Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Realitas yang ada sekarang bahwa budaya Barat lebih dominan daripada
budaya Timur dan Islam.Bukti dari kenyaan ini adalah dominannya
kehidupan fisik atau jasmani dari pada psikis atau jiwa.Dimana Barat
mengatakan “men sana in corpore sano” bahwa di dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat.Artinya, kehidupan fisik lebih dominan daripada
kehidupan pskis atau jiwa.Fisik identik dengan materialisme dan sekularisme,
yang ujuang-ujungnya menghasilkan prilaku hedonisme.Islam berbeda
dengan Barat, walaupun Islam tetap menjaga jasmani manusia, tetapi jasmani
hanya sekedar media untuk memelihara jiwa manusia.Islam, walaupun
memprioritaskan pemeliharaan jiwa, tetap tidak menafikan jasmani, artinya
pemeliharaan jasmani dan rohani dapat dipelihara atau dijaga dengan
seimbang.
Islam mempunyai konsep yang ideal dalam menjaga jasmani dan rohani
manusia, baik dalam al-Qur’an maupun Hadis. Seperti maqolah yang terkenal
“al-‘Aqlu al-Saliim fii al-Jismi al-Salim”, artinya di dalam jiwa yag sehat
terdapat tubuh yang kuat. Dengan demikian prioritas yang ada dalam Islam
adalah pemeliharaan jiwa, tetapi Islam mengajarkan bahwa jiwa tidak dapat
dipisahkan dengan jasmani, melainkan mengajarkan keseimbangan antara
pemeliharaan jasmani dan rohani.Dengan demikian diperlukan kerjasamma
yang baik antara jasmani dan rohani, ketika jasmani sakit, rohanipun ikut
sakit, demikian pula sebaliknya, ketika rohani sakit jasmanipun ikut
sakit.Penjagaan seimbang antara jasmani dan rohani, menjadi sebuah prinsip
yang sangat vital dalam Islam. Tulisan ini hendak membahsas jasmni manusia
dalam pandangan Islam

1
1.2 Rumusan Masalah
2. Untuk mengetahui kejadian alam semesta menurut pendekatan sains.
3. Untuk mengetahui kejadian alam semesta menurut pendekatan Islam.
4. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut Teori Darwin.
5. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut perspektif Islam.
6. Untuk mengetahui peran dan fungsi manusia.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kejadian alam semesta menurut pendekatan sains.


2. Untuk mengetahui kejadian alam semesta menurut pendekatan Islam.
3. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut Teori Darwin.
4. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut perspektif Islam.
5. Untuk mengetahui peran dan fungsi manusia.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui kejadian alam semesta menurut pendekatan sains.

2. Untuk mengetahui kejadian alam semesta menurut pendekatan Islam.

3. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut Teori Darwin.

4. Untuk mengetahui asal usul manusia menurut perspektif Islam.

5. Untuk mengetahui peran dan fungsi manusia.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kejadian Alam Semesta (Pendekatan Sains)


Sejak lahir, manusia langsung berinteraksi dengan lingkungannya. Pada
saat berpikir dan sadar akan lingkungannya, ia mulai merenungkan tentang
alam semesta. Perenungan tentang alam raya ini telah dimulai sejak sebelum
masehi, yaitu zaman filsafat Yunani kuno. Para ahli filsafat mencoba mencari
jawaban asal mula alam semesta berdasarkan dugaan-dugaan (filsafat berpikir
tentang kebenaran secara spekulatif). Pada saat itu lahirlah beberapa
pemikiran yang satu dengan lain berbeda pendapatnya.
Misalnya Thales(625-546 SM), seorang filosof Yunani kuno yang
menduga bahwa alam raya ini berasal dari air. Menurutnya, air adalah pokok
pangkal dari segala sesuatu yang ada dan akan berakhir serta kembali kepada
air pula.
Anaximandros (610-547 SM) salah seorang filosof murid Thales,
mengemukakan pendapat yang bertolak belakang dengan yang dipikirkan
gurunya. Ia menyatakan bahwa alam ini berasal dari sesuatu yang bernama
“apeiron”, yaitu sesuatu yang tidak dapat dirupakan dengan apapun yang ada
di alam raya ini. Semua yang ada ini, menurut pikirannya berbeda dengan
asal dari segala yang ada.
Anaximenes (585-528 SM) mengembangkan pikiran Anaximandros
dengan menjelaskan bahwa barang yang merupakan asal alam raya ini adalah
satu dan titik terhingga, yaitu udara. Sementara Heraklitos (540-480 SM)
mengemukakan bahwa unsur asal alam ini adalah api yang memiliki sifat
dinamis, karena itu alam ini tidak ada yang tetap, semuanya bergerak dan
terus bergerak.
Sebaliknya, Parmenides (540 SM) menyatakan bahwa alam raya ini serba
tetap dan segala yang bergerak itu hanyalah penglihatan hasil tipuan belaka
panca indra belaka. Sementara Empedokles (490- 430 SM) memandukan

3
pendapat-pendapat yang berkembang sebelumnya, yakni pandanga yang
menyebutkan bahwa asal alam raya ini terdiri atas empat unsur, yaitu unsur
udara, api, air, dan tanah yang masing-masing memilik sifat-sifat dingin,
panas, basah, dan kering. Pikiran Empedokles ini banyak mempengaruhi
pemikiran para ahli filsafat sampai abad ke 18.
Menjelang awal abad ke 19 penyelidikan tentang asal mula alam raya
bergerak dari pemikiran filsafat yang bersifat spekulaitif menuju pemikiran
ilmiah yang faktual, sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Para
pakar ilmu fisika awal abad kedua puluh menyimpulkan bahwa alam
semsesta tercipta dari ketiadaan sebagai akibat goncangan vakum yang
membuatnya mengandung energi yang sangat tinggi dalam singularitas yag
tekanannya negatif. Vakum ini menimbulkan suatu dorongan eksplosif keluar
dari singularitas. Ketika alam mendigin karena ekspansinya sehingga suhunya
merendah melewati 1000 triliun-triliun derajat dan seluruh kosmos terdorong
membesar dengan kecepatan luar biasa. Ekspansi yang luar biasa ini
menimbulkan kesan seolah-olah alam ini digelembungkan dengan tiupan
dahsyat yang dikenal dengan gejala inflasi. Selama proses inflasi ini ada
kemungkinan tidak hanya satu alam yang muncul, tetapi beberapa alam dan
masing-masing alam memiliki hukum sendiri-sendiri.
Asal usul bumi dikemukakan oleh Laplace(1894) dalam hipotesisnya
bahwa pembentukan seluruh sistem solar dimulai sebagai sebuah bola gas
(kabut) yang berputar dan sangat panas. Bola kabu tersebut terdiri atas atom-
atom bebas yang sebagian besar merupakan atom hidrogen dan atom yang
sedikit lebih berat. Bola kabut yang panas itu semakin besar sebagai bola
kabut utama yang aakan menjadi matahari. Bumi, yang juga merupakan
benda langit pada mulanya merupakan bola kabut yang panas dan berputar
terus.
Perputaran bola kabut menyebabkan atom-atom yang lebih berat, seperti
besi dan nikel, bergerak ke arah pusat bola. Sedangkan atom yang lebih
ringan, seperti silikon dan almunium terdapat ditengah. Sebaliknya atom yang

4
paling ringan berada di bagian lapisan luar bola kabut, yaitu atom-atom
hidrogen, nitrogen, karbon dan oksigen.
Suhu yang amat tinggi dari bola kabut tidak memungkinkan terjadi
pembentukan senyawa-senyawa kimia, tetapi lambat laun di bawah pengaruh
ruang kosmik yang dingin suhu bola kabut makin turun sampai cukup rendah,
sehingga gas mencair dan beberapa gas yang mencair kembali membeku.
Material-material di pusat bumi yang lebih berat diduga menjadi cair dan
memadat, sementara bagian lapisan tengah bumi yang terdiri atas material
yang lebih ringan berangsur memadat dan berkembang menjadi kerak bumi,
mengerut dan membentuk lipatan-lipatan menyerupai gunung-gunung dan
lembah-lembah. Gas yang berada di luar kerak bumi akan menjadi atmosfer
bumi.
Mahluk hidup yang menghuni bumi menurut ilmu pengetahuan terdiri atas
tiga hal, yaitu :
1. Mahluk hidup merupakan produk langsung dari proses yang terjadi di
atas bumi, karena itu ia memiliki sifat dasar kimiawi yang sama
2. Kehidupan merupakan urutan atau tahapan reaksi kimia, ketika atom-
atom bergabung dan membentuk senyawa sederhana . kemudian antara
senyawa yang sederhana terjadi penggabungan membentuk senyawa
yang lebih kompleks
3. Kehidupan mahluk yang sederhana, seperti virus, bakteri, dan mikro
organisme primitif lainnya diduga merupakan permulaan bentuk
keidupan.

5
2.2 Kejadian Alam Semesta (Pendekatan Islam)
Al-quran tidak membicarakan asal mula alam secara detail,namun dalam
bentuk isyarat-isyarat yang menggambarkan penciptaan melalui proses
bertahap dan memerlukan waktu sebagai mana firman allah : (QS.HUD,11:7)

Artinya:
“Dan dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
hari,adapun arasy-nya telah tegak pada air untuk menguji siapa di antara
kalian yang lebih tinggi amalnya.”
Istilah enam hari dalam ayat di atas bukanlah enam hari dalam arti
sebenarnya sebagaimana perhitungan manusia,melainkan enam masa atau
enam periode.Hal ini berarti alam diciptakan Allah secara bertahap dalam
periode-periode penciptaan ini tidak dijelaskan secara detail.
Pada abad 20 para pakar fisika muslim mulai memahami ayat-ayat yang
berkaitan dengan alam semesta ini denga menggunakan latar belakang ilmu
yang meraka miliki.Menurut mereka Al’quran memberikan konsep-konsep
mendasar bagi pengetahuan manusia tentang alam ini.Misalnya firman Allah:

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih


bergantinya malam dan siang,terdapat ayat-ayat allah bagi orang yang
berakal.” ( AL-IMRAN : 190 )
Artinya; Dan langit (sama) itu kami bangun dengan kekuatan dan
sesungguhnya kamilah yang meluaskannya. (QS.ADZ-DZARIYAT:47)
Pada masa lalu”sama’’ diartikan langit,di gambarkan sebagai halnya bola
besar yang berputar pada sumbunya dan pada dindingnya menempal bintang-
bintang atau bumi adalah tempat datar yang di kurung oleh bola langit
itu.Penafsiran seperti itu tidak dapat dipertahankan terus.karena sama sekali
tidak didasari argumentasi dan penalaran yang kuat.Oleh karena itu,ayat-ayat
mengenai dua hal di atas perlu terus diteliti hingga dapat di teliti hingga dapat
diungkap maknanya lebih lengkap.

6
Para ahli fisika muslim mutakhir memahami ayat di atas dalam perspektif
keilmuan yang luas.prof.baiquni menyebutkan bahwa ‘’sama’’ tidak lagi
diartikan sebagai bola super raksasa yang dindingnya ditempeli bintang-
bintang,melainkan ruang alam yang didalamnya terdapat bintang-
binyang,galaksi-galaksi,dan lain-lainnya.Secara ekperimental dapat
dibuktukan bahwa ruang dan waktu merupakan satu kesatuan’’Ardh’’
diartikan sebagai istilah sebagai istilah materi,yaitu bakal bumi yang sudah
ada sesaat setelah Allah menciptakan jagat raya.
Alquran menggungkapkan fenomena-fenomena alam dam nghubungkan
manusia dan allah sebagai pencipta dan membingbing manusia agar
menyadari keberadaannya ditengah-tengah alam sebagai bagian dari rencana
allah.
Alam dalam pandangan islam adalah makhluk allah yang diperuntukan
bagi manusia dan menjadikannya sebagai pendorong untuk menyelidiki
fenomena yang terjadi didalamnya.Firman allah:
Artinya: dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi
dan meninggikan sebagian dari kamu atas sebagian yang lain beberapa
tinggkat,untuk mengujimu atas apa yang telah diberikannya
kepadamu.Sesungguhnya tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya
DIA maha pengampun lagi maha penyayang.(QS. AL-ANAM,6:2165)
Pandangan ini mengandung implikasi bahwa dalam kehidupan seorang
muslim alam dengan segala macamnya yang bersifat material,hakekatnya
milik allah.Oleh karena itu,Islam menentang materialism dan segala
jenisnya.Alam adalah pemberian Allah yang diperuntukan bagi manusia
untuk digunakan sebagai saran mencapai tujuan hidupnya sesuai dengan
firman-firman Allah.Saran yang menjembatani manusia ke arah pencapaian
kesempurnaan hidupnya sebagai makhluk Allah yang mulia.
Allah mengajarkan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan
baik dalam firman-Nya:
Artinya: sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

7
berakal,Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan terbaring dam mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia mahasuci engkau,maka peliharalah kami dari
siksa neraka.(QS. ALI IMRAN,3:1990-191).
Ayat ini mendorong manusia untuk menyelidiki sifat sifat dan kelakuan
alam sekelilingnya yang menjadi tempat tinggal dan sumber
kehidupannya.Dalam hal apapun Allah menciptakan alam ini mengandung
maksud dan tujuan serta hikmah yang besar bagi manusia.Pemahaman
manusia terhadap alam ini adalah kunci yang dapat membuka pintu
keyakinan dan kemahakuasaan Allah sebagai pencipta seluruh alam.Hal ini
sering dikaitkan di dalam Al-Quran,bahwa fenomena-fenomena alam itu
merupakan bukti nyata dari kekuasaan Allah.
Dalam kaitan fenomena alam,para ahli ilmu pengetahuan alam mengetahui
bagaimana alam akan bertingkah laku pada kondisi tertentu dan meramalkan
bagaimana alam memberikan respons,bereaksi terhadap tindakan yang
dilakukan kepadanya.
Kisah-kisah dalam Al-Quran dapat dipahami juga sebagai bagian dari
isyarat Allah tentang suatu fenomena sosial yang dapat muncul setiap saat
dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda.Hal ini secara ekplisit dapat
ditangkap dari firman Allah :
Artinya : tuhan telah menundukan bagimu apa saja yang ada dilangit dan
di bumi secara keseluruhannya. (QS. AL JAATSIYAH : 13)
Ilmu pengetahuan yang berlandaskan Al-Quran menjadikan Allah sebagai
titik berangkat dan sekaligus titik tujuan serta direalisasikan dalam bentuk
kehudupan nyata (amal saleh) ditengah-tengah alam semesta.Alam tempat
menunaikan tugas kemanusiaan sebagai khalifatu fil ardl (wakil Allah di
muka bumi) yang tunduk dan taat kepada-Nya.

2.3 Asal Usul Manusia (Menurut Teori Darwin)

8
Kehadiran manusia yang pertama tidak terlepasdari asal usul kehidupan di
alam semesta ini. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa
dipisahkan tentang spesies baru yang berasal dari spesies lain yang telah ada
sebelumnya melalui proses evolusi. Teori evolusi yang diperkenalkan Darwin
pada abad ke XIX telah menimbulkan kepanikan, terutama di kalangan gereja
dan ilmuawan yang berpaham teori kreasi khusus. Apalagi setelah teoriitu
diektrapolasikan oleh penganutnya sedemikian rupa sehingga seoalah-olah
manusia itu berasal dari kera. Padahal Darwin tidak pernah mengemukakan
hal tersebu, walaupun taksonomi manusia (familia homonidae) dan kera besar
(familia pongidae) berada pada super famili yang sama, yaitu homoidae.
Sejak saat itu, pergumulan antara yang pro dan kontra tentang asal usul
manusia terus berlangsung hingga kini dan sebagian umat islam menerima
teori itu, selebihnya menolaknya.
Evolusi manusia menuru ahli paleontologi berdasarkan tingkat evolusinya
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
Pertama, tingkat pra manusia. Fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika
Selatan pada tahun 1924 dan dinamai fosil Australoithecus.
Kedua, tingkat manusia kera. Fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891
yang disebut pithecantropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia
modern yang sudah digolongkan kepada genus yang sama, yaitu homo
walaupun spesiesnya di bedakan. Fosil jenis ini ditemukan di Neander, karena
itu disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (homo
soloensis).
Keempat, manusia modern atau homo sapiens yang telah pandai berpikir
menggunakan otak dan nalarnya.
Teori evolusi berpengaruh pula pada bidang-bidang ilmu pengetahuan
lainnya, termasuk pisikologi yang obyeknya manusia. Pengikut Darwin dalam
bidang ini antara lain Sigmund Freud. Freud mengemukakan bahwa manusia
mengalami proses perkembangan dari bayi menjadi dewasa melalui tahap-
tahap tertentu, yaitu tahap oral, anal, phalik, laten, pubertas, dan genital.

9
Tahap–tahap perkembangan ini mengambarkan evolusi manusia dari tahap
yang sedehana, hingga tahap yang lebih kompleks. Demikian pula, misalnya
bayi yang dimulai dengan hanya bisa telentang, tengkurap, duduk,
merangkak, berdiri kemudian berjalan dengan dua kaki.
Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi memilliki
karakter paling unik. Secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang
sehingga para pemikir seperti yang dikemukakan di atas menyamakan dengan
binatang. Letak perbadaan yang utama antara manusia dengan mahuk lainnya
terletak pada kemampuannya melahirkan kebuayaan. Kebudayaan ini hanya
dimilik manusia sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan
yang bersifat instintif.

2.4 Asal-Usul Manusia (Menurut Perspektif Islam)


1. Menurut al-Qur’an
Al-Qur’an menguraikan tentang kejadian manusia dalam dua
tahap. Tahap pertama adalah tentang kejadian manusia pertama. Dan
tahap kedua tentang kejadian manusia keturunan dari manusia pertama
tadi.1
Tentang kejadian manusia pertama al-Qur’an menjelaskan,
permulaannya dijadikan Allah seorang manusia (Adam), setelah itu baru
dijadikan Allah istrinya (Siti Hawa) dari bahan yang sama. Dari kedua
manusia inilah dikembangbiakkan keturunannya yang amat banyak2.
Yang mula-mula di jadikan Allah ini adalah jasadnya, yang dijadikannya
daripada tanah3. Setelah kejadian jasad ini sempurna barulah ditiupkan
oleh Allah ke dalamnya ruh ciptaaan-Nya.4

1
Syahminan Zaini, Mengenal Manusia Lewat al-Qur’an, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1984), h. 9.
2
Lihat Firman Allah SWT: ‫اال‬M‫ رج‬M‫ا‬M‫ا منھم‬M‫ا وبث‬M‫ زوحھ‬M‫ياايھا الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحد ة وخلق منھا‬
‫“ كثيرا ونساء‬Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya. Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak...” (QS, al-Nisa’, 4: 1)
3
Lihat Firman Allah SWT: ‫" واذ قا ل ربك للملئكة اني خالق بشرا من صلصا ل من حمأ مسنون‬Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk " (QS Al-
Hijr,15: 28). Lihat Pula QS As-Sajdah, 32: 28.

10
Adapun tentang kejadian manusia keturunan manusia pertama, al-
Qur’an menjelaskan, pertama, keturunan manusia pertama ini dijadikan
Allah dari air mani5. Kedua, air yang dijelaskan al-Qur’an adalah air
mani yang memancar dan bercampur dari pihak laki-laki6. Tampaknya
unsur “campuran” (amsyaz) yang dikatakan al-Qur’anitulah yang
menentukan. Al-Qur’an lebih jauh mengatakan bahwa sperma yang subur
bagian dari air yang mencucur itu7.
Ketiga, menurut informasi al-Qur’an, bahwa sel yang akan jadi
manusia disimpan dalam suatu tempat (qarar), yaitu di sekitar daerah
kandungan ibu. Tempat ini merupakan tempat yang aman, yaitu tempat
yang stabil dan serasi. Qarar yang disebut al-Qur’an, sudah barang tentu
menunjukkan tempat dimana anak manusia bisa berkembang, yaitu
kandungan8. Dalam kandungan ini anak akan berkembang dengan baik
dan sempurna sampai nanti lahir ke dunia.
Keempat, perkembangan di dalam rahim ibunya berlangsung
secara bertahap, yaitu air mani menjadi segumpal darah, darah ini menjadi
sekerat daging, daging itu oleh Allah SWT dijadikan tulang, tulang itu
dibalut dengan daging lagi, sesudah itu terbentuklah makhluk yang lain
sifatnya dari yang diproses tadi, yaitu manusia9.
4
Lihat Firman Allah SWT: ‫دين‬M‫ا ج‬M‫ه س‬M‫و ال‬M‫“ فاذا سو يته ونفخت فبه من روحه فقع‬Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (QS Al-Hijr,15: 29). Lihat Pula QS As-Sajdah, 32:
9.
5
Lihat Firman Allah SWT: ‫ “ ھو الذى خلقكم من تراب ثثم من نطفة‬Dia-lah yang menciptakan kamu dari
tanah kemudian dari setetes mani....” (QS Al-Mu’min, 40: 67). Lihat Pula QS.al-Sajdah, 32: 8 dan
al-Thariq, 86: 5-7. Asal-usul manusia adalah sesuatu yang disarikan dari cairan mani –pada masa
kini diketahui bahwa komponen aktif cairan mani adalah organisme sel tunggal yang disebut
spermazoon– , Lihat Maurice Bucaile, Asal-usul Manusia Menurut Bibel, alQur’an dan Sains
(What is Origin of Man? The Answer and The Holy Scriptores) Pent. Rahmani Astuti, (Bandung:
Mizan, 1992), h. 205.
6
Allah SWT Berfirman : ‫ا ن من نطفة‬MM‫ا اال انس‬MM‫“ ان خلقن‬Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari setetes mani yang bercampur...”(QS. Al-Insan, 76:2). Lihat Pula QS al-Qiyamah, 75:
37.
7
Lihat firman Allah SWT : ‫اء مھين‬MMM‫ة من م‬MM‫ال ل‬MM‫له من س‬MM‫ل نس‬MM‫“ ثم جع‬Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari air mani, bagian air yang mencucur” (QS. Al-Sajdah : 32: 8).
8
Lihat firman Allah SWT: ‫“ ثم جعله نطف في قرارمكين‬Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”
9
Lihat, Firman Allah SWT: ‫ا ثم‬M‫ام لحم‬M‫ونا العظ‬M‫ثم خلقنا ا لنطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكس‬
‫ا لقين‬MM‫“ انشان خلقا اخر فتبارك ﷲ احسن الخ‬Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang

11
Kelima, setelah sampai pada waktunya manusia yang ada dalam
rahim ibunya akan lahir sebagai bayi. Bila diilustrasikan secara singkat,
proses perkembangan jasmani manusia dalam rahim, hingga lahirnya
manusia menurut QS. alMuminun, 23: 12-14, al-Hajj, 22: 5 dan al-
Mu’min, 40 : 67, adalah sebagai berikut:
a. Benih (ovarium, female nucleus) yang berasal dari sari pati
tanah.
b. Sperma (spermatozoon)yang berasal dari sari pati tanah.
c. Benih (ovarium) dan spermatozoon dalam rahim, mengalami
pembuahan.
d. Menjadi segumpal darah (‘alaqah).
e. Menjadi segumpal daging (mudhghah).
f. Menjadi tulang belulang.
g. Menjadi tulang belulang yang dibungkus dengan daging dan
ruh ditiupkan.
h. Menjadi makhluk hidup (bayi).
i. Menanti saat kelahiran10.
Mencermati proses kejadian jasmani manusia menurut alQur’an,
memunculkan penolakan terhadap teori Darwin, yang menyatakan bahwa
manusia bukan saja dekat kepada binatang mengenai bangunan fisiknya,
melainkan juga berasal dari binatang11. Teori Darwin ini tertolak dengan
pernyataan al-Qur’an mengenai proses penciptaan manusia pertama, yaitu
Adam yang jasmaninya diciptakan dari tanah. Adapun proses kejadian
jasmani manusia yang kedua menurutal-Qur’an, yang merupakan
keturunan dari manusia pertama, apabila dibandingkan dengan teori
ilmiah menurut para ahli dalam Islam yang akan dijelaskan kemudian.
Sebenarnya tidak jauh berbeda. Perbedaan yang cukup tajam hanya

belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS.Al-
Mukminun, 23: 14).
10
Bandingkan dengan ulasan, Syahid Mu’amar Pulungan, Manusia dalam Al-Qur’an, (Surabaya:
PT Bina Ilmu, 1984), h. 55.
11
Ibid, h. 25

12
terletak pada penitipan ruh ke dalam janin, yang disebut al-Qur’an.
Dengan demikian walaupun yang dibicarakan proses kejadian manusia,
tetapi al-Qur’an senantiasa mengikutsertakan ruh.

2. Menurut al-Hadis
Proses kejadian jasmani manusia menurut al-hadis pada dasarnya
sama dengan proses kejadian fisik manusia menurut alQur’an, karena jika
dilihat kedudukan al-hadist adalah sebagai bayan tafshul, keterangan yang
menjelaskan ayat-ayat yang mujmal (ringkas), sebagai bayan takshsish,
keterangan yang menentukan sesuatu dari yang umum, sebagai bayan
ta’yin, keterangan yang menentukan mana yang dimaksud dari dua atau
tiga macam perkara yang semuanya mungkin dimaskud. Kadang-kadang
al-hadist juga mendatangkan suatu hukum yang tidak didapati pokoknya
di dalam al-Qur’an, dan al-hadistjuga dapat untuk menentukan ayat yang
dinasikhkan dan mana ayat yang dimansukhkan, dari ayat-ayat yang
kelihatannya berlawanan12. Sama halnya dengan al-Qur’an, al-hadist juga
menjelaskan proses kejadian jasmani manusia melalui dua tahap, yaitu
pertama, kejadian manusia pertama, dan kedua, kejadian manusia
merupakan perkembangbiakan (keturunan) dari manusia pertama. Tahap
pertama, yaitu proses kejadian manusia pertama. Al-hadis menyebut
manusia pertama adalah Adam.Setelah kejadian jasmani Adam sempurna
barulah ditiupkan ruh ciptaan Allah13.Apabila yang disetujui adalah Adam
sebagai manusia yang pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, maka
penciptaan manusia keturunan Adam adalah dengan menciptaan sel
spermatozoa yang ada pada diri Adam tersebut.Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa setiap manusia setelah Adam berasal dari titisan sel
spermatozoa Adam tersebut, walaupun sebagaian generasi titisannya
12
Lihat pendapat Al-Syafi’i dalam al-Risalah yang telah dikutip oleh, Moenawar Chalil, Kembali
kepada al-Qur’an dan al-Sunnah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1956), h. 208-209.
13
Seperti bunyi hadist: ‫ا لمين‬M‫د رب الع‬M‫ا ل الحم‬M‫ه فعطس فق‬M‫ا رت في رأ س‬M‫لما نفخ في اد م الروح ما رت وطا رت فص‬
‫ان والحكم‬MM‫ه ابن حب‬MM‫اخرح‬. )‫ك ﷲ‬MM‫ر حم‬MM‫ل ي‬MM‫ز وج‬MM‫ال ﷲ ع‬MM‫“ ( فق‬Ketika ditiupkan ruh ke dalam jasad Adam,
bergerak danterbanglah ruh itu kepada Adam, sehingga ia bersin dan mengucapkan : “Segala puji
bagi Allah Tuhan seru sekalian alam”, lalu Allah menjawab: “Allahmemberi rahmat kepadamu”.
(HQR. Ibnu Hibban, al-Hakim dan Addhia).”

13
semakin melemah, karena jaraknya yang jauh dari masa penciptaan
Adam.Bila diamati secara teliti, kondisi fisik, keadaan intelektual dan
ketrampilan manusia justeru semakin meningkat, dengan demikian dapat
dipahami melemah di sini adalah dari segi moral tingkah laku.Terkait
dengan titisan sel spermatozoa Adam tersebut, karena dalam teori ilmiah
dinyatakan, bahwa bagian dari suatu bagian dianggap bagian dari
keseluruhan yang berasal dari bagian tersebut. Dengan demikian setiap
manusia pada hakikatnya adalah bagian dari bagian dari sperma pertama,
yaitu sel sperma yang diciptakan oleh Allah pada AdamA.S14. Pandangan
di atas mungkin dapat dikatakan, bahwa kehidupan yang dianggap
sebagai pra kehidupan manusia dimulai sebelum ovum yang telah dibuahi
yang darinya terbentuklah manusia. Tahap kedua, adalah manusia
perkembangbiakan (keturunan) manusia pertama.Al-Hadist juga
mengakui bahwa tanda kehidupan telah bermula ketika terjadi pertemuan
antara sel sperma dengan ovum. Disebutkan pula bahwa manusia
diciptakan dari sari pati tanah – air mani. Setelah terjadi pembuahan –
ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova), dibuahi
oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoon (jamak: spermatozoa) yang
keduanya berasal dari sari pati tanah yang juga disebut air mani 15 – dan
janin telah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya, maka saat
itulah kehidupan manusia bermula. Adapun kehidupan sebelum itu tidak
disebut kehidupan manusia walaupun di dalamnya ada tanta-tanda
kehidupan secara mutlak seperti perkembangan, pembentukan, gerakan
dan aktivitas kehidupan lainnya yang ditemukan oleh ilmu kedokteran
modern melalui alat modern yang canggih16. Rasulullah dalam sebuah
hadist menceritakan tentang kejadian jasmani manusia ini, yang

14
Nu’amin Yasim, Fikih Kedokteran ( ), ‫ أجا ث فقيھة في قصا يا طيب معا صرة‬pent. Munirul Abidin,
(Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2001), h. 2.
15
Lihat, Elizabet B. Hurlock, Perkembangan anak jilid I (Child Development), pent. Med
Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga, t.t.), h. 53. Bandingkan
denganpendapat Elizabet yang menyebutkan, pembuahan terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir,
lebih lanjut Elizabet mengutip pendapat Van Leeuwenhoek yang mengatakan bahwa sel sperma
yang ada dalam cairan mani laki-laki adalah merupakan binatang kecil.
16
Nu’aim Yasin, op. cit., h. 2-4.

14
menyebutkan bahwa penciptaan perseorangan ditetapan dalam perut
ibunya selama empat puluh hari, setelah genap empat pulu hari kedua –
usia 80 hari– terbentuklah segumpal darah beku. Ketika genap empat
puluh hari ketiga –usia 120 hari– berubah menjadi segumpal daging, saat
inilah Allah meniupkan ruh ciptaan-Nya, sambil menulis empat perkara,
yaitu ditentukan rizkinya, waktu kematian, amalnya dan nasib baik atau
buruknya17.Keterangan di atas menjelaskan tentang tahap penciptaan
jasmani manusia, walaupun tidak dijelaskan secara rinci tiap tahap
tersebut, sebagaimana penjelasan teori ilmiah menurut para ahli dalam
Islam tentang proses terjadinya jasmani manusia, tetapi secara spiritual,
memberikan faedah yang sangat dalam yang membedakan teori ilmiah
yang lain. Faedah itu meliputi, pertama, penetapkan takdir manusia yang
diciptakan yang berkaitan dengna rizki, ajal amal, kebahagiaan dan
kesengsaraan.Kedua, peniupan ruh di dalamnya.Uraian di atas,
menunjukkan bahwa kedua masalah di atas ditetapkan setelah janin
berusia 120 hari. Penetapan waktu seperti ini menunjukkan bahwa sifat-
sifat kemanusian tidak diberikan oleh Allah kepada makhluk yang
diciptakan di dalam perut seorang ibu sebelum memasuki usia tersebut.
Hadis di atas juga menunjukkan, bahwa maksud dari peniupan ruh itu
adalah masa transisi di mana Allah meningkatkan kualitas kehidupan
janin tersebut dari masa kehidupan hewani kepada masa kehidupan yang
memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Melihat penjelasan yang demikian,
dapat ditarik benang merah bahwa al-Qur’an dan hadis sepakat,
penciptaan jasmani manusia, tidak bisa dipisahkan dengan proses
peniupan ruh di dalam jasmani tersebut, oleh Allah, dan penetapan takdir
yang terkait dengan manusia itu sendiri. Dua hal ini merupakan unsur

17
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata dari Rasulullah SAW bersabda: ‫إن احدكم يجمع خلقه في بطن أمه‬
‫اربعين يوما ثم يكون في ذلك علقة مثل ذلك ثم يكون في ذلك مضغة مثل ذلك ثم ير سل الملك فينفخ فيه الروح ويؤمربا ربع كلما‬
‫زواه البخاري‬. )‫“ ( ت بكتب رزقه واجله واجله وعمله وشقى اوسعيد‬Sesungguhnya kejadian seseorang itu
dikumpulkan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari
kedua terbentuklah segumpal darah beku.Manakala genap empat puluh hari ketiga berubahlah
menjadi segumpal daging. Kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan ruh serta
memerintahkan supaya menulis empat perkara, yaitu rizki, waktu kematian, amalnya dan nasib
baik atau buruknya”. (HR. Bukhari)

15
spiritual amat dalam, karena membedakan proses kejadian fisik manusia
dengan hewan, yang dapat diasumsikan bahwa menurut ilmu hayat
(biologi), proses kejadian fisik manusia sama dengan hewan.

2.5 Fungsi dan Peranan Manusia


Dalam al-Qur’an, manusia berulang kali diangkat derajatnya karena
aktualisasi jiwanya secara positif.Al-Qur’an mengatakan bahwa manusia itu
pada prinsipnya condong kepada kebenaran sebagai fitrah dasar
manusia.Allah menciptakan manusia dengan potensi kecendrungan, yaitu
cendrung kepada kebenaran, cendrung kepada kebaikan, cendrung
kepadakeindahan, cendrung kepada kemulian dan cendrung kepada kesucian.
Firman Allah dalam al-Qur’an surah ar-Ruum: 30,
Artinya :“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah), tetaplahatas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidakada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui”(QS.ar-Ruum: 30)
Manusia juga diciptakan sebagai makhluk yang memiliki tiga unsur
padanya, yaitu unsur perasaan, unsur akal dan unsur jasmani. Ketiga unsur ini
berjalan seimbang dan saling terkaitantara satu unsur dengan unsur yang lain.
William Stren, mengatakan bahwa manusia adalah Unitas yaitu jiwa dan raga
merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan dalam bentuk danperbuatan,
jika jiwa terpisah dari raga, maka sebutan manusia tidak dapat dipakai dalam
artimanusia hidup. Jika manusia berbuat, bukan hanya raganya saja yang
berbuat atau jiwanya sajamelainkan keduanya sekaligus. Secara lahiriyah
memang raganya yang berbuat yang tampakmelakukan perbuatan, tetapi
perbuatan raga ini didorong dan dikendalikan oleh jiwa (Sukirin,1981 : 17-
18).
Jadi unsur yang terdapat dalam diri manusia yaitu rasa, akal dan badan
harus seimbang,apabila tidak maka manusia akan berjalan pincang. Sebagai
contoh; apabila manusia yang hanyamenitik beratkan pada memenuhi
perasaannya saja, maka ia akan terjerumus dan tenggelamdalam kehidupan

16
spiritual saja, fungsi akal dan kepentingan jasmani menjadi tidak
penting.Apabila manusia menitik beratkan pada fungsi akal saja, akan
terjerumus dan tenggelam dalamkehidupan yang rasionalistis, yaitu hanya
hal-hal yang tidak dapat diterima oleh akal itulah yangakan dapat diterima
kebenaranya. Hal-hal yang tidak dapat diterima oleh akal, merupakan halyang
tidak benar.Sedangkan pengalaman-pengalaman kejiwaan yang irasional
hanya dapatdinilai sebagai hasil lamunan semata-mata.Selain perhatian yang
terlalu dikonsentrasikan padahal-hal atau kebutuhan jasmani atau badaniah,
cendrung kearah kehidupan yang materilistis danpositivistis.Maka al-Qur’an
memberikan hudan kepada manusia, yaitu mengajarkan agar
adanyakeseimbangan antara unsur-unsur tersebut, yaitu unsur perasaan
terpenuhi kebutuhannya, unsurakal juga terpenuhi kebutuhannya,
demikianjuga unsure jasmani terpenuhi kebutuhannya (Ahmad Azhar asyir,
1984: 8).

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tentang asal-usul manusia, alquran menjelaskan bahwa manusia
diciptakan dari tanah liat. Menurut islam manusia sekarang ini adalah
keturunan Adam berbeda dari pada teori evolusi Darwin yang hanya
memperlihatkan aspek jasmaniyah sehingga segala sesuatunya adalah sama
dengan kejadian Adam, yakni fisiknya dari saripati tanah dan ruhnya dari
Tuhan. Hakikat manusia dalam pandangan islam yaitu : Manusia sebagai
hamba Allah, Manusia sebagai makhluk yang mulia, Manusia sebagai
pemelihara dan pemanfaat kelestarian alam.
Beberapa aspek dalam penciptaan alam, yakni bentuk gas sebagai bentuk
pertama dari bahan samawi serta pembatasan secara simbolis bilangan langit
sampai tujuh. Hal ini menunjukkan adanya proses fondamental dari
pembentukan kosmos dan kesudahannya dengan penyusunan alam.

18
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Toto. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.
Bandung : Tiga Mutiara.
Wahyuddin, Achmad, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi. Surabaya : ITS.
Subkan, Warsiman. 2015. Sains dan Islam. Malang : UB Press.
Jamarudin, Ade. 2010. Konsep Alam dan Manusia Menurut Al-Qurán.
Jurnal uchulludin. Volume 16 No. 2(2010).
JURNAL QATHRUNÂ Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2016) Jasmani Manusia
dalam Perspektif Islam: Muhajir. Diambil dari
https://www.google.com/search?q=AsalUsul+Manusia+
%28Menurut+Perspektif+Islam%29+pdf&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox- (6 September 2018)

19

Anda mungkin juga menyukai