PEMBAHASAN
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut
dengan akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama
sekali tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan
lumen tuba.
Definisi Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah salah satu tipe dari Vaginitis,
merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual, terutama sebagai Penyakit Menular
Sexual (PMS) dan sering menyerang traktus urogenitalis
bagian bawah yang dapat bersifat akut atau kronik dan pada
wanita maupun pria, namun pada pria peranannya sebagai
enyebab penyakit masih diragukan.
Definisi silifis
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit
tersebut ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat
Laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat
akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat
dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan penyakit
sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang
normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi
janin. ( Soedarto, 1990 ).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Treponema pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat
kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh
dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten dan
dapat ditularkan dari ibu ke janin.
B. Etiologi Infeksi Taktus Genetalia
Trikomoniasis
Silifis
C. Manifestasi klinis
Gejala umum yang ditimbulkan oleh TRIKOMONIASIS ini antara lain:
Peradangan
Pada wanita, trikomoniasis dapat menyebabkan vaginitis
(peradangan pada vagina), sedangkan pada pria dapat menyebabkan
urethritis (peradangan pada saluran kencing) di dalam penis.
Keluarnya nanah berwarna kuning kehijau-hijauan atau abu-abu dari
vagina (bahkan terkadang berbusa).
Bau yang kuat dan rasa sakit pada saat kencing ataupun
berhubungan seksual.
Iritasi atau gatal-gatal di sekitar vagina.
Sakit perut bagian bawah (jarang ditemukan).
Pada pria biasanya keluar nanah dari penis.
D. Patofisiologis
Trikomoniasis
Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis
dan hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan
dengan pembiakan (kultur) akan menunjukkan beberapa
mikroorganisma. Setelah gadis menjadi dewasa, dinding vagina
menebal dan laktobasilus menjadi mikroorganisma yang dominan, PH
vagina menurun hingga kurang dari 4,5.
Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan
laktobasilus adalah flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan
merupakan stau-satunya flora vagina). Masa inkubasi sebelum
timbulnya gejala setelah adanya infeksi bervariasi antara 3-28 hari.
Selama terjadinya infeksi protozoa Trichomonas vaginalis, trikomonas
yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat dilihat dari
pemeriksaan dengan sediaan basah. PH vagina naik, sebagaimana
halnya dengan jumlah lekosit polymorphonuclear (PMN). Lekosit PMN
merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu (host/manuasia),
dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang
dikeluarkan trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara
kontak langsung dan dengan cara mengeluarkan substansi sitotoksik. T
vaginalis juga menempel pada protein plasma pejamu, sehingga
mencegah pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di pejamu
dan proteinase pejamu terhadap masuknya T vaginalis.
Sifilis
b) Pemeriksaan penunjang
Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan
pemeriksaan klinik, serologi atau pemeriksaan dengan mengunakan
mikroskop lapangan gelap (darkfield microscope). Pada kasus tidak
bergejala diagnosis didasarkan pada uji serologis treponema dan non
protonema. Uji non protonema seperti VenerealDisease Research
Laboratory ( VDRL ). Untuk mengetahui antibodi dalam tubuh
terhadap masuknya Treponema pallidum. Hasil uji kuantitatif uji
VDRL cenderung berkorelasi dengan aktifitas penyakit sehingga amat
membantu dalam skrining, titer naik bila penyakit aktif (gagal
pengobatan atau reinfeksi) dan turun bila pengobatan cukup. Kelainan
sifilis primer yaitu chancre harus dibedakan dari berbagai penyakit
yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid,
granuloma inguinale, limfogranuloma venerium, verrucae acuminata,
skabies, dan keganasan (kanker).
• Pemeriksaan laboratorium (kimia darah, ureum,
kreatinin, GDS, analisa urin, darah rutin)
h. pemeriksaan T Palidum
Cara pemeriksaannya adalah : mengambil serum dari lesi kulit
dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan microskop
lapangan gelap. Pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut jika
pada hasil pada hari 1 dan 2 negatif sementara itu lesi dikompres
dengan larutan garam saal bila negative bukan selalu berarti
diagnosisnya bukan sifilis , mungkin kumannya terlalu sedikit.
i. pemeriksaan TSS
TSS atau serologic test for sifilis . TSS dibagi menjadi 2 :
H. Asuhan keperawatan
a) Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Nyeri
Luka
Perubahan fungsi seksual
4. Pemeriksaan fisik
I. Dignosa keperawatan
1. Pengkajian
Perawat menghubungkan riwayat sifilis dengan kategori berikut :
1) Anamnesa
a) Ps mengeluh nyeri pada tulang.
b) Ps mengeluh tidak nafsu makan.
c) Ps mengeluh nyeri pada kepala.
d) Ps mengeluh kesemutan.
2) Pemeriksaan Fisik
1. Anoreksia dan BB menurun.
2. Demam subfebris.
3. Ulkus merah pada penis dan anus.
4. Arthritis dan paresis.
2. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan respons sistemik ulkus mole
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya ulkus pada
genetalia
Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika
Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit,
Trombosit.
b. Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
Penatalaksanaan
Masa Persalinan
j) Hindari pemeriksaan dalam berulang, lakukan bila ada indikasi
dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
k) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
l) Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus
suci hama.
m) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam
maupun perabdominal dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan
menjaga sterilitas.
n) Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan
penderita harus terjaga kesuci-hamaannya.
o) Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
p) Masa Nifas
q) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu
pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat
kndung kencing harus steril.
r) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
s) Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
Masa Kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti
anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang
diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi
yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendakn hendaknya dihindari
atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya
ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
Penanganan umum
1. Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah
dalam proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi
penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
2.Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang
mengalami infeksi nifas.
3.Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau
infeksi yang dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
4.Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum
terlampaui.
5.Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di
rumah dan gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus
mendapat pertolongan dengan segera.
6.Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru
lahir, dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan. Dan
Berikan hidrasi oral/IV secukupnya.
Pengobatan secara umum
Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret
vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk
mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.,
Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan
antibiotika spektrum luas (broad spektrum) menunggu hasil
laboratorium.
Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus
atau transfusi darah diberikan, perawatan lainnya sesuai
dengan komplikasi yang dijumpai.
Penanganan infeksi postpartum :
1.Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
2. Berikan terapi antibiotik, Perhatikan diet. Lakukan transfusi
darah bila perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah
tidak masuk ke dalam rongga perineum.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau
status kesehatan klien yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi
(resiko) dimana pemecahannya dalam batas wewenang perawat. Diagnosa
yang mungkin muncul antara lain :
a. nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen, after pains,
distensi kandung kemih.
b. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan rauma
persalinan, jalan lahir, dan infeksi nasokomial.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, anoreksia, mual, muntah, dan
pembatasan medis.
d. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan, retensi urine.
e. Aktivitas intoleran berhubungan dengan efek anesthesia,
terpasang infus.
f. Kurang pengetahuan tentang cara perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang informasi.
g. Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang status
kesehatan bayi, peralihan sebagai orang tua.
Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan mata rantai penetapan kebutuhan
pasien dan pelaksanaan tindakan keperawatan. Dengan demikian rencana
asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara
tepat mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan, rencana
asuhan keperawatan pada klien post partum menurut (Dongoes, 1994 : 417).
a. nyeri berhubungan dengan luka insisi, distensi abdomen, after
pains, distensi kandung kemih.
Tujuan :
Dalam waktu 3 hari, rasa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria evaluasi :
3) Tanda-tanda vital normal (nadi 60-80 x/menit,
respirasi 18-24 x/menit),
4) Tidak meringis,
5) Kegiatan tidak terganggu dengan rasa nyeri.
6) Skala nyeri
Intervensi Rasional
a. Tentukan skala nyeri dan 1. Untuk mengenal indikasi
intensitas nyeri, pantua tekanan kemajuan atau
darah, nadi dan pernafasan penyimpangan dari hasil
setiap 4 jam. yang diharapkan.
b. Anjurkan klien untuk 2. Relaksasi dan nafas dalam
menggunakan teknik relaksasi dapat mengurangi
dan nafas dalam serta teknik ketegangan otot dan
distraksi (untuk nyeri ringan menghambat rangsang nyeri
dan sedang). serta menambah pemasukan
oksigen. Distraksi
mengganggu stimulus nyeri
tetapi tidak mengubah
intensitas nyeri, paling baik
untuk periode pendek.
c. Anjurkan posisi tidur miring. 3. Mempermudah pengeluaran
gas
d. Berikan obat analgetik sesuai 4. Analgetik bersifat
order menghambat reseptor nyeri,
sehingga persepsi nyeri
berkurang/hilang
b. Resiko Penyebaran Infeksi berhubungan dengan trauma
persalinan, jalan lahir, dan infeksi nasokomial.
Tujuan :
Dalam 3 hari setelah proses persalinan, infeksi tidak
terjadi
Kriteria evaluasi :
A. Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 60-80
x/menit, suhu tidak lebih dari 38 0C),
B. Insisi kering
C. Lochea tidak berbau busuk
D. Uterus tidak lembek
E. Dolor : 1 - 2
F. Kalor : 36’5 – 37’2 C
G. Rubbor : Normal
H. Function laesa : normal
Intervensi Rasional
6 Lakukan perawatan luka dengan j. Akan meminimalkan dan
teknik aseptic dan anti septic. mencegah kontaminasi dan
atau masuknya
mikroorganisme.
7 Observasi adanya tanda-tanda k. Akan memudahkan
infeksi pada daerah luka : dolor, intervensi lebih dini dan
kalor, rubor dan function laesa. intervensi selanjutnya.
8 Berikan antibiotic sesuai order l. Antibiotik bersifat
dan kolaborasi untuk bakterisida dan adanya
pemeriksaan leukosit. leukositosis merupakan
salah satu tanda infeksi.
9 Anjurkan untuk makan m. Protein dan viatamin C
makanan tinggi protein, vitamin dibutuhkan untuk
C dan zat besi. pertumbuhan jaringan dan
zat besi untuk pembentukan
hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-
masrikhahr-5415-3-babii.pdf
http://eprints.umm.ac.id/23438/1/jiptummpp-gdl-dwimirayun-
42754-2-babi.pdf