Golongan/Kelompok : P3 / 6
Dosen : Niken Ayu Permatasari, STP, Msi
Asisten Praktikum : 1. Jihan Suraya F34160086
2. Tamara Priska F34160110
3. Faisal Rifqi F34160129
ISOLASI BAKTERI
GITHA SUSHANTI
F34180089
LATAR BELAKANG
Isolasi mikroba adalah kegiatan memisahkan mikroba dari lingkungannya
di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi
harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium
biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Memindahkan bakteri dari
medium lama kedalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan
alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada
pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut
harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin
melekat pada dinding tutup cawan petri (Alam et al. 2013)
Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu
koloni, baik bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah
bakteri di alam sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi. Untuk
mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk
mengembakbiakkan mereka dalam skala laboratorium. Pengembangbiakan ini
dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari sumber isolat, seperti tanah, udara,
sisa makanan, dan lain-lain, dalam media yang mengandung nutrisi. Media
pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media selektif, media penyubur,
media diferensial, dll. Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan
digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Dalam mempelajari sifat pertumbuhan
dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus
dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan kultur murni yang
disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari
satu species atau satu galur mikroorganisme. Kultur murni diperoleh dengan cara
isolasi menggunakan metode tuang maupun gores (Elfita 2010).
Pembuatan isolasi dilakukan dengan cara mengambil sampel mikroba dari
lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel tersebut kemudian dikultur/dibiakan
dengan menggunakan media universal atau media selektif, tergantung tujuan yang
ingin dicapai. Untuk mendapatkan atau menumbuhkan jenis mikroorganisme
tertentu, maka dilakukan isolasi. Dengan isolasi inilah dapat diidentifikasi jenis
bakteri tertentu baik dari kelimpahan maupun morfologinya. Isolasi bakteri
merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal.
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri
cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Sebelum mengisolasi, harus diketahui
mikroba apa yang akan diisolasi dan habitatnya menentukan sampel dan media apa
yang akan digunakan. Pemilihan mikroba sebagai sumber enzim mempunyai
beberapa keuntungan bila dibandingkan yang diisolasi dari tanaman ataupun
hewan. Antara lain adalah sel mikroba relatif lebih mudah ditumbuhkan, kecepatan
pertumbuhan relatif lebih cepat, skala produksi sel lebih mudah ditingkatkan bila
dikehendaki produksi yang lebih besar, biaya produksinya relatif rendah, kondisi
selama produksi tidak tergantung oleh adanya pergantian musim dan waktu yang
dibutuhkan dalam proses produksi lebih pendek (Torben 2007).
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan mengetahui dan memahami prinsip isolasi mikroba
dengan melakukan metode goresan kuadran dan metode penuangan.
METODOLOGI
METODE
Mulai
1 gr Mikroba
Hasil pengamatan
Selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
[Terlampir]
PEMBAHASAN
Media yang digunakan pada praktikum ini berupa PDA, YMEA, dan
medium HS. PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk
pertumbuhan jamur di laboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5
sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan
lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan
antara 25-30° C (Cappucino 2014). Berdasarkan komposisinya PDA termasuk
dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan
sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat),
vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen
agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA. Masing-masing dari ketiga
komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakkan
mikroorganisme terutama jamur (Octavia dan Wantini 2017).
Yeast Malt Extract Agar (YMEA) digunakan sebagai media kultivasi untuk
pemeliharaan koloni yeast pada media padat serta untuk mengkarakterisasi yeast
berdasarkan morfologi yang tampak pada medium padat, seperti; bentuk koloni,
tekstur koloni, warna, permukaan, tepi, dan elevasi. Media ini dibuat dengan
menambahkan 2% agar pada medium Yeast Malt Broth (YMB) dan disterilisasi
dengan autoklaf 121 oC, 1.5 atm selama 15 menit (Kurtzman dan Fell 1998).
Medium yang terbukti baik untuk mengisolasi mikroorganisme penghasil selulosa
adalah medium HS (Hestrin dan Schramm medium). Media Hestrin-Schramm (HS)
mengandung berbagai jenis bahan kimia seperti glukosa, ekstrak ragi, ammonium
sulfat, pepton dan nutrisi sintetis tambahan lainnya (Zahan et al. 2014).
SARAN
Praktikum berjalan dengan baik dan lancar. Terima kasih kakak dan abang
asprak selama setengah semester ini. Stay safe semuanya semoga selalu dilindungi
Tuhan YME #dirumahaja #janganlupacucitangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alam MS, Sarjono PR, Aminin ALN. 2013. Isolasi bakteri selulolitik termofilik kompos
pertanian desa bayat, klaten, jawa tengah. Jurnal Chem Info. 1(1) :190-195.
Algus LF. 2014. Isolasi Khamir Dari Tetes Tebu (Molase) Dan Potensinya Dalam
Menghasilkan Etanol [skripsi]. Fakultas Sans dan Teknologi. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.
Cappuccino JG, Sherman N. 2014. Manual Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta: EGC
Elfita, Muharni, Munawar, Salni, dan Ade O. 2010. Senyawa antimalaria dari jamur
endofitik tumbuhan sambiloto (andographis paniculata nees). Jurnal Natur
Indonesia. 13(2) : 123-129.
Hafsari AR dan Asterina I. 2013. Isolasi dan identifikasi kapang endofit dari tanaman
obat surian (Toona sinensis). Jurnal Istek. 7(2): 12-21.
Hestrin S dan Schramm M. 1954. Syntetic of cellulose by a. xylinum preparation
Kurtzman CP dan Fell JW. 1998. The Yeast A Taxonomy Study. New York (US):
Elvesier.
Madigan MT, Martinko JM, dan Parker J. 2009. Biology of Microorganisms. 12th ed.
New York(US): Prentice Hall International.
Nur H, Masdiana C dan Sri S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta(ID): ANDI.
of freeze dried cell capable of polymerizing glucose to cellulose biochem. Journal
of Microbiology.58(1) :345-352.
Riki. 2008. Seleksi Berbagai Spesies Khamir Untuk Menghasilkan Xilitol
Menggunakan Bahan Dasar D-Xilosa [skripsi]. Departemen Kimia, Universitas
Indonesia: Depok
Skou T dan Sogaard JG. 2007. Microbiologi. England (UK): Forfattern Og Systime.
Wantini S. dan Octavia A. 2018. Perbandingan pertumbuhan jamur aspergillus flavus
pada media pda (potato dextrose agar) dan media alternatif dari singkong (manihot
esculenta crantz). Jurnal analis Kesehatan. 6(2): 625-631.
Zahan KA, Pa’e N, Kok FS dan Muhamad II. 2014. Monitoring initial glucose
concentration for optimum ph control during fermentation of microbial cellulose in
rotary discs reactor. Journal Key Engineering Materials. 2(7): 594-595.
LAMPIRAN
Bakteri
Khamir
Kapang
Gram
1 10 x 10
negatif
Bakteri
Gram
2 100 x 10
negatif
Gram
3 100 x 10
positif
Khamir
Gram
4 100 x 10
positif
Gram
5 40 x 10
positif
Kapang
Gram
6 100 x 10
positif