Anda di halaman 1dari 46

,2

c).1 z I-2()4)- I.TaeA,ca 7-Qati/J,(-(4


ieN~ P

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 221 TAHUN 2009

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2007


TENTANG KETERTIBAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang a. bahwa dalam ranka mewujudkan tata kehidupan kota Jakarta yang
tertib, teratur, tenteram, aman, nyaman dan bersih, telah ditetapkan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum;

b. bahwa Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 sebagaimana dimaksud


pada huruf a, belum mengatur secara teknis Penyelenggaraan
Ketertiban Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a


dan huruf b dalam rangka untuk melaksanakan Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1 981 tentang Hukum Acara Pidana;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup;

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan:

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nornor 12 Tahun 2008;
2

9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

10. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan


Korban;

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;

12. Undang-Undang Non-lor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

13. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah


Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,

14. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi


Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesa;

15, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi


Publik;

16. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,

17. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan


Polisi Pamong Praja;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pernerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pernerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional;

21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang


Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur,

22. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1978 tentang Pengaturan Tempat dan
Usaha serta Pembinaan Pedagang Kaki Lima dalam Wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta;

23. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Lingkungan


dalarn Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

24. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1989 tentang Pengawasan


Pemotongan Ternak, Perdagangan Ternak dan Daging di Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

25. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan dalam


Wilayah Daerah Kausus Ibukota Jakarta;

26, Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

27. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan
di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

28. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pendaftaran Penduduk


dan Pencatatan Sipil;
3

29. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan;

30. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara;

31. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian


Perneliharaan dan Peredaran Unggas;

32. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat


Daerah;

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN


PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG KETERTIBAN
UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
4. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Sat Pol PP adalah
Sat Pol PP pada Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
6. Ketertiban Umum adalah Suatu keadaan dimana pemerintah dan rakyat
dapat melakukan kegiatan secara tertib dan teratur.
7. Ketenteraman masyarakat adalah Sesuatu keadaan dimana pemerintah
dan rakyat dapat melakukan kegiatan secara tenteram dan nyaman.
8. Kepentingan Dinas adalah Kepentingan yang terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
9. Pengawasan adalah Segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin
bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah (aturan)
yang diberikan.
10. Pembinaan adalah Proses pembaharuan, penyempurnaan usaha tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
11. Pengendalian adalah Suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan.
12. Jalan adalah Prasarara transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi ialu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
13. Kendaraan umum adalah Setiap kendaraan bermotor yang disediakan
untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
14. Jalur hijau adalah Setiap jalur-jalur yang terbuka sesuai dengan rencana
kota yang peruntukkan penataan dan pengawasannya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah.
15. Taman adalah Sebidang tanah yang merupakan bagian dari ruang terbuka
hijau kota yang mempunyai fungsi tertentu, ditata dengan serasi, lestari
dengan menggunakan material taman, material buatan dan unsur-unsur
alam dan mampu menjadi areal penyerapan air.
16. Taman Pemakaman Urnum adalah Lokasi untuk menguburkan jenazah
masyarakat umum yang berada di bawah pengurusan dan pengelolaan
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta termasuk yang
pengurusannya bekerja sama dengan masyarakat setempat.
17. Tempat umum adalah Sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah,
swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat,
termasuk di dalamnya adalah semua gedung-gedung perkantoran milik
Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, gedung
perkantoran umum, mall dan pusat perbelanjaan.
18. Badan Hukum adalah Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan
Usaha Milik Negara atau Daerah, dengan nama dan bentuk apapun,
persekutuan, firma, kongsi, perkumpulan, koperasi, yayasan atau lembaga
dan bentuk usaha tetap.
19. Pedagang kaki lima adalah Seseorang yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan dan jasa yang menempati tempat-tempat prasarana kota
dan fasilitas umum baik yang mendapat izin dari Pemerintah Daerah
maupun yang tidak mendapat izin Pemerintah Daerah seperti badan jalan,
trotoar, saluran air, jalur hijau, taman, bawah jembatan, jembatan
penyeberangan dan lain sebagainya.
20. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah Seseorang
atau kelompok yang tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara
wajar.
21. Parkir adalah Tempat pemberhentian kendaraan bermotor dan tempat
untuk menurunkan serta menaikkan orang atau barang yang bersifat tidak
segera.
22. Hiburan adalah Segala rnacam atau jenis keramaian, pertunjukan,
permainan atau segala bentuk usaha yang dapat dinikmati oleh setiap
orang dengan nama dan dalam bentuk apapun, dimana untuk menonton
serta menikmatinya atau mempergunakan fasilitas yang disediakan baik
dengan dipungut bayaran maupun tidak dipungut bayaran.
23. Ternak potong adalah Hewan untuk keperluan dipotong yaitu sapi, kerbau,
domba, babi, kucia dan hewan lainnya yang dagingnya lazim dikonsumsi.
24. Pemasukan ternak adalah Kegiatan memasukkan ternak dari luar Daerah
Khusus Ibukota Jakarta untuk keperluan dipotong dan/atau
diperdagangkan.
25. Pencemaran adalah Akibat pembusukan, pendebuan, pembuangan sisa-
sisa pengolahan dari pabrik, sampah, minyak, atau asap, akibat dari
pembakaran segala macam bahan kimia yang dapat menimbulkan
kerusakan dan berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan umum
dan kehidupan hewani/nabati.
26. Keadaan darurat adalah Suatu keadaan yang menyebabkan baik orang
maupun badan dapat melakukan tindakan tanpa meminta izin kepada
Pejabat yang berwenang untuk melakukan pencegahan, penanganan dan
penyelamatan atas bahaya yang mengancam keselamatan jiwa manusia.
27. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang di beri wewenang dan
kewajiban untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan
Daerah.

BAB II

PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN


KETERTIBAN UMUM

Pasal 2

Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan terhadap penyelenggaraan


ketertiban umum dilaksanakan oleh Sat Pol PP bersama dengan SKPD
terkait.

Sat Pol PP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan


penanggung jawab utama pembinaan, pengendalian dan pengawasan
penyelenggaraan ketertiban umum.

SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah SKPD yang
tugas dan fungsinya menjadi objek tertib antara lain sebagai berikut :

a. Dinas Perhubungan untuk tertib jalan, angkutan jalan dan angkutan


sungai;
b. Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk tertib jalur hijau, taman,
taman pemakaman umum dan tempat umum;
c. Dinas Pekerjaan Umum untuk tertib sungai, saluran, kolam dan lepas
pantai;
d. Dinas Kelautan dan Pertanian, Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Daerah dan Dinas Kebersihan untuk tertib lingkungan;
e. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
untuk tertib tempat dan usaha tertentu;
f. Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan untuk tertib bangunan;
g. Dinas Sosial untuk tertib sosial;
h. Dinas Kesehatan untuk tertib kesehatan;
i. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk tertib tempat hiburan dan
keramaian;
j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi untuk tertib lingkungan; dan
k. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik untuk tertib peran serta
masyarakat.

Pasal 3

(1) SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dalam melakukan
pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum benNenang
melakukan:

a. pelayanan pemberian perizinan sesuai dengan tugas dan fungsi


masing-masing;
b. monitoring dan supervisi penggunaan izin yang diberikan;
c. pelayanan bimbingan teknis, konsultasi dan pendampingan
berkenaan dengan usaha/kegiatan yang diberikan izin;
d. pelayanan pendidikan dan pelatihan kepada penerima dan/atau calon
penerima izin;

e. pemberian informasi tentang persyaratan, standar dan prosedur yang


berkenaan dengan izin;
f. pemberitahuan lisan atau tertulis, peringatan tertulis, penghentian
kegiatan dan penyegelan;
g. pengajuan pelanggar tertib sosial ke pengadilan; dan
h. pelayanan perlindungan sosial bagi PMKS di Panti Sosial.

(2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat berkoordinasi atau bekerja sama sesuai dengan tugas dan fungsi
serta tanggung jawab masing-masing.

Pasal 4

(1) Dam rangka pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum Sat Pol PP, antara lain berwenang melakukan tindakan
sebagai berikut :

a. penjagaan/pengamanan lapangan;
b. monitoring dan supervisi penggunaan izin undang-undang gangguan;
c. peringatan lisan atau tertulis;
d. patroli lapangan;
e. razia;
f. pengusiran;
g. penghalauan;
h. pembongkaran;
i. penghentian kegatan;
j. pengendalian lapangan;
k. penjemputan;
I. penangkapan;
m penyitaan melalui penetapan pengadilan;
n. pemusnahan;
o. pembersihan;
p. pencopotan/pelepasan/pencabutan; dan
q. penyidikan oleh PPNS.

(2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


Sat Pol PP dapat berkoordinasi atau bekerja sama dengan SKPD terkait
110 sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing.

Pasal 5

(1) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4 ayat (1), Sat Pol PP sebagai penanggung jawab utama pembinaan,
pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan ketertiban umum
dapat berkoordinasi atau bekerja sama dengan Instansi Pemerintah.

(2) Instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
meliputi :

a. Kepolisian Daerah Metro Jaya;


b. Komando Daerah Militer Jayakarta;
c. Armada Bagian Barat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut;
d. Komando Operas!onal I Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara,
e. Komando Garnisun Ibukota;
f. Kejaksaan;
g. Pengadilan; dan
h. Kanwil Hukum dan HAM.
Pasal 6

(1) Dalam rangka melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 dan Pasal 5, dilakukan pembagian tugas sebagai berikut :

a. Kepala Sat Pol PP:


1. memimpin dan mengoordinasikan seluruh kegiatan pembinaan
ketertiban umurn di Wilayah Provinsi DKI Jakarta;
2. mengoordinasikan dan melaksanakan, pemantauan/pengawasan,
perencanaan, penertiban, advokasi, kejelasan informasi,
pembongkaran dan pengamanan terbuka/tertutup dalam rangka
pembinaan ketertiban umum;
3. mengendalikan pembinaan ketertiban umum yang menggerakan
lebih dari 1.000 (seribu) orang petugas;
4. mengoordinasikan pelaksanaan ketertiban umum dengan Instansi
terkait pada lokasi-lokasi jalur khusus yang dilalui oleh Pejabat
Tinggi Negara, Pejabat Negara dan tamu-tamu Negara;
5. mengoordinasikan pelaksanaan ketertiban umum dengan Instansi
terkait di daerah-daerah perbatasan Jabodetabekjur dan perbatasan
Wilayah Kota;
6. melakukan pembinaan aparat/petugas penegak Peraturan Daerah;
7. melakukan sosialisasi melalui media cetak, media elektronik,
tatap muka dan alat peraga;
8. menyelenggarakan/mengoperasionalkan crisis center;
9. melakukan pembinaan perlindungan masyarakat;
10. memberikan izin tempat usaha, rekomendasi kegiatan keramaian,
media informasi, penggalian dan angkutan tanah, Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3);
11. melakukan pemberitahuan lisan/tertulis, peringatan tertulis,
penghentian kegiatan, penyegelan, pembongkaran terhadap
bangunan liar/hunian liar serta kegiatan-kegiatan lain yang diatur
dalam Peraturan Daerah; dan
12. melakukan penyitaan terhadap barang yang berpotensi
melanggar Peraturan Daerah berdasarkan penetapan pengadilan.

b. Kepala Sat Pol PP Kota/Kabupaten Administrasi:


1. menyelenggarakan pembinaan, ketertiban umum, penegakan
Peraturan Daerah dan perlindungan masyarakat bersama Instansi
terkait di Wilayah Kota/Kabupaten Administrasi;
2. melakukan koordinasi pengawasan, patroli, penertiban, pengamanan
dan dokumentasi dalam rangka pembinaan ketenteraman dan
ketertiban di Wilayah Kota/Kabupaten Administrasi;
3. bertanggung jawab dalam hal pembinaan ketertiban umum yang
menggerakan 101 (seratus satu) sampai dengan 1.000 (seribu)
orang petugas;
4. melakukan sosialisasi terhadap pembinaan ketertiban umum
kepada masyarakat di Wilayah Kota/Kabupaten Administrasi;
5. membantu Sat Pol PP Provinsi DKI Jakarta dalam pembinaan
ketertiban umurn di wilayah-wilayah perbatasan;
6. melakukan pennbinaan perlindungan masyarakat;
7. memberikan izin tempat usaha, rekomendasi kegiatan keramaian,
media informasi, penggalian dan angkutan tanah;
8. melakukan pemberitahuan lisan/tertulis, peringatan tertulis,
penghentian kegiatan, penyegelan, pembongkaran terhadap
bangunan liar/hunian liar serta kegiatan-kegiatan lain yang diatur
dalam Peraturan Daerah; dan
9. melakukan penyitaan terhadap barang yang berfungsi melanggar
Peraturan Daerah berdasarkan penetapan pengadilan.

c. Kepala Satuan Tugas Sat Pol PP Kecamatan:


1. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan ketertiban
umum bersama Instansi terkait di Wilayah Kecamatan;
2. melaksanakan pembinaan ketertiban umum, pembongkaran,
penertiban dan pengamanan yang menggerakkan 16 (enam
belas) sampai dengan 100 (seratus) orang petugas;
3. menyelenggarakan pembinaan ketenteraman, ketertiban dan
perlindungan masyarakat bersama Instansi terkait di Wilayah
Kecamatan;
4. melakukan pembinaan perlindungan masyarakat; dan
5. melakukan pemberitahuan lisan/tertulis, peringatan tertulis,
penghentian kegiatan, penyegelan, pembongkaran terhadap
bangunan liar/hunian liar serta kegiatan-kegiatan lain yang diatur
dalam Peraturan Daerah.

d. Kepala Satuan Tugas Sat Pol PP Kelurahan:


1. mengoordinasikan dan melaksanakan tugas penenteraman dan
penertiban dengan Instansi terkait di Wilayah Kelurahan;
2. melaksanakan pembinaan ketertiban umum, pembongkaran,
penertiban dan pengamanan yang menggerakkan 5 (lima) sampai
dengan 15 (lima belas) orang petugas,
3. melakukan pembinaan perlindungan masyarakat; dan
4. melakukan pemberitahuan lisan/tertulis, peringatan tertulis,
penghentian kegiatan, penyegelan, pembongkaran terhadap
bangunan liar/hunian liar serta kegiatan-kegiatan lain yang diatur
dalam Peraturan Daerah.

(2) Uraian tugas pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini.

BAB III

SUBJEK, OBJEK DAN SASARAN PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN


PENGAWASAN KETERTIBAN UMUM

Bagian Kesatu

Subjek

Pasal 7

Subjek pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum meliputi:

a. orang/perseorangan;
b. kelor-npok orang;
c. badan hukum; dan
d. badan tidak berbadan hukum.
Bagian Kedua

Objek

Pasal 8

Objek pernbinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum meliputi

a. tindak pidana pelanggaran terhadap tertib jalan, angkutan jalan dan


angkutan sungai;
b. tindak pidana pelanggaran terhadap tertib jalur hijau, taman, taman
pemakaman umum dan tempat umum;
c. tindak pidana pelanggaran/kejahatan terhadap tertib sungai, saluran,
kolam dan lepas pantai;
d. tindak pidana pelanggaran/kejahatan terhadap tertib lingkungan;
e. tindak pidana pelanggaran terhadap tertib tempat dan usaha tertentu;
f. tindak pidana pelanggaran terhadap tertib bangunan;
g. tindak pidana pelanggaran/kejahatan terhadap tertib sosial;
h. tindak pidana pelanggaran/kejahatan terhadap tertib kesehatan;
i. tindak pidana pelanggaran terhadap terhadap tertib tempat hiburan; dan
j. tindak pidana pelanggaran/kejahatan terhadap tertib peran serta masyarakat;

Pasal 9

Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib jalan, angkutan jalan dan angkutan
sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a meliputi :

a. berjalan kaki tidak pada tempat yang ditentukan;


b. menyeberang jalan tidak menggunakan jembatan penyeberangan/zebra
cross;
c. pemanfaatan jembatan penyeberangan orang untuk berdagang,
mengemis;
d. menunggu kendaraan umum tidak pada tempat pemberhentian atau halte;
e. menunggu, menaikkan dan/atau menurunkan orang dan/atau barang tidak
pada tempat pemberhentian yang ditentukan;
f. menjalankan kendaraan umum tidak pada ruas jalan yang ditentukan;
g. membuat, merakit atau mengoperasikan angkutan umum kendaraan jenis
roda empat yang bermesin dua tak;
h. mengendarai/menjalankan kendaraan bermotor roda dua atau lebih pada
jalur busway;
i. membuat rakit, keramba dan angkutan penyeberangan lainnya di sepanjang
jalur kendaraan umum sungai/water way;
j. menggunakan kendaraan roda 4 (empat) di kawasan pengendalian lalu
lintas dengan membawa penumpang kurang dari 3 (tiga) orang pada jam-
jam yang ditentukan;
k. menawarkan diri menjadi joki di pinggir jalan kepada pengendara
kendaraan yang akan memasuki kawasan pengendalian lalu lintas;
I. menggunakan joki dalam kawasan pengendalian lalu lintas;
m. mengangkut bahan berdebu dan bahan berbau busuk atau bahan
berbahaya dan beracun (limbah B3), yang mudah terbakar dan/atau
bahan peledak dengan menggunakan alat angkutan yang terbuka;
n. membunyikan klakson dan tidak mengurangi kecepatan kendaraan
bermotor saat melintas tempat ibadah saat ibadah sedang berlangsung,
pendidikan dan rumah sakit;
o. membuang sampah, membuang kotoran permen karet, meludah dan
merokok dalam kendaraan umum;
10

p. kendaraan umum yang tidak menyediakan tempat sampah dalam


kendaraannya;
q. memarkir kendaraan tidak pada tempat yang telah ditentukan;
r. tanpa izin melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut :
1. menutup jalan;
2. membuat atau memasang portal,
3. membuat atau memasang tanggul jalan;
4. membuat atau memasang pintu penutup jalan;
5. membuat, memasang, memindahkan atau membuat tidak berfungsi
rambu-rambu lalu lintas;
6. menutup terobosan atau putaran jalan;
7. membongkar trotoar dan memasang jalur pemisah, rambu-rambu lalu
lintas dan pulau-pulau jalan dan sejenisnya;
8. membongkar, mernotong, merusak atau membuat tidak berfungsi
pagar pengaman jalan;
9. menggunakan bahu jalan (trotoar) tidak sesuai dengan fungsinya;
10. melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat berakibat merusak sebagian
atau seluruh badan jalan dan membahayakan keselamatan lalu lintas;
11. menempatkan benda dan/atau barang bekas pada tepi-tepi jalan raya
dan jalan-jalan lingkungan permukiman;
12. melakukan galian, urugan dan menyelenggarakan angkutan tanah;
13. memanfaatkan ruang terbuka di bawah jembatan atau jalan layang;
14. memungut uang parkir di jalan-jalan atau di tempat umum; dan
15. menyelenggarakan dan/atau mengatur perparkiran.
s. tanpa kewenangan melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut :
1. pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan, tikungan atau putaran
jalan dengan maksud mendapatkan imbalan jasa; dan
2. pemungutan uang terhadap kendaraan umum maupun angkutan
barang.

Pasal 10

Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib jalur hijau, taman, taman


pemakarnan umum dan tempat umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf b meliputi :

a. melakukan perbuatan atau tindakan dengan alasan apapun yang dapat


merusak pagar, jalur hijau, taman atau tempat pemakaman umum beserta
kelengkapannya;
b. bertempat tinggal di jalur hijau, taman dan tempat-tempat umum;
c. menyalahgunakan atau mengalihkan fungsi jalur hijau, taman, tempat
pemakaman umum dan tempat-tempat umum;
d. berdiri dan/atau duduk pada sandaran jembatan dan pagar sepanjang
jalan, jalur hijau, tarnan, tempat pemakaman umum dan tempat-tempat
umum;
e. melompati atau menerobos sandaran jembatan dan pagar sepanjang
jalan, jalur hijau, taman, tempat pemakaman umum dan tempat-tempat
umum;
f. memotong, menebang pohon atau tanaman yang tumbuh di sepanjang
jalan, jalur hijau atau taman, tempat pemakaman umum;
g. berjongkok atau berdiri di atas bangku taman serta membuang sisa
permen karet pada bangku taman; dan
h. tanpa izin melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut :
1) Mendirikan segala jenis bangunan di luar kepentingan fungsi taman,
jalur hijau dan taman pemakaman umum.
2) Memasang segala jenis iklan komersial di lahan taman, jalur hijau dan
taman pernakaman umum.
3) Tidur di tempat umum/taman.
11

Pasal 11

Tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap tertib sungai, saluran,


kolam dan lepas pantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c meliputi:

a. menangkap ikan dan hasil laut lainnya dengan menggunakan bagan,


bahan peledak atau bahan/alat yang dapat merusak kelestarian lingkungan
biota laut di perairan lepas pantai;
b. mengambil pasir laut dan terumbu karang yang dapat merusak kelestarian
lingkungan biota laut di perairan lepas pantai;
c. membuang limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ke saluran
permukiman, sungai dan laut sebatas 12 (dua belas) mil laut;
d. mengambil, memindahkan atau merusak tutup got, selokan atau saluran
lainnya serta komponen bangunan pelengkap jalan;
e. mandi, membersihkan anggota badan atau mencuci pakaian, kendaraan,
atau benda-benda dan/atau memandikan hewan di dalam kolam taman,
jalur hijau dan air mancur;
f. mengambil air dari air mancur, kolam-kolam kelengkapan kota dan tempat
lainnya yang sejenis;
g. tanpa izin melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut
1. membangun tempat mandi cuci kakus, hunian/tempat tinggal atau
tempat usaha di atas saluran sungai dan bantaran sungai serta di
dalam kawasan setu, waduk dan danau;
2. memasang/menempatkan kabel atau pipa di bawah atau melintasi
saluran sungai serta di dalam kawasan setu, waduk dan danau; dan
3. memanfaatkan air sungai dan danau untuk kepentingan usaha.

Pasal 12

Tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap tertib lingkungan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d meliputi :

a. menangkap, memelihara, memburu, memperdagangkan atau membunuh


hewan tertentu yang jenisnya ditetapkan dan dilindungi;
b. merusak hutan mangrove;
c. merusak jaringan pipa air minum;
d. menyadap air minum langsung dari pipa distribusi atau pipa Dinas
sebelum dipasang meter air;
e. membiarkan binatang peliharaan berkeliaran di lingkungan permukiman;
f. pemeliharaan hewan yang tidak mempunyai sertifikat/tanda daftar;
g. membuat, menjual dan menyimpan petasan dan sejenisnya;
h. membangun dan/atau bertempat tinggal di pinggir dan di bawah jalan
layang, rel kereta api, jembatan tol, jalur hijau, taman dan tempat umum;
i. mencoret-coret, menulis, melukis, menempel iklan di dinding atau di
tembok, jembatan lintas, jembatan penyeberangan orang, halte, tiang
listrik, pohon, kendaraan umum dan sarana umum lainnya;
j. membuang dan menumpuk sampah di jalan, jalur hijau, taman, sungai dan
tempat-tempat lain yang dapat merusak keindahan dan kebersihan
lingkungan;
k. membuang air besar dan/atau kecil di jalan, jalur hijau, taman, sungai dan
saluran air;
I. membalik arah meter air dengan cara merusak, melepas dan/atau
menghilangkan segel pabrik atau segel Dinas;
m. menjual air minum persit lapangan,
n. mengubah ukuran dan/atau menambah bak penampungan air minum
pada hydrant;
o. mendistribusikan air minum dari hydrant dengan segala jenis pipa kepada
pihak lain, dan
12

p. tanpa izin melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut :


1. membunyikan petasan dan sejenisnya; dan
2. mengambil air permukaan dan air tanah untuk keperluan air minum
komersil, industri, peternakan dan pertanian, irigasi, pertambangan
dan untuk kepentingan lainnya yang bersifat komersil.

Pasal 13

Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib tempat dan usaha tertentu


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e meliputi :

a. berdagang atau berusaha di bagian jalan/trotoar, halte, jembatan


penyeberangan, orang dan tempat-tempat untuk kepentingan umum
lainnya yang tidak ditetapkan sebagai tempat usaha pedagang kaki lima;
b. membeli barang dagangan pedagang kaki lima yang berdagang/berusaha
di tempat-ternpat yang tidak ditunjuk sebagai tempat pedagang kaki lima;
c. menjajakan barang dagangan, membagikan selebaran atau melakukan
usaha-usaha tertentu ciengan mengharapkan imbalan di jalan, jalur hijau,
taman dan tempat-tempat umum yang tidak ditetapkan sebagai tempat
usaha;
d. membeli barang dagangan dan menerima selebaran pada tempat yang
tidak ditetapkan sebagai tempat usaha;
e. mempergunakan perantara karcis kendaraan umum, pengujian kendaraan
bermotor, karcis hiburan dan/atau kegiatan lain sejenis yang tidak
mempunyai izin;
f. melakukan usaha-usaha pembuatan, perakitan, penjualan dan
memasukkan becak atau usaha barang yang difungsikan sebagai becak
dan/atau sejenisnya;
g. mengoperasikan dan menyimpan becak dan/atau sejenisnya;
h. mengusahakan kendaraan bermotor/tidak bermotor sebagai sarana
angkutan umum yang tidak termasuk dalam pola angkutan umum yang
tidak ditetapkan;
i. menggunakan jasa kendaraan bermotor/tidak bermotor sebagai sarana
angkutan umum yang tidak termasuk dalam pola angkutan umum yang
ditetapkan;
j. pemotongan hewan ternak di luar rumah pemotongan hewan yang
ditetapkan oleh Gubernur;
k. tidak mencantumkan label halal pada daging yang dikonsumsi oleh
konsumen muslim;
I. tidak mencantumkan label halal pada jenis-jenis makanan di restoran/
rumah makan yang dikonsumsi oleh konsumen muslim;
m. menjual, mengedarkan, menyimpan dan mengelola daging gelap dan/atau
daging selundupan dan/atau bagian lainnya yang tidak memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan layak dikonsumsi;
n. melakukan usaha pengumpulan, penampungan barang-barang bekas dan
mendirikan tempat kegiatan usaha yang menimbulkan pencemaran serta
mengganggu ketertiban umum; dan
o. tanpa izin melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut :
1. kegiatan usaha yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan;
2. menempatkan benda-benda dengan maksud untuk melakukan sesuatu
usaha di jalan, di pmggir rel kereta api, jalur hijau, taman dan tempat-
tempat umum;
3. melakukan pekerjaan atau bertindak sebagai perantara karcis
kendaraan umum, pengujian kendaraan bermotor, karcis hiburan
dan/atau kegiatan lainnya yang sejenis;
13

4. mengusahakan kendaraan bermotor/tidak bermotor yang tidak termasuk


pola angkutan umum sebagai angkutan umum;
5. mengoperasikan angkutan kendaraan umum pada malam hari;
6. pemotongan hewan ternak di luar rumah pemotongan hewan;
7. pengusaha daging, pemasok daging, penggilingan daging dan
pengolahan daging; dan
8. usaha pengumpulan, penampungan dan/atau penyaluran tenaga kerja
atau pengasuh.

p. tanpa memiliki/mernpunyai rekomendasi melakukan tindakan/perbuatan


sebagai berikut :
1. memasukkan hewan ternak ke dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta;
dan
2. mengeluarkan hewan ternak ke luar Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Pasal 14

Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib bangunan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 huruf f meliputi :

a. mendirikan bangunan atau benda lain yang menjulang, menanam atau


membiarkan tumbuh pohon atau tumbuh-tumbuhan lain di dalam kawasan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTE'T) pada radius sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan;
b. mendirikan bangunan pada ruang milik jalan, ruang milik sungai, ruang
milik setu, ruang milik waduk, ruang milik danau, taman dan jalur hijau
kecuali untuk kepentingan Dinas;
c. mendirikan bangunan di pinggir rel kereta api dan di bawah jembatan
kereta api;
d. menelantarkan lahan, tanah dan bangunan di lokasi yang menjadi
miliknya;
e. menggunakan bangunan tanpa izin atau tidak sesuai dengan izin yang
dimiliki;
f. mengabaikan keamanan dan keselamatan dari berbagai kemungkinan
yang dapat membahayakan dan/atau merugikan orang lain dan/atau
badan yang diakibatkan oleh dampak pembangunan;
g. tidak memelihara pagar pekarangan dan/atau tidak memotong pagar hidup
yang tumbuh berbatasan dengan jalan;
h. tidak membuang bagian dari pohon, semak-semak dan tumbuh-tumbuhan
yang dapat mengganggu keamanan dan/atau ketertiban;
i. tidak memelihara dan membiarkan pengrusakan bahu jalan atau trotoar;
dan
j. tanpa izin membangun menara/tower komunikasi.

Pasal 15

(1) Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib sosial sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 huruf g meliputi:

a. meminta bantuan atau sumbangan di jalan, pasar, kendaraan umum,


lingkungan permukiman, rumah sakit, sekolah dan kantor;
b. mengemis, mengamen, berdagang asongan dan menjadi pengelap
mobil;
c. menyuruh orang lain untuk mengemis, mengamen, berdagang asongan
dan menjadi pengelap mobil;
14

d. menyediakan dan/atau menggunakan bangunan atau rumah sebagai


tempat untuk berbuat asusila;
e. bertingkah laku dan/atau berbuat asusila di jalan, jalur hijau, taman
atau tempat-tempat umum;
f. memakai jasa penjaja seks komersil; dan
g. tanpa izin melakukan tindakan/perbuatan sebagai berikut
1. meminta bantuan atau sumbangan di supermarket/mall, rumah
makan, stasiun, terminal, pelabuhan udara/laut, stasiun pengisian
bahan bakar umum, penyelenggaraan pameran/bazaar amal,
tempat hiburan/rekreasi dan hotel; dan
2. mengedarkan, menyimpan dan menjual minuman beralkohol.

(2) Tindak pidana kejahatan terhadap tertib sosial sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 huruf g meliputi:

a. menjadi penjaja seks komersil,


b. memerintahkan, menfasilitasi, membujuk, memaksa orang lain
untuk menjadi penjaja seks komersil;
c. menyelenggarakan dan/atau melakukan segala bentuk perjudian;
dan
d. tanpa izin menyediakan tempat dan menyelenggarakan segala
bentuk undian dengan memberikan hadiah dalam bentuk apapun.

Pasal 16

(1) Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib kesehatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf h meliputi :

a. tanpa izin menyelenggarakan dan/atau melakukan praktek pengobatan


tradisional; dan
b. tanpa izin menyelenggarakan dan/atau melakukan praktek pengobatan
kebatinan.

(2) Tindak pidana kejahatan terhadap tertib kesehatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf h adalah membuat, meracik, menyimpan
dan menjual obat-obatan ilegal dan/atau obat palsu.

Pasal 17

Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib tempat hiburan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 8 huruf i meliputi :

a. menyelenggarakan permainan ketangkasan yang bersifat komersil di


lingkungan permukiman;
b. melaksanakan kegiatan lain yang menyimpang dari izin yang dimiliki
tempat usaha; dan
c. tanpa izin menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut :
1. tempat usaha hiburan; dan
2. kegiatan keramaian.

Pasal 18

(i) Tindak pidana pelanggaran terhadap tertib peran serta masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf j meliputi:
15

a. membuang benda-benda dan/atau sarana yang digunakan pada


waktu penyampaian pendapat, unjuk rasa, rapat-rapat umum dan
pengerahan massa di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum
lainnya,
b. tidak memasang bendera Merah Putih pada peringatan hari besar
nasional dan daerah pada waktu yang ditentukan;
c. tinggal dan menetap di wilayah daerah tanpa memenuhi persyaratan
administrasi kependudukan;
d. pendatang yang tidak melapor kepada Pengurus Rukun Tetangga
dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam;
e. pemilik rumah kos yang tidak melaporkan penghuni rumah kosnya
kepada Pengurus Rukun Tetangga;
f. penghuni rumah kontrak yang tidak melapor kepada Pengurus Rukun
Tetangga;
g. pengelola rumah susun dan apartemen yang tidak melaporkan
penghuninya kepada Lurah;
h. tidak membersihkan pemasangan lambang, simbol, bendera, spanduk,
umbul-umbul, maupun atribut-atribut lain pada pagar pemisah
jembatan, pagar pemisah jalan, jalan, jembatan penyeberangan,
halte, terminal, taman, tiang listrik dan tempat lainnya setelah batas
waktu yang ditentukan; dan
i. tanpa izin menempatkan atau memasang lambang, simbol, bendera,
spanduk, umbul-umbul, maupun atribut-atribut lain pada pagar
pemisah jembatan, pagar pemisah jalan, jalan, jembatan penyeberangan,
halte, terminal, taman, tiang listrik dan tempat lainnya.

(2) Tindak pidana kejahatan terhadap tertib peran serta masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf j meliputi:
a. memasang lambang, simbol, bendera, spanduk, umbul-umbul,
maupun atribut-atribut lainnya di sekitar Istana Negara dan Istana
Merdeka; dan
b. merusak prasarana dan sarana umum pada waktu berlangsungnya
penyampaian pendapat, unjuk rasa dan/atau pengerahan massa.

Bagian Ketiga

Sasaran

Pasal 19

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum meliputi seluruh tempat, prasarana dan sarana, objek
dan/atau subjek yang potensial, memungkinkan, menjadi penyebab terjadinya
tindakan pidana pelanggaran atau pidana kejahatan terhadap:

a. tertib jalan, angkutan jalan dan angkutan sungai;


b. tertib jalur hijau, taman, tempat pemakaman umum dan tempat umum,
c. tertib sungai, saluran, kolam dan lepas pantai;
d. tertib lingkungan;
e. tertib tempat dan usaha tertentu;
f. tertib bangunan;
tertib sosial;
g-
h. tertib kesehatan;
tertib tempat hiburan; dan
j. tertib peran serta masyarakat.
16

Pasal 20

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib jalan, angkutan jalan dan angkutan
sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a meliputi antara lain :
a. rambu-rambu lalu lintas;
b. halte;
c. keramba rakit;
d. portal;
e. jalur pemisah;
f. pagar pengaman jalan;
g. bahu jalan/trotoar;
h. kawasan pengendalian lalu lintas;
i. kendaraan bak terbuka;
j, angkutan tanah;
k. kolong jembatan;
I. tikungan/belokan jalan;
m. persimpangan jalan;
n. kendaraan umum;
o. jalur busway;
p. kendaraan angkutan roda 2 (ojek);
q. kendaraan roda tiga bermesin pribadi/selain bajaj;
r. pejalan kaki/penyeberang jalan;
s. ruas jalan;
t. jalur kendaraan umum sungai/water way;
u. kendaraan bermotor roda dua atau lebih;
v. tanggul jalan;
w. pengemudi kendaraan;
x. penumpang kendaraan umum;
y. joki three in one;
z. pengatur lalulintas yang tidak memiliki kewenangan;
aa. penyelenggara/pengatur perparkiran tanpa izin;
ab. ruang terbuka di bawah jembatan atau jalan layang;
ac. tempat ibadah;
ad. lembaga pendidikan; dan
ae. rumah sakit.

Pasal 21

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib jalur hijau, taman dan tempat umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b meliputi antara lain :
a. jalur hijau;
b. taman termasuk perlengkapannya seperti pagar, bangku, lampu taman,
perlengkapan bermain dan tanaman;
c. taman pemakaman umum,
d. tempat umum;
e. pagar jalan;
f. jembatan;
g. pohon pada jalur hijau;
h. pohon di sepanjang jalan;
i. pohon di taman;
j. instalasi penyiraman taman dan jalur hijau;
k. patung, tugu dan monumen;
I. jam kota;
m. pot dan bak tanaman; dan
n. pengunjung taman.
17

Pasal 22

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib sungai, saluran, kolam dan lepas pantai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c meliputi antara lain:

a. ikan dan hasil laut lainnya;


b. pasir laut dan terumbu karang;
c. limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);
d. sungai;
e. bantaran sungai;
f. setu;
g. waduk;
h. danau;
i. kolam kelengkapan keindahan kota;
j. air mancur;
k. saluran, selokan atau got jalan;
I. pantai;
m. laut;
n. permukiman;
o. tempat mandi cuci kakus; dan
p. komponen bangunan pelengkap jalan.

Pasal 23

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib lingkungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 huruf d meliputi antara lain:

a. permukiman;
b. hutan mangrove;
c. pinggir dan bawah jalan layang rel kereta api;
d. bawah jembatan jalan tol;
e. jalur hijau,
f. taman;
g. tempat umum;
h. sungai;
i. saluran air;
j. jalan umum;
k. jaringan pipa air minum;
I. meteran air minum;
m. hydrant,
n. pemanfaatan air permukaan;
o. pemanfaatan air bawah tanah;
p. hewan yang dilindungi/hewan peliharaan;
q. petasan;
r. pembuatan dan pengguna petasan;
s. jembatan lintas;
t. jembatan penyeberangan orang;
u. halte;
v. tiang listrik;
w. pohon pelengkap jalan atau jalur hijau;
x. kendaraan umurn;
y. usaha;
z. hewan peliharaan; dan
aa.dinding/tembok di tempat umum.
18

Pasal 24

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib tempat usaha dan usaha tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf e meliputi antara lain:

a. tempat usaha yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan;


b. permukiman;
c. fasilitas sosial;
d. fasilitas umum;
e. trotoar;
f. ten-ipat pedagang kaki lima;
g. jalan;
h. persimpangan jalan;
i. jalur hijau;
j. taman;
k. tarnan permakaman umum;
I. pinggir rel kereta api;
m. tepi jalan;
n. terminal;
o. stasiun;
p. tempat pengujian kendaraan;
q. pelayanan umum yang menggunakan karcis atau sejenis itu;
r. perantara (calo);
s. pengguna jasa perantara (calo);
t. usaha pemotongan hewan;
u. pasar;
v. tata niaga daging dan/atau bagian lainnya;
w. usaha/perdagangan ternak;
x. usaha restoran/rumah makan;
y. halte;
z. jembatan penyeberangan;
aa. label halal;
ab. pemilik/penyelenggara usaha;
ac. pembeli barang dagangan Pedagang Kaki Lima;
ad. Pedagang Kaki Lima;
ae. becak;
af. kendaraan bermotor/tidak bermotor yang tidak termasuk dalam pola
angkutan umum
ag. pengguna jasa kendaraan bermotor/tidak bermotor yang tidak termasuk
dalam pola angkutan umum;
ah. penyelenggara jasa angkutan umum;
ai. usaha pengumpulan/penampungan/penyaluran tenaga kerja atau pengasuh;
dan
aj. usaha pengumpulan, penampungan barang bekas;

Pasal 25

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib bangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 huruf f meiiputi antara lain:

a. permukiman;
b. bangunan tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan/atau bangunan/
gubuk liar yang didirikan di atas tanah milik perorangan, swasta/badan
hukum, pemerintah dan yayasan;
c. bangunan gedung pemerintah/swasta;
19

d. kawasan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET);


e. ruang milik jalan, sungai, setu, waduk, danau, taman, taman pemakaman
umum dan jalur hijau;
f. pinggiran rel kereta api;
g. jembatan kereta api,
h. bahu jalan atau trotoar;
i. pagar pekarangan;
j. tower/menara komunikasi dan pengelolanya; dan
k. pemilik bangunan/rumah/gubuk.

Pasal 26

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 huruf g meliputi nta ra lain :

a. tempat hiburan/rekreasi;
b. tempat usaha;
c. kendaraan umum;
d. rumah sakit;
e. pasar;
f. permukiman;
g. sekolah;
h. kantor pemerintah/swasta;
i. jalan/jembatan penyeberangan orang;
j. minimarket, supermarket, hypermarket, mall, mega mall;
k. rumah makan;
I. stasiun;
m. terminal;
n. pelabuhan udara/laut;
o. stasiun pengisian bahan bakar umum;
p. tempat pameran/bazaar amal;
q. hotel/motel/rumah penginapan dan sejenisnya;
r. persimpangan jalan;
s. jalur hijau;
t. taman;
u. taman pemakaman umum;
v. peminta bantuan/sumbangan;
w. pengemis/pengamen/pedagang asongan/pengelap mobil;
x. yang menyuruh untuk menjadi pengemis/pengamen/pedagang
asongan/pengelap mobil;
y. pemberi sejumlah uang/bantuan/sumbangan kepada
pengemis/pengamen/pengelap mobil;
z. pembeli barang dagangan pedagang asongan;
aa. penyakit yang meresahkan masyarakat;
ab. tempat untuk berbuat asusila;
ac. penjaja seks komersial (wanita, pria atau waria);
ad. yang menyuruh, memfasilitasi, membujuk dan/atau memaksa orang lain
untuk menjadi penjaja seks komersial;
ae. pemakai jasa penjaja seks komersial;
af. tempat dan penyelenggara kegiatan perjudian;
ag. tempat dan penyelenggara kegiatan permainan ketangkasan;
ah. tempat dan penyelenggara kegiatan undian;
ai. tempat dan penjual minuman beralkohol;
aj. tempat dan biro perjalanan umum; dan
ak. penyelenggara acara/pertunjukkan.
20

Pasal 27

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 huruf h meHputi antara lain:

a. permukiman;
b. praktek panti pijat;
c. praktek pengobatan kebatinan;
d. pedagang obat;
e. peracik atau pembuat obat;
f. perusahaan obat; dan
g. praktek pengobatan tradisional atau alternatif.

Pasal 28

Tempat, prasarana dan sarana, objek dan/atau subjek yang menjadi sasaran
kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan
ketertiban umum dalam bidang tertib hiburan dan keramaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf i antara lain:

a. arena latihan dan permainan golf;


b. bioskop;
c. bola ketangkasan;
d. bola sodok;
e. futsal;
f. mesin permainan anak-anak;
g. diskotik,
h. gelanggang bola gelinding;
i. gelanggang renang;
j. karaoke;
k. kesenian tradisional;
I. klub malam;
m kolarn pemancingan;
n. usaha mandi uap;
o. musik hidup;
p. padang golf;
q. pangkas rambut;
r. panti pijat;
s. pusat olah raga;
t. taman rekreasi/kawasan wisata;
u. kegiatan keramaian;
v. kegiatan kotemporer;
w. kegiatan panggung/konser;
x. warnet;
y. video game,
z. hotel/hotel transit;
aa. fitness;
bb. restoran;
ab. arena olahraga;
ac. pemilik/penyelenggara tempat usaha hiburan;dan
ad. penyelenggara kegiatan keramaian.
21

Pasal 29

Sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan


ketertiban umum dalam bidang tertib peran serta masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 huruf j meliputi antara lain:

a. permukiman penduduk;
b. perkantoran pemerintah/swasta;
c. kegiatan penyampaian pendapat:
d, pelaksanaan rapat umum;
e. pelaksanaan unjuk rasa;
f. penduduk;
g. rumah kost dan pemiliknya;
h. rumah kontrakan dan penghuninya;
i. apartemen/rumah susun dan pengelolanya;
j. areal sekitar Istana Negara;
k. areai sekitar Istana Merdeka;
I. pengurus Rukun Tetangga;
m. pema'sangan lambang, simbol, bendera, spanduk, umbul-umbul atau
atribut lainnya; dan
n. pendatang atau pengunjuk rasa dari luar wilayah Provinsi DKI Jakarta.

BAB IV

SUMBER INFORMASI/DATA DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN KETERTIBAN UMUM

Pasal 30

(1) Pelaksanaan tindakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan


penyelenggaraan terhadap ketertiban umum dilakukan apabila telah
terjadi, ada indikasi telah atau ada potensi akan terjadi tindak pidana
pelanggaran atau tindak pidana kejahatan yang didasarkan pada hal-hal
sebagai berikut:
a. temuan monitoring petugas SKPD;
b. temuan supervisi petugas SKPD;
c. pengaduan/laporan masyarakat umum;
d. pengaduan/laporan masyarakat yang terkena dampak;
e. pengaduan badan;
f. pemberitaan media massa;
g. ternuan patroli Sat Pol PP;
h. temuan razia Sat Pol PP;
i. ternuan razia gabungan; dan
j. temuan patroli petugas penegak hukum.

(2) Masyarakat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,


meliputi :
a. orang perseorangan;
b. kelompok rnasyarakat;
c. ahli atau pakar; dan
d. lembaga swadaya masyarakat.
22

(3) Masyarakat yang terkena dampak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d adalah orang perseorangan atau kelompok masyarakat yang
secara langsung merasakan dampak, merasakan akibat, menjadi korban
dari terjadinya tindak pidana pelanggaran atau tindak pidana kejahatan
ketertiban UMUM.
(4) Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e adalah badan
atau lembaga atau organisasi berbadan hukum dan badan atau lembaga
atau organisasi yang tidak berbadan hukum.

(5) Media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi:
a. media massa cetak; dan
b. media massa elektronik.

Pasal 31

(1) Pengaduan/laporan dari masyarakat umum, masyarakat yang terkena


dampak dan badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
huruf c, huruf d dan huruf e sekurang-kurangnya harus memuat :
a. identitas diri;
b. penjelasan singkat mengenai tindak pidana pelanggaran/ tindak
pidana kejahatan ketertiban umum yang telah terjadi, ada indikasi
telah terjadi atau ada potensi akan terjadi; dan
c. tempat kejadian perkara.

(2) Pengaduan/laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan


secara tertulis atau lisan.

Pasal 32

Masyarakat umum, masyarakat yang terkena dampak dan badan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
diberikan perlindungan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 33

(1) Dalam rangka memelihara ketertiban umum Sat Pol PP secara berkala,
rutin dan berkesinambungan melakukan patroli atau razia pada tempat-
tempat/obyek sasaran kegiatan pembinaan, pengendalian dan
pengawasan penyelenggaraan ketertiban umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 29.

(2) Patroli atau razia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
bersama dengan SKPD dan/atau Instansi Pemerintah terkait.

(3) SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib


menindaklanjuti setiap data dan informasi atas terjadinya suatu tindak
pelanggaran yang disampaikan masyarakat paling lama dalam waktu 7 x 24
(tujuh kali dua puluh empat) jam.
23

BAB V

PELAKSANAAN TINDAKAN
PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN KETERTIBAN UMUM

Pasal 34

(1) Pembinaan, pendendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan yang melanggar tertib jalan, angkutan jalan dan
angkutan sungai dilakukan melalui tindakan sebagai berikut :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. penghalauan;
d. penjemputan;
e. penderekan;
f. penilangan;
g. pembongkaran; dan
h. pemusnahan;

(2; Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah :
a. petugas mendapat pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan kepada pelanggar apabila tidak mengindahkan
teguran lisan. Peringatan tertu:is dilakukan berjenjang yaitu peringatan
tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam, bila tidak
diindahkan maka diberikan peringatan tertulis II (kedua) selama 2 x 24
(dua kali dua puluh empat) jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan
peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat)
jam.

(4) Penghalauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan


oleh petugas terhadap para pelanggar setelah dilakukan teguran lisan
namun tidak mengindahkan.

(5) Penghalauan sebagairnana dimaksud pada ayat (4) dilakukan kepada :


a. pejalan kaki, penyeberang jalan bukan di tempat yang ditentukan;
b. penumpang/kendaraan umum yang menunggu/berhenti tidak di halte;
c. orang yang melakukan pengaturan lalu lintas (Pak Ogah);
d. parkir kendaraan tidak pada tempat yang ditentukan;
e. pemungut uang parkir yang bukan petugas parkir; dan
f. joki yang menumpang mobil pada kawasan pengendalian lalu lintas.

(6) Penjemputan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan


oleh petugas terhadap para pelanggar apabila teguran lisan, maupun
penghalauan tidak diindahkan dengan membuatkan Berita Acara
Pemeriksaan menyangkut nama, tempat tanggal lahir, alamat, tempat
berasal dan pekerjaan untuk dikirim ke panti sosial.

(7) Penderekan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan


oleh petugas terhadap kendaraan yang parkir bukan pada tempatnya
atau tidak memiliki cokumen yang sah dengan sebelumnya dilakukan
peringatan dan teguran.

(8) Pehilangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dilakukan


petugas Dinas Perhubungan terhadap kendaraan yang sebelumnya
telah dilakukan teguran lisan maupun penghalauan.
24

(9) Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, dilakukan


oleh petugas terhadap pelanggar apabila teguran dan peringatan tertulis
tidak diindahkan, dengan ketentuan:
a. sebelum dilakukan pembongkaran, petugas bersama-sama PPNS
meneliti, mencatat atau mengamankan barang-barang yang berharga
milik pelanggar;
b. barang-barang berharga milik pelanggar sebagaimana dimaksud
pada huruf a diamankan atau diangkut ketempat yang dituju dengan
sepengetahuan pelanggar;
c. PPNS membuat berita acara pembongkaran maupun berita acara
penyitaan;
d. barang-barang hasil pembongkaran sebagaimana dimaksud pada
huruf b dapat diambil oleh pelanggar setelah membuat surat
pernyataan untuk tidak mengulang pelanggarannya.
e. dalam hal dokumen/berkas-berkas penyidikan memenuhi syarat,
dapat diajukan ke pengadilan.

(10) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, dilakukan


oleh petugas terhadap barang-barang hasil pelanggaran yang telah
diamankan/disita PPNS namun dalam waktu yang telah ditentukan
barang-barang tersebut tidak diambil atau barang-barang lain yang
dapat membahayakan masyarakat dan lingkungan.

Pasal 35

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan yang melanggar tertib jalur hijau, taman dan tempat
umum dilakukan melalui tindakan sebagai berikut :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. penghentian kegiatan pembangunan atau usaha; dan
d. pembongkaran.

(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah
a. petugas mendapat pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan kepada pelanggar apabila tidak mengindahkan
teguran lisan/Peringatan tertulis dilakukan berjenjang yaitu peringatan
tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam, bila
tidak diindahkan maka diberikan peringatan tertulis II (kedua) selama 2
x 24 (dua kali dua puluh empat) jarn dan bila tidak diindahkan maka
diberikan peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali dua
puluh empat) jam

(4) Penghentian kegiatan pembangunan atau usaha sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c, berupa penyegelan oleh Kepala Sat Pol PP atau
Kepala Sat Pol PP Kota/Kabupaten Administrasi sesuai kewenangan
dan prosedur yang berlaku apabila pemiiik atau penanggung jawab tidak
mematuhi peringatan tertulis 111 (ketiga) atau terakhir.
25

(5 ) Pernbongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan


oleh petugas terhadap barang-barang hasil pelanggaran yang telah
diamankan/disita PPNS namun dalam waktu yang telah ditentukan
barang-barang tersebut tidak diambil atau barang-barang lain yang
dapat membahayakan masyarakat dan lingkungan.

Pasal 36

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan yang melanggar tertib sungai, saluran, kolam dan
lepas pantai dilakukan melalui tindakan sebagai berikut :
a. peringatan;
b. penghalauan;
c. penjemputan; dan
d. pembongkaran/pe musnahan.

(2) Peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan oleh
petugas secara lisan kepada orang atau badan yang melakukan
pelanggaran untuk tidak melanjutkan kegiatan atau usaha yang tidak
sesuai dengan peruntukan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

(3) Penghalauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan


petugas jika peianggar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
mengindahkan peringatan.

(4) Penjemputan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan


petugas apabila pelanggar tidak mengindahkan peringatan dan
penghalauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) untuk
selanjutnya dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh PPNS dan
diserahkan ke Panti

(5) Pembongkaran/pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf d, dilakukan oleh petugas terhadap tempat tinggal, tempat usaha,
MCK, kabel pipa, yang selanjutnya dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
oleh PPNS dan barang-barang hasil pembongkaran/pemusnahan
sebagai alat bukti berupa benda, dokumen barang diangkut dan
disimpan di tempat yang telah ditentukan dan menjadi tanggung jawab
PF>NS dan dapat diambil setelah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Pasal 37

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan yang melanggar tertib lingkungan dilakukan melalui
tindakan sebagai berikut :
a. teguran Iisan;
b. peringatan tertulis;
c. penjemputan;
d. penyitaan;
e. pemusnahan;
f. pembongkaran: dan
g. pembersihan.

(2) Teguran lisan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah
a. petugas mendapa: pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c, petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.
26

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan kepada pelanggar apabila tidak mengindahkan
teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
berjenjang yaitu peringatan tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali
dua puluh empat) jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan
peringatan tertulis II (kedua) selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat)
jam dan apabila peringatan tertulis III (ketiga) juga tidak diindahkan,
maka diberikan peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali
dua puluh empat) jam.

(4) Penjemputan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan


oleh petugas bila teguran lisan maupun peringatan tertulis tidak
diindahkan oleh pelanggar tertib lingkungan.

(5) Penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan oleh
petugas PPNS terhadap barang/hewan milik pelanggar tertib lingkungan
setelah memenuhi persyaratan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk disita dengan dibuatkan berita acara penyitaan.

(6) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan


oleh PPNS setelah seluruh proses memenuhi syarat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bila dalam batas waktu 30 (tiga
puluh) hari pemilik/penanggung jawab tidak mengurusnya maka barang
bukti tersebut akan dimusnahkan.

(7) Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dilakukan


petugas bila peringatan lisan maupun peringatan tertulis tidak diindahkan
oleh pelanggar tertib lingkungan.

(8) Pembersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, dilakukan


oleh petugas/orang/badan terhadap prasarana/sarana umum yang
disalahgunakan.

Pasal 38

(1) Pembinaan pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan yang melanggar tertib usaha dan usaha tertentu
dilakukan melalui tindakan sebagai berikut :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. penyegelan;
d. pembongkaran; dan
e. penyitaan.

(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah :
a. petugas mendapat pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan kepada pelanggar apabila tidak mengindahkan
teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
berjenjang yaitu peringatan tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali
dua puluh empat) jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan
peringatan tertulis II (kedua) selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat)
jam dan apabila peringatan tertulis 111 (ketiga) juga tidak diindahkan,
maka diberikan peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali
dua puluh empat) jam.
27

(4) Penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat


dilakukan oleh petugas bila teguran lisan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) serta peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak diindahkan, maka petugas PPNS membuat berita acara
penyegelan.

(5) Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan


oleh petugas bila pelanggar tertib tempat usaha tertentu tidak
mengindahkan teguran lisan, peringatan tertulis maupun penyegelan.

(6) Penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan


oleh petugas terhadap barang yang diperdagangkan/diusahakan/
diperjualbelikan tersebut mengganggu ketertiban, membahayakan
lingkungan dan kesehatan masyarakat atau tidak dilengkapi dengan
dokumen yang sah.

Pasal 39

(1) Pembinaan pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan yang melanggar tertib bangunan dilakukan melalui
tindakan sebagai berikut :
a. pemberitahuan tertulis;
b. peringatan tertulis;
c. penyegelan; dan
d. pembongkaran.
(2) Pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dilakukan setelah :
a. petugas mendapat pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau iokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan apabila pelanggar tidak mengindahkan
pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
berjenjang yaitu peringatan tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali
dua puluh empat) jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan
peringatan tertulis II (kedua) selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat)
jam dan apabila peringatan tertulis III (ketiga) juga tidak diindahkan,
maka diberikan peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali
dua puluh empat) jam.

(4) Penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan


petugas apabila peringatan tertulis I (kesatu) sampai dengan peringatan
tertulis III (ketiga) tidak diindahkan oleh pelanggar, dengan cara:
a. menghentikan kegiatan;
b. menempelkan/memasang papan pengumuman penyegelan; dan
c. membuat berita acara penyegelan.

(5) Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan


petugas apabila setelah dilakukan penyegelan pemilik/penanggung
jawab bangunan tidak mematuhi atau memenuhi persyaratan yang
ditentukan, maka dalam batas waktu yang ditetapkan bangunan tersebut
dapat dibongkar oleh petugas atau dibongkar sendiri oleh
pemilik/penanggung jawab bangunan.

(6) Apabila pemilik/penanggung jawab bangunan yang telah disegel


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat melengkapi dokumen dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan serta membuat pemyataan tidak
akan melanggar peraturan, maka penyegelan dapat dibuka kembali.
Pasal 40

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang yang melanggar tertib sosial dilakukan melalui tindakan sebagai
berikut
a. Pencegahan;
b. Penghalauan/pemantauan;
c. Perlindungan sosial; dan
d. Pengenaan sanksi hukum.

(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan


melalui pemasangan spanduk dan rambu larangan di lokasi rawan
PMKS, penyebaran pamflet kepada pengguna jalan, serta penempelan
sticker di bus kota.

(3) Penghalauan/pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


dilakukan oleh Satuan Tugas Pelayanan, Pengawasan dan
Pengendalian Sosial Dinas Sosial kepada pelanggar tertib sosial.

(4) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,


dilakukan di Panti Sosial untuk selanjutnya menjalani proses rehabililtasi
sosial.

(5) Pengenaan sanksi hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
dilakukan melalui sidang pengendalian setelah dilakukan penyidikan
oleh PPNS.

Pasal 41

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


badan usaha/yayasan tertib sosial dilakukan melalui tindakan sebagai
berikut :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. penyegelan;
d. penyitaan; dan
e. penjemputan.

(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah :
a. petugas mendapat pengaduan/laporan; atau
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan apabila pelanggar tidak mengindahkan teguran lisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan berjenjang yaitu
peringatan tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat)
jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan peringatan tertulis II
(kedua) selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam dan apabila
peringatan tertulis lfl (ketiga) juga tidak diindahkan, maka diberikan
peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam.

(4) Penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan


petugas terhadap tempat badan usaha/yayasan dengan cara mengunci
atau menggembok pintu keluar/masuk dan menempelkan pengumuman
penyegelan ditindaklanjuti dengan pencabutan tanda daftar atau izin
operasional serta dibuatkan berita acara penyegelan oleh PPNS.
29

(5) Penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan oleh
petugas terhadap barang-barang/alat bukti dan dibuatkan berita acara
penyitaan oleh PPNS dengan menyebutkan jumlah barang yang disita,
jenis/merk dan identitas lainnya.

(6) Penjemputan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan


oleh petugas kepada pemilik atau penanggungjawab apabila pada saat
dilakukan tindakan pembinaan ketertiban umum melakukan perlawanan
atau menimbulkan keonaran atau memprovokasi untuk melawan petugas.

Pasal 42

Tindak lanjut Penyelesaian kasus-kasus terhadap pelanggar tertib sosial


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 41 dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Pengenaan sanksi hukum melalui sidang pengadilan;
b. Pelanggaran perorangan diberi perlindungan dan rehabilitasi sosial
di Panti Sosial;
c. Terhadap yayasan/organisasi sosial dicabut tanda daftarnya atau izin
operasionalnya; dan
d. Terhadap badan/organisasi lainnya dikenakan hukuman sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 43

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


orang atau badan hukum yang melanggar tertib kesehatan dilakukan
melalui tindakan sebagai berikut :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis,
c. penyegelan; dan
d. penjemputan.

(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah :
a. petugas mendapat pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan apabila pelanggar tidak mengindahkan teguran lisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan berjenjang yaitu
peringatan tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat)
jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan peringatan tertulis II
(kedua) selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam dan apabila
peringatan tertulis 111 (ketiga) juga tidak diindahkan, maka diberikan
peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam.
(4) Penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan oleh
petugas bersama PPNS dengan menghentikan atau menutup kegiatan
setelah teguran lisan dan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) tidak diindahkan.
(5) Penjemputan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dilakukan
oleh petugas kepada pemilik atau penanggungjawab apabila pada saat
dilakukan tindakan pembinaan ketertiban umum melakukan perlawanan
atau menimbulkan keonaran atau memprovokasi untuk melawan petugas.
30

Pasal 44

(1) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum terhadap


terhadap orang atau badan yang melanggar tertib tempat hiburan dan
keramaian dilakukan melalui tindakan sebagai berikut :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis; dan
c. penyegelan/penghentian kegiatan.

(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
setelah :
a. petugas mendapat pengaduan/laporan;
b. petugas menemukan terjadinya pelanggaran; dan
c. petugas meninjau lokasi sasaran/lapangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


ditandatangani oleh Kepala SKPD yang membidangi atau Pejabat yang
ditunjuk, diberikan apabila pelanggar tidak mengindahkan teguran lisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan berjenjang yaitu
peringatan tertulis I (kesatu) selama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat)
jam dan bila tidak diindahkan maka diberikan peringatan tertulis II
(kedua) selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam dan apabila
peringatan tertulis III (ketiga) juga tidak diindahkan, maka diberikan
peringatan tertulis III (ketiga) selama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam.

(4) Penyegelan/penghentian kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf c, dilakukan oleh petugas bersama PPNS dengan menghentikan
atau menutup kegiatan setelah teguran lisan dan peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak diindahkan.

(5) Penyegelan/penghentian kegiatan dapat dilakukan melalui prosedur


sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam hal keadaan yang
emergensi yaitu:
a. kegiatan usaha hiburan meresahkan masyarakat sehingga
mengundang keributan/perkelahian masal,
b. kegiatan usaha hiburan tanpa memiliki izin;
c. kegiatan usaha hiburan melanggar ketertiban umum lainnya; dan
d. tempat hiburan digunakan untuk maksiat.

Pasal 45

(1) Tindakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketertiban umum


terhadap tertib peran serta masyarakat dilakukan melalui :
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. penyegelan; dan
d. pencopotan/pelepasanipencabutan.

(2) Teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan
oleh petugas terhadap :
a. masyarakat yang 1;clak memasang bendera Merah Putih pada waktu
hari-hari tertentu;
b. masyarakat yang bertarnu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
tetapi tidak melapor ketua RT/RW; dan
c. pemilik rumah kos, rumah kontrakan dan rumah susun yang
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


diberikan kepada badan/lembaga/parpol yang melanggar ketentuan
pernasangan lambang, bendera, simbol, spanduk dan atribut lainnya.
31

(4) Penyegelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan


petugas pada rumah kos, rumah kontrakan dan rumah susun yang
sebelumnya sudah diberikan teguran lisan maupun peringatan tertulis
namun tetap melanggar ketentuan, dengan dibuatkan berita acara
penyegelan oleh petugas PPNS.

(5) Pencopotan/pelepasan/pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf d, dilakukan oleh petugas terhadap bendera, lambang, simbol,
sepanduk dan atribut-atribut lainnya yang pemasangannya melanggar
ketentuan, padahal sebelumnya telah diberikan peringatan tertulis
kepada pemiliknya.

(6) Barang-barang yang dicopot/dilepas/dicabut sebagaimana dimaksud


pada ayat (5) dapat dikembalikan setelah memenuhi ketentuan yang
berlaku dan penanggung jawab membuat pernyataan tidak akan
mcngulangi lgi pelanggaran serupa.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Keputusan Gubernur


Nomor 1196 Tahun 1991 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Ketertiban Umum
dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 47

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2009

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBU J TAJAKARTA,

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2009

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI


DKI JAKARTA,

(./
MUHAYAT
NIP 050012362

BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


TAHUN 2009 NOMOR 214
snsny).1 y eiaea !sumid inwaqns ueinieJad
eiJeler eiwincll
600ZNI1HVI
600z Jaqtnasa0
1 \v'NflSNVIri)-10NVNVONvivrNVIC1>I9NV`Nviv r8112:131. 1
EWENANGAN
JENIS PENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN
Z

COUNTER
0

<
>

REKOMENDASI PENGAWASAN PAT ROLI PENJAGAAN

>
rn

rn
FJ-
7J

0
C3
Z
Z
-1:,

---
PROVLKOTAIKAB KEC INFORMASI

r-
..,_ m
--2H

Pejalan Kaki Provs.d Kel Provs .d Kel Prov

L_
_,.

.-n
cn

-0
-0

--a
...._

<
0
c.)
,

<
L,

(C).
PenyeberangJalan Provs.d Kel Prov

2
.-n
'n.

cn

-0

-0
-0
<

<
(1)

-8
cv
I

<
Pedagang/pengemis di Sat.Pol PP Provs .d Kel Prov

0-
..)

A OJd

<
o
(1)

C)
Ejembatanpenyeberandan
PenurnpangKend. Umum Prov

cn

i'[
.0 I.

-0
-0
:-c

b_
C
-13

<
<
<

8
o
Q,

(C)

cn

CD
.
1

.e _,

L.
PengemudiKend.Umum

..__._.
Provs .dKel Prov Prov

b.
Co

cn
-U

'-o
-0
-0
<
8

0
CD
,,,,
1
Pengemudi kendaraanpribadi Provs.d Kel Sat.PolPP Provs.d Kel Prov
C7)

-z__

--u
<
Jokithree inone Provs.d Kel Provs.dKel

2.
cn

-0
'-o

<
<

s
Kend. BakTerbuka Dishub

L_
Provs.dKel Sat.PolPP Provs.d Kel
A OJd

-.a
<
8
<
i Kendaraanumum danpribadi Dishub Provs.d Kel Sat.Pol PP Prov

-0

.0_

<
<
0

d
cn
<
Trotoar Provs.d Kel Provs.d Kel Prov

2.
-0

<
<
Angkutan Tanah Sat Pol PP Provs.d Kei Sat.Pol PP Prov

.0.
tJ

<
<
0
(i)

a
'----,
olong Jembatanjalan
1 K layang Dinas PU Provs.d Kel Prov

---
Sat.Pol PP Provs.d Kel

13
<
8

«
----,
Penyelenggara Parkir

'----,
=
Provs.d Kel Provs.d Kel

0"
g

C)

-0
'D

"'t3
<
ci)

a
o
-
Pembuatan/perakitan/pengop

"--.,
=
Provs .d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov

0-
c7)
C

o
rasianKend. Umum
EWENANGAN
>

JENISPENANGANAN COUNTER
z
M

m
rn

--]
-1:1

Z
co

213
E5
1::,
Z
o

PERIZINAN REKOMENDASI PENGAWASAN PATROLI PENJAGAAN ADVOKASI KET


I PROV KOTA/KAB KEC I KEL INFORMASI
._.

Pembuatanrakit , keramba, Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov

j
CI1

<
--'•

3
bag_an dsj
Pengangkutan bahan Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov

o
co

13

<
o
berdebu/berbau busuk/B3
Penutupanjalan Provs.d Kel Provs.d Kel Prov Prov
_

-0
-0

Cn

0
.2._,
Pembuatan / pemasangan Provs.d Kel Provs.d K el Prov
-,.

<-,_

-0

-13
-0

-0
Co

Cn

<
-1:3

8
0
.,..,

-
nortal
...,—,

.4_
Pembuatani pemasangan Sat Pol PP Provs.d Kel ovs.d Kel Prov
..?._
--,
(.0

-0
Cn

<
o
0
1tanqqul Jalan
Pembuatan/pemasangan Sat.PolPP Provs.d Kel Sat .PolPP Provs.d Kel Prov
IN.,
CD

<
o
pintupenutupjalan
.,-, .
[Pembuatan/pemasangan/pem Provs .d K el Provs.d Kel Prov
T.1
-a

cn

-T1
r..)

Cn

.....

-0

-13
Cr

<
0

0
co

2
,,-

lindahanrambu lalin
Penutupanterobosan/putaran Sat.Pol PP Provs.dKel Sat.PolPP Provs.d Kel Prov Prov
C"
C

ialan
1 Pembongkarantrotoar Provs .d Kel Prov
cn
n.)

._
.-0

--0
-0
-1`3
C

7C

5
<
<
c)
cu

(1)
cn
0
pernotongan/perusakanpagar Provs .d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov

,i_
rv

<
o
..-
pengamanjalan
Dishub Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov
""-
-13

<
a
c\)
-2
(D

c0
n

...-.
Pengaturan Lalin Provs.d Kel Provs.d Kel Prov
_.

cn

-0
.-0
......
Cr

<
o
C

Pemungutanuangterhadap I Provs.d Kel Provs.d Kel

cn

o
-0
-0
:13

<
<
0
kendaraan
II. TERTIB JALURH1JAU, TAMA NDAN TEMPAT U MUM

EWENANGAN 1
GA

o
PEMBINAAN/PENERTIBAN COUNTER
i--


Lii

[ JENIS PENAN NAN

(f)

0
0
<
>
PERIZINAN REKOMENDASI 1
PENGAWASAN PATROLI PENJAGAAN NFORMASI

C.
I

>
1:0
KOTA/KAB1 KEL

=
>"
n_
,--

,, ----,-
o

cc$

To
->
'5
-->
LL., ->
Prov s.d Kel Sat. Pol PP Prov s.d Kel Prov

—,---

-=
A
A
v
n_
2

<---
.,---
o
>

c`l
co
ci
>

.c

..0
(U
co
_c

,)
iTaman s.d200 m2 Prov s.dKel Sat. Pol PP Prov s.dKel

E_
CL

->
>
Tempat Umum Prov s.d Kel Sat.Pol
PP Prov s.dKel Prov

---
o
Pr

,
n_
2
>

c`6
n_

0:1
o_
>

OD
CL

r-
2

O.
-c5

(r)
—;

,,
Prov s.d Kel Droy s.dKel

_
a_
2
>

in
---,--
Kelengkapan Taman Prov s.dKel Sat.Pol PP Prov s.dKel Prov

-('

co
-_o

--)
--,--

---,,--

u>
o-5
E
c
O.
0.

(f)
n.
Prov

->
Prov s.d Kel Prov s.d Kel Prov
>
2

1--
(o
a.

co

r--
CL

c
c
CL

E
(/)
".('
-5
a.
Prov s d Kel Prov s.d Kel Prov
a_

CL
2

-,---
>

co
CL
a_

co
3..
-5
6
Pengunjung taman/tempat Prov s.d Kel ProN, s d Kel
UMUM—
n_

Cl_

----,--
2

cy)
>

n_
TIS
2
>

-c

>
>
Perusakan jalur hijau/taman 1 PP
Sat. Pol Prov s.d Kel
beserta kelengkapannya

,_
(1_
2

CO
>
a..

a_
2
>

76
co
Cl
L1.
6

->
Penyalahgunaan/ Prov s.d Kel Prov s.d Kel
pengalihfunasian tempat
UMUM
IVINVd SVd31 NVG INV10>i
`NV2:1(11VSivoNns 91.1d3I 111
EWENANGAN
JENIS PENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN COUNTER
Z
o

REKOMENDASI PENGAWASAN
>
2

PATROLI PENJAGAAN ADVOKASI


M

z
RJ
73
13

KOTA/KAB INFORMASI
0
<
.e_. 7)

-?-_, rn
-13

7:
--_.> m
c")

r-

penangkapan ikan dan hasil Dinas Kelautan & Provs .d Kel Pr ovs .d Kel Prov

.-0

-U

-t3
-0
CD

__

<
8
o
.?

C1)
,

-
Ilaut lainnya Petanian
pengambilanpasir lautdan Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

<

<
a

o
t erumbu karanq
Pengambilanair Provs.dKel Provs.d Kel

cn

-D
-U

<
o

<
2
imancurlkolarnpeIengkap
ikeindahan kota
d___,

..<...,
pengambilaripemindahan/ Provs.d Kel Sat.Pol PP
--
4:.

-e_

-U

-t3
.0_

-1:7
<
-,
0

<
<
en
.

perusakan komponen
bangunanpelengkapjalan
Ipembuangan limbah bahan BPLHD& Dinas 1 Provs.d Kel Provs.d Kel

0.
-U
•-•0

-CI

<

<
o
berbahaya dan beracun(B3) Kebersihan
Kegiatan MCK Provs.d Kel Provs.d Kel
cn

cn
.13
-113
A 0Jd

<
2
L1)
1Pemasancan/penempatan Dinas PU Provs .d Kel Provs ,d Kel Prov

-U
.-U

-U
---i

cn
CJ-

<
0
pipaataukabel
Pembangunandi bantaran Provs.d Kel Provs.d Kel
co

.-0

U
-0

<
...

<
' kali/sungai/kawasan
,setu/danau/waduk
Pemanfaatanair Gub Provs.d Kel Prov Prov
(c)

.0.

-U

-U
-0
0
<
v)

0
sungai/danau
811d31'Al
NVSNfl>19N11
EWENANGAN
JENIS P ENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN COUNTER
Z
0

REKOMENDASI PENGAWASAN PATROLI PENJAGAAN ADVOKASI KET


>
-2
z
73
FZI
-0
M

KOTA/KAB KEC I KEL INFORMASI


<
-o
-13

Hewan dilindungi Provs.d KeI Provs.d Kel Prov

-0

-0

<
o
o
Hutanmangrove Provs.d Kel Sat Pol PP Provs .d Kel
_

-7
<
<
-e----,
Jaringanpipaairminum Provs.d Kel Sat Pol PP Provs.d Kel

-13
<
<
I
..-• _

Binatangpeliharaan Provs.d Kel Sat Pol PP j Provs.d Kel Prov Prov


4..

I
Sertifikat hewanpeliharaan Dinas Provs .d Kel Sat Pol PP

-13
b_
fl

<
a

a
<
0

<
Kelautan &
Perikanan F '
Petasan dan kembangapt KotaKabs .dKel Provs.d Kel

(J)

-0

-0

-13
3Z
'o_

-13

<
a

8
<

<
co

cp
cn
C

1
bak penampunganairminum PDAM Provs .d Kel Provs.d Kel Prov Prov

1:1
(I)
„,__

-0
-D
---J

o
cv
L:lada hydrant
Penyadapanairminum Provs.d KeI

'11
2.
7:
-u

-0

-13
-CI
„,_
CO

A01-1

n-)
Cf:

<
a
e,
<
O

(C,
Pembangunan/bertempat Provs.d Kel Provs.d Kel

-0
-0

-0

<

<
a

a
o
tinggaldipinggirjalan dan di
bawahjalan layang, rel
keretaapi, jembatanioi, jalur
ihijau,
taman dantempat
UMUM

<_.
i mencoret-coret,menulis,

<._
Provs.d Kel

(J)

-0

13
-0
-0

-0

l',7
b_

a
<

<

<
o

"c3
<,

no
menempel iklan

<
' membuang danmenumpuk

..,___
--,

Provs.d Ke1 Sat Pol PP Provs.d Kel Prov Prov

..,
sampah

<
membuangair besar dan/atau Provs.d Kel Sat Pol PP Provs .d Kel

173 "(3 1:1


13
4,.. C. . •.) IV

a a 3
< < <

< < <


a a a
:.----1
membalikarah meterair

4._
Provs.d Kel Provs.d Kel

-i,

-13 -13
D
-13

menjual airminumpersil Provs.d Kel Sat Pol PP Provs.d Kel
lapangan
(n

-e--,
Pendistribusianairminum Provs.d Kel Sat Pol PP Prov Prov

b_
<
0

co
dari hydrant
Pengambilanairpermukaan Provs.d Kel Provs.d Kel Prov

-0
-o

-0

-0
-0

<
6)

a
(I)
danairtanah
VHVS 111Vd1N31811d3.1.A
EWENANGAN
JENIS PENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN
Z

COUNTER
0

D.

REKOMENDASI
Z

PENGAWASAN
F4

PATROLI PENJAGAAN ADVOKASI


M

m
---1
o <

KOTA/KAB KEC INFORMAS1


-U
0

Pedagang kakilima(PKL) Dinas 50 s d 300 0 s.d 50 Provs.d K el


c)

Sat.Pol PP Provs.d K el

-x3
V

<
<
cn

co

Koperasi
UMKM&
Perdapangan
IPembeli barangPKL
1,.)

Provs.d Kel Provs .ctKel!


o

0.
c>

(71
....

b..
__.
CD
CT

cy;
C>,

cn

-0
b_

C.)
V

-1:1

tr)

v>

cn

<
0

en
a
Perantara karcis/calo
c_,_>

Provs .d Kel

-1._
Sat.Pol PP Prov

<

<
0
cn

:-.
1
i
Pemanfaatja sacaio
-a-

Provs .d Kel Sat .Pol PP

-___
Provs Kel Prov

<
I
Penggunajasa kendaraan
o>

Provs.d Kel Sat .Pol PP

<

<
<
o
(n
bermotor/tidak bermotoryang
tidaktermasuk dalampola
ankutanumum
C
co

':.[•1

,,--
.:5-

Kotas.d Ke!

__
Prov
cn

7:
o
CD
a>

(r)

-r.'
ia

M
ca

(t)._
iii

<
0

en
o

a
Label halal Provs.d Kel
-13
Provs.d Kel

cn

-0
-0
0
Usaha Ojek
<o

s.d5 Kotas.d Kel Sat.Pol PP' Kotas.d Kel

c>
NJ
Prov

-0
<
3

o
o
--,
PenjualDaging
<o

Gs)

Kotas.d Kel Sat.Pol PP Kotas.d Kel Prov

_o

<
3
Restoran/Rumahmakan Provs.d Kel

o
Provs.d Kel

0
o) 6 c)

1...>

cn

_....
-0

-0
-L3

c(c.
V

cn

<
<

co
a
c- m.

a>0
a> 5
C, cu

a>
c
usahapengumpulan,
....,

Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

-0
-1:3

<
<

8
a

-
penampunganbarang-barang
bekas
Penjual Temak Dinas Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

1:1

-17
<

<
a
a
Kelautan&
Pertanian
penggunajasa kendaraan Provs .dKel Provs.d Kel

"13
....
-0

-0
<

<
a

a
yangtidak termasuk dalam
polaangkutanumum
usahayangmenimbulkan 1 Sat Pol PP Provs.d Kel Provs.d Kel

-0
r-

-7.1

-13
..._

<
<
-,
o

a
.
dampak terhadap lingkungan
>
M
M
I>
G)
Z
Z
Z
JENIS PENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN COUNTER
Z
0

I
>

REKOMENDASI PENGAWASAN PATROL I ADVOKASI I KET


Z

PENJAGAAN
M
-0

PROV I KEC INFORMAGI


0

LM
7.
--i

co

r—
I
usaha di jal an,
dipinggirrel Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

<
<
lkeretaapi,jal ur hijau,taman,
dantempat-tempatumum
I
l
usahapengumpulan, Disnakertran Provs .d Kel

Gi_
<

<

<
0
cn

penampungan dan/atau
penyalurantenaga kerja
ataupengas uh
2__

Kota/Kab Provs.d Kel Provs.d Kel Prov

t_
-,J
...,

-0
(J)

-0

<
0
6)
,

pembuatan, perakitan,

t_
Provs.dKel
_.

Provs.d Kel
Co

(J)

-o
-0

-c3
":5

<
a<
0
6)

a
t
,

penjualan danmemas ukkan


becak
Pengoperasian dan

--
ProvsdKel Provs .d Kei
_.

.,› _
(C)

0.)

-o
-D
-13
-1:7

<
a

a
<
0
6)
penyimpanan becak danatau
sejenisnya
mengusahakan kendaraan
0

Sat.Pol PP Provs .d K el
1N

cr-

TJJ
c

<

a<
(f)

<
o
0
rf,

CD
',.-
, bermotoritidakbermotor
sebagaisaranaangkutan
umum
' Pemotonganhewanternak Dinas
N

Provs.d Kel
..,..

-0
0_

<
<

a <
0
rn

t
Kelautan &
PertanianI
pengoperasianangkutan
N

t_
Provs.d Kel

t_
K)

C3

..?._
cr

-0

.C1
(/)
c

<

<
a<
0
6)

r.t)
kendaraanumumpada
malam hari
pengusaha, pemasok, Dinas Provs .d Kel
n.)
C.,3

Sat.Pol PP Provs .d Kel

j
-ci
O

<

<
a
penggilingan danpengolahan Kelautan &
daginq Pertanian
memasukkan/mengeluarkan Dinas
N.)
.4.

Provs.d Kel Provs .d Kel

t_

t_
Sat.Pol PP

t_

t_

-o
-D

<
a
a<
.
hewan temakke/dari dalam Kelautan&
wilayah Provinsi DKIJakarta Pertanian
N\iNfl5NVEI811t:131
EWENANGAN
JENIS PENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN COUNTER
Z
0

REKOMENDASI PENGAWASAN PATROLI PENJAGAAN ADVOKASI

--1
M

rT1
Z
Z
1-,

I>
m
71
-ri

INFORMASI
0

KOTA/KAB
_, m

c•i. rn
0 c)
-7.7

> 200 > 50 Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

-o
Bangunandibawah SUTET

-0

8
<

<
v

1Bangunanpadaruangmilik > 200 0 Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs .d Kel


o

b.

-13
_,
n.,

c_ri

<

<
8
V

v
1Jalan
Bangunanpadaruangmilik > 50 Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov Prov

0
s.d 10
N)
CD

v
v

I
Sungai -
Bangunanpadaruangmilik > 50 Provs .d Kel Provs.d Kel
0

-0
cn

-io
o
N)

-0
'13
_,

b_

<
<
8

5
v

v
ISetu

C'
Bangunanpadaruangmilik Provs .d Kel

-.
> 50 Provs .d Kel
0

-o
cn
TI
N)

"13

-117
b_

<
.8<

8
v

v
W aduk
Bangunanpadaruangmilik Provs.d Kel Prov

0.

b.
> 200

-o
o

u)
.-C)
,ji
C.11

<
(•:,_

<
8
o
v
V

cn

cn
'.
Danau
Barlounan di Tarnan > 200 Provs.dKel Provs.d Ked

-o
-13
____
"1:1

<
a

8
<
Provs.d K el Provs.dKel
r PrOV

-o
'.5- :

'i3
cv

(J)
CTJ

t.

-1:1
c_

"1:3

<
:

8
0

c--.
-3
n
cr)

c
cv

cv

1BangunandiPinggirRelKA Provs .d Kel Prov

___,
Provs.dKel

1._

-o
cr,

-0
"i3
I:J
-,C,_

<
8
,-,
'
--`

Bangunan dibawah Jembatan Provs .d Kel Prov

.L._
Provs.d Kel

-D
1._
C)

-0

<
Cfl
BangunanHakmilik Provs.d Kel Sat.PolPP Provs .d Kel Prov Prov

_____
.2._

.1._
.1___
Pagarpekarangan / pagar Prov Prov

1__
Sat.Pol PP Provs .d Kel

1._
-L_
Provs.d Kel

.f___
hidup
penggunaan bangunantanpa Provs .d Kel

L_
1__
-?__
Provs.d Kel

-o
u)

-13 -0

1:1
CO -13

<
2
<

8
i izinatautidaksesuaidengan

Qe
izinyang dimiliki
I membuang bagian dari Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

o
<
<
o
pohon, semak-semak dan
tumbuh-tumbuhan
pengrusakan bahujalanatau Prov

-
Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel

.2__

..___

<
trotoar
pembangunan Menara/Tower P2B/Dinas

-,-._
Provs.d Kel Prov

.?____
Provs.d Kel Sat.Pol PP

-o
<
8
-
TataRuan
1VISOSGlidaL'I1A
EWENANGAN
COUNTER
>
>

2
>
>
M

Z
Z

rrl
rrl
rn
-0
(/)

G)

—I
—4 CO

z
Z
Z

(:)
Z

m
c_

-ci

Z
Z
0

>

REKOMENDASI PENGAWASAN PATROL I PENJAGAAN ADVOKASI

--i
rT1
-
Z
73
r :4
Z
m
7
-13

KEC ' INFORMASI


0

PROV
r-

_
2—__
cn (-3
o -
-- Cu
cr) =

Pengemis Provs .d Ke Sat.Pol PP Provs .d Kel Prov

-ci
<
C3
Dinas
---2_

Pengamen Sosial Provs .d Ke Sat .Pol PP Provs .d Kel Prov

-0
3
1_

.?._
0.)

,:n (p 0) (-3
o -- o - o - o - -,
co .

7:
Sat.Pol PP

"T)
C:1.

<
()
o

.
cn

,,,
ct,
cn

CD
:z

-...
,..

___
--'
Pengelap Mobil Provs.d Ke Provs.d Kel Prov

-0
(f)
A Oid

0
pembeii barangpedagang ,-,
Iasongan Provs .d Ke! Sat.Pol PP Provs .d Kel Prov
is0.1d
cn cri (i)

memberikansejurniah

_
uang/barangkepada
pengemis, 5
lpengamen/pengelapmobil Provs .d Kel L_P rovs .d Kel

-0

T
___

<
<
a
Tempatuntukberbuatasusila
-•
--4

) ci
b.
F Provs .d Ke

'-n

-u
-0

-o

_
.-C)
(j_)

« <
<
8
0

O'
co

(":3
C,)
o
Dinas

----'--
Co

Berbuatasusila Sosial Provs.d Ke Sat.Pol PP Provs.d Kel

<
a
1—
Dinas
U

PenyakitMeresahkan Sosial Provs .d Ke Sat.Pol PP Provs.d Kel

<
a
1—

1_

1_
seum
,PSK Provs.d Kei Provs .d Kel

-0
-0
-0
(I)

<
ie!sos

<
o
0
)
(5)

1._
2___

-e.._
cn p
o --
' Penyalur PSk . Provs.d Ke Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov Prov

1_
Dinas

1___
Pemakai Jasa PSK Sosial Provs.d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov Prov

e_._.
.___


Tempatasusila Provs.d Kel Provs.d Kel Prov Prov

-0
"1:/
cn

0
Dinas

1_

.e._
Kegiatan Perjudian Sosial Provs .d Kel Sat.Pol PP Provs.d Kel Prov Prov
Penyelenggara Undian Provs.d Kel Prov

1_

1__
Provs .d Kel Sat.Pol PP

cn c:3
--•

<
Dinas Sosial

o
EWENANGAN
'.
JENIS PENANGANAN PEMBINAAN/PENERTIBAN COUNTER
Z

REKOMENDASI PENGAWASAN PATROLI PENJAGAAN [ ADVOKASI KET


>
2
ril

PROV INFORMASI
ni
L_ rT1
0

J>

C)
_

CA

r—
x
---
-.'

Dinas -..--
Provs.d Kel Provs.d Kel

-0

-o
Minuman Keras

."0
-13
o --

Cn

-13

<

<
3

C3
o
a)
_ ri)
<i)

..›
..--,
cn =

Koperasi
5.

UMKM&
Perdagangan
Meminta bantuan/sumbangan Dinas Provs .d Provs.d K el Prov
.
-•

-CI
o.

cn

-1:3
:0
5.
cn

m
c7_
-0

<
c3
a)
3

P
<

to
CD
c
S'

,
(/)
o
(i)
cv
=

Sos ial Kel


Sat.Pol PP Provs .d Kel

-t;
menyuruhoranglainuntuk

-T7
o.,
(I)
-k

0—•

-L3

.C.
"

3
<

<
"13

3
<
7C c)
v,
3
<

P
(1)
c
cn Z

mengemis ,mengamen,

CD
berdagangasongan, menjadi
pengelapmobilsertapenjaja
seks komersial
NVIVH3S3)1911d31'IIIA
EWENANGAN
JENISPENANGANAN PEMBINAAN/ PENERTIBAN cnCOUNTER
Z
0

PENGAWASAN PATROL I PENJAGAAN


>
N

REKOMENDASI
M

Z
Z
M
7)

-0 <
>
C;
,,
v

rTi
--1
INFORMASI
C' <

KOTA/KAB
cn o

KEL
.-..,. M
C, C)

Praktekpengobatan Provs.d Kel Sat PolPP Provs.dKel Prov


-,

Diskes > 20
b.

X"
-•
CD
V


(1)

CO

<
tradisional
Praktekpengobatan Diskes Provs.d Kel Provs.d Kel Prov
n)

dd lod
sd10 ku
CD

C)
cm

._,,
C)
r,)
V

-0
V
v

<
3
kebatinan
Pembuatanobatrlegal/palsu .sd Kel Sat Pol PP Provs.d Kel Prov
co

> 10 kg s'
.d 10 kg Prov
7c-
Cri

o
rv
v

-0
V
Ca

CO

a
<
L
Meracikobat iieaai/palsu Provs.d Kel Prov
4.

> 20 kg
0
C71
7c-

s d10kg Provs d Kel

-•
0
Z."

(I)

"U
-0

V

(C)

13
V

"C
CD
,

<
O"
Menyimpanobat ilegal/palsu Prov
0

s.d 10kg Provs.d Kel


CJ,
7c-

K..)
o
x•

cp
....,.


v

(1)
V
CO

-,0
V

.n.
CO

-1:3

-1:3
(43

<
o
o

<
0)

-8
("r>
Penjualanobat Ilegal > 50 kg Provs.d Kel Prov
cr:

Provs.d Kel

w.

_,
o

0
.0.
I •)

:X"
.....»

.-
Cn
"0

M
13
V

V
(.0

(0

(C)

o
cn

<
3
cv
HlegaVpalsu
s
IX. TERTIB TEMPAT HIBURAN DAN KERAMAIAN

KEWENANGAN
>
ri'l
Z

>
Z

),
(;)
c-

-17
M

PEMBINAAN/PENERTIBAN
Z
Z

Z
Z

COUNTER
R1

>

REKOMENDASI
rn

Z
"t3

PENGAWASAN PATROLI 1
PENJAGAAN ADVOKASI

m
--i
I
PROV
0
---1

o
. M

INFORMASI
r
m
Arenalatihan Golf I Dispar & Sat Prov Prov

7.,
<
8
I
Pol PP

.
Dispar& Sat
,--
5
o

Z
cn
" C,

c7).
n.)

Prov
or
n
0

-1:3

"l3
<
--

<
8

0
P

8
Pol PP
BolaKetangkasan Dispar &Sat
o
--,

Prov

-0

a.
Prov
v

co
-13
<

<
8

5
c
1 Pol PP
4
BolaSodok
Co

Prov Prov

o.
Prov
o c.) o eu o cv
"(.7)

5.
co
Meja

<
c
-13

1
DingDong t ,
cn

Co

cn

Prov
-th

Prov Prov

-ZI
v

co
0_

<
5
c
"l:3

I
Diskotik
0)

t_

.?__
O

Zii

-0

c2.,
Co

"Tj
-r.3

'13
o
,,

<

5
8

<
c

8
<

.<

O'
13

I
GetartggangBola Gelinding Dispar &Sat

.e_
Prov

<

<

<
-
I
Pol PP
Gelanggang Renang Dispar& Sat
cn

o
40-60

cn

o
o
cn
Prov ' Prov Prov
v

cn

0
n_
<

c
,

(.0
cu
,")
C ,PcIPP
1

L
Dispar& Sat
7<-'
0

cn
c‘)

('D

Prov Sudin.

-0
-0

,
-v
(

<
8

<
<
(3

o
Pol PP
Kesenian Tradisional ' Dispar& Sat

--<

..,....
1._
Prov

a:
-0

D
cn
cv

-173
<
8

<
8
5
c
- Pol PP
Eo

L
Dispar&Sat
ry
E

Ya
a)
3

Prov

-0

c),
Cr)

13

v
<
8

<
c
5

<
8
a
.
• Pol PP
KoIamPemancingan Dispar& Sat l

cn
o
1\-)

....,
r..)

.e._
Prov Prov

0,
"T3

0
D
Co

5.

<
8
.<

o
,

co
cu
PolPP
Mandi
Uap Dispar & Sat i

t_ --
--‹

.e_
Prov Prov

Cn
n,

-13
-13
co

<

<
8
O'

c
5-
Pol PPI
i
-.-.:

t__.
Co
(I)

-‹
c

iji
c

.e._
--,
0 cu

c:
Prov

-O

-0
cD

cn

D
<

5.
<
8

<
3
8

c
-13
a.
--•

i -0

Dispar & Sat i

L_
0
7
CO
D.)
CD

--,‹

..e._
Prov Prov

0
ujpng

<

<
o
PolPP
F'angkas Rambut Dis par& Sat i

L_
cri

.e.._
Prov

v
Prov Prov

-v

co.
0-
cn
<
3

cu
Pol PP
-:
-0
"IO

Dispar&Sat i

1__
4)
w

..e._
Prov KamarI

0,
-u

cn
-173

-o
<

<

<
c
Pol PP
=
0
-0

Dispar &Sat
cn
su

..e._
co
eu

0
-13
-13
<

a
8

<

<

<

co
ni
Pol PP [
(
EWENANGAN

.
JENISPENANGANAN

o
z
CIC

Cl-
Z
Z

R-

LJJ
lil
lll
Z

Co-
<
COUNITER

.----.
a.
w
r--

Z
RI
EE
<
z

u.1
REKOMENDASI PATROLI PENJAGAAN

fl.
PENGAWASAN A DVOKASI

o_
INFORMAS I

0
—1
L1.1

>
KOTAJKAB I EC
K

--
o)
Orang

o
Taman Rekreas i Dispar &Sat >100 I 30- 100 Prov Prov Prov CL
PolPP

CV
,_>
a_

,5
cn
2

o
Tf3
>
..-5
=

,..
2
a.
Permainan Anak ci) -- Prov Prov Mesin
. r

U) CL
0a_
ro —0-
'

.—
C‘.1
>
cp
Hotel
Bintang Prov

a:
I Dispar & Sat Prov Prov

"----,->
Pol
PP
Q

N
N
CL

cn
"t7-S,
>

.i-.
cts
•-6
(/)
2

c
Hotel Melati Prov Prov

CO CL

ra 75
a.

_
.

CN
-t
N
I--

"-c.">
Z
CL
Q

>

.-t,..
o
2

.-E5

v)
(/)
c

>
o
Li-
Dispar &Sat Prov

-----,'
Pol PP

CN
A
2

o_
>
2
.—

.-i-=3
c

>
ci..
(/)

o
Restoran / Ruma h makan Dispar & Sat Prov

7
i Pol PP

N
ir)
cn
=
c

u)

ri 1
Losmen Prov Prov

----,---
Prov Prov

U) o_
C

CN
cn
a_
>

Cl]
2
>
Penginapan remaja C:i. Prov Prov

c4 Q_ c.5 n_

_)

a_
.---

CN
•Cci

r--
cu

-c3
cn
--

c
0

o
r6

v)
Prov Prov Prov Prov Prov

---,--
0C

tv O CO C Q
n_ (J) a.

-4
_

CO
N
n_
>
2

Mandala W i9sata Prov

--->
' Dispar &Sat A DJ ,1
Prov Prov
Pol PP

C7)
N
cz
E
>

.u)
Q

>

Dispar &Sat Prov Prov

---,--

—>
Pol PP

0
c)
Q

C7

cn
>
o
Apartemen (yang disewakan) Prov Prov Prov

Cl_
otS a_
ec3 3
,

CO
1--
2
>

>
a.

Biro Wisata

2
0..
Dispar & Sat Prov Prov Prov

-----r
Pol PP

,
a_
>
2

ObjekWisata Dispar &Sat Prov Prov Prov Prov

---7-
Pol PP

Cc)
'

CO
Impresariat A0J d
Dispar &Sat Prov Prov Prov

--->
Prov

----,-
Pol PP

C5
2
a.

,...
>
o
a..

PusatJajan ( food court ) Dispar &Sat Prov Prov Prov

'--->-
---,-
Pol PP
--

,
P_

(*)
Lr)
Cl-

72)

2
>
a..

Selancar Es Dispar &Sat Sat Pol Prov

---2-
-----r-
Pol PP
o_
>

(t)

L...
ci_

v)
>
2
>

2
a.

Wamet

(/)
Prov Prov
-->

--->-
-7-
2

ob a_
Cl.
ca -5
o
-o
eweJa>1 uee!5e>4

CO
S>

0
NVN!ZId3d
o
••••


P EMBINAAN/P ENERTIBAN
ROV K C
P I KOTA/KA B E KEL
Prov s.dKel SatPol PP Prov s.d Kel

.=
a.
Aksi oencterahan massa

.--
2 2
1_ CL
> >
-

a. a_
> >
2 2
Prov s.dKel Sat Pol PP I Prov s.d Kel

-5 .
---r --r

-7 --r

—7 ---7
-7
, Pemasang bendera Merah
'Pi it ih

N
CL
>
2

o_
>
2

-a5
'1:3

a_
(i)
>
2
Prov s.dKel Sat Pol PP

—r
---7

---r
persyaratan administrasi Dukcapil
ikncrirti irti r kan

()
CL
>
2

O-_-
>
°
Prov s.dKel Sat Po l PP Prov s.dKel

---7

----r

--r

—r
Lapor diri Kel

'o-
war.a/•endatane/ta mu
CL
>
2

>
a.
2
Prov s.dKel SatPol PP Prov s.dKel

---,>--

--r
--r
Sat Pol PP dan

-----r
pemasangan lambang,
simbol, bendera, spanduk, Kesbang Pol
ibu
umbul-umbul, maupun atr t-

in
atributlain
n_
>
2

o_
>
2

Prov s.dKel
dd lod ;e S

.
Prov s.dKel

—r

----r

--r

----r
pembersihan lambang,
simbol, bendera, spanduk,
umbul-umbul, maupun atribut-1

up
atribut lain

-
PPProv s.d Ke l Prov Prov

,
Prov s.dKel Sat PoI

--,---

—,--
merusak prasarana dan
sarana umum pada waktu
berlangsungnya pengerahan

r--
massa

Anda mungkin juga menyukai