Osteoporosis Referat Fix
Osteoporosis Referat Fix
OSTEOPOROSIS
Oleh:
Agung Sukriadi Harli
111 2018 2089
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Nama : Agung Sukriadi Harli
Stambuk : 111 2018 2089
Judul : Osteoporosis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
iv
DAFTAR TABEL............................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................
3
2.1 Definisi Osteoporosis...............................................................................
3
2.2 Etiologi Osteoporosis...............................................................................
3
2.3 Patogenesis Osteoporosis.......................................................................
10
2.4 Klasifikasi Osteoporosis...........................................................................
30
2.5 Manifestasi Klinis Osteoporosis...............................................................
31
2.6 Diagnosis Osteoporosis...........................................................................
32
2.7 Penatalaksanaan Osteoporosis...............................................................
38
2.8 Prognosis Osteoporosis...........................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
56
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar .9. Patogenesis Osteoporosis Tipe II..............................................31
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari
jaringan tulang ini, berhubungan erat dengan proses remodeling tulang yaitu
tulang (bone resorption) lebih banyak dari pada proses pembentukan atau
1,3
formasi tulang (bone formation).
terganggu dan lebih berat ke arah penyerapan tulang ketika wanita mencapai
Timur mendapatkan bahwa puncak massa tulang dicapai pada usia 30-34
1
tahun dan rata-rata kehilangan massa tulang pasca menopause adalah 1,4%
kompresi vertebral, fraktur colles dan fraktur kolum femoris. Prevalensi fraktur
tahun di dunia, dimana 4,5 juta kasus terjadi di Amerika dan Eropa. Saat ini
diperkirakan ada sekitar 0,3 juta fraktur panggul pertahun di Amerika Serikat
dan 1,7 juta di Eropa. Hampir semua peristiwa ini dikaitkan dengan
pada fraktur pinggul 2:1. Insiden fraktur pergelangan tangan di Inggris dan
belakang jauh lebih sulit untuk diperkirakan karena sering tanpa gejala.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit osteoporosis paling umum diderita
oleh orang yang telah berumur, dan paling banyak menyerang wanita yang
telah menopause.1
2.2 ETIOLOGI
yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan yang dimiliki oleh
seorang individu.3
3
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikendalikan
a) Jenis Kelamin
siklus menstruasi selama tiga bulan atau lebih (amenorrhea) pada wanita,
b) Usia
dan perempuan biasanya akan mencapai puncak massa tulang pada usia
Selain itu, pada usia lanjut juga terjadi penurunan kadar kalsitriol (bentuk
4
vitamin D yang aktif dalam tubuh) yang disebabkan berkurangnya intake
c) Ras
d) Riwayat Keluarga
mengalami osteoporosis.4
e) Tipe Tubuh
5
ditingkatkan. Hal tersebut juga dapat berlaku pada laki-laki. Selain itu
tulang Akan tetapi, tubuh yang terlalu gemuk tidak baik karena rentan
tak langsung pada tulang. Efek tak langsung meliputi esterogen terhadap
pascamenopause.5
g) Menopause
6
remodelling tulang berubah dan pengurangan jaringan dimulai ketika
penyakit kronis (penyakit hati atau radang usus), dan penyakit sistem
yang kehilangan hingga 20% massa tulang selama 5-7 tahun setelah
menopause.6
7
Kurang aktivitas atau olahraga juga dapat berisiko menyebabkan
8
kalsium dan fosfor dari saluran usus. Jika tubuh tidah memiliki cukup
vitamin D, maka kalsium dan fosfor tidak dapat diserap dari usus
untuk kekuatan tulang, karena akan diubah menjadi hormon kalsitriol oleh
c) Merokok
berat badan perokok lebih ringan dibanding bukan perokok. Berat badan
yang ringan dan kadar esterogen yang rendah pada perempuan dapat
atau osteoblast.4
d) Minum Alkohol
9
Konsumsi alkohol yang berlebihan selama bertahun-tahun
hampir seluruh kalori dari alkohol. Selain itu, penyakit liver karena
e) Penggunaan Obat-obatan
2.3 PATOGENESIS
10
yaitu fungsi mekanis sebagai dukungan dan lokasi insersi otot untuk
bergerak, fungsi pelindung bagi organ-organ vital dan sumsum tulang, dan
kehidupan.7
trabekular. Tulang kortikal dan tulang trabekular terbuat dari sel-sel yang
sama dan elemen matriks yang sama, tetapi ada perbedaan struktural dan
hanya 15% sampai 25% dari volume trabekular adalah kalsifikasi (sisanya
adalah sumsum tulang, pembuluh darah, dan jaringan ikat). Fungsi utama
Proses ini ditandai oleh aktivasi yang terkoordinasi dari osteoklas dan
11
formasi tulang, yaitu berfungsi dalam sintesis matriks tulang yang disebut
osteoid, yaitu komponen protein dari jaringan tulang. Osteoklas adalah sel
merupakan sel raksasa yang berinti banyak dan berasal dari sel
dan Wnt protein. Selain itu, juga dibutuhkan faktor trankripsi, yaitu core
binding factor-1 atau Runx2 atau Osterix (Osx). Prekursor osteoblas ini
12
Osteosit merupakan sel berbentuk stelat yang mempunyai juluran
dengan prosesus osteosit yang lain dan juga dengan bone linning cells.
kanalikuli. 8,9,10,11
13
atau rusak, diawali dengan resorpsi tulang oleh osteoklas dan diikuti oleh
rongga yang disebut lakuna howship pada tulang trabekular atau rongga
kerucut (cutting cone) pada tulang kortikal. Setelah resorpsi selesai, maka
dilanjutkan dengan mineralisasi sekunder dalam waktu yang lebih lama dan
8,9,10,11
proses yang lebih lambat sehingga tulang menjadi keras.
Pada dewasa muda yang normal, sekitar 30% dari total massa
kerangka diperbaharui setiap tahun (half life = 20 bulan). Dalam setiap unit
jumlah tulang yang dibentuk di tiap unit remodeling sama dengan jumlah
14
kerangka tetap konstan. Homeostasis kerangka ini bergantung pada
B. Patogenesis Osteoporosis
tulang akan selalu seimbang. Pada usia reproduksi, di mana fungsi ovarium
disebabkan oleh karena jumlah dan aktivitas sel osteoklas (sel resorpsi
tulang) melebihi dari jumlah dan aktivitas sel osteoblas (sel formasi tulang).
15
Normal bone Osteoporotic bone
16
distal
Fungsi paratiroid Menurun Meningkat
Efek estrogen Terutama skeletal Ekstra skeletal
Etiologi utama Defisiensi estrogen Penuaan, defisiensi
estrogen
A. Peran Estrogen
(E1), 17 estradiol (E2) dan Estriol (E3). Saat ini terdapat struktur lain
yang dikenal sebagai anti estrogen, tetapi pada organ non reproduksi
(ER), yaitu reseptor estrogen alfa (ER) dan reseptor estrogen beta
osteoblas.9
17
dengan homeostasis kalsium yang meliputi absorpsi kalsium di usus,
hormonparatiroid.9
9
Tabel .2. Efek estrogen terhadap berbagai sel tulang.
B. Osteoporosis Tipe I
18
marraw stromal cells dan sel-sel mononuklear seperti interleukin-1 (IL-
19
Gambar 4. Patogenesis osteoporosis pasca menopause.9
20
tulang yang telah diserap oleh sel osteoklas. Sel osteoblas merupakan sel
defisiensi estrogen ini akan terjadi meningkatnya produksi dari IL-1, IL-6,
dan TNF- yang lebih lanjut akan diproduksi M-CSF dan RANK-L.
activator protein-1, faktor transkripsi c-Fos dan c-Jun. Akan tetapi dengan
penurunan produksi dari IL-1, IL-6, dan TNF-, begitu juga selanjutnya
sisi lain estrogen akan merangsang ekspresi dari OPG dan TGF- pada sel
osteoblas dan sel stroma, yang lebih lanjut akan menghambat resorpsi
tulang dan meningkatkan apoptosis dari sel osteoklas (lihat gambar 5).11,17,18
21
TGF-
aktivitas, dan proses apoptosisnya. Efek estrogen sebagai stimulasi ditandai dengan
RANK-L yang merupakan salah satu famili dari TNF disebut juga:
22
OPG-L, TNF-related activation induced cytokine (TRANCE), ODF dan
itu sel stroma osteoblas juga mensekresi suatu substansi yang larut dan
RANK-L yang disebut OPG. OPG dapat beraksi sangat poten sebagai
23
Gam
bar 6. Peranan RANK dan RANK-Ligand dalam aktivasi sel osteoklas dan peran OPG
24
Dalam implikasinya RANK-L merangsang terjadinya fusi dari sel
sel lapisan mesenkim. Selain itu diekspresi juga oleh sel periosteal,
kondrosit, sel endotelial, dan juga oleh sel T aktif. (gambar 7). RANKL
Glukokortikoid, vitamin D3, IL1, IL6, IL11, IL17, TNF-alfa, PGE2, atau
PTH.22
25
Gambar 7. Proses pembentukan dan aktivasi sel osteoklas, atas pengaruh RANK-L
C. Osteoporosis Tipe II
fungsi osteoblas pada orang tua, diduga akibat penurunan kadar estrogen
dan IGF-1. Defisiensi kalsium dan vitamin D sering didapatkan pada orang
tua, hal ini dapat disebabkan oleh asupan kalsium dan vitamin D yang
tulang dan kehilangan massa tulang. Aspek nutrisi yang lain adalah
26
meningkatkan karboksilasi protein tulang, misalnya osteokalsin.9
salah satu penyebab osteoporosis pada orang tua, baik pria maupun
wanita. Begitu juga dengan kadar testosteron pada pria. Penurunan kadar
tulang, kumulatif dosis kumulatif (dalam gram/ tahun) lebih prediktif untuk
27
tujuan ini. Pasien dengan dosis kumulatif tinggi ( > 30 g prednison per
tahun), memiliki insiden osteoporosis yang sangat tinggi (78%) dan patah
factor a1; Bcl-2: B-cell leukemia/ lymphoma-2 apoptosis regulator; Bax: BCL-
28
stimulating factor-1; OPG: osteoprotegerin; PGE2: Prostaglandin E 2; PGHS-
2:prostaglandin synthase-2.23
pada oarang tua adalah faktor genetik dan lingkungan (merokok, alkohol,
adalah risiko terjatuh lebih tinggi pada orang tua lebih dibandingkan pada
orang muda.9
29
Gambar 9. Patogenesis osteoporosis tipe II dan fraktur. 9
30
2.4 KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS
1. Osteoporosis Primer
bertambahnya usia.1
wanita dan pria yang masih dalam usia muda yang relative jauh
lebih muda.1
2. Osteoporosis sekunder
31
yang tidak sehat. Faktor pencetus dominan osteoporosis sekunder
tulang tidak disertai gejala dan keluhan. Seseorang tidak akan menyadari
sesuatu, atau terpeleset dan mengalami patah tulang. Akan tetapi, ada
a) Deformitas
b) Nyeri dan memar yang terjadi setelah jatuh, dimana proses jatuh tanpa
32
2.6 DIAGNOSIS
A. Anamnesis
risiko.13,24
osteoporosis :13
33
e) Penyakit hematologik, misalnya multiple myeloma, anemia
sideroblastik, talasemia.
f) Penyakit syaraf, dalam hal ini berbagai obat anti epileptik, seperti
massa tulang.
hormonal.
34
B. Pemeriksaan Fisik
C. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
ini dengan jelas, tetapi biopsi tulang merupakan prosedur yang invasif,
sehingga sulit untuk dilaksanakan secara rutin, baik untuk uji saring
penanda biokimiawi.14
35
resorpsi tulang (tabel 1). Indikasi analisis penanda tulang yang utama
artritis reumatoid.14
36
The Expert Committee of the Committee of Scientific Advisors
untuk formasi tulang, serta -Cross Laps (CTx) dan U-DPD untuk
2. Pemeriksaan radiologi
massa tulang lebih dari 30%. Gambaran radiologi yang khas pada
lusen. Hal ini akan terlihat akan tampak terlihat pada tulang-tulang
37
sangat baik untuk mencari adanya fraktur kompresi, fraktur baji atau
fraktur bikonkaf.13,14,24
atau sama dengan 2,5 standar deviasi di bawah wanita dewasa muda
yang sehat. Hal ini dartikan sebagai T-score. WHO telah membentuk
dari T-score.
kurang.
38
2.7 PENATALAKSANAAN
A) Non Farmakologi
39
untuk memelihara kekuatan, kelenturan dan keseimbangan sistem
osteoporosis.
seperti lantai licin, obat-obat sedatif atau obat anti hipertensi yang
40
D 400 IU/hari atau 800 IU/hari pada orang tua harus diberikan.
harus dipertimbangkan.
kalsium > 300 mg/hari, berikan diuretik tiazid dosis rendah (HCT
25 mg/hari).
tangkas dan kuat otot- ototnya sehingga tidak mudah jatuh. Selain itu
41
remodelling tulang.26
42
B) Farmakologi
Akan tetapi saat ini obat-obat yang beredar pada umumnya bersifat anti
1. Bifosfonat
2 asam fosfonat yang diikat satu sama lain oleh atom karbon.
43
kecuali air. Idealnya diminum pada pagi hari dalam keadaan perut
minimal selama 30 menit, dan selama itu penderita harus dalam posisi
dan akan diekresikan dalam bentuk utuh melalui ginjal, sehingga harus
Potensi
Modifikasi kimia Contoh R1 R anti
2 resorpsi
relative
44
Generasi I Etidronat OH CH3 1
Alkil pendek Klodronat Cl Cl 10
atau rantai
samping halida
Tiludronat H CH2-S- 10
Generasi II 100
Pamidronat OH fenil-Cl
Grup amino 100-1.000
terminal Alendronat OH CH2-
CH2NH
2
(CH2)3
NH2
Generasi III Risedronat OH CH2-S-piridin 1.000-
Rantai Ibandronat OH CH2CH2N(CH3 10.000
samping Zoledronat OH )(pentil) CH2- 1.000-
siklik imidazol 10.000
> 10.000
45
kontinyu, karena tidak mengganggu mineralisasi tulang. Saat ini
peroral untuk terapi osteoporosis dapat diberikan 2,5 mg/hari atau 150
hipokalsemia.
d) Zoledronat, bisfosfonst terkuat yang ada saat ini. Sediaan yang ada
adalah sediaan intravena yang harus diberikan per drip selama 15 menit
2. Raloksifen
46
efek seperti estrogen di tulang dan lipid, tetapi tidak menyebabkan
3. Estrogen
sangat baik diabsorbsi melalui kulit, mukosa vagina, dan saluran cerna.
47
Efek samping estrogen meliputi nyeri payudara (mastalgia), retensi
dan penyakit hati yang berat. Di beberapa negara, saat ini TSH hanya
estradiol oral 1-2 mg/hari, 17β-estradiol perkutan 1,5 mg/hari, dan 17-
48
haid sedangkan medroksiprogesteron asetat diberikan hari 15 – 25
siklus haid, kemudian kedua obat tersebut dihentikan pada hari 26 s/d
4. Kalsitonin
Dosis yang dianjurkan untuk pemberian intra nasal adalah 200 IU pre
hari. Kadar puncak dalam plasma akan tercapai dalam waktu 20-30
5. Strontium Renelat
Dosis strontium ranelat adalah 2 mg/hari yang dilarutkan dalam air dan
diberikan pada malam hari sebelum tidur atau 2 jam sebelum makan
49
6. Vitamin D
berupa alfacalcidol (25 OH vitamin D3) dan calcitriol (1,25 (OH) 2 Vitamin
7. Kalsitriol
8. Kalsium
50
Kalsium sebagai mono terapi ternyata tidak cukup untuk
Umur Jumlah
Calsium*
9 – 18 tahun
1.300 mg
Wanita
menyusui
9 – 50 tahun 1.000 mg
>50 tahun 1.200 mg
*calsium dapat dinaikkan sampai 2.500 mg per hari
9. Fitoestrogen
51
golongan kacang-kacangan (Leguminosae) seperti soy bean dan red
semanggi. Sampai saat ini belum ada uji klinis bahwa fitoestrogen dapat
radiasi.28
52
Seperti diketahui terjadinya osteoporosis akibat dari jumlah dan
anak usia >18 tahun. Efek samping, termasuk infeksi kulit, sellulitis dan
hipokalsemia.13,27
53
a ra ra
1. Latihan fisik > 5 jam/mgg 2,3 (P) 5,3 (P) 1- TS TS
1-3 (D) 3
2. Calsium dan 1-1,5 g 1-5 1-5 1- TS 30
vitamin D 800 IU 5
3. Estrogen (TSH) 0,625 mg 2-4 - - 75 50
4. Kalsitonin 100-200 IU 1,2 - - 36 TS
5. Kalsitriol 0,25 µg 1-2 - - TS TS
6. Etidronat 400 mg 4,8 2 - 30-40 30-40
7. Alendronat 10mg/hari 10 5 - 50-59 27-63
70mg/minggu
8. Residronat 2,5 mg /5 mg 10 5 - 60 30
9. Raloksifen 60 mg 2,4 2,4 2 50 40
10. PTH 20-40µg 13 3 8 65-69 54
11. Flouride 50-75mg 10,8 - 8 TE TE
P : pre pubertas atau pubertas, D : Dewasa, TS : tidak signifikan, TE : Tidak
efektif
C) Pembedahan
54
c) Asupan kalsium harus tetap diperhatikan pada penderita yang
sempurna.
2.8 PROGNOSIS
tahap awal dan intervensi yang tepat dilakukan. Pasien dapat meningkatkan
BMD dan mengurangi risiko patah tulang dengan obat anti-osteoporosis yang
tepat. Selain itu, pasien dapat mengurangi risiko jatuh dengan berpartisipasi
dapat dicegah dengan memberikan manajemen nyeri yang tepat dan, jika
55
Meskipun pasien osteoporosis memiliki tingkat kematian meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.2000.
56
2. Dalimartha, S. Resep Tumbuhan Obat Untuk Penderita Osteoporosis.
3. Alexander, I.M. & Knight, K.A. 100 tanya jawab mengenai osteoporosis
from:http://www.endotext.org/parathyroid/parathyroid1/parathyroidfra
me1.htm
Jilid II, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
57
osteoporosis. In: Arnold A. editor. Disease of bone and mineral
http://www.endotext.org/parathyroid/parathyroid11/ parathyroidframe
11.htm
15. Waters KM, Rickard DJ, Gebhart JB, et al. Potential roles of
16. Monroe DG, Secreto FJ, Spelsberg TC. Overview of estrogen action
58
in osteoblasts: Role of the ligand the receptor and the co-regulators.
18. Hofbauer LC, Khosla S, Dunstan CR, et al. Estrogen stimulate gene
19. Jilka L. Cell biology of osteoclast and osteoblast and the hormones
and cytokines that control their development and activity. The 1st
Joint Meeting of the International Bone and Mineral Society and the
Availablefrom:http://www.medscape.com/viewarticle/408911.com/co
ntent/8/1/201.
21. Manolagas SC. Birth and death of bone cells basic regulatory
22. Jones DH, Kong YY, Penninger JM. Role of RANKL and RANK in
59
23. Alesci S and Ilias I. Chapter 7: Glucocorticoid-induced osteoporosis.
http://www.endotext.org/adrenal/adrenal7/adrenalframe7.htm
24. Sudoyo, A.W., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. (Ed. Ke-4)
May 2004.
Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid II, Edisi IV, Pusat Penerbitan
July 2010.
60
29. Ackerman KE, and Meryl S. LeBoff MS. Chapter 13: Osteoporosis:
http://www.endotext.org/parathyroid/parathyroid13/parathyroidframe
13.htm
61