“AKHLAK”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Rusmaeni 19110204
BANJARMASIN
2019
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “akhlak”. Yang kami
sajikan berdsarkan pengamatan dari berbagai sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat berkembang
lebih baik kedepannya. Terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa Arab, kata “akhlak” seakar dengan kata “khalik” dan “makhluk”. Akar
ketiganya berasal dari kata “khalaqa – yakhluqu – khalqan” yang berarti mencipta. Allah
disebut dengan al-khalik karena dia adalah satu-satunya zat yang dapat mencipatakan sesuatu.
Oleh karena itu, kata khalik tidak dapat disandangkan kepada selain Allah. Adapun seluruh
alam raya beserta isinya, termasuk manusia disebut dengan makhluk, karena ia merupakan
ciptaan Allah. Selanjutnya kata akhlak merupakan jamak dari “khuluqun” yang berarti
perangai atau sifat-sifat yang mencerminkan diri manusia
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak ?
2. Apa dasar akhlak ?
3. Apa tujuan akhlak?
4. Bagaimana pembagian akhlak ?
5. Apa saja ruang lingkup akhlak ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian, dasar, dan tujuan akhlak
2. Mengetahui pembagian akhlak
3. Mengetahui ruang lingkup akhlak
D. Manfaat Penulisan
Pembaca dapat mengetahui tentang akhlak dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Sebelum mempelajari akhlak secara lengkap, terlebih dahulu kita harus mengerti apakah
arti Akhlak itu? Akhlak berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari khuluqun yang
berarti budi pekerti, sopan santun, atau tata krama. Sedangkan menurut istilah akhlak
adalah sifat yang tertanam didalam diri kita yang mendorong untuk melakukan perbuatan
dengan mudah tanpa perlu berfikir dan pertimbangan terlebih dahulu.(al-ghazali,t.t.:56)
B. Dasar Akhlak
Dasar akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Tingkah laku nabi Muhammad merupakan
contoh suri teladan bagi umat manusia. Allah berfirman
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang mengandung pesan akhlak yang mulia. Misalnya
pesan akhlak yang terdapat pada perintah sholat, yaitu agar manusia dapat
menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar
شٓاءِ َو ۡٱل ُمن َك ۗ ِر َولَذ ِۡك ُر
َ صلَ ٰو َة َت ۡن َه ٰى َع ِن ۡٱل َف ۡح ۖ ِ َمٓا أُوح َِي إِلَ ۡي َك مِنَ ۡٱل ِك ٰ َت
َّ ٱلصلَ ٰو َة إِنَّ ٱل
َّ ب َوأَق ِِم ُ ۡٱتل .4
٤٥ َص َن ُعون ۡ أَ ۡك َب ۗ ُر َوٱهَّلل ُ َي ۡعلَ ُم َما َت ِ ٱهَّلل
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS Al-Ankabut: 45)
Selain itu dalam hadits nabi juga dijelaskan bahwa sholat yang diterima oleh Allah
adalah sholat yang mendorong pelakunya merendahkan diri dihadapan Allah, tidak
bersikap sombong terhadap sesama manusia, tidak keras menentang perintah Allah,
melainkan sholat yang menghasilkan sikap ingat kepada Allah, menaruh rasa kasih
sayang kepada orang miskin, orang terlantar dalam perjalanan, janda, dan orang yang
ditimpa kesusahan (HR. Muslim)
Pesan akhlak yang terdapat pada perintah puasa, yaitu agar manusia senantiasa
bertaqwa keada Allah, dapat mengendalikan diri dari dorongan hawa nafsu,
menimbulkan sifat iba dan kasih sayang kepada orang yang hidupnya dalam
kekurangan, menjaga dirinya dari perbuatan yang keji, tidak mau mengadakan
pertengkaran, dan lain sebagainya. Dalam hadits nabi juga dijelaskan bahwa orang
yang tidak meninggalkan kata-kata bohong dan senantiasa berdusta, maka nilai pahala
puasa orang yang demikian itu tidak ada disisi Allah. (HR. Bukhari – Muslim)
Pesan akhlak yang terdapat perintah zakat, yaitu agar seseorang dapat menyucikan
dirinya dari sikap kikir dan tidak mau bersyukur.
ُ ن لَّ ُه ۗمۡ َوٱهَّللٞ س َك َ َّصل ِّ َعلَ ۡي ِه ۖمۡ إِن
َ صلَ ٰو َت َك َ ُۡخ ۡذ م ِۡن أَ ۡم ٰ َولِ ِهم
َ صدَ َق ٗة ُت َط ِّه ُرهُمۡ َو ُت َز ِّكي ِهم ِب َها َو .5
١٠٣ سمِي ٌع َعلِي ٌم َ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
(QS. At-Taubah: 103)
Zakat juga mengandung ajaran agar kita peduli pada orang yag tidak mampu
Pesan akhlak yang terdapat pada perintah ibadah haji, yaitu agar selama mengerjakan
ibadah haji tidak melakukan perbuatan yang tercela seperti berkata yang tidak sopan,
mencaci maki dan bertengkar
وق َواَل ِجدَال َ فِي ۡٱل َح ۗ ِّج َو َما َ س َ ۚت َف َمن َف َرٞ ر َّم ۡعلُو ٰ َمٞ ۡٱل َح ُّج أَ ۡش ُه
ُ ُض فِي ِهنَّ ۡٱل َح َّج َفاَل َر َف َث َواَل ف
ِ ون ٰ َٓيأ ُ ْولِي ٱأۡل َ ۡل ٰ َب ۖ ۡ َّ َت ۡف َعلُو ْا م ِۡن َخ ۡي ٖر َي ۡعلَ ۡم ُه ٱهَّلل ۗ ُ َو َت َز َّودُو ْا َفإِنَّ َخ ۡي َر
ب ِ ُٱلزا ِد ٱل َّتق َو ٰى َوٱ َّتق
\\\\\\\\\\\\\\ ١٩٧
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal” (QS.
Al-Baqarah: 197)
Selain itu ibadah haji juga dapat mendidik seseorang agar menunjukkan kecintaannya
kepada Allah melebihi kecintaannya kepada yang lainnya.
C. TUJUAN AKHLAK
Akhlak bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan
sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang
harus dimiliki oleh manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia apalagi
kepada Allah sebagai pencipta.
“Dan ketahuilah bahwasannya, didalam tubuh itu ada segumpal daging yang apabila
baik, maka baik pula amalnya, dan apabila buruk, maka buruk pula amalnya, dan ketahuilah
bahwa ia adalah hati”.
Hadits ini dengan jelas menerangkan, bahwa hati adalah bagian terpenting dari tubuh
manusia, sehingga apapun yang direncanakan oleh hati sejatinya akan sangat berpengaruh
pada perbuatan yang akan dilakukan oleh pemiliknya. Dalam hal ini dapatlah diibaratkan
bahwa jasad itu bagaikan pemerintahan dalam diri kita, sedangkan hati menjadi pusat
pemerintahan. Seseorang yang mempunyai hati dan pendirian yang kuat, meskipun badannya
tidak sekuat hatinya, lebih diharapkan akan memperoleh hasil pekerjaannya daripada
seseorang yang berbadan kuat tetapi hatinya lemah.
D. Pembagian Akhlak
Jika dilihat dari sifatnya, akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
1. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji dalam bahasa Arab sering disebut dengan Al-akhlaqul Mahmudah. Akhlak
terpuji merupakan perbuatan yang dilakukan menurut akal dan syariat Islam. Sebagai seorang
muslim, kita harus mempunyai akhlak terpuji, karena akhlak terpuji merupakan sifat
Rasulullah yang harus kita teladani. Dengan meneladani akhlak terpuji, kita bisa menjaga
harga diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Akhlak terpuji misalnya cinta Allah
dan Rasul-Nya, berbakti kepada orang tua, menyantuni fakir miskin, menyantunni anak
yatim, bersikap jujur, sabar, tawakal, rajin, ramah, hemat, optimis, ridla terhadap pemberian
Allah, pemaaf, kasih sayang, menepati janji, menjauhkan diri dari makanan haram,
menyayangi binatang, dan lain sebagainya. Sifat-sifat terpuji inilah yang harus dibiasakan
dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman:
َ ِ إِاَّل ٱ لَّذ ٥ ين
ين َ ِ س فِل َ َه أ َ ۡسف
َٰ ل َّ ُ ث٤ ن ت َ ۡقوِي ٖم
ُ َٰ م َرد َ ۡند َِ س
َ
َ ي أ ۡح ٓ ِن ف َ نس َٰ ِ لَقَ ۡدخَل َ ۡقنَا ۡٱلإ
٦ م ۡمنُو ٖن َ ت فَلَهُ مۡ أ ۡج ٌر غَ ۡي ُر ِ ح َّٰ ملُوا ْ ٱل
َٰ ِ صل ِ َمنُوا ْ وَع َ ءَا
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.” (QS. At-Tin: 4-6)
2. Akhlak tercela
Akhlak tercela dalam bahasa Arab sering disebut dengan Al-Akhlaqul Mazmumah. Akhlak
tercela merupakan segala perilaku atau perbuatan yang tidak terpuji. Sebagai seorang muslim,
kita tidak patut berakhlak tercela. Sebaliknya, kita sepatutnya berakhlak terpuji dan mulia.
Untuk itu kita perlu mengetahui apa saja yang termasuk akhlak tercela.
Akhlak tercela itu banyak sekali macamnya. Ada yang bersifat buruk bagi diri sendiri
maupun buruk bagi orang lain. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyatakan bahwa manusia
ditunjuki dua pilihan jalan, yaitu fujur(jahat) dan taqwa.
َ
٨ ورهَا َوت َ ۡقوَىٰهَا
َ ج َ َفَأ ۡله
ُ ُمهَا ف
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” (QS. Asy-
Syams: 8)
Orang-orang yang memilih jalan fujur akan mencerminkan akhlak tercela dalam hidupnya.
Sebaliknya, orang-orang yang mengambil jalan taqwa akan menampakan akhlak terpuji
disetiap perangai dan tingkah laku.
Selain itu, ada pula akhlak terccela yang bersifat merugikan orang lain atau buruk bagi
kehidupan dalam masyarakat dan negara. Oleh karena itu, Allah SWT memperingatkan kita
dalam Al-Qur’an
ثَّ َ جهَا َوب َ منهَا َز ۡو ِۡ َحد َ ةٖ َوخَلَق
ِ َٰسوٖ من ن َّ ۡف
ِّ م ٱلَّذِي خَلَقَكُم ُ ُ س ٱتَّقُوا ْ َربَّك
ُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّا
َ ۚ
َ َّ ن ٱلل
ه َ ن بِهِۦ َو ۡٱلأ ۡر
َّ ِ ح ا ۚ َم إ َ س ٓاءَلُوَ َ ه ٱلَّذِي ت َ َّ س ٓا ٗء وَٱتَّقُ وا ْ ٱلل
َ ِ يرا َون ٗ ِ جااٗل كَث َ ِ ما رَ ُم ۡنهِ
ُ َ
١ ن عَل ۡيك مۡ َرقِيبٗا َ كَا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu” (QS. An-Nisa: 1)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak merupakan sifat-sifat yang mencerminkan diri manusia. Akhlak dibagi menjadi 2,
yatu akhlak terpuji atau akhlak baik dan akhlak tercelak atau bisa disebut akhlak yang tidak
baik. Manusia di dunia ini adakalanya manusia tersebut perbuatannya baik, berarti ia
mempunyai akhlak yang baik, namun sebaliknya, jika perbiatannya itu jelek maka ia
mempunyai akhlak yang tidak baik atau akhlak tercela.
B. Saran
Sebaiknya sebagai seorang muslim yang baik kita harus mempunyai akhlak yang terpuji agar
orang-orang lain dapat menghormati dan menghargai kita, dan juga derajat dari orang
tersebut akan diangkat oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmatillah, Asep dan Zakky, Ahmad, Akhlak Anak, Bogor: Lini Zikrul Kids, 2010
http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2013/12/memahami-ruang-lingkup-akhlak.html
http://andriwirana.blogspot.com/.