Anda di halaman 1dari 8

Karakteristik transaksi syariah dan karakteristik kualitatif

laporan transaksi syariah


A. Karakteristik transaksi syariah
 

Paradigma dan azas transaksi syariah, pada tahapan berikutnya akan


menjiwai seluruh transaksi syariah baik yang terjadi pada  entitas syariah maupun
entitas konvensional. Agar transaksi sesuai dengan jiwa paradigma dan azas
transaksi syariah, maka  transaksi haruslah memenuhi karakteristik dan persyaratan
yang diatur oleh syariah Islamiyah.   Berikut ini (IAI,2007) diatur tentang
karakteristik dan persyaratan transaksi syariah. (wiyono, 2016)
1.    Implementasi dari transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip transaksi syariah
yaitu setiap transaksi harus memenuhi syarat dan kriteria berikut ini: transaksi
hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2.    prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang obyeknya halal dan baik (thayib);
3.    uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas:
4.    tidak mengandung unsur riba;
5.    tidak mengandung unsur kezaliman;
6.    tidak mengandung unsur masyir;
7.    tidak mengandung unsur gharar;
8.    tidak mengandung unsur haram;
9.    tidak mengandung prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena
keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat
pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi (no gain
without accompanying risk);
10.transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan
standar ganda harga untuk satu akada serta tidak menggunakan dua transaksi
bersamaan yang berkaitan (ta’alluq) dalam satu akad;
11.tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui
rekayasa penawaran (ihtikar); dan
12.tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risyawah).
(abidin, 2013)
Berdasarkan pada kriteria-kriteria tersebut, maka transaksi syariah dapat
berupa aktivitas binis yang bersifat komersial maupun aktifitas sosial yang bersifat
non komersial. Transaksi syariah komersial maupun aktifitas sosial yang bersifat
non komersial dilakukan antara lain berupa; investasi untuk mendapatkan bagi
hasil; jual beli barang untuk mendapatkan laba; dan atau pemberian layanan jasa
untuk mendapatkan imbalan. Sedangkan, transaksi syariah nonkomersial dilakukan
antara lain berupa; pemberian dan pinjaman atau talangan (qardh); penghimpunan
dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, dan
hibah. (prabowo, 2014)

B.  karakteristik kualitatif laporan keuangan


 

           Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) No 01 – Karakteristik


Kualitatif Laporan Keuangan, Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya atau menghasilkan informasi yang
berkualitas. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2
Tahun 1980 tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information
mengisyaratkan bahwa informasi akuntansi yang berkualitas harus menunjukkan
manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk menyajikan
informasi tersebut, yang mana suatu informasi akuntansi dapat dikatakan
berkualitas jika para pengguna laporan keuangan berdasarkan pemahaman dan
pengetahuan mereka masing-masing dapat mengerti dan menggunakan informasi
akuntansi yang disajikan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan. (rizki,
2014)
Kerangka konseptual karakteristik kualitatif informasi akuntansi ini
berhubungan dengan ciri spesifik dari kualitas informasi akuntansi yang harus
dipenuhi agar memenuhi tujuan kegunaannya sebagai pertanggungjawaban dan
informasi. Secara umum, laporan keuangan akuntansi syariah harus bisa
menunjujkan ciri ketakwaan dan keimanan. Ciri tersebut diantaranya: dapat
dipahami,relevan,materialistis, keandalan, penyajian yang jujur, dapat diverifikasi,
substansi mengungguli bentuk,netralitas,pertimbangan biaya dan manfaat,
keseimbangan antar karakteristik kualitatif , kelengkapan,dan dapat dibandingkan.
Berikut ini akan dibahas masing-masing karakter:

1.    Dapat dipahami;
 Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi yang kompleks yang
seharuskan dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu. (amri, 2015)

2.    Relevan;
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan
atau mengoreksi hasil evaliuasi mereka di masa lalu. Relevan berarti juga harus
berguna untuk peramalan(predictive) dan penegasan(confirmatory) atas transaksi
yang berkaitan satu sama lain. Relevan juga di pengaruhi oleh hakikat dan tingkat
materialitasnya. Materialitas ditentukan berdasarkan pengaruh kelalaian (ambang
batas) terhadap keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat
dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi dapat dikatakan relevan
jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
3. Tepat waktu, Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap, Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan
keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
Agar informasi yang disajikan dapat relevan maka informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah harus didasarkan pada kebutuhan informasi
para pengguna laporan keuangan pemerintah. Oleh karena itu, materialitas
dipengaruhi oleh besarnya kesalahan dalam mencantumkan atau
pencatatan. (rayandita, 2015)
3.     Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah
hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas.
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan(ommission)
atau kesalahan dalam mencatat(misstatement) informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Selama seluruh informasi yang material telah disajikan dalam laporan
keuangan maka laporan keuangan pemerintah tersebut dapat dikatakan wajar. Hal
inilah yang mengakibatkan mungkin saja ada suatu informasi yang tidak disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah. (Mr.kempyankz, 2011)

4.    Keandalan (reliabel)
 Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka mengunakan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas
kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak
tepat bagi entitas syariah untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam
neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari
tuntutan tersebut. (handiyati, 2014)

5.    Penyajian jujur
Informasi yang di ungkapkan dalam laporan keuangan hanya
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan atau secara wajar dapat disajikan. Walaupun informasi keuangan pada
umumnya susah menghindari resiko penyajian yang dianggapkurang jujur dari
yang seharusnya digambarkan. Namun demikian penyajian informasi tersebut
harus bukan karena fakta kesengajaan untuk menyesatkan , akan tetapi lebih pada
kesulitan yang melekat dala mengidentifikasi transaksi serta peristiwa lainnya yang
dilaporkan, atau dalam menyusun atau dalam menerapkan ukuran dan teknik
penyajian yang sesuai dengan makna tramsaksi dan peristiwa tersebut. (prabowo,
2014)
6.    Substansi mengungguli bentuk
Peristiwa ekonomi di catat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah dan bukan hanya pada bentuk
hukumnya.

7.  Dapat Diverifikasi (verifiability)


Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. (lisa, 2012)
8.   Netralitas
 Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkn beberapa pihak sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain
yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.Agar informasi yang dihasilkan
dapat dipercaya (andal) maka penyajian informasi dalam laporan keuangan
pemerintah harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dan disajikan secara menyeluruh.

9.     Pertimbangan Biaya dan Manfaat


Manfaat yang dihasilkan informasi akuntansi seharusnya melebihi biaya
penyusunannya. Dampak dari pertimbangan biaya dan manfaat tersebut,  laporan  
keuangan pemerintah diperbolehkan untuk tidak menyajikan segala informasi,
apalagi jika informasi tersebut manfaatnya lebih kecil daripada biaya
penyusunannya. Namun demikian, evaluasi atas biaya dan manfaat membutuhkan
proses pertimbangan yang matang. Biaya penyajian informasi tidak harus dipikul
oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat, karena manfaat dari penyajian
informasi tersebut mungkin saja dinikmati oleh pengguna lain di luar mereka yang
menjadi tujuan informasi.

10.  Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif


           Keseimbangan antar karakteristik kualitatif yang diperlukan untuk mencapai
suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapka
dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Bisa saja untuk mementingkan
dipenuhinya keandalan suatu informasi,  menyebabkan informasi tersebut kurang
relevan, begitupula sebaliknya jika relevansinya dipentingkan, mengakibatkan
informasi tersebut kurang andal. Kepentingan relatif antar karakteristik dalam
berbagai kasus mungkin akan berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan,
adakalanya pengguna lebih membutuhkan informasi yang andal dibandingkan
informasi yang relevan, namun bisa saja pengguna lebih mementingkan
kerelavansian dari pada keandalannya. Untuk itu, dibutuhkan suatu pertimbangan
profesional dalam penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif
tersebut agar dapat menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan
pengguna. (rizki, 2014)

11.  Kelengkapan
 Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan
keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.Agar informasi yang disajikan dapat relevan maka
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah harus didasarkan
pada kebutuhan informasi para pengguna laporan keuangan pemerintah.

12. Dapat dibandingkan


        

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entisas syariah


antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keungan.
Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas syariah
untuk mengevaluasai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pembandingan berupa pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan
secara konsisten untuk entitas syariah tersebut, atar periode entitas syariah yang
sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun dengan entitas yang lain. Agar
dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan
tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akutansi yang
berlaku. (prayana, 2016)

Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Entitas Syariah
Sesuai karakteristik, laporan keuangan entitas syariah antara lain meliputi:
(a) komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial: (i)
laporan posisi keuangan; (ii) laporan laba rugi; (iii) laporan arus kas; dan (iv)
laporan perubahan ekuitas.
(b) komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial: (i)
laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan (ii) laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.
(c) komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan


peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan
keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer, dan ekuitas.
Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba
rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan
dalam berbagai unsur neraca; dengan demikian, kerangka dasar ini tidak
mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara
khusus.

Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi
memerlukan proses subklasifikasi. Misalnya, aset dan kewajiban dapat
diklasifikasikan menurut hakikat atau fungsinya dalam bisnis entitas syariah
dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling
berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.

WEBSITE YANG DIGUNAKAN


http://riski190197.blogspot.com/2016/09/karakteristik-transaksi-syariah-dan.html
https://sharianomics.wordpress.com/2010/12/10/unsur-unsur-laporan-keuangan-entitas-
syariah/

Bibliography
abidin, z. (2013, 05). paradigma asas dan karakteristik. Retrieved from ikumpul.blogspot.co.id.
amri, n. f. (2015, 12). karakteristik kualitatif laporan  . Retrieved from www.potretakuntansi.xyz.
handiyati, s. (2014, 09). laporan keuangan bank syariah. Retrieved from subektihandiyati.blogspot.co.id.
lisa. (2012, 12). asumsi dasar dan karakteristik. Retrieved from akuntansi-dalam-islam.blogspot.co.id.
Mr.kempyankz. (2011, 05). karakteristik kualitatif laporan  . Retrieved from akuntanmaniak.blogspot.co.id.
prabowo, a. e. (2014). pekanbaru: cv.bina karya utama.
prayana, r. (2016, 01). karakteristik kualitatif laporan keuangan 1. Retrieved from www.academia.edu.
rayandita, d. (2015, 12 02). karakteristik kualitatif laporan keuangan yang baik . Retrieved from
http:/www.kompasiana.com.
rizki, r. (2014, 01). karakteristik kualitatif laporan. Retrieved from rezwan-rizki.blogspot.com.
wiyono, s. (2016, 01). karakteristik transaksi syariah. Retrieved from slametwiyono.com.

Anda mungkin juga menyukai