Anda di halaman 1dari 22

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

“MAKALAH KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS”

Oleh : Kelompok 3

Kelas : IV B Keperawatan

Nama Kelompok :

1. Gusti Ayu Kade Titin Krisna Dewi (C1118038)


2. Ni Kadek Heny Mahadewiswari (C1118045)
3. Ni Luh Nyoman Arya Tri Yani (C1118049)
4. Ni Wayan Sri Ratnadi (C1318105)
5. Pande Kadek Anis Dwi Pratiwi Putri (C1319106)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2020
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah dari tugas Asuhan Keperawatan HIV/AIDS dapat tersusun hingga selesai.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang

telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih

banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Mangupura, 06 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Manfaat...............................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

I. KONSEP DASAR PENYAKIT.........................................................................3

A. Pengertian.......................................................................................................3

B. Etiologi............................................................................................................3

C. Patofisiologi....................................................................................................4

D. Komplikasi......................................................................................................5

E. Manifestasi Klinis...........................................................................................7

F. Penatalaksanaan Medis...................................................................................8

G. Pemeriksaan penunjang..................................................................................9

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN...........................................10

A. Pengkajian.....................................................................................................10

B. Pemeriksaan Head To Toe............................................................................10

C. Diagnosa Keperawatan.................................................................................11

ii
D. Intervensi Keperawatan................................................................................12

E. Implementasi Keperawatan...........................................................................14

F. Evaluasi Keperawatan...................................................................................14

BAB III........................................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................................15

A. Kesimpulan.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan
gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit infeksi HIV dan
AIDS hingga kini masih merupakan masalah global karena penderita penyakit ini
dari tahun ke tahun makin meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada
vaksin maupun obat untuk benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ini.
Penyebab HIV / AIDS sendiri disebabkan diantaranya yaitu selama
melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi
yang darah, air mani atau cairan vagina memasuki tubuh. Kedua transfusi darah,
dalam beberapa kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ketiga yaitu
berbagi jarum, virus HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi
dengan darah yang terinfeksi. Keempat dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat
menginfeksi bayi selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui.
Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkat dan dampak yang
ditimbulkan dari HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan, karena sindrom ini
telah menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang sangat tinggi diantara usia
produktif. Masalah yang timbul juga sangat kompleks, bukan saja di bidang
kesehatan, tetapi juga ekonomi, sosial dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari HIV/AIDS?
2. Apa penyebab dari HIV/AIDS?
3. Bagaimana perjalanan penyakit HIV/AIDS?
4. Apa saja komplikasi yang dapat timbul?
5. Apa saja manifestasi klinis dari HIV/AIDS?

1
6. Apa saja intervensi yang dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS?

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui penyebab dari HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui perjalanan penyakit HIV/AIDS.
4. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat timbul.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari HIV/AIDS.
6. Untuk mengetahui intervensi yang dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS.
7.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai
sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel limfosit. Karena
berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel
darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang
masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai
CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan
yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama
akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol).
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindrom akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk
melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain).

B. Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab
AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili lentivirinae. Ciri
khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk

3
silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen yang dibutuhkan untuk
replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan
pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein
replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk
gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus lainnya.
Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi
HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi protein struktural virus. Rev
membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus. Protein Nef
menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang
lain.

C. Patofisiologi
Setelah virus masuk dalam tubuh maka target utamanya adalah limfosit CD4
karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini
mempunyai kemampuan untuk mentransfer informasi genetik mereka dari RNA
ke DNA dengan menggunakan enzim yang disebut reverse transcriptase.
Limfosit CD4 berfungsi mengkoordinasikan sejumlah fungsi imunologis yang
penting. Hilangnya fungsi tersebut menyebabkan gangguan respon imun yang
progresif.
Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa dan
viremia permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu. Selama masa ini,
virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai organ limfoid. Pada tahap ini
telah terjadi penurunan jumlah sel-T CD4. Respon imun terhadap HIV terjadi 1
minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma menurun, dan level sel
CD4 kembali meningkat namun tidak mampu menyingkirkan infeksi secara
sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun. Selama masa
ini akan terjadi replikasi virus yang meningkat. Diperkirakan sekitar 10 milyar
partikel HIV dihasilkan dan dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus dalam
plasma adalah sekitar 6 jam, dan siklus hidup virus rata-rata 2,6 hari. Limfosit T-
CD4 yang terinfeksi memiliki waktu paruh 1,6 hari. Karena cepatnya proliferasi

4
virus ini dan angka kesalahan reverse transcriptase HIV yang berikatan,
diperkirakan bahwa setiap nukleotida dari genom HIV mungkin bermutasi dalam
basis harian.
Akhirnya pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan penyakit
klinis yang nyata seperti infeksi oportunistik atau neoplasma. Level virus yang
lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih lanjut.
HIV yang dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih lanjut
dan lebih virulin daripada yang ditemukan pada awal infeksi.
Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi
penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah, sehingga
beberapa jenis mikroorganisme dapat menyerang bagian-bagian tubuh tertentu.
Bahkan mikroorganisme yang selama ini komensal bisa jadi ganas dan
menimbulkan penyakit (Herdiana, 2013).

Pathway

Virus HIV masuk ke tubuh manusia

Menginfeksi sel CD4

Replikasi virus

Menyebar ke seluruh tubuh

Penurunan jumlah limfosit CD4

D. Komplikasi
1. Tuberkulosis (Infeksi TBC)

5
Suatu pemicu terjadinya kematian tertinggi dari pengidap HIV AIDS
ialah penyakit Tuberkulosis (TBC). Penyakit ini dapat dialami oleh pengidap
penyakit HIV AIDS dikarenakan oleh serangan infeksi dari bakteri
Tuberkulosis. Tubuh penderita akan mengalami demam, batuk berdarah,
lemah dan mengalami kekurangan daya untuk melakukan aktifitas ringan.
Dan ini merupakan suatu infeksi ringan yang umum dan sering dijumpai dari
pengidap penyakit HIV AIDS.

2. Infeksi Herpes
Herpes merupakan sebuah penyakit yang paling umum dialami oleh
pengidap penyakit HIV AIDS, sehingga keadaan penyakit ini dapat menjadi
lebih kronis. Virus akan berdiam didalam tubuh pengidapnya sehingga pada
sistem imunitas tubuh yang melemah, maka infeksi bisa menyerang kapan
saja. Infeksi yang ditampakkan pada herpes yaitu timbul dibagian kulit dan
alat kelamin. Akan tetapi, pengidap HIV AIDS mampu menghadapi keadaan
yang lebih serius jika virus telah menyerang ke bagian mata, jantung, paru-
paru dan saluran pencernaan.

3. Radang Kulit
Merupakan suatu infeksi yang amat umum untuk pengidap penyakit
HIV AIDS. Kulit mereka akan jadi amat sensitif sehingga rentan terhadap
infeksi virus candida. Penyakit radang kulit ini mengakibatkan infeksi yang
serius dibagian selaput lendir, lidah, tenggorokan & vagina. Penyakit ini dapat
amat menyakitkan, apalagi ketika virus telah menginfeksi bagian dalam tubuh.

4. Radang selaput otak (meningitis)


Meningitis merupakan sebuah penyakit yang menjadi ancaman yang
berbahaya dan amat serius bagi pengidap penyakit HIV AIDS. Peradangan
bisa terjadi di daerah selaput & cairan yang ada pada sumsum tulang belakang
& otak. Infeksi ini bisa mengakibatkan pusing dan sakit kepala yang luar

6
biasa. Pengidap penyakit HIV AIDS seringkali tidak bisa tertolong akibat
infeksi meningitis.

7
5. Penyakit Neurologis
Semua macam penyakit yang berkaitan dengan system syaraf
merupakan ancaman untuk pengidap penyakit HIV AIDS. Terjadinya
penyakit ini ditandai dengan system syaraf yang melemah akibat infeksi
bakteri & virus didalam tubuh pasien. Beberapa gejala awal dari penyakit ini
seperti, mengalami cemas, lupa ingatan, tidak mampu berjalan & mengalami
perubahan keadaan mental. Dan bahkan beberapa pengidap juga dapat
mengalami penyakit demensia.

6. Kanker
Pengidap penyakit HIV/AIDS juga akan mengalami resiko untuk
terserang kanker. Tubuh yang terserang penyakit ini diakibatkan oleh infeksi
dari berbagai bakteri & virus yang terus berkembang didalam tubuh dan organ
tubuh lainnya. Suatu jenis penyakit kanker yang amat aktif pada pengidap
penyakit HIV/AIDS ialah sarkoma Kaposi (penyakit kanker yang timbul
didaerah pembuluh darah). Terjadinya penyakit ini ditandai dengan warna
kulit yang berubah menjadi merah, ungu atau merah muda. Penyakit ini juga
bisa melanda bagian organ lain seperti paru-paru & semua saluran
pencernaan.

E. Manifestasi Klinis
1. Gejala Mayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
e. Demensia/ HIV ensefalopat.
2. Gejala Minor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan .
b. Dermatitis generalisata.

8
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang.
d. Kandidias orofaringeal.
e. Herpes simpleks kronis progresif.
f. Limfadenopati generalisata.
g. Retinitis virus Sitomegalo

Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research


(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase yaitu:
1. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-
tanda infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti
demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar
getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita
HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.

2. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun
atau lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran
sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala
yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan
gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan
pernafasan pendek.

3. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut
akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi ARV ( Anti Retroviral)

9
a. Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV,
memelihara dan meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkan sel
CD4, menurunkan komplikasi HIV.
b. Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan jumlah sel CD4
(untuk penderita dewasa) sebagai berikut:
- Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4 atau
limfosit total.
- Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk
mendukung pengambilan keputusan.
- Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk atau
limfosit total < 1.200/mmk.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Serologis
a) Tes antibodi serum : Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV)
dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan diagnosa.
b) Tes blot western : Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency
Virus (HIV).
c) Sel T limfosit : Penurunan jumlah total.
d) Sel T4 helper ( CD 4 ) :Indikator system imun (jumlah <200).
e) T8 ( sel supresor sitopatik ) :Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari
sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 ) mengindikasikan supresi
imun.
f) Kadar Ig : Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau
mendekati normal.
2. Histologis : pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka,
sputum, dan sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit,
protozoa, jamur, bakteri, viral.
3. Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf).

10
4. Sinar X dada ; Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial tahap lanjut
atau adanya komplikasi lain.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas  meliputi nama, umur, tempat tanggal lahir, pekerjaan status
perkawinan.
2. Alasan utama saat masuk rumah sakit  hal yang menjadi sebab utama
klien atau alasan klien datang ke rumah sakit.
3. Keluhan utama saat pengkajian  keluhan yang paling mengganggu klien
saat pengkajian.
4. Riwayat penyakit sekarang  kronologis dari penyakit yang diderita saat
ini mulai awal hingga dibawa ke rumah sakit.
5. Riwayat kesehatan dahulu  tentang riwayat masa lalu tentang
pengalaman perawatan kesehatan.
6. Riwayat penyakit keluarga  resiko terhadap penyakit yang bersifat
genetik atau familial.
7. Riwayat alergi  riwayat alergi klien, baik alergi pada obat, makanan
maupun penyebab alergi lainnya.

B. Pemeriksaan Head To Toe


1. Kepala
Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan
berbau, Rambut ikal, nampak kurang bersih.
2. Mata (penglihatan)
Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva anemis, refleks
cahaya mata baik, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
3. Hidung (penciuman)

11
Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis,
rhinoroe, peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman normal.
4. Telinga (pendengaran)
Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian
alat bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman
pendengaran dan fungsi pendengaran normal.
5. Mulut dan gigi
Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada karang
gigi/karies. Lidah bercak-bercak putih dan tidak hiperemik serta tidak
ada peradangan pada faring.
6. Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena
jugularis tidak meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
7. Thoraks
Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi
paru normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
8. Abdomen
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, ada
nyeri tekan, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
9. Reproduksi
Tidak ada lesi
10. Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat
lelah. Ektremitas atas kanan terdapat tatoo dan pada tangan kiri
tampak tanda bekas suntikan.
11. Integumen
Kulit keriput, pucat, akral hangat.

12
C. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang
berlebihan, diare berat.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat

13
D. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi terhadap kekurangan Keseimbangan cairan a. Monitor tanda-tanda f. Volume cairan deplesi
volume cairan b/d kehilangan yang dan elektrolit dehidrasi. merupakan komplikasi
berlebihan, diare berat dipertahankan dengan b. Monitor intake dan dan dapat dikoreksi.
kriteria intake ouput. g. Melihat kebutuhan
seimbang output, c. Anjurkan untuk cairan yang masuk dan
turgor normal, minum peroral. keluar.
membran mukosa d. Atur pemberian infus h. Sebagai kompensasi
lembab, kadar urine dan eletrolit : RL 20 akibat peningkatan
normal, tidak diare tetes/menit. output.
setelah 3 hari e. Kolaborasi pemberian i. Memenuhi kebutuhan
perawatan. antidiare antimikroba intake yang peroral
yang tidak terpenuhi.
j. Mencegah kehilangan
cairan tubuh lewat
diare (BAB).
2 Perubahan nutrisi kurang dari Intake kalori dan a. Monitor kemampuan a. Mengetahui jenis
kebutuhan tubuh b/d intake yang protein yang adekuat mengunyah dan makanan yang lebih
tidak adekuat untuk memenuhi menelan. cocok.

14
kebutuhan b. Monitor intake dan b. Untuk membandingkan
metaboliknya dengan ouput. kebutuhan dengan
kriteria pasien makan, c. Rencanakan diet suplai sehingga
serum albumin dan dengan pasien dan diharapkan tidak terjadi
protein dalam batas orang penting kurang nutrisi.
normal, menghabiskan lainnya.Anjurkan oral c. Untuk mengurangi
porsi yang disiapkan, hygiene sebelum kotoran dalam mulut
tidak nyeri saat makan. yang dapat menurunkan
menelan, mulut d. Anjurkan untuk beri nafsu makan.
bersih. makanan ringan sedikit d. Untuk mengatasi
tapi sering.Timbang penurunan keluhan
TB/BB makan

15
E. Implementasi Keperawatan
Implenetasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta maslah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan.

F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawata adlah kegiatan akhir dari proses keperawatan
yaitu perawatn menilai hasil akhir yang diharapkan terhadap perubahan dari
itu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu,
perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujun yang
ditetapkan belum tercapai, sehingga proses keperawatan dapat dimodifikasi.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai
sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel limfosit. Karena
berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel
darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang
masuk ke tubuh manusia.
Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau
sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV.
Komplikasi penyakit yang timbul dari HIV/AIDS yaitu : herpes, radang kulit,
meningitis, kanker, TBC,

17
DAFTAR PUSTAKA

Herdiana. (2013). ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIV AIDS DI


RUANGAN CEMPAKA RSUD. PROF.DR.W.Z JOHANNES KUPANG.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Putra, Septiawan. 2015. “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP HIV / AIDS


APLIKASI NANDA NIC NOC”.

18

Anda mungkin juga menyukai