Anda di halaman 1dari 2

Pada hari jumat,19 Oktober 2018, saya dan teman-teman telah melaksanakan wawancara

kepada dokter dan bidan di poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) PKC Makasar yang
dimulai pukul 14.00. Tujuan dilaksanakan wawancara ini agar kami sebagai calon tenaga
kesehatan mendapatkan gambaran dan informasi mengenai pentingnya kolaborasi antar profesi
kesehatan dan hambatan ataupun konflik yang dihadapi di dunia nyata agar pasien mendapatkan
pelayanan terbaik. Selain itu, kami juga melakukan observasi kegiatan pelayanan kesehatan yang
dilakukan pada masing-masing tenaga kesehatan di PKC Makasar.

Pada Puskesmas Kecamatan Maksasar terdapat instalasi Unit Gawat Darurat, beberapa
macam poli termasuk Poli MTBS, KIA (kesehatan ibu dan anak), Poli Gigi, dan Poli Umum,
Poli lansia, Poli IMS (infeksi menular seksual), Poli 24 jam, Poli Caten (calon penganten), Poli
Farmasi, Laboratorium, Kamar bersalin serta ruang inap untuk ibu setelah melahirkan. Pada hari
ini saya berkesempatan mewawancarai dua narasumber yang bertugas di Poli MTBS yaitu dr.
Chitra Swarnamidha (dokter umum) dan Eni Mardhawati (bidan).

Narasumber pertama yaitu dr. Chitra Swarnamidha, beliau sudah bekerja sebagai dokter
umum yang bertugas di Poli MTBS selama kurang lebih 5 tahun dan 11 tahun di Puskesmas
Kecamatan Makasar. Beliau mengatakan bahwa kolaborasi antar tenaga kesehatan sangat
penting karena masing – masing sudah memiliki ilmu dan keterampilan yang dapat saling
melengkapi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Beliau juga mengatakan
adanya kolaborasi memudahkan dan meringankan pekerjaan dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Menurut beliau, semua kegiatan di Poli selalu membutuhkan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya, yang paling sering adalah dokter, perawat dan bagian farmasi.
Penyakit yang sering ditangani di Poli MTBS ini adalah ISPA dan sering membutuhkan oksigen
untuk kasus emergensi. Jika pasien membutuhkan perawatan darurat atau pemeriksaan lebih
lanjut, dokter akan merujuk pasien ke IGD untuk diobservasi dan ke Laboratorium. Namun, jika
kondisi pasien semakin memburuk dokter IGD akan merujuk ke rumah sakit terdekat. Sejauh ini,
kolaborasi yang dilakukan di PKC Makasar berjalan dengan baik dan lancar serta seluruh kasus
selalu terlapor dengan baik kepada semua profesi yang ada. Beliau mengatakan, selama bertugas
belum ada masalah berarti yang dihadapi, jika ada, puskesmas berusaha untuk selalu
membicarakan dengan baik dan mencari solusi terbaik untuk masalah tersebut. Menurut dr.
Chitra, strategi yang dilakukan dalam penerapan kolaborasi adalah tugas dari masing-masing
tenaga kesehatan harus jelas agar tidak tumpang tindih saat bertugas dan selama melakukan
pekerjaan harus selalu mengikuti prosedur standar operasional. Manfaat utam

Anda mungkin juga menyukai