Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN

MATERNAL NEONATAL

PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini
merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan target untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup serta Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sebenarnya
kematian ibu dan bayi ini dapat dicegah melalui deteksi dini terjadinya kasus
serta rujukan yang cepat dan tepat untuk setiap kasus kegawatdaruratan pada
maternal dan neonatal. Bab ini merupakan bab pertama dari enam bab yang
akan membantu anda dalam mempelajari mata kuliah kegawatdaruratan
maternal neonatal. Pada pertemuan pertama ini membahas tentang konsep
dasar kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
Setelah mempelajari Bab I ini, Anda diharapkan akan dapat :
1) Menjelaskan definisi kegawatdaruratan maternal
2) Menjelaskan tujuan kegawatdaruratan maternal
3) Menjelaskan ruang lingkup kegawatdaruratan maternal
4) Menjelaskan definisi kegawatdaruratan neonatal
5) Menjelaskan tujuan kegawatdaruratan neonatal
6) Menjelaskan ruang lingkup kegawatdaruratan neonatal

Kompetensi ini nantinya menunjang kompetensi Anda sebagai bidan


untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan sesuai dengan kewenangan.
Dengan memiliki kemampuan untuk mendeteksi kegawatdaruratan pada
maternal neonatal, Anda dapat mencegah terjadinya keterlambatan
penanganan pada kasus kegawatdaruratan maternal neonatal sehingga
kematian ibu dan kematian bayi dapat dicegah.
Proses pembelajaran untuk materi Konsep dasar kegawatdaruratan
maternal neonatal ini, dapat berjalan dengan lancar apabila Anda
mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
a. Mempelajari dengan seksama, cermat, dan teliti setiap kegiatan belajar,
sehingga diperoleh pengetahuan, pemahaman yang mendalam dan
menyeluruh.
b. Pada setiap pertemuan pembelajaran secara daring
(googleclassroom) diberikan beberapa tugas baik tugas individu maupun
kelompok. Tugas-tugas tersebut sebaiknya dikerjakan sesuai dengan
petunjuk yang ada. Apabila ditemukan kesulitan dalam penyelesaian tugas,
perlu dipelajari kembali materi belajar yang terkait dengan tugas-tugas yang
menyertainya.
c. Setelah me mpelajar i mat er i yan g d iajar kan dengan baik, selanjutnya
adalah mengerjakan Tes (Penilaian Tugas Kuis).
Petunjuk-petunjuk diatas harap dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan
sehingga Anda dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan harapan. Selamat
belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam
pertemuan pembelajaran secara daring (googleclassroom) ini.
MATERI PERTEMUAN I

Konsep Dasar Kegawatdaruratan Maternal


A. Pengertian Kegawatdaruratan
Gawat adalah kondisi pasien dengan ancaman jiwa atau ancaman
kematian. Sedangkan darurat adalah kondisi penderita yang memerlukan
pertolongan segera. Gawat darurat adalah keadaan yang menimpa seseorang
dengan tiba-tiba dapat membahayakan jiwa, memerlukan tindakan medis
segera dan tepat. Penderita gawatdarurat adalah penderitaan yang
memerlukan pertolongan segera karena berada dalam keadaan yang
mengancam nyawa. Pertolongan yang diberikan dilakukan secara cepat, tepat
dan cermat untuk mencegah kematian maupun kecacatan. Ukuran keberhasilan
dari pertolongan ini adalah waktu tanggap (respon time) dari penolong.
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang
kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa.
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara
tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan, 2011).
Kegawatdaruratan dapat juga didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang
kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell,
2000).
Kegawatdaruratan maternal adalah kondisi kesehatan yang mengancam
jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan
kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan
yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya.
Kasus gawat darurat maternal adalah kasus obstetri yang apabila tidak
segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi
penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir.
Sedangkan kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah
persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam
kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain,
Geoffrey, & Phillip Steer, 1999). Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus
obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan
janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru
lahir (Saifuddin, 2002). Masalah kedaruratan selama kehamilan dapat
disebabkan oleh komplikasi kehamilan spesifik atau penyakit medis atau bedah
yang timbul secara bersamaan.
Penderita atau pasien gawat darurat adalah pasien yang perlu pertolongan
tepat, cermat, dan cepat untuk mencegah kematian/kecacatan. Ukuran
keberhasilan dari pertolongan ini adalah waktu tanggap (respon time) dari
penolong. Pengertian lain dari penderita gawat darurat adalah penderita yang
bila tidak ditolong segera akan meninggal atau menjadi cacat, sehingga
diperlukan tindakan diagnosis dan penanggulangan segera. Karena waktu
yang terbatas tersebut, tindakan pertolongan harus dilakukan secara
sistematis dengan menempatkan prioritas pada fungsi vital sesuai dengan
urutan ABC, yaitu:
A (Air Way): yaitu membersihkan jalan nafas dan menjamin nafas bebas
hambatan
B (Breathing) : yaitu menjamin ventilasi lancar
C (Circulation): yaitu melakukan pemantauan peredaran darah
Istilah kegawatan dan kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang
serius, yang harus mendapatkan pertolongan segera. Bila terlambat atau
terlantar akan berakibat buruk, baik memburuknya penyakit atau kematian.
Kegawatan atau kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah kegawatan atau
kegawatdaruratan yang terjadi pada wanita hamil, melahirkan atau nifas.
Kegawatdaruratan dalam kebidanan dapat terjadi secara tiba tiba, bisa disertai
dengan kejang, atau dapat terjadi sebagai akibat dari komplikasi yang tidak
dikelola atau dipantau dengan tepat.

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang


kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell S,
Lee C, 2010).
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
danterancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Biasanya dilambangkan dengan
label merah.Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
b. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakandarurat. Biasanya dilambangkan dengan label biru. Misalnya pasien
dengan Ca. stadium akhir.
c. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya. Biasanya dilambangkan dengan label kuning.
Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa pendarahan.
d. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Biasanya
dilambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.
e. Pasien Meninggal
Label hitam (pasien sudah meninggal) merupakan prioritas terakhir.
Kegawatan atau kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah kegawatan
ataukegawatdaruratan yang terjadi pada wanita hamil, melahirkan atau
nifas.Kegawatdaruratan dapat terjadi baik pada penanganan obstetric maupun
neonatal. Penatalaksanaan kegawatdaruratan meliputi pengenalan segera
kondisi gawat darurat,stabilisasi keadaan penderita, pemberian oksigen, infuse,
terapi cairan, transfuse darah, dan pemberian medikamentosa (antibiotika,
sedatif, anestesi, dan serum anti tetanus). Kegawatdaruratan dapat terjadi tiba-
tiba, dapat disertai kejang, atau dapattimbul sebagai akibat dari suatu
komplikasi yang tidak ditangani atau dipantau dengan semestinya.
Pertolongan pertama gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik
dirumah, lingkungan masyarakat, puskesmas, dan atau rumah sakit.
Penatalaksanaan kegawatdaruratan kebidanan tidak dibatasi oleh bantuan
medis tetapi juga non medis.
Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasie
n dapat bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.
Adapun keberhasilan penanganan gawat darurat ditentukan oleh tersedianya
sumber daya yang terstandar.
Pelayanan kebidanan dibedakan menjadi 3 jenis pelayanan, yaitu:
1. Layanan primer, sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2. Layanan sekunder, sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan
secara bersamaan sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kesehatan.
3. Layanan rujukan, rujukan ke system pelayanan yang lebih tinggi, atau
sebaliknya.
Peran dan fungsi bidan dalam kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal
diorientasikan pada kemampuan memberikan asuhan meliputi upaya
pencegahan (preventif), promosi terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak serta akses bantuan medis atau
bantuan lain yang sesuai serta kemampuan dalam penatalaksanaan
kegawatdaruratan.
Standar kompetensi bidan berdasarkan KEPMENKES
RIno.369/MENKES/III/2007 menyatakan bahwa bidan memberikan asuhan
yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita
dan bayinya yang baru lahir. Kompetensi pengetahuan dasar yang perlu dimiliki
seorang bidan meliputi:
1. Indikasi tindakan kegawatdaruratan kebidanan (distosia bahu, asfiksia,
retensio plasenta, pendarahan, atonia uteri dan mengatasi renjatan).
2. Indikasi tindakan operatif pada persalinan (gawat janin, CPD) .
3. Indikator komplikasi persalinan: perdarahan, partus macet, malpresentasi,
eklampsi, gawat janin, infeksi KPD tanpa infeksi, distosia karena inersia
uteri primer, postterm, preterm serta tali pusat menumbung.
Adapun kompetensi keterampilan dasar yang perlu dimiliki seorang bidan
meliputi:
1. Mengidentifikasi secara dini persalinan abnormal dan kegawatdaruratan
dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat
waktu.
2. Melakukan pengeluaran plasenta secara manual
3. Mengelola perdarahan postpartum.
4. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan atau kegawatdaruratan dengan
tepat waktu sesuai indikasi.

Keterampilan tambahan :
1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan
tangan yang tepat.
2. Memberikan suntikan anastesi lokal jika diperlukan
3. Melakukan ekstraksi forsep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai
kewenangan
4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat janin
dan IUFD dengan tepat
5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung
6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks
B. Tujuan
1) Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada ibu dengan
kegawatdaruratan
2) Merujuk ibu dengan kegawatdaruratan melalui sistem rujukan untuk
memperoleh penanganan yang Iebih memadai

C. Ruang Lingkup
1) Ruang Lingkup pada masa Kehamilan
Kegawatdaruratan dapat terjadi selama proses kehamilan, antara lain :
- Abortus : Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kadungan dg batasan umur kehamilan < 20 mgg
atau bb <500 gram penyebab: kelainan pertumbuhn hasil konsepsi,
kelainan pada plasenta, penyakit ibu yang kronis, faktor nutrisi,
faktor psikologis.
- Solusio plasenta : terlepasnya sebagian/seluruh permukaan maternal
plasenta dr tempat Implantasinya. Penyebab: sebab primer belum
diketahui pasti, namun ada keadaan tertentu, kategori sosio-ekonomi,
kategori fisik, kelainan dalam rahim, penyakit ibu.
- Plasenta Previa : plasenta yg berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh/ seagian dari ostium uteri
internum sehingga plasenta berada di depan jalan lahir
- Pre eklampsia dan Eklampsia
 Preeklampsia ringan
Adalah hipertensi disertai proteinuria/edema setelah usia
kehamilan 20 mgg pada penyakit tropolas
 Preeklamsia berat
Suatu komplikasi kehamilan yg ditndaid timbulnya hipertensi 160/100
mmHg / lebih disertai proteinuria/ edema pada usia kehamilan 20
mgg / lebih
 Eklamsia
Kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan/masa nifas yg
ditandai dengan timbulnya kejang yang sebelumya sudah menimbulkan
gejala- gejala pre eklamsia
2) Kegawatdaruratan pada Persalinan
a. Distosia bahu
Kegagalan melahirkan bahu secara spontan. penyebab: deformias
panggul dan kegagalan bahu untk melipat ke dalam panggul
b. Perdarahan PP
Perdarahan melebihi 500ml yang terjadi setelah bayi lahir
c. Atonia Uteri
Terjadi bila miometrium tidak berkontraksi. penyebab:
polihidramnion, kehamilan kembar, makrosomia, persalinan lama,
persalinan terlalu cepat, persalinan dg induksi/ akselerasi oksitosin,
infeksi intrapartum, paritas tinggi
d. Perlukaan jalan lahir
Perdarahan dlm keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan
kntraksi rahim baik. terdiri dari : robekan perineum, hematoma vulva,
robekan dinding vagina, robekan serviks, ruptura uteri
e. Retensio plasenta
Plasenta yang elum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir.
Penyebab: plasenta adhesiva, akreta, inkarserata
3) Kegawatdaruratan pada masa nifas
a. Infeksi nifas
Infeksi pada dan melalui fraktus genetalis setelah persalinan,
suhu 38˚c atau lebih yang terjadi antara hari ke 2- 10 Post Partum.
Penyebab kurang gizi, anemia, higiene, kelelahan, proses persalinan
bermasalah, partus lama/macet, korioamniontis, persalinan
traumatik, periksa dalam yang berlebihan
b. Metritis
Infeksi uterus Bila terlambat pengobatan dapat menjadi abses pelvik,
peritonitis, syok septik, trombosis vena yang dalam, emboli pulmonal,
infeksi pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas
c. Bendungan payudara
Peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara dlam
rangka mempersiapkan diri untuk laktasi
d. Infeksi payudara
- Mastitis
Payudara tegang dan kemerahan
- Abses payudara
Terdapat massa padat, mengeras dibawah kulit yang kemerahan

Cara mencegah kegawatdaruratan


Cara mencegah terjadinya kegawat daruratan adalah dengan melakukan
perencanaan yang baik, mengikuti panduan yang baik dan melakukan
pemantauan yang terus menerus terhadap ibu/klien.

Cara merespon kegawatdaruratan


Apabila terjadi kegawatdaruratan, anggota tim seharusnya mengetahui
peran mereka dan bagaimana tim seharusnya berfungsi untuk berespon
terhadap kegawatdaruratan secara paling efektif. Anggota tim seharusnya
mengetahui situasi klinik dan diagnose medis, juga tindakan yang harus
dilakukannya. Selain itu juga harus memahami obat-obatan dan
penggunaannya, juga cara pemberian dan efek samping obat tersebut.
Anggota tim seharusnya mengetahui peralatan emergensi dan
dapat menjalankan atau memfungsikannya dengan baik.
Penatalaksanaan awal terhadap kasus kegawatdaruratan kebidanan
Bidan seharusnya tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu
sendirian tanpa penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah
untuk meminta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok, mulai
segera tindakan membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki ditinggikan,
longgarkan pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan bantu
ibu/klien untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi
tanda tanda vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar.

D. Pengkajian Awal Terhadap Kasus Kegawatdaruratan Kebidanan


Bidan/perawat kebidanan tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu
sendirian tanpa penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriak untuk
minta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas, pernafasan
dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok, mulai segera tindakan.
Baringkan ibu miring kekiri dengan bagian kaki ditinggikan, longgarkan pakaian
yang ketat seperti BH/Bra.Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien untuk tetap
tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi tanda-tanda vital,
warna kulit dan perdarahan yang keluar.

Pengkajian awal kasus kegawatdaruratan kebidanan secara cepat


a. Jalan nafas dan pernafasan
Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas, lakukan pemeriksaan pada kulit:
adakah pucat, suara paru: adakah weezhing, sirkulasi tanda tanda syok, kaji
kulit (dingin), nadi (cepat >110 kali/menit dan lemah), tekanan daarah
(rendah, sistolik < 90 mmHg)
b. Perdarahan pervaginam
Bila ada perdarahan pervaginam, tanyakan :
Apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, riwayat persalinan
sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran placenta, kaji
kondisi vulva (jumlah darah yang keluar, placenta tertahan), uterus (adakah
atonia uteri), dan kondisi kandung kemih (apakah penuh).
c. Klien tidak sadar/kejang
Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, periksa:

tekanan darah (tinggi, diastolic > 90 mmHg), temperatur (lebih dari 38oC).
d. Demam yang berbahaya
Tanyakan apakah ibu lemah, lethargie, sering nyeri saat berkemih. Periksa

temperatur (lebih dari 39oC), tingkat kesadaran, kaku kuduk, paru paru
(pernafasan dangkal), abdomen (tegang), vulva (keluar cairan purulen),
payudara bengkak.
e. Nyeri abdomen
Tanyakan Apakah ibu sedang hamil dan usia kehamilan. Periksa tekanan
darah (rendah, systolic < 90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/ menit)

temperatur (lebih dari 38oC), uterus (status kehamilan).


f. Perhatikan tanda-tanda berikut :
Keluaran darah, adanya kontraksi uterus, pucat, lemah, pusing, sakit
kepala, pandangan kabur, pecah ketuban, demam dan gawat nafas.
g. Tindakan yang harus dilakukan
 Melatih semua staf untuk dapat bereaksi dengan cepat terhadap ibu yang
datangdengan kegawatdaruratan kebidanan.
 Melakukan simulasi klinik untuk kesiapan staf
 Memastikan bahwa akses tidak terhambat dan fungsi peralatan bekerja
dengan baik
 Memiliki norma-norma dan protokol kerja
 Mengidentifikasi dengan jelas terhadap klien (ibu) yang berada diruang
tunggu.

E. Peran bidan pada kegawatdaruratan kebidanan


Bidan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan,
pertolongan pada ibu, pengawasan bayi baru lahir (neonatus) dan pada
persalinan, ibu post partum serta mampu mengidentifikasi penyimpangan
dari kehamilan dan persalinan normal dan melakukan penanganan yang
tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang tepat.
Pengenalan dan penanganan kasus kasus yang gawat seharusnya
mendapat prioritas utama dalam usaha menurunkan angka kesakitan lebih
lebih lagi angka kematian ibu, walaupun tentu saja pencegahan lebih baik dari
pada pengobatan.
Dalam kegawatdaruratan, peran anda sebagai bidan antara lain:
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat
2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan medikamentosa
dengan :
a. Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi system
respirasi dan sirkulasi
b. Menghentikan perdarahan
c. Mengganti cairan tubuh yang hilang
d. Mengatasi nyeri dan kegelisahan
3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin, yaitu:
a. Menyiapkan radiant warmer/lampu pemanas untuk mencegah
kehilangan panas pada bayi
b. Menyiapkan alat resusitasi kit untuk ibu dan bayi
c. Menyiapkan alat pelindung diri
d. Menyiapkan obat obatan emergensi
4. Memiliki ketrampilan klinik, yaitu:
a. Mampu melakukan resusitasi pada ibu dan bayi dengan peralatan
yang berkesinambungan. Peran organisasi sangat penting didalam
pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan
keahlian
b. Memahami dan mampu melakukan metode efektif dalam pelayanan ibu
dan bayi baru lahir, yang meliputi making pregnancy safer, safe
motherhood, bonding attachment, inisiasi menyusu dini dan lain lainnya.
Daftar Pustaka

Didien Ika Setyarini, Suprapti. 2016. Modul bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Saifuddin, Abdul Bari dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Maryunani, Anik dan Yulianingsi. 2009.


Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan.Jakarta: CV.Trans Info Medika

Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : TIM

Maryunani, Anik. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Trans Info Media.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta : YBPSP

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan. Jakarta:


PustakaaUtama

Anda mungkin juga menyukai