Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rizal/191311019 paraf
Muhamad Faishal Adlan/191311024
Muhammad Harist/191311027
Muhammad Rizal Fachrezi/191311028 RANGKAIAN RC
Kelas : 1A-2
Tanggal Praktikum : Senin, 23 Maret 2020
Tanggal Pengumpulan : Senin, 23 Maret 2020
I. Tujuan
Sebaliknya jika RC>>T/2, maka secara teori memperlihatkan bahwa sebelum kapasitor
penuh dengan muatan, tegangan input sudah berubah tanda, sehingga tegangan
kapasitor tidak akan sama dengan tegangan input. Karena RC>>T, maka dengan
menggunakan deret taylor untuk ekspansi t/RC diperoleh:
Rangkaian differensiator
Untuk rangkaian RC yang menjadi output diambil dari resistor yang terpasang.
Sehingga persamaan tegangannya untuk RC<<T/2 dinyatakan oleh
𝑉𝑟(𝑡) = 𝜀0𝑒−𝑡/𝑅𝐶 (5.4)
Dimana untuk t = T/2 harga 𝑉𝑟(𝑡) = 0.
𝑉𝑟(𝑡) = 𝜀0 (1 − 𝑅𝐶 𝑡) (5.5)
Reaktansi Kapasitif memiliki simbol listrik "XC" dan memiliki satuan yang diukur dalam
Ohms sama dengan resistensi, (R). Dihitung menggunakan rumus berikut: Reaktansi Kapasitif
Capacitive Reactance
Formula
Keterangan
Xc = Kapasitif Reaktansi in Ohm (Ω)
π (pi) = 3,14 atau 22/7 ƒ =
Frekuensi, (Hz)
C = kapasitansi (F)
https://www.electronics-tutorials.ws/rc/rc-integrator.html
III. Langkah – Langkah Kerja
Voltmeter : 1 buah,
Osiloskop 2 kanal : 1 buah,
Generator fungsi : 1 buah,
Resistor : 1 kΩ, 10 kΩ : @ 1 buah,
Capasitor 0,1 µF . 1,0 µF : @ 1 buah,
VI. JSA
Jawaban
1. Pada rangkaian Diferensiator RC, sinyal input diterapkan ke satu sisi kapasitor dengan
output yang diambil akan melintasi resistor, kemudian VOUT = VR. Karena
kapasitor merupakan sebuah elemen bergantung pada frekuensi, jumlah muatan
yang dipasang melintasi plat akan sama dengan integral domain waktu dari I. Itu
dapat membutuhkan waktu untuk kapasitor untuk mengisi penuh (kapasitor tidak
dapat mengisi secara instan hanya mengisi secara eksponensial).
Pada Integrator RC bahwa ketika pulsa tegangan satu langkah diterapkan terhadap
input integrator RC, output yang akan didapatkan bentuk gelombang gigi gergaji
jika konstanta waktu RC cukup panjang. Diferensiator RC juga akan mengubah
bentuk gelombang input tetapi dengan cara yang berbeda ke integrator.
𝑋𝑐 = = 1591,54Ω 𝑋𝑐 = = 159,2Ω
Jawaban ntuk Xc = 1uF
VIII. Data
Tabel 5.1 Data Pengukuran Rangkaian Integrator dengan Input Sinusoida
Vin C R Xc Bentuk Gelombang Bed
(Vpp/Hz (µF (kΩ (Ω) a
) ) ) Fasa
Vi Vo (warna
(warna kuning) biru) (⁰)
1591,5
36
0,1 1 4
2/1k
159,2 79,2
1 1
1591,5
75,2
0,1 10 4
159,2 87,8
1 10
Tabel 5.2 Data Pengukuran Rangkaian Integrator dengan Input Segi Empat
Vin C R Xc (Ω) Bentuk Gelombang
(Vpp/Hz (µF (kΩ
) ) ) Vi Vo (warna
(warna kuning) biru)
1591,5
0,1 1 4
2/1k
159,2
1 1
1591,5
0,1 10 4
159,2
1 10
Tabel 5.3 Data Pengukuran Rangkaian Differensiator dengan Input Sinusoida
Vin C R Xc Bentuk Gelombang Beda
(Vpp/Hz) (µF) (kΩ) (Ω) Fasa
(⁰)
Vi Vo
(warna kuning) (warna biru)
1591,54 45
0,1 1
159,2 7,2
1 1
2/1k
1591,54 7,2
0,1 10
159,2 0
1 10
Tabel 5.4 Data Pengukuran Rangkaian Differensiator dengan Input Segi Empat
Vin C R Xc Bentuk Gelombang
(Vpp/Hz) (µF) (Ω) (Ω)
Vi Vo (warna
(warna kuning) biru)
1591,54
0,1 1
2/1k
159,2
1 1
0,1 10 1591,54
159,2
1 10
*terdapat beberapa grafik yang dirubah karena terjadi kesalahan penginputan gambar di
jurnal
IX. Analisis
Nilai dari reaktansi kapasitif rangkaian integrator dipengaruhi oleh besar nilai
kapasitansi dari kapasitor. Pada Tabel 5.1 dapat dianalisa bila dibandingkan antara saat
pemasangan resistansi yang sama lalu nilai kapasitor diubah, maka pada saat C=0,1µF
Xc>Xc C=1 µF dan beda fasa C=0,1µF < beda fasa C=1µF. sementara Vo dipengaruhi
juga oleh perubahan nilai C, karena pada rangkaian ini nilai Vo=Vc. Gelombang output
yang dihasilkan lagging(tertinggal) terhadap gelombang output, maka akan adanya beda
fasa yang dapat dihitung (dibawah) dan Xc dapat dihitung :
𝑋𝑐 = = 159,2Ω
Jadi nilai resistansi kapasitif (Xc) adalah 159,2Ω dan beda fasa yang didapatkan yaitu 36⁰
*Pada jurnal terdapat kesalahan rumus sehingga dibenarkan menjadi seperti data diatas
Hasil analisa Tabel 5.2 dapat di Analisa walau berbeda jenis sinyal input yang
dimasukan tetapi semuanya memiliki nilai reaktansi kapasitif yang sama karena input
berupa sinusoidal. Apabila input yang dipilih persegi, gelombang ouputnya akan
membentuk gelombang segitiga karena memiliki frekuensi tinggi yaitu 1k Hz
Hasil analisa dari table 5.3 dapat di Analisa nilai dari pada reaktansi kapasitif
rangkaian differensiator akan dipengaruhi oleh nilai kapasitansi dari kapasitor, apabila
kita bandingkan saat resistansi yang sama dengan nilai kapasitor yang di ubah nilainya
(µF), nilai Xc yang didapat yaitu Xc 0,1µF > Xc 1 µF.
Pada saat C=0,1 dan R=1k Ω yaitu beda fasa nya sebesar 45°, namun nilai C dan
R lainnya memliki beda fasa terbilang lebih kecil yaitu berkisar 0°-7,2° . dari data yang
ambil hal tersebut disebabkan oleh factor kapasitor yang dipasang langsung terhadap
input pada rangkaian.
Nilai Vo yang didapatkan pada tabel 5.3 adalah Vo=0.88 Vr(rms) maka adanya
beda nilai kapasitor serta resistansi tidak berpengaruh terhadap tegangan output yang
hasilkan. Saat gelombang input dan output sinusoidal ,gelombang output leading terhadap
gelombang input, salah satu faktornya yatiyu oleh arus beban yang mengalir mendahului
tegangan beban, beban yang dimaksud yaitu beban kapasitif .Pada data yang didapat
terdapat gelombang input dan output yang tidak memiliki beda fasa hal ini disebabkan
oleh kinerja komponen yang ideal sehingga tidak ada beda fasa (karena menggunakan
aplikasi jadi bisa dikatakan ideal)
.
Hasil Analisa dari tabel 5.4 gelombang output bergantung pada nilai kapasitor, saat
C=0,1µF terjadi perbedaan dengan gelombang input, dan gelombang output bergantung
pada rasio lebar sinyal. Hasil gelombang output saat R=1kΩ dan C=0,1 µF maka termasuk
kedalam gelombang 0.1 RC terlihat gelombang menyerupai paku tajam sesuai dengan
teori yang ada, Namun pada pada saat R=10kΩ dan C=1 µF maka termasuk kedalam
gelombang 10 RC maka gelombang yang dihasilkan hampir berhimpit (sama) dengan
input persegi
X. Kesimpulan