Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JENIS KERUSAKAN PADA BANGUNAN PERUMAHAN

(Studi Kasus pada Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka Raya)

Abstraksi
Terjadinya kerusakan pada bangunan gedung/rumah tinggal membuat
bangunan tersebut menjadi kurang nyaman untuk ditempati bahkan mungkin
dapat runtuh sehingga menimbulkan korban jiwa, sehingga diperlukan
identifikasi kerusakan yang terjadi dan bagaimana upaya untuk menanganinya
dengan memperhatikan kaidah-kaidah dalam membangun bangunan tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil obyek pada bangunan Perumahan
Pondok Pasir Mas Palangka Raya dengan mengadakan survai secara langsung
(visual inspection). Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk diketahui
jenis kerusakan bangunan bangunan gedung sederhana yang terjadi dan upaya
penanggulangan dan perbaikannya. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
pada bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka Raya teridentifikasi
ada 9 (sembilan) macam kerusakan yang terjadi, yaitu: Kebocoran pada
penutup atap dan karat, pelapukan listplank, cacat kayu (mata kayu) pada kuda-
kuda dan gording, pelapukan langit-langit, retak vertikal join kolom dan
tembok, retak pada frame jendela dan pintu,retak random pada dinding,
kerusakan setempat pada dinding, lantai retak/pecah, dengan penyebab
kerusakan yang dominan yaitu oleh faktor alam, faktor pelaksanaan, dan faktor
mekanis.
Kata kunci: Kerusakan, visual inspection, perumahan

PENDAHULUAN biasanya kenampakan kerusakan yang


Untuk memenuhi kebutuhan akan terjadi terlihat setelah bangunan tersebut
tempat tinggal yang layak, sehat dan mulai dioperasikan.
terjangkau dewasa ini telah berkembang Berdasarkan kenampakan-
pesat pembangunan perumahan yang kenampakan yang terjadi perlu
dilakukan oleh pihak swasta atau dilakukan identifikasi sedini mungkin
Developer untuk turut berperan serta mengenai adanya kerusakan-kerusakan
membantu memenuhi kebutuhan akan yang lain yang dapat menyebabkan efek
sarana dan prasarana perumahan dalam yang buruk terhadap bangunan,
jumlah besar. identifikasi terhadap kerusakan yang
Biasanya bangunan direncanakan terjadi pada elemen bangunan perlu
dapat berfungsi selama masa dilakukan dengan melihat bahwa begitu
layan/operasional tertentu. Potensi banyak kerusakan bangunan dengan
kerusakan suatu bangunan rumah, baik penyebab yang berbeda.
bangunan rumah lama atau pun yang Kerusakan-kerusakan yang biasanya
relatif baru dibangun sangatlah besar terjadi terlalu dini pada bangunan

1
perumahan tersebut akhirnya menjadi perumahan perlu didukung sarana dan
keluhan dari pada konsumen prasarana guna tercapainya rumah
perumahan terhadap para Developer sederhana sehat, seperti :
dan menganggap rumah yang ditempati a. Fasilitas Umum
dibangun dengan tidak memperhatikan Fasilitas umum merupakan sarana
kaidah-kaidah yang semestinya atau asal pelayanan yang sangat diperlukan
bangun. Berdasarkan data survai dan bagi warga seperti jalan lingkungan,
meninjau literatur, dalam penelitian ini jalan lokasi, saluran dan lain-lain.
menggunakan format instrumen untuk b. Fasilitas Sosial
penilaian kerusakan bangunan gedung Fasilitas sosial seperti rumah ibadah,
sederhana/perumahan dengan menga- Puskesmas, gedung pertemuan, dan
dopsi sistem penilaian kerusakan lain-lain.
bangunan jembatan yang sudah ada. c. Sarana Luar
Sarana luar seperti listrik, air bersih,
Perumusan Masalah penghijauan, dan lain-lain
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana mengidentifikasi dan Rumah Layak Huni
menentukan kerusakan yang terjadi, Rumah berfungsi sebagai tempat
serta bagaimana menentukan tingkat berlindung bagi manusia didalamnya,
kerusakan yang telah terjadi pada selain itu juga rumah adalah sebagai
bangunan. pengakuan sebuah keluarga, mencetak
generasi muda dan yang utama adalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian kebutuhan pokok, sehingga untuk
Penelitian ini bertujuan untuk : memaksimalkan fungsi dari rumah
1. Mengetahui apa saja yang menjadi harus terpenuhinya rumah layak huni,
penyebab kerusakan bangunan secara umum syarat rumah layak huni,
gedung /rumah/ perumahan yaitu :
tersebut . a. Tidak terganggu fisik bangunan
2. Untuk mengetahui cara penanganan Rumah yang tidak mengalami
guna menghindari kerusakan lebih kerusakan-kerusakan, sehingga
lanjut. membuat nyaman penghuninya.
Penelitian ini diharapkan dapat b. Legal
bermanfaat untuk memberikan informasi Dibangun sesuai ijin sehingga tidak
dan bahan pertimbangan pada melanggar hukum dan nantinya
pengambilan keputusan yakni developer tidak mengalami penggusuran.
dan konsumen untuk menentukan solusi c. Memenuhi syarat-syarat kesehatan
dalam mengatasinya. Adanya sirkulasi udara yang bersih,
adanya kamar-kamar, adanya
TINJAUAN PUSTAKA pekarangan, lantai kedap air, dan
Perumahan pembuangan yang baik dan lain-lain.
Perumahan adalah sekelompok d. Lingkungan yang aman dan nyaman
tempat tinggal untuk seseorang atau Terjalinnya kerukunan lingkungan.
beberapa orang, satu keluarga atau lebih
yang terdiri dari bangunan rumah dan
pekarangan yang dilengkapi dengan
prasarana lingkungan, dan fasilitas
sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut
Bagian Pokok Bangunan Rumah 3. Sebagai ruang antara yang
Secara garis besar bangunan rumah berguna sebagai penyekat panas,
tinggal terdiri dari beberapa bagian sekaligus sebagai batas tinggi
pokok, yaitu : suatu ruangan.
a. Atap Untuk memasang penutup langit-
langit perlu dibuatkan rangka,
Atap bangunan berguna
rangka dibuat dari balok kayu
sebagai payung yang melindungi
berpetak-petak dengan ukuran sesuai
bangunan di bawahnya dari
ukuran yang dikehendaki.
pengaruh panas matahari,
c. Tembok dan Rangka Bangunan
hempasan air hujan dan tiupan
angin. Kemiringan atap harus Untuk bangunan rumah tinggal
disesuaikan dengan bahan penutup yang permanen, rangka bangunan
atap yang digunakan. Jika dibuat dari konstruksi beton
kemiringan atap terlalu kecil, pada bertulang yakni : balok sloof, kolom
waktu hujan lebat air dapat praktis, dan balok atas (ring balk).
merembes dan menimbulkan Ukuran rangka bangunan
kebocoran, jika kemiringan atap tampangnya dibuat sama besar
terlalu besar penutup mudah lepas dengan tebal temboknya agar dapat
oleh angin kencang. Faktor-faktor diperoleh permukaan dinding yang
yang perlu diketahui dalam rata. Kolom praktis sebagai perkuatan
memilih jenis penutup atap (antara tembok, dipasang pada :
lain : berat, harga, keawetan, cara 1. Setiap jarak 3 m pada pasangan
pemasangan, cara pengganti (jika tembok lurus.
rusak atau sudah tua), tersedia 2. Pertemuan-pertemuan tembok
bahan, dan selera. Seluruh berat (pertemuan sudut).
atap dipikul oleh kuda-kuda kayu, 3. Kanan kiri lubang pintu dan
beban yang dipikul/menumpu pada jendela.
kuda- kuda, meliputi : Agar antara kolom praktis dan
1. Balok gording, yaitu batang tembok menjadi satu dan kuat
memanjang yang diletakkan pada maka pada kolom dibuat angker.
kaki kuda-kuda untuk Pada lubang kuzen dengan
menumpuk usuk/kasau, reng lubang < 1 m diberi pasangan
dan penutup atapnya. batu bata tersusun tegak (roolag),
2. Usuk atau kaso, dipakai ukuran dan pada lubang kuzen > 1 m
kayu 5x7 cm2 dipasang balok latei dari beton
3. Reng, dipakai ukuran kayu 2x3 bertulang diatas lubang kuzen,
cm2 dan untuk membuat dinding
4. Penutup atap dan pelengkap pasangan menjadi rapi dan
lainnya. bersih dapat ditutup dengan
b. Langit-langit lapis penutup disebut plesteran 1
Langit-langit atau flapon mempunyai PC : 3 pasir Lantai
fungsi antara lain: Pengerjaan lantai sebaiknya
1. Untuk menutupi seluruh dikerjakan setelah seluruh bangunan
konstruksi atap, agar tidak selesai khususnya untuk pengerjaan
terlihat dari bawah. penutup lantai. Bahan tanah yang
2. Menahan jatuhnya debu, tetesan baik untuk dasar lantai ialah pasir,
air.
karena itu lapisan tanah tembok Adapun faktor-faktor yang
dikeruk sedalam 15-20 cm, lapisan menyebabkan kerusakan bangunan dan
pasir yang diurug dilakukan lapis pelapukan bahan bangunan lebih awal
perlapis, setiap lapisan dipadatkan (Lippsmeier, 1980), seperti :
dengan cara penggenangan air. a. Bencana alam
Urugan berikutnya berupa pasir Bencana alam seperti gempa bumi,
pasang setinggi kira-kira 3-4 cm badai, hujan lebat dan banjir.
dibawah permukaan lantai, b. Temperatur dan kelembaban
pemadatannya dengan Perbedaan temperatur dan
penggenangan air, selanjutnya dapat kelembaban yang tinggi dapat
diplester atau dipasangi dulu mempercepat proses pelapukan kayu
selapisan batu bata kemudian dan membuat retak pada beton.
diplester dengan 1 PC : 3 pasir c. Hewan pengganggu
d. Pondasi Hewan pengganggu ini seperti rayap
dan semut, berdasarkan penelitian
Pondasi bangunan harus secara umum dapat dianggap bahwa
diletakan pada dasar tanah yang di daerah tropis sekitar 10%
cukup kuat sehingga menjamin bangunan telah diserang oleh rayap.
kekokohan landasan pondasi d. Penggunaan bahan bangunan di
bangunan (Daya dukung cukup bawah kualitas untuk lingkungan
besar). Pondasi bangunan harus tertentu
dapat menjaga kestabilan bangunan Penggunaan bahan bangunan yang
terhadap berat sendiri, beban-beban tidak tepat dalam pelaksanaan
tambahan, gaya-gaya luar yang lain. pembangunan dapat mempercepat
Pondasi yang paling banyak kerusakan bangunan itu sendiri.
digunakan untuk bangunan e. Kimia
perumahan ialah fondasi langsung Perusakan beton akibat pengaruh
atau fondasi dangkal, dengan pengasaman, penggaraman, dan
letaknya tidak dalam dengan sebagainya
kedalaman dasar minimal 0,8-1 m f. Umur
dibawah permukaan tanah. Pondasi Tidak semua bahan bangunan yang
langsung banyak dibuat dari digunakan akan mengalami
pasangan batu karena murah, awet, penurunan mutu yang sama cepat.
dan daya dukungnya besar, untuk
pondasi dinding ukuran lebar Analisis Kerusakan Bangunan
puncak fondasi harus sekurang- Analisis kerusakan bangunan pada
kurangnya 5 kali lebih tebal dari hakekatnya dilakukan berdasar pada
dindingnya. pengetahuan tentang konstruksi
bangunan secara umum. Penilaian
Kerusakan Bangunan mengenai kerusakan bangunan dibagi
Kondisi negara Indonesia yang menjadi dua kelompok yaitu :
memiliki iklim tropis, dengan 2 musim 1. Analisis berdasarkan stabilitas.
yakni kemarau dan hujan sangat 2. Analisis berdasarkan Hogrotermal
mempengaruhi terhadap kondisi Kedua kelompok tersebut kemudian
bangunan rumah yang akan diklasifikasikan lagi menjadi bagian-
menyebabkan kerusakan bangunan dan bagian yang lebih detail dan kerusakan
pelapukan bahan bangunan lebih awal. yang telah terjadi pada bangunan
diklasifikasikan berdasarkan gejala- h) Perawatan yang tidak
gejala yang nampak pada konstruksi. layak/mencukupi
Namun pada penelitian kali ini analisis
yang dilakukan hanya analisis stabilitas. Distorsi dan Kriteria
Analisis berdasarkan stabilitas menurut Kriteria untuk menentukan struktur
Cook dan Hinks (1992) dapat dibagi mengalami distorsi pada bangunan
dalam beberapa kelompok yaitu : biasanya difokuskan pada lebar
a. Struktur dan stabilitas keretakan yang terjadi sebagai akibat
b. Distorsi dan kriteria puntiran (Distortion). Keretakan
c. Pengaruh bentuk struktur terhadap merupakan gejala akibat gaya yang
gejala kerusakan bekerja atau banyak kombinasi yang
d. Ketidakstabilan : tinjauan dari beban melebihi dari pada kapasitas bangunan
luar atau komponen materialnya.
e. Ketidakstabilan : bentuk struktur dan
definisi Pengaruh Bentuk Struktur Terhadap
f. Ketidakstabilan didalam struktur : Gejala Kerusakan
tinjauan dari struktur bawah Terjadinya kesalahan pada struktur
g. Ketidakstabilan dalam yang tidak stabil mungkin disebabkan
proses produksi oleh gaya luar, selain itu juga karena
h. Ketidakstabilan material ketidakstabilan alami, atau dari
i. Ukuran ketidakstabilan : pergerakan pengaruh suhu dan pengaruh
air pergerakan pada kulit atau permukaan
j. Ukuran ketidakstabilan : pergerakan material. Menurut Cook dan HInks,
suhu (1992).

Struktur dan Stabilitas Ketidakstabilan Akibat Gaya Luar


Untuk semua model konstruksi kaku Dalam hal ini yang dapat
(rigid), stabilitas struktur tergantung dimasukkan kedalam gaya luar
pada reaksi gaya-gaya dalam maupun diantaranya ialah : beban angin, beban
gaya luar. Tingkat Keamanan (Safety) salju, beban gempa, getaran. Bangunan
yang diambil sangat berpengaruh yang fleksibel akan terkena efek dari
terhadap desain struktur terutama beban angin apabila beban yang terjadi
berkaitan dengan bagian yang harus menimbulkan percepatan pada
menerima beban atau elemen-elemen bangunan antara 30 – 50 mm/detik.
yang dilalui oleh beban, serta bagian Pada kondisi ini bangunan sudah tidak
yang mana tidak didesain untuk beban. nyaman untuk dipakai, meskipun
Ketidakstabilan struktur menurut penentuan tingkat fleksibelitas ini sulit
Cook dan Hinks, (1992) dapat ditentukan. Gempa dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : mengakibatkan bangunan bergoyang
a) Kesalahan saat penyelidikan tanah dan menyebabkan struktur retak.
b) Desain yang tidak mencukupi Getaran yang terjadi di sekitar bangunan
c) Pembebanan yang tidak terduga juga dapat mengakibatkan retak
d) Kondisi sekitar yang tidak terduga diagonal pada dinding di lantai atas.
e) Penggunaan material dibawah
standar Ketidakstabilan Pada Struktur dan
f) Kurangnya keahlian kerja Defisiensi
g) Kurangnya pengawasan
Gaya luar dapat berpengaruh buruk keruntuhan bangunan semakin besar.
pada struktur, seperti kombinasi pada (Sagel dkk, 1993).
beban tidak sentris dapat berpotensi
membuat keadaan tidak stabil, sebagai Tingkat Kerusakan Bangunan
hasil dari ketidakseragaman beban yang Berdasarkan Lebar Keretakan
terjadi pada element. Menurut Cook dan Analisis Tingkat Kerusakan
Hinks, (1992). Bangunan Berdasarkan Lebar Keretakan,
Ketidakstabilan Pada Struktur Bawah kerusakan bangunan yang sering terjadi
Hal ini dapat terjadi akibat beberapa bisa berupa keretakan, patah,
faktor, antara lain : kerusakan pada keruntuhan, lengkung, puntiran, dan
pondasi yang terjadi, tanah tidak mampu lendutan. Kerusakan tersebut biasanya
lagi menerima beban, kesalahan pada ditandai dengan gejala awal yang
transfer beban, adanya tanah lempung, berhubungan antara satu dengan yang
dan kemungkingan akibat pengaruh dari lainnya. Pada analisis ini mencakup
akar tumbuhan semua jenis keretakan tanpa memandang
penyebab keretakan. Tingkat kerusakan
Ketidakstabilan dalam Produksi yang terjadi pada bangunan dapat
Ketidakstabilan dalam produksi ini ditentukan dengan cara mengukur lebar
sering terjadi pada stone cladding serta retak pada elemen yang mengalami
pada beton pracetak. retak. Semakin besar lebar keretakan
yang terjadi maka semakin tinggi tingkat
Ketidakstabilan Material kerusakan yang terjadi.
Ketidakstabilan material maksud disini
adalah kemampuan material untuk Tabel 1. Penilaian kerusakan bangunan gedung
menerima pengaruh dari lingkungan berdasarkan lebar keretakan
diluarnya. Sebagai contoh adalah
masuknya larutan garam pada material Pendekatan
Tingkat Deskripsi Kerusakan
yang kemudian mengkristal, serangan Kerusakan Secara Tipikal
dengan Lebar
Keretakan (mm)
CL, S, masalah agregat, serangan cuaca
dingin, reaksi CO2, serta korosi. Menurut 1 Retak rambut lebar kurang
dari 0,1 mm, bisa diabaikan
0 – 0,1

Cook dan Hinks, (1992) 2 Retak halus, jarang terlihat


pada bagian luar pasangan 0,1 – 1
bata, kemungkinan
Ukuran Ketidakstabilan Oleh Gerakan terjadinya pemisahan atau
penyusutan material pada
Air bangunan
Gerakan air diartikan sebagai variasi ukuran 3 Retak mudah dimasuki, 1–5
pada material sebagai respon mereka terhadap retak tidak perlu kelihatan
dari luar
efek kandungan air. Beton dapat mengalami
4 Pintu dan jendela melekat,
kerusakan akibat adanya korosi yang terjadi pada kegagalan perbaikan pada 5 – 15
pipa-pipa di dalam tembok
tulang yang ditimbulkan oleh adanya reaksi
Rangka pada jendela dan
kimia antara (Fe) dengan air (H2O) serta zat 5 pintu terdistorsi, lantai
miring, kehilangan
asam (O2). Karat Fe2O3 mempunyai volume lebih beberapa fungsi balok
15 – 25

besar enam kali (6x) jika dibandingkan dengan 6 Balok kehilangan kekuatan,
volume bahan semula, sehingga sebagai dinding miring sekali,
kerusakan pada jendela
> 25

akibatnya adalah beton mengalami penegangan dengan distorsi


Sumber : Diadopsi dari “Building Research
dan akan meledak sehingga Establishment Digest 251 : British Crown
Copyright” dalam Buku “Appraising
Building Defects”, Cook dan Hinks, 1992.
Penentuan tingkat kerusakan
Pengumpulan Data
ditentukan dengan menggunakan nilai
Pengumpulan data dilakukan
angka yang dimulai dengan nilai 1
dengan pengamatan dengan metode
sebagai tanda tingkat kerusakan yang
survei untuk mendapatkan data primer,
paling ringan, dan 6 sebagai nilai yang
yaitu : mengidentifikasi jenis kerusakan
terbesar, yang menunjukkan bahwa
yang terjadi pada bangunan dan
kerusakan yang terjadi pada bangunan
mengukur untuk mengetahui dimensi
sudah mengalami tingkat yang serius
kerusakan. Data sekunder dikumpulkan
dan memerlukan perawatan yang
dari pihak pemilik rumah yang
kompleks. Secara rinci dan tingkat
bersangkutan untuk memperoleh
kerusakan yang terjadi pada bangunan
informasi : unsur bangunan dan riwayat
gedung dikategorikan seperti pada
bangunan, dan lain-lain..
Tabel 1 di atas.
Pengolahan dan Analisis Data
METODE PENELITIAN
Selanjutnya untuk mendapatkan
Tempat Penelitian
gambaran jenis kerusakan yang terjadi,
Penelitian dipusatkan pada
semua data dikumpulkan dan diurut
perumahan BTN “Pondok Pasir Mas”
dari kerusakan bagian atas bangunan
Jalan Rajawali Palangka Raya dengan
sampai ke bagian bawah yang masih di
mengambil sampel secara acak pada
permukaan tanah. Data kerusakan yang
perumahan tersebut. Bangunan
ada kemudian dianalisis apa yang
perumahan Pondok Pasir Mas adalah
menjadi penyebab dari kerusakan
bangunan permanen dibangun pada
tersebut.
tahun 1997 melalui KPR BTN RSS Tipe
Untuk memperoleh suatu format
36, dengan spesifikasi teknis :
instrument penilaian kerusakan dengan
a. Pondasi : Batu Belah
mengadopsi suatu standar atau sistem
b. Dinding : Bataco
penilaian kerusakan pada bangunan
c. Lantai : Cor Beton
jembatan dalam hal ini terutama yang
Tumbuk
berkaitan dengan jenis bahan/material
d. Kerangka Atap : Kayu Meranti
serta nilai besaran volume, luas, lebar,
dan Campuran
panjang dan sebagainya tentang dimensi
Kayu Kelas II
kerusakan yang diterapkan pada objek
e. Penutup Atap : Seng
bangunan dengan nilai tingkat
f. Kusen : Kayu Ulin 5/10x4
kerusakan mulai 0 sampai dengan 5.
m
g. Flafon : Plywood (bag. da-
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
lam dan
Analisis kerusakan bangunan
teras) 3 mm
diperlukan untuk mengetahui kondisi
global bangunan, untuk mengetahui
Metode Survai
kemungkinan-kemungkinan penyebab
Metode ini digunakan untuk
terjadinya kerusakan yang telah terjadi,
mengukur gejala atau kerusakan yang
untuk mengetahui besarnya prosentase
ada tanpa menyelidiki kenapa gejala
kerusakan guna penentuan kelayakan
atau kerusakan dan metode ini hanya
bangunan. Secara sistematis analisis
menggunakan data yang ada untuk
perilaku kerusakan bangunan gedung
memecahkan masalah.
sederhana/rumah tinggal karena objek
penelitian adalah bangunan permanen / bekerja, dalam hal ini adalah
kondisi beton dengan usia bangunan 7 gaya tekan dan gaya isap oleh
tahun. Pemisahan ini dilakukan untuk angin secara terus menerus
memudahkan dalam menganalisis data selama bangunan beroperasi
yang ada yang dilawan / diimbangi oleh
Dari hasil survai terhadap 50 kekuatan paku sebagai pengunci
rumah, diperoleh data kerusakan sebagai atap seng dan asam dari air
berikut : hujan, setelah sekian lama
mengalami gaya-gaya yang
Tabel 2. Jenis Kerusakan. bekerja ini seng mengalami
No Uraian Frekuensi pelebaran atau pelonggaran pada
kejadian
(rumah)
lubang paku, bahkan terjadi
Atap paku mengalami pelemahan atau
1 Kebocoran pada penutup atap 42 pelonggaran pada tumpuan serta
2 dan karat 7
3 Pelapukan listplank 8
karat sehingga lepas, lubang
Cacat kayu (mata kayu) paku yang mengalami
pelonggaran dan pelebaran inilah
4 Langit-langit! 42
Pelapukan langit-langit yang kemudian meloloskan atau
dilalui oleh air atau bocor yang
5 Dinding 44 mana akhirnya air mengenai
6 Retak Vertikal join kolom dan 50
7 tembok 7 elemen dibawahnya. Kerusakan
8 Retak pada frame jendela dan 50 ini akan lebih cepat terjadi apa
pintu
Retak random pada dinding
bila pada pemasangan seng paku
9 Kerusakan setempat pada 16 tidak mengunci seng dengan
dinding rapat / tidak kaku sehingga labil
Lantai / bergerak.
Lantai retak, pecah Penanganan :
1. Memastikan pemasangan
Sumber: Hasil Survai
seng di paku dengan benar
atau kaku pada saat
Analisis Perilaku Kerusakan
pengerjaan dan kemiringan
Analisis kerusakan dilakukan pada
atap yang tepat, karena
elemen-elemen bangunan bagian
tekanan angin pada
struktural maupun non-struktural yang
permukaan atap seng
terletak dipermukaan tanah. Analisis
gelombang besar sebaiknya
kerusakan yang terjadi pada bangunan
atap dibuat dengan sudut
rumah Perumahan Pondok Pasir Mas
kemiringan yang landai.
Palangka Raya serta cara penanganan
Untuk bangunan rumah
kerusakan yang bisa diterapkan
tinggal sederhana memang
terutama dalam pencegahannya, sebagai
tidak terlalu disyaratkan
berikut :
dengan kemiringan atap
1. Atap
bangunan tetapi harus
a. Kebocoran pada penutup atap
memperhatikan kaidah-
(seng) dan karat.
kaidah yang ada karena
Penyebab : Kerusakan ini
dalam pengamatan di
terjadi karena atap menerima
lapangan banyak objek yang
atau mengalami gaya-gaya yang
mengganti penutup atap dari
seng ke genteng, sirap dan mungkin juga terdapat pada
sebagainya, masing-masing elemen lain yang masih
jenis penutup atap itu menggunakan bahan kayu
mempunyai kebaikan dan seperti kuda-kuda dan reng,
kekurangan. Kemiringan atap mata kayu ini berasal dari cabang
untuk masing-masing jenis atau dahan pohon yang dipotong
penutup juga berbeda dengan kemudian pohon tersebut
maksud tertentu seperti dijadikan bahan kayu, kondisi ini
tekanan angin, rembesan atau merugikan karena dalam
kebocoran air dan atap yang beberapa waktu mata kayu bisa
landai relatif lebih ekonomis. lepas atau busuk sehingga
2. Melakukan pengecatan pada membuat cacat pada kayu dan
permukaan seng setelah sangat merugikan bila terjadi
dipasang ini sangat dalam dimensi yang besar.
membantu dalam mencegah Penanganan : Sebaiknya dalam
dan melindungi seng dari pemilihan bahan digunakan
karat yang disebabkan oleh bahan kayu yang tidak memiliki
air hujan dan segera cacat (mata kayu) atau dengan
mengganti seng yang sudah menggunakan bahan kayuu
rusak / lapuk oleh karat, dengan dimensi kerusakan cacat
karena jika dibiarkan akan kayu (mata kayu) lebih kecil dari
merusak elemen dibawahnya yakni 15% dari potongan kayu
seperti rangka atap, kuda- tersebut (Sistem Manajemen
kuda, gording, kasau dan Jembatan, 1992)
langit-langit. b. Plafon / Langit-Langit
b. Pelapukan dan lepasnya list a. Pelapukan pada penutup langit-
plank langit (Plywood)
Penyebab : Karena list plank Penyebab : Kerusakan ini
terkena air hujan yang kemudian terjadi karena air yang
terkena panas matahari yang seharusnya dapat dialirkan oleh
terjadi secara terus menerus atap seng ada yang dapat
kemudian diperparah dengan melewati lubang atau celah pada
mutu bahan kayu yang atap terutama lubang paku pada
digunakan jelek sehingga seng sehingga akhirnya air
mempercepat pelapukan dan mengenai langit-langit terutama
lepasnya elemen ini. penutup yang berupa plywood
Penanganan : sebaiknya list yang mudah lapuk.
plank digunakan kayu dengan Penanganan : Segera
mutu yang baik dan di cat untuk memperbaiki penutup atap
menambah keawetan kayu. dengan mengganti seng yang
Karena element ini langsung rusak karena seng yang bocor
terkena kondisi luar rumah. biasanya lubang atau cacat yang
c. Adanya cacat kayu (mata kayu) dialami cukup besar dan
Penyebab : Cacat kayu ini selanjutnya memperbaiki Plafon
berupa terdapatnya mata kayu karena langit-langit dipasang
pada bagian kasau yang masih dengan tujuan :
bisa terlihat, ccat mata kayu ini
1. Untuk menutupi seluruh sebagai kekuatan tambahan atau
konstruksi atap dan kuda- pengaku sambungan.
kuda penyangganya, agar b. Retak vertikal atau horizontal
tidak terlihat dari bawah, pada frame jendela atau pintu.
sehingga ruangan akan Penyebab : Retak vertikal atau
terlihat bersih dan indah. horizontal pada frame jendela
2. Untuk menahan jatuhnya atau pintu ini terjadi pada
debu dan kotoran lain, juga pertemuan antara ujung pintu
menahan tetesan air hujan atau jendela dengan dinding atau
yang merembes melalui celah secara umum pada setiap daerah
atap / indikasi terjadinya yang terbuka ini menimbulkan
kebocoran atap. adanya daerah lemah (weakness
3. Untuk membuat ruang antara zone) karena tidak adanya
yang berguna sebagai penahan sehingga kontraksi
penyekat panas sehingga tegangan terkonsentrasi pada
panas atap tidak mudah daerah lemah ini. Tegangan ini
menjalar kedalam ruangan di sering disebabkan oleh adanya
bawahnya. penyusutan akibat dari
c. Dinding perubahan suhu yang besar dan
a. Retak vertikal yang terjadi pada beban konstruksi, kerusakan jenis
join kolom dengan tembok. ini selalu ditemui pada objek
Penyebab : Retak vertikal yang penelitian.
terjadi pada join antara kolom Penanganan :
dengan tembok adalah a. Membuat pasangan batu bata
disebabkan karena adanya gaya tersusun tegak (roolag) di
tarik yang bekerja pada balok atas lubang. Ini dianjurkan
atau dinding disebelahnya. Gaya bila lubang lebarnya kurang
tarik ini terjadi disebabkan oleh dari 1 meter.
beban sendiri / beban yang b. Dipasang balok latei dari
bekerja pada struktur yang beton bertulang atau kayu
melebihi dari beban yang awet. Ini dianjurkan
perencanaan, pada kondisi ini pada lubang yang lebih dari 1
diperparah dengan adanya meter.
daerah kosong / terbuka (pintu c. Menambahkan plesteran
atau kuzen). Kasus pada kedua sisi dengan spesi
ini sangat banyak ditemui pada yang tepat untuk
hampir setiap objek / rumah memperkuat ikatan, biasanya
yang diamati, dan untuk kasus untuk pasangan batu bata
retakan yang tidak sampai dan batako 1 PC : 3 pasir
mengenai balok (ring balk) ini (Rudi Gunawan, 1978).
disebabkan oleh penyusutan c. Retak Random pada dinding
material atau karena spesi Penyebab : Retak random yang
campuran yang kurang baik. terjadi pada dinding adalah
Penanganan : Dengan memberi diakibatkan oleh karena
angker pada sambungan terjadinya penyusutan
tulangan ring balk dan kolom (shrinkage) pada plesteran yang
terjadi secara tidak merata. 15 – 20 cm, permukaannya
Penyebab penyusutan ini adalah kemudian dibersihkan dari
dikarenakan oleh variasi kotoran dan benda lain yang
kandungan semen pada adukan sekiranya dapat
tidak merata dan perbandingan menyebabkan pelesakan, dan
campuran yang kurang baik. diurug dengan pasir urug
Penanganan : yang bersih sampai kira-kira
Kerusakan ini dapat diatasi 10 – 15 cm dibawah muka
dengan memplester ulang, lantai, mengurug pasir tidak
namun dengan terlebih dahulu dilakukan sekaligus
menghilangkan kerusakan melainkan dilakukan dengan
tersebut dan membuat kasar lapisan-lapisan tiap lapisan
permukaannya dan dipadatkan dengan cara
melembabkanya. Spesi yang penggenangan, air genangan
biasa digunakan untuk pasangan akan meresap ke bawah dan
dan plesteran tembok untuk menimbulkan tekanan aliran
plesteran yang rapat air dan ke arah vertikal yang
dengan ikatan beton yang kuat merapatkan butiran-butiran
(Iman Subarkah, 1984) pasirnya. Urugan berikutnya
a. 1 PC : 3 – 4 Pasir berupa pasir pasang sampai
b. 1 kapur : 1 – 2 semen merah setinggi kira-kira 3-4 cm
: 1 – 3 pasir dibawah permukaan lantai,
d. Lantai lapisan pasir pasang ini
a. Lantai retak, pecah pada dipadatkan dengan cara
plesteran lantai. pemadatan lapisan pasir urug
Penyebab : Terjadinya retak dan dibawahnya, setelah itu bisa
pecah pada plesteran lantai dipasang lantai berupa
biasanya terjadi penyusutan yang plesteran 1 PC : 3 – 4 pasir
diakibatkan adukan atau spesi atau 1 kapur : 3 pasir di atas
yang tidak merata atau pula lapisan pasir dasar tadi (Iman
karena proses pemadatan yang Subarkah, 1984).
kurang baik, sehingga bila b. Pada permukaan pasir
tertimpa atau dibebani lantai dipasangi dulu selapisan batu
mudah hancur juga bisa terjadi bata kemudian diplester
karena dasar lantai yang tidak dengan 41 PC : 3 – 4 pasir,
kokoh atau padat. konstruksi ini lebih kuat
Penanganan : daripada plesteran biasa
a. Supaya lantai tidak mudah (Iman Subarkah, 1984)
melesak atau amblas, c. Dengan memasang penutup
dasarnya harus cukup kokoh lantai berupa ubin atau
dan padat sehingga tidak keramik (pada objek banyak
mudah mengalami yang menggunakan keramik)
perubahan bentuk kalau dengan campuran 1 PC : 3 –
dibebani. Bahan tanah yang 4 pasir.
baik untuk dasar lantai ialah d. Sebaiknya lantai dikerjakan
pasir, karena itu lapisan tanah teratur setelah seluruh
lembek dikeruk dulu sedalam bangunan selesai, untuk
menghindari lantai kejatuhan Nilai kondisi adalah jumlah angka
benda keras saat pelaksanaan dari pertanyaan tersebut di atas.
pekerjaan.
Syarat penting bagi lantai (Iman Tabel 3. Sistem Penilaian Tingkat
Subarkah, 1984) ialah : Kerusakan Bangunan Gedung
1. Rata Sederhana
2. Tidak mudah melesak atau NILAI KONDISI UNTUK INVENTARISASI
amblas 1 Bangunan baru dan
Catatan
3. Cukup keras sehingga tidak tanpa kerusakan
2 Kerusakan kecil Penilaian kondisi
mudah tergerus permukaannya 3 Kerusakan yang inventarisasi pada
4. Kering dan kedap air. memerlukan pemantauan tabel diatas hanya
atau pemeliharaan digunakan bila
diwaktu mendatang pemeriksaan
Penilaian Kerusakan Bangunan 4 Kerusakan yang mende- tail
Sederhana : memerlukan tindakan bangunan
secepatnya belum dilakukan
Sebagai dasar penilaian kondisi 5 Kondisi kritis pada saat yang
kerusakan yang dialami oleh bangunan 6 Elemen/komponen tidak bersamaan dengan
berfungsi lagi pemeriksaan
adalah total nilai dari kelima pertanyaan
Inventarisasi
berikut :
1. Ditinjau dari struktur apakah Berdasarkan sistem penilaian yang
kerusakan berbahaya atau tidak ? dibuat, maka diperoleh kondisi 50 buah
Kalau Berbahaya = rumah sebagai obyek yang diamati
1 Kalau Tidak Berbahaya seluruhnya adalah, sebagai berikut :
=0
Tabel 4. Kondisi Tingkat Kerusakan
2. Apakah tingkat kerusakan parah atau
tidak ? Unit
Kondisi Persentase
Rumah
Kalau Parah = 1 Kalau Tidak Parah = 0 ukur tingkat / nilai kondisi).
3. Apakah jumlah kerusakan lebih 0 0 0
besar atau sama dengan 50 %
1 0 0
dari area / volume / panjang?
Kalau Ya = 1 2 32 64
Kalau Tidak = 0 3 18 36
4. Apakah kerusakan mempunyai 4 0 0
pengaruh terhadap elemen lain?
5 0 0
Kalau Ya = 1
Kalau Tidak = 0
5. Apakah elemen tidak berfungsi ?
Kalau Ya/TidakBerfungsi = 1
Kalau Tidak/Masih Berfungsi = 0

Total kondisi 0 sampai


5

(Pertanyaan ke 5 merupakan
pertanyaan yang menentukan terutama
pada komponen struktural sebagai tolok
Sumber : hasil penilaian

Adapun kondisi untuk


masing- masing
pertanyaan :
1. Ditinjau dari struktur apakah
kerusakan berbahaya atau tidak,
dilihat dari kondisi obyek yang
diamati struktur yang termasuk
paling dominan mengalami
kerusakan adalah dinding dengan
kerusakan berupa retak pada
dinding dengan lebar keretakan
lebih besar
daripada 0,2 mm pada semua obyek KESIMPULAN
yang diamati. Dari hasil analisis, diambil kesimpulan :
2. Apakah tingkat kerusakan parah 1. Kerusakan pada bangunan
atau tidak, kerusakan yang dialami rumah/gedung dapat terjadi karena
oleh obyek termasuk parah apabila, faktor alam, faktor mekanis, dan
misalkan kerusakan retak pada faktor pelaksanaan.
dinding lebih dari 0,2 mm. 2. Penilaian tingkat kerusakan
3. Apakah jumlah kerusakan lebih bangunan perumahan atau gedung
besar atau sama dengan 50% dari sederhana dapat dilakukan dengan
area/volume/panjang, berdasarkan menggunakan instrumen seperti
pengamatan dan penghitungan pada jembatan yang dimodifikasi
dimensi kerusakan ada obyek yang sedemikian rupa dengan tingkat
mengalami kerusakan elemen kerusakan 0 sampai 5 dengan
dengan dimensi kerusakan yang memperhatikan kaidah-kaidah
lebih besar dari 50 % ini terjadi penilaian.
pada elemen plesteran lantai. 3. Pada bangunan Perumahan Pondok
4. Apakah elemen masih berfungsi , Pasir Mas Palangka Raya
elemen yang rusak masih berfungsi teridentifikasi ada 9 (sembilan)
karena rumah masih dioperasikan macam kerusakan yang terjadi, yaitu:
sebagai tempat tinggal penghuni, kebocoran pada penutup atap dan
elemen mzsih berfungsi baik karat, pelapukan listplank, cacat
5. Apakah kerusakan mempunyai kayu (mata kayu) pada kuda-kuda
pengaruh terhadap elemen lain, dan gording, pelapukan langit-langit,
kerusakan mempunyai pengaruh retak rertikal join kolom dan tembok,
terhadap elemen lain ini dapat dilihat retak pada frame jendela dan pintu,
pada kerusakan yang dialami retak random pada dinding,
penutup atau berupa kebocoran yang kerusakan setempat pada dinding,
mengakibatkan pelapukan pada lantai retak/pecah.
elemen langit-langit.

Saran
Dengan demikian dilihat dari Tabel 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
4 maka kondisi tingkat kerusakan pada dilakukan pada bangunan
bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas bertingkat atau bangunan dengan
Palangka Raya adalah 32 unit rumah desain dan pembebanan yang
atau 64% pada tingkat kerusakan kompleks agar dapat diperoleh data
stadium 2 atau kerusakan yang kerusakan yang lebih lengkap.
memerlukan pemantauan dan 2. Agar dapat dibuat instrumen
pemeliharaan diwaktu mendatang penilaian kerusakan yang dibakukan,
sedangkan 18 unit rumah atau 36% pada untuk mempermudah penilaian dan
tingkat kerusakan stadium 3 atau untuk dasar penaksiran biaya
kerusakan yang memerlukan tindakan perbaikan/rehabilitasi
secepatnya, kondisi ini sangat ditentukan
atau dipengaruhi oleh ada tidaknya
perbaikan yang dilakukan oleh
penghuni.
URNAL

J
REKAYASA RANCANG BANGUN, Volume 11 Nomor 1, Juni 2010: 1 - 14

DAFTAR PUSTAKA Prandeni, 2004., Analisis Kerusakan


Bangunan Perumahan, (Tugas
Cook G.K., Hinks A.J., 1992. Apraising Akhir Tidak Dipublikasikan),
Building Defect, Longman Fakultas Teknik Universitas
Scientific & Technical, England. Palangka Raya

Fintel Mark. 1987, Buku Pegangan Peck R.B., Hanson W.E., Thornburn
Tentang Teknik Beton, PT. Pradnya T.H., 1974, Foundation
Paramitha, Jakarta. Engineering, John Wiley & Sons
Inc.
Nakazawa K., Sosrodarsono S., 1994,
Mekanika tanah & Teknik Pondasi, Sagel Ing R., Kole Ing P., Kusuma G.,
PT. Pradnya Paramitha, Jakarta. Pedoman Pengerjaan Beton,
Erlangga, Jakarta.
Ossenbruggen Paul J., 1984, System
Analysis For Civil Engineering,
John Wiley & Sons Inc.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai