Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rangkuman Materi
Nama :Saminah
NRP : 3203014311
Kelas : B
Fakultas Bisnis
Jurusan Akuntansi-S1
Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya
BAB 1
SIFAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
A. Konsep-Konsep Dasar
1. Pengendalian
Suatu keharusan bagi organisasi untuk dikendalikan yaitu harus ada perangkat-
perangkat untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi dapat tercapai. Setiap
sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen yaitu:
a. Pelacak (detector) atau sensor yaitu suatu perangkat yang mengukur apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
b. Penilai (assessor) yaitu suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa
actual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari
apa yang seharusnya terjadi.
c. Effector yaitu suatu perangkat (umpan balik) yang mengubah perilaku jika assessor
mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.
d. Jaringan komunikasi yaitu prangkat yang meneruskan informasi antara detector dan
assessor dan antara assessor dan effector.
2. Manajemen
Manajemen adalah suatu organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, dalam organisasi bisnis tujuan utamanya
untuk memperoleh tingkatan laba yang memuaskan. Proses pengendalian manajemen
adalah proses di mana manajer di seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang
mereka awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksud.
Proses pengendalian yang digunakan oleh manajer mengandung elemen yang sama
dengan elemen pada sistem pengendalian yang lebih sederhana (detector, assessor,
effector, dan sistem komunikasi). Namun terdapat perbedaan yang signifikan antara
proses pengendalian manajemen dengan proses yang lebih sederhana, yaitu:
a. Standar tidaklah ditetapkan terlebih dahulu melainkan merupakan proses
perencanaan yang sadar.
b. Pengendalian manajemen tidaklah bersifat otomatis.
c. Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi antarindividu.
d. Koneksi dari diterimanya kebutuhan akan tindakan ke ditetapkannya tindakan yang
diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan mungkin tidak jelas.
e. Banyak pengendalian manajemen bersifat pengendalian diri sendiri.
3. Sistem
Merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau
sekelompok aktivitas. Sistem memiliki karakterisrik berupa rangkaian langkah-langkah
yang berirama, terkoordinasi, dan berulang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Beberapa tindakan manajemen bersifat tidak sistematis, umumnya aturan tidak
terdefinisikan dengan baik sehingga harus menggunaakan penilaian terbaik mereka
dalam memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Keefektifan ditentukan oleh
kepiawaian dalam menghadapi orang-orang.
2. Perumusan Strategi
Formulasi strategi merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan strategi
untuk mencapai tujuan. Tujuan tidak memiliki jangka waktu. Dalam proses formula
strategi, tujuan organisasi biasanya dianggap tetap. Strategi menetapkan secara umum
arah tujuan pergerakan organisasi yang diinginkan oleh menajemen senior. Kebutuhan
untuk memformulasikan strategi biasanya muncul sebagai respon terhadap ancaman yang
diterima, serangan dari pesaing, pergeseran selera konsumen, atau peraturan pemerintah
atau kesempatan teknologi, persepsi yang baru atas perilaku pelanggan, atau
pengembangan aplikasi.
Perbedaan Antara Formulasi Strategi Dan Pengendalian Manajemen:
Formulasi strategi adalah proses pengambilan keputusan strategi baru. Dari sudut
pandang desain sistem, formulasi strategi tidak sistematis. Analisis atas usulan
strategi bervariasi dengan sifat strategi tersebut. Analisis strategi melibatkan
penilaian dan angka yang digunakan dalam proses biasanya merupakan estimasi
kasar. Selain itu, biasanya secara relatif melibatkan orang-orang penggagas, staf
pusat, dan manajer senior.
Pengendalian manajemen adalah proses implementasi strategi tersebut. Proses
pengendalian manajemen melibatkan serangkaian langkah yang terjadi dalam
urutan yang dapat diprediksikan sesuai dengan jadwal tetap, dan dengan estimasi
yang dapat diandalkan.
3. Pengendalian Tugas
Pengendalian tugas merupakan proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian tugas berorientasi pada transaksi
yang melibatkan kinerja individu sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
a. Perbedaan Antara Pengendalian Tugas Dan Pengendalian Manajemen:
Pengendalian tugas, banyak sistemnya yang bersifat ilmiah, manusia tidak terlibat
sama sekali, fokus terletak pada tugas spesifik dilakukan oleh unit-unit
organisasional. Berkaitan dengan tugas-tugas tertentu yang sebagian besar
membutuhkan sedikit atau tidak sama sekali pertimbangan untuk
melaksanakannya.
Pengendalian manajemen, tidak dapat disederhanakan menjadi suatu ilmu, secara
definisi melibatkan perilaku para manajer dan tidak dapat dinyatakan melalui
persamaan, fokus terletak pada unit organisasional, berkaitan dengan aktivitas
para manajer yang didefiniskan secara luas dalam memutuskan apa yang harus
dilakukan dalam kendala strategis secara umum.
A. Tujuan
Pada hakikatnya perusahaan adalah satuan artifisial yang tidak memiliki pikiran maupun
kemampuan mengambil keputusan sendiri. Tujuan perusahaan ditentukan oleh pemimpin
manajemen puncak (CEO dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para
manajer senior lainnya dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi.
1. Profitabilitas
Profitabilitas dinyatakan, dalam arti dan konsep yang paling luas melalui persamaan
yang merupakan hasil dari dua rasio:
3. Risiko
Kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko mempengaruhi upaya sebuah
perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. Tingkat pengambilan risiko sangat
bervariasi, namun selalu ada batas atas; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-
terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset
perusahaan, sedangkan profitabilitas menjadi tujuan kedua.
B. Konsep Strategi
Ada kesepakatan umum bahwa strategi mendiskripsikan arah umum yang akan dituju
suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Perusahaan mengembangkan strateginya
dengan mencocokkan kompetensi intinya dengan peluang industri.
Menurut Andrews, perumusan strategi merupakan proses yang digunakan oleh para
eksekutif senior untuk mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sehubungan dengan
peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan dan kemudian memutuskan strategi yang
menyesuaikan antara kompetensi inti perusahaan dengan peluang lingkungan. Banyak
perhatian selama tiga dasawarsa terakhir difokuskan pada pengembangan kerangka yang
lebih tepat untuk melakukan analisis lingkungan (mengidentifikasi peluang dan ancaman)
dan analisis internal (mengidentifikasi kompetensi inti). Strategi dapat ditemukan pada dua
tingkatan: (1) strategi untuk organisasi keseluruhan dan (2) strategi untuk unit bisnis dalam
organisasi.
BAB 3
PERILAKU DALAM ORGANISASI
A. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan tingkat
“keselarasan tujuan (goal cinguruence)” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan
tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan
pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
2. Faktor-Faktor Internal
Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi, yang meliputi
keyakian bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-
asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di
seluruh jajaran organisasi. Norma-norma budaya sangatlah penting karena bias
menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan sistem pengendalian manajemen formal
yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian aktual. Budaya organisasi sangat
dipengaruhi ole personalitas dan kebijakan CEO serta oleh personalitas dan kebijakan
manajemen yang berada pada tingkat lebih rendah diarea tanggung jawab mereka.
Gaya Manajemen
Sikap bawahan biasanya mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap
atasan mereka, & sikap atasan itu akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO.
Organisasi Informal
Organisasi informal yakni menjalin komunikasi dengan banak orang lain dalam
organisasi, seperti dengan antar manajer, atau dengan unit-unit pendukung, para staf di
kantor pusat dan sejumlah orang yang barangkali hanya berkenalan.
Persepsi Dan Komunikasi
Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang kompleks, dan tindakan-tindakan yang
diambil oleh berbagai dari organisasni untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa
dinyatakan secara jelas bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun.
3. Aturan-Aturan
Aturan-aturan memuat semua jenis intruksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya
adalah:instruksiinstruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-
panduan dan tuntunan-tuntunan etis. Beberapa aturan adalah pedoman kerja yaitu para
anggota organisasi diizinkan dan bahkan diharapkan untuk menyimpang dari pedoman
baik dalam situasi-situasi khusus atau ketika mereka menilai bahwa penyimpangan
tersebut akan berakibat baik bagi organisasi. Beberapa jenis aturan yaitu,
a. Pengendalian Fisik, mungkin merupakan bagian dari struktur pengendalian.
Pengendalian fisik misalnya penjaga keamanan, kamera cctv, gudang-gudang yang
terkunci dan lain sebagainya.
b. Manual, aturan-aturan manual misalnya saja pertimbangan untuk memutuskan
aturanaturan mana yang mesti diklasifikasikan sebagai pedoman, seberapa banyak
toleransi yang diperbolehkan dan beberapa pertimbangan lainnya.
c. Pengamanan Sistem, pengamanan dirancang ke dalam pemrosesan informasi untuk
menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat akurat dan
untuk mencegah kecurangan.
d. Sistem Pengendalian Tugas, pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk
menjamin bahwa tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien.
C. Jenis-jenis Organisasi
1. Pengelompokan Organisasi
Organisasi-Organisasi Fungsional
Struktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungi
yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.Keuntungan terpenting dari struktur
fungsional adalah efisiensi. Beberapa kelemahan dalam struktur organisasi fungsional
yaitu:
a. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara
terpisah karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada
hasil akhir.
b. Jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang
melaporkan ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut,
maka perselisihan antarpara manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat
diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkat organisasi
yang lebih rendah.
c. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan
produk dan pasar yang beragam.
Akhirnya organisasi fungsional cenderung menciptakan “sekat-sekat” bagi tiap fungsi
yang dimilikinya sedamikian rupa sehingga menghambat kemungkinan diadakannya
koordinasi lintas fungsi di bidang-bidang seperti pengembangan produk baru.
Unit-Unit Bisnis
Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas-
aktivitas dari masing-masing unit dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian yang semi-
independen dari perusahaan. Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dibentuk untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional.
Meskipun manajemen unit bisnis menjalankan wewenang yang sangat luas terhadap unit-
unitnya, kantor pusat tetap memiliki sejumlah hak prerogatif.
Struktur matriks
Di dalam struktur matriks ini unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.
2. Implikasi terhadap Rancangan Sistem
Seorang perancang sistem,harus mencocokkan sistem ke dalam organisasi dan bukan
sebaliknya. Meskipun dampak-dampak pengendalian dari berbagai struktur organisasi
harus ditinjau oleh para manajer senior, tetapi begitu pihak menejemen telah
memutuskan bahwa sebuaj struktur dinilai paling baik, setelah mempertimbangkan
segala sesuatunya, maka perancang sistem harus menganggap struktur apa adanya.
D. Fungsi Kontroler
Kontroler adalah orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan
sistem pengendalian manajemen dimana di banyak perusahaan yaituu CEO. Kontroler
biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Merancang dan mengoperasikan informal serta sistem pengendalian.
b. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak)
kepada para pemegang saham dan pihak ekternal lainnya.
c. Menyiapkan dan menganalisisi laporan kinerja lalu menginterpretasikan untuk para
manajer, menganalisis program dan proposak anggaran dari berbagai segmen perusahaan
serta mengkinsolidasikan ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
d. Melakukan seprvisi audit internal dan mencatat prosedurprosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memeadai terhadap
pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasionla.
e. Mengembangkan pesonel dalam organisasi pengendalian dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian.
BAB 4
PUSAT TANGGUNG JAWAB : PUSAT PENDAPATAN DAN BEBAN
B. Pusat Pendapatan
Suatu output (pendapatan) diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal
yang dilakukan untuk mengaitkan input (beban/biaya). Pusat pendapatan merupakan unit
pemasaran yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak
bertanggung jawab atas harga pokok penjualan dari barang yang dipasarkan. Penjualan atau
pesanan aktual diukur terhadap anggaran & kuota, dan manajer bertanggungjawab atas
beban yang terjadi secara langsung dalam unitnya, tapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
C. Pusat Beban
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter, namun
outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban yaitu yang pertama pusat beban
teknis adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara “tepat” dan “memadai” dapat
diestimasikan dengan keandalan yang wajar dan yang kedua biaya kebijakan (biaya yang
dikelola) adalah biaya yang tak tersedia estimasi tekniknya. Dipusat beban kebijakan, biaya-
biaya yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah yang memadai
dalam kondisi tertentu.
Pusat Beban Teknik
Pusat beban teknik memiliki ciri-ciri:
1. Input-inputnya dapat diukur secara moneter
2. Input-inputnya dapat diukur secara fisik
3. Jumlah dolar optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit
output dapat ditentukan.
Pusat beban teknik ini biasanya ditemukan dalam operasi manufaktur dan biasanya
ada dalam departemen yang merupakan pusat beban kebijakan. Di suatu pusat beban
teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya standar
dari produk jadi. Selisih antara biaya teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi
dari pusat beban yang sedang diukur. Istilah pusat beban teknik mengacu pada pusat
tanggung jawab di mana biaya-biaya teknik paling banyak ditemukan, walaupun hal itu
tidak berarti estimasi biaya teknik yang valid dapat dibuat untuk masing-masing pos.
3. Program Litbang
Perusahaan menggunakan persentase dari penghasilan rata-rata sebagi dasar dari
anggaran litbang. Program litbang terdiri dari serangkaian program ditambah
kelonggaran untuk pekerjaan yang tidak direncanakan. Program penelitian ditentukan
bukan dengan cara menghitung seluruh jumlah dari proyek yang disetujui, namun dengan
cara membagi menjadi irisan-irisan yang tampaknya paling bernilai.
4. Anggaran Tahunan
Jika perusahaan telah memutuskan program litbang berjangka panjang dan telah
menjalankan program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya untuk
menyusun anggaran litbang per tahun menjadi persoalan sederhana dengan melibatkan
“kalenderisasi” atas pengeluaran yang diperkirakan selama periode anggaran. Jika
anggaran disusun sesuai atas proyek merupakan sesuatu yang rutin semata-mata
membantu dalam perencanaan kas dan pegawai.
5. Pengukuran Kinerja
Di banyak perusahaan, manajemen menerima dua jenis laporan mengenai kegiatan
litbang. Pertama, membandingkan prediksi terakhir mengenai total biaya dengan jumlah
yang disetujui untuk masing-masing proyek yang dibuat secara berkala bagi para
eksekutif yang mengendalikan pengeluaran untuk kegiatan penelitian, guna membantu
dalam memutuskan apakah perlu ada perubahan dalam daftar proyek yang disepakati.
Kedua, jenis laporan keuangan yang terdiri dari perbandingan antara pengeluaran yang
dianggarkan dengan pengeluaran aktual di masing-masing pusat tanggung jawab.
Tujuannya adalah membantu para eksekutif penelitian untuk mengantisipasi pengeluaran
dan untuk memastikan bahwa komitmen informasi mengenai efektivitas dari kegiatan
penelitian kepada manajemen.
F. Pusat Pemasaran
1. Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang
dari perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang jatuh tempo. Aktivitas
ini mencakup transportasi ke pusat distribusi, pergudangan, pengapalan dan pengiriman,
pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan penagihan
piutang.
2. Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh pesanan. Aktivitas ini meliputi uji pemasaran, pembentukan, pelatihan dan
pengawasaan terhadap tenaga penjualan, periklanan dan promosi penjualan. Terdapat tiga
jenis aktivitas dalam organisasi pemasaran dan sebagai konsekuensinya terdapat tiga
jenis ukuran aktivitas. Pertama, aktivitas logistik yang banyak dari biayanya merupakan
beban teknik. Kedua, penciptaan pendapatan, yang biasanya dievaluasi dengan cara
membandingkan antara pendapatan dan kuantitas fisik aktual yang dijual baik dengan
pendapatan dan unit yang dianggarkan. Ketiga, biaya pencarian pesanan yang merupakan
beban kebijakan. Konsekuensinya, ukkuran efisiensi dan efektivitas untuk biaya-biaya
tersebut sangat subjektif.
BAB 5
PUSAT LABA
Pusat laba adalah kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab diukur dalam ruang lingkup
laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban).
A. Pertimbangan Umum
Organisasi fungsional adalah organisasi di mana fungsi produksi atau pemasaran utama
dilakukan oleh unit organisasi terpisah. Ketika organisasi diubah menjadi organisasi di mana
setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran, maka proses ini
disebut divisionalisasi.
1. Kondisi-Kondisi Dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Keputusan dengan pertimbangan biaya/pendapatan yaitu manajemen melibatkan
usulan untuk meningkatkan beban dengan harapan akan menghasilkan peningkatan lebih
besar dalam pendapatan penjualan. Untuk melakukan keputusan ini dua kondisi yang
harus terpenuhi yaitu manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang
dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa dan harus ada semacam cara untuk
mengukur efektivitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer. Langkah utama dalam
membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi di mana kedua
kondisi di atas terpenuhi.
2. Organisasi Lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran
produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara
alamiah. Seperti took-toko ritel, restoran-restoran pada rantai makanan cepat saji, dan
hotel-hotel pada rantai hotel merupakan pusat-pusat laba.
D. Mengukur Profitabilitas
Dua jenis pengukuran profitabilitas dalam mengevaluasi suatu pusat laba. Pertama,
pengukuran kinerja manajemen yang memiliki fokus pada bagaimana hasil kerja para
manajer, digunakan untuk perencanaan, koordinasi dan pengendalian kegiatan sehari-hari
dari pusat laba dan alat memberikan motivasi yang tepat bagi manajer. Kedua, ukuran
kinerja ekonomis yang memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu
entitas ekonomi. Informasi yang diperlukan untuk kedua tujuan tersebut tidak dapat
diperoleh dari satu kelompok data saja, maka pertimbangan yang digunakan dalam rangka
pengukuran kinerja manajemen harus merupakan prioritas utama.
1. Jenis-Jenis Ukuran Kinerja
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih. Kinerja menajemen
pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas yaitu:
a. Margin Kontribusi
Menunjukkan rentang antara pendapatan dengan beban variabel. Alasan utama
digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat laba adalah karena beban
tetap berada di luar kendali manajer tersebut sehingga harus memusatkan perhatian
untuk memaksimalkan margin kontribusi tetapi terdapat masalah bahwa alasannya
tidak tepat karena kenyataannya hampir seluruh pengeluaran tettap dapat
dikendaliakn oleh para manajer.
b. Laba Langsung
Mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan.
Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba kecuali pengeluaran
yang terjadi di kantor pusat. Kelemahan dari pengukuran laba langsung adalah
bahwa ia tidak memasukkan unsur manfaat motivasi dari biaya-biaya kantor pusat.
c. Laba yang Dapat dikendalikan
Merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan paling tidak pada
tingkat tertentu oleh manajer unit bisnis. Kekurangan utama dari ukuran ini adalah
karena ukuran trsebut tidak tidak memasukkan beban kantor pusat yang tidak dapat
dikendalikan, maka ukuran ini tidak dapat langsung dibandingkan baik dengan data
yang diterbitkan atau data asosiasi dagang yang melaporkan laba dari perusahaa lain
di industri yang sama.
d. Laba Sebelum Pajak
Seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan jumlah relatif dari
beban yang dikeluarkan oleh pusat laba.
e. Laba Bersih
Perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestic berdasarkan laba bersih yaitu
jumlah laba bersih setelah pajak. Dalam situasi tertentu sangat mudah untuk
mengalokasikan beban pajak penghasilan ke pusat-pusat laba, tidak hanya untuk
mengukur laba ekonomis tetapi juga untuk memotivasi para manajer untuk
meminimalkan beban pajak.
Pendapatan
Memilih metode pengakuan pendapatan sangatlah penting untuk menentukan kapan
pendapatan diakui. Idealnya, setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas
bagiannya dalam transaksi. Banyak perusahaan mengambil posisi bahwa identifikasi
tanggung jawab yang tepat untuk penciptaan pendapatan merupakan sesuatu yang sangat
sulit dilaksanakan.
Pertimbangan Manajemen
Hampir semua kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajer pusat laba
biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran
kinerja manajer dengan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Jika seseorang hanya
mempertimbangkan pengukuran terhadap manajer jasa, maka solusinya sering kali
tampak nyata: para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka
kendalikan. Bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penugh terhadap pos
tersebut. Analisis varians merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kinerja
manejemen tetapi masih membutuhkan unsur penilaian dan salah satu caranya agar
penilaian ini dapat diandaalkan yaitu dengan mengeliminasi semua pos untuk mana
manajer tidak memiliki pengeruh.
BAB 6
PENENTUAN HARGA TRANSFER
2. Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika
kondisi tertentu ada. Daftar tersebut menyarankan suatu cara untuk memandang suatu
situasi guna melihat perubahan dan menentukan apa yang sebaiknya dilakukan untuk
memperbaiki operasi mekanisme harga transfer.
a. Orang-orang yang kompeten
Manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab
mereka sama seperti kinerja jangka pendeknya.
3. Klasifikasi Produk
Beberapa perusahaan membagi produk ke dalam dua kelas yakni kelas pertama
meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin mengendalikan perolehan
sumber daya yang dapat diubah hanya dengan izin dari manajemen pusat dan kelas kedua
meliputi seluruh produk lainnya yang dapat diperoleh dengan ditentukan oleh unit-unit
yang terlibat.
BAB 7
MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA YANG DIKELOLA
A. Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupkan analogi dari tujuan pusat laba yaitu:
Memberikan informasi berguna dalam membuat keputusan mengenai aktiva yang
digunakan dan memacu manajer membuat keputusan yang merupakan kepentingan
perusahaan.
Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entittas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dengan
EVA, adalah seberapa baiknya alternatif tersebut melayani informasi guna pengambilan
keputuan yang baik dan pengukuran kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio perbandingan.
Pembilangnya adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya
adalah aktiva yang digunakan. Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan
rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan baban modal dari laba operasi bersih.
EVA lebih unggul dibandingkan ROI dari sisi konsep. Tetapi sangat jelas dari survei yang
pernah dilakukan bahwa ROI lebih luas digunakan dalam bisnis daripada EVA.
3. Persediaan
Persediaan dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antar periode lebih
baik secara konsep. Dalam kondisi tertentu, persediaan sebaiknya digunakan untuk
mengukur harga pokok penjualan pada laporan laba rugi unit usaha.
C. EVA vs ROI
Tiga keuntungan dari ROI yaitu merupakan pengukuran yang komprehensif dimana
semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini, ROI mudah dihitung,
dipahami dan sangat berarti dalam pengertian absolut, dan terakhir ROI merupakan
denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab
terhadap profitabilitas tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usaha.
Alasan Keunggulan pendekatan EVA yaitu dengan EVA seluruh unit usaha memiliki
sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi, keputusan-keputusan yang
meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan, tingkat suku
Bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula dan memiliki
korelasi positif lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
D. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer
Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi EVA
tidak menyelesaikan maslah seluruh masalah yang berkaitan dengan perhitungan aktiva
tetap kecuali metode penyusutan anutas ditetapkan. EVA menyelesaikan masalah yang
ditimbulkan dari perbedaan potensi laba.