CF - West Java - Bandung District - TOR Mei 2019 - Yanna TO 7 IO PPM
CF - West Java - Bandung District - TOR Mei 2019 - Yanna TO 7 IO PPM
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu dari masalah kesehatan utama di Indonesia,
dimana pada tahun 2017 Indonesia menempati urutan tiga besar secara global setelah india dan
Cina. Laporan dari TB Global tahun 2018 memperkirakan terdapat 842.000 kasus TB baru dan
kambuh per tahun di Indonesia sementara hanya 53% dari perkiraan kasus yang dilaporkan ke
Program Tuberkulosis Nasional (NTP) pada tahun 2017. 74% pasien penderita TB mencari
perawatan awal di fasilitas perawatan kesehatan swasta yang beroperasi di luar sistem
perawatan kesehatan publik dan di luar sistem pengawasan Nasional.
Meskipun fasilitas kesehatan swasta berkontribusi cukup banyak dalam hal penyediaan layanan
TB, jumlah notifikasi kasus TB dari fasilitas kesehatan swasta masih relatif rendah (Rumah Sakit
Swasta 8% dan Praktisi swasta 1%) dibandingkan dengan fasilitas pemerintah (Puskesmas 72%
dan Rumah Sakit Umum 18%).
Studi Analisis Jalur Pasien tahun 2017 di Indonesia menunjukkan bahwa peran fasilitas
penyedia layanan kesehatan publik (Puskesmas dan Rumah Sakit Umum) dalam menemukan dan
mengobati TB adalah 54%, dan fasilitas penyedia layanan kesehatan swasta 42% dan 4% dari
yang lain. Namun, tidak semua kasus TB yang dirawat dicatat dalam sistem pencatatan yang
terstandarisasi (SITT), terutama yang berasal dari penyedia layanan kesehatan swasta. DPM dan
Klinik primer memberikan kontribusi notifikasi hanya 1% dan rumah sakit swasta 8%, sedangkan
Puskesmas 72% dan Rumah Sakit Umum 18%.
Tim Public-Private Mix (PPM) untuk Kepedulian dan Pengendalian TB merupakan
pendekatan komprehensif untuk keterlibatan sistematis semua penyedia layanan kesehatan
dalam pengendalian TB, untuk mencapai target Pengendalian TB Nasional. Rencana strategis
NTP Indonesia 2016-2020 terbaru mengusung strategi untuk melibatkan semua penyedia jasa
kesehatan baik publik dan swasta, dalam memperluas perawatan TB dan keberlanjutan
perawatan TB secara komprehensif di bawah koordinasi dari Dinas Kesehatan Kota-Kabupaten,
disebut sebagai “District base Public Private Mix” (D-PPM)
Karena penyisiran yang dilakukan di akhir tahun 2017 hanya fokus pada validasi notifikasi
data, maka data yang berhubungan dengan hasil pengobatan tidak bisa diperoleh dari penyisiran
ini. Akibatnya, kualitas pelayanan tidak bisa diidentifikasi dari kegiatan ini. Untuk mencapai
target dari notifikasi kasus di tahun 2018 dan mengisi kesenjangan penyisiran yang dilakukan
oleh NTP, di 37 kabupaten yang termasuk dalam proyek ini, kita akan mengadakan penyisiran
kasus di kuartil 1 2019 untuk mendapatkan data kuartil 4 di 2018 yang berhubungan dengan
notifikasi kasus yang akan digunakan untuk memonitor kelengkapan pengobatan. Diperkirakan
bahwa akan ada 50,206 kasus baru di 2018 yang ditermukan dari penyisiran ini di 37 kabupaten.
Penyisiran akan dilakukan untuk memvalidasi data untuk tujuan notifikasi dan
meningkatkan kualitas pelayanan. Tim penyisiran terdiri dari DO kabupaten, TO dari IO PPM
akan mengunjungi RS untuk mendapatkan data dari SIMRS, memvalidasinya dengan SITT dan
lebih jauh untuk menyusuri data sampai level klinik untuk mengobservasi kelengkapan
pengobatan.
B. Tujuan
1. Untuk menyisir kasus TB di RS Kabupaten Garut, Bandung, Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Bandung, dan Kabupaten SubangGarut, dan Kabupaten Tasikmalaya
C. Hasil
1. Notifikasi kasus TB yang tidak dilaporkan
Kabupaten Rumah Sakit Target Notifikasi
Kabupaten Garut RSUD Slamet (tipe B) 287
Kabupaten Garut RSU Pamengpeuk Provinsi Jawa 28
Barat (tipe D)
Kabupaten Tasikmalaya RSUD Singaparna Medika 395
Citrautama (tipe C)
Kabupaten Tasikmalaya RSIA Respati (tipe C) 80
Kabupaten Bandung RS Bina Sehat (tipe D) 60
Kabupaten Bandung RS UKM (tipe D) (tambahan) 28
Kabupaten Subang RSUD Subang (tipe B) 736
Kabupaten Subang RSU Mutiara Hati (tipe D) 60
Kabupaten Subang RSU PTPN VIII (tipe D) 60
Kabupaten Subang RSU Haji Syaiful Anwar (tipe D) 60
Kabupaten Subang RSU Kharisma (tipe D) 60
Kabupaten Subang RSU TNI AU Lanud Suryadarma 28
(tipe D)
Kabupaten Subang RS PMC (tipe D) (RS pengganti) 60
Kabupaten Subang RSIA Graha Mutiara (tipe D) (RS 60
Pengganti)
TOTAL 14 2.002
D. Metode
1. Sesi diskusi
2. Pengumpulan data
3. Validasi data
4. Validasi data
5. Pemberian rtemuan umpan balik kepadadi Rumah Sakit dan kantor Dinas Kesehatan
kabupaten
E. Peserta
Fasilitator
1. DHO: Wasor, staf Sie Yankes, DO GF (3 orang)
2. TO dan FA (2 orang)
Peserta dari RS:
1. Petugas TB
2. Staf laboratorium
3. Ahli farmasi
4. Staf SIMRS
5. Staf Rekam Medis
6. Staf Manajemen RS
7. Staf Radiologi
a. RS Kabupaten Bandung: RS AMC (tipe C), RSUD Cicalengka (tipe C), RSU Bina Sehat (tipe
D), RSU Pasir Junghuhn (tipe belum ditetapkan) , RSU TNI AU LANUD Sulaiman (tipe D)
a. RS Kabupaten Garut: RS Nurhayati Garut (tipe D), RSUD DR. Slamet Garut (tipe B), RS
Nurhayati Garut (tipe D),
b. RSU Intan Husada (tipe C), RSU Annisa Queen (tipe belum ditetapkan), RS Pameungpuk
Provinsi Jawa Barat (tipe D)
1. RS Kabupaten Tasikmalaya: RSIA Respati (tipe C)
G. Jadwal KegiatanIkhtisar
H. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh Global Fund melalui dana Catalytic Funding IO PPM.