Makalah Studi Kimia
Makalah Studi Kimia
“Efek Ketiadaan P upuk Hay ati terhadap Mikroba dan Tanah dalam
Sistem Pertanian Berkelanjutan”
Disusun Oleh :
444119061
Agribisnis 1-C
FAKULTAS PERTANIAN
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Efek Ketiadaan P upuk Hay ati terhadap Mikroba dan Tanah dalam
Sistem Pertanian Berkelanjutan” Tepat pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUPAN............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
MK Biefertilisasi | 1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pupuk hayati (biofertilizer)?
2. Apa kelebihan dan kekurangan penggunaan pupuk hayati jika
dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik?
3. Bagaimana perkembangan penggunaan pupuk hayati di Indonesia?
4. Bagaimana efek ketiadaan pupuk hayati baik untuk aktivitas
mikroba, kualitas tanah, tanaman, terhadap biaya produksi
serta bagi system pertanian berkelanjutan?
MK Biefertilisasi | 2
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pupuk
hayati, kelebihan dan kekurangan penggunaan pupuk hayati dibandingkan dengan
penggunaan pupuk anorganik, perkembangan penggunaan pupuk hayati di
Indonesia, serta efek ketiadaan pupuk pupuk hayati terhadap aktivitas
mikroba, kualitas tanah dan tanaman, serta efeknya terhadap system pertanian
berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfir akar (rhizobakteri) disebut sebagai
rhizobakteri pemacu tanaman (plant growthpromoting rhizobacteria/PGPR). Kelompok ini
mempunyai peranan ganda di samping menambat N2, juga menghasilkan hormon tumbuh (seperti
IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain), menekan penyakit tanaman asal tanah dengan
memproduksi siderofor glukanase, kitinase, sianida dan melarutkan P dan hara lainnya.
Sebenarnya tidak hanya kelompok ini yang memiliki peranan ganda (multifungsi) tetapi juga
kelompok mikroba lain seperti cendawan mikoriza. Cendawan ini selain dapat meningkatkan
serapan hara, juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit terbawa tanah,
meningkatkan toleransi tanaman terhadap kekeringan, menstabilkan agregat tanah, dan sebagainya,
tetapi berdasarkan hasil-hasil penelitian yang ada peranan sebagai penyedia hara lebih menonjol
daripada peranan-peranan lain. Pertanyaan yang mungkin timbul ialah apakah multifungsi
suatu mikroba tertentu apabila digunakan sebagai inokulan dapat terjadi secara bersamaan.
FNCA Biofertilizer Project Group (2006) mengusulkan definisi pupuk hayati sebagai substans
yang mengandung mikroorganisme hidup yang mengkolonisasi rizosfir atau bagian dalam
tanaman dan memacu pertumbuhan dengan jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara
primer dan/atau stimulus pertumbuhan tanaman target, bila dipakai pada benih,permukaan tanaman,
atau tanah.Pengertian pupuk hayati pada buku ini lebih luas daripada istilah yang dikemukakan oleh
Subha
Rao (1982) dan FNCA Biofertilizer Project Group (2006). Mereka hanya membatasi istilah pupuk
hayati pada mikroba, sedangkan istilah yang dipakai pada buku ini selain melibatkan mikroba
juga makrofauna seperti cacing tanah.Bila inokulan hanya mengandung pupuk hayati mikroba,
inokulan tersebut dapat juga disebut pupuk mikroba (microbial fertilizer). Fungsi dari pupuk
hayati :
Pupuk hayati merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam
upaya memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaan pupuk hayati tidak akan
meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan
manusia. Selain itu penggunaan pupuk hayati dapat meningkatkan
kesehatan tanah, menumbuhkan jasad renik (mikroba), menggemburkan
tanah, dan menumbuhkan hewan (cacing), sehingga dapat memacu
pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman.
Ketiadaan pupuk hayati juga akan berdampak buruk bagi kesehatan
tanah. Apabila tanah tidak diaplikasikan pupuk hayati, maka tanah akan
kekurangan mikroba yang dapat melepas unsur-unsur hara yang terikat
di dalam tanah, sehingga tanah akan kekurangan unsur hara. Hal ini
mengakibatkan tanah membutuhkan unsur hara tambahan untuk menyuplai
unsur hara yang tidak tersedia, yaitu dengan menggunakan pupuk anorganik
dengan dosis yang lebih tinggi. Penggunaan pupuk anorganik dengan dosis
yang terlalu tinggi akan merusak tanah, baik strukturnya, tingkat
kesuburanya, bahkan kesehatan tanahnya. Penggunaan pupuk anorganik
yang dilakukan secara terus-menerus juga mengakibatkan terjadinya
pemadatan tanah sehingga akan sulit ditembus oleh perakaran. Selain
itu mikroorganisme yang terdapat di dalam pupuk hayati dapat
mendegradasi bahan organik sehingga mampu menyediakan unsur hara
yang dapat diserap tanaman dan menghasilkan enzim alami dan vitamin
yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sehingga bila
kekuranga pupuk hayati maka akan menyebabkan tidak adanya
mikroorganime dalam tanah yang dapat membantu proses penggemburan
tanah dan mengubah zat menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman.
Hal ini tentu akan berdampak pula terhadap proses pertumbuhan
tanaman.
2.4.3 Efek Terhadap Pertumbuhan Tanaman
3.1 Kesimpulan
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok
fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah,
sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Fungsi dari pupuk hayati antara lain sbagai
pembangkit kembali kehidupan tanah serta memberikan makanan pada tanah
selanjutnya tanah akan memberi makanan pada tanaman.
Penggunaan pupuk hayati memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun
kekurangannya yaitu pupuk hayati mengandung makhluk hidup yang bisa mati,
sehingga tidak bisa disimpan dalam jangka waktu lama (lebih dari 2 tahun), tidak
bisa diaplikasikan bersamaan dengan pupuk kimia atau pestisida, populasi mikroba
yang ada dapat menurun (mati). Sedangkan kelebihan pupuk hayati antara lain
dapat menyuburkan tanah, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah,
meningkatkan daya serap tanah terhadap air, menyediakan hara mineral bagi
tanaman, meningkatkan daya tahan tanaman, menghasilkan produk sehat dan
ramah lingkungan serta dapat menghemat biaya produksi.
Adapun efek ketiadaan mikroba terhadap biota tanah yaitu tidak adanya agen
hayati yang berperan untuk merombak bahan organik di dalam tanah.
Sedangkan bagi kualitas tanah ketiadaannya mengakibatkan ketersediaan unsur
hara lebih sedikit akibat adanya beberapa unsur hara yang terikat. Bagi
pertumbuhan tanaman ketiadaan mikroba berdampak karena minimnya aktivitas
mikroba didalam tanah maka unsur hara yang tersedia akan lebih sedikit sehingga
dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman, yang selanjutnya akan
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Efek ketiadaan mikroba
terhadap biaya produksi yaitu ketiadaan mikroba yang minim dapat
menyebabkan terbatasnya ketersediaan unsur hara yang tersedia sehingga
dibutuhkan unsur hara tambahan misalnya pupuka anorganik, pupuk anorganik
dengan dosis tinggi dapat menyebabkan biaya produksi meningkat. Sedangkan
efek ketiadaan mikroba untuk sistem pertanian berkelanjutan yaitu apabila tanah
telah mengalami kerusakan akibat penggunaan pupuk anorganik yang terus-
menerus maka akan berdampak pada kesehatan tanah. Tanah yang sakit akan
menghambat dalam mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan.
3.2 Saran
Adapun rekomendasi yang kami berikan mengingat dari uraian di atas yaitu
penggunaan pupuk hayati ini sangat diperlukan terutama untuk mewujudkan sistem
petanian berkelanjutan, karena penggunaan pupuk hayati ini merupakan cara yang
ramah lingkungan dan memiliki banyak kelebihan. Pupuk hayati dibutuhkan untuk
merombak bahan organic dan untuk merombak unsur hara yang terikat di
dalam tanah sehingga suplai unsur hara akan terpenuhi. Penggunaan pupuk
anorganik sebaiknya dikurangi karena apabila digunakan secara terus-menerus
dapat berdampak negative bagi kualias tanah, apabila tanah sudah rusak maka akan
sulit diperbaharui sehingga tidak akan bisa dimanfaatkan lagi secara
berkepanjangan. Salah satu rekomendasinya dapat diaplikasikan penggunaan
pemupukan berimbang misalnya dengan penggunaan pupuk organic dan pupuk
hayati sehingga suplai hara akan lebih baik serta biaya produksinya dapat lebih
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius, Sarjiya., Dwi Agustiyani. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Hayati yang
Mengandung Mikroba Bermanfaat terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Panen Tanaman Semangka serta Sifat Biokimia Tanahnya pada Percobaan
Lapangan di Malinau-Kalomantan Timur. Dalam http://journal.unair.ac.id/
diakses pada 10 Maret 2015 pukul 20.30 WIB.
Garsoni, Sonson. 2009. Biofertilizer. Bandung : PT. Cipta Visi Sinar Kencana.
Ginting, R.C.B., Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D.Setyorini,
dan W. Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. BBSDLP. Tersedia
di http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/juknis/pupuk%20organik.pd
f Diakses pada 2 Maret 2015
Hartatik,Wiwik.2013.Pupuk Kandang dan Pupuk Hayati. Tersedia di
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/04pupuk%20
kandang.pdf diakses pada tanggal 15 – maret 2015
Maspray.2013.Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Hayati.tersedia
di
http://www.gerbangpertanian.com/2013/01/kelebihan-dan-kekurangan-
agensia-hayati.html diakses pada tanggal 15 – maret 2015
Saraswati, R., T. Prihartini, dan R.D. Hastuti. 2004. Teknologi Pupuk Mikroba
Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Keberlanjutan Sistem
Produksi Padi Sawah. P. 169-189. Dalam: Fahmuddin Agus et al. (eds.)
Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklomat. Bogor.
Saraswati, Rasti. tt. Teknologi Pupuk Hayati untuk Efisiensi Pemupukan dan Keberlajutan
Sistem Produksi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Yang diakses
melalui
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/68%20-
%20Rasti%20Saraswati%20%20Teknologi%20Pupuk%20Hayati%20untuk%20Efisi ensi
%20Pemupukan.pdf pada tanggal 15 Maret 2015
Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D.Setyorini, dan W. Hartatik.
2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. BBSDLP. Tersedia di
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/juknis/pupuk%20organik.pd
f Diakses pada 2 Maret 2015
Simanungkalit, R.D.M. 2006. Prospek pupuk organik dan pupuk hayati di
Indonesia. BBSDLP.Tersediadi
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/juknis/pupuk%20organik.pd
f Diakses pada 2 Maret 2015
Simarmata, tualar, Benny Joy, Nana Danapriatna. 2012. Peranan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian Pada Industri Pupuk Hayati (Biofertilizers). Tersedia di
http://blogs.unpad.ac.id/tualar/files/2011/03/Peranan-Litbang-dalam-Industri-
Pupuk-hayati.pdf. Diakses pada 15 Maret 2015