Anda di halaman 1dari 13

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

“AKHLAK”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

ROSYTAAULIA RAHMADI 19110027

SHAFIRA NUR AULIA PUTRI 19110239

SITI HALIMAH 19110050

GUSTI RIZKA KHAIRUNNISA 19110045

Rusmaeni 19110204

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY

BANJARMASIN

2019
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………....1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “akhlak”. Yang kami
sajikan berdsarkan pengamatan dari berbagai sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat berkembang
lebih baik kedepannya. Terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bahasa Arab, kata “akhlak” seakar dengan kata “khalik” dan “makhluk”. Akar
ketiganya berasal dari kata “khalaqa – yakhluqu – khalqan” yang berarti mencipta. Allah
disebut dengan al-khalik karena dia adalah satu-satunya zat yang dapat mencipatakan sesuatu.
Oleh karena itu, kata khalik tidak dapat disandangkan kepada selain Allah. Adapun seluruh
alam raya beserta isinya, termasuk manusia disebut dengan makhluk, karena ia merupakan
ciptaan Allah. Selanjutnya kata akhlak merupakan jamak dari “khuluqun” yang berarti
perangai atau sifat-sifat yang mencerminkan diri manusia

B.   Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian akhlak ?
2.     Apa dasar akhlak ?
3.     Apa tujuan akhlak?
4.     Bagaimana pembagian akhlak ?
5.     Apa saja ruang lingkup akhlak ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian, dasar, dan tujuan akhlak
2.      Mengetahui pembagian akhlak
3.      Mengetahui ruang lingkup akhlak

D.    Manfaat Penulisan
Pembaca dapat mengetahui tentang akhlak dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II PEMBAHASAN

1. Apa pengertian akhlak

A.    Pengertian Akhlak
Sebelum mempelajari akhlak secara lengkap, terlebih dahulu kita harus mengerti apakah
arti Akhlak itu? Akhlak berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari khuluqun yang
berarti budi pekerti, sopan santun, atau tata krama. Sedangkan menurut istilah akhlak
adalah sifat yang tertanam didalam diri kita yang mendorong untuk melakukan perbuatan
dengan mudah tanpa perlu berfikir dan pertimbangan terlebih dahulu.(al-ghazali,t.t.:56)

2. Apa dasar akhlak

B. Dasar Akhlak
Dasar akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Tingkah laku nabi Muhammad merupakan
contoh suri teladan bagi umat manusia. Allah berfirman

‫أۡل‬ ۡ ٞ َ ‫ول ٱهَّلل ِ أ ُ ۡس َوةٌ َح‬


َ ‫س َنة ِّل َمن َكانَ َي ۡر ُجو ْا ٱهَّلل َ َوٱل َي ۡو َم ٱ ٓخ َِر َو َذ َك َر ٱهَّلل‬ ِ ‫س‬ُ ‫لَّ َق ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِي َر‬ .3
٢١‫َكث ِٗيرا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21)

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang mengandung pesan akhlak yang mulia. Misalnya
pesan akhlak yang terdapat pada perintah sholat, yaitu agar manusia dapat
menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar
‫شٓاءِ َو ۡٱل ُمن َك ۗ ِر َولَذ ِۡك ُر‬
َ ‫صلَ ٰو َة َت ۡن َه ٰى َع ِن ۡٱل َف ۡح‬ ۖ ِ ‫َمٓا أُوح َِي إِلَ ۡي َك مِنَ ۡٱل ِك ٰ َت‬
َّ ‫ٱلصلَ ٰو َة إِنَّ ٱل‬
َّ ‫ب َوأَق ِِم‬ ُ ‫ۡٱتل‬ .4
٤٥ َ‫ص َن ُعون‬ ۡ ‫أَ ۡك َب ۗ ُر َوٱهَّلل ُ َي ۡعلَ ُم َما َت‬ ِ ‫ٱهَّلل‬
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS Al-Ankabut: 45)

Selain itu dalam hadits nabi juga dijelaskan bahwa sholat yang diterima oleh Allah
adalah sholat yang mendorong pelakunya merendahkan diri dihadapan Allah, tidak
bersikap sombong terhadap sesama manusia, tidak keras menentang perintah Allah,
melainkan sholat yang menghasilkan sikap ingat kepada Allah, menaruh rasa kasih
sayang kepada orang miskin, orang terlantar dalam perjalanan, janda, dan orang yang
ditimpa kesusahan (HR. Muslim)

Pesan akhlak yang terdapat pada perintah puasa, yaitu agar manusia senantiasa
bertaqwa keada Allah, dapat mengendalikan diri dari dorongan hawa nafsu,
menimbulkan sifat iba dan kasih sayang kepada orang yang hidupnya dalam
kekurangan, menjaga dirinya dari perbuatan yang keji, tidak mau mengadakan
pertengkaran, dan lain sebagainya. Dalam hadits nabi juga dijelaskan bahwa orang
yang tidak meninggalkan kata-kata bohong dan senantiasa berdusta, maka nilai pahala
puasa orang yang demikian itu tidak ada disisi Allah. (HR. Bukhari – Muslim)

Pesan akhlak yang terdapat perintah zakat, yaitu agar seseorang dapat menyucikan
dirinya dari sikap kikir dan tidak mau bersyukur.
ُ ‫ن لَّ ُه ۗمۡ َوٱهَّلل‬ٞ ‫س َك‬ َ َّ‫صل ِّ َعلَ ۡي ِه ۖمۡ إِن‬
َ ‫صلَ ٰو َت َك‬ َ ۡ‫ُخ ۡذ م ِۡن أَ ۡم ٰ َولِ ِهم‬
َ ‫صدَ َق ٗة ُت َط ِّه ُرهُمۡ َو ُت َز ِّكي ِهم ِب َها َو‬ .5
١٠٣ ‫سمِي ٌع َعلِي ٌم‬ َ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
(QS. At-Taubah: 103)
Zakat juga mengandung ajaran agar kita peduli pada orang yag tidak mampu

Pesan akhlak yang terdapat pada perintah ibadah haji, yaitu agar selama mengerjakan
ibadah haji tidak melakukan perbuatan yang tercela seperti berkata yang tidak sopan,
mencaci maki dan bertengkar
‫وق َواَل ِجدَال َ فِي ۡٱل َح ۗ ِّج َو َما‬ َ ‫س‬ َ ‫ۚت َف َمن َف َر‬ٞ ‫ر َّم ۡعلُو ٰ َم‬ٞ ‫ۡٱل َح ُّج أَ ۡش ُه‬
ُ ُ‫ض فِي ِهنَّ ۡٱل َح َّج َفاَل َر َف َث َواَل ف‬
ِ ‫ون ٰ َٓيأ ُ ْولِي ٱأۡل َ ۡل ٰ َب‬ ۖ ۡ َّ ‫َت ۡف َعلُو ْا م ِۡن َخ ۡي ٖر َي ۡعلَ ۡم ُه ٱهَّلل ۗ ُ َو َت َز َّودُو ْا َفإِنَّ َخ ۡي َر‬
‫ب‬ ِ ُ‫ٱلزا ِد ٱل َّتق َو ٰى َوٱ َّتق‬
\\\\\\\\\\\\\\ ١٩٧
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal” (QS.
Al-Baqarah: 197)
Selain itu ibadah haji juga dapat mendidik seseorang agar menunjukkan kecintaannya
kepada Allah melebihi kecintaannya kepada yang lainnya.

3. Apa tujuan akhlak?

C. TUJUAN AKHLAK
Akhlak bertujuan untuk  menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan
sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang
harus dimiliki oleh manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia apalagi
kepada Allah sebagai pencipta.

Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui perbedaan-


perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk, agar manusia dapat memegang dengan
perangai-perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai-perangai yang jahat, sehingga
terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat. Yang hendak dikendalikan oleh akhlak
ialah tindakan lahir manusia, tetapi karena tindakan lahir itu tidak akan terjadi jika tidak
didahului oleh gerak-gerik bathin, yaitu tindakan hati, maka tindakan bathin dan gerak-gerik
hati pun termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak manusia.
Jika setiap orang dapat menguasai tindakan bathinnya, maka dapatlah ia menjadi
orang yang berakhlak baik. Tegasnya baik-buruk itu tergantung kepada tindakan hatinya.
Dalam hadits Arba’in An Nawawi dituliskan bahwa Rasulullah SAW  bersabda yang artinya:

“Dan ketahuilah bahwasannya, didalam tubuh itu ada segumpal daging yang apabila
baik, maka baik pula amalnya, dan apabila buruk, maka buruk pula amalnya, dan ketahuilah
bahwa ia adalah hati”.

Hadits ini dengan jelas menerangkan, bahwa hati adalah bagian terpenting dari tubuh
manusia, sehingga apapun yang direncanakan oleh hati sejatinya akan sangat berpengaruh
pada perbuatan yang akan dilakukan oleh pemiliknya. Dalam hal ini dapatlah diibaratkan
bahwa jasad itu bagaikan pemerintahan dalam diri kita, sedangkan hati menjadi pusat
pemerintahan. Seseorang yang mempunyai hati dan pendirian yang kuat, meskipun badannya
tidak sekuat hatinya, lebih diharapkan akan memperoleh hasil pekerjaannya daripada
seseorang yang berbadan kuat tetapi hatinya lemah.

4.Bagaimana pembagian akhlak ?

D.    Pembagian Akhlak
Jika dilihat dari sifatnya, akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.
1.      Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji dalam bahasa Arab sering disebut dengan Al-akhlaqul Mahmudah. Akhlak
terpuji merupakan perbuatan yang dilakukan menurut akal dan syariat Islam. Sebagai seorang
muslim, kita harus mempunyai akhlak terpuji, karena akhlak terpuji merupakan sifat
Rasulullah yang harus kita teladani. Dengan meneladani akhlak terpuji, kita bisa menjaga
harga diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Akhlak terpuji misalnya cinta Allah
dan Rasul-Nya, berbakti kepada orang tua, menyantuni fakir miskin, menyantunni anak
yatim, bersikap jujur, sabar, tawakal, rajin, ramah, hemat, optimis, ridla terhadap pemberian
Allah, pemaaf, kasih sayang, menepati janji, menjauhkan diri dari makanan haram,
menyayangi binatang, dan lain sebagainya. Sifat-sifat terpuji inilah yang harus dibiasakan
dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman:
َ ِ‫ إِاَّل ٱ لَّذ‬ ٥ ‫ين‬
‫ين‬ َ ِ ‫س فِل‬ َ َ‫ه أ َ ۡسف‬
َٰ ‫ل‬ َّ ُ ‫ ث‬٤ ‫ن ت َ ۡقوِي ٖم‬
ُ َٰ ‫م َرد َ ۡند‬ َِ ‫س‬
َ
َ ‫ي أ ۡح‬ ٓ ِ‫ن ف‬ َ ‫نس‬ َٰ ِ ‫لَقَ ۡدخَل َ ۡقنَا ۡٱلإ‬ 
٦ ‫م ۡمنُو ٖن‬ َ ‫ت فَلَهُ مۡ أ ۡج ٌر غَ ۡي ُر‬ ِ ‫ح‬ َّٰ ‫ملُوا ْ ٱل‬
َٰ ِ ‫صل‬ ِ َ‫منُوا ْ وَع‬ َ ‫ءَا‬
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-
putusnya.” (QS. At-Tin: 4-6)

2.      Akhlak tercela
Akhlak tercela dalam bahasa Arab sering disebut dengan Al-Akhlaqul Mazmumah. Akhlak
tercela merupakan segala perilaku atau perbuatan yang tidak terpuji. Sebagai seorang muslim,
kita tidak patut berakhlak tercela. Sebaliknya, kita sepatutnya berakhlak terpuji dan mulia.
Untuk itu kita perlu mengetahui apa saja yang termasuk akhlak tercela.
Akhlak tercela itu banyak sekali macamnya. Ada yang bersifat buruk bagi diri sendiri
maupun buruk bagi orang lain. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyatakan bahwa manusia
ditunjuki dua pilihan jalan, yaitu fujur(jahat) dan taqwa.
َ
٨ ‫ورهَا َوت َ ۡقوَىٰهَا‬
َ ‫ج‬ َ َ‫فَأ ۡله‬
ُ ُ‫مهَا ف‬
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” (QS. Asy-
Syams: 8)
Orang-orang yang memilih jalan fujur akan mencerminkan akhlak tercela dalam hidupnya.
Sebaliknya, orang-orang yang mengambil jalan taqwa akan menampakan akhlak terpuji
disetiap perangai dan tingkah laku.
Selain itu, ada pula akhlak terccela yang bersifat merugikan orang lain atau buruk bagi
kehidupan dalam masyarakat dan negara. Oleh karena itu, Allah SWT memperingatkan kita
dalam Al-Qur’an
‫ث‬َّ َ ‫جهَا َوب‬ َ ‫منهَا َز ۡو‬ ِۡ َ‫حد َ ةٖ َوخَلَق‬
ِ َٰ‫سو‬ٖ ‫من ن َّ ۡف‬
ِّ ‫م ٱلَّذِي خَلَقَكُم‬ ُ ُ ‫س ٱتَّقُوا ْ َربَّك‬
ُ ‫يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّا‬
َ ۚ
َ َّ ‫ن ٱلل‬
‫ه‬ َ ‫ن بِهِۦ َو ۡٱلأ ۡر‬
َّ ِ ‫ح ا ۚ َم إ‬ َ ‫س ٓاءَلُو‬َ َ ‫ه ٱلَّذِي ت‬ َ َّ ‫س ٓا ٗء وَٱتَّقُ وا ْ ٱلل‬
َ ِ ‫يرا َون‬ ٗ ِ ‫جااٗل كَث‬ َ ِ ‫ما ر‬َ ُ‫م ۡنه‬ِ
ُ َ
١ ‫ن عَل ۡيك مۡ َرقِيبٗا‬ َ ‫كَا‬
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu” (QS. An-Nisa: 1)

5. Apa saja ruang lingkup akhlak ?

E.     Ruang lingkup akhlak


Dalam pembinaan akhlak mulia merupakan ajaran dasar dalam Islam dan pernah diamalkan
seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.
Ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Al-
Qur’an dikaitkan dengan taqwa, dan taqwa berarti pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi
larangannya. Larangan Tuhan berhubungan perbuatan tidak baik, orang bertaqwa adalah
orang yang menggunakan akalnya dan pembinaan akhlak adalah ajaran paling dasar dalam
Islam. Dalam persepktif pendidikan Islam, pendidikan akhlak al-karimah adalah faktor
penting dalam pembinaan umat manusia, oleh karena itu, pembentukan akhlak al-karimah
dijadikan sebagai bagian dari tujuan pendidikan Islam. Pendapat Atiyah al-Abrasyi, bahwa
pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan mencapai kesempurnaan
akhlak merupakan tujuan pendidikan Islam.
Firman Allah swt. dalam QS. (29): 45
‫صالَةَ تَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ال‬
َّ ‫صالَةَ إِ َّن ال‬
Terjemahnya:
“… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar…”.
Firman Allah swt. dalam QS. (3): 159
ِ ‫ًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬w‫ًظ‬
‫ب الَ نـْفَضُّ وا ِم ْن َحوْ لِك‬ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم َولَوْ ُك ْنتَ فَ ـ‬
Terjemahnya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.
Dari dua ayat di atas sangat jelas menekankan kita untuk menjadikan akhlak sebagai landasan
segala tingkah laku yang berasal dari Al-Qur’an.
Secara garis besar, mata pengajaran aqidah akhlak berisi materi pokok sebagai berikut:
1.      Hubungan manusia dengan khalik
Hubungan vertikal antara manusia dengan khaliqnya mencakup dari segi aqidah yang
meliputi, iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikatnya, iman kepada kitab-
kitabnya, iman kepada rasul-rasulnya, dan kepada qada’ dan qadarnya.
2.      Hubungan manusia dengan hamba
Materi yang dipelajari meliputi akhlak dalam pergaulan hidup sesama manusia, kewajiban
membiasakan diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.
3.      Hubungan manusia dengan lingkungannya
Materi yang dipelajari meliputi akhlak menusia terhadap lingkungannya, baik lingkungan
dalam arti yang luas, maupun akhlak hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-
tumbuhan.
Yunahar Ilyas membagi pembahasan akhlak dengan enam bagian, yaitu:
1. Akhlak terhadap Allah swt.
2. Akhlak terhadap Rasulullah saw.
3. Akhlak pribadi
4. Akhlak dalam keluarga
5. Akhlak bermasyarakat
6. Akhlak bernegara.

Adapun ruang lingkup bidang studi akhlak adalah:


1.      Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan larangan
merusak, membinasakan dan menganiyaya diri baik secara jasmani (memotong dan merusak
badan), maupun secara rohani (membirkan larut dalam kesedihan)
2.      Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam keluarga, contohnya
berbakti pada orang tua, menghormati orang tua dan tidak berkata-kata yang menyakitkan
mereka.
3.      Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani kehidupan soaial, menolong
sesama, menciptakan masyarakat yang adil yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
4.      Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil Amri selama tidak bermaksiat
kepada agama, ikut serta dalam membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.
5.      Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya, beribadah
kepada Allah. Taat kepada Rosul serta meniru segala tingkah lakunya. Prinsip akhlak dalam
Islam yang paling menonjol adalah bahwa manusia dalam melakukan tindakan-tindakannya,
ia mempunyai kehendak-kehendak dan tidka melakukan sesuatu. Ia harus bertanggung jawab
atas semua dilakukannya dan harus menjaga perintah dan larangan akhlak. Tanggung jawab
itu merupakan tanggung jawab pribadi muslim, begitupun dalam kehidupan sehari-hari harus
selalu menampakkan sikap perbuatan berakhlak. Akan tetapi akhlak bukalah semata-mata
hanya perbuatan akan tetapi lebih kepada gambaran jiwa yang tersembunyi.

F.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Aqidah Akhlak


Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Aqidah Akhlak antara lain
adalah:
1.      Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang
dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat
yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a.       Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa
didorang oleh orang lain.
b.      Naluri Berjodoh (seksul instinct). Dalam alquran diterangkan, yang artinya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak”.
c.       Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya
kecintaan anak kepada orang tuanya.
d.      Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari
gangguan dan tantangan.
e.       Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari
terlebih dahulu.
2.      Adat atau kebiasaan
Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir
berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah
melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
3.      Wirotsah (keturunan) adapun warisan adalah:
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan).
Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak
itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
4.      Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan
lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan
masyarakat. milieu ada 2 macam:
a.       Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan
tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat
yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui
yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya.
Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh
dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
b.      Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus
bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan
tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak
anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan
yang diberikan oleh guru-guru disekolah

Adapula yang mengatakan ruang lingkup akhlak meliputi”


1.      Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang
itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada
diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri
dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan
semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai
perbuatan.
2.      Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua
terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan
anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah
memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan
dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap
lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik
untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri,
kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala
manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya
memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar
engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan
akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah
dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu,
mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu,
bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan
berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap
keperluan.
3.      Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu
susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak
kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti
ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan,
kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia
tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok,
bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang
disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika
tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai
dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
4.      Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama
denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama
mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah
salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
5.      Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang
lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan
Tuhan ( Adab Mukmin Dihadapan allah ), maupun secara horizontal dengan sesama makhluk
Tuhan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Akhlak merupakan sifat-sifat yang mencerminkan diri manusia. Akhlak dibagi menjadi 2,
yatu akhlak terpuji atau akhlak baik dan akhlak tercelak atau bisa disebut akhlak yang tidak
baik. Manusia di dunia ini adakalanya manusia tersebut perbuatannya baik, berarti ia
mempunyai akhlak yang baik, namun sebaliknya, jika perbiatannya itu jelek maka ia
mempunyai akhlak yang tidak baik atau akhlak tercela.

B.     Saran
Sebaiknya sebagai seorang muslim yang baik kita harus mempunyai akhlak yang terpuji agar
orang-orang lain dapat menghormati dan menghargai kita, dan juga derajat dari orang
tersebut akan diangkat oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmatillah, Asep dan Zakky, Ahmad, Akhlak Anak, Bogor: Lini Zikrul Kids, 2010

http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2013/12/memahami-ruang-lingkup-akhlak.html

http://andriwirana.blogspot.com/.

Anda mungkin juga menyukai