Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

“Penjadwalan Jangka Pendek”


Tujuan untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Operasional pada Jurusan
Manajemen
Dosen Pengampu :
H. Rusmiati, S.E.,MM
Di susun Oleh :
Kelompok 2
Firdha Aprillia (17013287)
Halimatus Sadiyah (17013288)
Hawaliah Rahmah (17013290)
Mayang Sari (17013293)
Norminah (17013297)
Nur Bainah (17013299)
Nur Mila Islamiah (17013301)
Nurmi Handayani (17013302)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa karena berkat

limpahan Rahmat, Hidayah dan karunia-nya sehingga Kami dapat menyusun makalah

ini dengan baik dan tepat pada waktunya . Dalam makalah ini akan membahas

mengenai “MANAJEMEN OPERASIONAL DENGAN TEMA JUDUL

PENJADWALAN JANGKA PENDEK”.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah

ini Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat kami

harapkan guna menyempurnakan pada makalah selanjutnya.

Harapan kami semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan,

pengetahuan, dan pengalaman bagi mahasiswa dan para pembaca sehingga kami dapat

memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Demikian makalah ini kami buat semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat sekaigus inspirasi bagi para mahasiswa dan para pembaca semua

Wassalamualaikum wr.wb

Tana Paser, 25 Desember 2019

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

2.1 Pengertian Penjadwalan ..................................................................................3

2.2 Kepentingan Strategis Penjadwalan Jangka Pendek.........................................3

2.3 Penjadwalan Maju Dan Mundur.......................................................................4

2.4 Kriteria Penjadwalan.........................................................................................5

2.5 Pembebanan Pekerjaan......................................................................................8

2.6 Diagram Gantt.................................................................................................10

2.7 Metode Penugasan ........................................................................................10

2.8 Pengurutan Pekerjaan......................................................................................11

2.9 Rasio Kritis.....................................................................................................13

2.10 Penjadwalan Kapasitas Terbatas.....................................................................14

BAB III. PENUTUP .....................................................................................................18

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................18

3.2 Saran ...................….…………………………………………....…………...18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka

Menjadwal mesin,alat-alat,dan orang-orang untuk membuat bagian-bagian

pesawat di pabrik notrop Grumman adalah pekerjaan computer mainframe.

Computer akses menjadwalkan produksi bagian-bagian kesistem pemesinan

fleksibel(FMS), dimana manajer membuat keputusan penjadwalan final. Sistem

pemesinan fleksibel memungkinkan bagian-bagian dari ukuran dan bentuk itu bisa

dibuat tanpa menggangu produksi. Kecakapan dalam menjadwal menyebabkan

bagian-bagian itu siap berdasarkan just in time, dengan waktu set up yang rendah,

sedikitnya barang dalam proses dan tingginya utilisasi mesin. Penjadwalan yang

efisien adalah bagaimana perusahaan seperti norhtrop Grumman  bisa memenuhi

batas tanggal seperti yang di janjikan kepada pelanggan dan menghadapi kometisi

berdasar waktu.

Perusahaan jasa juga membuat jadwal yang sesuai dengan produksi guna

tersedinya pelanggan. Sebagai contoh American airlines menjadwalkan lebih dari

500 pesawat terbang,8000 pilot dan 16000 penerbangan setiap harinya untuk

mempermudah ribuan penumpang yang berharap sampai pada tujuan. Jadwal ini di

buat berdasarkan program computer dengan memerlukan waktu 5 tahun, memainkan

peran penting dalam memuaskan pelanggan. Orang amerika menemukan

keunggulan kompetitif dengan flesibilitasnya dalam membuat penyesuaian pada

menit-menit terakhir untuk memenuhi keinginan pelanggan dan gangguan cuaca.

1
1.2.  Rumusan M

1. Pengertian penjadwalan jangka pendek ?

2. Mengapa ada penjadwalan jangka pendek ?

3. Bagaimana cara mengatur penjadwalan jangka pendek ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian penjadwalan jangka pendek

2. Untuk mengetahui ada penjadwalan jangka pendek

3. Mengetahui cara mengaturan penjadwalan jangka pendek

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penjadwalan

Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-

mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.

(Baker,1974).

Penjadwalan produksi adalah suatu kegiatan memasukkan sejumlah produk

yang telah direncanakan ke dalam proses pengerjaannya (John E Biegel,1992).

Penjadwalan adalah proses pengurutan pembuatan produk secara menyeluruh

pada beberapa mesin (Conway,et,al,1967).

Penjadwalan juga didefinisikan sebagai rencana pengaturan urutan kerja serta

pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus

diselesaikan (Vollman,1998).

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan maka dapat ditarik satu definisi

“Penjadwalan adalah suatu kegiatan perancangan berupa pengalokasian sumber

daya baik mesin maupun tenaga kerja untuk menjalankan sekumpulan tugas sesuai

prosesnya dalam jangka waktu tertentu”.

2.2 Kepentingan Strategis Penjadwalan Jangka Pendek

Kepentingan strategis penjadwalan adalah

1. Penjadwalan yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa pada sebuah

fasilitas menjadi lebuh cepat. Ini juga berarti perusahaan menggunakan asset

3
secara lebih efektif sehingga menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk

setiap dolar yang ditanamkan, yang selanjutnya menghasilkan biaya yang lebih

rendah.

2. Kapasitas tambahan, pergerakan yang lebih cepat, dan fleksibilitaas terkait

menghasilkan pengiriman yang lebih cepat sehingga memberikan pelayanan

pelanggan yang lbih baik.

3. Penjadwalan yang baik juga berperan pada komitmen yang realistis sehingga

menghasilkan pengiriman yang dapat diandalkan.

Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan

agregat (jangka menengah) serta jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan

penugasan tertentu atas keryawan, material, dan permesinan.Isu penjadwalan barang

dan jasa dalam jangka pendek yaitu memenuhi permintaan karyawan dan peralatan

tertentu dalam basis harian atau jam.

Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaaskan permintaanyang

dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan pada fasilitas yang ada.Dua factor

penting dalam melakukan alokasi dan prioritas ini adalah (1) jenis penjadwalan,

maju atau mundur, dan (2) kriteria prioritas.

2.3 Penjadwalan Maju Mundur

Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, tetapi

banyak pekerjaan yang bersaing secara bersamaan dengan menggunakan sumber

daya yang sama. Untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam

penjadwalan, teknik penjadwalan dapat digolongkan sebagai (1) penjadwalan maju

dan (2) penjadwalan mundur.

4
1. Penjadwalan Maju

Penjadwalan mauju (forward scheduling) memulai jadwal persyaratan setelah

suatu pekerjaan diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalan berbagai

organisasi, seperti rumah sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen

peralatan mesin.dalam fasilitas ini, pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan

pelanggan, dan  biasanya minta dikirim sesegera mungkin. Penjadwalan maju

umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah jadwal yang dapat dipenuhi,

sekalipun hal ini berarti batas waktunya tidak dapat dipenuhi.Dalam banyak

kejadian, penjadwalan maju menyebabkan penumpukan barang setengah jadi.

2. Penjadwalan Mundur

Penjadwalan mundur (backward scheduling) dimulai dari batas waktu, dan

menjadwalkan operasi yang terakhir terlebih dahulu.Kemudian, urutan pekerjaan

dijadwalkan satu demi satu dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu

tunggu (lead time) untuk setiap barang, diperoleh waktu mulai. Bagaimana pun

juga, sumber daya yang diperlukan untuk mrmrnuhi jadwal mungkin tidak

ada.Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan manufaktur,

seperti hal nya dalam lingkungan jasa yang menyajikan sebuah perjamuan atau

penjadwalan operasi pembedahan.Dalam praktiknya, suatu kombinasi dari

penjadwalan maju dan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu

antara yang dapat dipenuh dan batas waktu pelanggan.

2.4 Kriteria Penjadwalan

5
Teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pesanan, sifat alami

operasi, dan kompleksitas pekerjaan secara keseluruhan, serta kepentingan dari

keempat kriteria.Berikut keempat kriteria tersebut.

1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan

waktu penyelesaian rata-rata untuk setiap pekerjaan.

2. Memaksimalkan utilisasi. Kriteria ini dievaluasi dengan menghitung persentase

waktu suatu fasilitas digunakan.

3. Meminimalkan waktu persediaan barang setengah jadi( work in process –

WIP ). Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan rata-rata

dalam sistem. Hubungan antara banyaknya pekerjaan dalam sistem dan

persediaan WIP akan tinggi. Oleh karena itu, jika terdapat lebih sedikit

pekerjaan dalam sistem, maka persediaan yang ada lebih rendah.

4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini dievaluasi dengan

menentukan jumlah keterlambatan rata-rata.

Keempat kriteria di atas digunakan dalam bab ini; sebagaimana dalam industri,

untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan. Selain itu, pendekatan penjadwalan yang

baik harus sederhana, jelas, mudah dipahami, mudah dilakukan, fleksibel, dan

realistis.

Proses berbeda membutuhkan pendekatan penjadwalan yang berbeda :

 Fasilitas yang terfokus pada proses (bengkel kerja)

Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju yang awalnya

dicapai dengan batas waktu MRP dan diperbaiki dengan teknik penjadwalan

kapasitas terbatas yang dibahas pada bab ini. Fsilitas ini meliputi sebagian besar

6
produksi dunia.Contohnya adalah pengecoran logam, perusahaan mesin, lemari

kabinet, percetakan, sejumlah restoran, dan industri pakaian.

 Sel kerja( work cell – terfokus pada fasilitas yang mengelola serangkaian

komponen yang serupa )

Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju.MRP

menghasilkan batas waktu, dan penjadwalan/pengiriman perincian selanjutnya

dibuat pada sel kerja dengan aturan kanban dan prioritas.Contohnya adalah sel kerja

pada perusahaan manufaktur ambulans Wheeled Coach, pembuat mesin pesawat

Standard Aero, dan pembuat kartu ucapan Hallmark.

 Fasilitas berulang (lini perakitan)

Fokus penjadwalannya adalah menghasilkan penjadwalan maju yang dicapai dengan

menyeimbangkan lini dengan teknik lini perakitan traditional.Teknik tarikan, seperti

JIT dan kanban, memberikan isyarat agar komponen dijadwalkan untuk menunjang

lini perakitan.Fasilitas berulang mencakup lini perakitan bagi ragam produk yang

luas dari mobil hingga peralatan rumah tangga dan komputer. Masalah penjadwalan

ini merupakan tantangan, tetapi biasanya terjadi hanya pada proses yang beru atau

ketika terjadi perubahan produk atau model.

 Fasilitas yang terfokus pada produk (terus-menerus)

Fasilitas ini menghasilkan produk dengan jumlah sangat besar dan ragam yang

terbatas, seperti kertas pada mesin besar di International Paper, bir pada tempat

pembuatan bir Di Anheuser-Busch, atau baja gulungan di pabrik Nucor.Penjadwalan

menghasilkan sebuah penjadwalan maju yang dapat memenuhi permintaan konstan

yang layak dengan kapasitas tetap yang ada.Kapasitas di sejumlah fasilitas biasanya

dibatasi oleh investasi modal jangka panjang.Kapasitas fasilitas ini biasanya

7
diketahui, sekaligus waktu penyetelan dan waktu operasi untuk produk dengan

jangkauan tebatas.Hal ini menyebabkan penjadwalan lebih mudah dilakukan.

 Penjadwalan Pusat Kerja Yang Terfokus Pada Proses

Fasilitas yang terfokus pada proses (fasilitas intermitten atau bengkel kerja)

merupakan sistem dengan variasi tinggi atau volume rendah yang biasanya dijumpai

ada organisasi manufaktur dan jasa. Untuk menjalankan sebuah fasilitas secara

seimbang dan efisien, manajer memerlukan sebuah sistem perencanaan dan

pengendalian produksi.

Sistem tersebut adalah sebagai berikut:

 Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasn kapasitas

pusat kerja masing-masing.

 Memeriksa ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan

pesanan ke suatu

Departemen

 Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan

pekerjaan terhadap batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan.

 Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan.

 Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.

 Memberikan statistik efisien pekerjaan dan mengawasi operator untuk

kepentingan analisis pengupahan dan distribusi tenaga kerja.

2.5 Pembebanan Pekerjaan

Pembebanan(loading) berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat

pemrosesan.Para manager operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja

8
sedemikian hingga biaya, waktu luang atau waktu penyelesaian dijaga tetap

minimal.Pusat kerja dapat berupa dua bentuk.Pertama, berorientasi pada kapasitas;

kedua, berkaitan dengan penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat kerja.

Pertama, pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui sebuah teknik yang

dikenal sebagai pengendalian input-output. Kemudian akan disajikan dua

pendekatan yang digunakaan dalam pembebanan :diagram Gantt dan metode

penugasan pemrograman linier.

 Pengendalian Input-Output

Pengendalian input-output adalah sebuah teknik yang membuat karyawan operasi

dapat mengelola aliran fasilitas kerja.Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada yang

sedang diproses, maka fasilitas tersebut dibebani secara berlebihan dan

terjadi backlog.Pembebanan yang berlebihan menyebabkan kepadatan dalam

fasilitas yang mengakibatkan timbulnya masalah inefisiensi dan kualitas.Jika

pekerjaan tiba lebih lambat daripada yang sedang diproses, fasilitasyang kurang

terbebani menghasilkan kapasitas yang kosong dan pemborosan sumber daya.

Pengendalian input-output dapat dilakukan dengan sebuah sistem kartu ConWIP

yang mengendalikan jumlah pekerja dalam suatu pusat kerja.ConWIP adalah

singkatan untuk constan work in process.Kartu ConWIP berjalan bersama suatu

pekerjaan melalui pusat kerja.Ketika pekerjaan selesai, kartu dikeluarkan dan

dikembalikan ke stasiun kerja awal, mengotorisasi masuknya batch baru ke dalam

pusat kerja.Secara efektif, kartu ConWIP membatasi jumlah kerja dalam pusat

kerja, mengendalikan waktu tunggu dan memantau backlog.

Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur aliran fasilitas

kerja mencakup:

9
1. Memperbaiki kinerja

2. Meningkatkan kapasitas

3. Meningkatkan atau mengurangi input pada pusat kerja dengan cara (a)

mengalihkan pekerjaan ke atau dari pusat kerja lainnya, (b) meningkatkan atau

mengurangi subkontrak, (c) memproduksi lebih sedikit atau lebih banyak.

Memproduksi lebih sedikit bukanlah solusi yang disenangi para manager tetapi

keuntungan yang didapatkan sangat berarti.pertama, tingkat pelayanan pelanggan

bisa meningkat karena barang dapat diproduksi tepat waktu. Kedua, efisiensi dapat

benar-benar meningkat karena terdapat lebih sedikit WIP yang bertebaran dalam

pusat kerja yang menambahkan biaya rutin.Ketiga, kualitas dapat meningkat karena

lebih sedikit WIP berarti lebih sedikit permalahan yang tersembunyi.

2.6 Diagram Gantt

Diagram Gantt (Gantt chart) merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam

pembebanan dan penjadwalan. Nama diagram tersebut berasal dari Henry Gantt,

yang ditemukan pada akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukkan

penggunaan sumber daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja.

Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebanan

dan waktu luang pada beberapa departemen, mesin atau fasilitas. Diagram Gantt

menunjukkan beban kerja dalam sistem sedemikian rupa sehingga manager

mengetahui penyesuaian yang tepat. Sebagai contoh, ketika sebuah pusat kerja

dibebani secara berlebihan maka karyawan dari pusat kerja yang memiliki beban

rendah dapat dipindahkan sementara agar dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja.

10
2.7 Metode Penugasan

Metode Penugasan (assigment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau

pekerjaan pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin,

kontrak pada pemberi penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran

pada wilayah tertentu.Metode penugasan ini paling sering bertujuan meminimalkan

biaya total atau waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada.Satu

karakteristik permasalahan penugasan yang penting adalah hanya ada satu

pekerjaan yang ditugaskan untuk satu mesin.

2.8 Pengurutan Pekerjaan

Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat

kerja.Pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti

masalah pemberian beban yang terlalu berat dan ringan.Pengurutan( sequencing –

disebut pembagian tugas atau dispatching ) menentukan urutan pekerjaan yang

harus dilakukan pada setiap pusat kerja.

Aturan Prioritas untuk Membagikan Tugas

Aturan prioritas ( priority rule ) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan

yang harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk aturan fasilitas yang

terfokus pada proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja. Beberapa aturan

prioritas yang paling terkenal akandibahas. Aturan prioritas mencoba untuk

meminimalkan waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, dan

keterlambatan pekerjaan seraya memaksimalkan penggunaan fasilitas.

Berikut aturan prioritas yang paling populer.

11
 FCFS ( first come, first served ): yang pertama datang, yang pertama

dilayani. Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses

terlebih dahulu.

 SPT ( shortest processing time ): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan

yang memiliki waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan

terlebih dahulu.

 EDD ( earliest due date ): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas

waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu.

 LPT ( longest processing time ): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan

yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat

penting dan diutamakan terlebih dahulu.

Tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua

kriteria.Pengalaman menunjukkan hal berikut.

1. SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran

pekerjaan dan meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem.

Kelemahan utamanya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan

panjang dapat tidak dikerjakan secara terus menerus, karena pekerjaan yang

memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan. Pelanggan dapat

melihat hal ini secara samar, dan penyesuaian berkalal untuk pekerjaan yang

panjang harus dilakukan.

2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria

( tetapi juga tidak begitu buruk ). Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan

karena terlihat adil oleh pelanggan; suatu hal yang sangat penting dalam

sistem jasa.

12
3. EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk

pekerjaan yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. Secara umum,

EDD bekerja baik ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.

2.9 Resiko Kritis

Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio kritis. Rasio Kritis (critical ratio-CR)

merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa

hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa.Berlawanan

dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui.CR

cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD atau LPT

pada kriteria keterlambatan pekerjaan rata-rata.

Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap

menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah ( kurang dari 1,0

) berarti telambat dari jadwal. Jika CR tepat 1,0; berarti pekerjaan sesuai dengan

jadwal. CR yang lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan

punya waktu luang.

Rumus rasio kritis adalah

Pada kebanyakan sistem penjadwalan produksi, aturan CR membantu melaksanakan

hal berikut.

1. Menentukan status pekerjaan tertentu

2. Menerapkan prioritas relatif di antara pekerjaan dengan dasar kesamaan.

13
3. Menghubungkan persediaan dan pekerjaan berdasarkan pesanan dengan dasar

kesamaan.

4. Menyesuaikan prioritas (dan memperbaiki jadwal) secara otomatis terhadap

adanya perubahan baik dalam hal permintaan maupun status kemajuan

pekerjaan.

5. Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis.

Aturan Johnson

Aturan Johnson bisa digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk

mengurutkan suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas.

Tahap Aturan Johnson:

1. Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masingmasing waktu yg dibutuhkan

oleh

sebuah mesin harus ditunjukkan

1. Pilih pekerjaan dengan waktu aktifitas yg paling pendek

2. Sekali suatu pekerjaan  telah  dijadwalkan, sisihkanlah pekerjaan itu

3. Terapkan tahap 2 dan tahab 3 ke perkerjaan yg tersisa, bekerja kea rah pusat

urutan itu

Keterbatasan Aturan Yg Berbasis Sistem:

1. Penjadwalan adalah dinamis dengan demikian aturan perlu untuk direvisi

menyesuaikan

perubahan-perubahan dalam proses, peralatan, bauran produk dst

14
1.

Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, sumber daya yg menganggur dan

kemampatan sumber daya di departemen yg lain mungkin saja tidak diakui

2. Aturan tidak melihat lewatnya dari tanggal jatuh tempo

2.10 Penjadwalan Kapasitas Terbatas

Penjadwalan kapasitas terbatas (finite capacity scheduling) adalah penjadwalan

jangka pendek  yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan sistem yang

berdasarkan aturan tertentu dengan menyajikan perhitungan interaktif secara grafis

kepada pengguna data (users).

Selain pilihan aturan prioritas saat ini sejumlah sistem FCS juga

mengkombinasikan  “sistem pakar” atau teknik simulasi dan memungkinkan

penjadwal untuk membebankan biaya pada berbagai pilihan yang berbeda.

Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani situasi apapun termasuk

perubahan pesanan, pekerja, ataupun mesin.

Data awal untuk sistem penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari sistem

MRP. Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana ketika material

dibutuhkan, mengabaikan masalah dalam hal kapasitas.  Dan output dari MRP

dikombinasikan dengan perputaran arsip, batas waktu, kapasitas pusat kerja,

peralatan, dan ketersediaan sumber daya lainnya untuk akhirnya menghasilkan data

yang dibutuhkan oleh FCS secara efektif.

Teori Batasan

Teori batasan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala sesuatu yang

membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasannya dapat

15
berupa bentuk fisik (ketersediaan proses produksi atau karyawan dan bahan baku

atau persediaan). Throughtput atau volume adalah suatu konsep penting dalam

sistem operasi yang dimana jumlah unit yang diproses melalui fasilitas dan terjual.

Mengelola batasan-batasan, yaitu :

1. Mengidentifikasi batasan.

2. Membuat rencana mengatasi batasan.

3. Memusatkan tujuan pada sumberdaya setelah membuat rencana batasan.

4. Mengurangi dampak selanjutnya dari batasan yang telah dituju.

5. Setelah batasan telah teratasi dengan baik, lakukan identifikasi batasan baru.

Batasan-batasan ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa.

Sistem kerja pada bottleneck adalah batasan yang membatasi output produksi dan

memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan pusat kerja sebelumnya atau

berikutnya nanti. Dikarenakan bottleneck mengahambat laju volume dalam produksi.

Dan pada konsekuensinya sistem ini terdapat dalam proses, sebagai contoh terdapat

pada rumah sakit, rumah makan, hingga ke dalam sebuah pabrik.

Beberapa teknik menghadapi sistem bottleneck :

1) Meningkatkan kapasitas pada batasan.

2) Memperhatikan SDM yang digunakan dan memusatkan kerja yang

menyebabkan terjadinya suatu batasan.

3) Membuat perputaran berulang, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor

alternatif  yang lebih baik.

4) Memindahkan pemeriksaan dan pemgujian ketempat lain sebelum terjadi

bottleneck, guna mengurangi cacat potensial.

16
5) Menjadwalkan throughtput untuk menyesuaikan kapasitas saat terjadinya

bottleneck, yakni mengurangi pemusatan kerja pada kegiatan yang berisiko

terjadinya bottleneck.

Penjadwalan Produksi Berulang

Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi

persediaan, mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah

teknik untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan

material bertingkat.Penggunaan material bertingkat berarti penggunaan lot yang lebih

sering, berkualitas tinggi, dan berukuran kecil yang berperan untuk produksi just-in-

time.

Kelebihan penggunaan material secara bertingkat

1. Mengurangi tingkat persediaan yang membebaskan modal untuk penggunaan yang

lain.

2. Mempercepat volume produksi.

3. Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkat kualitas produk

4. Mengurangi kebutuhan luas lantai

5. Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan.

6. Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak “menyembunyikan”

permasalahan.

Anggap sebuah produsen berjalan menjalankan batch bulanan yang berukuran besar:

Dengan menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen akan dapat

memendekkan siklus bulanan ini menjadi siklusn mingguan, harian, bahkan siklus per

jam

17
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Bagi suatu perusahaan Dengan penjadwalan secara efektif perusahaan

menggunakan assetnya dengan efektif dn menghasilkan kapasitas dolar yang di

investasikan menjadi lebih besar, yang sebaliknya akan mengurangi biaya.

Penjadwalan menambah kapasitas dan fleksibilitas yang terkait memmberikan

waktu pengiriman yang lebih cepat dan pelayanan kepada pelanggan menjadi

lebih baik. Keuntungan penjadwalan adalah keunggulan kompetitif denga

pengiriman yang bisa di andalkan.

1.2 Saran

18
Sebagai suatu perusahaan harus mempunyai dan mengatur penjadwalan jangka

pendek agar tidak terjadi organisasi yang tidak baik.

 Kita juga bisa menyampaikan saran atau kritikan kepada perusahaan

melalui kotak suara yang telah disediakan atau melalui media lain.

 Dalam membuat suatu penjadwalan janka pendek, perusahaan harus

mengatur dengan baik agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

https://hierone1.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-tujuan-penjadwalan.html

https://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/penjadwalan-jangka-pendek.html

http://wilakholada.blogspot.com/2013/10/makalah-penjadwalan-jangka-pendek.html

http://www.bunghatta.ac.id/artikel/192/perencanaan-program-dan-penyusunan-usulan-
kegiatan.html

19

Anda mungkin juga menyukai