Anda di halaman 1dari 20

TEORI KEPERAWATAN MENURUT PARA AHLI

Dorothea E. Orem, Imogene M. King, Jean Watson

Disusun oleh :

Novita Dwi Lestari

1901099

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

S1 ILMU KEPERAWATAN

2019/2020

I
Kata pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpah kan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh kalangan yang telah
membantu berpartisipasi dalam pembentukan makalah ini, terutama
terimakasih banyak kepada dosen pembimbing yang sudah bersedia
membimbing saya hingga makalah ini selesai.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Samarinda, 20 Februari 2020

Penyusun

II
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………….. I

Daftar Isi…………………………………………………………………………. II

A. Dorothea E. Orem : Teori defisit perawatan diri ……………………………… 1


1. Latar belakang pendidikan…………………………………………………. 1
2. Sumber teori…………………………………………………………. 1
3. Konsep utama dan definisi…………………………………………… 2
B. Imogene M. King : Sistem konseptual teori middle-range ……………….. 5
1. Kredensial dan Latar Belakang Pakar teori………………………….. 5
2. Konsep utama dan definisi…………………………………………… 6
3. Teori Middle-Range King tentang Pencapaian Tujuan…………………….. 7

C. Jean Watson: Filosofi dan teori Watson tentang


transpersonal caring ………………………………………………………… 10
1. Latar Belakang dan Kualifikasi………………………………………. 10
2. Sumber Teoritis………………………………………………………. 11
3. 10 Faktor Karatif……………………………………………………… 12
Daftar Pustaka………………………………………………………………….... 16

III
A. Dorothea E. Orem : Teori defisit perawatan diri (model konseptual
keperawawatan)
1. Latar belakang pendidikan
Dorothea Eluzabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori keperawatan termuka
di Amerika, lahir di Baltimore, Maryland, pada tahun 1914. Dia memulai karir
keperawatan di providence hospital school of nursing di Washington DC. Disekolah
tersebut dia menerima diploma keperawatan di awal 1930an. Orem menerima gelar
sarjana (BS) dalam pendidikan keperawatan dari catholic university of America (CUA)
pada tahun 1939, dan dia menerima gelar master (MS) dalam pendidikan keperawatan
dari universitas yang sama pada tahun 1946.
Pengalaman keperawatan awal Orem dimulai di perawatan ruang operasi,
perawat pribadi (di rumah dan rumah sakit), staf perawatan pada unit penyakit
dalam dan bedah baik anak maupun dewasa, pengawas malam di ruang gawat
darurat, serta mengajar ilmu biologi. Orem pernah menjabat Direktur Sekolah
Perawat dan Kepala Departemen Keperawatan di Providence Hospital, Detroit,
dari tahun 1940 sampai 1949.
Pada tahun 1957, Orem pindah ke Washington DC, untuk mengambil
posisi sebagai konsultan kurikulum di Kantor Pendidikan, Departemen
Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika Serikat Dari tahun 1958
sampai 1960, dia bekerja pada sebuah proyek pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan perawat praktisi. Proyek itu merangsang keingintahuan untuk
menjawab pertanyaan: Apakah masalah pokok keperawatan itu? Sebagai upaya
menjawabnya, Orem menulis buku dengan judul "Guides for Developing
Curricula for the Education of Practical Nurses” (Orem, 1959).
2. Sumber teori
Orem (2001) menyatakan, "Keperawatan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk memberikan perawatan
langsung kepada orang-orang yang benar-benar memiliki kebutuhan perawatan
langsung akibat gangguan kesehatan mereka atau secara alamiah mereka yang

1
membutuhkan perawatan kesehatan". Seperti pelayanan kesehatan langsung
lainnya, keperawatan memiliki karakteristik sosial dan karakteristik interpersonal
yang mencirikan hubungan bantuan antara mereka yang membutuhkan
perawatan dan mereka yang memberikan perawatan.
Awal mulanya, Orem mengakui bahwa jika keperawatan adalah untuk
terdepan sebagai bidang pengetahuan dan sebagai bidang praktik, maka
diperlukan sebuah tubuh pengetahuan keperawatan yang terstruktur dan
terorganisasi. Sumber utama untuk ide-ide Orem tentang keperawatan adalah
pengalamannya dalam keperawatan. Melalui refleksi pada situasi praktik
keperawatan, ia mampu mengidentifikasi objek atau ĺokus yang tepat, pada
keperawatan.
Pertanyaan yang merangsang pemikiran Orem (2001) adalah: “Kondisi
seperti apa yang ada dalam diri seseorang ketika dibutuhkan seorang perawat
dalałn situasi tersebut”. Kondisi yang menunjukkan perlunya bantuan
keperawatan adalah "ketidakmampuan orang untuk memberikan diri mereka
sendiri perawatan diri yang diperlukan karena situasi kesehatan pribadi” (Orem,
2001).
3. KONSEP UTAMA DAN DEFINISI
Teori keperawatan defisit perawatan diri adalah teori umum yang terdiri dari
empat teori yang terkait sebagai berikut:
I. Teori perawatan diri, yang menjelaskan mengapa dan bagaimana orang
merawat diri mereka sendiri.
II. Teori ketergantungan perawatan yang menjelaskan bagaimana anggota
keluarga dan/ atau teman-teman memberikan perawatan untuk orang yang
ketergantungan secara sosial.
III. Teori defisit perawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskan
mengapa orang dapat dibantu melalui keperawatan

2
IV. Teori sistem keperawatan, yang menggambarkan dan menjelaskan
hubungan yang harus dilakukan dan dipelihara untuk menghasilkan
keperawatan.
Konsep utama dari teori diidentifikasi di sini dan dibahas lebih lengkap dalam
Orem (2001), Nursing: Concepts of Practice.
Perawatan Diri
Perawatan diri terdiri dari kegiatan praktik yang mendewasakan dan orang
dewasa memulai dan melakukan, dalam kerangka waktu, atas nama mereka
sendiri dalam rangka kepentingan mempertahankan hidup, memfungsikan
kesehatan, melanjutkan pengembangan pribadi, dan kesejahteraan dengan
memenuhi syarat yang dikenal untuk pengaturan fungsional dan perkembangan Ti
(Orem, 2001)
Ketergantungan perawatan
Ketergantungan perawatan mengacu pada perawatan yang diberikan
kepada seseorang yang, usia atau faktor yang berhubungan, tidak dapat
melakukan perawatan diri sendiri yang diperlukan untuk mempertahankan hidup
memfungsikan kesehatan, melanjutkan pengembangan pribadi dan
kesejahteraan.
Syarat perawatan diri

Syarat perawatan diri adalah sebuah wawasan yang dirumuskan dan


dinyatakan tentang tindakan yang harus dilakukan yang diketahui atau diduga
diperlukan dalam regulasi sebuah aspek atau aspek-aspek dari fungsi dan
pengembangan manusia, secara terus-menerus, atau di bawah kondisi dan
keadaan yang ditentukan. Sebuah syarat perawatan diri yang dirumuskan
menyebutkan dua elemen sebagai berikut:

3
1. Faktor yang akan dikendalikan atau dikelola
Untuk menjaga sebuah aspek atau aspek-aspek dari fungsi dan pengembangan
manusia dalam norma-norma yang kompatibel dengan kehidupan, kesehatan,
dan kesejahteraan pribadi.

2. Sifat tindakan yang diperlukan


Syarat perawatan diri Yang dirumuskan dan dinyatakan merupakan
tujuan dari perawatan diri yang diformalkan. Itulah alasan untuk apa
perawatan diri dilakukan; mereka mengungkapkan niat dan hasil yang
diinginkan tujuan perawatan diri (Orem, 2001).
Syarat perawatan diri universal
Tujuan-tujuan yang diperlukan secara universal harus dipenuhi melalui
perawatan diri atau ketergantungan perawatan, dan mereka memiliki asal usulnya
dalam apa yang diketahui dan apa yang divalidasi, atau apa vang ada dalam proses
yang sedang divalidasi) tentang integritas struktural dan fungsional manusia pada
berbagai tahap lingkaran kehidupan. Berikut delapan syarat umum perawatan diri
untuk pria, wanita, dan anak-anak yang disarankan:
1. Pemeliharaan asupan udara yang cukup
2. Pemeliharaan asupan makanan yang cukup
3. Perneliharaan asupan air yang cukup
4. Penyediaan perawatan yang terkait dengan proses eliminasi dan kotoran
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Pencegahan bahaya bagi kehidupan manusia, fungsi manusia, dan
kesejahteraan manusia.
Promosi fungsi dan perkembangan manusia dałam kelompok-
kelompok sosial sesuai dengan Potensi manusia, keterbatasan manusia yang

4
dikenal dan keinginan manusia untuk menyadi normal. Normal digunakan
dalam arti manusia Pada dasarnya dan yang sesuai dengan karakteristik
genetik dan konstitusional serta bakat-bakat individu (Orem, 2001).

B. Imogene M. King : Sistem konseptual teori middle-range pencapaian tujuan


(model konseptual keperawatan)
1. Kredensial dan Latar Belakang Pakar teori
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923, di West Point,
Iowa. Dia meninggal 24 Desember 2007, di St. Petersburg, Florida, dan
dimakamkan di Fort Madison, Iowa. Pada tahun 1945, King menerima
diploma dalam Keperawatan dari St. John's Hospital School of Nursing di St.
Louis, Missouri. Saat bekerja di berbagai posisi sebagai staf perawat, King
melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar Sarjana Sains (Bachelor
ofScience) dalam Pendidikan Keperawatan, dari St Louis University pada
tahun 1948. Pada tahun 1957, dia menerima gelar Master of Science dalam
Keperawatan dari St Louis University. Dari tahun 1947 sampai tahun 1958,
King bekerja sebagai instruktur keperawatan medikal bedah dan asisten
direktur di St. John's Hospital School of Nursing. King melanjutkan studi
dengan Mildred Montag sebagai ketua disertasinya di Teachers College,
Columbia University, New York, dan menerima EdD nya pada tahun 1961.
Dari tahun 1961 sampai 1966 di Loyola University di Chicago, King
mengembangkan program master dalam keperawatan berdasarkan kerangka
konseptual keperawatan. Artikel teori pertamanya muncul pada tahun 1964
dalam jurnal, Nursing Science, yang diedit pakar teori keperawatan Martha
Rogers.
Antara 1966 dan 1968, King bertugas di bawah Jessie Scott sebagai
Asisten Kepala Cabang Hibah penelitian, Divisi Keperawatan di U.S.

5
Department of Health, Education, and Welfare. Sementara King berada di
Washington DC, artikelnya "A Conceptual Frame ofReferencefor Nursing"
diterbitkan di Nursing Research (1968).
Pada tahun 1980, King diangkat profesor di University of South
Florida College of Nursing, di Tampa (Houser & Player, 2007). Pada tahun
1981, naskah untuk bukunya yang kedua, A Elheory for Nursing: Systems,
Concepts, Process, diterbitkan. Selain dua buku pertamanya, dia menulis
beberapa bab buku dan artikel di jurnal profesional, dan buku
ketiga, Curriculum and Instruction in Nursing: Concepts and Process,
diterbitkan pada tahun 1986. King pensiun pada tahun 1990 dan diberi
gelar profesor emeritus di University of South Florida.

2. Konsep utama dan definisi

"Konsep-konsep memberi makna pada persepsi rasa kita dan memungkinkan


generalisasi tentang orang, benda, dan banyak hal" (King, 1995a, haL 16). Sejumlah
definisi yang terbatas berdasarkan pada kerangka sistem tercantum di sini, dan
definisi tambahan dapat ditemukan di buku King tahun 1981, A theory for nursing:
Systems, concepts, process.

Kesehatan
“Kesehatan didefinisikan sebagai pengalaman hidup yang dinamis dari
seorang manusia, yang berarti penyesuaian terus-menerus terhadap stresor di dalam
lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan sumber daya seseorang secara
optimal untuk mencapai potensi maksimal dalam hidup sehari-hari" (King, 1981).
Keperawatan
"Keperawatan didefinisikan sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi
ketika perawat dan klien berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam
situasi keperawatan" (King, 1981).
Diri

6
"Diri adalah gabungan dari pikiran dan perasaan yang merupakan kesadaran
seseorang tentang eksistensi dirinya, konsepsinya tentang siapakah dan apakah dia.
Diri adalah jumlah total dari semua yang dia bisa sebut. Diri termasuk, antara lain,
sistem ide, sikap, nilai, dan komitmen. Diri adalah total lingkungan subjektif
seseorang. Diri merupakan pusat khas dari pengalaman dan signifikansi. Diri
merupakan dunia batin seseoranc yang dibedakan dari dunia luar yang terdiri dari
semua orang dan hal-hal laim Diri adalah individu sebagai diketahui oleh individu
tersebut. Diri adalah yang kita sebut ketika kita mengatakan, 'Aku' "(Jersild, 1952)

3. Teori Middle-Range King tentangPencapaian Tujuan


Pada tahun 1981, King menurunkan teori middlerangenya tentang Pencapaian
Tujuan dari sistem konseptualnya. Pertanyaan yang memotivasi King untuk
mengembangkan teori ini adalah, 'Apakah sifat keperawatan?” (King, 1995). Dia
mencatat jawabannya menjadi: ('cara ketika perawat, dalam peran mereka, melakukan
dengan dan bagi individu-individu yang membedakan keperawatan dari para
profesional kesehatan yang lain” (King, 1995b, hal. 26). Pemikiran ini memandu
pengembangan Teori Pencapaian Tujuannya menggunakan proses pengembangan
teori sebagai berikut:
 "Apa asumsi-asumsi filosofis tersebut?”
 "Apakah konsep-konsep diidentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas?”
 ”Apakah konsep-konsep terkait dalam pernyataanpernyataan atau model-
model proposisi?”
 "Apakah teori menghasilkan pertanyaan yang harus dijawab atau hipotesis
Yang akan diuji dalam penelitian untuk menghasilkan pengetahuan dan
menegaskan teori?"

"Proses interaksi manusia membentuk dasar untuk merancang model transaksi yang
menggam„ barkan pengetahuan teoritis yang digunakan oleh perawat untuk
membantu individu dan kelompok mencapai tujuan" (King, 1995)

7
Untuk menguji teorinya, King (1981) melakukan penelitian,
mengidentifikasi bahwa studinya bervariasi dari studi sebelumnya karena
"menggambarkan proses interaksi perawat-pasien yang mengarahkan ke
pencapaian tujuan" (hal. 153) dan menentukan apakah perawat melakukan
transaksi. King menggunakan metode observasi nonpartisipan untuk
mengumpulkan informasi tentang interaksi perawat Pasien di unit perawatan
pasien dalam sebuah tata kelola rumah sakit dengan pasien dan perawat
sukarela untuk berpartisipasi dalam studi ini. King melatih mahasiswa
pascasarjana dalam teknik Observasi nonpartisipan untuk mengumpulkan
data. Dia memeriksa beberapa interaksi dan mencatat data perilaku verbal dan
nonverbal. King selanjutnya menguji Alat ukur Pencapaian Tujuan
berdasarkan Referensi-Kriteria, sebuah ukuran kemampuan fungsional dan
pencapaian tujuan dalam proyek University of Maryland Measurement of
Nursing Outcomes, Dia melaporkan instrumen memiliki CVI 0,88 dan
reliabilitas 0,99 untuk menilai kemampuan fungsional pasien dalam membuat
keputusan tentang penetapan tujuan dengan dan untuk pasien mengukur
pencapaian tujuan (King, 1988, 2003).
Asumsi Utama
Filosofi pribadi King tentang manusia dan kehidupan memengaruhi
asumsinya berhubungan dengan lingkungan, kesehatan, keperawatan, individu, dan
interaksi perawat-pasien. Sistem konseptual King dan Teori Pencapaian Tujuan
adalah "didasarkan pada sebuah asumsi keseluruhan bahwa fokus keperawatan adalah
manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya, yang mengarahkan ke keadaan
kesehatan bagi individu, yang mana merupakan sebuah kemampuan untuk berfungsi
dalam peran sosial" (King, 1981)
Keperawatan
"Keperawatan adalah sebuah perilaku yang dapat diamati yang
ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan di masyarakat (King, 1971, hal.

8
125). Tujuan keperawatan "adalah untuk membantu individu menjaga
kesehatan mereka sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran peran
mereka" (King, 1981). Keperawatan adalah sebuah proses aksi, reaksi,
interaksi, dan transaksi interpersonal. Persepsi seorang perawat dan seorang
pasien memengaruhi proses interpersonal.

Manusia
King merinci asumsi-asumsi tertentu yang terkait dengan orang pada tahun 1981 dan
dalam karyakarya berikutnya:
• Individu adalah makhluk spiritual (I. King, personal communication, II Juli,
1996).
• Individu memiliki kemampuan melalui bahasa dan simbol-simbol lain untuk
merekam sejarah mereka dan melestarikan budaya mereka (King, 1986).
• Individu adalah unik dan holistik, dari nilai intrinsik, dan mampu berpikir
rasional dan mengambil keputusan dalam kebanyakan situasi (King, 1995b).
• Individu berbeda dalam kebutuhan, keinginan, dan tujuan mereka (King, 1995).

Kesehatan
Kesehatan adalah sebuah keadaan dinamis dalam siklus hidup, sementara
penyakit mengganggu proses tersebut. Kesehatan ”berarti penyesuaian terusmenerus
untuk memberikan tekanan di lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan
sumber daya seseorang secara optimal untuk mencapai potensi maksimal untuk
hidup sehari-hari” (King, 1981).

9
Lingkungan
King (1981) percaya bahwa ”pemahaman tentang cara-cara bagaimana
manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk menjaga kesehatan adalah penting
untuk perawat”. Sistem terbuka menyiratkan bahwa interaksi terjadi terus-menerus
antara sistem dan lingkungan sistem. Selanjutnya, 'penyesuaian untuk hidup dan
kesehatan dipengaruhi oleh [sebuah) interaksi individu dengan lingkungan
…Setiap manusia mempersepsikan dunia sebagai total kumpulan yang melakukan
transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungannya(King, 1981).

C. Jean Watson: Filosofi dan teori Watson tentang transpersonal caring (filosofi
keperawatan)
1. Latar Belakang dan Kualifikasi
Margaret Jean Harman Watson, PhD, RN, AHN-BC, FAAN, lahir dan
tumbuh di sebuah kota kecil bernama Wetch, Virginia Barat, di pegunungan
Appalachian. Sebagai anak paling bungsu dari 8 bersaudara, dia dikelilingi
oleh lingkungan keluarga besar. Watson menyelesaikan sekolah menengah
atas di Virginia Barat kemudian melanjutkan pendidikan di Lewis Gale
School of Nursing di Roanoke, Virginia. Setelah lulus pada tahun 1961, dia
menikah dengan Douglas dan pindah ke Negara bagian asalnya yaitu
Colorado. Di Colorado, Watson melanjutkan pendidikan keperawatannya dan
lulus dari program sarjana keperawatan di University of Colorado. Dia
memperoleh gelar sarjana pada tahun 1964 di kampus Boulder, kemudian
gelar master dari program keperawatan jiwa pada tahun 1966 di kampus ilmu
kesehatan, dan akhirnya gelar doktor di bidang psikologi pendidikan dan
konseling pada tahun 1973 di Sekolah Pascasarjana, Kampus Boulder. Setelah
Watson menyelesaikan pendidikan doktornya, dia bergabung di Fakultas

10
Keperawatan, University Of Colorado Health Sciences Center di Denver,
yaitu dengan mengabdikan diri baik di fakultas maupun di bagian
administrasi.
Pada tahun 1980, Watson dan rekan-rekannya mendirikan Pusat
'Human Caring' di University of Colorado, yaitu pusat kajian multidisiplin
yang pertama di negaranya, yang berkomitmen menerapkan ilmu tentang
'human caring' untuk kepentingan praktik klinis, beasiswa, administrasi dan
kepemimpinan (Watson 2016). Di pusat kajian ini, Watson dan rekan-
rekannya tersebut memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan klinis,
pendidikan, beasiswa, dan proyek terkait 'human caring'. Kegiatan ini
melibatkan para pakar di tingkat nasional dan internasional, juga relasi kolega
di seluruh dunia seperti Australia, Brasil, Kanada, Korea, Jepang, Selandia
Baru, Inggris, Skandinavia, and Venezuela. Kegiatan ini berlanjut dengan
diadakan program sertifikasi internasional tentang 'Caringhealing' di
University of Colorado, di mana Watson menawarkan pendidikan khusus
tentang teori yang dikembangkannya kepada mahasiswa doktor.

2. Sumber Teoritis
Karya Watson disebut sebagai filosofi, cetak biru, etik, paradigma,
pandangan, pemikiran kritis dan sistematis, model konseptual, kerangka kerja,
dan teori (Watson, 1996). Bab ini menggunakan istilah teori dan kerangka
kerja secara bergantian dengan maksud yang sama. Untuk mengembangkan
teorinya Watson (1988) mendefinisikan teorinya sebagai “pengelompokan
imajinatif dari pengetahuan, ga gasan, dan pengalaman yang diwakili secara
simbolik dan bertujuan untuk menerangkan fenomena tertentu". Watson
menarik makna dari asal kata teori dalam bahasa Latin yang berarti “untuk
melihat" dan menyimpulkan bahwa "(Ilmu Manusia) merupakan teori karena
ilmu ini membantu saya "melihat" dengan lebih luas (dan jelas). Watson juga
menerangkan mengenai orientasi fenomenologis, eksistensial, dan spiritual

11
dari aspek ilmu dan kemanusiaan serta panduan filosofis dan intelektual dari
teori feminis, metafisika, fenomenologi, fisika kuantum, tradisi kebijaksanaan,
filosofi kuno, dan ajaran Budha (Watson, 1995, 1997, 1999, 2005, 2012).
Watson memberikan penekanan pada aspek kualitas interpersonal dan
transpersonal yang meliputi empati, keselarasan, dan kehangatan dari
pandangan Carl Rogers dan penulis psikologi transpersonal yang baru lainnya.
Watson menjelaskan bahwa pendekatan fenomenologis Carl Rogers, dengan
pandangannya bahwa perawat bukanlah untuk mengendalikan atau mengubah
orang lain melainkan untuk memahami, berpengaruh besar pada saat
"klinikalisasi" (kontrol terapeutik dan mengubah pasien) dianggap sebagai
suatu norma (Watson' komunikasi pribadi, 31 Agustus 2000).
Konsep utama Watson mencakup 10 faktor karatif dan penyembuhan
transpersonal (transpersonal healing) serta hubungan caring transpersonal
(transpersonal caring relationship), saat caring (caring moment), peristiwa
caring (caring occasion) modalitaS caring healing (caring healing modalities),
kesadaran caring (caring consciousness), energi kesadaran caring (caring
consciousness energy), dan kesadaran keutuhan fenomenal (phenomenal
file/unitary consciousness). Watson mengembangkan faktor karatif menjadi
sesuatu yang mendekati konsep "caritas", dari bahasa Latin yang berarti
"mengasihi, menghargai, memberikan perhatian khusus, jika bukan perhatian
yang bersifat menyayangi." Dengan berkembangnya konsep faktor karatif
dengan sudut pandang, gagasan, dan nilai yang lebih, Watson kemudian
menerjemahkan faktor karatif menjadi suatu proses caritas klinis yang
menyiratkan pemaknaan secara lebih terbuka.
Watson (1999) menggambarkan "Hubungan Caring Transpersonal"
sebagai landasan dari teorinya. Hubungan Caring Transpersonal diartikan
sebagai "hubungan manusia yang bersifat caring — bersatu dengan orang Iain
- dengan menghargai seseorang tersebut seutuhnya termasuk dengan
keberadaannya di dunia".

12
3. 10 Faktor Karatif
Watson melandaskan teori praktik keperawatannya pada 10 faktor karatif
berikut ini. Setiap faktor memiliki koniponen fenomenologis yang bersifat dinamis
dan relatifbagi setiap individu yang terlibat dalam hubungan yang tercakup dalam
keperawatan. Tiga faktor yang saling berhubungan berfungsi sebagai "landasan
filosofis ilmu caring" (Watson, 1979). Dengan berkembangnya gagasan dan nilai
yang ditawarkan oleh Watson, ia kemudian menerjemahkan 10 faktor karatif ini
menjadi proses caritas. Proses caritas meliputi dimensi spiritual dan pengejawantahan
yang terbuka dari konsep cinta dan caring.
1. Membentuk Sistem Nilai Humanistik Altruistik
Nilai humanistik dan altruistik dipelajari pada usia dini tetapi dapat
sangat dipengaruhi Oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat diartikan sebagai
kepuasan yang didapat dengan memberi dan memperluas dimensi diri (sense
of self) (Watson, 1979).
2. Membangkitkan Keyakinan-Harapan
Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat
membantu mewujudkan keperawatan yang holistik dan kesehatan positif pada
populasi pasien. Faktor ini juga menggambarkan peran perawat dalam
mengem bangkan hubungan perawat-pasien yang efektif dan meningkatkan
kesejahteraan pasien dengan membantunya menerapkan perilaku sehat
(Watson, 1979).
3. Menanamkan Kepekaan terhddap Diri dan Orang Lain
Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat maupun pasien, dapat
mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat Inengakui
kepekaan dan perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap
orang Iain (Watson, 1979).
4. Mengembengkan Hubungan Membantu-Hubungan Rasa Percaya

13
Hubungan membantu dan rasa percaya antara perawat dan pasien sangat
penting dikembangkan untuk mewujudkan hubungan caring transpersonal.
Melalui hubungan saling percaya, perawat dan pasien dapat mengungkapkan
perasaan positif maupun negatifnya. Hubungan semacam ini membutuhkan
sikap yang empati, selaras, kehangatan yang tidak bersifat posesif, dan
komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu sikap yang jujur, tulus, asli dan
tidak berpurapura. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan
memahami sudut pandang dan perasaan orang lain, serta untuk
mengungkapkan pemahaman tersebut. Kehangatan yang tidak posesif
ditunjukkan dengan: nada suara yang sedang/tidak terlalu pelan atau keras,
sikap tubuh yang terbuka, dan ekspresi wajah yang sesuai. Sedangkan
komunikasi efektif memiliki komponen kognitif, afektif, dan perilaku
(Watson, 1979).

5. Meningkatkan dan Menerima Ungkapan Perasaan Positif dan Negatif


Berbagi perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang berisiko
bagi perawat ataupun pasien. Perawat harus siap menghadapi perasaan yang
positif atau negatif. Perawat harus menyadari pula bahwa pemahaman
intelektııal dan emosional dari setiap situasi dapat berbecla-beda (Watson,
1979).
6. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah secara Sistematis unluk
Pengambilan Keputıısan
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dalam keperawatan, memupuskan citra perawat
sebagai pembantu dokter. Proses keperawatan sama dengan proses penelitian
yang sistematis dan tertata (Watson, 1979).
7. Meningkatkan pengajaran-pembelajaran interpersonal
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan karena
membedakan caring dengan curing. Melalui proses pengajaran-pembelajaran

14
interpersonal, pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat bertanggungjawab
untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya. Perawat memfasilitasi
proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang untuk
memampukan pasien merawat dirinya, menentukan kebutuhan dirinya, dan
memberikan kesempatan bagi dirinya untuk tumbuh (Watson, 1979).
8. Menyediakan Lingkungan Psikologis, Fisik, Sosial Budaya dan Spiritual yang
Mendukung, Melindungi, dan Memperbaiki.
Perawat harus menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan
eksternal terhadap sehat dan sakit individu. Konsep yang relevan dengan
lingkungan internal termasuk di antaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual
serta keyakinan sosial budaya seorang individu. Selain variabel tersebut,
variabel epidemiologis, variabel eksternal lainnya meliputi kenyamanan,
privacy, keamanan, kebersihan dan lingkungan yang indah (Watson, 1979).

9. Membantu Pemenuhan Kebutuhan Manusia


Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial,
dan intrapersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien. Pasien harus dapat
memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar terlebih dahulu sebelum dapat
memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Kebutuhan nutrisi,
eliminasi dan ventilasi adalah contoh kebutuhan biofisik dasar, sementara
kebutuhan aktivitas, inaktivitas dan seksualitas termasuk kebutuhan psikofisik
dasar. Pencapaian dan afiliasi merupakan kebutuhan psikososial yang
tingkatannya lebih tinggi. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan
intrapersonal-interpersonal yang tingkatannya juga tinggi (Watson, 1979).
10. Mengizinkan Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis
Fenomenologi menggambarkan data dari situasi yang membantu
untuk memahami suatu fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial adalah
ilmu manusia yang menggunakan analisis fenomenologi. Watson
menganggap faktor ini sulit dipahami. Faktor ini diikutsertakan untuk

15
memberikan pengalaman yang dapat memicu pemikiran agar dapat
memahami diri sendiri dan orang lain. Watson percaya bahwa perawat
memiliki tanggung jawab untuk melakukan lebih dari IO faktor karatif
tersebut dan membantu pasien dalam area promosi kesehatan melalui
tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengajarkan pasien
perubahan diri untuk meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai
situasi, mengajarkan cara menyelesaikan masalah, dan mengetahui
kemampuan adaptasi dan koping terhadap kehilangan (Watson, 1979).

16
Daftar Pustaka

Martha Raile Alligood, PhD, RN, ANEF.(2017). Pakar Teori Keperawatan Edisi
Indonesia Ke 8 Volume 1. Elsevier: Singapore
Martha Raile Alligood, PhD, RN, ANEF.(2017). Pakar Teori Keperawatan Edisi
Indonesia Ke 8 Volume 2. Elsevier: Singapore

17

Anda mungkin juga menyukai