Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di dalam melakukan suatu kegiatan, setiap manusia pasti ingin mengetahui hasil dari
pekerjaannya. Begitu juga dengan belajar dan pembelajaran di sekolah; sudah tentu siswa,
guru, dan orang tua peserta didik ingin mengetahui hasil belajar dan pembelajaran yang telah
dilakukan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, biasanya guru mengadakan ulangan umum
untuk mengetahui hasil tersebut, kegiatan ini biasa disebut dengan evaluasi. Untuk
melaksanakan evaluasi yang baik, setiap guru harus mengetahui tentang evaluasi terutama
yang berkaitan dengan hakikat evaluasi dan tujuan evaluasi dalam suatu kegiatan
pembelajaran.
Evaluasi merupakan hal yang penting dan bagian utuh dalam tahapan kegiatan
pembelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan sebelumnya. Evaluasi biasanya dapat dilakukan pada akhir pertemuan, tes sumatif,
dan formatif. Evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan
pembelajaran telah tercapai, maka dalam penyusunan evaluasi hendaknya memperhatikan
secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat
mengukur sejauh mana proses pembelajaran telah terlaksana.
EVALUASI PEMBELAJARAN
Wand dan Brown mengemukakan: evaluasi merupakan suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu (Nurkancana, 1981: 1). Lalu pengertian evaluasi dipertegas
lagi, dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Nana Sudjana, 1990: 3). Namun secara umum evaluasi
adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek, dll) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian
Apabila kita kaji lebih jauh pengertian evaluasi dengan kegiatan belajar dan
pembelajaran, maka pengertian yang didapat tidak jauh berbeda dengan pengertiannya secara
umum. Pengertian evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai
belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau
pengukuran belajar dan pembelajaran. Sedangkan pengertian pengukuran dalam kegiatan
belajar dan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan
pembelajaran dengan ukuran keberhasilan yang telah ditentukan secara kuantitatif. Pengertian
EVALUASI PENDIDIKAN
2
belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan
pembelajaran secara kualitatif.
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN
Dalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar
pelaksanaan penilaian.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif
(menyeluruh). Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
2. Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan.
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan
unjuk kerja peserta didik dapat dipantau
1. Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
2. Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektifitas
pendidik, tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etnis, budaya, dan berbagai
hal yang memberikan konstribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam
penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka
merasa dianaktirikan.
3. Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur.
EVALUASI PENDIDIKAN
3
3. Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada
kaitannya dengan instrumen evaluasi, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah
hasil, menginterpretsi hasil maupun kemudahan-kemudahan dalam penyimpanannya
(Dimyati dan Mujiono, 1994: 184).
EVALUASI PENDIDIKAN
4
kemajuan siswa dalam evaluasi formatif adalah penguasaan kemampuan yang telah
dirumuskan dalam rumusan tujuan instruksional khusus (TIK) yang telah ditetapkan. TIK
dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan siswa dan tingkat kesulitan yang dimana
masih bisa dikuasai dan dijangkau oleh siswa.
b) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir satu satuan waktu tertentu
atau satu semester dengan beberapa pokok bahasan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam berpindah dari satu unit ke unit yang lain.
c) Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan dan kelebihan-kelebihan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya sehingga dapat
diberikan penanganan yang tepat.
EVALUASI PENDIDIKAN
5
EVALUASI PENDIDIKAN
6
2. Tes identifikasi
3. Tes simulasi
4. Tes contoh kerja
Taksonomi Bloom
Bloom dan kawan-kawan membagi tujuan pendidikan ke dalam tiga daerah (domain),
yaitu daerah kognitif (cognitive domain), daerah afektif (affective domain), dan daerah
psikomotorik (psychomotorik domain).
1) Daerah Kognitif (Cognitive Domain)
Daerah kognitif mencakup tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir, yaitu berkenaan dengan pengenalan pengetahuan, perkembangan
kemamampuan, dan keterampilan intelektual (akal). Daerah kognitif terdiri dari
enam tahap yang tersusun mulai dari kemampuan berpikir yang paling sederhana
menuju pada kemampuan berpikir yang paling kompleks yang merupakan suatu
kontinum. Keenam tahap berpikir tersebut seringkali disebut jenjang kognitif,
digambarkan sebagai berikut:
EVALUASI PENDIDIKAN
7
C.6 Evaluasi
EVALUASI PENDIDIKAN
8
EVALUASI PENDIDIKAN
9
EVALUASI PENDIDIKAN
10
2) Wawancara (Interview)
Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan (tanya-jawab), baik secara langsung atau tidak langsung dengan peserta didik.
Wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
Pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan
jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh
pewawancara.
Kedua, adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telahmenyusun pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-
informasi yang diperlukan saja. Wawancara adalah suatu teknik penilain yang dilakukan
dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to face) secara langsung apabila
wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada
temanya.
Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
a) Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai .
b) Keterampilan pewawancara. Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki
keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
c) Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan bersifat netral.
Adapun Langkah-langkah penyusunan wawancara adalah sebagai berikut :
a) Perumusan tujuan
EVALUASI PENDIDIKAN
11
3) Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak
langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk
mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab:
a) Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang akan dimintai jawaban tentang drinya.
b) Kuesioner tidak langsung
Adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.
Kuisioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan,
anak, saudara, tetangga dan sebagainya.
EVALUASI PENDIDIKAN
12
d) Jika angket sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba di lapangan.
e) Angket yang sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi.
f) Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya peserta didik.
4) Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya
berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada
hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang pada dirinya.
a) Bentuk Skala Sikap
Bentuk skala yang dapat di pergunakan dalam pengukuran bidang pendidikan yaitu:
1. Skala likert ialah skala yang dapat di pergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan mulai dari sangat negative sampai dengan sangat positif.[56] Contoh alternatif
jawaban: Sangat setuju ( SS ), Setuju ( S ), Ragu-Ragu ( RR ), Sangat Tidak Setuju
( STS ).
2. Skala guttman yaitu skala berupa sederetan pernyataan opini tentang suatu objek
secara berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang pernyataan
itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada nomor urut tertentu,
maka diasumsikan juga setuju dengan pernyataan sebelunya dan tidak setuju dengan
pernyataan sesudahnya.
3. Skala differensial yaitu skala untuk mengukur tiga dimensi. Dimensi-dimensiyang ada
diukur dalam kategori: menyenangkan-membosankan, sulit-mudah, baik-tidak baik, kuat-
lemah, berguna-tidak berguna, dan sebagainya
4. Skala thurstone merupakan suatu instrument yang responya dengan member tanda
tertentu pada suatu kontinum baris. Pada skala ini jumlah skala yang digunakan berkisar
anatara 7 sampai 11.
EVALUASI PENDIDIKAN
13
b) Tugas-tugas berstruktur
c) Catatan perilaku harian para peserta didik
d) Laporan kegiatan peserta didik di sekolah.
EVALUASI PENDIDIKAN
14
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut
kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.
2) Tes objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi, karena jawabannya anatara benar atau salah.
Disebut tes objektif karena penilaiannya bersifat objektif, siapapun yang mengoreksi
jawabannnya sudah jelas dan pasti. Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk
yakni:
a) Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata,
bilangan, kalimat atau simbol.
b) Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa peryataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar (B) dan salah (S).
c) Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang parallel yang berada
dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berupa soal-soal dan
sebelah kanan adalah jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang
disediakan lebih banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa
menjawab yang betul dengan hanya menebak.
d) Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat.
3) Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan, peserta
didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau
perintah yang diberikan. Dalam melakukan pertanyaan di kelas prinsipnya adalah:
mengajukan pertanyaan, member waktu untuk berpikir, kemudian menunjuk peserta untuk
menjawab pertanyaan.
EVALUASI PENDIDIKAN
15
Untuk memilih alat evaluasi, maka harus memenuhi persyaratan atau kreteria sebagai
berikut: (1) Memiliki Validitas, (2). Mempunyai reliabitas, (3). Objektivitas, (4) Efesiensi,
dan (5) kegunaan/kepraktisan.
Valaditas, artinya penilaian harus benar-benar mengukur apa yang hendak di ukur.
Demikian pula suatu tes memiliki suatu valaditas bila tes itu benar-benar mengukur hal yang
hendak di tes.
Reliabilitas, suatu alat evaluasi memiliki reliabilitas, bila menunjukan kecepatan
hasilnya.dengan kata lain, orang yang akan di tes itu akan mendapat skor kembali dengat alat
uji yang sama.
Untuk mengetahui besar kecilnya reliabilitas suatu tes dapat ditempuh berbagai cara,
yakni dengan cara mengulangi kembali tes itu (test-retest).
Objektifitas, suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa
adanya interprestasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu. Guru harus menilai
siswa dengan kreteria yang sama bagi setiap pekerjaan tanpa membeda-bedakan si A dengan
si B dan seterusnya.
Objektivitas, dalam penilaian sering diperlukan dalam menggunakan; questioner,
essay test, observation, rating scale, check list dan alat-alat lainya.
Efisiensi, suatu alat evaluasi sedapat mungkin dipergunakan tanpa membuang waktu dan
uang yang banyak. Ini tidak berarti, bahwa evaluasi yang memakan waktu, usaha dan uang
sedikit dianggap alat evaluasi yang baik.hal ini tergantung pada tujuan penggunaan alat
evaluasi dan banyaknya siswa yang dinilai dan sebagainya.
Suatu alat evaluasi diharapkan dapat digunakan dengan sedikit biaya dan usaha yang
sedikit, dalam waktu yang singkat, dan hasil yang memuaskan. Efisiensi dapat dicapai
dengan cara :
1. Si penilai mampu memilih alat yang tepat untuk tujuan tertentu.
2. Si penilai dapat mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan beberapa macam
alat penilaai.
3. Si penilai hanya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan tujuan yang sama.
Keguanaan/kepraktisan. Ciri lain dari evaluasi ialah usefulness (harus berguna). Untuk
memperoleh keterangan tentang siswa, sehingga guru dapat memberikan bimbinagn sebaik-
baiknya bagi para siswanya
EVALUASI PENDIDIKAN
16
Sebelum melakukan evaluasi hendakanya kita menentukan dulu bagaimana evaluasi yang
akan kita lakukan. Misalnya dengan memilih tujuan evaluasi, jenis evaluasi, pemilihan soal,
dan lain-lain.
2. Pengumpulan data
Sebelum melakukan evaluasi kita harus mengumpulkan data tentang apa yang kita butuhkan
dalam melakukan evaluasi, supaya evaluasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik.
3. Penelitian data
Dalam langkah ini kita harus memilih dan menyaring data terlebih dahulu. Penelitian ini
digunakan untuk memisahkan data yang baik dan buruk untuk memperjelas tentang
gambaran dari individu yang kita evaluasi.
4. Pengolahan data
Pengoolahan data ini digunakan agar data yang kita peroleh dari individu dapat lebih
bermakna. Dapat membantu kita dalam mengetahui gambaran diri individu atau seoarang
murid yang sedang ita evaluasi.
5. Penafsiran data
Penafsiran data merupakan satu kesatuan dengan pengolahan data, dimana kita akan
memperoleh tafsir ketika kita mengolah data yang kita hadapi.
6. Meningkatkan daya serap peserta didik
Setelah pengukuran dan hasil dari pengolahan data kita dapat, maka selanjutnya kita
melakukan perbaikan dan membantu peserta didik dalam menyerap dan menguasai materi.
7. Laporan hasil penelitian
Yang terakhir adalah pemberian lapora hasil pembelajaran. Biasanya diberikan pada
pertengahan semester, akhir semester atau akhir dari jenjang pendidikan.
PENUTUP
Evaluasi pembelajaran adalah salah satu bagian yang penting dalam proses belajar
dan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
keberhasilan proses pembelajaran. Didalam melakukan evaluasi pembelajaran banyak yang
harus kita perhatikan seperti jenis evaluasi, tujuan evaluasi, metode evaluasi, dan lain-lain.
Dengan adanya evaluasi akan diketahui seberapa jauh hasil dari pembelajaran yang telah
dilakukan sekaligus laporan kepada orang tua siswa mengenai keberhasilan di sekolah.
Dengan begitu diharapkan para guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan bagi siswa
dapat meningkatkan belajar.
EVALUASI PENDIDIKAN
17
DAFTAR PUSTAKA
JS. Husdarta & Yudha M. Saputra. 2013. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Wiji suwarno. 2006. DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
EVALUASI PENDIDIKAN