Anda di halaman 1dari 4

Pharmauho Volume 3, No. 1, Hal.

19-22
Majalah Farmasi, Sains, dan Kesehatan ISSN 2442-9791

Studi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Penggunaan


Obat Tradisional Bagi Masyarakat di Desa Sabi-Sabila Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur

Asriullah Jabbar*1, Musdalipah2, Andi Nurwati3

1
Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232
2Akademi Farmasi Bina Husada Kendari, Jl. Sorumba
3Rumah Sakit Jiwa Kendari, Jl.

Abstrak
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap
penggunaan obat Tradisional di Desa Sabi-Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. Jenis penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan angket (kuesioner) sebagai media
untuk memperoleh informasi berupa data. Jumlah sampel dalam penelitian ini 63 responden dengan menggunakan tehnik purposive
sampling. Variabel dalam penelitian yaitu: Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat sebagai variabel bebas dan penggunaan
obat tradisional sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat tradisional pada masyarakat Desa
Sabi-Sabila dengan tingkat pengetahuan sebesar 46,0%, sikap sebesar 42,9% dan tindakan sebesar 58,7%. Dengan demikian,
penggunaan obat tradisional pada masyarakat Desa Sabi-Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur termasuk kategori
Baik.
Kata kunci: Obat tradisional, sikap, tindakan, Sabi-sabila, Kolaka Timur

1. Pendahuluan
Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif temurun telah digunakan untuk pengobatan
pengobatan telah lama dilakukan jauh sebelum ada berdasarkan pengalaman [ 1 ] .
pelayanan kesehatan formal dengan menggunakan Di Indonesia obat tradisional masih digunakan
obat-obatan moderen. Namun, negara Indonesia yang secara luas di berbagai lapisan masyarakat, baik itu di
terdiri dari banyak pulau yang didiami oleh berbagai desa maupun di kota. Penggunaan obat tradisional
suku memungkinkan terjadinya perbedaan dalam semakin meningkat dengan kecenderungan gaya
pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional. Hal hidup kembali ke alam [2]. Kecenderungan ini sangat
ini disebabkan setiap suku memiliki pengalaman terlihat dari maraknya produk-produk berbahan herbal
empiris dan kebudayaan yang khas sesuai dengan yang beredar di pasaran. Disamping itu belum
daerahnya masing-masing. Kehidupan nenek moyang meratanya sarana kesehatan juga mahalnya harga
yang menyatu dengan alam menumbuhkan kesadaran obat dan banyaknya efek samping dari obat moderen
bahwa alam adalah penyedia obat bagi dirinya dan menjadi faktor pendorong bagi masyarakat untuk
masyarakat. Mulai dari sinilah berkembang pengertian mendayagunakan obat tradisional [3].
obat tradisional. Menurut Departemen Kesehatan Meskipun pengguna obat tradisional di kalangan
Republik Indonesia, obat tradisional merupakan masyarakat sudah sangat banyak namun data tentang
produk yang terbuat dari bahan alam yang jenis dan alasan dan latar belakang masyarakat memilih
sifat kandungannya sangat beragam dan secara turun menggunakan obat tradisional masih sedikit. Begitu
juga data tentang jenis penyakit yang umumnya

*
KBK Farmakologi dan Farmasi Klinik
Email: asriullah.djabbar@gmail.com
20 | Djabbar, dkk: Studi Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Bagi Masyarakat
Di Desa Sabi-Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur

diobati dengan menggunakan obat tradisional. Survei media untuk memperoleh informasi berupa data.
sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman Penelitian ini dibatasi hanya dilakukan di Desa Sabi-
tentang variasi penggunaan obat tradisional sehingga Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur.
dapat memaksimalkan hasil terapi dan menyediakan
perawatan medis yang berkualitas kepada masyarakat. 3. Hasil dan Pembahasan
Selain itu hasil survei juga dapat digunakan bagi
pemerintah daerah setempat sebagai bahan 3.1 Karakteristik Responden
pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan
program terkait obat tradisional lebih lanjut. Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan golongan umur
Kecamatan Mowewe merupakan salah satu masyarakat di Desa Sabi-Sabila tahun 2016
kecamatan dari kabupaten Kolaka Timur, dimana No
Golongan Umur
Jumlah Presentase (%)
sebagian besar penduduk kecamatan Mowewe yang (Tahun)
bermata pencaharian sebagai petani dengan jenjang 1 18-30 27 42,9
pendidikan terakhir adalah tamatan SLTP. Dari survei 2 31-40 11 17,5
3 41-50 17 27,0
yang di lakukan peneliti masih ada masyarakat di 4 51-60 8 12,7
kecamatan Mowewe khususnya di desa Sabi-Sabila Total 63 100,0
belum memahami fungsi dan penggunaan obat
tradisional. Segi aplikasi penggunan obat tradisional di Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
masyarakat sudah banyak yang menggunakan obat masyarakat di Desa Sabi-Sabila tahun 2016
tradisional namun masih sedikit yang paham fungsi
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
tanaman yang di gunakan sebagai obat tradisional,
sehingga pengetahuan sangat berperan penting untuk 1 Laki-laki 41 65,1
mengambil sikap dan tindakan yang semestinya. Alasan 2 Perempuan 22 34,9
masyarakat belum mengetahui fungsi dan penggunaan Total 63 100,0
dari obat tradisional karena memang belum ada
penyuluhan dari tenaga kesehatan khususnya tenaga Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
kefarmasian tentang penggunaan dan manfaat dari obat masyarakat di Desa Sabi-Sabila tahun 2016
tradisional, ditambah lagi sarana penunjang kesehatan No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
yaitu puskesmas yang sulit di jangkau masyarakat di 1 Petani 34 54,0
karenakan jarak yang jauh dari pemukiman masyarakat 2 Ibu Rumah Tangga 14 22,2
sehingga masyarakat kurang informasi mengenai 3 Mahasiswa/ Pelajar 10 15,9
4 Wiraswasta 5 7,9
penggunaan dan manfaat obat tradisional. Oleh karena Total 63 100,0
itu studi pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap
penggunaan obat tradisional bagi masyarakat di desa Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pendidikan
Sabi-Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka masyarakat di Desa Sabi-Sabila tahun 2016
Timur perlu dilakukan. No
Pendidikan
Jumlah Persentase (%)
Terakhir
1 SD 10 15,9
2. Metode Penelitian 2 SMP 28 44,4
3 SMA 25 39,7
2.1 Jenis Penelitian Total 63 100,0
Jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian
deskriptif penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk 3.2 Analisis Univariat
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan tingkat
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa tradisional di Desa Sabi-Sabila tahun 2016
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, Penggunaan
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena No Obat Jumlah Persentase (%)
yang satu dengan fenomena lainnya [4]. Tradisional
1 Baik 29 46,0
2 Cukup 25 39,7
2.2 Desain Penelitian 3 Kurang 9 14,3
Total 63 100,0
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
non eksperimental dan bersifat deskriptif. Dalam
penelitian ini digunakan angket (kuesioner) sebagai
21 | Djabbar, dkk: Studi Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Bagi Masyarakat
Di Desa Sabi-Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur

Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan sikap pendidikan SMP sudah mengetahui dan memahami
masyarakat tentang penggunaan obat tradisional di tentang penggunaan obat tradisional.
Desa Sabi-Sabila tahun 2016 Hasil uji univariat memperlihatkan dari 63
No
Penggunaan Obat
Jumlah Persentase (%) responden dianalisis untuk mengetahui tingkat
Tradisional pengetahun, sikap dan tindakan masyarakat tentang
1 Baik 27 42,9 penggunaan obat tradisional di Desa Sabi-Sabila,
2 Cukup 23 36,5 Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. Hasil
3 Kurang 13 20,6
Total 63 100,0
analisis data yang telah dikumpulkan dari semua
kuesioner yang diisi oleh responden maka diperoleh
Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan tindakan hasil dari tiap-tiap indikator pertanyaan berupa indikator
masyarakat tentang penggunaan obat tradisional di tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan adalah sebagai
Desa Sabi-Sabila tahun 2016 berikut :
Penggunaan Obat
No Jumlah Persentase (%)
Tradisional 4.1 Tingkat pengetahuan masyarakat
1 Baik 37 58,7
2 Cukup 18 28,6
3 Kurang 8 12,7
Hasil pengolahan data dari kuesioner diperoleh
Total 63 100,0 nilai untuk setiap item pertanyaan dari indikator tersebut.
Berdasarkan jawaban dari 63 responden terhadap item-
item pertanyaan dalam indikator tingkat pengetahuan,
4. Pembahasan hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah responden
dengan tingkat pengetahuan baik, lebih banyak yaitu 29
Berdasarkan Tabel 1, dilihat dari distribusi responden (46,0%), yang memiliki tingkat pengetahuan
responden berdasarkan golongan umur dari 63 cukup 25 responden (39,7%) dan 9 responden (14,3%)
responden yang berumur 18 – 30 tahun terdapat 27 orang yang berpengetahuan kurang (Tabel 5).
(42,9%). Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Obat tradisional merupakan obat yang diracik
pengguna obat tradisional di Desa Sabi-Sabila mayoritas sendiri dari tumbuh-tumbuhan dan digunakan untuk
dengan umur dewasa. Berdasarkan pendapat pengobatan. Kemampuan meracik obat tradisional
Notoatmodjo (2007), semakin bertambah usia seseorang masyarakat Desa Sabi-Sabila diperoleh dari warisan
semakin bijaksana dan banyak pengalaman/hal yang nenek moyang secara turun temurun. Penggunaan obat
telah dijumpai dan dikerjakan [5]. tradisional sudah menjadi kebudayaan yang melekat
Berdasarkan Tabel 2, dilihat dari distribusi dalam sendi kehidupan masyarakat Desa Sabi-Sabila.
responden berdasrkan jenis kelamin laki-laki dan Sebagian masyarakat Desa Sabi-Sabila menganggap
perempuan pada masyarakat pengguna obat tradisional dengan menggunakan obat tradisional secara turun
di Desa Sabi-Sabila. Kuesioner disebarkan kepada dua temurun termasuk dalam upaya melestarikan
kelompok responden tersebut untuk menghindari kebudayaan yang harus di lestarikan. Hal ini
dominasi atau kecenderungan terhadap salah satu menunjukkan bahwa masyarakat mempu menjawab
gender. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat di dengan baik dikarenakan adanya pengetahuan yang baik.
Desa Sabi-Sabila yang menggunakan obat tradisional Dapat dikatakan bahwa semakin rendah tingkat
lebih dominan berjenis kelamin laki-laki dibanding pengetahuan masyarakat, maka semakin tinggi pula
dengan perempuan yang dibuktikan dari jumlah tingkat penggunaan obat tradisional. Di sisi lain,
persentase responden berjenis kelamin laki-laki lebih penggunaan obat tradisional erat kaitannya dengan
besar dari presentase responden berjenis kelamin pengetahuan, karena semakin rendahnya tingkat
perempuan. pengetahuan ibu semakin tinggi pula tingkat penggunaan
Berdasarkan Tabel 3, dilihat dari distribusi obat tradisional, hal ini karenakan pengetahuan ibu
responden berdasarkan pekerjaan masyarakat yang tentang obat modern yang sangat rendah sehingga ibu
menggunakan obat tradisional terbanyak adalah petani, lebih memilih menggunakan obat tradisional yang
karena pekerjaan tersebut yang lebih dominan di memang telah digunakan secara turun-temurun di
masyarakat Desa Sabi-sabila. Berdasarkan tabel 4, keluarga [6].
dilihat dari distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan dari 63 responden masyarakat pengguna obat 4.2 Sikap masyarakat
tradisional terbanyak adalah tingkat pendidikan SMP
dan yang terendah adalah tingkat pendidikan SD. Hal ini Berdasarkan Tabel 6, hasil pengolahan data dari
menggambarkan bahwa responden dengan tingkat kuesioner diperoleh nilai untuk setiap item pertanyaan
dari indikator tersebut. Hasil analisis menunjukkan
22 | Djabbar, dkk: Studi Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Bagi Masyarakat
Di Desa Sabi-Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur

bahwa jumlah responden yang memiliki sikap baik biji, hipertensi dengan mengkosumsi buah mentimun,
terhadap penggunaan obat tradisional yaitu sebesar 27 alergi pada kulit akibat bakteri dengan perasan buah
responden (42,9%), memiliki sikap cukup 23 responden mengkudu, alergi makanan seperti alergi udang atau
(36,5%) dan 13 responden (20,6%) memiliki sikap yang kepiting dengan meminum air kelapa merah atau
kurang terhadap penggunaan obat tradisional. perasan jeruk nipis, luka luar dengan perasan daun
Berdasarkan jawaban responden terhadap galing-galing, dan penyakit malaria dengan rebusan
kuesioner penelitian serta hasil wawancara, penggunaan daun pepaya atau rebusan daun paria.
obat tradisional hanya ditujukan terhadap penyakit- Tindakan masyarakat pada saat sakit mereka
penyakit yang bersifat ringan. Jauhnya puskesmas menginginkan pengobatan yang murah dan mudah
merupakan salah satu faktor penyebab masyarakat lebih didapat sehingga mereka menggunakan pengobatan
sering menggunakan obat tradisional. Selain itu, tradisional untuk mengobati penyakit yang mendadak,
kepercayaan masyarakat Desa Sabi-Sabila terhadap penyakit mendadak yang dimaksud disini adalah
penggunaan obat tradisional masih sangat tinggi. penyakit-penyakit mendadak yang bersifat ringan
Sikap merupakan salah satu variabel penentu dalam sebelum yang bersangkutan memeriksakan diri ke
pemilihan pengambilan keputusan [7], tapi bertolak petugas kesehatan atau dokter.
belakang dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa
sikap hanya berpengaruh 1% dalam pengambilan 5. Kesimpulan
keputusan, sedangkan 99% ditentukan oleh faktor lain
[8]. Pengobatan tradisional lebih murah dibandingkan Masyarakat Desa Sabi-Sabila, Kecamatan
pengobatan medis, obat tradisional memiliki efek Mowewe termasuk dalam kategori baik dengan indicator
samping lebih sedikit, penghasilan masyarakat, pengetahuan, sikap, dan tindakan masing-masing
pendidikan, dan asal daerah (daerah pedesaan cenderung sebesar 46,0%, 42,9%, dan 58,7%.
memilih obat tradisional) [9].
Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan Daftar Pustaka
sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, dan
1. Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan 381/Menkes/
orang lain yang dianggap penting. Pembentukan sikap SK/III/2007. Kebijakan Obat Tradisional. Departemen
tidak terjadi begitu saja, melainkan sikap terbentuk Kesehatan Republik Indonesia. 2007.
karena melalui suatu proses tertentu, melalui kontak 2. Katno, Pramono S, Tingkat Manfaat dan Keamanan
sosial terus menerus antara individu dengan individu lain Tanaman Obat Tradisional, Yogyakarta: Fakultas
disekitarnya demikian pula dalam pengambilan Farmasi Universitas Gajah Mada, 2008.
keputusan pengobatan. Sikap merupakan reaksi atau 3. Pramono S, Kontribusi bahan obat alam dalam
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap mengatasi krisis bahan obat di Indonesia. Jurnal Bahan
stimulus atau objek. Sikap mempunyai tiga komponen Alam Indonesia, 2 0 0 2 , 1(1); 18-20.
4. Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
pokok, antara lain: kepercayaan (keyakinan), ide, dan
Remaja Rosdakarya, 2006.
konsep terhadap suatu objek; kehidupan emosional atau 5. Notoatmodjo. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan
evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk llmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset,
bertindak. 2003.
6. Dewoto HR. Pengembangan Obat Tradisional Menjadi
4.3 Tindakan masyarakat Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia, 2003,
57(7); 205-211.
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah 7. Rahayu M, Sunarti S, Sulistiarini D, Prawiroatmodjo P.
responden yang memiliki tindakan baik terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Tradisional Oleh
penggunaan obat tradisional sebesar 37 responden Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi
(58,7%), memiliki tindakan cukup 18 responden Tenggara. Biodiversitas, 2006, 7(3);245-250
(28,6%), sedangkan 8 responden (12,7%) memiliki 8. Kumala LUR. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan
Pertimbangan Manfaat dan keamanannya. Majalah Ilmu
tindakan yang kurang terhadap penggunaan obat
Kefarmasian. Jakarta, 2003.
tradisional. Berdasarkan jawaban responden, tujuan 9. Gitawati R, Handayani RS. Profil Konsumen Obat
masyarakat Desa Sabi-Sabila menggunakan obat Tradisional Terhadap Ketanggapan Akan Adanya
tradisional adalah untuk meningkatkan kesehatan, Efek Samping Obat Tradisional. Buletin Penelitian
pengobatan sakit ringan dan pengobatan rutin penyakit Sistem Kesehatan, 2 0 0 6 , 11(3); 283-288.
kronis setelah perawatan dokter. Masyarakat Desa Sabi- 10. Lusia O. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional
Sabila menggunakan obat tradisional untuk penyakit Dengan Pertimbangan Manfaat dan Khasiatnya. Majalah
ringan seperti bisul, menurunkan kolestrol dengan Ilmu Kefarmasian, 2006, III(1); 01-07.
rebusan daun sirsak, diare dengan merebus daun jambu

Anda mungkin juga menyukai