NIM : 121811020
Prodi : S1 Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan HIV/AIDS
yang digunakan untuk memperlambat HIV berkembang biak dan menyebar di dalam
tubuh. Obat antiretroviral sendiri adalah pengobatan untuk perawatan infeksi oleh
Tujuan terapi antiretroviral adalah untuk mengurangi jumlah virus HIV dalam
tubuh hingga ke tingkat yang tidak lagi dapat terdeteksi dengan tes darah. Meski begitu,
4. ntry Inhibitors (EI), seperti enfuvirtide dan Maraviroc. Integrase Inhibitors (II),
ARV tidak menyembuhkan pasien HIV, namun bisa memperbaiki kualitas hidup
dan memperpanjang usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Obat ARV terdiri atas
Obat ARV terdiri atas beberapa golongan antara lain nucleoside reverse transcriptase
inhibitor, non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor, protease inhibitor dan fussion
inhibitor.
Seperti obat lain pada umumnya, ARV juga memiliki beberapa efek samping,
namun tetap bisa ditangani. Berikut ini beberapa efek samping ARV, yang mungkin akan
3. Diare
4. Kelelahan
8. Ruam di kulit
9. Sulit tidur
Efek samping ARV di atas umumnya termasuk sebagai dampak jangka pendek.
Selain efek jangka pendek, ada beberapa efek samping ARV, dalam jangka panjang.
2. Gangguan ginjal
3. Kondisi osteoporosis
5. Penyakit jantung
7. Penyakit diabetes
8. Insomnia
9. Depresi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan fisik
pada vagina
4. Aktivitas / istirahat
5. Psikososial
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang didapatkan berdasarkan efek samping dari
1. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan nafsu makan
C. INTERVENSI
Hasil
1 Resiko gangguan nutrisi Tujuan : 1. Kaji status nutrisi
DO : yang tepat
makanan
2. Pasien tampak
banyak makan
2 Gangguan rasa nyaman cemas Tujuan : 1. Kaji TTV pasien
DS : menurun S : 36,5-37,5
DO : KH : untuk
2. Mampu
mengidentifikasi
adanya infeksi
pada kulit.
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi perawatn maupun dari luar profesi keperawatan yang
bersifat konstan.
Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah sesuatu keadaan dimana pasien
mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri, bukan hanya karena mematuhi
perintah dokter. Hal ini penting karena diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat
kepatuhan minum obat. Adherence atau kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi
secara teratur pada setiap kunjungan. Kegagalan terapi ARV sering diakibatkan oleh
dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya. Supaya patuh,
pasien dilibatkan dalam memutuskan apakah minum obat atau tidak. Kepatuhan ini amat
a. Bila obat tidak mencapai konsentrasi optimal dalam darah maka akan memungkinkan
berkembangnya resistensi.
supresi virus.
a. Karakteristik Pasien. Meliputi faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, ras / etnis,
dalam masyarakat misal waria atau pekerja seks komersial) dan faktor psikososial
b. Paduan terapi ARV. Meliputi jenis obat yang digunakan dalam paduan, bentuk
paduan (FDC atau bukan FDC), jumlah pil yang harus diminum, kompleksnya
paduan (frekuensi minum dan pengaruh dengan makanan), karakteristik obat dan
terdiagnosis HIV, jenis infeksi oportunistik penyerta, dan gejala yang berhubungan
keputusan, nada afeksi dari hubungan tersebut (hangat, terbuka, kooperatif, dll) dan
Tiga langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan antara lain:
Menelaah kesiapan pasien untuk terapi ARV. Mempersiapan pasien untuk memulai
f. Jelaskan bahwa waktu makan obat adalah sangat penting, yaitu kalau dikatakan
g. Membantu pasien mengenai cara minum obat dengan menyesuaikan kondisi pasien
baik kultur, ekonomi, kebiasaan hidup (contohnya jika perlu disertai dengan banyak
h. Membantu pasien mengerti efek samping dari setiap obat tanpa membuat pasien
takut terhadap pasien, ingatkan bahwa semua obatmempunyai efek samping untuk
menetralkan ketakutan terhadap ARV.
i. Tekankan bahwa meskipun sudah menjalani terapi ARV harus tetap menggunakan
kondom ketika melakukan aktifitas seksual atau menggunakan alat suntik steril bagi
para penasun.
k. Sampaikan bahwa obat tradisional (herbal) dapat berinteraksi dengan obat ARV
yang diminumnya. Pasien perlu diingatkan untuk komunikasi dengan dokter untuk
diskusi dengan dokter tentang obat- obat yang boleh terus dikonsumsi dan tidak.
l. Menanyakan cara yang terbaik untuk menghubungi pasien agar dapat memenuhi
janji/jadwal berkunjung.
n. Mengevaluasi sistem internal rumah sakit dan etika petugas dan aspek lain diluar
pasien sebagai bagian dari prosedur tetap untuk evaluasi ketidak patuhan pasien.
b. Memberikan informasi yang benar dan mengutamakan manfaat postif dari ARV
d. Mengembangkan rencana terapi secara individual yang sesuai dengan gaya hidup
sehari-hari pasien dan temukan cara yang dapat digunakan sebagai pengingat
minum obat
e. Paduan obat ARV harus disederhanakan untuk mengurangi jumlah pil yang harus
diminum dan frekuensinya (dosis sekali sehari atau dua kali sehari), dan
meminimalkan efek samping obat.
f. Penyelesaian masalah kepatuhan yang tidak optimum adalah tergantung dari faktor
penyebabnya.
Kepatuhan dapat dinilai dari laporan pasien sendiri, dengan menghitung sisa obat
yang ada dan laporan dari keluarga atau pendamping yang membantu pengobatan.
Konseling kepatuhan dilakukan pada setiap kunjungan dan dilakukan secara terus
menerus dan berulang kali dan perlu dilakukan tanpa membuat pasien merasa
bosan.
4. Monitoring
Selain adanya kesadaran pasien untuk mematuhi peraturan ART, doperlukan juga
adanya monitoring yang dilakukan oleh pihak yang berwenag (perawat, konselor dan
dokter) atau pihak yang berhubungan dnegan ODHA lainnya. Upaya monitoring terdiri
atas :
kunjungan.
1) Hitung darah dan hitung jenis (Hb, leukosit, dan TLC-total limfosit count tiap 3
d. Monitoring efektivitas
1) Menurunnya/menghilangnya gejala.
4) Meningkatkan TLC.