Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PADA PROYEK

PEMBANGUNAN GEDUNG STUDENT DORMITORY


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YUSUF EKOPRASETYO
20160110165

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
FEBRUARI 2020
RINGKASAN

Pondasi borepile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung,yaitu


berfungsi meneruskan beban struktur bangunan di atas nya dari permukaan tanah
sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi borepile memiliki fungsi yang
sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi lainnya.
Pondasi ini sangat cocok apabila digunakan pada tempat-tempat yang padat
oleh bangunan-bangunan, karena tidak terlalu bising dan getarannya tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap bangunan di sekelilingnya. Namun
pembuatan pondasi borepile ini memerlukan peralatan yang besar, sehingga
digunakan pada proyek Pembangunan Student Dormitory Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Pembangunan Student Dormitory ini bertujuan sebagai gedung asrama atau
apartement yang di khusus kan untuk tamu-tamu dari luar kota yang akan
berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, keluarga, kerabat
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pembangunan Student
Dormitory merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan fasilitas sarana
pendidikan dikarenakan setiap tahunnya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
menerima hampir ribuan mahasiswa baru. Dengan adanya pembangunanasrama
atau apartement mahasiswa ini, maka kualitas untuk tempat tinggal bagi tamu-
tamu, keluarga, kerabat yang berkunjung ke Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta lebih terjamin sehingga tidak perlu repot-repot mencari tempat tinggal,
dan sekaligus dapat bersaing dengan universitas-universitas ternama yang ada di
Yogyakarta bahkan nasional.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Nama Proyek : Pembangunan Student Dormitory


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Nama Mahasiswa : Yusuf Ekoprasetyo
Nomor Mahasiswa : 20160110165
Waktu Kerja Praktek : 45 Hari

Disetujui Diperiksa

Dosen Pembimbing Site Manager

Anita Rahmawati, S.T.,M.Sc Parja, S.T.,M.Si

Tanggal, Tanggal,______________

Diketahui

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Puji Harsanto, S.T., M.T., Ph.D.

Tanggal, ___

iii
LEMBAR MONITORING
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat melakukan Kerja
Praktik dan menyusun Laporan Kerja Praktik ini, Sholawat seta salam kami
ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat-sahabatnya yang
telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju alam yang penuh ilmu seperti
sekarang ini.
Penulisan Laporan Kerja Praktik ini dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan guna menyelesaikan studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selama melaksanakan
Kerja Praktik, maupun dalam menyelesaikan laporan penyusun banyak menerima
kritik dan saran, dukungan dan bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang senantiasa
sangat bermanfaat. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan moral dan materi.
2. Ibu Anita Rahmawati, S.T.,M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
3. Tim Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, penyedia jasa
pembangunan yang menginzinkan saya untuk kerja praktik di proyek yang
dituju.
4. Bapak Achmad Yani Panca Setiawan, S.T selaku Superintendent yang telah
menjadi Pembimbing Lapangan/Proyek untuk kerja praktik di proyek ini.
5. Mbak Desta, Mbak Syifa, Mas Abi dan Mas Dinar alumni Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah banyak membantu dalam proyek untuk
kerja praktik di proyek ini.
6. Teman–teman kelas D Teknik Sipil UMY 2016 yang telah memberikan
semangat dalam penyusunan laporan.
Dengan segenap kerendahan hati dan keterbatasan kemampuan, saya selaku
penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan laporan ini.

v
Harapan saya selaku penyusun, semoga laporan ini dapat bermanfaat nantinya
sebagai referensi dalam bidang teknik sipil dan terutama untuk kelanjutan studi
penyusun.
Yogyakarta, Februari 2020

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


RINGKASAN ................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR MONITORING .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
BAB I Deskripsi Umum Proyek ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Proyek .............................................................................. 1
1.2. Tujuan ...................................................................................................... 1
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 2
1.4. Data Umum Proyek................................................................................... 2
BAB II Data Teknis Proyek .............................................................................. 4
2.1. Lokasi Proyek ........................................................................................... 4
2.2. Detail Ukuran Proyek ............................................................................... 4
2.3. Mutu/Spesifikasi Bangunan ...................................................................... 6
BAB III Organisasi Proyek ............................................................................... 8
3.1. Tinjauan Umum ......................................................................................... 8
3.2. Struktur Organisasi..................................................................................... 8
3.3. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi Proyek............................10
BAB IV Hal-Hal Penting Dalam Pelaksanaan ................................................ 15
4.1. Pekerjaan Kontruksi Pondasi Borepile ................................................... 15
4.2. Material dan peralatan............................................................................. 18
4.3. Metode Pelaksanaan Pondasi Borepile ................................................... 29
4.4. Test Borepile ........................................................................................... 40
4.5. Kendala Pada Pelaksanaan Borepile ....................................................... 46
BAB V Penutup............................................................................................... 47
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 47
5.2. Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 49
LAMPIRAN :
A. LogBook
B. RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-syarat Struktur)
C. Perkembangan Pekerjaan/RAB/Kurva S
D. Gambar-Gambar Kerja
vii
E. Data Pendukung ( Beton, Baja )
F. Foto-Foto Pelaksanaan
G. Surat Selesai Kerja Praktik

viii
I. Deskripsi Umum Proyek

1.1.Latar Belakang Proyek


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah salah satu peguruan
tinggi swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap tahunnya menerima
mahasiswa baru yang semakin bertambah, dengan tingkat mobilitas
mahasiswa yang semakin tinggi sehingga permasalahan pada sektor tempat
tinggal menjadi salah satu agenda penting yang harus di selesaikan.
Dalam perkembangannya pembangunan gedung Student Dormitoty
sangat penting untuk menciptakan suasana tempat tinggal yang nyaman dan
kondusif. Dalam perancangan struktur suatu bangunan gedung bertingkat ada
banyak aspek yang harus diperhatikan, antara lain meliputi fungsi gedung,
keamanan, kekuatan, kestabilan serta pertimbangan ekonomis. Aspek-aspek
tersebutlah yang harus direncanakan dan diperhitungkan secara matang.
Faktor yang mempengaruhi kekuatan konstruksi adalah beban-beban yang
akan dipikul seperti beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa.
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Student Dormitory Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yaitu Jl. Anggrek Tegalrejo, Geblagan,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55294.

1.2.Tujuan
1) Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam pembangunan gedung kampus ini
adalah untuk menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi mahasiswa
ataupun tamu agar mempermudah mencari penginapan. Student dormitory
ini diharapkan menjadi tempat tinggal / hunian yang nyaman dan aman
bagi penghuninya.
2) Tujuan Kerja Praktik
Adapun tujuan dilaksanakannya kerja praktik di Pembangunan
Gedung Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
adalah:

1
2

a) Untuk mempelajari teknis perencanaan dan metode pelaksanaan pada


Proyek Pembangunan Gedung Student Dormitory Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
b) Untuk mempelajari proses atau metode pelaksanaan konstruksi pada
suatu bangunan, dan
c) Untuk melaksanakan kegiatan yang belum pernah dilakukan selama
perkuliahan seperti melakukan mapping untuk pemasangan pondasi
borepile dan pengecoran.
1.3.Manfaat
1) Manfaat Umum
Adapun manfaat umum dalam pembangunan gedung Student
Dormitory ini bagi warga sekitarnya terutama yang mempunyai toko,
warung, percetakan dan dapat mempermudah tamu-tamu dari luar
Yogyakarta, keluarga, kerabat, sanak saudara yang hendak mau bertemu.
Sebagai salah satu daya tarik atau icon bagi kampus Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2) Manfaat Kerja Praktik
Adapun manfaat dilaksanakannya kerja praktik di Pembangunan
Gedung Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
adalah:
a) Menjelaskan mengenai tahapan atau proses pelaksanaan pekerjaan
kontruksi pada proyek Pembangunan Student Dormitory.
b) Menguraikan kendala yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan
kontruksi proyek Pembangunan Student Dormitory.
c) Menguraikan solusi pada kendala yang terjadi pada pelaksanaan
pekerjaan kontruksi proyek Pembangunan Student Dormitory.
1.4.Data Umum Proyek
1) Nama Proyek :Pembangunan Gedung Student Dormitory
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2) Lokasi Pelaksanaan :Jl. Anggrek Tegalrejo, Geblagan, Tamantirto,
Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55294.
3

3) Nomor Kontrak :464/A.2-VIII/VI/2019


4) Tanggal Kontrak : 21 Juni 2019
5) Waktu Pelaksanaan : 2 Tahun ( 21 Juni 2019 - Selesai )
6) Waktu Pemeliharaan : 365 hari
7) Nilai Kontrak : Rp 200.000.000
8) Sumber Dana : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
9) Pemilik Proyek : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
10) Nama Kontraktor : PT. Umat Mandiri Berkemajuan - UCT
11) Konsultan Perencana : 1. Struktur : Yoga A. harsoyo, S.T.,M.Eng
2. Arsitek : Arwan Suryanto,S.T.,M.Sc.IAI
3. MEP : Ir. Agus Jamal M.Eng
12) Konsultan Pengawas : Ir. Mandiyo Priyo,M.T
II. Data Teknis Proyek

2.1. Lokasi Proyek


Kerja praktik yang dilaksanakan pada Lokasi Proyek Pembangunan
Gedung Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Jl.
Anggrek Tegalrejo, Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55294. Lokasi dan batas wilayah seperti yang terlihat pada Gambar
2.1 dan Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.1 Lokasi kerja praktik

2.2.Detail Ukuran Proyek


Pada Proyek Pembangunan Gedung Student Dormitory Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta ini direncanakan sebagai berikut.
1) Luas Lahan : 11.701 m2
2) Luas Dasar Bangunan (Basement) : 5.634 m2
3) Total Luas Bangunan : 42.552 m2
4) Jumlah Lantai : 14 Lantai
5) Tinggi Per Lantai : 3,6 m
6) Tinggi Gedung Maksimal : 52,5 m
7) Jenis Pondasi : Borepile
8) Jumlah Titik : 833 Titik

4
5

9) Diameter Borepile : 1. 80 Cm ( 725 Titik )


2. 100 Cm ( 108 Titik )
Berikut ini adalah batasan-batasan wilayah pada lokasi kerja praktik yang
terlihat pada Tabel 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1. Batasan Wilayah Lokasi Kerja Praktik
Lokasi Wilayah batasan Foto Eksisting

Utara Quantum Residence

Selatan Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta

Timur Pemukiman Warga

Barat Unires Putra UMY


6

Quantum
Residence Pemukiman
Warga

UNIRES
PUTRA
UMY

Lokasi Proyek
“Student Dormitory”

Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta

Gambar 2.2 Batas wilayahlokasi kerja praktik

2.3.Mutu/Spesifikasi bangunan
Pada proyek Pembangunan Student Dormitory mengunakan spesifikasi
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2 Hasil Pengujian Beton.
Perkiraan
Ukuran Kuat-desak
Umur Beban pada umur 28
No. Kode (cm) Aktual
(hari) (kN) hari
Ø×t (Mpa)
(Mpa)
1. BP 122 28 ± 15 × 30 695 39,33 -
2. BP 81 14 ± 15 × 30 565 31,97 36,33
3. BP 244 7 ± 15 × 30 480 27,16 38,80

Bangunan ini menggunakan beton dengan mutu beton K500 dan K350.
Mutu beton K500 digunakan untuk mempercepat pengujian PDA, PIT dan
Load Test pada pengujian di waktu yang sama. Jenis besi yang digunakan
sebagai tulangan merupakan besi ulir dengan 2 ukuran yaitu tulangan utama
menggunakan Baja D19 dan tulangan spiral menggunakan D13. Ukuran
7

diameter fondasi borepile 80 cm dan 100 cm jumlah keseluruhan titik


borepile ada 833 titik.
III. Organisasi Proyek

3.1.Tinjauan Umum
Organisasi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai rencana dan
tujuan dalam suatu kegiatan berupa jasa maupun fisik yang telah disepakati
bersama. Dalam kegiatan organisasi setiap orang memiliki kedudukan atau
fungsi diantaranya adalah tugas, kewajiban, tanggung jawab, wewenang,
hubungan dan tata kerja masing-masing.
Organisasi adalah sebagai proses penetapan dan pengelompokan pekerjaan
yang akan dilakukan, merumuskan serta melimpahkan tanggung jawab dan
wewenang, dan menyusun hubungan-hubungan dengan maksud untuk
memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai suatu
tujuan. Organisasi dalam suatu proyek konstruksi dibutuhkan untuk
memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien,
tepat waktu dan memiliki hasil yang sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Proyek adalah suatu kegiatan konstruksi yang didalamnya terdapat unsur
sebagai berikut :
1) Sumber daya manusia sebagai pelaksana,
2) Waktu yang menentukan durasi pekerjaan konstruksi, dan
3) Dana yang menjadi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pekerja, alat,
bahan dan material yang digunakan.
3.2.Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek adalah susunan yang menunjukkan posisi-
posisi dari anggota organisasi dan tugas dari masing-masing anggota tersebut.
Struktur organisasi pada Proyek Pembangunan Student Dormitory Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta seperti yang terlihat di bawah ini.

8
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK PEMBANGUNANSTUDENT DORMITORY
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

9
10

3.3.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi Proyek


1. Pimpinan Proyek ( Project Manager )
Project Manager ( Sri Atmaja P. Rosyidi.,ST.,MSc.Eng.,Ph. )adalah
orang yang ditunjuk untuk menggerakkan organisasi proyek dan
memimpinnya dalam mencapai objektif proyek.
Tugas Project Manager adalah :
a. Membuat rencana kerja.
b. Mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi.
c. Melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait.
d. Membangun komunikasi internal dan eksternal.
e. Menetapkan kebutuhan sumber daya.
f. Menentukan alternatif dalam mencapai target.
g. Menyetujui rencana dan metode kerja.
h. Menunjuk pemasok dan subkontraktor
2. Manager Lapangan ( Site Manager )
Site Manager ( Parja.,ST.,M.Si ) merupakan wakil dari pimpinan
tertinggi suatu proyek yang ditunjuk untuk bisa memahami dan menguasai
rencana kerja proyek secara keseluruhan dan mendetail. Tugas Manager
Lapangan adalah :
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.
b. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan
dilapangan.
c. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.
3. Construction Management
Construction Management ( Ir. Mandiyo Priyo.,M.T ) adalah
seseorang ( konsultan konstruksi ) dalam memberi nasihat dan bantuan
dalam sebuah proyek pembangunan.
Tugas dari Construction Management adalah :
11

a. Membahas dan menyelesaikan masalah dalam proyek.


b. Merencanakan, menjadwalkan, atau mengkoordinasi pekerjaan proyek
konstruksi agar selesai tepat waktu.
c. Menyiapkan dan mengumpulkan perkiraan dana, laporan kemajuan,
atau laporan pelacak biaya.
d. Memeriksa atau mengulas proyek untuk memastikan kesesuaianya
dengan kode bangunan atau kode keamanan,regulasi lingkungan,serta
regulasi lainnya.
4. Pengawas (Superintendent)
Pengawas ( Ahmad Yani Panca S.,ST) adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.
Pengawas dalam suatu proyek memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak
kerja bersama penyedia jasa, penyedia jasa pembuat laporan
administrasi diperiksa dan disetujui tim pengawas internal.
b. Melaksanakan pengawasan secara rutin selama pelaksanaan proyek.
c. Mengeluarkan laporan prestasi dibuat oleh penyedia, disahkan dan
disetujui tim pengawas internal Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
d. Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun
kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
e. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
f. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan milik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat.
5. Pengendalian Mutu ( Supervisor Quality Control)
Supervisor Quality Control ( Waskito Ardi Nugroho.,A.MD )adalah
seseorang yang bertanggung jawab untuk memantau, menganalisis ,
12

meneliti dan menguji suatu bahan bangunan. Tugas Supervisor Quality


Control adalah :
a. Membuat permintaan untuk memeriksa atau pengetasan barang untuk
intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau
owneruntuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai
dengan kriteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.
b. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada
pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan atau pengadaan material yang mempengaruhi mutu
hasil pekerjaan di lapangan.
c. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan
maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status
kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah
melihat kualitas bahan.
d. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang
berhubungan dengan pekerjaan pengendalian mutu.
6. Logistik Proyek
Logistik Proyek ( Rudy Hermawan.,ST )adalah Suatu bagian profesi
yang ada dalam rangkaian struktur organisasi proyek dengan tugas
pendatangan, penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke
bagian pelaksana lapangan.
Tugas dari bagian logistik proyek ( Rudy Hermawan.,ST ) adalah :
a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing-
masing sesuai posisi organisasi yang dibutuhkan.
b. Membuat laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang.
c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti – bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
d. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan
secara retribusi.
13

e. Menerima dan memproses tagihan dari subkontraktor jika proyek yang


dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan.
7. AdministrasiTeknik
Proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh
seorang adminstrasi proyek ( Desta Riyan Utami.,ST ).
Tugas dari administrasi adalah :
a. Mengembangkan dan mengatur jadwal produk secara detail.
b. Memantau biaya dan komitmen malalui permintaan (requisition) dan
invoice.
c. Memastikan keterlibatan aktif anggota tim.
d. Membangun strategi untuk mengatasi hambatan atau keterlambatan
dengan menerapkan berbagai metode.
e. Merancang aturan terkait dengan standar keselamatan.
8. Drafter
Drafter ( Ryan Muhammad Khaq ) adalah seseorang yang bekerja
membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja teknik, sehingga gambar
tersebut dapat dengan jelas dan mudah dimengerti orang lain dan mudah
dalam proses pembentukan obyek gambar tersebut.
Tugas dari drafter adalah :
a. Membuat gambar pelaksana atau shop drawing.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan.
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan.
d. Membuat gambar akhir atau asbuilt drawing.
9. Surveyor
Surveyor ( Agus Prihatin ) atau disebut juga sebagai uitzet
mempunyai bermacam tugas dalam pembangunan proyek gedung, secara
umum pekerjaan surveyor berhubungan dengan pengukuran bangunan.
Tugas dari surveyor adalah :
a. Menentukan titik-titik batas area proyek.
14

b. Menentukan as bangunan untuk mencara lokasi titik fondasi.


c. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk
diaplikasikan di lapangan.
d. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran agar tidak terjadi
kesalahan pekerjaan konstruksi.
IV. Hal-Hal Penting Dalam Pelaksanaan

4.1. Pekerjaan Kontruksi Pondasi Borepile

4.1.1 Umum

Pondasi borepile adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu


menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan.
Pondasi borepile dibuat menjadi satu kesatuan yang monilit dengan
menyatukan pangkal tiang yang terdapat dibawah konstruksi, dengan
tumpuan pondasi.
Pondasi borepile digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan
tanah kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk
mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, terutama pada
bangunan-bangunan tingkat yang dipengaruhi oleh gaya-gaya penggulingan
akibat beban angin. Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan
dermaga. Pada bangunan ini,tiang-tiang dipengaruhi oleh gaya-gaya benturan
kapal dan gelombang air. Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud,
antara lain:
a. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah
lunak, ke tanah pendukung yang kuat;
b. Untuk meneruskan beban tanah yang relatif lunak sampai kedalaman
tertentu sehingga bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup
untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang dengan
tanah disekitarnya;
c. Untuk menganker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat keatas
akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan;
d. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring;
e. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah
tersebut bertambah;
f. Untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah
tergerus air.

15
16

Pondasi tiang bor (borepile) yang merupakan salah satu bagian dari
jenis pondasi dalam (deep foundation). Pondasi borepile dibuat dengan cara
mengebor tanah pada kedalaman tertentu dan sesudah itu diisi dengan beton
baik dengan atau tanpa tulangan, prosedur tersebut dikenal dengan nama Cast
In Place Pile. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku,
sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat
bor. Ada beberapa alasan digunakan pondasi borepile dalam konstruksi:
a. Peralatan pengeboran mudah dipindah-pindah sehingga waktu
pelaksanaan relatif lebih cepat.
b. Dari contoh tanah selama pengeboran dapat dipelajari apakah kondisi
tanah yang dijumpai sesuai dengan keadaan tanah dari hasil boring yang
dilakukan pada waktu penyelidikan tanah.
c. Suara dan getaran yang ditimbulkan dari alat drilling relatif lebih kecil
dibandingkan dengan alat pilling ring pada tiang pancang sehingga
sangat cocok untuk daerah yang padat penduduknya juga tidak
mengganggu bangunan-bangunan di sekitar lokasi proyek.
d. Dapat digunakan untuk segala macam kondisi tanah, misalnya
menembus lapisan keras, lapisan kerikil (Boulder), batu-batuan lapuk
dan lensa-lensa tanah yang tidak dapat ditembus oleh tiang pancang.
e. Karena dalam pelaksanaannya tidak memindahkan volume seperti
halnya pada tiang pancang (Replacement Pile), maka gangguan pada
tanah disekelilingnya akibat operasi drilling relatif sangat kecil, sehingga
mengurangi proses remoulding tanah.
f. Diameter dan kedalaman lubang bor mudah divariasikan, sehingga lebih
ekonomis untuk beban-beban kolom yang besar dan menahan momen
lentur pada kepala tiang (High Bearing Piles), serta tidak
17

g. diperlukan sambungan untuk tiang-tiang yang dalam. Oleh sebab itu


sangat cocok terutama untuk pondasi bangunan bertingkat banyak karena
dapat menggantikan suatu kelompok tiang pancang.
h. Ekonomis dalam penulangan karena diameter tiang bor relatif besar dan
tidak adanya masalah “Driving Stress And Pitching Starin” selama
pelaksanaan seperti tiang pancang.
i. Ketahanannya terhadap korosi dapat lebih baik dari pada tiang pancang
karena ketebalan selimut betonnya mudah disesuaikan.Beberapa
kelemahan dari pondasi borepile:
1) Kurang dapat diandalkan untuk daya dukung tahanan geser karena
proses pelaksanaannya tidak sekaligus memadatkan tanah tetapi
justru mengurangi massa tanah.
2) Prosedur pelaksanaannya sangat kritis terhadap daya dukung tiang
bor, karena cara pengeboran dan pengecorannya sangat
mempengaruhi mutu beton yang dihasilkan sedangkan pemeriksaan
kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung sehingga
memerlukan pengawasan yang lebih ketat dan teliti selama
pelaksanaan.
3) Teknik pelaksanaan kadang-kadang sangat sensitif terhadap kondisi
tanah yang dijumpai dan pengaruh cuaca.
4) Meskipun penetrasi sampai ke lapisan pendukung dianggap telah
terpenuhi, kadang-kadang masih terjadi penurunan yang berlebihan
karena keadaan geologis lapisan tanah yang tidak sama. Hal ini juga
dapat mengurangi daya dukung pondasi.
5) Kondisi lapangan lebih kotor atau berlumpur dibandingkan dengan
pondasi tiang pancang, sehingga harus dipersiapkan cara-cara untuk
menangani tanah galian agar tidak menghambat pekerjaan dan
mengurangi mutu.
6) Sebagai Cast In Place Pile, maka pelaksanaannya memerlukan lebih
banyak peralatan berat maupun ringan sebagai penunjang.
7) Makin besar diameter borepile makin besar pula daya dukungnya,
sehingga biaya untuk keperluan loading test lebih tinggi.
18

4.2. Material dan Peralatan

4.2.1 Material

Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi


borepile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan
kriteria standar teknis perencanaan pondasi borepile hal ini di maksudkan
untuk memberikan suatu acuan atau patokan terhadap suatu pekerjaan untuk
mendapatkan suatu hasil yang bermutu baik sesuai standar teknis perencanaan
pondasi borepile. Karena dari pemilihan material ini bisa dilihat baik atau
tidaknya mutu yang dihasilkan dari pekerjaan pondasi borepile tersebut.
Berikut material yang digunakan dalam pembuatan pondasi borepile :
a. Beton Readymix
Sesuai dengan namanya beton readymix merupakan suatu
campuran beton yang sudah dibuat di batching plane yang memberikan
kemudahan kepada sipengguna untuk merencanakan mutu dari beton
tersebut dan kelebihannya bisa diproduksi dengan skala besar yang
memungkinkan tercapainya batas waktu pelaksanaan pekerjaan yang
sudah ditetapkan. Dalam pekerjaan pondasi borepile pada Student
Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PT. Umat Mandiri
Berkemajuan selaku kontraktor utama dalam pekerjaan pondasi
menggunakan suplyer beton dari PT. Solusi Bangunan Beton (SBB)
dengan kriteria mutu beton sebagai berikut :
Fc' : 30 MPa

Nilai K : 500 dan 350

Slump : 16 ± 2 cm

Adapun campuran material dalam pembuatan beton tersebut adalah


sebagai berikut :
1) Semen Portland
2) Agregat halus Dalam pembuatan beton ini PT. Solusi Bangunan
Beton (SBB) menggunakan pasir silika sebagai bahan utamanya
seperti pada gambar dibawah ini :
19

Gambar 4.1 Pasir Silica

3) Agregat kasar Dalam pembuatan beton tersebut digunakan dua


ukuran agregat kasar yaitu
a) Agregat dengan ukuran 5-10 mm
b) Agregat dengan ukuran 16-20 mm

Gambar 4.2 Agregat Kasar ukuran 5-10 mm

Gambar 4.3 Agregat Kasar ukuran 16 - 20


mm
4) Bahan Additive
Dalam pembuatan beton ini PT. Solusi Bangunan Beton (SBB)
menggunakan bahan additive sebagai bahan campuran yang
digunakan sesuai dengan fungsinya seperti mempercepat waktu
setting time dan peningkatan nilai slump pada beton yang dibuat dan
lain- lain berikut merupakan bahan additive yang digunakan :
a) Daracem 130
20

Daracem 130 berfungsi menghasilkan beton dengan karakteristik


yang workable yang menghasilkan nilai slump yang tinggi.
Daracem 130 juga memungkinkan beton yang diproduksi dengan
sangat water/cement rasio pada nilai slump rendah atau normal.
Daracem 130 juga akan mencairkan beton sehingga ideal untuk
concreting tremie atau aplikasi lain di mana nilai slump
tinggidiinginkan.
b. Tulangan
Tulangan merupakan item penting dalam perencanaan suatu bangunan
konstruksi yang menggunakan bahan beton karena fungsi dari tulangan
tersebut mampu menahan gaya tarik pada bangunan tersebut adapun
diameter tulangan yang digunakan PT. UMB dalam pembuatan pondasi
bored pile adalah sebagai berikut :
1) D 13 (Tulangan spiral)
2) D 19 (Tulangan utama) dan,
3) P 12 (Tulangan spiral)
Tulangan utama untuk tiang dengan panjang kurang dari 12 m haruslah
terdiri dari satuan tulangan tanpa sambungan. Untuk tiang lebih panjang
dari 12 m, tulangan utama haruslah disambung dengan panjang
sambungan 40 (empat puluh) kali diameter tulangan serta kawat pengikat
harus terbuat dari baja lunak.

Gambar. 4.4 Tulangan utama dan spiral

c. Air
21

Air merupakan material yang digunakan dalam proses pekerjaan


pengeboran lubang borepile dalam penggunaanya air di fungsikan sebagai
gaya yang mampu menekan terhadap kelongsoran tanah pada lubang
pengeboran dengan adanya air didalam lubang tersebut mampu
menstabilkan tingkat kelongsoran tanah yang terjadi pada proses
pengeboran lubang pondasi borepile.

4.2.2 Peralatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi borepile pada proyek gedung


Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,peralatan yang
digunakan dibedakan menjadi dua yaitu alat berat dan alat konvensional dan
penggunaan peralatan ini dimaksudkan untuk mengefesiensikan suatu
pekerjaan mulai dari biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek konstruksi
adapun peralatan yang digunakan sebagai berikut:

a. Alat Berat
Adalah alat bantu yang digunakan oleh manusia untuk mengerjakan
pekerjaan yang berat/susah untuk dikerjakan dengan tenaga
manusia/membantu manusia dalam pekerjaan yang berat.
1) Excavator
Excavator digunakan sebagai alat servis untuk membantu lancarnya
mobilitas dalam proyek seperti : memindahkan tanah yang dapat
menghalangi geraknya drilling bor, memindahkan pelat baja dll. PT.
UMB menggunakan 3 Excavator ( 2 Excavator dan 1 mini Excavator)
Berikut saya tampilkan salah 1 spesifikasi excavator yang digunakan
oleh PT.UMB.

Gambar. 4.5 Excavator merk Kobelco


22

Gambar. 4.6 Detail bagian-bagian excavator merk kobelco

Gambar. 4.7 Spesifikasi Excavator merk Kobelco


23

2) Drilling Bor / Machine Bor

Gambar. 4.8 Drilling Machine


Merupakan alat utama dalam pekerjaan pondasi borepile karena
fungsinya sebagai alat yang membor lubang dalam pekerjaan pondasi
borepile dalam pekerjaan pondasi borepile pada gedung Student
Dormitory PT. UMB menggunkan dua unit drilling machine bor dan
pada alat ini terpasang bagian-bagian mata bor yang digunakan dalam
proses pengeboran dengan fungisnya masing-masing adapun mata bor
yang terdapat pada drilling bor adalah mata bor auger, mata bor bucket
dan mata bor clening adapun spesifikasi mata bor sebagai berikut:

a) Mata bor Auger

Gambar 4.9 Mata Bor Auger

Dari dimensi mata bor auger kita bisa menghitung volume


pekerjaan dari mata bor tersebut terhadap jumlah tanah yang
mampu di angkat oleh mata bor auger berdasarkan rumus volume
kerucut sebagai berikut :
24

 V = 1/3 . π. r2.T

= 1/3 . π. 0,52 . 12 = 0,314 m3

Jadi dalam satu kali pengeboran volume tanah yang mampu


di angkut sebanyak 0,314 m3. Dan penggunaan mata bor auger
pada pekerjaan pondasi borepile proyek gedung Student
Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakartahanya sampai
kedalaman tanah 12 m dari total kedalaman 24 m maka bisa
dihitung produktivitas mata bor auger sebagai berikut:

 Vtanah = ¼ . π. r2.t
= ¼ . π. 0.52.12

= 2.355 m3

Volume Tanah 2.355


 Npengeboran = = = 7.5 8 kali pengeboran
Volume 𝐴𝑢𝑔𝑒𝑟 0.314

 Menentukan lama pekerjaan

t (waktu) pekerjaan pengeboran berdasarkan pengamatan


berkisar 3-5 menit diambil waktu rata-rata = 4 menit

maka untuk 8 kali swing dibutuhkan waktu = 8 x 4 = 32 menit

b) Mata bor Bucket

Gambar 4.10 Mata Bor Bucket

Dari dimensi mata bor bucket bisa dihitung produktivitas


mata bor tersebut dengan rumus sebagai berikut :
25

 V mata bor = ¼ . π. r2. t

= ¼ . π. 0,52. 1 = 0,196 m3
Untuk pengeboran dengan mata bor bucket dilakukan mulai
dari kedalaman lubang bor -12 m sampai kedalaman lubang bor -
24 m maka kedalaman lubang yang harus dikerjakan oleh mata bor
bucket = 24 – 12 = 12 m dengan rumus :

 volume tanah = ¼ . π. r2. t

= ¼ . π.0,52. 12 = 2,35 m3
Volume tanah
 n pengeboran =
Volume 𝑏𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡
2,35
= = 11,98 12 kali pengeboran
0,196

 Menentukan lama pekerjaan

t (waktu) pekerjaan pengeboran berdasarkan


pengamatan berkisar 3-5 menit diambil waktu rata-
rata = 4 menit. maka untuk 8 kali swing dibutuhkan
waktu = 12 x 4 = 48 menit maka total waktu yang
dibutuhkan dalam pengeboran lubang borepile selama
12 kali = 48 menit

c) Mata bor Cleaning

Gambar 4.11 Mata Bor Cleaning


Mata bor cleaning merupakan mata bor yang berfungsi
sebagai pembersih lubang pengeboran dari sedimentasi yang
terjadi akibat pengeboran dan meratakan permukaan pengeboran
agar didapatkan hasil yang maksimal pada saat pengecoran pada
mata bor ini tidak diperhitungkan produktivitasnya dikarenakan
26

mata bor ini pun tidak difungsikan sebagai pengangkut material


tanah melainkan hanya meratakan bagian dalam pengeboran.
3) Truck Mixer

Gambar 4.12 Truck Mixer


Truck mixer digunakan untuk mengangkut campuran beton
dari batching plant ke lokasi. Mixer ini harus berputar selama dalam
perjalanan supaya campuran beton tidak mengeras. Selama
pengangkutan, tabung truk mixer harus selalu berputar searah jarum
jam agar tidak terjadi pengerasan atau pemisahan agregat dengan air
yang dapat mengakibatkan mutu beton yang dibawa berubah dan tidak
sesuai dengan nilai slump yang direncanakan. Volume maksimum
untuk satu truk mixer berkisar 6,75 m3.
4) Temporary Casing

Gambar 4.13 Temporary Casing


Temporary casing merupakan bagian peralatan yang memiliki
fungsi sebagai penahan tanah pada proses pengeboran dan
penggunaannya bersifat sementara karena digunakan pada proses
pengeboran pengecoran setelah itu diangkat kembali adapun
spesifikasi dari temporary casing yang digunakan PT. UMB-UCT
27

pada proyek gedung Student Dormitory Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta sebagai berikut:
a) Bahan : Plat Baja
b) Diameter : 110 cm
c) Panjang : 12 m
5) Pipa Termi

Gambar 4.14 Pipa Tremi


Pipa tremi merupakan pipa yang digunakan untuk mentransfer
beton dari mixer kedalam lubang pengeboran dan untuk spesifikasi
dari pipa termi adalah sebagai berikut :

Bahan : Plat Baja

Diameter : 30 cm

Panjang :4m

6) Concrete Bucket

Gambar 4.15 Concrete Bucket


Concrete Bucket berbentuk corong yang terbuat dari baja
berfungsi untuk menjaga adukan beton yang dimasukkan jatuh
ditengah-tengah lubang tremi.

7) Mesin Las
28

Gambar 4.16 Mesin Las


Mesin las berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam
penyambungan tulangan pondasi bored pile adapun peralatan
pendukung yang digunakan dalam proses pekerjaan pengelasan
seperti:
a) Topeng Las

Gambar 4.17 Topeng Las


b) Elektroda

Gambar 4.18 Elektroda


8) Tang Kakak Tua

Gambar 4.20 Tang Kakak Tua


29

Tang Kakak Tua berfungsing sebagai alat yang digunakan


dalam proses memotong kawat pengikat.
9) Kawat Tali (Bendrat)

Gambar 4.21 Kawat Tali (Bendrat)


Kawat Tali berfungsing sebagai alat yang digunakan untuk
mengikat sambungan tulangan pada Borepile.
4.3. Metode Pelaksanaan Pondasi Borepile
4.3.1 Dasar – Dasar Perencanaan
Prosedur perencanaan umumnya terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Penyelidikan tanah, dari data yang diperoleh dapat diperkirakan dimensi
dan jumlah tiang.
b. Perhitungan daya dukung batas tanah dan bahan tiang, diperhitungkan
terhadap end bearing dan skin friction yang didasarkan pada 3 arah gaya,
yaitu tekan dan tarik ( Statik Aksial ), serta mendatar ( Statik Lateral ).
Daya dukung izin tanah didefinisikan sebagai tekanan maksimum yang boleh
dikerjakan pada tanah sehingga tidak menyebabkan keruntuhan geser serta
penurunanya masih dalam batas toleransi, sedangkan daya dukung ultimit
didefinisikan sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan keruntuhan
geser pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi. Laporan
hasil penyelidikan tanah (Soil investigation) dapat dilhat pada bagian
lampiran kerja praktik ini.
4.3.2. Langkah – Langkah Pekerjaan Pondasi Borepile
a. Menentukan Titik Borepile (Surveyor)
1) Alat yang digunakan
30

a) Total Station

Gambar 4.22 Total Station


2) Langkah – Langkah Penentuan Titik
a) Setting alat Total Station mulai dari kerataan alat dan Center atau
tidak nya alat.
b) Tembak target acuan beanch mark (bm) sebagai titik acuan pengikat
koordinat.
c) Input data koordinat rencana titik borepile pada total station.
d) Arah total station ke titik rencana dengan acuan data koordinat yang
di input dan patokan apabila sudah searah dengan target maka pada
total station koordinat nya 0’00’’000 artinya bahwa koordinat yang
sudah di input sudah terarah oleh total station.
e) Jika alat total station sudah terarah pada target koordinat yang di
input tembakan acuan tersebut ke prisma untuk menentukan titik lokasi
koordinat tersebut dengan acuan jarak yang akan muncul pada total
station yakni 0 m jika prisma tersebut tepat berada pada titik koordinat
tersebut dan patok untuk menandakan bahwa titik pengeboran sudah di
tentukan.

b. Pabrikasi Tulangan sengkang


1) Alat yang digunakan
31

a) Bar Roller

Gambar 4.24 Bar Roller


2) Langkah – langkah pabrikasi tulangan sengkang
a) Masukan ujung besi tulangan berdiameter 13 mm dan panjang ± 4
m ke lubang yang terdapat pada alat pemutar tersebut.
b) Putar besi pemutar tersebut agar besi tulangan tersebut berubah
bentuk menjadi bentuk spiral. Langkah ini dilakukan terus
menerus sampai memenuhi kebutuhan tulangan sengkang untuk
satu tiang borepile.
Kerja praktek dilaksanakan selama 45 hari efektif terhitung mulai tanggal
22 Juli 2019 sampai dengan 04 September 2019. Selama kerja praktek
Penyusun melaporkan berbagai kegiatan proyek yang dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Pengamatan yang dilakukan pada
kegiatan kerja praktek adalah metode pelaksanan konstruksi pada
pekerjaan pondasi,yaitu pondasi Borepile.

c. Pabrikasi Tulangan Utama Borepile


1) Alat yang digunakan
a) Gegep / Tang
b) Mesin las & Elektroda
c) Ring Cetakan
2) Langkah Pabrikasi tulangan utama borepile
a) Letakan dudukan besi yang digunakan untuk menempatkan
tulangan dalam perakitan.
32

b) Pasangkan ring cetakan di atas dudukan besi yang digunakan untuk


mencetak atau meletakan tulangan agar berbentuk lingkaran dan
lurus.
c) Pasangkan tulangan utama pada ring dengan menggunakan kawat
tali sebagai media pengikatnya.
d) Pasang tulangan sengkang pada tulangan utama yang sudah
tersusun dan terpasang menjadi bentuk lingkaran dan ikat tulangan
sengkang tersebut menggunakan kawat tali dan disusun dengan
jarak sengkang 150 mm.
e) Setelah tulangan sengkang terpasang pada tulangan utama ring
cetakang dilepaskan dan selanjutnya dilakukan proses pengikatan
antara tulangan utama dan tulangan sengkang dengan
menggunakan alat las. Dan area yang dilakukan pengelasan adalah
bagian kepala ujung tulangan borepile. Langkah diatas dilakukan
berulang sampai kebutuhan tulangan tercukupi untuk pelaksanaan
proyek student dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
. Pada pelaksanaannya tulangan yang dibutuhkan untuk pondasi
borepile sedalam 24 m tulangan di buat menjadi 2 bagian yang
panjang per bagiannya ± 12 m.
3) Dokumentasi peralatan perakitan tulangan pondasi borepile
Perlatan yang digunakan :
Gegep / Tang Mesin Las Elektroda

Ring Cetakan Dudukan Tulangan

Gambar 4.25 Peralatan Pabrikasi


33

d. Persiapan Lokasi Pengeboran


1) Alat yang di gunakan
a) Excavator
2) Langkah pekerjaan persiapan lokasi pengeboran borepile
a) Meratakan area sekitar pengeboran , membersihkan dari bebatuan
atau material yang berada pada lokasi tersebut.
b) Membuat drainase atau saluran pembuangan air yang nanti
digunakan pada proses pengeboran langkah dilakukan agar tidak
terjadi genangan.
3) Dokumentasi lokasi pengeboran

Gambar 4.26 Pembersihan lumpur / air yang menggenang


e. Pengeboran titik pondasi borepile
1) Alat yang digunakan
a) Machine bor
b) Mata bor Auger
c) Mata bor Bucket
d) Mata bor Cleaning
e) Chasing

Machine Bor M.B Auger M.B Bucket M.B. Cleaning

Chasing

Gambar 4.27 Peralatan Pengeboran


34

2) Tahapan pekerjaan pengeboran pondasi borepile


a) Pemasangan mata bor auger pada mesin bor, pemasangan mata bor
auger dilakukan pada awal tahapan pekerjaan berfungsi sebagai
pembuka proses pengeboran karena bentuk mata bor auger yang
runcing mampu membor lapisan tanah mulai dari bagian atas tanah
permukaan berbeda dengan mata bor bucket dan cleaning.
Pengeboran dengan mata bor auger dilakukan sampai kedalaman
tanah ± 11-12 m karena pada kedalaman tanah tersebut bor auger
tidak mampu membawa bongkahan tanah yang berada dalam
lubang karena kondisi tanahnya berupa silt/lanau jadi mata bor
auger tidak mampu lagi mengangkat tanah didalam lubang bor.

Gambar 4.28 Proses Pengeboran dengan mata bor Auger


b) Pemasangan Cashing pada lubang bor dilakukan pada kedalaman
lubang ± 11-12 m hal ini dilakukan sama dengan proses
penggantian mata bor auger ke mata bor bucket. Pemasangan
cashing tersebut berfungsi sebagai penahan longsoran tanah
sedalam -12 m dari perukaan tanah. Adapun pemasangan cashing
pada lubang bor yaitu menggunakan alat berat berupa mechine bor,
cashing tersebut di kaitkan oleh sling/kabel pada bagian cashing
yang memiliki tempat untuk dikaitkan atau sering disebut telinga
cashing dan proses pemasangannya chasing di angkat dan
diposisikan lurus dengan lubang bor agar lubang bor tersebut tidak
miring dan penanaman/pemasangan cashing dalam lubang bor tidak
dimasukan semua bagianya karena dikhawatirkan cashing tersebut
ambalas kedalam lubang pengeboran maka pemasangan /
penanaman chasing di kaitkan bagian telinga chasing pada pelat
baja yang berfungsi sebagai dudukan mesin bor.
35

c) Setelah cashing terpasang pada lubang bor selanjutnya adalah


pengeboran lubang menggunakan mata bor bucket. pengeboran
dengan menggunakan mata bor bucket lebih tepat dilakukan pada
lapisan tanah yang mulai lunak dan bercampur dengan air, karena
bentuk yang dimiliki oleh mata bor bucket berupa tabung dengan
gigi di samping bagian ujungnya, dan proses pengambilan tanah
dengan mata bor bucket ini adalah dengan mengupas atau
menggerus bagian pinggir lubang pengeboran dan tanah tersebut
masuk kedalam tabung bucket tersebut melalu lubang dan maksimal
kedalam sekali pengeboran sedalam ± 0,5 – 1 m karena lebih dari
itu bucket tersebut tidak mampu lagi menampung tanah karena
tinggi dari bucket tersebut hanya ± 1 m. Cara pembuangan tanah
yang berada pada bucket tersebut yaitu dengan cara membukakan
penutup dari bucket tersebut sambil memutarnya. Tahapan ini
dilakukan sampai kedalam rencana yang di tentukan pada proyek
student dormitory proses penggunanaan mata bor bucket dilakukan
mulai kedalaman -12 m – 24 m karena kedalaman atau panjang
lubang borepile rencana adalah 24 m selanjutnya adalah
pembersihan lubang dengan mata bor cleaning. Pada proses
pengeboran lubang dilakukan pengisian air kedalam lubang
menggunakan selang yang bertujuan sebagai gaya penahan / gaya
tekan terhadap tanah yang menghindari dari kelongsongran tanah.

Gambar 4.29 Proses Pengeboran dengan mata bor bucket


d) Proses pengeboran dengan mata bor cleaning dilakukan apabila
persiapan redymix atau beton untuk pengecoran sudah mulai
diberangkatkan dari bacing plan tempat pemesan beton. Karena
36

apabila proses cleaning dilakukan lebih awal dari proses


pengecoran dikhawatirkan akan terjadi kelongsoran pada lubang
bor tersebut maka tenggang waktu yang di berikan pada tahap
cleaning yakni ± 1 jam sebelum proses pengeboran dan proses
cleaning hanya proses pengeboran yang berfungsi sebagai
pembersih lubang pengeboran karena bentuk mata bor nya yang
tidak memiliki gigi jadi mampu meratakan dan membersihkan
lubang bor dan dilakukan hanya satu kali pengeboran.

f. Proses pemasangan tulangan borepile


1) Alat yang digunakan
a) Mechine bor
b) Mesin las & Elektroda
2) Tahap pekerjaan pemasangan tulangan borepile
a) Mobilisasi peralatan seperti mesin las dan kelengkapannya
b) Pemindahan tulangan borepile dari pabrikasi tulangan ke lokasi
titik pengeboran dengan menggunakan alat berat excavator.
c) Pemasangan tulangan pada lubang borepile dilakukan sepanjang
24 m.
d) Tulangan yang pertama dimasukan kedalam lubang bor adalah
tulang yang berdiameter (Ø) 80 mm dan 100 mm. Tulangan tersebut
tidak langsung dimasukan semuanya kedalam lubang bor tetapi
disisakan sepanjang 1 m atau sering disebut panjang gantungan
besi tulangan dengan cara menahan tulangan tersebut dengan besi
yang di tahankan atau di dudukan ke pipa chasing. Panjang/sisa
besi yang menjorok ke atas nantinya akan digunakan sebagai
wilayah penyambungan dengan tulangan berikutnya dengan cara
penyambungan menggunakan las dengan menyambungkan
gantungan dari tulangan tersebut yang menjorok keatas dengan
panjang gantungan tulangan yang akan di pasangkan kedalam
lubang bor. proses tersebut dilakukan seterusnya sampai bagian
tulangan yang terakhir. Untuk urutannya pemasangan tulangan dari
tulangan bagian 1-2.
37

3) Dokumentasi proses pemasangan tulangan borepile


Alat yang digunakan :
Machine bor Mesin las Elektroda

Gambar 4.30 Peralatan Pemasangan tulangan borepile


Langkah – langkah pemasangan tulangan :

b
a

Gambar 4.31 Proses Pemasangan Tulangan borepile

g. Proses pengecoran pondasi borepile


1) Alat – alat yang digunakan
a) Machine Bor
b) Pipa Termi
c) Truck Mixer
2) Tahapan pelaksanaan pengecoran pondasi borepile
a) Pengukuran kedalaman lubang bor yang akan dicor. Langkah ini
berfungsi sebagai kontrol terhadap kebutuhan volume beton yang
38

akan dimasukan kedalam lubang.


b) Pemasangan pipa tremi kedalam lubang bor.
c) Pengujian slump test dan pembuatan sample beton. Adapun nilai
slump test untuk beton tersebut adalah 16 ± 2 dan mutu dari beton
tersebut adalah fc’ = 30 MPa
d) Pengecoran dengan menuangkan adukan beton yang berada pada
mixer ke pipa tremi dengan menekan handel yang berada pada
ready mix.
e) Pipa tremi yang sudah diisikan adukan beton kemudian diangkat
untuk menurunkan adukan beton kedalam lubang bor pada
penuangan adukan beton pertama atau sedalam 3 m panjang pipa
tremi di pasangkan sepanjang 24 m karena pada kedalaman
tersebut laju pengayunan pipa tremi untuk menurunkan beton
belum terhambat oleh beton yang berada dalam lubang bor
tersebut. Apabila sudah mulai tersumbat oleh beton yang berada
pada lubang bor tersebut bagian pipa tremi dilepaskan sesuai
dengan tinggi beton yang berada lubang bor hal ini dilakakukan
untuk memberikan kelancaran dalam proses penuangan beton
kedalam lubang bor. Pada proses pengecoran setiap pergantian
mixer yang membawa beton untuk pengecoran tinggi muka cor
selalu di ukur dengan memasukan meteran rol kedalam lubang bor
tersebut hal ini dilakukan untuk mengestimasikan berapa banyak
lagi adukan beton yang harus dituangkan kedalam lubang bor
tersebut dan dari hasil tersebut pun mampu memberikan informasi
tentang perbandingan diameter lubang bor actual dengan diameter
lubang bor rencana. Proses diatas dilakukan sampai tinggi rencana
muka cor tercapai.
3) Dokumentasi proses pekerjaan pengecoran pondasi borepile
a) Alat – alat yang digunakan :
39

Mechine Pipa Termi Truck Mixer


Bor

Gambar 4.31 Peralatan Pengecoran

b) Langkah – langkah Pengecoran :


a b

c d e

Gambar 4.32 Proses Pengecoran Borrepile

h. Proses Pengangkatan Chasing


1) Alat – alat yang digunakan
a) Machine Bor
b) Excavator
2) Tahapan pekerjaan pengangkatan cashing dari lubang bor
a) Kaitkan sling dari alat berat machine bor ke bagian telinga cashing
b) Angkat bagian bawah telinga cashing dengan bucket excavator
yang berfungsi membantu pengangkatan cashing yang di lakukan
40

oleh machine bor.


c) Setelah cashing mulai terangkat bucket excavator yang
mengangkat telinga cashing pada bagian bawah dilepaskan dan
selanjutnya pengangkatan cashing dilakukan oleh machine bor.
3) Dokumentasi proses pengangkatan cashing
a) Alat – alat yang digunakan :
Machine Bor Excavator

Gambar 4.33 Peralatan Pengangkatan Cashing


b) Langkah – langkah Pengangkatan Cashing :

a b c

Gambar 4.34 Proses Pengangkatan Cashing


4.4 Test Borepile
4.4.1 Pile Driving Analyzer Test
Salah satu sistem pengujian pondasi tiang adalah dengan menggunakan
Pile Driving Analyzer (PDA). Pile Driving Analyzer (PDA) adalah suatu
sistem pengujian dengan menggunakan data digital komputer yang diperoleh
dari strain transducer dan accelerometer untuk memperoleh kurva gaya dan
kecepatan ketika tiang dipukul menggunakan beban dengan berat tertentu.
Hasil dari pengujian PDA terdiri dari kapasitas tiang, penurunan, beban, dan
lain-lain. Pada umumnya, pengujian dengan metode PDA dilaksanakan
setelah tiang mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan tumbukan
beban. Metode lain yang dapat digunakan untuk menahan tumbukan adalah
dengan menggunakan cushion, merendahkan tinggi jatuh beban dan
41

menggunakan beban yang lebih berat. Melihat permasalahan di atas, maka


dibutuhkan PDA test, sehingga dapat memberikan informasi awal mengenai
kondisi tanah dan daya dukung tanah. Dengan adanya data hasil PDA test
tersebut dapat membantu dalam proses pembangunan bangunan yang aman
dan nyaman.

Gambar 4.35 PDA Test


4.4.2 Peralatan PDA Test
Berikut ini peralatan yang digunakan pada saat pengujian tiang
dengan PDA Test :
a. Pile Driving Analyzer

Gambar 4.36 Pile Driving Analyzer


42

b. Sensor Strain Transducer dan Sensor Accelerometer

Gambar 4.37 Strain Transducer dan Accelerometer


c. Kabel Penghubung Pile Driving Analyzer dengan Sensor Strain
Transducer dan Accelerometer.
d. Hammer sebagai pembebanan dengan berat yang sudah di tentukan.

4.4.3 Pengujian Tiang PDA ( Pile Driving Analyzer )


a. Pengujian Tiang dengan Cara Dinamis
Pada dasarnya pengujian tiang dengan cara dinamis didasarkan pada
analisis data data hasil rekaman getaran gelombang yang terjadi pada waktu
tiang dipukul dengan sumber impact. Dua buah transducer dan dua buah
accelerometer yang dipasang pada bagian atas tiang berfungsi sebagai alat
ukur regangan dan percepatan gelombang akibat tumbukan sumber impact.
Tujuan pemasangan dua buah instrumen untuk masing-masing
pengukuran adalah untuk mendapatkan data yang baik (rata-rata) disamping
sebagai alat faktor keamanan apabila salah satu instrumen tidak bekerja
dengan baik.
Hasil pengukuran yang diperoleh tersebut direkam dengan alat Pile
Driving Analyzer (PDA) .PDA sendiri menganalisis hasil pengukuran
dengan metode yang dikenal dengan nama “Case Method “ dimana metode
tersebut didasarkan pada teori gelombang satu dimensi.
b. Pemasangan Instrumen
Pengujian degan cara dinamis dilakukan untuk memperkirakan daya
dukung aksial pondasi tiang. Oleh karena itu,pemasangan instrumen harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur yang mungkin terjadi
selama penumbukan dapat dihindari. Untuk tiang segi empat, transducer
43

dan accelerometer dipasang simetris pada garis netral tiang.


c. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
1) Pungumpulan data informasi meliputi :
a) Tanggal Pemancangan
b) Panjang tiang dan ukur penampang
c) Panjang tiang yang masuk kedalam tanah
2) Pengeboran lubang untuk memasang strain transducer dan
accelerometer pada tiang.
d. Tahap Pelaksanaan
Prosedur pengujian dengan menggunakan PDA dilakukan sesuai
dengan peraturan ASTM D4945.Oleh karena itu,tiang tekan yang diuji
sudah dalam keadaan tertanam,maka untuk pengujian tiang ditumbuk
beberapa kali. Untuk tiang tekan yang diuji ,tumbukan dilakukan kira-kia
sebanyak 2 -4 kali. Tumbukan dihentikan setelah diperoleh kualitas
rekaman yang cukup baik dan energi tumbukan yang tinggi. Dengan
demikian jumlah tumbukkan yang diperlukan ditentukan oleh fluktuasi
besarnya energi yang sesungguhnya diterima oleh tiang. Disamping itu,
kualitas rekaman juga tergantung dari ketepatan pemasangan instrumen
serta kinerja komputer dan sistem elektronik . Apabila instrumen tidak
terpasang dengan baik atau sistem komputer tidak bekerja seperti yang
diharapkan,hal ini akan segera diketahui dari beberapa rekaman blow awal.
Selama diproyek Student Dormitory semua sistem elektronik berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Adapun tahapan pelaksanaan pengujiannya
adalah, sebagai berikut :

1) Pengujian tiang dilakukan dengan menempatkan 2 pasang sensor secara


berlawanan. Satu pasang sensor terdiri dari pengukur regangan (strain
transducer) dan pengukur percepatan (accelerometer) yang dipasang
dibawah kepala tiang (minimum jarak dari kepala tiang ke transducer
1,5D – 2D, dimana D adalah diameter tiang) sehingga ada jarak bebas
pada saat tumbukan.
44

Gambar 4.38 Pemasangan Strain Transducer dan Accelerometer

2) Akibat tumbukan hammer pada kepala tiang, sensor akan menangkap


gerakan yang timbul dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang
kemudian di rekam dan diproses dengan Pile Driving Analyzer (PDA)
model PAX. Hasil rekaman PDA dianalisa lebih lanjut dengan software
CAPWAP.

Gambar 4.39 Proses Tumbukan

3) CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) adalah program aplikasi


analisa numerik yang menggunakan masukan data gaya (force) dan
kecepatan (velocity) yang diukur oleh PDA. Kegunaan program ini
adalah untuk memperkirakan distribusi dan besarnya gaya perlawanan
tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi sistem tiang-tanah
yang dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan dinamis
dan statis.
45

Gambar 4.40 Skema Pengujian PDA Test


4.4.4 Hasil Pengujian
a. Keutuhan Tiang (Pile Intergrity)
Analisis mangenai keutuhan tiang berdasarkan hasil rekaman PDA
dilakukan sebagai berikut:
1) Karasteristik kurva “F” (gaya) dan “V” (kecepatan)
Apabila terjadi retak pada tiang ,maka kurva “F” akan turun dan
kurva “V” akan naik pada saat yang sama.
2) Apabila karasteristik kurva “F” dan “V” di temukan seperti dalam
butir 1) , maka tingkat kerusakan dapat diperkirakan dari nilai BTA.
Nilai BTA ini menunjukkan besarnya penampang yang masih efektif
dan dinyatakan dalam persentase. Berikut penentuan kerusakan dari
nilai BTA.
Tabel 4.1 Nilai BTA
BTA (%) Penilaian
100% Tidak ada kerusakan
80-99% Kerusakan ringan
60-79% Kerusakan serius
< 60% Patah

b. Efisiensi Energi Tumbukan ( Transferred Energy Efficiency )


Ringkasan efisiensi energi tiang selama pengujian PDA (menggunakan
drop hammer 1 ton dengan tinggi jatuh sekitar 80 cm- 120 cm)
46

4.5 Kendala Pada saat Pelaksanaan Borepile


Pada pelaksanaan pekerjaan bore pile pastinya tidak luput dari
permasalahan dalam proyek. Permasalahan pada pekerjaan bore pile yang
ditemukan dan diamati selama melakukan kerja praktik sebagai berikut :
a. Pada proses pengeboran yang menghasilkan sisa tanah galian
menyebabkan lokasi kerja menjadi tertutup oleh lumpur. Berakibat pada
beberapa hal, seperti: titik-titik penembakan fondasi bore pile hilang
terendam lumpur, meluapnya lumpur yang meluas menyebabkan terjadinya
pemidahan lokasi kerja untuk penulangan dan terdapat beberapa keluhan
dari driver Truck Mixer karena sulitnya medan pada saat akan dilakukan
pengecoran karena jalan tertutup lumpur hampir setengah roda kendaraan.
b. Rusaknya salah satu excavator pada saat jam kerja sedang berlangsung,
sehingga mengurangi nilai produksi alat dan menyebabkan kerugian waktu,
biaya dan menumpukan beban kerja pada satu excavator saja.
c. Pada awal mula pekerjaan proyek dilakukan sampai jam 10 malam namun,
terdapat keluhan warga sekitar yang merasa terganggu akibat kerja alat
berat yang bekerja pada jam malam. Sehingga, jam kerja proyek hanya
sampai jam 6 sore yang menyebabkan target pekerjaan bore pile perharinya
menjadi berkurang dan perlu dilakukan pemecahan solusi dari pihak proyek
sendiri.
V. Penutup

5.1 Kesimpulan
Selama melakukan kerja praktik pada Proyek pembangunan Student
Dormitory ini, banyak pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan baik
dari pelaksana, pengawas dan teknisi beton. Dari kerja praktik lapangan ini,
dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan antara teori yang diperoleh
sewaktu perkuliahan dengan pelaksanaan dan keadaan yang terjadi di
lapangan. Berdasarkan kerja praktik tersebut, dapat diambil beberapa
kesimpulan dari hasil pengamatan langsung dilapangan, yaitu :

a. Proyek pembangunan Student Dormitory memiliki perencanaan yang


matang, walaupun terkadang terdapat kendala masalah di lapangan.
b. Pengontrolan kualitas material yang dilakukan dalam proyek penting agar
memenuhi standar yang digunakan dalam proyek pembangunan ini.
c. Penerapan K3 dan traffic management penting dalam pelaksanaan proyek
pembangunan ini, pada proyek ini telah dilaksanakan dengan tegas
menggunakan denda terhadap pekerja yang tidak mengenakan APD dalam
bekerja.
d. Memperoleh ilmu lapangan mengenai bagaimana proyek bisa bekerja pada
permasalahan dan target waktu yang harus bisa dicapai agar tidak terjadi
keterlambatan proyek.

5.1. Saran
Selama melaksanakan kerja Praktik di proyek pembangunan Student
Dormitory ini ada beberapa saran sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
proyek pembangunan antara lain :

a. Diharapkan pelaksana mengkontrol, mengecek dan memastikan para


tukang dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan standar yang ada dan
sesuai dengan desain rencana terutama dalam penulangan.
b. Diharapkan bagian K3 lebih sering mengecek ketertiban para pekerja yang
ada di lapangan dalam hal kelengkapan APD.

47
48

c. Pengawas diharapkan mengawasi pekerjaan yang dilakukan secara rutin


dan teratur, sehingga pekerjaan proyek tersebut sesuai dengan yang telah
di rencanakan.
49

DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto, 2009, Metode Konstruksi untuk Pekerjaan Pondasi, Jakarta: Universitas


Indonesia.
Sardjono, H.S., 1988, Pondasi Tiang Pancang Jilid 1, Surabaya: Sinar Jaya Wijaya.
Sardjono, H.S., 1988, Pondasi Tiang Pancang Jilid 2, Surabaya: Sinar Jaya Wijaya.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Borepile (2010).
ASTM D-4945 (Standart Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep
Foundations).
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek & Konstruksi Jilid 1. Kanisius,
Yogyakarta.
Soeharto, Imam. 1997. Manajemen Proyek. Jakarta. Erlangga
http://civilioengineer.blogspot.com/2013/01/pondasi-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai