Abstraksi
Terjadinya kerusakan pada bangunan gedung/rumah tinggal membuat
bangunan tersebut menjadi kurang nyaman untuk ditempati bahkan mungkin
dapat runtuh sehingga menimbulkan korban jiwa, sehingga diperlukan
identifikasi kerusakan yang terjadi dan bagaimana upaya untuk menanganinya
dengan memperhatikan kaidah-kaidah dalam membangun bangunan tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek pada bangunan Perumahan
Pondok Pasir Mas Palangka Raya dengan mengadakan survai secara langsung
(visual inspection). Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk diketahui
jenis kerusakan bangunan bangunan gedung sederhana yang terjadi dan upaya
penanggulangan dan perbaikannya. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
pada bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka Raya teridentifikasi
ada 9 (sembilan) macam kerusakan yang terjadi, yaitu: Kebocoran pada
penutup atap dan karat, pelapukan listplank, cacat kayu (mata kayu) pada kuda-
kuda dan gording, pelapukan langit-langit, retak vertikal join kolom dan
tembok, retak pada frame jendela dan pintu,retak random pada dinding,
kerusakan setempat pada dinding, lantai retak/pecah, dengan penyebab
kerusakan yang dominan yaitu oleh faktor alam, faktor pelaksanaan, dan faktor
mekanis.
Kata kunci: Kerusakan, visual inspection, perumahan
1
perumahan tersebut akhirnya menjadi perumahan perlu didukung sarana dan
keluhan dari pada konsumen prasarana guna tercapainya rumah
perumahan terhadap para Developer sederhana sehat, seperti :
dan menganggap rumah yang ditempati a. Fasilitas Umum
dibangun dengan tidak memperhatikan Fasilitas umum merupakan sarana
kaidah-kaidah yang semestinya atau asal pelayanan yang sangat diperlukan
bangun. Berdasarkan data survai dan bagi warga seperti jalan lingkungan,
meninjau literatur, dalam penelitian ini jalan lokasi, saluran dan lain-lain.
menggunakan format instrumen untuk b. Fasilitas Sosial
penilaian kerusakan bangunan gedung Fasilitas sosial seperti rumah ibadah,
sederhana/perumahan dengan menga- Puskesmas, gedung pertemuan, dan
dopsi sistem penilaian kerusakan lain-lain.
bangunan jembatan yang sudah ada. c. Sarana Luar
Sarana luar seperti listrik, air bersih,
Perumusan Masalah penghijauan, dan lain-lain
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana mengidentifikasi dan Rumah Layak Huni
menentukan kerusakan yang terjadi, Rumah berfungsi sebagai tempat
serta bagaimana menentukan tingkat berlindung bagi manusia didalamnya,
kerusakan yang telah terjadi pada selain itu juga rumah adalah sebagai
bangunan. pengakuan sebuah keluarga, mencetak
generasi muda dan yang utama adalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian kebutuhan pokok, sehingga untuk
Penelitian ini bertujuan untuk : memaksimalkan fungsi dari rumah
1. Mengetahui apa saja yang menjadi harus terpenuhinya rumah layak huni,
penyebab kerusakan bangunan secara umum syarat rumah layak huni,
gedung /rumah/ perumahan yaitu :
tersebut . a. Tidak terganggu fisik bangunan
2. Untuk mengetahui cara penanganan Rumah yang tidak mengalami
guna menghindari kerusakan lebih kerusakan-kerusakan, sehingga
lanjut. membuat nyaman penghuninya.
Penelitian ini diharapkan dapat b. Legal
bermanfaat untuk memberikan informasi Dibangun sesuai ijin sehingga tidak
dan bahan pertimbangan pada melanggar hukum dan nantinya
pengambilan keputusan yakni developer tidak mengalami penggusuran.
dan konsumen untuk menentukan solusi c. Memenuhi syarat-syarat kesehatan
dalam mengatasinya. Adanya sirkulasi udara yang bersih,
adanya kamar-kamar, adanya
TINJAUAN PUSTAKA pekarangan, lantai kedap air, dan
Perumahan pembuangan yang baik dan lain-lain.
Perumahan adalah sekelompok d. Lingkungan yang aman dan nyaman
tempat tinggal untuk seseorang atau Terjalinnya kerukunan lingkungan.
beberapa orang, satu keluarga atau lebih
yang terdiri dari bangunan rumah dan
pekarangan yang dilengkapi dengan
prasarana lingkungan, dan fasilitas
sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut
Bagian Pokok Bangunan Rumah 3. Sebagai ruang antara yang
Secara garis besar bangunan rumah berguna sebagai penyekat panas,
tinggal terdiri dari beberapa bagian sekaligus sebagai batas tinggi
pokok, yaitu : suatu ruangan.
a. Atap Untuk memasang penutup langit-
langit perlu dibuatkan rangka,
Atap bangunan berguna
rangka dibuat dari balok kayu
sebagai payung yang melindungi
berpetak-petak dengan ukuran sesuai
bangunan di bawahnya dari
ukuran yang dikehendaki.
pengaruh panas matahari,
c. Tembok dan Rangka Bangunan
hempasan air hujan dan tiupan
angin. Kemiringan atap harus Untuk bangunan rumah tinggal
disesuaikan dengan bahan penutup yang permanen, rangka bangunan
atap yang digunakan. Jika dibuat dari konstruksi beton
kemiringan atap terlalu kecil, pada bertulang yakni : balok sloof, kolom
waktu hujan lebat air dapat praktis, dan balok atas (ring balk).
merembes dan menimbulkan Ukuran rangka bangunan
kebocoran, jika kemiringan atap tampangnya dibuat sama besar
terlalu besar penutup mudah lepas dengan tebal temboknya agar dapat
oleh angin kencang. Faktor-faktor diperoleh permukaan dinding yang
yang perlu diketahui dalam rata. Kolom praktis sebagai perkuatan
memilih jenis penutup atap (antara tembok, dipasang pada :
lain : berat, harga, keawetan, cara 1. Setiap jarak 3 m pada pasangan
pemasangan, cara pengganti (jika tembok lurus.
rusak atau sudah tua), tersedia 2. Pertemuan-pertemuan tembok
bahan, dan selera. Seluruh berat (pertemuan sudut).
atap dipikul oleh kuda-kuda kayu, 3. Kanan kiri lubang pintu dan
beban yang dipikul/menumpu pada jendela.
kuda- kuda, meliputi : Agar antara kolom praktis dan
1. Balok gording, yaitu batang tembok menjadi satu dan kuat
memanjang yang diletakkan pada maka pada kolom dibuat angker.
kaki kuda-kuda untuk Pada lubang kuzen dengan
menumpuk usuk/kasau, reng lubang < 1 m diberi pasangan
dan penutup atapnya. batu bata tersusun tegak (roolag),
2. Usuk atau kaso, dipakai ukuran dan pada lubang kuzen > 1 m
kayu 5x7 cm2 dipasang balok latei dari beton
3. Reng, dipakai ukuran kayu 2x3 bertulang diatas lubang kuzen,
cm2 dan untuk membuat dinding
4. Penutup atap dan pelengkap pasangan menjadi rapi dan
lainnya. bersih dapat ditutup dengan
b. Langit-langit lapis penutup disebut plesteran 1
Langit-langit atau flapon mempunyai PC : 3 pasir Lantai
fungsi antara lain: Pengerjaan lantai sebaiknya
1. Untuk menutupi seluruh dikerjakan setelah seluruh bangunan
konstruksi atap, agar tidak selesai khususnya untuk pengerjaan
terlihat dari bawah. penutup lantai. Bahan tanah yang
2. Menahan jatuhnya debu, tetesan baik untuk dasar lantai ialah pasir,
air.
karena itu lapisan tanah tembok Adapun faktor-faktor yang
dikeruk sedalam 15-20 cm, lapisan menyebabkan kerusakan bangunan dan
pasir yang diurug dilakukan lapis pelapukan bahan bangunan lebih awal
perlapis, setiap lapisan dipadatkan (Lippsmeier, 1980), seperti :
dengan cara penggenangan air. a. Bencana alam
Urugan berikutnya berupa pasir Bencana alam seperti gempa bumi,
pasang setinggi kira-kira 3-4 cm badai, hujan lebat dan banjir.
dibawah permukaan lantai, b. Temperatur dan kelembaban
pemadatannya dengan Perbedaan temperatur dan
penggenangan air, selanjutnya dapat kelembaban yang tinggi dapat
diplester atau dipasangi dulu mempercepat proses pelapukan kayu
selapisan batu bata kemudian dan membuat retak pada beton.
diplester dengan 1 PC : 3 pasir c. Hewan pengganggu
d. Pondasi Hewan pengganggu ini seperti rayap
dan semut, berdasarkan penelitian
Pondasi bangunan harus secara umum dapat dianggap bahwa
diletakan pada dasar tanah yang di daerah tropis sekitar 10%
cukup kuat sehingga menjamin bangunan telah diserang oleh rayap.
kekokohan landasan pondasi d. Penggunaan bahan bangunan di
bangunan (Daya dukung cukup bawah kualitas untuk lingkungan
besar). Pondasi bangunan harus tertentu
dapat menjaga kestabilan bangunan Penggunaan bahan bangunan yang
terhadap berat sendiri, beban-beban tidak tepat dalam pelaksanaan
tambahan, gaya-gaya luar yang lain. pembangunan dapat mempercepat
Pondasi yang paling banyak kerusakan bangunan itu sendiri.
digunakan untuk bangunan e. Kimia
perumahan ialah fondasi langsung Perusakan beton akibat pengaruh
atau fondasi dangkal, dengan pengasaman, penggaraman, dan
letaknya tidak dalam dengan sebagainya
kedalaman dasar minimal 0,8-1 m f. Umur
dibawah permukaan tanah. Pondasi Tidak semua bahan bangunan yang
langsung banyak dibuat dari digunakan akan mengalami
pasangan batu karena murah, awet, penurunan mutu yang sama cepat.
dan daya dukungnya besar, untuk
pondasi dinding ukuran lebar Analisis Kerusakan Bangunan
puncak fondasi harus sekurang- Analisis kerusakan bangunan pada
kurangnya 5 kali lebih tebal dari hakekatnya dilakukan berdasar pada
dindingnya. pengetahuan tentang konstruksi
bangunan secara umum. Penilaian
Kerusakan Bangunan mengenai kerusakan bangunan dibagi
Kondisi negara Indonesia yang menjadi dua kelompok yaitu :
memiliki iklim tropis, dengan 2 musim 1. Analisis berdasarkan stabilitas.
yakni kemarau dan hujan sangat 2. Analisis berdasarkan Hogrotermal
mempengaruhi terhadap kondisi Kedua kelompok tersebut kemudian
bangunan rumah yang akan diklasifikasikan lagi menjadi bagian-
menyebabkan kerusakan bangunan dan bagian yang lebih detail dan kerusakan
pelapukan bahan bangunan lebih awal. yang telah terjadi pada bangunan
diklasifikasikan berdasarkan gejala- h) Perawatan yang tidak
gejala yang nampak pada konstruksi. layak/mencukupi
Namun pada penelitian kali ini analisis
yang dilakukan hanya analisis stabilitas. Distorsi dan Kriteria
Analisis berdasarkan stabilitas menurut Kriteria untuk menentukan struktur
Cook dan Hinks (1992) dapat dibagi mengalami distorsi pada bangunan
dalam beberapa kelompok yaitu : biasanya difokuskan pada lebar
a. Struktur dan stabilitas keretakan yang terjadi sebagai akibat
b. Distorsi dan kriteria puntiran (Distortion). Keretakan
c. Pengaruh bentuk struktur terhadap merupakan gejala akibat gaya yang
gejala kerusakan bekerja atau banyak kombinasi yang
d. Ketidakstabilan : tinjauan dari beban melebihi dari pada kapasitas bangunan
luar atau komponen materialnya.
e. Ketidakstabilan : bentuk struktur dan
definisi Pengaruh Bentuk Struktur Terhadap
f. Ketidakstabilan didalam struktur : Gejala Kerusakan
tinjauan dari struktur bawah Terjadinya kesalahan pada struktur
g. Ketidakstabilan dalam yang tidak stabil mungkin disebabkan
proses produksi oleh gaya luar, selain itu juga karena
h. Ketidakstabilan material ketidakstabilan alami, atau dari
i. Ukuran ketidakstabilan : pergerakan pengaruh suhu dan pengaruh
air pergerakan pada kulit atau permukaan
j. Ukuran ketidakstabilan : pergerakan material. Menurut Cook dan HInks,
suhu (1992).
besar enam kali (6x) jika dibandingkan dengan 6 Balok kehilangan kekuatan,
volume bahan semula, sehingga sebagai dinding miring sekali,
kerusakan pada jendela
> 25
(Pertanyaan ke 5 merupakan
pertanyaan yang menentukan terutama
pada komponen struktural sebagai tolok
Sumber : hasil penilaian
Saran
Dengan demikian dilihat dari Tabel 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
4 maka kondisi tingkat kerusakan pada dilakukan pada bangunan
bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas bertingkat atau bangunan dengan
Palangka Raya adalah 32 unit rumah desain dan pembebanan yang
atau 64% pada tingkat kerusakan kompleks agar dapat diperoleh data
stadium 2 atau kerusakan yang kerusakan yang lebih lengkap.
memerlukan pemantauan dan 2. Agar dapat dibuat instrumen
pemeliharaan diwaktu mendatang penilaian kerusakan yang dibakukan,
sedangkan 18 unit rumah atau 36% pada untuk mempermudah penilaian dan
tingkat kerusakan stadium 3 atau untuk dasar penaksiran biaya
kerusakan yang memerlukan tindakan perbaikan/rehabilitasi
secepatnya, kondisi ini sangat ditentukan
atau dipengaruhi oleh ada tidaknya
perbaikan yang dilakukan oleh
penghuni.
URNAL
J
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 11 Nomor 1, Juni 2010: 1 - 14
Fintel Mark. 1987, Buku Pegangan Peck R.B., Hanson W.E., Thornburn
Tentang Teknik Beton, PT. Pradnya T.H., 1974, Foundation
Paramitha, Jakarta. Engineering, John Wiley & Sons
Inc.
Nakazawa K., Sosrodarsono S., 1994,
Mekanika tanah & Teknik Pondasi, Sagel Ing R., Kole Ing P., Kusuma G.,
PT. Pradnya Paramitha, Jakarta. Pedoman Pengerjaan Beton,
Erlangga, Jakarta.
Ossenbruggen Paul J., 1984, System
Analysis For Civil Engineering,
John Wiley & Sons Inc.