Anda di halaman 1dari 18

Nama Anggota/NIM : M.

Rizal/191311019 paraf
Muhamad Faishal Adlan/191311024
Muhammad Harist/191311027
Muhammad Rizal Fachrezi/191311028 RANGKAIAN RC
Kelas : 1A-2
Tanggal Praktikum : Senin, 23 Maret 2020
Tanggal Pengumpulan : Senin, 23 Maret 2020

I. Tujuan

• Mempelajari penggunaan komponen R dan C pada rangkaian integrator dan rangkaian


differensiator
• Mempelajari perbedaan antara gelombang input dan gelombang output rangkaian
integrator dan rangkaian differensitor,
• Membuktikan pengaruh perubahan nilai R dan C terhadap gelombang output
rangkaian integrator dan rangkaian differensiator.

II. Dasar Teori

Dalam rangkaian RC kami melihat bahwa ketika tegangan DC diterapkan ke


kapasitor, kapasitor itu sendiri menarik arus pengisian daya dari suplai dan mengisi
hingga nilai yang sama dengan tegangan yang diberikan. Demikian juga, ketika tegangan
suplai berkurang, muatan yang disimpan dalam kapasitor juga berkurang dan kapasitor
terlepas. Tetapi dalam sirkuit AC di mana sinyal tegangan yang diterapkan terus berubah
dari positif ke polaritas negatif pada kecepatan yang ditentukan oleh frekuensi pasokan,
seperti dalam kasus tegangan gelombang sinus, misalnya, kapasitor menjadi dibebankan
atau dikosongkan secara berkelanjutan pada tingkat yang ditentukan oleh frekuensi
pasokan. Ketika kapasitor mengisi atau mengeluarkan, arus mengalir melaluinya yang
dibatasi oleh impedansi internal kapasitor. Impedansi internal ini umumnya dikenal
sebagai Reaktansi Kapasitif dan diberi simbol XC dalam Ohms. Tidak seperti resistansi
yang memiliki nilai tetap, misalnya, 100Ω, 1kΩ, 10kΩ dll, (ini karena resistansi sesuai
Hukum Ohm), Reaktansi Kapasitif bervariasi dengan frekuensi yang diterapkan sehingga
setiap variasi frekuensi pasokan akan memiliki efek besar pada kapasitor, Nilai "kapasitif
reaktansi". Ketika frekuensi yang diterapkan pada kapasitor meningkat, efeknya adalah
mengurangi reaktansinya (diukur dalam ohm). Demikian juga ketika frekuensi melintasi
kapasitor menurun nilai reaktansinya meningkat. Variasi ini disebut impedansi kompleks
kapasitor. Impedansi kompleks terjadi karena elektron dalam bentuk muatan listrik pada
pelat kapasitor, tampaknya berpindah dari satu pelat ke pelat lainnya lebih cepat
sehubungan dengan frekuensi yang bervariasi. Ketika frekuensi meningkat, kapasitor
melewatkan lebih banyak muatan melintasi pelat dalam waktu tertentu yang
menghasilkan aliran arus yang lebih besar melalui kapasitor yang muncul seolah-olah
impedansi internal kapasitor telah menurun. Oleh karena itu, kapasitor yang terhubung ke
sirkuit yang berubah pada rentang frekuensi tertentu dapat dikatakan “Frequency
Dependant”.
Rangkaian integrator
Misalkan kita memiliki suatu rangkaian integral RC dengan nilai RC=T detik (tetapan
waktu –𝜏) yang bermakna fisis bahwa waktu minimal yang dibutuhkan kapasitor untuk
mengisi penuh kapasitor.
Misalkan T/2<<RC maka, dari persamaan (2) dapat dituliskan sebagai berikut

𝑉𝐶(𝑡) = 𝜀0(1 − 𝑒−𝑡/𝑅𝐶) (5.2)


Untuk t = 0≤ 𝑡 ≤ T/2 dan T/2≤t≤0

Sebaliknya jika RC>>T/2, maka secara teori memperlihatkan bahwa sebelum kapasitor
penuh dengan muatan, tegangan input sudah berubah tanda, sehingga tegangan
kapasitor tidak akan sama dengan tegangan input. Karena RC>>T, maka dengan
menggunakan deret taylor untuk ekspansi t/RC diperoleh:

𝑉𝑐(𝑡) = 𝜀0𝑅𝐶 𝑡 (5.3)

Rangkaian differensiator
Untuk rangkaian RC yang menjadi output diambil dari resistor yang terpasang.
Sehingga persamaan tegangannya untuk RC<<T/2 dinyatakan oleh
𝑉𝑟(𝑡) = 𝜀0𝑒−𝑡/𝑅𝐶 (5.4)
Dimana untuk t = T/2 harga 𝑉𝑟(𝑡) = 0.

Sedangkan untuk RC>>T/2, maka persamaan dinyatakan oleh persamaan

𝑉𝑟(𝑡) = 𝜀0 (1 − 𝑅𝐶 𝑡) (5.5)
Reaktansi Kapasitif memiliki simbol listrik "XC" dan memiliki satuan yang diukur dalam
Ohms sama dengan resistensi, (R). Dihitung menggunakan rumus berikut: Reaktansi Kapasitif
Capacitive Reactance
Formula

Keterangan
Xc = Kapasitif Reaktansi in Ohm (Ω)
π (pi) = 3,14 atau 22/7 ƒ =
Frekuensi, (Hz)
C = kapasitansi (F)

Reaksi Kapasitif terhadap Frekuensi

Untuk sirkuit integrator RC pasif, input dihubungkan ke resistansi sementara tegangan


output diambil dari kapasitor yang berlawanan dengan sirkuit Differentiator RC.
Kapasitor mengisi daya saat input tinggi dan melepaskan ketika input rendah. RC
Differentiator tutorial bahwa sinyal input diterapkan ke satu sisi kapasitor dan outputnya
diambil melintasi resistor. Sirkuit Diferensiator digunakan untuk menghasilkan pulsa atau
pulsa untuk aplikasi rangkaian waktu.
Gambar 5.1 Rangkaian Integrator dan Rangkaian Differensiator

https://www.electronics-tutorials.ws/rc/rc-integrator.html
III. Langkah – Langkah Kerja

A. Rangkaian RC sebagai Integrator dengan Input Sinusoida


1. Membuat rangkaian seperti Gambar 5.2 . dengan menggunakan R = 1 kΩ dan C = 0,1
µF.
2. Mengatur output generator fungsi pada frekuensi 1 kHz/2 Vpp/sinus.
3. Menghubungkan kanal A osiloskop dengan input rangkaian dan kanal B dengan output
rangkaian.
4. Mengamati dan menggambar pola yang tergambar pada Tabel 5.1 dan tentukan
perbedaan fasa antara sinyal input dengan sinyal output rangkaian menggunakan metoda
dual trace.
5. Mengganti C dengan harga 1 µF kemudian mengulangi langkah A.4. 6. mengulangi
langkah A.4 untuk harga R dan C seperti tertulis pada Tabel 5.1.

B. Rangkaian RC sebagai Integrator dengan Input Segi Empat


1. Mengulangi langkah A.1 – A.6 untuk input gelombang segi empat. Mencatat semua data
hasil pengukuran pada Tabel 5.2.

C. Rangkaian RC sebagai Diferensiator dengan Input Sinusoida


1. Membuat rangkaian seperti Gambar 5.3. Menggunakan R = 1 kΩ dan C = 0,1 µF.
2. Mengulangi langkah A.2 – A.6 dan B.1. Mencatat hasilnya pada Tabel 5.3

D. Rangkaian RC sebagai Diferensiator dengan Input Segi Eempat


1. Mengulangi langkah C.1 – C.2. Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 5.4

IV. Gambar Rangkaian

Gambar 5.1 Rangkaian RC sebagai Integrator


Gambar 5.2 Rangkaian RC sebagai Differensiator

V. Alat & Bahan yang digunakan

 Voltmeter : 1 buah,
 Osiloskop 2 kanal : 1 buah,
 Generator fungsi : 1 buah,
 Resistor : 1 kΩ, 10 kΩ : @ 1 buah,
 Capasitor 0,1 µF . 1,0 µF : @ 1 buah,

Keterangan : (menggunakan software Proteus 8 Pro)

VI. JSA

Potensi Bahaya Langkah pencegahan


Salah jalur/salah gambar/ komponen tidak sesuai Mempelajari cara kerja rangkaian dan
menyebabkan data salah atau kerusakan pada rangkaian mengecek kembali rangkaian sesuai
dan komponen dengan gambar rangkaian
Batere dalam kondisi lemah (Lowbat) dapat Melakukan pengecekan terhadap
menyebabkan Ketidakakuratan dalam mengukur atau Multimeter sebelum memulai
multimeter tidak bekerja praktikum

Kesalahan dalam memasang multimeter fungsi V Menggunakan mode yang sesuai


digunakan untuk mengukur arus dapat menyebabkan sebelum melakukan pengukuran
kerusakan cukup serius terhadap multimeter menggunakan
Terjadi kesalahan penginstallan mode pada generator Mengecek output dari generator fungsi
fungsi dapat menyebabkan kesalahan data sebelum akan digunakan
Rangkaian tidak berjalan dikarenakan kabel penghubung Mengecek kabel penghubung sebelum
yang rusak digunakan menggunakan multimeter
(Ohmmeter)
Kesalahan pemasangan Kapasitor untuk kutubnya dapat Mengecek kembali pemasangan
menyebabkan kapasitor meledak kapasitor agar berfungsi normal
Resistor tidak sesuai dengan kode warna dapat Mengecek resistor sebelum digunakan
mengakibatkan kesalahan dalam melakukan pengukuran menggunakan multimeter (multimeter)
Osiloskop dengan kondisi tidak baik menyebabkan Melakukan pengkalibrasian Osiloskop
kesalahan dalam hasil yang didapat terlebih dahulu sebelum memulai
praktikum
Papan percobaan yang rusak akan menyebabkan Melakuakn pengecekan sebelum
rangkaian menjadi tidak jalan atau berfungsi menggunakan dengan multimeter
(Ohmmeter)

VII. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan bagaimana rangkaian integrator dan diferensiator bekerja?
Hubungkan dengan input dan output gelombang!
2. Apa saja parameter yang memengaruhi rangkaian integrator dan diferensiator?
Sebutkan masing-masing untuk setiap rangkaian 3. Hitung Xc pada gambar 5.2 dan
5.3!

Jawaban

1. Pada rangkaian Diferensiator RC, sinyal input diterapkan ke satu sisi kapasitor dengan
output yang diambil akan melintasi resistor, kemudian VOUT = VR. Karena
kapasitor merupakan sebuah elemen bergantung pada frekuensi, jumlah muatan
yang dipasang melintasi plat akan sama dengan integral domain waktu dari I. Itu
dapat membutuhkan waktu untuk kapasitor untuk mengisi penuh (kapasitor tidak
dapat mengisi secara instan hanya mengisi secara eksponensial).
Pada Integrator RC bahwa ketika pulsa tegangan satu langkah diterapkan terhadap
input integrator RC, output yang akan didapatkan bentuk gelombang gigi gergaji
jika konstanta waktu RC cukup panjang. Diferensiator RC juga akan mengubah
bentuk gelombang input tetapi dengan cara yang berbeda ke integrator.

Pada rangkaian integrator RC pasif, input akan tersambung ke resistor


sementara tegangan output didapat dari kapasitor menjadi kebalikan dari Rangkaian
Diferensiator RC. Kapasitor akan mengisi daya saat input yang diterima tinggi dan
melepaskan ketika input yang didapat rendah.
Apabila sinyal input merupakan gelombang sinusoidal, integrator RC akan
bertindak sebagai low pass filter (LPF) sederhana di atas titik cut-off dengan
frekuensi cut-off atau sudut yang sesuai dengan konstanta waktu RC (τ) dari
jaringan yang seri. Maka dapat dikatakan ketika diumpankan dengan gelombang
sinusoidal murni, integrator RC akan bertindak sebagai low pass filter pasif yang
mengurangi output di atas titik frekuensi cut-off.

2.Parameter yang mempengaruhi rangkaian integrator dan differensiator ada 3 yaitu :


• Tegangan input
• Nilai dari kapasitansi
• Nilai dari resistansi
2. Menghitung Xc pada Gambar 5.2 dan Gambar 5.3
Jawaban untuk Xc = 0.1 uF

𝑋𝑐 = = 1591,54Ω 𝑋𝑐 = = 159,2Ω
Jawaban ntuk Xc = 1uF

VIII. Data
Tabel 5.1 Data Pengukuran Rangkaian Integrator dengan Input Sinusoida
Vin C R Xc Bentuk Gelombang Bed
(Vpp/Hz (µF (kΩ (Ω) a
) ) ) Fasa
Vi Vo (warna
(warna kuning) biru) (⁰)

1591,5
36
0,1 1 4

2/1k

159,2 79,2
1 1
1591,5
75,2
0,1 10 4

159,2 87,8
1 10
Tabel 5.2 Data Pengukuran Rangkaian Integrator dengan Input Segi Empat
Vin C R Xc (Ω) Bentuk Gelombang
(Vpp/Hz (µF (kΩ
) ) ) Vi Vo (warna
(warna kuning) biru)

1591,5
0,1 1 4

2/1k

159,2
1 1
1591,5
0,1 10 4

159,2
1 10
Tabel 5.3 Data Pengukuran Rangkaian Differensiator dengan Input Sinusoida
Vin C R Xc Bentuk Gelombang Beda
(Vpp/Hz) (µF) (kΩ) (Ω) Fasa

(⁰)
Vi Vo
(warna kuning) (warna biru)

1591,54 45
0,1 1

159,2 7,2
1 1

2/1k

1591,54 7,2
0,1 10
159,2 0
1 10
Tabel 5.4 Data Pengukuran Rangkaian Differensiator dengan Input Segi Empat
Vin C R Xc Bentuk Gelombang
(Vpp/Hz) (µF) (Ω) (Ω)

Vi Vo (warna
(warna kuning) biru)

1591,54
0,1 1

2/1k

159,2
1 1
0,1 10 1591,54

159,2
1 10

*terdapat beberapa grafik yang dirubah karena terjadi kesalahan penginputan gambar di
jurnal
IX. Analisis

Nilai dari reaktansi kapasitif rangkaian integrator dipengaruhi oleh besar nilai
kapasitansi dari kapasitor. Pada Tabel 5.1 dapat dianalisa bila dibandingkan antara saat
pemasangan resistansi yang sama lalu nilai kapasitor diubah, maka pada saat C=0,1µF
Xc>Xc C=1 µF dan beda fasa C=0,1µF < beda fasa C=1µF. sementara Vo dipengaruhi
juga oleh perubahan nilai C, karena pada rangkaian ini nilai Vo=Vc. Gelombang output
yang dihasilkan lagging(tertinggal) terhadap gelombang output, maka akan adanya beda
fasa yang dapat dihitung (dibawah) dan Xc dapat dihitung :

(R=1kΩ; C=1µF; f=1000)

𝑋𝑐 = = 159,2Ω

Untuk perhitungan beda fasa digunakan rumus


𝑎
𝐵𝑒𝑑𝑎 𝐹𝑎𝑠𝑎 = 360° ×

𝑏 𝐵𝑒𝑑𝑎 𝐹𝑎𝑠𝑎 = 360° × = 36°


(R=1kΩ; C=0,1µF; f=1000Hz)

Jadi nilai resistansi kapasitif (Xc) adalah 159,2Ω dan beda fasa yang didapatkan yaitu 36⁰

*Pada jurnal terdapat kesalahan rumus sehingga dibenarkan menjadi seperti data diatas

Hasil analisa Tabel 5.2 dapat di Analisa walau berbeda jenis sinyal input yang
dimasukan tetapi semuanya memiliki nilai reaktansi kapasitif yang sama karena input
berupa sinusoidal. Apabila input yang dipilih persegi, gelombang ouputnya akan
membentuk gelombang segitiga karena memiliki frekuensi tinggi yaitu 1k Hz

Hasil analisa dari table 5.3 dapat di Analisa nilai dari pada reaktansi kapasitif
rangkaian differensiator akan dipengaruhi oleh nilai kapasitansi dari kapasitor, apabila
kita bandingkan saat resistansi yang sama dengan nilai kapasitor yang di ubah nilainya
(µF), nilai Xc yang didapat yaitu Xc 0,1µF > Xc 1 µF.
Pada saat C=0,1 dan R=1k Ω yaitu beda fasa nya sebesar 45°, namun nilai C dan
R lainnya memliki beda fasa terbilang lebih kecil yaitu berkisar 0°-7,2° . dari data yang
ambil hal tersebut disebabkan oleh factor kapasitor yang dipasang langsung terhadap
input pada rangkaian.
Nilai Vo yang didapatkan pada tabel 5.3 adalah Vo=0.88 Vr(rms) maka adanya
beda nilai kapasitor serta resistansi tidak berpengaruh terhadap tegangan output yang
hasilkan. Saat gelombang input dan output sinusoidal ,gelombang output leading terhadap
gelombang input, salah satu faktornya yatiyu oleh arus beban yang mengalir mendahului
tegangan beban, beban yang dimaksud yaitu beban kapasitif .Pada data yang didapat
terdapat gelombang input dan output yang tidak memiliki beda fasa hal ini disebabkan
oleh kinerja komponen yang ideal sehingga tidak ada beda fasa (karena menggunakan
aplikasi jadi bisa dikatakan ideal)
.
Hasil Analisa dari tabel 5.4 gelombang output bergantung pada nilai kapasitor, saat
C=0,1µF terjadi perbedaan dengan gelombang input, dan gelombang output bergantung
pada rasio lebar sinyal. Hasil gelombang output saat R=1kΩ dan C=0,1 µF maka termasuk
kedalam gelombang 0.1 RC terlihat gelombang menyerupai paku tajam sesuai dengan
teori yang ada, Namun pada pada saat R=10kΩ dan C=1 µF maka termasuk kedalam
gelombang 10 RC maka gelombang yang dihasilkan hampir berhimpit (sama) dengan
input persegi

X. Kesimpulan

1. Pemasangan komponen R dan C pada rangkaian integrator yaitu resistor digunakan


sebagai resistansi tetap yang diserikan dengan kapasitor yang memiliki reaktansi
tergantung frekuensi yang masuk, serta menggeser fasa (lagging) gelombang disaat
input sinyal sinusoidal serta mengintegralkan gelombang input yang akan
menghasilkan output pada input sinyal (segi empat).
2. Pemasangan komponen R dan C pada rangkaian differensiator adalah menggeser fasa
(leading) gelombang pada saat sinyal input sinusoidal dan mendiferensialkan
gelombang input pada saat gelombang input sinyal segi empat.
3. Perubahan nilai R dan C pada rangkaian integrator mempengaruhi beda fasa
gelombang dan gelombang output yang dihasilkan. Saat R dan C lebih besar nilai beda
fasa nya lebih besar namun pada saat R dan C lebih kecil beda fasa nya pun akan lebih
kecil.
4. Perubahan nilai R dan C pada rangkaian differensiator mempengaruhi beda fasa dan
gelombang output yang dihasilkan. Saat nilai R dan C lebih kecil beda fasa yang
didapat akan lebih besar dan gelombang output akan menyerupai gelombang input,
dan pada saat nilai R dan C lebih besar, beda fasa yang terlihat sangat kecil dan
gelombang output dan input nya saling berlawanan.
5. Pada rangkaian differensiator R=10kΩ dan C=1uF didapatkan Beda Fasa = 0°
6. Perbedaan gelombang input dan output pada rangkaian integrator adalah pada fasa
kedua gelombang di input sinusoida dan bentuk gelombang pada input segi empat,
karena gelombang output pada rangkaian integrator VO=VC. Namun perbedaan
gelombang input dan output pada rangkaian differensiator adalah VO=VR.
References
-. (-, - -). RC Networks. Retrieved from Electronics tutorials:
https://www.electronicstutorials.ws/category/rc
Charles K. Alexander, M. N. (2013). Fundamentals of Electric Circuit. New York: MC Graw
Hill.
Guntoro, N. A. (2013). Fisika Terapan. Bandung: Remaja Rosadakarya.
ROBERT BOYLESTAD, L. N. (1999). ELECTRONIC DEVICES AND CIRCUIT THEORY. ohio:
Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai