Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai barang dagangan. Uang harus berputar dalam perekonomian dan tidak boleh dibiarkan menganggur dalam waktu yang terlalu lama, apalagi sampai bertahun-tahun. Dalam hal pengelolaan nilai waktu uang (time value of money) dalam Islam berbeda dengan sistem konvensional, meskipun kedua-duanya menghasilkan tambahan pada harga setiap barang yang dikontrakkan. Tambahan yang dihasilkan melalui pemakaian konsep nilai waktu uang dalam Islam tidak dianggap sebagai riba yang diharamkan. Tetapi merupakan tambahan yang diperoleh dari penerapan nilai waktu uang dalam sistem konvensional dianggap riba hakiki. Beberapa tokoh Islam berpendapat bahwa dalam konsep time value of money yang membolehkan atau membenarkan adanya pengambilan bunga atas pinjaman bukanlah sifat dalam sistem keuangan Islam. Namun, sebagaimana disebutkan di atas, beban bunga hanya salah satu biaya kesempatan atau opportunity cost yang sepertinya memperbolehkan nilai waktu dari uang dalam kajian analisis konvensional. Islam mendorong seseorang agar membayar hutang orang lain sesegera mungkin. Oleh karena itu, banyak tokoh Islam yang berpendapat bahwa nilai waktu dari uang merupakan konsep yang berlaku di bidang ekonomi dan keuangan Islam. Islam mengakui adanya nilai waktu uang dalam aktivitas perekonomian atau transaksi keuangan yang dikontrakkan. Pengakuan ini dapat dibuktikan berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur’an, hadis dan pernyataan para fuqaha berkaitan dengan kebolehan atas kontrak murabahah. Dalam kontrak murabahah, penjual menetapkan harga yang lebih tinggi secara reliable dan terjamin dibandingkan harga tunai. Alasan penetapan kenaikan harga dalam kontrak murabahah yang dikemukakan oleh para fuqaha, karena fuqaha memperhatikan pengaruh dimensi waktu atas harga suatu barang. B. Asas – Asas Terhadap Bentuk wujud Time Value of Money Terdapat 3 asas terhadap bentuk wujud time value of money, yakni: 1. Konsep keutamaan nilai, dinyatakan bahwa waktu sekarang adalah lebih berharga dan bernilai dibanding dengan waktu yang akan datang. 2. Kebolehan menaikkan harga barang disebabkan tangguhan, Kebolehan menaikkan harga disebabkan tangguhan juga membuktikan bahwa waktu juga mempunyai nilai ekonomi yang dapat diberikan imbalan dalam bentuk uang. 3. Kaidah fiqh yang berkaitan dengan nilai waktu uang, Kewujudan nilai waktu dari uang juga boleh dibuktikan dengan asas yang lain yaitu kaidah fiqh yang sering dibahas oleh fuqaha.