Komprehensif Nurlaela Amini (2117011)
Komprehensif Nurlaela Amini (2117011)
S
G1P0A0
TAHUN 2019
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir Kebidanan Klinik (KK) II
Nurlaela Amini
2117011
BANDUNG
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya dalam hal
praktik kebidanan khususnya kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
1.3.2 Bagi Klien
Dapat memberikan pengetahuan mengenai asuhan kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir. Serta memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan
yang dilakukan kepada dirinya agar dapat dijadikan acuan kesehatan lainnya.
1.3.3 Bagi Institusi
a) Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan kebidanan
pada klien.
b) Laporan ini diharapkan dapat menjadi tambhan bacaan untuk menambah
pengetahuan baik bagi mahasiswa maupun pengajar, khususnya yang
berkaitan dengan faktor risiko dalam kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. 1 Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan dan Antenatal Care
Kehamilan adalah peristiwa yang di dahului bertemunya sel telur atau ovum
dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 9 bulan atau 40
minggu/lebih yang dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir.
Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut
pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di
daerah tuba Fallopi, umumnya di daerah ampula atau infundibulum (Wagiyo,
2016).
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
normal atau bermasalah. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun
emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-
perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang
normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan serta
menatalaksana kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang
dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan
lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Saifuddin,
2011).
Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4
kali, yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua kali.
WHO Expert Committee on the Midwife in Maternity Care mengemukakan tujuan
maternity care (pelayanan kebidanan) yaitu :
1. Pengawasan serta penanganan wanita hamil saat persalinan.
2. Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan.
3. Perawatan neonatus-bayi.
4. Pemeliharaan dan pemberian laktasi (Saifuddin, 2011).
Memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal
pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakunan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan.
b. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.
c. Setiap 1 minggu sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan.
3. Pemeriksan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu (Saifuddin, 2011).
2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan
Perubahan TRIMESTER I TRIMESTER II TRIMESTER III
Fisiologis Pada
Kehamilan
Terdapat tanda Hormon estrogen Dinding vagina
Chadwick, yaitu dan progesteron mengalami banyak
Sistem perubahan warna terus meningkat perubahan sebagai
Reproduksi pada vulva, vagina dan terjadi persiapan untuk
dan serviks menjadi hipervaskularisasi persalinan yang
lebih merah agak mengakibatkan seringnya
kebiruan/keunguan pembuluh- melibatkan
pembuluh darah peregangan vagina.
alat genetalia Ketebalan mukosa
membesar bertambah, jaringan
ikat mengendor,dan
sel otot polos
mengalami
hipertrofi
Mammae akan Pada kehamilan 12 Pembentukan
membesar dan minggu keatas dari lobules dan alveoli
Payudara tegang akibat puting susu dapat memproduksi dan
hormon keluar cairan kental mensekresi cairan
somatomamotropin, kekuning-kuningan yang kental
estrogen dan yang disebut kekuningan yang
progesteron, akan Kolustrum disebut Kolostrum.
tetapi belum Pada trimester 3
mengeluarkan ASI aliran darah di
dalamnya lambat
dan payudara
semakin besar
Kulit Peningkatan suatu Peningkatan Pada bulan-bulan
hormon perangsang melanocyte akhir kehamilan
melanosit sejak akhir stimulating umumnya dapat
bulan kedua hormone (MSH) muncul garis-garis
kehamilan sampai pada masa ini kemerahan, kusam
aterm yang menyebabkan pada kulit dinding
menyebabkan perubahan abdomen dan
timbulnya cadangan melanin kadang kadang juga
pigmentasi pada pada daerah muncul pada
kulit. Linea nigra epidermal dan daerah payudara
adalah pigmentasi dermal. dan paha.
berwarna hitam Perubahan warna
kecoklatan yang tersebut sering
muncul pada garis disebut sebagai
tengah kulit striae gavidarum
abdomen
Perubahan terpenting Sejak pertengahan Selama trimester
pada fungsi jantung kehamilan, terakhir, kelanjutan
terjadi pada 8 pembesaran uterus penekanan aorta
minggu pertama akan menekan vena pada pembesaran
Sistem kehamilan. Pada cava inferior dan uterus juga akan
Kardiovaskuler awal minggu kelima aorta bawah saat mengurangi aliran
curah jantung ibu berada pada darah uteroplasenta
mengalami posisi terlentang. ke ginjal. Pada
peningkatan yang Hal itu akan posisi terlentang ini
merupakan fungsi berdampak pada akan membuat
dari penurunan pengurangan darah fungsi ginjal
resistensi vaskuler balik vena ke menurun jika
sistemik serta jantung hingga dibandingkan
peningkatan terjadi penurunan dengan posisi
frekuensi denyut preload dan cardiac miring
jantung output yang
kemudian dapat
menyebabkan
hipotensi arterial.
Sistem Kesadaran untuk Selama kehamilan, Pergerakan
pernafasan mengambil nafas sirkumferensia difragma semakin
sering meningkat thorax akan terbatas seiring
pada awal kehamilan bertambah kurang pertambahan
yang mungkin lebih 6 cm dan ukuran uterus
diinterpretasikan diafragma akan dalam rongga
sebagai dispneu naik kurang lebih 4 abdomen.
cm karena
penekanan uterus
pada rongga
abdomen.
Sistem Pada bulan-bulan Uterus yang Pada akhir
perkemihan awal kehamilan, membesar mulai kehamilan, kepala
vesika urinaria keluar dari rongga janin mulai turun
tertekan oleh uterus pelvis sehingga ke pintu atas
sehingga sering penekanan pada panggul
timbul keinginan vesica urinaria pun menyebabkan
berkemih. berkurang penekanan uterus
pada vesica
urinaria. Keluhan
sering berkemih
pun dapat muncul
kembali
Pada trimester Tidak seperti pada Sendi sacroiliaca,
pertama tidak banyak trimester 1, selama sacrococcigis, dan
perubahan pada trimester 2 ini pubis akan
musuloskeletal. mobilitas meningkat
Sistem Akibat peningkatan persendian sedikit mobilitasnya
Muskuloskeleta kadar hormone berkurang. Hal ini diperkirakan karena
l estrogen dan dipicu oleh pengaruh
progesterone, terjadi peningkatan retensi hormonal.
relaksasi dari cairan pada Mobilitas tersebut
jaringan ikat, connective tissue, dapat
kartilago dan terutama di daerah mengakibatkan
ligament juga siku dan perubahan sikap
meningkatkan pergelangan tangan. pada wanita hamil
jumlah cairan dan menimbulkan
synovial. perasaan tidak
nyaman pada
bagian bawah
punggung
Sistem Timbulnya rasa tidak Seiring dengan Perubahan yang
Pencernaan enak di ulu hati pembesaran uterus, paling nyata adalah
disebabkan karena lambung dan usus adanya penurunan
perubahan posisi akan tergeser. motilitas otot polos
lambung dan aliran Demikian juga pada organ digestif
asam lambung ke dengan organ lain dan penurunan
esophagus bagian seperti appendiks sekresi asam
bawah. Produksi yang akan bergeser lambung.
asam lambung ke arah atas dan Akibatnya, tonus
menurun lateral sphincter esofagus
bagian bawah
menurun dan dapat
menyebabkan
refluks dari
lambung ke
esofagus sehingga
menimbulkan
keluhan seperti
heartburn.
2. Trimester II
Kehamilan trimester II adalah keadaan dimana usia gestasi janin mencapai
usia 13 minggu hingga akhir minggu ke 27. Pada trimester II juga terdapat
beberapa keluhan yang muncul, seperti :
a. Pusing.
b. Sering berkemih.
c. Nyeri perut bawah.
Disebabkan karena tertariknya ligamentum, sehingga menimbulkan nyeri
seperti kram ringan dan atau terasa seperti tusukan yang akan lebih terasa
akibat gerakan tiba-tiba, dibagian perut bawah.
d. Nyeri punggung
Diakibatkan oleh pengaruh aliran darah vena ke arah lumbal sebagai
peralihan cairan dari intraselular ke arah ekstraselular akibat dari aktivitas
yang dilakukan ibu.
e. Flek kecoklatan pada wajah dan sikatrik
Perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan merupakan efek dari
ketidakseimbangan hormon selama kehamilan, yang mempengaruhi
perubahan pada kulit seperti diwajah atai sikatrik (streatch marck) yang
merupakan garis terang atau gelap kemerahan yang biasa timbul pada bagian
payudara, perut, bokong dan betis pada waktu kehamilan.
f. Penambahan berat badan
Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya komposisi uterus,
berkembangnya plasenta, janin dan cairan ketuban, jumlah volume darah,
peningkatan retensi cairan serta produksi lemak selama kehamilan.
g. Pergerakan janin
Keadaan dimana ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada masa
kehamilannya. Seorang multigravida biasanya merasakan pergerakan janin
pertama kali pada usia 16-18 minggu, sedangkan pada primigravida
pergerakan mulai dirasakan pada minggu ke 18-20. Gerakan janin normal
yaitu dengan frekuensi 4-10 gerakan selama 2 jam.
3. Trimester III
Trimester III mencakup minggu ke-29 hingga 42 kehamilan. Dan keluhan-
keluhan pada trimester III yaitu :
a. Sering berkemih.
b. Varises dan wasir
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik-vena sehingga katup
vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah
balik dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Wasir /hemoroid,
disebabkan karena pembesaran uterus secara umum mengakibatkan
peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik. Pengaruh hormon
progesteron dan tekanan yang disebabkan oleh uterus menyebabkan vena-
vena pada rektum mengalami tekanan yang lebih dari biasanya. Akibatnya
ketika massa dari rektum akan dikeluarkan tekanan lebih besar sehingga
terjadinya haemoroid.
c. Sesak nafas
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil,
peningkatan ventilasi menit pernafasan dan beban pernafasan yang
meningkat dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan kehamilan
sehingga menyebabkan peningkatan kerja nafas.
d. Bengkak dan kram pada kaki
Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau retensi cairan pada daerah
luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler. Hal ini
dikarenakan tekanan uterus yang semakin meningkat dan memperngaruhi
sirkulasi cairan. Kram pada kaki saat hamil terjadi karena adanya gangguan
aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan
oleh tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus yang semakin membesar.
e. Gangguan tidur dan mudah lelah
Cepat lelah dan gangguan pola tidur pada kehamilan disebabkan oleh
nokturia (sering berkemih dimalam hari), terbangun di malam hari dan
mengganggu tidur yang nyenyak.
f. Nyeri perut bawah.
g. Heartburn.
h. Kontraksi braxton hicks
Kontraksi ini muncul tanpa dapat diduga dan menyebar dengan tanpa adanya
ritme. Intensitas kontraksi braxton hicks bervariasi antara 2-25 mmHg. Pada
trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20 menit dan juga
sedikit banyak, mungkin berirama dan dapat menjadi penyebab persalinan
palsu (Bayu, 2013).
2.1.4 Pemeriksaan Pada Kehamilan
1. Teknik pemeriksaan palpasi kehamilan
Tahap-tahap pemeriksaan menurut leopold adalah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan pemeriksaan leopold
1) Penderita tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi.
2) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala membujur
disamping badan kaki ditekukan sedikit sehingga dinding perut lemas.
3) Bagian perut penderita dibuka seperlunya.
4) Pemeriksaan menghadap ke muka penderita saat melakukan pemeriksaan
leopold I sampai III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan leopold IV
pemeriksaan menghadap ke kaki (Varney, 2008).
b. Tahap pemeriksaan leopold
1) Leopold 1
a) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haid terakhir.
b) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak
kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak melenting, dan
tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bgaian –
bagian janin (Varney, 2008).
2) Leopold II
Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.
a) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
b) Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin (Varney, 2008).
3) Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis, Kepala akan
teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat.
Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong (Varney, 2008).
4) Lepold IV
Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksaan menghadap ke arah kaki
penderita untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas
panggul. Bila bagian terenda masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan
bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa
konvergen (Varney, 2008).
1. Pemeriksaan denyut jantung janin
Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuti pemeriksaan denyut
jantung janin sebagai berikut :
a. Kaki ibu hamil diluruskan sehingga janin lebih dekat dengan
dinding perut ibu.
b. Ungkum maksimum denyut jantung ditetapkan disekitar skapula.
c. Denyut jantung janin dihitung dengan cara menghitung 5 detik
pertama, interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik
kedua, interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik ketiga.
Jumlah perhitungan selama tiga kali setiap 5 detik dikalikan 4,
sehingga denyut jantung janin selama satu menit dapat ditetapkan.
d. Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160
denyut kali per menit (Manuaba, 2008).
2. Pengukuran TFU
Tinggi fundus uteri dalam sentimeter (cm) yang normal harus sama
dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan
hari pertama haid terakhir. Jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm,
masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin
(Mandriwati, 2006 ).
Tinggi fundus uteri normal sebagai berikut :
a. 24 minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
b. 28 minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat.
c. 32 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat processus-
xyphoideus.
d. 36 minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
processusxyphoideu.
e. 40 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara
processus xyphoideus-pusat
(Mandriwati, 2006 ).
2.1.5 Pelayanan atau Asuhan Standar Minimal “14T”
Dalam penerapan praktis pelayanan antenatal menurut Badan Litbang
Depkes RI, standar minimal palayanan antenatal adalah “14 T” yaitu :
1. Tanyakan dan sapa ibu dengan ramah.
2. Tinggi badan diukur dan berat badan ditimbang.
3. Temukan kelainan/periksa daerah muka dan leher (gondok, vena jugularis
externa), jari dan tungkai (edema), lingkaran lengan atas, panggul (perkusi
ginjal) dan reflek lutut.
4. Tekanan darah diukur.
5. Tekan/palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara,
tekan titik (accu pressure) peningkatan ASI.
6. Tinggi fundus uteri diukur.
7. Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan detak jantung janin.
8. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa.
9. Tentukan kadar Hb dan periksa laboratorium (protein dan glukosa urine),
sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi. Universitas Sumatera Utara.
10. Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai indikasi
(gondok, malaria dan lain-lain).
11. Tetanus toxoid imunisasi.
12. Tindakan kesegaran jasmani dan senam hamil.
13. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan) : makanan bergizi ibu hamil,
tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu
kehamilan dan persalinan.
14. Temu wicara (konseling).
2.1.6 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
1. Trimester I dan II
a. Setiap bulan sekali.
b. Diambil data tentang labolatorium.
c. Pemeriksaan ultrasonografi.
d. Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan protein ½ gr/BB
= satu telur/hari.
e. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan.
f. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi tetanus I. (Varney, 2008)
2. Trimester III
a. Setiap dua minggu sekali sampai adanya tanda tanda kelahiran.
b. Evaluasi data labolatorium untuk melihat hasil pengobatan.
c. Diet empat sehat lima sempurna.
d. Pemeriksaan ultrasonografi.
e. Imunisasi tetanus II.
f. Obeservasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil
trimester ketiga.
g. Nasehati tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan
(Varney, 2008).
2.2 Persalinan
2.2.1 Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi,
placenta, selaput ketuban dan proses tersebut merupakan proses alamiah (Mika,
2016).
Persalinan normal menurut WHO (2010) adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama
proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang
kepala pada usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 42 minggu lengkap.
Setelah persalinan, ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat (Annisa, 2017).
Persalinan adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Gulardi, 2008).
Persalinan normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan
presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa
serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam (Sarwono, 2007).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin, placenta dan selaput
ketuban dari uterus ibu yang dimulai sejak adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan adanya dilatasi pada serviks, terjadi secara spontan pada usia
kehamilan antara 37-42 minggu dengan presentasi belakang kepala tanpa
komplikasi dan bantuan alat-alat yang dapat melukai ibu maupun janin, biasanya
berlangsung kurang dari 24 jam dan beresiko rendah pada awal persalinan sampai
akhir persalinan.
b. Kulit abdomen
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar,
melonggar dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot
dari dinding abdomen dapat kembali normal dalam beberapa
minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.
c. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada
dinding abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat
menghilang sempurna melainkan memebentuk garis lurus yang
samar.
d. Perubahan ligamen
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan vasia
yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum
rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi. (Damai, 2011)
e. Simpisis pubis
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa
pasaca partum antaralain:
1) Nyeri punggung bawah.
2) Sakit kepala dan nyeri leher.
3) Nyeri pelvis posterior.
4) Disfungsi simpisis pubis.
5) Diastasis rekti.
6) Osteoporosis akibat kehamilan.
7) Disfungsi rongga panggul.
5. Perubahan sistem endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada
sistem endoekrin, hormon-hormon yang berperan pada proses
tersebut antaralain:
a. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan
menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat
dan menetap sampai 10% dalam 3jam hingga hari ke-7 post
partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3
post partum. (Damai, 2011)
b. Hormon pituitary
Hormon pituitary anatara lain: hormon prolaktin, FSH, dan LH.
Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, ada wanita
tidak menyusui menurun dalam waktu 2minggu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3,
dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi. (Damai, 2011)
c. Hopitalamik pituitary ovarium
Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6minggu
pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12minggu
pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui
akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6minggu
pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu (Damai, 2011).
d. Hormon oksitosin
Isapan bayi dapat merangsang produksi asi dan sekresi
oksitosin, sehingga dapat membantu revolusi uteri (Damai,
2011).
e. Hormon estrogen dan progresteron
Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik
yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan
progresteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi
perangsangan dan peningkatan pembuluh darah (Damai, 2011).
6. Perubahan pada tanda-tanda vital
a. Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5°C dari
keadaan normal. Kenaikkan suhu badan ini akaibat dari kerja
keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan.
Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik
lagi.
b. Nadi
Pasca melahirkan denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun
lebuh cepat. Denyut nadi yang melebihi 100kali/menit, harus
waspada kemungkinan infeksi atau pendarahan post partum.
c. Tekanan darah
Pasca melahirkan pada kasus normal tekanan darah biasanya
tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah
pasca melahirkan dapat di akibatkan oleh mendarahan.
d. Pernafasan
Pada ibu post partum umum nya pernafasan lambat atau normal.
Hal ini di karnakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam
kondisi istirahat. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat kemungkinan ada tanda-tanda syok (Damai,
2011).
7. Perubahan pada sistem kardiopasikuler
Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar300-400cc,
sedangkan kehilangan darah dengan persalina seksio sesarea
menjadi dua kali lipat. Pada persalinan pervaginam,
hemokonsentrasi akan naik dan pada persalinan seksio sesarea ,
hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6
minggu (Damai, 2011).
8. Perubahan pada hematologi
Pada hari pertama post partum, kadar pibrinogen dan plasma akan
sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah. Pada
awal post partum, jumlah hemoglobin, hematrokrit dan eritrosit
sangat berfariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta
dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Penurunan volume
dan peningkatan sel darah pada kehamilan di asosiasiakan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7
post partum dan akan normal dalam 4-5minggu post partum
(Damai, 2011).
3.4 Bayi Baru Lahir (BBL)
3.4.1 Definisi bayi baru lahir
Menurut Saifuddin, (2002) bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir selama 1 jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) bayi baru lahir adalah bayi dari
lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38-
42 minggu.
Menurut DepKes RI, (2005) bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2500
gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Soleh Kosim, (2007) bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan conginetal (cacat bawaan) yang berat.
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami
proses kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian
fisiologis berupa maturasi, adaptasi (penyesuaian diri dari kehidupan
intra uterin ke kehidupan ekstra uterine) dan toleransi bagi BBL untuk
dapat hidup dengan baik (Marmi, 2012).
3.4.2 Konsep asuhan bayi baru lahir
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan
luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga
homeostatis yang diartikan kemampuan mempertahankan fungsi-
fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan
dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan
intrauterin (Marmi, 2012).
Konsep-konsep esensial adaptasi fisiologis bayi baru lahir :
a. Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan ekstra uterine.
b. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal (GI),
hematologi, metabolik, dan sistem neurologi bayi baru lahir
harus berfungsi secara memadai untuk maju ke arah dan
mempertahankan kehidupan ekstra uterin.
Faktor-faktor yang memengaruhi adaptasi bayi baru lahir :
a. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya,
terpajan zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan
pengasuh anak).
b. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya,
lama persalinan, tipe analgesik atau anastesi intrapartum).
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke
kehidupan ekstra uterine.
d. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespons
masalah dengan tepat pada saat terjadi (Marmi, 2012).
PENILAIAN
1. Bayi cukup bulan
2. Air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium
3. Bayi menangis atau bernafas/tidak
megap-megap
1. Jaga kehngatan.
2. Bersihkan jalan nafas (jika perlu).
3. Keringkan.
4. Pemantauan tanda bahaya.
5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-
kira 2 menit setelah lahir.
6. Lakukan inisiasi menyusu dini.
7. Beri suntikan vitamin K 1 mg intramuskular, di paha kiri
anterolateral setelah inisiasi menyusu dini.
8. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.
9. Pemeriksaan.
10. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan
3.5. Kontrasepsi Suntikan
anterolateral, Progestin
kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K.
( JNPK-KR, 2008)
3.5.1 Profil
a. Sangat efektif.
b. Aman.
c. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
d. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
e. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
3.5.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler
(di daerah bokong).
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuscular.
3.5.3 Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3.5.4 Efektivitas
Kedua kontrasepsisuntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah di tentukan.
3.5.5 Keuntungan
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopouse.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
3.5.6 Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
a. Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
d. Tidak haid sama sekali.
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatiris B virus, atau infeksi virus HIV.
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/
kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya
pelepasan obat subtikan dari deponya (tempat suntikan)
8. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas)
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
ISTRI SUAMI
Nama : Ny.S Nama : Tn.T
Usia : 19 tahun Usia : 25 tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Kancah rt02/rw17 Parongpong
No.hp : 08572195xxxx
B. Alasan Datang
Ibu datang kunjungan rutin pemeriksaan kehamilan.
C. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
D. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Lamanya : 6-7 hari
c. Siklus : 28 hari
d. Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
e. Disminore : hari pertama dan kedua
E. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Tahun Tempat Penolong Jenis Penyulit JK BB PB
Persalinan
2019 Hamil
saat ini
G. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi, asma,
jantung dan penyakit menular lainnya.
H. Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti
hipertensi, asma, jantung dan penyakit menular lainnya.
I. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
J. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan Sehari- Saat Hamil
hari
Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3-4 kali
Jenis Nasi, lauk, sayur
Pantangan Tidak ada
b. Minum
Banyaknya >8 gelas/hari
Jenis Air putih, teh manis,
susu
c. Istirahat Tidur siang ±1 jam
Tidur malam ±6-7 jam
d. Eliminasi
BAK ±5x
BAB 1x/hari
e. Personal hygiene
Mandi 2 kali/hari
Gosok gigi 3 kali/hari
Keramas 3 kali/minggu
b) Palpasi
TFU : 29 cm
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting di
bagian fundus (bokong)
Leopold II : Teraba bagian keras, memanjang seperti
papan di sebelah kanan perut ibu
(punggung kanan) dan teraba bagian kecil
di sebelah kiri perut ibu (ekstermitas)
Leopold III : Pada bagian perut bawah teraba bagian
bulat keras (kepala)
Perlimaan : 5/5
DJJ : 142x/menit (reguler)
i. Ekstermitas
Atas : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan,
kuku tidak pucat, tidak ada kelainan
sindaktil dan polidaktil, LILA 23,5 cm
Bawah : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises,
refleks patella positif, tidak ada kelainan
sindaktil dan polidaktil
III. ANALISA
G1P0A0 gravida 34 minggu janin tunggal hidup tunggal intrauterin dalam
keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik
2. Memberikan konseling mengenai ketidaknyamanan trimester III,
seperti sakit dan nyeri di pinggang dan perut bagian bawah, sering
BAK, kesulitan bernafas di karenakan pertumbuhan janin yang
semakin besar.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui ketidaknyamanan trimester III
3. Menganjurkan ibu untuk tidak berdiri terlalu lama atau jangan berdiam
diri lama dalam posisi yang sama.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri di sela-sela tidur dan istirahat agar
bayi mendapat suplay oksigen.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Meberitahu ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti
perdarahan pada kehamilan muda dan tua, bengkak pada kaki, tangan
dan wajah disertai sakit kepala, kejang, demam tinggi, air ketuban
pecah sebelum waktunya, bayi yang dikandung gerakannya berkurang.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau pergi ke tenaga kesehatan bila ada
tanda-tanda bahaya kehamilan
6. Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan seperti rencana ibu
melahirkan dimana, perlengkapan yang dibutuhkan oleh bayi dan ibu
serta persiapan transportasi
Evaluasi : Ibu berencana melahirkan di PMB Bidan Renny Indah Sari
7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, seperti mulas yang sering,
keluar lendir bercampur darah (bloody show), pecahnya air ketuban,
kontraksi yang adekuat dan tak tertahankan, maka ibu harus datang tke
petugas kesehatan terdekat.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda persalinan
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang tanggal 13
September 2019 atau pada saat ibu ada keluhan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang
III. ANALISA
G1P0A0 parturien preterm kala II
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar ibu tetap bertenaga.
Evaluasi : Ibu makan 1 roti dan minum teh manis
3. Melakukan episiotomi atas indikasi preterm.
Evaluasi : Memimpin ibu meneran setiap ada mules yang kuat dengan
menarik nafas panjang dari hidung lalu mengedan seperti mau BAB
dengan kepala melihat ke perut, dagu menempel ke dada, mata di buka
tangan memeluk paha sambil di angkat ke atas. Jam 01.25 WIB bayi
lahir spontan menangis kuat, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan.
JK laki-laki.
4. Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) yaitu posisi bayi tengkurapdi
dada ibu, luruskan bahu bayi, kepala bayi berada di antara payudara
ibu.
Evaluasi : IMD berhasil pada menit ke 20
Kala III
Tanggal pengkajian : 09 September 2019
Jam pengkajian : 01.25 WIB
Kala IV
Tanggal : 09 September 2019
Pukul : 01.30 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa ngilu pada bagian perineum.
B. Pola sehari-hari
Kebutuhan Sehari-hari Terakhir
Nutrisi
a. Makan Pukul 06.30 WIB dengan nasi,
sayur dan telur (habis 1 porsi)
b. Minum Setelah makan (air putih)
Eliminasi
a. BAK Pukul 05.00 WIB
b. BAB Belum
Istirahat Tidur ±3 jam
Personal hygiene
a. Mandi Belum mandi
b. Gosok gigi Belum gosok gigi
c. Keramas Belum keramas
d. Perawatan vulva Setelah BAK
Mobilisasi Sudah bisa ke kamar mandi sendiri
C. Riwayat Persalinan
1. Tempat melahirkan : PMB Bidan Renny Indah Sari Amd.Keb
2. Penolong : Bidan
3. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
4. Ketuban : Jernih
5. Penyulit : Preterm
j. Ekstermitas
Atas : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada nyeri
tekan, kuku tidak pucat, tidak ada kelainan
sindaktil dan polidaktil, LILA 23,5 cm
Bawah : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises,
refleks patella positif, tidak ada kelainan
sindaktil dan polidaktil
III. ANALISA
P1A0 postpartum 6 jam dengan keadaan normal
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan
ibu baik.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahukan ibu cara merawat luka jahitan yaitu dengan cara
mengganti pembalut 4 jam sekali, cebok menggunakan air bersih dingin
biasa dan jangan cebok dengan air hangat karena akan membuat jahitan
rapuh, lalu keringkan dengan tisu atau handuk pribadi dan dijaga agar
tidak lembab.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
3. Memberitahu ibu cara mencegah perdarahan primer yaitu dengan cara :
a. Melakukan masase fundus uteri sebanyak 15 kali selama 15 detik
sampai kontraksi uterus keras.
b. Mobilisasi dengan cara bergerak/berjalan dan tidak berdiam lama dalam
posisi yang sama.
c. Menyusui bayi 2 jam sekali atau semaunya bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
4. Melakukan kunjungan ulang 3 hari setelah melahirkan yaitu tanggal 11
September 2019.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang
C. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keadaanya baik, tidak ada keluhan.
2. Pola sehari-hari
Nutrisi Frekuensi
a. Makan
Frekuensi 4-5x/hari
Jenis Nasi, sayur, ikan, telur,
daging
b. Minum
Frekuensi 8-10 gelas/hari
Jenis Susu, teh, air putih
Eliminasi
a. BAK 4-5x/hari
b. BAB 1x/hari
Istirahat
a. Siang ±3 jam
b. Malam ±4 jam
III. ANALISA
P1A0 postpartum 6 hari dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya nifas seperti sakit kepala hebat,
nyeri ulu hati disertai pandangan kabur, mudah lelah, sulit tidur, nyeri dan
panas saat BAK, keluar cairan berbau busuk dari kemaluan, payudara
sangat sakit bila disentuh, payudara berubah menjadi merah, panas, dan
sakit, kesulitan saat menyusui dan ibu merasa sedih. Serta menyarankan
ibu untuk segera menemui petugas kesehatan apabila mengalami salah satu
tanda bahaya tersebut.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan segera menemui petugas kesehatan
apabila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
3. Memberikan konseling tentang ASI eksklusif yaitu hanya memberikan
ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif
4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizinya yang bisa di dapat
dari telur, daging, ikan, tahu, tempe, sayuran, kacang-kacangan dan buah-
buahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairannya yaitu dengan
minum ±8 gelas/hari dalam bentuk air putih, susu, teh, dan jus.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Mengakhiri pertemuan dan mengatakan pada ibu bahwa akan melakukan
kunjungan rumah pada tanggal 24 september 2019.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2. Pola sehari-hari
Nutrisi Frekuensi
a. Makan
Frekuensi 4-5x/hari
Jenis Nasi, sayur, ikan, telur,
daging
b. Minum
Frekuensi 8-10 gelas/hari
Jenis Susu, teh, air putih, jus
Eliminasi
a. BAK ±4x/hari
b. BAB 1x/hari
Istirahat
a. Siang ±3 jam
b. Malam ±4 jam
III. ANALISA
P1A0 postpartum 2 minggu dengan keadaan normal
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu pada ibu bahwa ibu dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan konseling tentang KB baik keuntungan atau kerugiannya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan mendiskusikannya dengan suami
tentang KB yang akan dipilih
3. Mengingatkan kembali mengenai tanda bahaya nifas seperti sakit kepala
hebat, nyeri ulu hati disertai pandangan kabur, mudah lelah, sulit tidur,
nyeri dan panas saat BAK, keluar cairan berbau busuk dari kemaluan,
payudara sangat sakit bila disentuh, payudara berubah menjadi merah,
panas, dan sakit, kesulitan saat menyusui dan ibu merasa sedih. Serta
menyarankan ibu untuk segera menemui petugas kesehatan apabila
mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan segera menemui petugas kesehatan
apabila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut
4. Mengakhiri pertemuan dan mengatakan pada ibu bahwa akan
melakukan kunjungan rumah kembali tanggal 27 oktober 2019.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2. Pola sehari-hari
Nutrisi Frekuensi
a. Makan
Frekuensi 4-5x/hari
Jenis Nasi, sayur, ikan, telur,
daging
b. Minum
Frekuensi 8-10 gelas/hari
Jenis Susu, teh, air putih, jus
Eliminasi
a. BAK ±4x/hari
b. BAB 1x/hari
Istirahat
a. Siang ±2 jam
b. Malam ±5 jam
3. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan.
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,7⁰C
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada ada kelainan
b. Muka : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
c. Mata : Simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva merah
muda
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pengeluaran secret
e. Mulut : Simetris, tidak pucat, tidak ada caries
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
g. Payudara : Simetris, areola berwarna kecoklatan, puting susu
menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, pengeluaran ASI lancar
h. Abdomen : TFU tidak teraba
i. Genetalia : Luka jahitan sudah kering, lochia alba
j. Ekstermitas
Atas : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada nyeri
tekan, kuku tidak pucat, tidak ada kelainan
sindaktil dan polidaktil
Bawah : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises,
refleks patella positif, tidak ada kelainan
sindaktil dan polidaktil
III. ANALISA
P1A0 postpartum 6 minggu dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu pada ibu bahwa ibu dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal KB atau sewaktu-waktu jika
ada keluhan.
Evaluasi : Ibu mengetahui jadwal suntikan ulang dan bersedia datang sesuai
jadwal atau jika ada keluhan
3. Memotivasi ibu agar memberikan ASI eksklusif yaitu hanya memberikan
ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan atau minuman tambahan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI eksklusif
4. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : Pendokumentasian selesai
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny.S
Umur : 0 jam
Tanggal/jam lahir : 09 September 2019/ 01.25 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 1 (satu)
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Usia : 25 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Intranatal
a. Tanggal lahir : 09 September 2019
b. Usia kehamilan : 35 minggu
c. Tempat : PMB Bidan Renny Indah Sari Amd.Keb
d. Penolong : Bidan
e. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
f. Ketuban : Jernih
2. Riwayat Postnatal
a. Usaha nafas : Tanpa bantuan
b. IMD : Berhasil pada menit ke 20
c. BAK : Belum
d. BAB : Belum
e. APGAR Score
N Kriteria 1 Menit 5 Menit
O
1 Denyut jantung 1 2
2 Usaha nafas 1 2
3 Tonus otot 2 2
4 Refleks 2 2
5 Warna kulit 2 2
TOTAL 8 10
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
BJA : 134x/menit
R : 50x/menit
S : 36,9⁰C
4. Antropometri
Berat badan : 2800 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 31 cm
lingkar dada : 32 cm
B. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Simetris, ubun-ubun datar, tidak ada capput
succedaneum, tidak ada cepal hematoma, tidak ada
b. Wajah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
kelainan, tidak ada pengeluaran
e. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan
f. Mulut : Simetris, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis,
tidak ada labiopalatoskizis, refleks rooting (+), refleks
sucking (+), refleks swallowing (+)
g. Leher : Tidak ada benjolan, refleks tonik neck (+)
h. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan retraksi dada, puting
simetris dan sejajar
i. Tangan : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap,
refleks grasping (+)
j. Sisitem syaraf: Refleks moro positif.
k. Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada masa, tampak tali
pusat dengan keadaan basah
l. Genetalia : Terdapat lubang uretra dan terdapat dua testis
m. Kaki : Simetris, pergerakan normal, jumlah jari lengkap, refleks
babinski (+)
n. Anus : Berlubang
o. Kulit : Bersih, terdapat verniks, warna kemerahan, tidak ada
pembengkakan akibat cedera
III. ANALISA
Nenonatus kurang bulan usia 0 jam dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
Evaluasi : Ibu mengetahui keadaan bayinya hasil pemeriksaan
2. Memberikan salep mata pada kedua mata bayi untuk menghindari
terjadinya infeksi pada mata.
Evaluasi : Salep mata di berikan
3. Memberikan Vit K untuk mencegah perdarahan di otak dengan dosis 0,5 cc
di suntikan di paha kiri 1/3 antera lateral secara IM.
Evaluasi : Telah diberikan
4. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian, sarung tangan,
kaos kaki dan topi, membedong bayi dan memakaikan selimut serta
menyalakan lampu penghangat berjarak ±30 cm dari bayi.
Evaluasi : Telah dilakukan dan bayi tampak nyaman serta tidak hipotermi
5. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu malas
atau bahkan tidak mau menyusu, kejang, tidak sadar, nafas tidak normal,
badan bayi kuning, merintih, ada tarikan dada bawah, tampak biru pada
tangan/kaki/bibir, kaki dan tangan dingin, bayi demam.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya pada bayi
4.4.1 KUNJUNGAN NEONATUS 6 JAM
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi sudah dapat menyusu, BAK 2 kali, dan BAB 1 kali.
8. Genetalia
Miksi dan defekasi positif.
III. ANALISA
Neonatus kurang bulan usia 6 jam dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menyuntikan imunisasi Hb0 dengan dosis 0,5 cc disuntikkan dibagian paha
kanan 1/3 secara IM .
Evaluasi : Ibu mengetahui bayinya sudah di imunisasi
3. Memberitahukan ibu mengenai cara perawatan tali pusat agar tetap bersih
kering, tidak membungkus tali pusat dengan kassa dan bersih tanpa
menggunakan alkohol, betadin ataupun obat-obatan yang dioleskan langsung
ke tali pusat.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yaitu ibu berada dalam posisi yang
nyaman, kaki tidak menggantung lalu mendekatkan bayi ke payudara, mulut
bayi menempel pada puting sampai menutupi areola. Serta menganjurkan ibu
minum segelas air putih sebelum dan sesudah menyusui agar ibu tidak
dehidrasi, lalu mengolesi puting susu dan areola dengan ASI agar payudara
tidak lecet.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang/kontrol ke bidan 3 hari
kemudian yaitu tanggal 11 september 2019 atau dirasa ada keluhan pada
bayinya.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal
11 september 2019
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi BAK ±10 kali dalam sehari dan BAB ±3 kali dalam
sehari, ibu mengatakan bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan.
III. ANALISA
Neonatus kurang bulan usia 6 hari dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan
normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu
malas atau bahkan tidak mau menyusu, kejang, tidak sadar, nafas tidak
normal, badan bayi kuning, merintih, ada tarikan dada bawah, tampak
biru pada tangan/kaki/bibir, kaki dan tangan dingin, bayi demam. Jika
ada tanda bahaya tersebut pada bayinya, maka ibu harus memeriksakan
bayinya ke petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti dakan membawa bayinya ke petugas kesehatan
jika terdapat bahaya tanda bahaya pada bayinya
3. Menyarankan ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari yaitu antara
pukul 08.00-09.00 WIB selama 10-15 menit.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke petugas kesehatan
untuk melakukan imunisasi BCG pada saat bayi berusia 1 bulan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
5. Memberitahu ibu bahwa kan melakukan kunjungan rumah pada
tanggal 24 september 2019 untuk melihat perkembangan kesehatan ibu
dan bayi.
Evaluasi : Ibu setuju untuk dilakukan kunjungan rumah
4.4.2 KUNJUNGAN NEONATUS 2 MINGGU
Tanggal pengkajian : 24 September 2019
Jam pengkajian : 16.00 WIB
Nama pengkaji : Nurlaela Amini
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi BAK ±10 kali dalam sehari dan BAB ±3 kali dalam
sehari, ibu mengatakan bayi sering menyusu dan hanya diberikan ASI
tanpa makanan tambahan.
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Frekuensi jantung : 139x/menit
Frekuensi pernafasan : 47x/menit
Suhu : 36,9ºC
4. Antropometri
Berat badan : 3300 gram
Panjang badan : 54 cm
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Simetris, ubun-ubun datar, tidak ada capput
succedaneum, tidak ada cepal hematoma
2. Wajah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
4. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada kelainan, tidak ada pengeluaran
5. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan
6. Mulut : Simetris, tidak ada labioskizis, tidak ada
palatoskizis, tidak ada labiopalatoskizis,
refleks rooting (+), refleks sucking (+),
refleks swallowing (+)
7. Leher : Tidak ada benjolan, refleks tonik neck (+)
8. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan retraksi
dada, puting simetris dan sejajar
9. Tangan : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap,
refleks grasping (+)
10. Syaraf : Refleks moro positif.
11. Abdomen : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada masa,
tampak tali pusat sudah puput
12. Genetalia : Terdapat lubang uretra dan terdapat dua
testis
13. Kaki : Simetris, pergerakan normal, jumlah jari
lengkap, refleks babinski (+)
14. Anus : Berlubang
15. Kulit : Bersih, warna kemerahan, tidak ada
pembengkakan akibat cedera
III. ANALISA
Neonatus kurang bulan usia 2 minggu dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan
normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu kembali mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir
yaitu malas atau bahkan tidak mau menyusu, kejang, tidak sadar, nafas
tidak normal, badan bayi kuning, merintih, ada tarikan dada bawah,
tampak biru pada tangan/kaki/bibir, kaki dan tangan dingin, bayi
demam. Jika ada tanda bahaya tersebut pada bayinya, maka ibu harus
memeriksakan bayinya ke petugas kesehatan.
Evaluasi : Ibu mengerti dakan membawa bayinya ke petugas kesehatan
jika terdapat bahaya tanda bahaya pada bayinya
3. Menyarankan ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari yaitu antara
pukul 08.00-09.00 WIB selama 10-15 menit.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Mengingatkan ibu kembali untuk membawa bayinya ke petugas
kesehatan untuk penimbangan bayi dan imunisasi BCG pada saat bayi
berusia 1 bulan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan bersedia melakukannya
5. Memberitahu ibu bahwa kan melakukan kunjungan rumah pada
tanggal 27 oktober 2019 untuk melihat perkembangan kesehatan ibu
dan bayi.
Evaluasi : Ibu setuju untuk dilakukan kunjungan rumah
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi BAK ±8 kali dalam sehari dan BAB ±3 kali
dalam sehari, ibu mengatakan bayi sering menyusu dan hanya
diberikan ASI tanpa makanan tambahan.
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Frekuensi jantung : 135x/menit
Frekuensi pernafasan : 47x/menit
Suhu : 36,9ºC
4. Antropometri
Berat badan : 4800 gram
Panjang badan : 60 cm
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Simetris, ubun-ubun datar, tidak ada capput
succedaneum, tidak ada cepal hematoma
2. Wajah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
4. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada kelainan, tidak ada pengeluaran
5. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada kelainan
6. Mulut : Simetris, tidak ada labioskizis, tidak ada
palatoskizis, tidak ada labiopalatoskizis,
refleks rooting (+), refleks sucking (+),
refleks swallowing (+)
7. Leher : Tidak ada benjolan, refleks tonik neck (+)
8. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan retraksi
dada, puting simetris dan sejajar
9. Tangan : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap,
refleks grasping (+)
10. Syaraf : Refleks moro positif.
11. Abdomen: Datar, tidak ada benjolan, tidak ada masa
12. Genetalia : Terdapat lubang uretra dan terdapat dua
testis
13. Kaki : Simetris, pergerakan normal, jumlah jari
lengkap, refleks babinski (+)
14. Anus : Berlubang
15. Kulit : Bersih, warna kemerahan, tidak ada
pembengkakan akibat cedera
III. ANALISA
Neonatus kurang bulan usia 6 minggu dengan keadaan normal.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi dalam
keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memastikan pada ibu bahwa bayinya mendapat ASI eksklusif
tanpa di berikan makanan/minuman tambahan.
Evaluasi : Bayi selalu di beri ASI dan tidak di berikan
makanan/minuman tambahan.
3. Memberitahu ibu bahwa bayi harus di imuniasi DPT dan Polio
pada usia 2 bulan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia membawa bayinya ke
petugas kesehatan
4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke petugas untuk
dilakukan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal yang telah di
tentukan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Melakukan pendokumentasian
Evaluasi : Pendokumentasian selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan
Dari pengkajian Ny.S telah melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara
teratur sebanyak 9 kali yaitu pada Trimester I sebanyak 3 kali, Trimester II
sebanyak 2 kali serta 4 kali pada Trimester ke III. Menurut buku Maternity
(2017) mengatakan bahwa Pemeriksaan ANC minimal 4 kali yaitu pada usia
kehamilan trimester I 1 kali, trimester II 1 kali dan trimester III sebanyak 2
kali. Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori yang ada di buku Varney
(2008) dengan lahan praktik.
4.2 Persalinan
1. Kala II
Pengkajian yang dilakukan pada Ny.S dengan anamnesa pada tanggal 09
September 2019 pukul 00.49 WIB ibu mengatakan sakit perut bagian bawah
yang dirasakan semakin sering dan kuat serta merasakan adanya dorongan
untuk meneran, tekanan anus. Setelah dilihat perineum menonjol, vulva
vagina dan membuka. Proses persalinan berlangsung normal melalui
pervaginam dengan usia kehamilan 36 minggu atau preterm dengan
kekuatan ibu tanpa bantuan atau intervensi lain.
Pada kala II diberikan asuhan sesuai dengan standar 60 langkah asuhan
persalinan normal yang dimulai dari melihat tanda gejala kala dua hingga
langkah terakhir melengkapi partograf dan pendokumentasian. Hal ini
sesuai dengan JNPK-KR (2008) bahwa asuhan persalinan normal terdapat
60 langkah dimulai dari melihat tanda-tanda persalinan hingga melengkapi
partograf. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam penanganan
asuhan persalinan normal pada Ny.S .
Pukul 01.25 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot kuat,
warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori
JNPK-KR (2008) yaitu melakukan penilaian awal bayi baru lahir seperti
apakah menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan, warna kulit
kemerahan atau tidak, dan apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Setelah tindakan penilaian sepintas kemudian dilakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) terhadap bayi Ny.S selama satu jam dan hal tersebut berhasil,
pada kasus Ny.S bayi di simpan dalam Infant warmer masih satu ruangan
dan dalam jangkauan ibu, ibu bisa mengakses bayinya dengan mudah.
Menurut JNPK-KR (2008) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) harus dilakukan
selama kurang lebih satu jam untuk mencari puting susu ibu.
2. Kala III
Pada kala III dilakukan penyuntikan oksitosin 10 unit IM di paha
luar ibu. Menurut JNPK-KR (2008) dalam waktu 1 menit setelah bayi
lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha atas bagian
luar (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin). Dilakukan
penjepitan tali pusat 3 cm dari pusat bayi lalu dilakukan penjepitan kedua
pada 2 cm dari penjepitan pertama menggunakan klem, pegang 2 klem
dengan tangan kiri penolong sebagai alas untuk melindungi perut janin,
pakai gunting tali pusat DTT, kemudian potong tali pusat diantara 2 klem.
Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2008) . Kemudian menunggu uterus
berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada
taIi pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada
bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso kraniaI) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri, dan kemudian plasenta lahir lengkap. Hal ini
sesuai dengan teori JNPK-KR (2008) bahwa diakukan penegangan dan
dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas.
Pada Ny.S kala III berlangsung sejak pukul 01.25 WIB sampai
pukul 01.30 WIB plasenta lahir lengkap, dan berjenis Schultz cirinya tidak
terdapat perdarahan sebelum plasenta lahir, setelah plasenta seluruhnya
lahir, darah keluar mengalir. Hal ini tidak sesuai dengan teori JNPK-KR
(2008) mengatakan bahwa waktu pengeluaran plasenta berlangsung
selama 5-30 menit setelah bayi lahir, serta mekanisme schultze itu adalah
pelepasan dimulai dari tengah dimana perdarahan tidak akan terjadi
sebelum lahir dan akan terjadi perdarahan setelah plasenta lahir.
3. Kala IV
Pada kala IV asuhan yang diberikan kepada Ny.S memeriksa
fundus, TTV, perdarahan dan kandung kemih setiap 15 menit sekali pada
jam pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua. Menganjurkan ibu untuk
makan dan minum,membiarkan bayi berada dekat ibu, membolehkan ibu
kekamar mandi apabila ibu tidak merasa lemah mengajarkan ibu untuk
memeriksa sendiri kontraksi uterus yang baik. Hal ini sesuai dengan teori
JNPK-KR (2008) pada penanganan kala IV periksa fundus, TTV, kandung
kemih dan perdarahan setiap 15 menit sekali pada jam pertama dan setiap
30 menit sekali pada jam ke dua. Anjurkan ibu untuk minum untuk
mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukai
ibu, biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi, jika ibu kekamar mandi ibu dibolehkan bangun dan pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajarkan ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa fundus
dan menimbulkan kontraksi. Sehingga asuhan yang diberikan kepada Ny.S
sesuai teori dan tidak ada kesenjangan.
4.3 Nifas
1. 6 Jam Postpartum
Pada 6 jam postpartum pada Ny.S diberikan asuhan pencegahan
perdarahan akibat atonia uteri dengan mengajarkan ibu cara masase fundus
uteri, memberi tahu ibu kondisi uterus yang baik adalah ketika uterus
teraba keras, jika lembek maka kondisi uterus jelek, dan menganjurkan ibu
untuk menyusui bayi nya sedini mungkin karena proses menyusui dapat
merangsang kontraksi uterus. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dan
tidak menahan BAK, karena mobilisasi dan eliminasi termasuk kedalam
kebutuhan dasar nifas. Dari hasil pengkajian Ny. S pada pemeriksaan fisik
tidak terdapat kejanggalan.
Menurut teori (Damai, 2011) kunjungan 1 nifas dilakukan pada 6
jam postpartum bertujuan untuk mencegah perdarahan masa nifas,
pemberian ASI awal, menjaga hubungan ibu dan bayi. Menurut teori
(Damai, 2011)) kadang-kadang ibu mengalami kesulitan untuk
mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau
gangguan pada tonus otot, namun BAK lebih baik dilakukan daripada
terjadi infeksi saluran kemih akibat urin yang tertahan. Menurut teori
(Damai, 2011)) ibu yang melahirkan secara normal disarankan melakukan
mobilisasi 6 jam setelah melahirkan dan 8 jam setelah melahirkan bagi ibu
yang menjalani operasi sesar.
Hal ini sesuai antara teori dan di lapangan, tidak terjadi
kesenjangan mengenai asuhan yang diberikan sesuai dengan waktu
kunjungan.
2. 6 Hari Postpartum
Pada asuhan 6 hari postpartum pada Ny.S dilakukan asuhan yaitu
Memastikan involusi uterus, menganjurkan ibu untuk beristirahat saat bayi
tertidur, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
serta makanan yang bergizi, memotivasi agar ibu memberikan ASI setiap
2 jam sekali atau on demand (Sesuai Keinginan Bayi), sehingga
pemberian ASI menjadi optimal, menganjurkan ibu untuk mengganti
pembalut apabila dalam 4 jam pembalut sudah penuh atau maksimal 6 jam
ibu harus mengganti pembalut walaupun pembalut belum penuh,
menjelaskan mengenai tanda bahaya post partum seperti demam,
memberikan konseling mengenai merawat bayi sehari hari.
Menurut (Damai, 2011)) kunjungan 6 hari yang bertujuan untuk
memastikan proses involusi berjalan normal, menilai tanda-tanda demam
dan infeksi, memastikan ibu mendapat nutrisi dan istirahat yang cukup,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyuilt, memberi
konseling mengenai asuhan pada bayi seperti perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. Hal ini sesuai
antara teori dan di lapangan, tidak ada kesenjangan mengenai asuhan yang
diberikan sesuai dengan waktu kunjungan.
3. 2 Minggu Postpartum
Menurut (Damai, 2011)) Asuhan nifas minggu kedua yaitu
melanjutkan pemantauan keadaan ibu dari kunjungan sebelumnya. Tujuan
asuhan 2 minggu post partum sama dengan asuhan 6 hari postpartum, yaitu
untuk memastikan keadaan ibu dalam keadaan sehat, involusi uterus
berlangsung dengan normal, dan ibu sudah menyusui lancar. Pada minggu
kedua, ditambahkan memprakarsai penggunaan alat kontrasepsi. Asuhan
yang diberikan pada Ny.S sesuai dengan teori tidak ada kesenjangan.
4. 6 minggu postpartum
Menurut (Damai, 2011)) Asuhan Nifas pada minggu ke enam
merupakan kelanjutan pemantauan keadaan ibu dan bayi dari keadaan
kunjungan sebelumnya. Antara lain menanyakan kepada ibu tentang
penyulit yang dialami ibu atau bayinya dan memberikan konseling KB.
Kajian yang dilakukan pada Ny.S pada saat asuhan nifas 6 minggu
diantaranya melanjutkan pemantauan sebelumnya dan memberikan jenis
kontrasepsi 3 bulan. Sehingga hal ini terjadi kesenjangan dengan teori.
4.4 Bayi Baru Lahir
1. Perawatan Bayi Baru Lahir
Pada asuhan neonatal 0 jam bayi Ny. R dilakukan asuhan bayi baru
lahir seperti melakukan pemeriksaan fisik berupa kondisi bayi
didapatkan hasil pemeriksaan bayi dalam keadaan baik, tidak terdapat
tanda-tanda bahaya pada bayi, bayi menyusu dengan kurang baik karena
masih bingung puting, bayi Ny.S sudah dilakukan IMD, 1 jam
berikutnya diberikan Vit K dan salep mata.
Menurut teori (Dwienda, 2015)asuhan pada bayi segera setelah
lahir dilakukan pembersihan jalan nafas, pembersihan badan bayi, dan
perawatan tali pusat, dilakukan IMD, Bayi ditempatkan diatas tempat
tidur yang hangat, pemeriksaan fisik, pemberian vit K dan salep mata.
Sehingga asuhan yang dilakukan sesuai teori dan tidak ada kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan Asuhan Kebidanan Komprehensif kepada
Ny.S di PMB Bidan Renny Indah Sari Amd.Keb pada bulan September 2019,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mampu melakukan pengumpulan data dasar yang diperoleh melalui
pengumpulan data subjektif dan objektif pada masa antenatal, intranatal,
postnatal, dan neonatal Ny.S.
2. Mampu menginterpretasikan data dasar dengan tepat untuk menentukan
diagnosa, masalah dan kebutuhan berdasarkan data yang telah dikumpulkan
pada masa antenatal, intranatal, postnatal, dan neonatal Ny.S.
3. Mampu menentukaan diagnosa dan masalah potensial yang mungkin
timbul agar dapat dilakukan antisipasi penanganannya pada masa antenatal,
intranatal, postnatal, dan neonatal Ny.S.
4. Mampu menetapkan kebutuhan untuk dilakukan tindakan segera sesuai
dengan kondisi pada masa antenatal, intranatal, postnatal, dan neonatal
Ny.S.
5. Mampu menyusun rencana asuhan yang tepat dan rasional sesuai dengan
kebutuhan pada masa antenatal, intranatal, postnatal, dan neonatal Ny.S.
6. Mampu melakukan asuhan yang telah direncanakan pada masa antenatal,
intranatal, postnatal, dan neonatal Ny.S.
7. Mampu melakukan evaluasi asuhan yang telah diberikan pada masa
antenatal, intranatal, postnatal, dan neonatal Ny.S.
5.2 SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa lebih teliti, terampil dan tanggap dalam
melakukan tindakan dan upayanya. Mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan ilmu yang telah didapat kedalam situasi yang nyata (praktik)
dan memberikan asuhan menejemen kebidanan yang sesuai dengan teori.
2. Bagi Lahan Praktik
Tenaga kesehatan dan pasien serta keluarga pasien harus terbina hubungan
yang baik, agar dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dapat berhasil sesuai
yang diharapkan perlunya peningkatan kualitas dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi beru lahir. Agar dapat
mengatasi masalah yang terjadi pada pelayanan kebidanan sesuai dengan
kewenangan.
3. Bagi Klien
Menganjurkan agar ibu tetap memberi ASI eksklusif pada bayinya selama
6 bulan. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi seimbang,
banyak beristirahat dan menjaga kebersihan diri serta bayinya.
Menganjurkan ibu untuk selalu tepat waktu mengenai imunisasi bayinya.