Bab I Pendahuluan: 1.1 Pengertian Sengketa Bisnis
Bab I Pendahuluan: 1.1 Pengertian Sengketa Bisnis
Pendahuluan
1
Bab II
Pembahasan
2
Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain
atas putusan arbitrase.
Mempunyai pengalaman atau mengusai secara aktif dalam
bidangnya paling sedikit selama 15 (lima belas) tahun.
Hakim, jaksa, paniteran, dan pejabat peradilan lainnya tidak boleh
menjadi arbiter.
Arbitrase (nasional maupun internasional) menggunakan prinsip-
prinsip hukum sebagai berikut :
efisien.
Accessibility (terjangkau dalam arti biaya, waktu dan tempat)
Proteksi hak para pihak.
Final and binding.
Adil (fair and just)
Sesuai dengan sense of justice dalam masyarakat.
Kredibilitas. Jika arbiter mempunyai kredibilitas, maka
putusannya akan dihormati orang.
3
2.2.1 Arbitrase
Seperti telah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan arbitrase
adalah cara penyelesaian sengketa perdata swasta di luar pengadilan umum
yang didasarkan pada kontrak arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa, dimana pihak penyelesai sengketa tersebut dipilih
oleh para pihak yang bersangkutan, yang terdiri dari orang-orang yang tidak
berkepentingan dengan perkara yang bersangkutan, orang-orang mana akan
memeriksa dan memberi putusan terhadap sengketa tersebut.
2.2.2 Negoisiasi
Pengertian Negosiasi :
1) Negosiasi adalah suatu bentuk pertemuan antara dua pihak: pihak
kita dan pihal lawan dimana kedua belah pihak bersama-sama
mencari hasil yang baik, demi kepentingan kedua pihak.
2) Proses yang melibatkan upaya seseorang untuk mengubah (atau
tak mengubah) sikap dan perilaku orang lain.
3) Proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan
timbal balik dari pihak-pihak tertentu dengan sikap, sudut
pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu dengan
yang lain.
4
3) Moving away (with drawing): menghindari konfrontasi, menarik
kembali isi pembicaraan, berdiam diri, tak menanggapi pertanyaan.
4) Not moving (letting be): mengamati, memperhatikan, memusatkan
perhatian pada “here and now”, mengikuti arus, fleksibel,
beradaptasi dengan situasi.
Ketrampilan Negosiasi :
1) Mampu melakukan empati dan mengambil kejadian seperti pihak
lain mengamatinya.
2) Mampu menunjukkan faedah dari usulan pihak lain sehingga
pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi bersedia mengubah
pendiriannya.
3) Mampu mengatasi stres dan menyesuaikan diri dengan situasi yang
tak pasti dan tuntutan di luar perhitungan.
4) Mampu mengungkapkan gagasan sedemikian rupa sehingga pihak
lain akan memahami sepenuhnya gagasan yang diajukan.
5) Cepat memahami latar belakang budaya pihak lain dan berusaha
menyesuaikan diri dengan keinginan pihak lain untuk mengurangi
kendala.
5
1) Cara bernegosiasi yang dilakukan oleh seseorang sangat
dipengaruhi oleh gaya kerjanya.
2) Kesuksesan bernegosiasi seseorang didukung oleh kecermatannya
dalam memahami gaya kerja dan latar belakang budaya pihak lain.
2.2.3 Mediasi
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan atau mufakat para pihak dengan dibantu oleh mediator yang
tidak memiliki kewenangan memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
Ciri utama proses mediasi adalah perundingan yang esensinya sama dengan
proses musyawarah atau konsensus. Sesuai dengan hakikat perundingan atau
musyawarah atau konsensus, maka tidak boleh ada paksaan untuk menerima
atau menolak sesuatu gagasan atau penyelesaian selama proses mediasi
berlangsung. Segala sesuatunya harus memperoleh persetujuan dari para
pihak.
Prosedur Untuk Mediasi :
6
1) Setelah perkara dinomori, dan telah ditunjuk majelis hakim oleh ketua,
kemudian majelis hakim membuat penetapan untuk mediator supaya
dilaksanakan mediasi.
2) Setelah pihak-pihak hadir, majelis menyerahkan penetapan mediasi
kepada mediator berikut pihak-pihak yang berperkara tersebut.
3) Selanjutnya mediator menyarankan kepada pihak-pihak yang berperkara
supaya perkara ini diakhiri dengan jalan damai dengan berusaha
mengurangi kerugian masing-masing pihak yang berperkara.
4) Mediator bertugas selama 21 hari kalender, berhasil perdamaian atau tidak
pada hari ke 22 harus menyerahkan kembali kepada majelis yang
memberikan penetapan.
Jika terdapat perdamaian, penetapan perdamaian tetap dibuat oleh majelis.
Mediator
Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa
tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
Tugas pokok dari mediator adalah sebagai berikut :
a) Menciptakan forum-forum, seperti mengundang rapat dan lain-lain.
b) Mengumpulkan dan membagi-bagi informasi.
c) c. Memecahkan masalah.
d) Mengusulkan keputusan/solusi (jika belum ditemukan solusi).
2.2.4 Konsiliasi
Konsiliasi mirip dengan mediasi, yakni juga merupakan suatu proses
penyelesaian sengketa berupa negosiasi untuk memecahkan masalah melalui
pihak luar yang netral dan tidak memihak yang akan bekerja dengan pihak
bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan
sengketa tersebut secara memuaskan kedua belah pihak. Pihak ketiga yang
7
netral tersebut dengan konsiliator. Karena antara mediasi dengan konsiliasi
banyak persamaannya, maka dalam praktek kedua istilah tersebut sering
dicampuradukkan.
2.2.6 Minitrial
Minitrial adalah alternatif penyelesaian sengketa (ADR) prosedur yang
digunakan oleh bisnis dan pemerintah federal untuk menyelesaikan masalah
hukum tanpa menimbulkan beban dan menunda terkait dengan litigasi
pengadilan. Mini-sidang tidak menghasilkan ajudikasi formal, tetapi
merupakan kendaraan bagi para pihak untuk mencapai solusi melalui proses
penyelesaian terstruktur. Hal ini digunakan paling efektif ketika isu-isu
kompleks dipertaruhkan dan pihak perlu atau ingin mempertahankan
hubungan damai.
Meskipun minitrials dapat diatur di bawah aturan dinegosiasikan oleh
para pihak, mereka biasanya sesuai dengan prosedur yang digunakan oleh
fasilitator dari ADR. Para pihak menandatangani perjanjian menyetujui
minitrial dan kemudian masing-masing memilih perwakilan manajemen untuk
8
duduk di panel. Ini perwakilan memiliki kewenangan untuk menegosiasikan
penyelesaian. Para pihak juga memilih "penasehat netral" untuk duduk di
panel. Penasihat harus independen dan tidak memihak, karena orang ini akan
moderat minitrial tersebut. Apabila para pihak tidak bisa menyepakati
penasihat netral, badan ADR memfasilitasi dapat membuat seleksi. Para pihak
membayar bagian yang sama dari biaya penasihat dan menanggung biaya
mereka sendiri minitrial.
Sebelum minitrial pihak memilih dan kemudian menyediakan
penasihat netral dengan bahan latar belakang. Para pihak juga mengajukan
makalah hukum dan pameran dengan penasehat yang berisi informasi yang
mereka berniat untuk hadir pada apa yang disebut sebagai "pertukaran
informasi." Pertukaran ini adalah, pada dasarnya, minitrial tersebut. Para
pihak harus menyepakati panjang celana dan tanggal jatuh tempo untuk
dokumen.
2.2.7 Ombudsman
Ombudsman (jamak bahasa Inggris konvensional: ombudsman) adalah
orang yang bertindak sebagai perantara terpercaya antara baik negara (atau
unsur-unsur itu) atau organisasi, dan beberapa konstituen internal atau
eksternal, sementara mewakili tidak hanya tapi kebanyakan lingkup yang luas
dari konstituen kepentingan. Sebuah Swedia, Denmark dan Norwegia adat
istilah, Ombudsman secara etimologis berakar pada umboðsmaðr kata Norse
Lama, pada dasarnya berarti "perwakilan".
Dalam paling sering penggunaan modern, ombudsman adalah seorang
pejabat, biasanya ditunjuk oleh pemerintah atau oleh parlemen, tetapi dengan
tingkat signifikan kemerdekaan, yang dituduh mewakili kepentingan publik
dengan menyelidiki dan menangani pengaduan yang dilaporkan oleh individu.
Variasi modern dari istilah ini termasuk "ombud", "Ombudsman",
"ombudsman", atau "ombudswoman".
9
2.2.8. Penilaian Ahli
Tanggapa ahli adalah segala sesuatu yang merupakan,dasar pemikiran
dan indikator dan penyelesain sengketa bisnis,karena dalam penyelesaian
sengketa harus melihat aspek – aspek hukum , sosial dan budaya.Bagaimana
Ahli Hukum dapat memberikan kontribusi yang positif dalam penyelesaian
sengketa bisnis.
Penyelesian sengketa pada umumnya harus menggunakan prinsip
keadilan dalam penyelesaian,tidak menggunakan pendapat sesorang saja,harus
melibatkan beberapa pihak yang betul – betul kompeten dalam hukum bisnis.
10
Keanggotaan BPSK terdiri atas unsur pemerintah, unsur konsumen,
dan unsur pelaku usaha, yang masing-masing unsur diwakili oleh 3-5 orang,
yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri (Pasal 49 ayat (3) dan ayat (5)).
11
k) memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
l) menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar
ketentuan undang-undang ini.
12
6) Arbitrase wajib, arbitrase yang oleh undang-undang diwajibkan untuk
dilakukan.
7) Arbitrase ad hoc, arbitrase yang tidak ada badannya.
8) Arbitrase Lembaga, merupakan model arbitrase yang sudah ada
lembaga/badannya, serta sudah ada juga aturan mainnya, sehingga para
pihak tinggal memilih mereka atau badan tersebut memilih arbiter untuk
mereka.
9) Arbitrase nasional, Arbitrase dimana pihak yang bersengketa adalah para
pihak dalam 1 (satu) negara.
10) Arbitrase internasional, arbitrase di mana para pihak yang bersengketa
adalah berasal dari negara-negara yang berbeda.
11) Arbitrase kualitas, berkaitan dengan fakta-fakta dilapangan.
12) Arbitrase teknis, berkaitan dengan penyusunan dan penafsiran kontrak.
13) Arbitrase umum, berkaitan dengan fakta dan penerapan hukum.
14) Arbitrase bidang khusus, dalam bidang muamalat, perdagangan,
ketenagakerjaan, lingkungan hidup.
13
9) Putusan umumnya inkracht (final binding).
10) Putusan arbitrase juga dapat dieksekusi oleh pengadilan, tanpa atau
dengan sedikir review.
11) Prosedur arbitrase lebih mudah dimengerti oleh masyarakat banyak.
12) Menutup kemungkinan forum shopping (mencoba-coba untuk memilih
atau menghindari peengadilan).
14
Arbitrase masih dianggap sebagai satu-satunya yang paling tepat untuk
menyelesaikan sengketa transaksi internasional. Bahwa arbitrase itu lebih
murah dan cepat disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya jangka waktu
kerja majelis arbitrase dibatasi oleh undang-undang seperti di Indonesia oleh
pasal 48 UU No. 30 / 1999 yang memberi waktu penyelesaian sidang 6 bulan
untuk sampai pada putusan final dan mengikat. Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) memberi 3 bulan dengan kesempatan perpanjangan sampai
3 bulan tambahan. Sedangkan peradilan biasa bisa memakan waktu sampai
puluhan tahun, bahkan sampai 20 tahun lebih.
15
16) Keputusan diserahkan kepada para pihak.
17) Putusan diterima oleh para pihak.
18) Koreksi, tambahan, pengurangan terhdap putusan.
19) Penyerahan dan pendaftaran putusan ke Pengadilan Negeri yang
berwenang.
20) Permohonan eksekusi didaftarkan di panitera Pengadilan Negeri.
21) Putusan pelaksanaan dijatuhkan.
22) Perintah ketua Pengadilan Negeri jika putusan tidak dilaksanakan.
16
2.7 Kontrak Arbitrase
BAB III
KESIMPULAN
Mengamati kegiatan bisnis yang jumlah transaksinya ratusan setiap hari, tidak
mungkin dihindari terjadinya sengketa (dispute/ difference) antar pihak yang terlibat.
Setiap jenis sengketa yang terjadi selalu menuntut pemecahan dan penyelesaian yang
cepat. Makin banyak dan luas kegiatan perdagangan, frekuensi terjadi sengketa
17
makin tinggi, hal ini berarti sangat mungkin makin banyak sengketa yang harus
diselesaikan.
18
Daftar Pustaka
Fuadi, Munir. Pengantar Hukum Bisnis – Menata Bisnis Modern di Era Globalisasi.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2008.
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Arbitrase_Nasional_Indonesia
http://maspurba.wordpress.com/2008/05/10/penyelesaian-sengketa-bisnis-melalui-
arbitrase-internasional/
https://suwarnatha.files.wordpress.com/2012/05/permohonan-pembatalan-putusan-
arbitrase.pdf
http://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/arbitrase-dan-arbiter/
19
20