OSTEOARTRITIS
OSTEOARTRITIS
A-2018
Edited by:
Aulia Mar’atus S. (18/423504/FA/11637)
Berliani Salsabilla (18/423505/FA/11638)
Bintang W. Priyambada (18/423506/FA/11639)
Brilian Satria M (18/423507/FA/11640)
Choiriya Azzahra (18/423508/FA/ 11641)
Pokok bahasan Osteoartritis
05
Target/ Tujuan
Terapi
04 Tanda dan Gejala 09 Contoh Kasus &
01 Solusinya
Definisi OA
03
06 Terapi 08
Monitoring &
Faktor Resiko Nonfarmakologik
02 Patofisiologi Evaluasi
Luaran
Te r a p i
07 Terapi
Farmakologik
Definisi Osteoartritis
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang progresif dimana rawan kartilago
(melindungi ujung tulang) mulai rusak, disertai perubahan reaktif pada tepi sendi dan
tulang subkondral yang menimbulkan rasa sakit dan hilangnya kemampuan gerak.
OA biasanya mengenai sendi-sendi penyangga tubuh (lutut, panggul, tulang belakang, dan
pergelangan kaki).
A
S Stromelysin berperan
dalam degradasi
Collagenase Stromelysin
proteoglikan
E
Kedua jenis collagenase ini Collagenase-1 Collagenase-3
berperan dalam pemotong
an kolagen tipe II. / MMP-1 / MMP-3
5 s/d 10 X lebih reaktif
P Jenis sitokin yang memperlopori adanya inflamasi yang berkelanjutan
R sehingga memperburuk peradangan.
S O
Meningkatkan sintesis enzim
I I pendegradasi
T N 1
O F
K L
I A
Menghambat sintesis Menghambat sintesis
N M penyusun matriks
3 2 senyawa inhibitor
fisiologis OA
A (kolagen & proteogli-
kan)
S
I
Terdapat dua jenis sitokin proinflamasi
Interleukin-1ß (IL-1ß) TNF- α16
Senyawa ini disintesis sebagai precursor
yang tidak aktif sehingga diperlukan Berperan dalam transduksi sinyal TNF di
activator yaitu IL-1ß-converting enzymes kedua synovial. Reseptor yang bersesuaian
(ICE) / caspase-1. Produksi ICE berada di dengan TNF- α16 adalah TNF-55 dan TNF-
membrane synovial dan juga di superfisial 75. Jumlah reseptor TNF-55 meningkat
tulang rawan. Saat terjadi peradangan (OA), secara signifikan pada OA.
kadar ICE di kedua tempat tersebut
Aktivitas IL-1ß tidak lepas dari peran sitokin
yang memediasi interaksinya dengan
reseptor-reseptornya. Reseptor IL-1 tipe I
dan tipe II merupakan reseptor-reseptor
milik IL-1ß. Reseptor IL-1 tipe I merupakan
reseptor yang berperan dalam peningkatan
mediasi sinyal secara signifikasi dalam
jaringan OA.
Bagian-bagian tulang yang berpotensi menimbulkan osteoarthritis
Tulang rawan atrikular Tulang subkondral
kegagalan kondrosit dalam pengaturan si ↑↑↑ kolagen-I (mineral) yg abnormal → tulang
subkondral mengalami hipomineralisasi. Meskipun
ntesis & degradasi komponen matriks
tulang subkondral mengalami hipomineralisasi, ↑↑↑
ekstraseluler untuk homeostasis. Kom volume dan jumlah trabekuler (tonjolan otot) →
ponen” matriks cenderung didegradasi & terbentuknya struktur yg lebih kaku, penyerapan dan
jumlah sintesisnya sedikit sehingga tulan pelepasan energi tulang subkondral ↓↓↓. Oleh karena itu,
g rawan terdegradasi. gesekan tulang subkondral ↑↑↑ kehilangan tulang rawan.
biasa terjadi pada usia lanjut. mutasi pada gen prokolagen /gen structural lain
laki-laki: ± umur 59 tahun dengan puncaknya untuk unsur-unsur tulang sendi (kolagen dan
umur 55-64 tahun, proteoglikan)
Perempuan: ± umur 65,3 tahun dengan
puncaknya pada usia 65-74 tahun.
Kelainan pertumbuhan tulang paha atau perthes Tulang yang terlalu padat tidak mampu meredam
dan dislokasi pertumbuhan tulang paha dikaitkan benturan beban yang diterima oleh tulang rawan
dengan timbulnya OA pada usia muda. sendi sehingga berpotensi terkena OA.
Tanda dan Gejala Osteoarthritis
TANDA GEJALA
• Abrasi rawan sendi • Pembengkakan pada sendi
• Pembentukan tulang baru yang irregular • Munculnya suara gesekan pada sendi
pada permukaan persendian ketika digerakkan
• Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada • Melemahnya otot dan berkurangnya massa
sendi yang mengalami osteoarthritis. Rasa otot
nyeri diakibatkan setelah melakukan • Munculnya taji atau tulang tambahan
aktivitas dengan penggunaan sendi dan • Munculnya benjolan pada sendi yang ada di
nyeri dapat diringankan dengan istirahat jari tangan
• Membengkoknya jari tangan
Tujuan Terapi Osteoarthritis
Memelihara dan
mengurangi gejala meningkatkan mobilitas
(pergerakan) sendi
Mencegah terjadinya
Membatasi gangguan
kontraktur atau atrofi
fungsional
otot
Memelihara dan
Meringankan nyeri dan
meningkatkan kualitas
kekakuan
hidup
Edukasi (penerangan)
pada pasien, perawat,
dan keluarga
TERAPI NONFARMAKOLOGIS
1. Mengurangi berat badan melalui pengaturan pola makan (dietary weight loss).
2. Mendorong aktivitas fisik dan olahraga pada pasien.
3. Olahraga dapat meningkatkan performa pada persendian. Namun, olahraga dan
aktivitas fisik yang berat dapat memberikan efek negatif pada pasien.
4. Latihan isometrik atau statis (tanpa melibatkan persendian) dapat menjadi pilihan.
5. Latihan fisik dalam air dapat meringankan beban
persendian, tapi efek yang dihasilkan tidak signifikan.
TERAPI FARMAKOLOGIS
Acetaminophen
Pengobatan pertama untuk terapi osteoartritis.
Dapat meningkatkan kinerja persendian dalam
jangka waktu pendek.
Analgesik Topikal
Dapat digunakan untuk terapi
osteoartritis lokal dengan gejala
Easy to change colors,
photos and Text.
yang ringan.
Terapi Farmakologis
Glukosamin, kondroitin sulfat, glukokortikoid,
dan asam hialuronat.
Monitoring da n Evaluasi
L u a r a n Te r a p i
• Monitoring Farmakoterapi spesifik terhadap pasien tertentu
M
O
N
I
T
O
R Tingkat Sakit
Umur
I
N
G
Pemakaian Obat
• Monitoring Efikasi : Visual Analog Scale
Ibu Lani (71 th) datang ke Apotek Swakarya mengeluh badannya demam, nyeri
dan bengkak di lutut. Hasil rekam medis pasien diperoleh keterangan bahwa
pasien dua hari yang lalu mengalami nyeri lutut berat, kemudian oleh dokter
diberikan injeksi intra artikuler asam hialuronat di lutut. Pasien memiliki riwayat
penyakit OA sejak 5 tahun yang lalu dan hiperlipidemia dan kegemukan (BMI =
28) sejak usia 30 tahun. Hasil pemeriksaan laboratorium:
WBC = 13.4ribu/µL
Neutrophil = 86.6 % (50-60 %)
ESR = 40mm/jam (0-20 mm/jam)
demam dapat terjadi sebagai reaksi terjadinya inflamasi pada tubuh. Dalam kasus
osteoarthritis, inflamasi dapat terjadi karena terdapatnya Kristal atau debris dalam
cairan synovial, dimana debris atau Kristal ini berasal dari hancuran tulang rawan
yang mengalamai pengapuran.
Pemeriksaan fisik:
adanya gerak sendi (aktif maupun pasif), terdengar krepitasi pada lutut kirinya
ketika digerakkan pasif. Terdapat hambatan gerak aktif dan pasif pada sendi
lutut kiri (hanya mampu memfleksikan lututnya sebatas 40-45°)
Pasien didiagnosis OA genu sinistra functional
class II dengan suspek abses suprapatella. Pada
pasien ini dilakukan kompres hangat dan diistiraha
tkan sendi lutut tsb.
Tata Laksana:
Terapi non farmakologis:
Terapi farmakologis:
Edukasi imengenai penyakitnya secara
Alupurinol 1x100 mg dan
lengkap, menyarankan untuk
Paracetamol 3x750 mg.
mengistirahatkan dan memproteksi terhadap
sendi yang terkena, jangan menekuk lutut (jongkok Selama pasien dirawat di
, bersila, kalau BAB sebaiknya memakai toilet RS tetap dilakukan
duduk), mengurangi pekerjaan yang mengangkat monitoring terhadap
barang berat, hati-hati ketika berjalan, agar tidak keluhannya.
jatuh dan timbul trauma lagi, olah raga ringan
secara teratur, dan diet rendah purin mengingat
riwayat penyakit asam urat. Pasien juga
disarankan untuk fisioterapi dengan tim
rehabilitasi medis.
Kasus 5
Bu Sri (47 tahun) memiliki keluhan nyeri pada lutut kanan terutama setelah berdiri
lama, jika beristirahat akan membaik sedikit. Riwayat patah tulang. Pada PF
ditemukan krepitasi pada lutut kanan tanpa tanda-tanda peradangan, tidak ada
perubahan bentuk sendi yang permanen, serta tidak ada perubahan gaya berjalan.
Tata Laksana
Non farmakologis edukasi ↓ BB, menjalani
pengobatan teratur dan rehabilitasi medik
Farmakologis pemberian natrium diklofenak
(sesuaikan dengan VAS), dapat ditambah agen
kondroprotektif
Bedah belum diperlukan
Referensi
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S., 2006, Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Edisi ke-4, FK UI, Jakarta.
2. Lestari, Desfi, 2014, Osteoarthritis Genu Bilateral on 53 Years Old Woman with Grade II Hypertension: Jurnal Medula Unila, 3(1), 185-186.
3. S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi. Chapter 279 : Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195-1202
4. Yusuf, E., 2016, Pharmacologic and Non-Pharamcologic Treatment of Osteoarthritis, Current Treatment Options in Rheumatology, 2:111-125
5. Goldring, M.B. dan Marcu, K.B., 2009, Cartilage Homeostasis in Health and Rheumatic Diseases. Arthritis Res Ther., 11:224.
6. Heijink, A., Gomoll, A.H., dan Madry, H., 2012, Biomechanical Considerations in The Pathogenesis of Osteoarthritis of The Knee, Knee Surger
y, Sports Traumatology, Arthroscopy, 20:423–435.
7. Helmi, Zairin N., 2012, Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal, Salemba Medika, Jakarta.
8. Madry, H. dan Van Dijk, C.N., 2010, The Basic Science of The Subchondral Bone, Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc., 18:419–433.
9. Maharani, E.P., 2007, Faktor-faktor Risiko Osteoartritis Lutut, Universitas Diponegoro, Semarang.
10. Martel-Pelletier, J., dan Pelletier, J.P., 2010, Is Osteoarthritis a Disease Involving Only Cartilage or Other Articular Tissues?, Eklem Hasta
lik Cerrahisi., 21:2–14.
11. Meisser, S.P., Gutekunst, D.J., Davis, C., dan DeVita, P., 2005, Weight Loss Reduces Knee-Joint Loads in Overweight and Obese Older Adults
with Knee Osteoarthritis, Arthritis Rheum, 52:2026-2032.
12. Neogi, T., 2012, Clinical Significance of Bone Changes in Osteoarthritis, Ther Adv Musculoskelet Dis., 4:259–267.
13. Pauli, C., Grogan, S.P., dan Patil, S., 2011, Macroscopic and Histopathologic Analysis of Human Knee Menisci in Aging and Osteoarthritis. Ost
eoarthritis Cartilage., 19:1132–1141.
14. Pelletier, J.M., 2004, Pathophysiology of Osteoathritis, Osteoarthritis and Cartilage, 12:S31-S33.
15. Sun, Y., Mauerhan, D.R., Kneisl, ,J.S.,2012, Histological Examination of Collagen and Proteoglycan Changes in Osteoarthritic
Menisci. Open Rheumatol J., 6:24–32.