Anda di halaman 1dari 22

RANGKAIAN LIFT

TEKNIK TENAGA LISTRIK

OLEH:
IRWAN PRIYANTO
167022721

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, serta nikmat berupa kesehatan pada kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Rangkaian Listrik
Lift” ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Teknik Tenaga Listrik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan, dan semua pihak yang
terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan
baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca demi peningkatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah khazanah ilmu
bagi masyarakat . Akhir kata penulis ucapkan sekian dan terima kasih.

Balikpapan, 10 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.......................................................................................1

Rumusan Masalah..................................................................................2

Tujuan.....................................................................................................2

Manfaat...................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Lift........................................................................................3

Sejarah Lift.............................................................................................3

BAB III METODE PENELITIAN

Rangkaian Lift .......................................................................................4

Cara Kerja Rangkaian Lift ....................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN

Jenis-jenis Lift.......................................................................................12

iii
Komponen Lift......................................................................................14

Prinsip Kerja Lift ..................................................................................15

Pemasangan Lift....................................................................................15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan............................................................................................17

Saran......................................................................................................17

Daftar Pustaka.......................................................................................18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia konstruksi gedung sangat pesat dari waktu ke waktu.

Dulu, ketika hendak menaiki gedung, orang-orang hanya menggunakan tangga.

Kemudian, berkembang dengan hadirnya eskalator. Hingga pada abad ke-21, era

modernisasi membawa manusia semakin dimudahkan, termasuk untuk menaiki

gedung. Manusia tak perlu lagi berjalan dan menghabiskan energi. Sebab,

transportasi vertikal hadir menjadi fasilitas yang biasa ditemui saat ini.

Pada masa ini, gedung-gedung dibuat semakin tinggi agar menghemat

penggunaan lahan. Bangunan seperti apartemen, kantor, pusat perbelanjaan,

rumah sakit dan semua jenis sarana prasarana dibuat bertingkat. Bahkan, hampir

di setiap sudut kota di dunia dapat ditemukan gedung pencakar langit. Menurut

Zen (2008:1) banyaknya gedung-gedung tinggi yang dibangun zaman sekarang,

menyebabkan transportasi vertikal di antara lantai gedung-gedung tersebut

semakin dibutuhkan.

Lift atau elevator merupakan salah satu dari alat transportasi vertikal yang

banyak digunakan saat ini (Wikipedia). Menurut Titian Keberadaan lift memiliki

banyak manfaat bagi penggunanya, seperti hemat energi, waktu yang lebih efisien,

dan bisa mengangkut barang berat. Agar tidak salah dalam memanfaatkan lift,

pengguna perlu mengetahui jenis-jenis lift. Selain itu, orang-orang yang bergelut

dalam bidang konstruksi bangunan pun perlu memperhatikan komponen utama

1
lift, prinsip kerja lift, dan pemasangan lift agar pemanfaatan lift dapat maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan prinsip kerja dan pemanfaatan lift.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat ditemukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah jenis-jenis lift?

2. Apa sajakah komponen utama lift ?

3. Bagaimanakah prinsip kerja lift?

4. Bagaimanakah pemasangan lift?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui jenis-jenis lift

2. Mengetahui komponen-komponen lift

3. Mengetahui prinsip kerja lift

4. Mengetahui cara pemasangan lift

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis dan pembaca

adalah dapat memberikan informasi mengenai lift atau elevator.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Alat Pemindah Bahan

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk

mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung

bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang

lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada

zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya

sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulic, Traction

atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi

dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

Adapun cara kerja dari lift ini adalah dengan gerakan naik turun (hoist)

dimana sangkar yang berisi barang atau orang dan beban engimbang

digantungkan pada tali yag ditarik naik atau turun dengan menggunakan pully,

dimana pully ini berputara sesuai dengan kebutuhan. Pully digerakkan oleh motor

listrik dan gerakan pully dihentikan oleh rem, sehingga barang atau orang tidak

akan naik atau turun setelah posisi angkat yang diingin tercapai.

B. Sejarah

Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun

1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton

mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis

Brothers & Co, pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis

3
telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan department store di

seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator penumpang

hidrolik yang pertama dengan menggunakan air atau minyak sebagai bahan bakar

penggerak. Berikutnya adalah era Pencakar Langit. Pada tahun 1889 Otis

mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat

sukses.

Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang

punggung” industri elevator, yaitu elevator listrik gearless traction yang dirancang

dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada

berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol

adalah Empire State building dan World Trade Center di New York, John

Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto. Selama bertahun-tahun

ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian

otomatis. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi

komputer dan perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian

elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi

elevator dan mutu berkendara dalam elevator.

4
BAB III

M ETODE PENELITIAN

A. Rangkaian Lift

Wiring Diagram :

Gambar.1. Rangkaian Motor Penggerak Lift

5
Gambar 2. Rangkaian Motor Penggerak Pintu Lift

Gambar.3. Rangkaian Kontrol Lift Untuk 5 Lantai

6
Gambar 4. Diagram Lift Lengkap (Posisi Vertikal)

7
Keterangan :

 = Kontaktor

   = Timer / TDR

 = Sakela NO

 = Sakelar NC

   = Tombol Start

 = Limit Switch
  

 = Motor Penggerak Lift

B. Cara Kerja Rangkaian Lift

1. Bila rangkaian diberi arus listrik melalui fasa R maka rangkaian langsung

bekerja, karena K 11 langsung mendapat arus dari sumber listrik satu fasa

(fasa R), K 11 bekerja untuk mengoperasikan Motor Pintu dengan arah

maju untuk membuka pintu Lift agar orang dapat masuk ke ruang Lift di

lantai 1, setelah pintu bagian kanan menekan Limit Switch yang terpasang

di Frame pintu bagian kanan maka kontak NO dari Limit Switch tersebut

menutup untuk  memasukan arus ke K 9 akhirnya K 9 bekerja dan melalui

NC dari K 9 diputuslah arus yang masuk ke K 11 sehinga K 11 berhenti

bekerja akibatnya Motor Pintu  berhenti pula bekerja (mati). Setelah

beberapa saat kemudian sesuai setting waktu pada TR 1 (Time Relay 1)

maka TR 1 bekerja mengopersasikan kontak NC dari TR1 sehingga

memutuskan pula arus yang masuk ke K 11 dan pada saat yang bersamaan

8
kontak NO dari TR 1 menutup sehingga arus listrik masuk ke K 12 dan K

12 bekerja untuk mengoperasikan Motor Pintu dengan arah mundur untuk

menutup pintu tersebut kembali. Setelah pintu tertutup kembali maka pintu

bagian kiri menekan Limit Switch yang terpasang di frame pintu bagian

kiri maka kontak NO Limit Switch akan menutup akhirnya K 10 bekerja

kembali sehingga kontak NC dari K 10 jadi terbuka sehingga memutus

arus yang masuk ke K 12 akibatnya Motor Pintu berhenti bekerja (mati),

pada saat yang bersamaan kontak NO dari K 10 menutup untuk

memasukan arus ke Rangkaian Kontrol.

2. Setelah arus listrik masuk ke rangkaian kontrol melalui kontak NO dari K

10, maka Lift siap untuk dioperasikan bergerak menuju ke lantai atas

berikutnya. Pada saat ini kontaktor KS 1 sedang tidak aktif karena Limit

Switch  pada KS 1 pada posisi Off karena sedang  tertekan oleh dinding

Ruang Lift di Lantai 1. Sedangkan kontaktor KS 2 s/d KS 5 sednga aktif,

maka Lift telah dapat digerakan ke lantai 2 atau lantai selanjutnya.

Sekarang tekan tombol lantai 5 (LT 5) maka arus listrik akan masuk ke K

8 melalui kontak NO dari K 5 maka motor penggerak Lift akan mendapat

arus melalui kontak triple NO dari K 8 sehingga motor akan bergerak arah

naik dan menarik Lift sampai ke lantai 5. Setelah Lift sampai di lantai 5,

maka dinding Lift menekan Limit Switch dari pada KS 5 akhirnya arus

yang masuk ke KS 5 jadi terputus dan KS 5 berhenti bekerja (mati).

Karena KS 5 berhenti bekerja maka kontak NO dari KS 5 yang ada pada

rangkaian kontrol akan Off kembali. Pada saat K 8 bekerja dimana kontak

9
NC dari K 8 pada rangkaian pengendali Pintu Lift otomatis membuka

sehingga pintu Lift tidak membuka tetapi setelah Lift sampai di lantai 5

maka maka dinding Lift menekan Limit Switch dari pada KS 5 akhirnya

arus yang masuk ke KS 5 jadi terputus dan KS 5 berhenti bekerja (mati).

Karena KS 5 berhenti bekerja maka kontak NO dari KS 5 yang ada pada

rangkaian kontrol akan Off kembali mengakibatkan K 8 tidak bekerja, di

saat ini kontak NC dari K 8 akan menutup kembali sehingga K 11bekerja

lagi dan pintu akan membuka dan menutup seperti langjah 1 di atas.

3. Setela arus listrik masuk ke rangkaian kontrol kembali melalui kontak NO

dari K 10, maka Lift siap dioperasikan bergerak menuju ke lantai bawah

berikutnya. Untuk turun ke lantai 2, tekanlah tombol lantai 2 (LT 2) maka

arus listrik akan masuk ke K 7 melalui kontak NO dari K 2 yang sudah

menutup yang seri dengan kontak NO dari K 6 yang telah menutup pula

maka K 7 akan bekerja dan memasukan arus listrik  ke motor penggerak

Lift melalui kontak Triple NO dari K 7 akibatnya motor bergerak dengan

arah turun untuk menarik Lift turun ke lantai 2. Setelah Lift sampai di

lantai 2, maka dinding Lift menekan Limit Switch dari pada KS 2 akhirnya

arus yang masuk ke KS 2 jadi terputus dan KS 2 berhenti bekerja (mati).

Karena KS 2 berhenti bekerja maka kontak NO dari KS 2 yang ada pada

rangkaian kontrol akan Off kembali. Pada saat K 7 bekerja dimana kontak

NC dari K 7 pada rangkaian pengendali Pintu Lift otomatis membuka

sehingga pintu Lift tidak membuka tetapi setelah Lift sampai di lantai 2

maka maka dinding Lift menekan Limit Switch dari pada KS 2 akhirnya

10
arus yang masuk ke KS 2 jadi terputus dan KS 2 berhenti bekerja (mati).

Karena KS 2 berhenti bekerja maka kontak NO dari KS 2 yang ada pada

rangkaian kontrol akan Off kembali mengakibatkan K 7 tidak bekerja, di

saat ini kontak NC dari K 7 akan menutup kembali sehingga K 11 bekerja

lagi dan pintu akan membuka dan menutup seperti langjah 1 di atas.

11
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Jenis –jenis lift

Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan

menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu

1. Lift Penumpang (Passenger Elevator)

Passenger Elevator adalah elevator yang berfungsi khusus untuk

mengangkut manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalan sistem

keamanannya. Hal ini karena menyangkut keselamatan manusia penumpang lift

tersebut. Lift jenis ini memiliki batas maksimum berat pengangkutan.

2. Lift Barang (Freight elevator)

Elevator ini fungsinya hanya untuk mengangkat barang saja, elevator ini

juga tak kalah handalnya dengan elevator penumpang namun ada sedikit

perbedaan dalam hal system keamanannya.

3. Lift Pelayan (Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil)

Elevator service ini biasanya dipasang diperhotelan, fungsinya untuk

mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Elevator ini juga tak kalah

handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan

elevator penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu elevator

penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator service ini berfungsi

untuk mengangkut manusia dan barang.

Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda secara prinsip. Perbedaan

yang nyata pada interior dan perlengkapan operasi dari lift-lift tersebut. Juga pada

12
sistem pengamanan operasi yang dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb

waiter sistem pengamanan operasi yang disediakan lebih sederhana.

Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila dibandingkan antara lift

barang untuk pabrik (besar) dengan lift penumpang yang dipergunakan didalam

gedung-gedung diperkantoran. Lift barang untuk pabrik (sesuai dengan

kebutuhan) dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar, baik dipasang

dengan pembukaan secara horizontal (terdiri lebih dari dua pintu) maupun yang

dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertikal (biasanya terdiri dari dua daun

pintu atau lebih)

Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya.

Kapasitas digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board)

didalam kereta biasanya dinyatakan dalarn kilogram (kg) atau (Ib) untuk jenis lift

barang, sedangkan untuk penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang

(persons) atau kombinasi keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menjadi

semakin tipis apabila kita bandingkan lift penumpang dan lift barang yang

terpasang dalam gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena sebagian

besar lift barang yang terpasang didalam gedung hunian dipersyaratkan juga untuk

dapat mengangkut penumpang atau orang.

13
B. Apa saja komponen utama lift

Komponen utama elevator/lift terdiri dari 2 ( dua ) bagian besar , yaitu ruang

mesin ( Machine Room ) dan ruang luncur (Hoistway).

1. Ruang mesin (Machine Room)

Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut terjadinya

semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam

ruang mesin terdapat beberapa alat penggerak elevator.

2. Motor penggerak

Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik

(Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor

penggerak ini mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai

dengan 210 putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan motor yang disesuaikan

dengan kapasitas angkut .

Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang

berfungsi menahan motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju,

pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic

Control). Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator

menggunakan tali baja (rope) yang melingkar pada puli mesin (sheave).

Jenis Penggerak Elevator/lift pada umumnya, yaitu:

 Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator)

 Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator).

 Perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yaitu :

14
No Perbandingan Traction Machine Hydrolic

1. Pelayanan tidak terbatas terbatas 20 meter

2. Pemakaian Lebih dari 80 start /stop Terbatas 80 start /stop

perjam. perjam
3. Kecepatan Tidak terbatas (1000m/menit) Terbatas (maks 90

m/menit)

C. Bagaimana Prinsip Kerja Lift

Lift adalah alat pengangkat yang ditujukan khusus untuk

mengangkat/memindahkan barang atau orang secara vertical didalam sangkar

yang begerak pada rel penuntun tetap. Adapun cara kerja dari lift ini adalah

dengan gerakan naik turun (hoist) dimana sangkar yang berisi barang atau orang

dan beban engimbang digantungkan pada tali yag ditarik naik atau turun dengan

menggunakan pully, dimana pully ini berputara sesuai dengan kebutuhan. Pully

digerakkan oleh motor listrik dan gerakan pully dihentikan oleh rem, sehingga

barang atau orang tidak akan naik atau turun setelah posisi angkat yang diingin

tercapai.

D. Bagaimana Pemasangan Lift

1. Pemasangan dengan satu sangkar (Single Car) Didalam suatu gedung hanya

terdapat satu sangkar saja atau dengan kata lain gedung tersebut hanya

dilayani oleh satu unit lift saja. Pemasangan ini biasanya terdapat pada

15
gedung yag tidak beitu tinggi dan tidak luas serta lalau lintas pemakaiannya

tidak ramai.  

2. Pemasangan dengan lebih dari satu sangkar Pada bangunan tersebut terdapat

lebih dari satu sangkar. Jika ada panggilan akan terjadi respond an interaksi

antara beberapa sangkar tersebut. Sangkar yang paling dekat dan tidak

sedang bekerjalah yang akan melayani panggilan tersebut. System ini

dipakai pada gedung bertingkat banyak serta luas dan mempunyai lalu lintas

pemakaian yang ramai.

16
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan dapat digolongkan

menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu lift barang, lift penumpang dan lift

pelayan.

2. Komponen utama elevator/lift terdiri dari 2 ( dua ) bagian besar , yaitu ruang

mesin ( Machine Room ) dan ruang luncur (Hoistway).

3. Lift adalah alat pengangkat yang ditujukan khusus untuk

mengangkat/memindahkan barang atau orang secara vertical didalam

sangkar yang begerak pada rel penuntun tetap.

4. Pemasangan lift bisa dengan satu sangkar (Single Car) dan lebih dari satu

sangkar sesuai dengan kebutuhan.

B. Saran

1. Perlu adanya bimbingan dari dosen atau asisten dosen

2. Perlu adanya pemberian contoh rangkaian listrik

17
DAFTAR PUSTAKA

http://arsitekistn.blogspot.co.id/2011/05/cara-kerja-lift-pada-gedung.html (diakses
pada 09/05/2018)

Zen, Revaldo. 2008. “Pemodelan Sederhana Sistem Elevator”. Skripsi. Jakarta:


FMIPA UI.

https://syofyanchan.blogspot.co.id/2017/04/lift-bangunan-bertingkat-berlantai-
lima.html (diakses pada 10/05/2018)

18

Anda mungkin juga menyukai