Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan dan masalah pokok organisasi ekonomi,
dan berikan contoh yang relevan dengan masa sekarang!
2. Jelaskanlah perkembangan deskripsi dan kebijakan ekonomi dengan contoh yang relevan
dengan keadaan sekarang!

Jawaban :

1. Kita tahu bahwa masalah dasar ekonomi adalah kelangkaan (en: scarcity) yang terjadi
karena keinginan manusia yang tidak terbatas dalam dunia yang memiliki sumber daya yang
terbatas. Akibatnya muncul tiga pertanyaan dalam organisasi ekonomi, yaitu:
1) Apa (what) yang sebaiknya diproduksi dan seberapa banyak?
2) Bagaimana (how) sumber daya digunakan dalam memproduksi barang tersebut?
3) Untuk siapa (for whom) barang tersebut dihasilkan?
Terkait dengan pendistribusian penghasilan dan konsumsi pada kelas dan individu yang
berbeda.
Masalah ekonomi yang terkaitan dengan hal yang dimkasud yaitu kelangkaan adalah
terbatasnya ketersediaan masker, hand sanitizer, alcohol, peralatan pelindung medis terkait
menyebarnya virus Covid-19 & meningkatnya harga bahan makanan di pasaran. Kelangkaan
ini disebabkan karena adanya panic buying.
Contohnya : Penyebaran wabah Coronavirus .Secara massive memang membuat semua
pihak kini lebih siaga dan waspada terhadapnya. Walau ada secercah harapan bahwa pasien
suspect Coronavirus dapat sembuh, namun hal ini nampaknya bertolak belakang dengan
reaksi publik di lapangan.Kelangkaan serta tidak terkontrolnya harga masker medis dan
cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di pasaran merupakan salah satu gambaran akan
reaksi publik betapa mereka masih diliputi oleh rasa panik dan ketakutan kepada
Coronavirus. Padahal kita ketahui kedua item tersebut setidaknya memiliki peran guna
mencegah penyebaran Coronavirus agar tidak meluas. Menyangkut hal diatas, pertanyaan
tertuju kepada pemerintah akan apa upaya mereka dalam mengendalikan situasi yang
merugikan tersebut? Di saat orang banyak diminta lebih waspada dan sangat membutuhkan
kedua item itu untuk mencegah penyebaran Coronavirus, justru di sisi lain diduga ada
oknum yang tidak bertanggungjawab bermain guna mencari keuntungan.

2. Kebijakan ekonomi adalah mengacu pada tindakan sebuah kebijakan pemerintah dalam
mengambil kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi, kebijakan ini dapat pula mencakup
didalamnya sistem untuk menetapkan sistem perpajakan, suku bunga dan anggaran
pemerintah serta pasar tenaga kerja, kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari
intervensi pemerintah ke dalam perekonomian. Menurut definisi diatas menimbulkan
pertanyaan kebijakan ekonomi apa yang diambil oleh pemerintah di tengah mewabahnya
Virus Covid-19. Sekarang virus corona Covid-19 telah menjadi pandemi global. Epidemi
corona akan membawa konsekuensi kerusakan ekonomi yang tak pernah terbayangkan oleh
para pemangku kebijakan ekonomi. Pada waktu krisis ekonomi global 2008, bank sentral
terkemuka dunia memimpin penanganan dampak krisis global tersebut. Ketika wabah corona
mulai mengganggu, bank sentral diharapkan mampu melakukan tindakan yang sama.
The Fed, bank sentral Amerika Serikat, sudah memangkas suku bunga acuan sebesar 50
basis point, pemotongan terbesar dalam satu dekade dalam satu waktu. Tapi, tanpa disertai
kebijakan pendukung lain, hal ini tampaknya semakin membuat pasar kehilangan arah.
Hanya beberapa menit setelah pengumuman pemangkasan bunga, pasar modal bahkan
semakin lesu.
Sebenarnya gonjang-ganjing pasar saham tidak mencerminkan kondisi aktual ekonomi
riil, yaitu hampir tidak terkait dengan ketidakseimbangan di pasar barang dan jasa. Namun
pasar modal mencerminkan keyakinan terhadap kondisi ekonomi riil. Kemerosotan pasar
saham sering terjadi hanya karena kecemasan yang dipicu oleh self-fulfilling prophecies.
Karena itu, krisis global mengharuskan tindakan global yang komprehensif. Untuk
mengatasinya, organisasi multilateral, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional,
seharusnya segera membentuk gugus tugas yang terdiri atas, katakanlah, 20 ekonom (C20)
dengan keahlian yang beragam dan memahami isu-isu kesehatan dan geopolitik.
Di sisi lain, China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Indonesia sering
melakukan kegiatan impor dari China dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar
Indonesia. Adanya virus Corona yang terjadi di China menyebabkan perdagangan China
memburuk. Hal tersebut berpengaruh pada perdagangan dunia termasuk di Indonesia.
Penurunan permintaan bahan mentah dari China seperti batu bara dan kelapa sawit akan
mengganggu sektor ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan harga
komoditas dan barang tambang.
Penerimaan pajak sektor perdagangan juga mengalami penurunan padahal perdagangan
memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas mengalami penurunan yang disebabkan
karena China merupakan importir minyak mentah terbesar. Selain itu, penyebaran virus
Corona juga mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal China menjadi pusat
produksi barang dunia. Apabila China mengalami penurunan produksi maka global supply
chain akan terganggu dan dapat mengganggu proses produksi yang membutuhkan bahan
baku dari China. Indonesia juga sangat bergantung dengan bahan baku dari China terutama
bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part elektronik, komputer dan furnitur.
Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati
saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar.
Investor bisa menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi
pasarnya berubah. Di bidang investasi, China merupakan salah satu negara yang
menanamkan modal ke Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari
China untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan ini menyebabkan sejumlah
maskapai membatalkan penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi
meskipun mayoritas bangku pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang. Para
konsumen banyak yang menunda pemesanan tiket liburannya karena semakin meluasnya
penyebaran virus Corona. Keadaan ini menyebabkan pemerintah bertindak dengan
memberikan diskon untuk para wisatawan dengan tujuan Denpasar, Batam, Bintan, Manado,
Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa juga
memberlakukan aturan dimana maskapai penerbangan harus menggunakan sekitar 80 persen
slot penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa agar tidak kehilangan slot ke maskapai
pesaingnya. Bukan hanya di Indonesia yang membatasi perjalanan ke China, namun negara-
negara yang lain seperti Italia, China, Singapura, Rusia, Australia dan negara lain juga
memberlakukan hal yang sama (www.cnnindonesia.com).
Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data Badan Pusat Statistik
(BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019
yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019. Penyebaran virus
Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Sektor-
sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan
terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40
persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga berdampak
pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para wisatawan.
Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail. Adapun daerah yang sektor
retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan
dan Jakarta. Penyebaran virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan
membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga
akan menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM
mendominasi unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga kerja.
Beberapa langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi dampak dari virus
Corona ini adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps
menjadi 4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku bunga
Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan
ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19. Bank Indonesia akan mencermati
perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menjaga agar inflasi dan stabilitas
eksternal tetap terkendali serta memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi
(www.bi.go.id).
Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat memberikan
dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah terbukanya peluang pasar
ekspor baru selain China. Selain itu, peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat
terlaksana karena pemerintah akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam
negeri daripada menarik keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai koreksi agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang.

Dampak yang disebabkan oleh virus Corona bukan hanya di Indonesia saja melainkan di
beberapa negara di belahan dunia. Pada tanggal 22-23 Februari 2020 telah berlangsung
pertemuan G20 yang diadakan di Arab Saudi. Anggota G20 ini terdiri dari Amerika Serikat,
Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia,
Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan Uni
Eropa. Wabah virus Corona menjadi topik diskusi pada pertemuan tersebut. Dalam
pertemuan G20, negara-negara G20 menyampaikan simpati kepada masyarakat dan negara
yang terdampak virus Corona, khususnya China. Munculnya berbagai tekanan global, salah
satunya adalah Covid-19 mendorong negara-negara G20 untuk meningkatkan kerja sama
dengan mempererat kerja sama internasional. Negara-negara G20 juga sepakat memperkuat
pemantauan terhadap risiko global khususnya yang berasal dari Covid-19, serta
meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi risiko dan sepakat untuk
mengimplementasikan kebijakan yang efektif baik dari sisi moneter, fiskal, maupun
struktural (www.bi.go.id).

Anda mungkin juga menyukai