Nabi Musa Dan Malaikat Maut PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7
cleh para pengekor havra natsu, schingga sekian banyak sunnah Nabi 3% yang terhimpun. dalam ensiklopedi- ensiklopedi hadits mereka mentahkan dan muntahkan tanpa hujjah yang akurat, Tak hanya itu, mereka menuding para lama ahli hadits dengan kata-kata keji seperti mengeelari mereka sebagai manusia berpikiran marginal, cekak, dangkal, hanya memuhami hadits Nabi 2 secara tekstual seraata dan tuduhan- tuduhan menggelikan lainnya. Tronisnya, para pengacau agama seperti im pada zaman. kita sekarang malah yang banyak digemari orang dan dianggap sebagai cendckiawan, intelektual, pemikir muslim yang berwawasun luas, pemaham hadits secara kontekstual dan gelar- gelar menipu lainnya. Pembahasan kita kali ini tentang sebuah hadits yang dijacilean ajang pergulatan wacana ilimiah antara abli hadits versus «ahi kalam semenjak dulu hingga sekarang, kurena memang hadits ‘ini merupakn ujian dan cobaan akan keimanan seorang, Marilah kita simak baik-baik dengan dada terbuka untuk menerima kebenaran, Semoga Allah mencurabkan sinar hidayah kepada ‘kita semua. Amiin Ya Rabbal Alamin Ss dan tikamnan tethadap sunnah terus dilancarkan TEKS HADITS Dari Abu Hurairch a berkata: “Malaikar maut" (pencabut an yaw) pernah diutus kepada Nabi Musa $28. Taikla Malaikat datang menemuinya, Musa menempelengnya thingga matarya sercongkel), lalu Mataikar kemball kepada Rabb-nya seraya. Malaikat Maut mengwakun: “Engkaw selah menguoesk kepada hambe yang tidak mengingintan kematien". Lathe Allah mengembalikan mmanc-nya, fale berfirman: “Kembalilah (kepada Musa) dan katakan padanyo, supaya dia melerakkan tangan-nya ke puhgautg hdpl faitin. Setiap hela’ bulu rambuit yang bisa diturupt ofeh tangannya, maka hoginyd lambaham war setahun”, Musa berkata; “Wahai Rabb-kue, kemudian apa tag setelah itu?" Allah berfirman: “Kemudien kematian". Muse dite. Adupun penaieaunay dengar ‘Eeail sehagaimana papuler ‘Liar Asks Js" bal. 195 ole NV-Abuns dan Major AD-Mamgh Disusun Abu Ubaidah Al Ats: " Demakianéah waiia Masaka penyabue nyu yung shabih dafam Ab alan mosyariiet, maka ini bapysladh (a'r yamp ta acs di {afeiyyab ih 238 ole Sik Bake A Zan berkata: “Sekranglah (waktunya kematian|" Lal Musa berdoa kepada Alleh agar mendekatkannya dengan tanah sucl sejarak lemparan dengaw menggunakan batu", (Abu Hurairak) berkintea: Rasulullah #8 bersabda: “Seandeinya wakeu ftw ake berada di sora, niscave akan alse tenpockkan kuburryer pada katian di pinggir jaan di onggokan pasir merah™, TAKHRIJ HADITS Sepanjang penelitian saya, ada empat orang yang meriwayatkan hadits ini dari Abu Hurairah as: 1. Thawus Riwayal Bukhari 1339, 3407, Muslim 6148, Nasa’i 2091, Abmad dalam Musnadnya 2/269, Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah 599 dan jalur Abdur Razzaq, dari Ma’ mar dari Abdullah bin Thawus dari ayahnya secara mavguf* pada Abu Hurairah ag. Saya berkata; Sekalipun sanad hadirs ini mauguf pada sahabat Abu Hurairah, tctapi dia termiunuk kategari marfis' hudgnan' karena isinya berbieara tentang masa lampau yang tidak mungkin dikarang dengan. akal, Demikian ditegaskan oleh Al-Allamah Syaiih Abmad Syakir dalam Syach Al-Musnad (7/376), Apalagi ternyata memang ada sebuginn abli hedits yang meriwayatkannya secaca marfi’* dari jalur di alas juga seperti Abdur Razzaq dalam. Al-Mushannat 11/274/20530, Al-Ismaili dalam Al-Mustakhraj sebagaimana dalam Fathul Bari 6/441 dan Tbnu Hibban: dalam Shahihnya: 6223. 2. Hammam bin Munabbih Riwayat Bukhari: 3407, Muslim: 6149, Abdur Razzaq dalam Al-Mushannaf 11/275/20331, Abmad dalam Musnadnya 2/315, Ibnn Hibban dalam Shahihnya: 6224, Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah; 600, Al- Baihagi dalam Al-Asma’ wa Sifat: 493 dari jalan Abdur Razeay dari Ma’ mar dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah ag secara mavfie'. Fuedah: Al-Hatizh Ibou Hajar berkata dalam Fathul Bari 6/441; “tmam Bukhari membawakan hadits ini dari jalur gu ‘Thawus dari Abu Hurairah ag secura mauguf, kemudian beliau mengiringinya dengan riwayat Hammamdari Abu Hurairah sg secara magpie’, Inilab yang lebih masyhur dari Abdur Razzaq. Dan sungzuh Muhammad bin Yahya telah memariu'kannya dalam jalur Thawus juga scbagaimana dikeluarkan oleh Al- Ismaili”, 3. Ammar bin Abu Ammar Riwayat Ahmad gakim Musmadny« 2/533 dari Hammad bin Salamah dari Ammar bin Abu Ammar dari Abu Huruirah 22 secora mcf’ Syaikh Al-Albani berkata: “Sanadaya shahih menurut syatat Muslim”. (Dzilalul Jannah bal, 276), Dalam kitab lainnya, belian mengatakan: “Sunadnya jayyid” (Mukhtashar Al-Uluw bul. 86). 4. Abu Yunus: Riwayat Ahmad dalam Musnadnya 2/351 dari Hasan dari fbnu Lahi’ah dari Abu Yunus dari Abu Huraira secara maifi'. Saya berkata; Seluruh perawi sanad hadits ini tempercaya kecuali Ibnu Lahi'ah, ada pembicaraan tentangnya. KOMENTAR ULAMA AHLI HADITS. Hadits ini tidak diragukan lagi akan keabsahannya. Bagaimana tidak, la whong yang meriwayatkan saja Limam Bukhari Muslim dalam Shahihnya yang diakui dunia sebagai kitab hadits. paling shahih setelah Al-Que'an. Ditambah lagi Imam Tonu Hibban dalam shabihnya, Berikut ini komentar sebagian abli hadits yang menegaskan keshahihannya; Imam Al-Asbahani berkala dalam Al-Hujjeh fi Bayani Al-Mahajjah 2/436: “Hadits ini disepakati keabsahanuya oleh abli haciits”. { Imam Tbon Qayyim AlJauziyyah berkala dalam Ijtima" Al-duyusy Ad-fslamiyyad hal. 37; "Hadits shahih”’ Imam Adz-Daabahi berkata dalam Al-Utuw fil Alivyil Aghim’ (hal. 85. -Mukhtashar Al-Albani): “Disepakati akan keabsahannya"™ alah bad yang baa spa pod sahabet, bik berups weapon, perbuatan ama tari fpervetsjunn), Baik sensing beeing sap tweput Marfi’ Human yaitu hadits yang diocap&so sababus wcepl kumiya sacipad pale Nabi ge dalans bebernpn perkarn yung beh cummin dikagaag blebs aks sepert beri tmtang. messisc-masolah lames, sth pasa Neby, Kejadian-Kejachnn akan satan seperti font an Samat pba an does. * Marfa’ adalsh adits yas disdain pods Nabi a beik berupa Wage peyOUaN, agi persCrOjUANT HH ensearae FuNU, Nabi stan Aya Sik bersarshung analogs ramp ida, owihiae jdt Rab yng te Sebaainan dane Spaikh A-AIhan alien Momo Ce hu 10, Anetnya, ks in wg ereetak Jeagan judul “Mukhtashae AML ia aelae Lah yaikh Al-Allamah Rabi" bin Hadi Al-Madkhali berkata dalam Kasyjv Maugif Al-Ghozzali Minas , 3 af, poe Lamas pr i Paraitama wnat islam telah menerima haditsinidlengan penuh penghormatan, karena ie datcng kepada mereka dari sumber yang terpercaya dan amanah, diriwayeckan (para imam hadits, dicantumkan datant kisab-kitel shahih, sunan den jawami’. Mereka menerima keshahthannya dan mempercayal kandungar isinye. Tetapi sebagian golongan ateis dan Jalmiyyah yang hina menghujat dan mendustakan hadits ini, Maka para ulama Islam barghii membantah dan mematahkas segaia kerancuan mereka. SIKAP PARA ULAMA Para wlama telah menerima hadits ini dengan penuh penghormatan dan membelanya dari segala hujatan seperti bnu Khuzaimah, Al-Maziri, Al- Khaththabi, As-Suyuthi dll, Berikut komentar mereka: 1, imam fbou Khuzaimah berkata: “Sebagian ahi bid'ah dan golongan Jabmiyyah mengingkuri hadlits ini seraya berceloteh: “Tak peduli entah Musa mengenal Malaikat maut tersebut ataukah tidak, Apabila mengenalnya, berarti Musa telah melecebhkan kedutangannya, dan bila tidak mengenalnya maka riwayat yang menyebutkan bahwa Malaikat tersebut datang kepada Musa dalam bentuk yang dapat dilihat muta, tidaklah berarti apa-apa sedikitpun, Tambah lagi, Allah tidak menegakkan hukum qishash bagi Maluikat tersebut, karena perilaku Musa, padahal Allat-tidak permah menzhalimi seorangpun”, Tbnu Khuzaimah mengatakan; “Ini adalah hujatan ‘orang yang telah dibutakan pandangannyu aleh Allah, Makna hadits ini sudah benar, Allah tidak mengetis Malaikat maut untuk mencabut nyawa Musa 30226 saat jt juga, tetapi Allah mengutusnya sebagai ujian dan ‘cobaan sebagaimana Allah memerintahkan kekasihnya "Buk ini tea dierjeenahkan dengan judul “Membela Surah Psi (Nabi Ibrahim) untuk menyembelih puiranya, namun tidak mewujudkannya. Seandainya Malail betujuan mencabut nyawa saat itu, tentu dia akan melaksanakannyatatkala Musa menempelengnya, ‘Tempelengan tersebut diperbolehkan bagi diri Nabi Musa S420, karena beliau melihat orang asing yang memasuki rumahnya, sementara waktu-ita belisu tidak mengetahui kalau diaadalah Malaikat maut, Nabi sfjtelah inemperbolehkan untuk mencongkel mala orang yang mengintip rumah orang tanpa.izin, Sungguh mustihil kalan Musa mengetahui bahwa dia adalah Malaikat maut lalu menempelengnya hingga matanya keluar, Sungguh telah datang heberapa Malaikat kepada Nabi Ibrahim 22% sedang beliau awal kalinya tidak mengenal mereka, seandainya tahu, tidak mungkin beliau menyuguhkan daging pangeang kepada mereka, karena Malaikat itu tidak makan. Demikian pula seorang Malaikat pernah datang kepada Maryam dan beliau tidak mengenalnya, seandainya tahu, tidak mungkin Maryam berlindung darinya, Demikian pula dua Malaikat pernah datang kepada Nahi Daud C35 dalam bentuk manusia yang sedang bersengketa di sisinya, sedang beliau tak mengenalnya. Demiklan pula telah datang Jibril kepada Nabi kita Muhammad #% dan bertunya kepada belian tentang Iman, sedang beliau tidak mengenalnya dan beliaw bersabda; “Jibril tidak pernah datang dalam bentuk rupa apapun melainkan uku mengetahuinya kecuali kali ini”. Dengan demikian lantas kenapa dianggap mustahil bila Musa tidak menegakkan hukum qishash bagi Malaikat, maka ini menunjukkan kebodohannya, karena siapa yang menginformasikan padanya bahwa antara Malaikat dan manusia ditegakkan hukum gishash? Siapakah yang mengkhabarkan padanya bahwa Malaikat meminta qishash lala Allah tidak memenuhinya? Apa bukti dia ‘bahwa perilalu Nabi Musa tersebut didasari kesengajaan? ‘Nabi kita telah mengkhabarkan pada kita bahwa Allah tidaklah mencabut nyawa seorang nabi-pun sebelum Dia memperliharkan tempat duduknya di surga lalumenyuruhnya untuk memilih, Sehingga Allah juga tidak ingin mencabut nyawa Nabi Musa setelum memperlihatkan tempat duduknya di surga dan menyurnhnya untuk memiliti”,? ‘isan Techadap Buk: "Stud Kets Aces Hats Nab Poesjeenah: Kathu sta Tint, Buku ini termasuic haku hamlahaw tehadapsALGhoeali yg jab Al-Pargon eds T%, 111 fal, Hh Hh Hajar dalam Fath! Rar 482, As-Suyuchi datum Syarab Suram 2. Muridnya, Imam Tbnu Hibban dalam Shahihnya membuat bab hadits ini “Bab hadits yang dijadikan alat oleh orang-orang yang tidak faham artinyd untuk mencela para pembela hadits Nabi #" lalu beliau menyebutkan seperti ucapan gurunya yaitu Imam Inu Khuzaimah di atas. Di akhir pembahasan, beliau mengatakan: “Sendainya pada kali pertama Nabi Musa tahu bahwa yang datang padanya ity adalah Malaikat ‘maut, tentu heliau tidak akan menempelengnya setelah dia yakin dan tahu betul bahwa itu adalah Malaikat. Hol ini tidak seperti anggupan sebagian kalangan bahwa ahli hadits hanyalah pencari kayw bakar dan tukang ronda malam, mereka menghimpun hadits-hadits yang tidak bemanfaat dan tidak m@embuahkan pahala! Merekamengatakan demikian karena kejahilan mereka. terhadap maksud hadits-hadits Nabi #8 dan tidak mempelajari atsar-atsur, mereka hanya mengandalkan otaknya yang miring dan analisa-analisa yang melenceng”, (Lihat Al-Ihsan bi Tartib Shabih Ibau Hibban 6/38-40). 3. Imam Nuwawi berkata menukil ucapan Al-Maziri: “Sebagian ateis mementahkun hadits imi serta gambarunnya dengan berarguinen: Bagaimmana mungkin Nabi Musa mencongke! mate Malaikat maut? Dia berkata: Pura ulama telah menjawab syubhat ini dengan beberapa jawaban: Pertama: Tidak mustahil bila Allah mengizinkan ‘Nabi Musa S422 untuk melakukan tempelengan ini sebagai ujian dan cobaan bagi yang ditempeleng, karena Allah melakukan pada makhluknya sekehendak-Nya dan menguji makhluk-Nya dengan sekehendak-Nya juga. Kedua: Hal ini adaluh majaz (kata kiasin). Maksudnya, Musa mendebat Malaikat dan adu argumentasi dengannya sebingga dia mengalahkannya, Dikawakan o88 aye O40 Gi apabila dia mengalabkan argumen lawunnya. Tetapi pendapat ini lemah, karena sabda Nabi: “Lalu Allah mengembalikan matanya” Kalau dibilang bahwa maksudnya adalah “mengembalikan membantah hujjahnya’” ini sangat jauh sekali, Ketiga: Musa tidak talm bahwa yang datang padanya adalah Malaikat utusan Atlah. Musa mengira bahwa dia adalah orang asing yang menginginkan nyawanya, ‘jranisnye, Syaikh Mubamroacl A-Ghovall mengomentariaya deagen woxpan Keji dalam kiewbny yong ke) pula “As-Sunnal Natinoyy hema saya: pernbenan seperti army lerwa, Samu sekal ilk berami dm tiak dpa itera, Leb dar sebingga Musa harus membela dirinya dan menempelengnya. Pembelaan diri ini membuat dirinya tunpa sengaja mencongkel matanya, Inilah jawaban Imam Abu Bakar bin Khuzaimah dan selainnya dari kalangan ulama terdahulu. Pendapat ini jugadipilih oleh Al-Maziri dan Al-Qadhi lyadh®, (Lihat ‘Syarah Shabih Muslim 15/513-514). 4. Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Lim ‘atul 'tigaed Al-Hadi ila Sabil Rosyad hal. 101; “Dan wajib beriman dengan setiap perkara yang dikhabarkan oleh Nabi ia dan setiap hadits yang telah shahih dari beliau, kita yakin bahwa itu pasti benar dun jujur, baik kita cema ataupun tidak, masuk akal atanpun tidak, Kita tidak harus meneliti tentang hakekat maknanya seperti hadits tentang peristiva [sra’ Mi’raj ...dan juga kedatangan ‘Malaikat maut kepada Musa untuk mencabut nyawanya, Jalu Musa menempelengnya hingga matanya keluar kemudian dia kembali kepada Allah dan Dia mengembalikan matanya”. 5, Syaikh AL-Allamah Muhammad bin Shalit. Al-Lisaimin mengatakan dalam Syarh Lum'atul Lvigad hal. 103: “adits ini shahih terhimpun dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Dan pengaraag (imam Ibnu Qudamah) ‘mencantuinkannya dalam masalah agidah karena sebagian ahli bid’ah mengingkatiaya dengan beralosan bahwa mustahil Musa menempeleng Malaikat. Kita bantah mereka bahwasunya Malaikat tersebut mendatangi Musa dalam fupa manusia yang tidak dikenal oleh Nabi Musa dan meminta nyawanya, maka tabi'st manusia adalah membela diri. Seandainya Musa tahu babwa dia adalah Malaikat, niscaya dia tidak akan menempelengnys. Oleh Karena itu, pada kali keduatatkala Malaika tersebut darang dengan bal yang menunjukkan bahwa dirinya adalah ulusan Allah -yaitu pemberian tenggang waktu beberapa tahun sebanyak helai rambut yang ditutupi tngannya-, maka dia tinduk dan pasrah”, Dan masih banyak lagi para ulama lainnya yang membela hadits ini dari hujatan abli bid'ah yang mementabkannya, Saya akan sebutkan nama dan referensiny® saja untuk meringkas: 1, Imam Ibnu Qutaibah dalam Ta’ wil Mukhtalif Hadits hal. 167. 2. Imam Al-Ashbahani dalam Al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah 2/436, 9 "Mlemanst supa raja Fang IMENUOON pengingar edits ini sebsga: seoang'yang muthic (leis) make ia sesungyulinga telals boron ineibnggar Kehermasnn ken muslin... erdnswrian bal tereeb, sip menolske atau mengrimu hadits seperti iu, ok lebsh dari suatu perbedaun pendapat sap par ahh fig yong wensyaruh hadits ii, pada! salah sotu juan pena h rocenbela pars cloma ublt fh. Lantus. seperci icikah ands mend generast mods umisk menghormat meteka™! Ya Allah sya aida Twukunj ‘berindung hepadirM cae Kejahitan dap orang-orang yang jail mikiarlah ewe dia wna melancarkan seranga sng basa. daw suena seikuli bukan perbedansn dalam hal F 3, Imam As-Suyuthi dalam Syarh Sunan Nusa'i 1/118- LIS Eke 4. Syaikh Muhammad Hayah As-Sindi dalam Hasyivah Nasa’ 1/118-119, 5. Syaikh Abdur Rahman bin Yahya Al-Mu'allimi dalam Al-Anwar Al-Kasyifah hal. 219-220. 6. Syaikh ALAllamah Ahmad Syakir dalam Syarah Musnad 7/376-378 dan 8/366, DIALOG ANTARA AL-GHOZALI DENGAN AL-MADKHALI Setelah anda membaca penjetasan para ulama di tas, anda mesti dapat menyimpulkan siapa penghujac adits ini, ‘Tak lain dan tak bukan mereka adalah orang- orang ateis dan ahli bid'ah dari kalangan Jahmiyyah dan Mu'tazilah. Ironisnya, ekspresi dan gagasan mereka masih diwarisi oleh sebagian kalangan masa kini Diantaranya adalah seotang penulis produktif kontemporer yang cukup populer yaitu Syaikh Muhammad Al-Ghozali Al-Mishri’ dalam buku ‘hitamaya yang berjudul As-Suanak An-Nabawiyyth Baina Ahi Figh wa Ahi Hadits"° (hal. 26-29), Buku inipun telah mendapatkan sorotan sekaligus bantahan dari para ulama, diantaranya adalah Syaikh Al-Allamah Rabi’ bin Hadi AL-Madkhali!' dalam bukunya Kasyfiv Maugif Al-Ghovali Minas Sunnah wa Abihaa (hal. 171-192). Mengingat pentingnya dialog mereka berdua, maka saya merasa perlu untuk meukilkannya sekalipun tidak seluruhnya agar kita dapat mengambil ibrah dan pelajarandurinya”, Al-Ghozali berkata: Ketika saya sedung berada di Aljazair, seorang mahasisws menanyakan kepadaku: “Shahihkah hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Musa pernah menonjok Malaikat maut schingga matanya keluar. Yaitu ketika malaikat itu datang untuk mencabut nyawanya?" Dengan perasaan sumpek saya bulik bertanya kepadanya: “Apa gunanya hadits ini bagimu't Hadits ini tidak berkaitan dengan suaty akidah, dan tidak pula dengan suata kewajiban amaliah, Sekarang ini umat Islam sedang mengalami pelbagai ‘kesulitan, sementara musuh-musubnya berambisi warak mencekiknya sampai mati! Karena itu, sebaiknya anda. ean. ini Derpemixiran Afu'azlah Sug * Buki ini telah ditegemabkan dengun judul AL-Bagir (Syiuh), Pergantar: Or M: Quist Shi en gataha| Ki pt dikalakan oleh ali dies abo ini, Syaikt AI-Albar( is stos Hadits Nbi Antara Pécualaman Teksiual dan Koorekstaa!” Peneriemal Muisnoad Penerbit Al-Mizan Bandung (Penerbi buku-baku menyibukkun diri dengan sesuaty yang lebih penting dan lebih bermanfaat.” Mahasiswa in mendesak Lagi: “Tapi saya ingin tabu, apakah hadits ini shahih atau tidak?" Dengan bersungut aku katakan kepadanya: *Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Sebagian orang meragukan keshahihannya”. ‘Al-Madkhali menjawab: Pertama: Begitukah anda memberikan teaksi kepada pelajar, jiku mereka menanyakan hadits-hadits Rasululah #2? Seperti itukah anda mendidik mereka? Apakah anda menjawabnya dengan kegusaran anda? Apakah anda mendidik agar mereka meremehkan sunnah Rasulullah? Na‘udzu billah, Kedua: Anda katakan hodits ini tidak berhubungan dengan musalah akidah dan suotu amalan? Lala apa komentar anda tentang Kisah Musa dengan searang Bani Israil yang dibunuhnya karena hendak niembelan ya dari orang Qibly yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an? Bukankah cara yang anda lakukan ini akan menimbulkan sikap tneremehkan sekian banyak kisab- kisah Al-Qur' an? Tidak -mustahil jika ada orang ateis ‘yang menggunakan cara anda ini, Lalu divahkan kepada para pernuda Muslimin, agar meréka serba ragu-ragu terhadap agamanya, sehingga mereka berkata: “Mengapa Allah mengisahkan sekian, banyak nabi, padahal kisah-kisab itu tidak berhubungaa, dengan akidah dun berkaitan dengan snatu amalan?” Mengapa Allah menyebutkan kisah semut Sulaiman dan burung Hud-hed? Bahkan mengapa Allah menyebutkan kisah panjang tentang Yusuf? ‘Wahai Al-Ghozali, jangalah anda membuka celah, jika anda tidak mampo membendungnyal Allab berkisah tentang Musa: sb pe ah is Lalu Mase meninjunys, dan matilah mesuieye ine. (QS. Al-Qashosh: 15}, Apakeh anda percaya terhadap ayae ini ataukith anda meragukan kebenarannya? Apakah anda akan mengatakan bahwa ayat ini tidak berkaitan dengan agidah dan amulinh?! Keempar: Perkataannya dengan jému “Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah, Sebagian orang menoluk keshahihannya.” wa Al-Pargon eds $7Th, LIL Nl, 13), fH Maka wjar bile a seocang penis bahwa Quruish Shhal acialah agen Syiah oi Indonesia. Achal sekirany sebagian wesc wlan coudarn karl yong berilmu teen reluamgkan i a ergy untuk weg ‘Syaikh AL-ADseni meme ‘oreng-onang yang mera ‘Sesunaguhess pengi an pewyimpangan orang ini dan membukukenmys sebingge umat mengetahusi Kedoikwya!” der ash 8 til pads eam ila sarang in) salah saliva Kika Doktor Rabs, Dam luhlal basa paca itn saona sekal(Kavet “Manhaj Al biswszanat™ no, A) " Da kaueio da kilo terscbot sodah dtcrjcmahkan Le edi Tmlomesa, maki uituk mewusdahkan perlis, xy maki dl seaman yang uh adi sajn dengan veda pernbematan, Kam! katakan; Layakkah anda menampakan kejemuan dalara menghadopi hadits Rasululah 4? Ataukah anda jetau techadap perawi hadits Rasululah yang terpercaya ini, Abu Hursirah® Siapakuh gecengan yang menolak keshahihannya? Apakah mereka int para sahabat, tabiin, para abli hadits, abli fiqih Islam ataukah yang lain? Siapakah pendahulumu wahai Al-Ghazaly dalam melecehkan hadits ini dan merasa jeu menghadapinya? Mengaps anda tidak menyebut siapa mercka itu? Tak perlu khawatir, Al-Maaziri telah menyebutkan siapa mereka itu, yaitw orung-orang wweis. Adakah yang dapat mengembalikan anda ke barisn ahlus-sunnah?!! Katakanlah; Apa manfaatnya pemberontakan dan serangan anda terhadap hadkits shahih yang diriwayatkan Iam Bukhari dan Muslim dalam shahih-nya? Padahal semua lapisan umat menerima dua kitub ini. Apa manfiatnys bagimu dan bagi Islam?! AL-Ghozali berkata: "Setelah itu saya berpikit Hadits ini sanadnya shahih. Tetapi matannya fisinya) menimbulkan keraguan, fa mengisyaratkan bahwa Musa membeci kematian. Ia tidak menginginkan perjumpaan dengan Allah setclah terpenuhi ajalnya. Sudah barangienta pengertian seperti ini tidak dapat diterima apabila dikaitkan dengan hamba-hamba Allah yang shaleh, sebagaimana tersebut dalam suatu hadits Ininunya: “Barangsiapa menginginkan perfunpaan dengem Alleh, make Allah pun menginginkan perjumpaan dengannya.” Bagaimana kiranya dengan nabi-nabi Allah? Apalagi seseorang dari mereka yang terpolong ulul-‘azmai? Penolakannya tertuadap mant setelah datang kepadanya malaikat yang. ditugesi untuk itu, sungguh merupakan hal yang anch". Al-Madkhali menjawab: Apakah keeageanan Musa atau pun yang lainnya termasuk sesuatu yang mustahil dan mengotori kenabian, sehingga di dalam jiwamu muncu) keragu-raguan®! Kalau matun hadits ini menimbulkan keragu-raguan, lalu apakah komentar anda tentang ayat-ayat Al-Qur'an yang merupakan firman Allah in? ia WN Sh Ob IF Say ar Os ak SEE wa yp il) sy JST ad Lala) Dan lemparkanlah rongkatmc, Maka tatkala (tomghat itu menjadi wlar dan) Musa melihainya bergerak-perak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, tarilal ia berbalik ke belatang tanpo menolek. (Kemucian Musa diseru): “Hat Musa daranglah kepada-Ku dan Janganlah kan takut, Sesunggulmya kame termasiuk orang-orany yung ime”. (QS, Al-Qashash: 30-31), Begiw pula firman Allah tentang Keadaan Musa: ft Ci eh Eh fi, ue Musa berkata: "Ya Tuhanku sésungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, make aku taku mereka akan membunuhku", (QS. Al- Qashash: 33). Begitu pula firman Allah tentang Musa; oe oy si ae a aan Dan datangtah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: “Hai Musa, sesuigadinya pembesar negeri sedany berunding rentang kamu untuk memiumuhemu, sebob tee kelwartch {dari kote ini) sesengguhnye aku termasuk orang orang yang memberi nasehat kepadamu™, Maka kelugrlah Musa dart kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdo'a: “Yo, Tuharlue, selamatkantah aku dari orang-orang yong zalim itu". (QS, Al-Qushash: 20-21), Apa komentar anda tentang ayat-ayat ini? Kami perlu mengajukan pertanyaan ini, karena alasan yang anda pergunakan untuk menolak hadits ini juga terkandung dalam ayat-ayat ini. Jadi, apakah anda juga akan menolak ayat-ayat ini, atau apa yang akan anda Jakukan?! Andakata Al-Ghazali mau meningkatkan perhatiannya terhadap lafuzh dun mukoa-makna Al- Qur'an seperti yang dia anjurkan sendiri. lalu mengaitkannya dengan makna-makna sunnah, tak akan ada keragu-raguan seperti ini, tetapi sepertinya hawa nafsu iu menulikan dan membutakan. Keengganan untuk mati merupakan fithrah yang, diberikan Allah kepada manusia. Allah telah mensyuri‘atkan ugar membela diri dan melarang menjerumuskan diri dalam kehancuran, Para Nabi adalah orang yang paling berani. Meskipun demikian, meveka tetap meneari fakktor-faktor untuk membela dirinya dani bahays dan serangan musuh, Rasulullah # sendiri pernuh bersembunyi dalam gua dan berhijrah secara sembunyi-sembunyi sebagai langkah dalam mencari faktorkeselimatandirinya, Pada waktu perang Uhnd, Rasulullah 3 juga mengenakan dua lapis baju besi. [cu semua termasuk faktor-faktor yang logis, terhormat dan disyari'atkan, yang akan dilakukan oleh setiap yang berakal, tanpa keewali para Nabi juga, : Kecintaan untuk bertemu Allah bukan berarti harus bunub diri atau menyerah kepada kejadian dan bahaya Telapi orang muslim harus menolak bahaya, selagi dia mendapatkan faktor pencukungnya, Al-Ghozali berkata: “Di samping itu, adakah para malaikut juga dapat mengalami cacat fisik seperti kebutaan mata atau sebelabnya, sebagaimana yang dialami oleh manusia? Tentunya hal itu sulit diterima!" Al-Madkhali menjawab: Daiil apakah yang anda gonaken untuk mendukung kemustahilan ini?! Ingatlah ‘bahwa Allah yang menciptakan para Malaikat dari tiada, memberi mereka kehidupan, kemudian mematikan dan membinasakan mereka. Sika mereka bisa madi dan binasa dengan kekuasadn Allah, lalu apakah yang mencegah kekuasan Allah dan kehendlsk-Nya, bila Dia menghendaki ‘untuk menimpakan eacar pada diri mereka?! AL-Ghozall berkata: “Yang benar ialah balwa ‘matan hadits ini mengandung ‘illah qadihah"”. Cacac yang terkandung dalam mayan suaty hadits hanya dapat dimengerti oleh para abli yang teliti dan kuat ilmunya. Sebuliknya ia, ia pasti tertutup bagi orang-orang yang perpikiran dangkal”. Al-Madkhali menjawab: “Macam apalah cacat lerscbut? Siapakah para peneliti yang mengetahui cacat itw? Tidak anch jika orang-orang yang berpikiran seperti ini dianggap sebagai ateis oleh Al-Maziri, Al-Khaththabi dan diknatkan Gleb para imam. Dun siapakah orang-orang berpikiran dangkal yang tidak thu cacat itu? Jawaban yang disembunyikun Al-Ghozali tentang siapa mereka itw adalah Imam Bukhari, Muslim, Al-Maziri, Al Khaththubi dan Jain-lain dari kalangan para pemimipin Islam yang meriwayatkan hadits ini, mempelajarinya, mempercaysinya dan nembelanya, Tahukuh anda kenapa Al-Ghozali menuduh para ulama tersebut sebagai orang-orang yang dangkal pikiranaya’?! Sebab, Al-Maziri, Al-Kaththabi dan bau Khuzaimah mensifati orang-orang yang mengingkari hadits ini dan menyerangnya sebagai orang ateis. Pensifatan ini juga dikuatkan oleh para ulacra urna Islam seperti Al-Qadhi lyagh, An-Nawavi, Ibu Hajar, Al'Aini dan lain sebagainya. Tentu saja semua itu membuat Al- Ghozali menjadi sangat gusar, Oleh karena ito, dia merasir perlu varuk melancarksin serungan balik dengan menuduh mereka sebugai orang-oang yarlg berpikiran dangkal. Al-Ghuzali menuduh para abli hadits sebagai orang-oraig yang bertikiran marginal (dangkal). Namun kermudian Allah membalikan anak panah yang tepat mengenai dirinya sendiri, agar ménjadi pelajaran bagi orang-orang yang ingin mendapatkan pelajaran. Serelah penjelasan di atas, kirunya sudah jelas bagi pembaca, siapa orang yang layak disebut berpikiran marginal, jelas pula bahwa Al-Bukhari ‘Muslim orang lain yang ikut merivayatkan hadits ini adalah para ali figih yang handal ilmunya, tidak peraah berfikiran linglung dalam memahami makna-makna Al- Quran yang harus dikompromikan dengan sunnah, Bahkan mereka mampu mengompromikannya dengan sebaik-baiknya, itu merupakan karunia Allah yang diberikan kepada siupa yang dikehendaki-Nya, PENUTUP Saya mengajuk saudura-siudara saya di manapun berada untuk bersemangat alam mempelajari hadits-haits Nabi ‘Mubanunad dan membelanya dengan penuh keilchlasan sebagai kelanjuran dari perjuangan para ulama kita. Semoga Allah menjadikan kita termasuk pembela- pembela sunnah dan melimpahkan pahala bagi kita dengannya. Alangkah indahnya ucapan Al-Lmam Thru ee aa she Hub gibiy Sl IY LagleaS” (oie Cage eid SU Apatah engkau tidur dari kitab-kitab hadits nab yang bevisi agama Seperti Mustim dan Bukhart yang menguatkan ikagan agama dengan penukilan dan penjelasan Lebih wana ntemperoleh pahala, péngagingan dan pujian Daripada setiap pendapat yang campur aduk : Wahat Dzat yang membert perunjuk kepada keduanya (Bathart Mustin), Jadikentah aku seperti kedwanya dalam membela agama dengan keikhtasan tanpa terfitnah, C2 sembunyi yang dapat nena kes Si has yang ourmpaknysshelh. Hal in tak dpa dead ui ecali ole paca paar ahi hats yang hana (Lahwt Nuzharun Naar hol $3. 123 seh Hou Maja). 4

Anda mungkin juga menyukai