Anda di halaman 1dari 3

Moment Distribution Method

I. Pengetahuan Umum
Professor Hardy Cross adalah penemu metode momen distribusi berkebangsaan Amerika,
metode ini sangat sederhana, elegan dan praktis untuk digunakan dalam analisis
struktur.
Perilaku elastik struktur dan elemen struktur, dasar hubungannya adalah antara gaya
yang diaplikasikan dan perpindahan yang mana diinduksi menjadi suatu formula :

P  k.
Gaya = Kekakuan x Perpindahan

Perpindahan dapat berupa perpindahan geser, perpindahan aksial, perpindahan lentur


atau perpindahan puntir. Pada prosesnya akan menghasilkan kekakuan geser, kekakuan
aksial, kekakuan lentur atau kekakuan puntir. Dengan melakukan analisis elemen balok
menerus menggunakan metode momen distribusi, pada dasarnya karakteristik dari
kekakuan lentur mempengaruhi perilaku struktur.

Seperti contohnya pada gambar-1 berikut ini diketahui suatu balok AB :

MB
A B

MA

Gambar-1

Gaya Momen (MA) yang dibutuhkan untuk menahan perpindahan yang diperlihatkan
pada gambar-1 adalah 4EI / L. Dengan demikian dapatlah diambil suatu kesimpulan
kekakuan lentur suatu balok adalah gaya / satuan (Gaya/1,0), oleh karena itu
k = 4EI / L. hal ini diketahui sebagai kekakuan lentur absolute dari element batang.
Nilai dari modulus young’s (E) diasumsikan akan konstan bila material yang digunakan
untuk suatu konstruksi yang menerus sama, sehingga nilai 4E juga akan konstan, hanya
saja nilai kekauan akan berbeda tergantung terhadap nilai inersia dan panjang batang
k = I/L. hal ini disebut dengan kekakuan lentur relative.

Telah dijelaskan pada gambar-1 ketika elemen balok berdeformasi yang disebabkan
rotasi pada titik-A, sebagai tambahan momen pada titik-B (MB) juga memberikan sedikit
rotasi dititik-B yang mana kemiringan pada perletakkan-B adalah nol, momen pada
titik-B ini disebut dengan carry-over moment. Momen pada titik-B ini memikul
(1/2 x MA) atau MB = 2EI / L.

Tetapi bila diujung pada titik-B adalah perletakkan sendi maka MA = 3EI / L, hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut :
MB
M A 4 EI
A B L

MA M B 2 EI ; kI
L L
MB
A B M A 3EI
L

MA M B 0 ; k  3I
4L

Gambar-2

Bila suatu balok berotasi bebas disebabkan kedua ujungnya adalah sendi dimana momen
lentur pada perletakkan ini tidak ada, momen lentur hanya diperoleh pada batang balok
yang dibebani hal ini disebut dengan Free Bending Moment Diagrams , hal ini dapat
dilihat pada gambar berikut :

q
P

a b L

P.e P.e

Gambar-3

Bila suatu balok pada ujung-ujungnya dalam kondisi terjepit serta tidak mengalami
rotasi, tetapi momen lentur pada perletakkan ini dapat terjadi yang disebut dengan
Fixed-End Moment Diagrams.
MA
MA MB MB

Gambar-4
II. Faktor Distribusi

Dengan mengasumsikan suatu balok menerus terbagi dua yang sama. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar-5 berikut ini :

A B
C
I1, L1 I2, L2

Gambar-5

Jika suatu momen M eksternal diaplikasikan pada perletakkan dititk-B maka hal ini
akan menimbulkan rotasi pada balok diakibatkan adanya perletakkan dititik-B. seperti
yang diperlihatkan pada gambar-6 berikut ini :
M2

A B B
C A C

M Applied M1

Momen yang diaplikasikan Rotasi dari balok (Mapplied = M1 + M2)

Gambar-6

Tiap bagian momen diinduksi kedalam tiap-tiap bentang secara proporsional terhadap
kekakuannya.

Kekakuan bentang BA = kBA = (I1 / L1)

Kekakuan bentang BC = kBC = (I2 / L2 )

Total kekakuan balok = ktotal = (kBA + kBC) = [(I1 / L1) + (I2 / L2 )]

k 
Momen yang diserap oleh balok BA M 1  M applied x  BA 
 k total 

k 
Momen yang diserap oleh balok BC M 2  M applied x  BC 
 k total 

 k 
Ratio   yang disebut dengan factor distribusi.
 k total 

Anda mungkin juga menyukai