi atau bahan bukti, peraturan normatif, seorang fraud auditor haruslah sangat
cakap di bidangnya. Di mana sebelumnya, dia harus mempunyai bekal pengetahuan yang
cukup mengenai bidang apa yang akan dilakukan pengujian olehnya, yang menyangkut
material atau uji forensik tersebut.
Apabila terjadi dugaan fraud atau kejahatan di bidang logistik, misalnya, seorang fraud
auditor harus memiliki pengetahuan tentang kelogistikan, aturan pelaksanaan tender, sistem
finansial, termasuk lalu lintas barang, sistem pengangkutan, aturan perdagangan-termasuk
impor-ekspor, kontrol kualitas, perpajakan, tarif, pergudangan, bongkar muat, dan sistem
ekspedisi sebelum dapat menyelidiki atau melakukan audit investigasi pada bidang logistik
tersebut. Bila tidak punya pengetahuan dan pengalaman yang cukup, sang auditor lebih baik
mundur dalam menerima tugas itu atau kalau dia memaksa dan terpaksa melakukannya, ada
kemungkinan hasil investigasi tidak akan maksimal dan kemungkinan dia akan goyah dan
akhirnya dibeli oleh orang yang diaudit (auditee).
Terlebih dulu seorang fraud auditor harus memahami posisi dan keberadaan seorang
auditee dalam organisasi beserta susunan lengkap organisasi tempat dia sehari-hari bertugas,
tugas dan tanggung jawabnya, latar belakang pendidikannya, sejarah keluarganya, hubungan
dagang dan pribadinya, kebiasaan sehari-harinya, yang memerlukan suatu pengamatan yang
harus cermat dan akurat.
TEKNIK INVESTIGASI
Untuk mendapatkan hasil investigasi yang maksimal, seorang fraud auditor harus juga
menguasai beberapa teknik investigasi, antara lain:
1. teknik penyamaran atau teknik penyadapan
2. teknik wawancara, apabila akan menghadapi sang auditee, orang-orang yang diduga
memiliki info yang dibutuhkan atau bahkan sang bosnya si auditee
3. teknik merayu untuk mendapatkan informasi, apakah dengan memakai kesanggupan
sendiri atau dengan bantuan orang lain
4. mengerti bahasa tubuh, dalam membaca posisi si auditee, bohong atau jujur, dan
dapat dilakukan dengan bantuan software, seperti CAAT (computer assisted audit
tools).

3|Audit Investigasi
Fraud auditor dapat melakukan pembacaan data atau penyitaan berkas yang diduga
mempunyai kaitan dengan fraud yang sedang diselidiki atau dengan memotret ruangan atau
benda yang diduga memiliki kaitan dengan peristiwa.
Pekerjaan fraud auditor mirip dengan pekerjaan penyelidikan atau penyidikan kepolisian,
di mana penyidikan kepolisian dipakai untuk suatu projustisia, sedangkan fraud audit
investigasi digunakan untuk keperluan internal. Apabila seorang audit BPK, misalnya, ia
harus melaporkan hasil audit investigasi kepada Ketua BPK dalam bentuk laporan rahasia
yang memuat kesimpulan hasil audit, atau opini, lengkap dengan semua berkas, bukti, foto,
hasil wawancara, bukti material, dan lain sebagainya, sesuai dengan maksud audit forensik
tersebut.
HASIL INVESTIGASI
Hasil audit investigasi tidak boleh dibocorkan kepada pihak yang tidak berhak
mengetahuinya, di mana hasil ini biasanya telah diklarifikasi dan dibacakan ulang kepada si
auditee, agar auditee mengerti sejauh mana investigasi dan eksaminasi dilakukan dan hasil
yang didapatkan.
Disebut keperluan internal karena sang auditor terikat dengan audit metodologi dengan
melaporkan apa adanya suatu hasil investigasi dan auditor free to comment kepada atasannya
dalam mengemukakan pendapatnya sebagai seorang auditor berdasarkan temuan dan
dikategorikan preliminary summary (hasil sementara). Hasil atau kesimpulan sementara ini
akan disikusikan dengan bos sang auditor sebelum dibuatkan keputusan final dan keputusan
final hasil audit yang disebut executive summary akan dibuat oleh kepala audit kepada siapa
sang auditor bertanggung jawab.
Hasil audit investigasi dapat dianggap dan digunakan sebagai bukti awal untuk
menunjang suatu pembuatan BAP oleh kepolisian atau kejaksaan atau bukti pendahuluan
bagi Komisi Pemberantasan Korupsi bila memang suatu fraud diduga terjadi yang mengarah
kepada suatu peristiwa kriminal atau crime acts, dalam hal ini adalah korupsi.
Audit investigasi adalah sebuah pekerjaan profesional atau expert works. Oleh karena itu,
seorang fraud auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup, dan selayaknya seorang
fraud auditor adalah seorang auditor yang telah diakui kecakapannya dengan mengantongi
CFE (Certified Fraud Examiner) yang dikeluarkan Instute of Internal Auditor (IIA) melalui
tahapan penguasaan beberapa modul yang telah dipersyaratakan secara internasional.
Boleh dikatakan fraud auditor adalah orang suci yang bergeming dengan tawaran yang
mungkin diberikan oleh daerah terperiksa, di samping pekerjaannya penuh risiko ancaman
dari terperiksa. Untuk itu memang sangat diperlukan undang-undang proteksi bagi seorang

4|Audit Investigasi
fraud auditor, termasuk perlindungan bagi saksi suatu perkara. Selayaknya imbalan atau gaji
seorang fraud auditor harus sepadan dengan risiko pekerjaannya karena sejarah mencatat di
mana pun di dunia ini seorang fraud auditor selalu menghadapi risiko terhadap pekerjaannya,
bergantung pada besar kecilnya suatu pemeriksaan yang dilakukannya.

5|Audit Investigasi
REFERENSI

http://www.jtanzilco.com/blog/detail/370/slug/audit-investigatif-dengan-teknik-audit
http://www.antikorupsi.org/id/content/audit-investigasi-bukan-sekadar-audit
http://auditing.id/memahami-secara-sederhana-praktik-audit-investigatif/

6|Audit Investigasi

Anda mungkin juga menyukai