Anda di halaman 1dari 17

1

JENIS-JENIS DAN METODE


EVALUASI PEMBELAJARAN

Di dalam melakukan suatu kegiatan, setiap manusia pasti ingin mengetahui hasil dari
pekerjaannya. Begitu juga dengan belajar dan pembelajaran di sekolah; sudah tentu siswa,
guru, dan orang tua peserta didik ingin mengetahui hasil belajar dan pembelajaran yang telah
dilakukan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, biasanya guru mengadakan ulangan umum
untuk mengetahui hasil tersebut, kegiatan ini biasa disebut dengan evaluasi. Untuk
melaksanakan evaluasi yang baik, setiap guru harus mengetahui tentang evaluasi terutama
yang berkaitan dengan hakikat evaluasi dan tujuan evaluasi dalam suatu kegiatan
pembelajaran.
Evaluasi merupakan hal yang penting dan bagian utuh dalam tahapan kegiatan
pembelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan sebelumnya. Evaluasi biasanya dapat dilakukan pada akhir pertemuan, tes sumatif,
dan formatif. Evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan
pembelajaran telah tercapai, maka dalam penyusunan evaluasi hendaknya memperhatikan
secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat
mengukur sejauh mana proses pembelajaran telah terlaksana.

EVALUASI PEMBELAJARAN
Wand dan Brown mengemukakan: evaluasi merupakan suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu (Nurkancana, 1981: 1). Lalu pengertian evaluasi dipertegas
lagi, dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Nana Sudjana, 1990: 3). Namun secara umum evaluasi
adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek, dll) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian
Apabila kita kaji lebih jauh pengertian evaluasi dengan kegiatan belajar dan
pembelajaran, maka pengertian yang didapat tidak jauh berbeda dengan pengertiannya secara
umum. Pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai
belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau
pengukuran belajar dan pembelajaran. Sedangkan pengertian pengukuran dalam kegiatan
belajar dan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan
pembelajaran dengan ukuran keberhasilan yang telah ditentukan secara kuantitatif. Pengertian

EVALUASI PENDIDIKAN
2

belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan
pembelajaran secara kualitatif.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN
Dalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar
pelaksanaan penilaian.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif
(menyeluruh). Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
2. Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan.
                        Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja peserta didik dapat dipantau
1. Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
2. Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektifitas
pendidik, tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etnis, budaya, dan berbagai
hal yang memberikan konstribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam
penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka
merasa dianaktirikan.
3. Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur.

TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN


Evaluasi pembelajaran adalah suatu hal yang penting dalam belajar dan pembelajaran.
Tujuan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran adalah untuk melihat dan mengetahui proses
yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu,
input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya
dan siap menjalani proses pembelajaran.
Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu;
guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi.
Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Menurut Aunurrahman agar evaluasi dapat berfungsi secara optimal, evaluasi harus
memenuhi persyaratan. Menurut para ahli, beberapa persyaratan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Reliabilitas (Keterandalan)

EVALUASI PENDIDIKAN
3

Menurutu Arikunto, bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan


bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tetap.
Untuk mengetahui taraf reliabilitas dapat menggunakan suatu tes, seperti:
a) Teknik ulangan
Teknik ulangan dapat ditempuh dengan cara memberikan suatu tes pada sekelompok
anak. Kemudian dalam beberapa hari kedepan tes tersebut diberikan lagi. Tetapi soal-
soal tes tidak dibicarakan selama waktu antara itu. Selanjutnya skor ulangan pertama dan
kedua dikorelasikan. Besar kecilnya korelasi menunjukkan reliabilitas dari tes tersebut.
b) Teknik bentuk parallel
Teknik ini menggunakan dua tes yang sama (tetapi tidak identik). Lalu tes ini diberikan
kepada sekelompok subjek tanpa rentang waktu. Kemudian kedua skor yang diperoleh
dikorelasikan. Besar kecilnya korelasi menunujukkan reliabilitas dari tes tersebut.
c) Teknik belah dua
Dalam teknik ini tes yang diberikan dibagi menjadi dua bagian. Tiap-tiap bagian
diberikan skor tepisah.
2. Kesahihan atau Validitas
Secara bahasa konsep validitas adalah kesahihan; kebenaran yang diperkuat oleh bukti
atau data yang sesuai. Secara umum kesahihan atau validitas adalah suatu proses untuk
mengukur dan menggambarkan objek atau keadaan suatu aspek sesuai dengan fakta. Sebuah
tes diakatakan memiliki validitas apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

3. Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada
kaitannya dengan instrumen evaluasi, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah
hasil, menginterpretsi hasil maupun kemudahan-kemudahan dalam penyimpanannya
(Dimyati dan Mujiono, 1994: 184).

JENIS-JENIS EVALUASI PEMBELAJARAN


Evaluasi pembelajaran berdasarkan tujuan:
a) Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran berlangsung,
agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai hasil belajar. Pada dasarnya
evaluasi formatif digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Indikator untuk menentukan keberhasilan atau

EVALUASI PENDIDIKAN
4

kemajuan siswa dalam evaluasi formatif adalah penguasaan kemampuan yang telah
dirumuskan dalam rumusan tujuan instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan. TIK
dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan siswa dan tingkat kesulitan yang dimana
masih bisa dikuasai dan dijangkau oleh siswa.
b) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir satu satuan waktu tertentu
atau satu semester dengan beberapa pokok bahasan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam berpindah dari satu unit ke unit yang lain.
c) Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan dan kelebihan-kelebihan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya sehingga dapat
diberikan penanganan yang tepat.

Evaluasi pembelajaran berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:


a) Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi
pembelajaran, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
b) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar
program pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c) Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi yang mencakup tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tujuan
pembelajaran.

Evaluasi berdasarkan objek, yaitu:


a) Evaluasi input
Evaluasi yang dilakukan terhadap siswa yang mencakup kemampuasn siswa dalam
pengusaan tujuan pembelajaran.
b) Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur proses pembelajaran seperti materi, media, metode
pembelajaran dan lain-lain.
c) Evaluasi output
Evaluasi yang digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil pembelajaran.

EVALUASI PENDIDIKAN
5

BENTUK SOAL EVALUASI


Ada banyak macam bentuk soal dalam evaluasi pembelajaran dan dibagi kedalam tiga
ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif
 Pertanyaan lisan
Pertanyaan lisan digunakan untuk mengetahui pencapaian dasar peserta didik dalam
penguasaan materi.
 Tes objektif
Tes objektif adalah tes dengan jawaban terbatas, biasanya hanya memiliki satu jawaban.
Contoh tes ini adalah tes pilihan ganda.
 Soal uraian
Soal uraian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan respons peserta didik atau
kemampuan menguraikan langkah untuk memperoleh jawaban.
 Soal terbuka
Soal terbuka adalah soal yang mempunyai lebih dari satu jawaban yang benar dan
menuntut menemukan jawaban itu beserta syarat khususnya.
2) Ranah afektif
 Minat
Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi minat peserta didik terhadap materi
yang diberikan. Jika didapati minat seorang peserta didik kurang, maka langkah
selanjutnya mencari cara bagaimana meningkatkan minat peserta didik tersebut. Lalu
apabila minat peserta baik maka pendidik harus mampu mempertahankan atau
meningkatkan minat tersebut.
 Sikap
Tes ini digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran tertentu apakah positf, negatif, atau netral. Jika diketahui minat peserta didik
negatif atau netral, maka tugas seorang pendidik untuk mengubah sikap tersebut menjadi
positif.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik dalam
melakukan kinerja tertentu. Bentuk tes dalam ranah psikomotorik adalah:
1. Tes tertulis

EVALUASI PENDIDIKAN
6

2. Tes identifikasi
3. Tes simulasi
4. Tes contoh kerja

Taksonomi Bloom
Bloom dan kawan-kawan membagi tujuan pendidikan ke dalam tiga daerah (domain),
yaitu daerah kognitif (cognitive domain), daerah afektif (affective domain), dan daerah
psikomotorik (psychomotorik domain).
1) Daerah Kognitif (Cognitive Domain)
Daerah kognitif mencakup tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir, yaitu berkenaan dengan pengenalan pengetahuan, perkembangan
kemamampuan, dan keterampilan intelektual (akal). Daerah kognitif terdiri dari
enam tahap yang tersusun mulai dari kemampuan berpikir yang paling sederhana
menuju pada kemampuan berpikir yang paling kompleks yang merupakan suatu
kontinum. Keenam tahap berpikir tersebut seringkali disebut jenjang kognitif,
digambarkan sebagai berikut:

C.1 Pengetahuan (knowledge)


Jenjang kognitif yang paling sederhana disebut jenjang pengetahuan
(knowledge) atau ingatan (recall) atau komputasi (computation). Pada jenjang
kognitif ini siswa dituntut untuk mampu mengenali atau mengingat kembali

EVALUASI PENDIDIKAN
7

(memory) pengetahuan yang telah disimpan di dalam skemata struktur kognitifnya.


Hal-hal yang termasuk ke dalam jenjang kognitif ini adalah berupa pengetahuan
tentang fakta dasar, terminologi (peristilahan), atau manipulasi yang sifatnya sudah
rutin.
KKO untuk tahap pengetahuan ini di antaranya: mendefinisikan,
menyebutkan kembali, menuliskan, mengidentifikasi, mengurutkan, membedakan,
memilih, menunjukkan, menyatakan, dan menghitung.
C.2 Pemahaman (comprehension)
Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks daripada tahap pengetahuan.
Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep matematika, siswa
harus mempunyai pengetahuan (knowledge) terhadap konsep tersebut.
KKO untuk tahap pemahaman ini di antaranya: membedakan, mengubah,
menginterpretasikan, menentukan, menyelesaikan, memberikan contoh,
membuktikan, menyederhanakan, mensubtitusi.
C.3 Aplikasi (application)
Aplikasi atau penerapan adalah proses berpikir yang setingkat lebih tinggi
dari pemahaman. Dalam jenjang kognitif aplikasi seorang siswa diharapkan telah
menerapkan dengan tepat suatu teori atau cara pada situasi baru.
KKO untuk tahap aplikasi ini di antaranya: menggunakan, menerapkan,
menghubungkan, menggeneralisasikan, menyusun, mengklarifikasikan.
C.4 Analisis (analysis)
Jenjang kognitif analisis setingkat lebih tinggi dari aplikasi, yaitu suatu
kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu masalah (soal) menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil (komponen) serta mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian tersebut.
C.5 Sintesis (synthesis)
Suatu kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses analisis
adalah sintesis. Sintesis adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logik sehingga menjelma menjadi suatu pola struktur atau
bentuk baru.
KKO untuk tahap sintesis ini di antaranya: menentukan, mengaitkan,
menyusun, membuktikan, menemukan, mengelonpokkan, menyimpulkan.

C.6 Evaluasi

EVALUASI PENDIDIKAN
8

Evaluasi adalah jenjang kognitif tertinggi dalam jenjang kognitif menurut


Bloom dan kawan-kawan. Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk dapat
memberikan pertimbangan (judgement) terhadap suatu situasi, ide, metode
berdasarkan suatu patokan atau kriteria. Setelah pertimbangan dilaksanakan
dengan matang maka kesimpulan diambil berupa suatu keputusan.
KKO untuk tahap evaluasi ini di antaranya: menilai, mempertimbangkan,
membandingkan, memutuskan, mengkritik, merumuskan, memvalidasi,
menentukan.

2) Daerah Afektif (Affective Domain)


Daerah afektif adalah hal-hal yang berhubungan dengan sikap (attitude)
sebagai manifestasi dari minat (interest), motivasi (motivation), kecemasan
(anxiety), apresiasi perasaan (emosional appreatiation), penyesuaian diri ( self
adjusment), bakat (aptitude), dan semacamnya. Evaluasi bidang afektif
dikategorikan ke dalam evaluasi non-tes.

3) Daerah Psikomotorik (Psychomotorik Domain)


Tujuan dalam bidang ini mulai dari gerakan sederhana sampai dengan gerakan
yang kompleks, yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan keterampilan, dan
gerakan komunikasi. Evaluasi bidang psikomotorik akan lebih efektif dilaksanakan
melalui pengamatan (observasi) berupa evaluasi perbuatan dan lisan.

Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran Matematika


Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Matematika adalah:
1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh
para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi
dasar) pada mata pelajaran tertentu.
2. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik
setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan
jenjang berikutnya.
3. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk
kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi atau
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

EVALUASI PENDIDIKAN
9

4. Evaluasi Diagnostik,  adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar


belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-
kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesuliatan –kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah.[ 
 
Jenis-jenis Alat/instrumen Evaluasi Pembelajaran Matematika
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efisien. Kata alat, biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan demikian maka
alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi
digolongkan menjadi dua macam yaitu, tes dan non tes.
Berikut adalah jenis-jenis alat evaluasi:
a.   Alat/Instrumen Evaluasi Bentuk Non-Tes
1)  Observasi (observation)
a)  Pengertian Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam
melakukan observasi adalah pedoman observasi.
b)     Fungsi Observasi
Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk :
1) Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa. 
2) Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.\
3) Suatu tes essay / objektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat
menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan
siswa dalam mengumpulkan data.
c)      Teknik Pelaksanaan Observasi
Dilihat dari teknik pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara:
1) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang
diselidiki.
2) Observasi tidak langsung, yaitu observaasi yang dilakukan melalui perantara.
3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau
melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.[49]

EVALUASI PENDIDIKAN
10

d)     Langkah-langkah Penyusunan Pedoman Observasi   


1) Merumuskan tujuan observasi.
2) Membuat kisi-kisi (lay out) observasi.
3) Menyusun pedoman observasi.
4) Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi.
5) Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman
pedoman observasi.
6) Merivisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba.
7) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung.
8) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.

2)      Wawancara (Interview)
Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan (tanya-jawab), baik secara langsung atau tidak langsung dengan peserta didik.
Wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
Pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan
jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh
pewawancara. 
Kedua, adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telahmenyusun pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-
informasi yang diperlukan saja. Wawancara adalah suatu teknik penilain yang dilakukan
dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to face) secara langsung apabila
wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada
temanya.
Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
a) Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai .
b) Keterampilan pewawancara. Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki
keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
c) Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan bersifat netral.
Adapun Langkah-langkah penyusunan wawancara adalah sebagai berikut :
a) Perumusan tujuan

EVALUASI PENDIDIKAN
11

b) Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai


c) Penyusunan kisi-kisi
d) Menyusun pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.
e) Penyusunan pedoman wawancara
f) Melaksanakan wawancara dalam situasi sebenarnya.

3)   Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak
langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk
mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab:
a)   Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang akan dimintai jawaban tentang drinya.
b)   Kuesioner tidak langsung
Adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.
Kuisioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan,
anak, saudara, tetangga dan sebagainya.

Ditinjau dari segi cara menjawabnya:


a)  Kuesioner tertutup
Adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawabam lengkap
sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b)  Kuesioner terbuka
Adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas
mengemukakan pendapat. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum
terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Keterangan tentang
alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilih pilihan jawaban yang
disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat seseorang.
Untuk mengisi angket, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a)   Menyusun kisi-kisi angket
b)   Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan
c)   Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan.

EVALUASI PENDIDIKAN
12

d)   Jika angket sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba di lapangan.
e)   Angket yang sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi.
f)   Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya peserta didik.

4)      Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya
berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada
hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang pada dirinya.
a)       Bentuk Skala Sikap
Bentuk skala yang dapat di pergunakan dalam pengukuran bidang pendidikan yaitu:
1. Skala likert ialah skala yang dapat di pergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok  orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan mulai dari sangat negative sampai dengan sangat positif.[56] Contoh alternatif
jawaban: Sangat setuju ( SS ), Setuju ( S ), Ragu-Ragu ( RR ), Sangat Tidak Setuju
( STS ).
2. Skala guttman yaitu skala berupa sederetan pernyataan opini tentang suatu objek
secara berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang pernyataan
itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada nomor urut tertentu,
maka diasumsikan juga setuju dengan pernyataan sebelunya dan tidak setuju dengan
pernyataan sesudahnya.
3. Skala differensial yaitu skala untuk mengukur tiga dimensi. Dimensi-dimensiyang ada
diukur dalam kategori: menyenangkan-membosankan, sulit-mudah, baik-tidak baik, kuat-
lemah, berguna-tidak berguna, dan sebagainya
4.  Skala thurstone merupakan suatu instrument yang responya dengan member tanda
tertentu pada suatu kontinum baris. Pada skala ini jumlah skala yang digunakan berkisar
anatara 7 sampai 11.

5)      Penilaian Berbasis Portofolio


Penilaian berbasi portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan, dan menyelurh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan
perkembangan wawasan, pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik.
Dalam penilaian portofolio seorang peserta didik biasanya memuat:
a)  Hasil ulangan harian dan ulangan umum.

EVALUASI PENDIDIKAN
13

b)  Tugas-tugas berstruktur
c)  Catatan perilaku harian para peserta didik
d)  Laporan kegiatan peserta didik di sekolah.

6)  Penilaian Unjuk Kerja


Penilaian Unjuk kerja  (performance asasement) adalah  suatu  penilaian  yang 
meminta  siswa  untuk mendemonstrasikan  dan  mengaplikasikan  pengetahuan  kedalam 
berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.  Hasil  yang  diperoleh  merupakan 
suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.

7)  Penilaian Produk dan Proyek


Penilaian produk adalah penilaian yang berpusat dari hasil kerja atau hasil karya siswa
dimana penilaian ini akan dievaluasi menurut kriteria tetentu. Hasil karya tersebut dapat
berupa:
1. bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya tulis ilmiah dan
sebagainya.
2. bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan, benda-benda
ruang matematika seperti balok, kubus dan lain-lain.
Adapun yang dimaksud penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Contoh : Guru memberikan tugas kepada
peserta didik untuk melakukan penelitian tentang sekelompok hadis shohih, hasan dan dlaif.

Alat/Instrumen Evaluasi berbentuk Tes


Tes sebagai alat penilaian adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam
bentuk tulisan (tes tulisan), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan
pengajaran.
1)      Tes Uraian (tes subjektif)
Tes Uraian, yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan alat penilaian yang hasil
belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan

EVALUASI PENDIDIKAN
14

menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut
kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.

2)  Tes objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi, karena jawabannya anatara benar atau salah.
Disebut tes objektif karena penilaiannya bersifat objektif, siapapun yang mengoreksi
jawabannnya sudah jelas dan pasti. Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk
yakni:
a)   Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata,
bilangan, kalimat atau simbol.
b)  Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa peryataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar (B) dan salah (S).
c)  Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang parallel yang berada
dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berupa soal-soal dan
sebelah kanan adalah jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang
disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa
menjawab yang betul dengan hanya menebak. 
d)       Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat.
3)      Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan, peserta
didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau
perintah yang diberikan. Dalam melakukan pertanyaan di kelas prinsipnya adalah:
mengajukan pertanyaan, member waktu untuk berpikir, kemudian menunjuk peserta untuk
menjawab pertanyaan.

Persyaratan dalam Memilih Alat Evaluasi Pembelajaran Matematika

EVALUASI PENDIDIKAN
15

Untuk memilih alat evaluasi, maka harus memenuhi persyaratan atau kreteria sebagai
berikut: (1) Memiliki Validitas, (2). Mempunyai reliabitas, (3). Objektivitas, (4) Efesiensi,
dan (5) kegunaan/kepraktisan.
Valaditas, artinya penilaian harus benar-benar mengukur apa yang hendak di ukur.
Demikian pula suatu tes memiliki suatu valaditas bila tes itu benar-benar mengukur hal yang
hendak di tes.
Reliabilitas, suatu alat evaluasi memiliki reliabilitas, bila menunjukan kecepatan
hasilnya.dengan kata lain, orang yang akan di tes itu akan mendapat skor kembali dengat alat
uji yang sama.
Untuk mengetahui besar kecilnya reliabilitas suatu tes dapat ditempuh berbagai cara,
yakni dengan cara mengulangi kembali tes itu (test-retest).
Objektifitas, suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa
adanya interprestasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu. Guru harus menilai
siswa dengan kreteria yang sama bagi setiap pekerjaan tanpa membeda-bedakan si A dengan
si B dan seterusnya.
Objektivitas, dalam penilaian sering diperlukan dalam menggunakan; questioner,
essay test, observation, rating scale, check list dan alat-alat lainya.
Efisiensi, suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa membuang waktu dan
uang yang banyak. Ini tidak berarti, bahwa evaluasi yang memakan waktu, usaha dan uang
sedikit dianggap alat evaluasi yang baik.hal ini tergantung pada tujuan penggunaan alat
evaluasi dan banyaknya siswa yang dinilai dan sebagainya.
Suatu alat evaluasi diharapkan dapat digunakan dengan sedikit biaya dan usaha yang
sedikit, dalam waktu yang singkat, dan hasil yang memuaskan. Efisiensi dapat dicapai
dengan cara :
1. Si penilai mampu memilih alat yang tepat untuk tujuan tertentu.
2. Si penilai dapat mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan beberapa macam
alat penilaai.
3. Si penilai hanya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan tujuan yang sama.
Keguanaan/kepraktisan. Ciri lain dari evaluasi ialah usefulness (harus berguna). Untuk
memperoleh keterangan tentang siswa, sehingga guru dapat memberikan bimbinagn sebaik-
baiknya bagi para siswanya

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN


1. Perencanaan

EVALUASI PENDIDIKAN
16

Sebelum melakukan evaluasi hendakanya kita menentukan dulu bagaimana evaluasi yang
akan kita lakukan. Misalnya dengan memilih tujuan evaluasi, jenis evaluasi, pemilihan soal,
dan lain-lain.
2. Pengumpulan data
Sebelum melakukan evaluasi kita harus mengumpulkan data tentang apa yang kita butuhkan
dalam melakukan evaluasi, supaya evaluasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik.
3. Penelitian data
Dalam langkah ini kita harus memilih dan menyaring data terlebih dahulu. Penelitian ini
digunakan untuk memisahkan data yang baik dan buruk untuk memperjelas tentang
gambaran dari individu yang kita evaluasi.
4. Pengolahan data
Pengoolahan data ini digunakan agar data yang kita peroleh dari individu dapat lebih
bermakna. Dapat membantu kita dalam mengetahui gambaran diri individu atau seoarang
murid yang sedang ita evaluasi.
5. Penafsiran data
Penafsiran data merupakan satu kesatuan dengan pengolahan data, dimana kita akan
memperoleh tafsir ketika kita mengolah data yang kita hadapi.
6. Meningkatkan daya serap peserta didik
Setelah pengukuran dan hasil dari pengolahan data kita dapat, maka selanjutnya kita
melakukan perbaikan dan membantu peserta didik dalam menyerap dan menguasai materi.
7. Laporan hasil penelitian
Yang terakhir adalah pemberian lapora hasil pembelajaran. Biasanya diberikan pada
pertengahan semester, akhir semester atau akhir dari jenjang pendidikan.

PENUTUP
Evaluasi pembelajaran adalah salah satu bagian yang penting dalam proses belajar
dan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
keberhasilan proses pembelajaran. Didalam melakukan evaluasi pembelajaran banyak yang
harus kita perhatikan seperti jenis evaluasi, tujuan evaluasi, metode evaluasi, dan lain-lain.
Dengan adanya evaluasi akan diketahui seberapa jauh hasil dari pembelajaran yang telah
dilakukan sekaligus laporan kepada orang tua siswa mengenai keberhasilan di sekolah.
Dengan begitu diharapkan para guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan bagi siswa
dapat meningkatkan belajar.

EVALUASI PENDIDIKAN
17

DAFTAR PUSTAKA
JS. Husdarta & Yudha M. Saputra. 2013. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Wiji suwarno. 2006. DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

EVALUASI PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai