PEREKONOMIAN INDONESIA
DISUSUN OLEH :
AWALUDDIN
1910323028
a. Pengangguran
Kalau kita melihat pengangguran di perkotaan dan pedesaan di Indonesia,
maka kita dapat melihat bahwa pengangguran - secara signifikan - lebih tinggi di
daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Yang tidak kalah
menariknya yaitu kesenjangan antara pengangguran perkotaan dan pedesaan
melebar selama empat tahun terakhir karena pengangguran pedesaan telah
menurun lebih cepat daripada pengangguran di perkotaan. Penjelasan untuk tren
ini adalah bahwa banyak orang pedesaan pindah ke daerah perkotaan dalam
rangka mencari peluang kerja.
Indonesia sedang mengalami proses urbanisasi yang cepat. Saat ini lebih
dari setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan. Di satu
sisi, ini adalah perkembangan positif karena urbanisasi dan industrialisasi
diperlukan untuk tumbuh menjadi negara yang berpenghasilan menengah
(middle income country). Di sisi lain, proses ini perlu disertai dengan penciptaan
lapangan kerja yang memadai di kota-kota. Oleh karena itu, investasi (baik
domestik maupun asing) perlu meningkat di daerah perkotaan yang sudah ada
atau daerah urban yang baru. Dengan demikian, pemerintah Indonesia harus
membuat iklim investasi lebih menarik sehingga menghasilkan lebih banyak
investasi.
Isu-isu penting (yang merupakan tanggung jawab pemerintah) adalah
penguatan sumber daya manusia Indonesia (sumber daya manusia mengacu pada
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan seorang karyawan). Kualitas
sumber daya manusia lokal dapat ditingkatkan melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan layanan kesehatan. Saat ini banyak perusahaan mengeluh bahwa
sumber daya manusia Indonesia terlalu lemah. Ini berarti bahwa investor lebih
suka berinvestasi di negara lain (di mana kualitas pekerja lebih tinggi), sehingga
menyebabkan hilangnya peluang dalam hal penciptaan lapangan kerja di
Indonesia.
Sementara itu, relatif sedikit perempuan yang bekerja di Indonesia (di
sektor formal). Hanya sekitar separuh dari perempuan Indonesia yang di usia
kerja yang jadi bekerja dalam pekerjaan formal. Namun, angka ini sebenarnya
sedikit lebih tinggi dari tingkat (rata-rata) partisipasi angkatan kerja perempuan
dunia sebesar 49 persen pada tahun 2017 (data dari Bank Dunia). Namun,
dibandingkan dengan pria Indonesia, tingkat partisipasi tenaga kerja wanita
rendah. Sekitar 83 persen pria Indonesia (di usia kerja) bekerja di sektor formal.
Salah satu karakteristik Indonesia adalah bahwa angka pengangguran
cukup tinggi yang dihadapi oleh tenaga kerja muda usia 15 sampai 24 tahun,
jauh lebih tinggi dari angka rata-rata pengangguran secara nasional. Mahasiswa
yang baru lulus dari universitas dan siswa sekolah kejuruan dan menengah
mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di pasar kerja nasional. Hampir
setengah dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia hanya memiliki ijazah
sekolah dasar saja. Semakin tinggi pendidikannya semakin rendah partisipasinya
dalam kekuatan tenaga kerja Indonesia. Meskipun demikian dalam beberapa
tahun terakhir terlihat adanya perubahan tren: pangsa pemegang ijazah
pendidikan tinggi semakin besar, dan pangsa pemegang ijazah pendidikan dasar
semakin berkurang.
pengangguran dapat dibedakan menjadi dua, yakni berdasarkan penyebab
pengangguran dan berdasarkan cirinya.
Pengangguran berdasarkan penyebabnya (Sukirno, 1994) :
1) Pengangguran Normal
Pengangguran Normal atau pengangguran friksional adalah pengangguran
yang terjadi sebanyak dua atau tiga persen. Para penganggur ini tidak
bekerja bukan karena tidak memperoleh pekerjaan, tetapi sedang mencari
pekerjaan lain yang lebih baik.
2) Pengangguran Siklikal
Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang terjadi karena tidak
stabilnya perekonomian. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi dan
hal ini mendorong pengusaha untuk menaikkan produksi. Sehingga banyak
pekerja yang dipergunakan dalam proses produksi. Akan tetapiadakalanya
permintaan agregat menurun, dengan adanya kemerosotan permintaan
agregat ini mengakibatkan banyak perusahaan mengurangi pekerjanya
sehingga pengangguran akan bertambah.
3) Pengangguran Struktural
Pengangguran Strukural adalah pengangguran yang terjadi karena
perubahan struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan
dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan
mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
terwujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi, biaya
pengeluaran yang sangat tinggi, dan ekspor barang produksi yang menurun
dikarenakan adanya persaingan antar negara-negara lain.
4) Pengangguran Teknologi
Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh
adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia.
Seperti halnya ditenukannya inovasi pada sektor pertanian dan sektor
industri.
Pengangguran berdasarkan cirinya (Sukirno, 1994) :
1) Pengangguran Terbuka
Pengangguran Terbuka adalah peganguran yang terjadi karena pertambhan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Hal
ini menyebabkan dalam perkonomian akan semakin banyak jumlah tenaga
kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Jadi mereka menganggur
secara nyata dan separuh waktu sehingga dikatakan pengangguran terbuka.
2) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran Tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi di sektor
pertanian atau jasa. Setiap keadaan ekonomi memerlukan tenaga kerja dan
jumlah tenaga kerjatergantung pada banyak faktor. Faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar kecilnya perusahaan, jenis kegiatan
perusahaan, mesin yang digunakan, dan tingkat produksi yang dicapai.
3) Pengangguran Musiman
Penganguran musimanadalah pengangguran yang disebabkan oleh musim
hujan atau kemarau. Pengangguran ini banyak terdapat pada sektor
pertanian dan sektor perikanan.
4) Setengah Menganggur
Setengah Menganggur adalah pengangguran yang terjadi pada kondisi
migrasi dari desa ke kota di negara-negara yangsangat pesat. Sehingga
menyebabkanakan terjadi persaingan yang terjadi dalam mencari pekerjaan
dan tidak akan mudah untuk memperoleh pekerjaan. Sebagian terpaksa
mengangggur menjadi penganggur separuh waktu. Disamping itu ada juga
yang bekerja sepenuh waktu dan jam kerja mereka jauh lebih rendah dari
jam kerja normal.
H
i
d
u
p
(
T
a
h
u
n
)
2 A 1 0 S
n 0 t
g 0 a
k n
a d
a
M r
e
l U
e N
k D
P
H
u
r
u
f
(
P
e
r
s
e
n
)
3 R 1 0
a 5
t
a
-
r
a
t
a
L
a
m
a
S
e
k
o
l
a
h
(
T
a
h
u
n
)
4 D 7 3 P
a 3 0 e
y 2 0 n
a . . g
7 0 e
B 2 0 l
e 0 0 u
l a
i r
a
( n
R
u P
p e
i r
a k
h a
p
P i
P t
P a
)
R
i
i
l
D
i
s
e
s
u
a
i
k
a
n
t
e
r
i
g
u
3
.
1
7
.
S O
K
i n
g G
n s
u
g
l
k
a
o
n
g
4 K 1 O
. g 8 n
. s
K
T o
u p
n i
a
/
C
a
k
a
l
a
n
g
5 1
. 9
.
O O
n G n
T s a s
e r
r a
i m
6
.
2
0
D .
a
O
g K M
n
i g e
s
n r
g i
c
s a
a
p
i
7 K 2 8
. g 1 0
.
M
i
e
G
A r
i
y a
n
a m
s
m
t
a
n
2
2
.
8
1
. R
0
o
B
k
u b
o
t a
T k
i t
e
r a
l K
n
u r
g
r e
t
e
k
9 3 2 K
. 9 3 w
7 . h
S
u
s
u
L
k
i
e G
s
n r
t
t a
r
a m
i
l
k
m
a
n
i
s
2
4
1 .
0
. A
i
K M
B r
g 3
a
y m
a i
m n
u
m
1
1
.
K 2
a 5
c .
L
a
i
n K B
t
g g e
e
n
r
p s
a i
n n
j
a
n
g
1 K 2 L
2 g 6 i
. . t
e
K M r
a i
c n
a y
n a
g k
t t
a a
n n
a a
h h
2
7
.
1
3
S
.
e U
K w n
T
g a i
e
t
m
r
p
u
e
m
a
h
1
4
.
K
J
g
e
r
u
k