Anda di halaman 1dari 18

Subdural hygroma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Jump to navigationJump to search
Subdural hygroma adalah penumpukan cairan di luar otak. Tidak seperti hidrosefalus yang
terjadi di dalam sistem ventrikel (rongga cairan otak), subdural hygroma ini terjadi di antara
selaput tipis dan selaput tebal otak. Cairan yang terjadi sebenarnya adalah cairan otak yang
secara normal memang berada di situ, bedanya adalah pada jumlahnya dan efek yang
ditimbulkan.
'==Efek dan Gejala yang ditimbulkan== Gejala yang paling lumrah terjadi adalah nyeri kepala.
Penumpukan cairan yang terjadi semakin tebal atau banyak, dapat muncul gejala berupa
gangguan tumbuh, kelemahan separuh anggota tubuh, kejang, gangguan penglihatan,
pembesaran kepala yang tidak seimbang (hanya membesar satu sisi saja). Pada keadaan yang
sangat berat, dapat terjadi penurunan kesadaran, muntah-muntah hebat, hingga epilepsi.

Bagaimana Mendeteksi Gejala?[sunting | sunting sumber]


Mendeteksi gejala penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik kepala pada bayi yang
belum menutup ubun=ubunnya.Pada anak yang sudah menutup ubun-ubun besarnya,
diperlukan pemeriksaan tambahan berupa CT scan atau MRI. 
Bila telah diketahui gejala penyakit, bagaimana mengatasinya?
Pada beberapa kasus yang tidak menimbulkan gejala, kita tidak perlu melakukan tindakan
operasi. Lain hal pada kasus yang menimbulkan gejala, maka tindakan pemasangan pirau atau
slang yang temporer (sementara) atau menetap (permanen) diperlukan. 

ENSEFALOPATI e.c SOL


(HYGROMA SUBDURAL) kaitanya
dengan TUMBANG pada anak
Istilah ensefalopati pertama kali dikemukakan oleh Kinnier
Wilsonpada tahun 1912 untuk menjelaskan status klinik mengenai
beberapa penyebab dari gangguan integritas otak yang bukan
disebabkan oleh abnormalitas strukturan. Ensefalopati bukanlah
sebuah diagnosa melainkan merupakan sebuah sindrom dari
disfungsi umum serebral yang dirangsang oleh stres sistemik dan
bisa memiliki gejala klinis yang beragam mulai dari disfungsi
ringan hingga delirium agitasi, sampai koma dalam dengan postur
deserebrasi. Penyebab-penyebab dari ensefalopati bervariasi,
mulai dari metabolik sampai SOL (space occupying lessions).1
Space-Occupying Lesions pada otak umumnya berhubungan
dengan malignansi namun keadaan patologi lain meliputi abses
otak atau hematom. Proses desak ruang intracranial (SOL =
Space Occupying Lesion) yang ukurannya terus bertambah akan
menyebabkan kenaikan tekanan intrakranial (TIK). Akibat
pendesakan intrakranial ini maka terjadilah penekanan pada
saraf-saraf pusat. Tidak lancarnya sistem neurologis
menyebabkan rusaknya koordinasi dari bagian otak yang terkena
lesi.2
ENSEFALOPATI
Ensefalopati adalah istilah yang berarti penyakit, kerusakan, atau
malfungsi otak. Ensefalopati dapat menyajikan spektrum yang
sangat lebar dari gejala-gejala yang mencakup dari yang ringan,
seperti beberapa kehilangan memori atau perubahan-perubahan
kepribadian yang hampir tidak kentara, sampai yang parah,
seperti dementia, seizures, koma, atau kematian. Pada umumnya,
ensefalopati dimanifestasikan oleh keadaan mental yang berubah
yang adakalanya ditemani oleh manifestasi-manifestasi fisik
(contohnya, koordinasi yang buruk dari gerakan-gerakan anggota
tubuh).
Istilah ensefalopati adalah sangat lebar dan pada kebanyakan
kasus-kasus, didahului oleh beragam istilah-istilah yang
menggambarkan sebab, penyebab, atau kondisi-kondisi khusus
dari pasien yang menjurus pada malfungsi otak.
Contohnya, anoxicensefalopati berarti kerusakan otak yang
disebabkan oleh kekurangan oksigen,
danhepatic ensefalopati berarti malfungsi otak yang
disebabkan oleh penyakit hati. Sebagai tambahan, beberapa
istilah-istilah lain yang menggambarkan kondisi-kondisi tubuh
atau gejala-gejala yang menjurus pada set yang spesifik dari
malfungsi-malfungsi otak. Contoh-contoh dari ini
adalah metabolic ensefalopati danWernicke’s ensefalopati
(Wernicke’s syndrome). Ada lebih dar 150 istilah-istilah yang
berbeda yang memodifikasi atau mendahului “Ensefalopati”
dalam literatur medis.
Penyebab-penyebab dari ensefalopati adalah kedua-duanya
banyak dan bervariasi. Beberapa contoh-contoh dari penyebab-
penyebab ensefalopati termasuk:
1. Infeksi-infeksi (bakteri-bakteri, virus-virus, parasit-parasit,
atau prions)
2. Anoxia (kekurangan oksigen pada otak)
3. Konsumsi alkohol, gagal hati
4. Gagal ginjal
5. Penyakit-penyakit metabolik
6. Tumor-tumor otak
7. Banyak tipe-tipe kimia yang beracun
8. Perubahan-perubahan pada tekanan dalam otak, dan
9. Nutrisi yang buruk
Contoh-contoh ini tidak mencakup semua penyebab-penyabab
yang berpotensi dari Ensefalopati namun didaftar untuk
menunjukan batasan yang lebar dari penyabab-penyebab.
Meskipun banyak penyebab-penyebab dari Ensefalopati diketahui,
mayoritas dari kasus-kasus timbul dari beberapa kategori-
kategori utama:
1. Infeksi
2. Kerusakan hati
3. Anoxia, dan
4. Gagal ginjal
Diagnosis dari encephalopathy biasanya dilakukan dengan tes-tes
klinik yang dilakukan selama pemeriksaan fisik (tes-tes status
mental, tes-tes memori, tes-tes koordinasi) yang
mendokumentasikan keadaan mental yang berubah. Dengan
kebanyakan kasus-kasus, penemuan-penemuan pada tes-tes
klinik mendiagnosa atau menganggap mendiagnosa
encephalopathy. Biasanya, diagnosis terjadi ketika keadaan
mental yang berubah menemani diagnosis primer yang lain
seperti penyakit hati kronis, gagal ginjal, anoxia, atau banyak
diagnosa-diagnosa lainnya.
Dengan konsekwen, dokter-dokter mungkin menggunakan
beberapa tes-tes yang berbeda pada saat yang bersamaan untuk
mendiagnosa keduanya kondisi primer (penyebab dari
encephalopathy) dan encephalopathy sendiri. Pendekatan pada
diagnosis ini dilakukan oleh kebanyakan dokter-dokter, karena
banyak dokter-dokter memandang encephalopathy sebagai
komplikasi yang terjadi karena persoalan kesehatan utama yang
mendasarinya. Tes-tes yang paling sering digunakan didaftar
dibawah dengan beberapa dari penyebab-penyebab primer
utama tes-tes mungkin membantu mendiagnosa:
1. Pemeriksaan darah komplit atau complete blood count atau
CBC (infeksi-infeksi, kehilangan darah)
2. Tekanan darah (tekanan darah tinggi atau tekanan darah
rendah)
3. Tes-tes metabolik (tingkat-tingkat darah dari elektrolit-
elektrolit, glucose, lactate, ammonia, oksigen, dan tingkat-
tingkat enzim hati)
4. Obat-obat atau tingkat-tingkat racun (alkohol, cocaine,
amphetamines, dan banyak lain-lainnya)
5. Pembiakan-pembiakan dan analisa-analisa darah dan cairan
tubuh (infeksi-infeksi dari banyak tipe-tipe)
6. Creatinine (fungsi ginjal)
7. CT dan MRI scans (pembengkakan otak, kelainan-kelainan
anatomi, infeksi-infeksi)
8. Doppler ultrasound (aliran darah yang abnormal ke jaringan-
jaringan, abscesses) Encephalogram atau EEG (kerusakan
otak, pola-pola gelombang otak yang abnormal)
9. Auto-antibody analysis (dementia yang disebabkan oleh
antibodi-antibodi yang menghancurkan neuron-neuron)
Komplikasi-komplikasi dari encephalopathy bervariasi dari tidak
ada gangguan-gangguan mental sampai gangguan-gangguan
mental yang sangat besar yang menjurus pada kematian.
Komplikasi-komplikasi dapat menjadi serupa pada beberapa
kasus-kasus. Juga, banyak penyelidik-penyelidik
mempertimbangkan encephalopathy adalah komplikasi yang
timbul dari persoalan kesehatan primer atau diagnosis primer.
Komplikasi-komplikasi tergantung pada penyebab utama dari
encephalopathy
Prognosis untuk pasien dengan encephalopathy tergantung pada
penyebab-penyebab awalnya dan, pada umumnya, lama
waktunya untuk membalikan, menghentikan, atau menghalangi
penyebab-penyebab itu. Dengan konsekwen, prognosis bervariasi
dari pasien ke pasien dan mencakup dari pemulihan sepenuhnya
sampai ke prognosis yang buruk yang seringkali menjurus pada
kerusakan otak yang permanen atau kematian. Satu contoh yan
baik dari prognosis yang bervariasi sangat tinggi ini adalah
pasien-pasien yang mendapat encephalopathy dari
hypoglycemia. Jika pasien-pasien dengan hypoglycemia diberikan
glucose pada tanda-tanda pertama dari encephalopathy
(contohnya, sifat lekas marah, kebingungan yang ringan),
kebanyakan pasien-pasien sembuh sepenuhnya. Penundaan-
penundaan pada pembetulan hypoglycemia (berjam-jam sampai
berhari-hari) mungkin menjurus pada seizures atau koma yang
mungkin dihentikan oleh perawatan dengan kesembuhan
sepenuhnya atau sebagian (kerusakan otak permanen yang
minimal). Penundaan yang lama atau beragam penundaan-
penundaan pada perawatan dapat menjurus pada prognosis yang
buruk dengan kerusakan otak yang ekstensif, koma, atau
kematian.
Meskipun gejala-gejala dan batasan waktu bervariasi dengan
lebar dari pasien ke pasien dan menurut penyebab-penyebab
awal dari encephalopathy (lihat diatas bagian-bagian untuk
contoh-contoh dari penyebab-penyebab), prognosis dari setiap
penyebab biasanya mengikuti pola yang digambarkan pada
contoh hypoglycemic diatas dan tergantung pada luas dan
kecepatan dengannya penyebab yang mendasarinya dirawat.
Dokter atau team dari dokter-dokter yang merawat penyebab
yang mendasari encephalopathy dapat menawarkan informasi
yang terbaik pada prognosis individu.
 

SOL
Space-Occupying Lesions pada otak umumnya berhubungan
dengan malignansi namun keadaan patologi lain meliputi Abses
otak atau hematom. Adanya SOL dalam otak akan memberikan
gambaran seperti tumor, yang meliputi gejala umum yang
berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial,
perubahan tingkah laku, false localizing sign serta kelainan
tergantung pada lokasi tumor (true localizing sign). Tumor juga
dapat menyebabkan infiltrasi dan kerusakan pada struktur organ
yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran LCS
yang menyebabkan hidrosefalus atau menginduksi angiogenesis
dan edem otak.
 

TUMBUH KEMBANG ANAK NORMAL


Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah,ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun
individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur
tulang dan keseimbangan metabolic (Soetjiningsih, 1988).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam  pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
(Soetjiningsih, 1995)
Perkembangan adalah penampilan kemampuan (skill) yang
diakibatkan oleh kematangan system saraf pusat khususnya
diotak. Mengukur perkembangan tidak dapat menggunakan
antropometri tetap seperti telah disebutkan diatas bahwa pada
anak yang sehat perkembangan searah (paralel) dengan
pertumbuhannya.(Soetjiningsih, 1995)
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Adapun faktor-faktor ersebut antara lain:
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak.
 Ras/etnik atau bangsa.Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa
Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
 Keluarga: Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur
tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
 Umur :Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada
masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
 Jenis kelamin.Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah
melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.
 Genetik : Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan
anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
  Kelainan kromosom.Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down
sindroma Turner
2. Faktor luar (eksternal).
 Faktor Prenatal
 Gizi “Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir
kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
 Mekanis : Posisi fetus yang abnormal bisa
menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
 Toksin/zat kimia : Beberapa obat-obatan seperti
Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
 Endokrin : Diabetes melitus dapat menyebabkan
makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
 Radiasi : Paparan radium dan sinar Rontgen dapat
mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali,
spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
 Infeksi : Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh
TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes
simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin:
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan
jantung kongenital.
 Kelainan imunologi : Eritobaltosis fetalis timbul atas
dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah
merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis
yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan
otak.
 Anoksia embrio : Anoksia embrio yang disebabkan oleh
gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.
 Psikologi ibu: Kehamilan yang tidak diinginkan,
perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-
lain.
 Faktor Persalinan : Komplikasi persalinan pada bayi seperti
trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
 Faktor Pascasalin

 Penyakit kronis/ kelainan kongenital : Tuberkulosis,
anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
 Gizi : Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat
makanan yang adekuat.
 Lingkungan fisis dan kimia : Lingkungan sering disebut
melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri,
rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap
pertumbuhan anak.
  Psikologis : Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya
atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
 Endokrin : Gangguan hormon, misalnya pada penyakit
hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan.
 Sosio-ekonomi : Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek
dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
 Lingkungan pengasuhan : Pada lingkungan
pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
 Stimulasi : Perkembangan memerlukan
rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu
dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
 Obat-obatan : Pemakaian kortikosteroid jangka lama
akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obay perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
antaralain perkembangan neuromuskuler, motorik, bicara
emosi dan sosial (Wijaya, 2008). Semua fungsi tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-
ciri perkembangan ada enam yaitu :
 Perkembangan menimbulkan perubahan :
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.
Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak
akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
  Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak
akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang
anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki
dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan
perkembangan selanjutnya.
  Pertumbuhan dan Perkembangan berkorelasi
dengan pertumbuhan.Padasaat pertumbuhan berlangsung
cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
 Perkembangan mempunyai pola yang
tetap.Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut
dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih
dahulu didaerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).b. Perkembangan
terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
 Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap
perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur
dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi
terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses
tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip
yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:

  Perkembangan merupakan hasil proses kematangan


dan belajar. Kematangan merupakan proses intrinsik yang
terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada
pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang
diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
 Pola perkembangan dapat diramalkan. Terdapat
persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
  Perkembangan berlangsung daritahapan umum ke
tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling
berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi
sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa
periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode
tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam
kandungan). Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
 Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur
kehamilan 2 minggu.
 Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai
8/12 minggu.Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan
menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam
tubuh.
 Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai
akhirkehamilan.Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu: Masa fetus
dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester
ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat
tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi. Masa fetus lanjut
yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.
Terjadi transfer Imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui
plasenta. Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega 3
(Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada
otak dan retina.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah
trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak
janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi
kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok,
minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh,
depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu
hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan
janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk
selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi
anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu
diharapkan:
 Menjaga kesehatannya dengan baik.
 Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
 Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang
dikandungnya.
 Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana
kesehatan.
 Memberi stimulasi dini terhadap janin.
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan
keluarganya.
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
 idak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi
kehamilannya.
1. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi
menjadi 2 periode, yaitu :
 Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.Pada masa ini terjadi
adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal
dibagi menjadi 2 periode:
 Masa neonatal dini, umur 0 – 7 hari.
 Masa neonatal lanjut, umur 8 – 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang
menjadi anak sehat adalah:
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di
sarana kesehatan yang memadai.
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan,
jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan
sudah saatnya untuk melahirkan.
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang
dapat menenangkan perasaan ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita
dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat
membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks
menghisap diperhatikan oleh karena berhubungan dengan
masalah pemberian ASI.
1. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11
bulan.Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan
proses pematangan berlangsung secara terus menerus
terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi
sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit
pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai
orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang
terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan
pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama
6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping
ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal,
mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa
dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga
dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat
besar.
2. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59
bulan).Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun
dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak
kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting
dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak
masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut
syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan
syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan
hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan
belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada
masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-
dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga
setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak
dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
3. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).Pada masa
ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki
masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya,
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan
di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang
bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak
keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak
bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-
taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat
yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak. Sepatutnya
lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain
yang bersahabat untuk anak (child friendly environment).
Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun
untuk anak, semakin baik untuk menunjang
kebutuhan anak.Pada masa ini anak dipersiapkan untuk
sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor penerima
rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga
anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa
proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat
dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau
gangguan.
Menurut Soetjiningsih, 1995 terdapat 4 parameter perkembangan
yang dipakai dalam menilai perkembangan anak, yaitu:
1. Personal social (perilaku sosial)Aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi cermat
3. Language :Kemampuan untuk memberikan respons
terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4. Gross motor (gerakan motorik kasar) :Aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
 
KAITAN ENSEFALOPATI EC SOL TERHADAP TUMBANG PADA
ANAK
Proses desak ruang intracranial (SOL = Space Occupying Lesion)
yang ukurannya terus bertambah akan menyebabkan kenaikan
tekanan intrakranial (TIK) dengan manifestasi klinis berupa nyeri
kepala yang progresif, muntah, dan edema papil saraf optik.
Peningkatan TIK ini, selain oleh massa tumor dan edema perifokal
di sekitarnya, juga disebabkan oleh hambatan aliran darah balik
dan/ atau aliran cairan serebrospinal (LCS). Selain itu ada pula
tanda dan gejala fokal/ setempat yang disebabkan oleh
terganggunya fungsi bagian otak tertentu. Gejala dan tanda fokal
ini nyata pada lesi yang terletak pada daerah otak yang amat
fungsional atau eloquent seperti area sensorimotor, area Broca
dan Wernicke, kapsula interna, dan daerah di sekitar sella dan
sekitar batang otak yang penuh dengan saraf-saraf kranialis.
Sebaliknya, gejala dan tanda ini menjadi kabur bila lesi terletak
pada daerah yang silent seperti lobus frontalis sebelah depan dan
lobus temporalis sisi non-dominan.
Pada kasus ini penyebab SOL yang dimasksud adalah adanya
higroma subdural. Higroma subdural merupakan pengumpulan
cairan likuor yang terbungkus oleh kapsul dibawah duramater.
Akumulasi CSS yang  berlebihan ini terjadi  diatas hemisfer
serebral, Biasanya disebabkan oleh pecahnya arakhnoid sehingga
likuor mengalir dan berkumpul membenyuk kolam. Terapinya
mirip dengan penanganan hematom subdural. Akibat pendesakan
intrakranial ini maka terjadilah penekanan pada saraf-saraf pusat.
Tidak lancarnya sistem neurologis menyebabkan rusaknya
koordinasi dari bagian otak yang terkena lesi, sehingga
menyebabkan terjadinya delay development pada anak.
Fisioterapi pada kasus ini sangat penting. Terapi ini dimaksudkan
untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi penguatan dan
pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya
mendekati kondisi normal. Kepada anak, akan diberikan latihan
mengangangkat kepala (head lifting dan head control), berguling
duduk dan keduduk. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan
latihan mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan,
lari kecil, dan seterusnya.Pada kasus ini latihan, akan dilakukan
fisioterapi secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan
anak normal. Latihan-latihan yang diberikan bertujuan
mempertahankan kekuatan otot-otot dan kemampuan
fungsionalnya dengan mempertahankan sendi-sendinya agar tak
menjadi kaku. Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan
kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi.
Fisioterapi dalam kasus ini lebih bertujuan agar anak dapat
segera pulih dan mencapai tumbuh kembang normal sesuai
dengan usianya.

Anda mungkin juga menyukai